“ANTENATAL CARE ”
Dosen Pengampu: Fitri Fujiana, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.Kep.Mat
Disusun Oleh :
Sri Wahyuni (I4051201021)
E. Bukti Kehamilan
1. Tanda-Tanda Diduga Hamil
a. Payudara menjadi tegang
b. Amenorea (haid tidak datang)
c. Mengidam (ingin makanan khusus)
d. Mengalami mual dan muntah di pagi hari (morning sickness)
e. Hipersalivasi
f. Terkadang juga terdapat Konstipasi
g. Pigmentasi kulit (perubahan warna kulit)
2. Tanda Kemungkinan Hamil
a. Tanda chadwick
b. Pembesaran rahim dan perut
c. Tanda hegar
d. Teraba ballotement
e. Tanda chadwick
f. Tanda discasek
g. Reaksi pemeriksaan kehamilan positif
3. Tanda Pasti Hamil
a. Gerakan dan keberadaan janin dalam rahim mulai terasa
b. Pemeriksaan USG
c. Terdengar denyut jantung janin (Wagiyo & Putrono, 2016)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pada saat antenatal meliputi (Lutfiana, 2015):
a. Pemeriksaan golongan darah
Selain bertujuan untuk mengetahui golongan darah ibu, pemeriksaan
ini juga bertujuan untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang
sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan kadar Hb
Perlunya untuk mengetahui tingkat Hb pada ibu hamil. Selain
melakukan deteksi lebih awal hal ini juga sebagai upaya preventif
terjadinya anemia pada ibu hamil. selama kehamilan kondisi anemia
dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam
kandungan.
Pemeriksaan Hb darah dilakukan minimal sekali pada trimester
pertama dan sekali pada trimester ketiga.
c. Pemeriksaan protein dalam urine
Pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil biasanya dilakukan
pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk mengetahui apakah ada atau tidak proteinuria pada
ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator atau faktor
risiko terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah
Pada ibu hamil yang berisiko menderita DM maka harus dilakukan
pemeriksaan gula darah semasa kehamilannya minimal sekali pada
trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada
trimester ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).
e. Pemeriksaan darah malaria
Pemeriksaan malaria biasanya dilakukan pada ibu pendatang dari
daerah endemis. Ibu hamil di daerah non endemis malaria dilakukan
pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.
f. Pemeriksaan HIV
Diutamakan pada ibu yang berasal dari dengan risiko tinggi kasus
HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah
menjalani konseling kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan
sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV.
2. Ultrasonografi (USG)
USG merupakan suatu pemeriksaan secara prosedur diagnosis yang
digunakan untuk mengobservasi struktur jaringan tubuh atau analisis dari
gelombang Doppler, untuk menghasilkan suatu ultrasound didalam
jaringan maka pemeriksaannya dilakukan diatas permukaan kulit atau
diatas rongga tubuh. Pada trimester I, USG dilakukan untuk meyakinkan
adanya kehamilan, melakukan penaksiran pada usia kehamilan yang
kemudian dicocokkan sesuai dengan ukuran bayi, menentukan kondisi
bayi jika ada kemungkinan kelainan bawaan, menentukan sebab
terjadinya perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda
(misalnya
kehamilan ektopik), melakukan penentuan pada lokasi janin apakah
berada di dalam atau di luar rahim.
Sedangkan pada trimester II dan III pemeriksaan USG bertujuan
untuk menentukan kondisi plasenta, menilai jumlah air ketuban,
menentukan letak janin apakah sungsang atau terlilit tali pusat,
menentukan ukuran janin, memeriksa kondisi janin lewat pengamatan
aktivitasnya, serta untuk mengetahui apakah ada tumor atau tidak.
(Padila, 2015; Safitri et al., 2019)
G. Penaksiran Kehamilan
1. Bila HTPT tidak diketahui, usia kehamilan di tentukan dengan cara:
a. TFU ( Cm x 7/8 = usia dl mgg)
b. Terabanya ballotement di simpisis (12 mgg)
c. DJJ (+) dengan doppler (10-12 mgg)
d. DJJ (+) dengan fetoscop (20 mgg)
e. Quickening (20 mgg)
f. USG
2. Perhitungan Taksiran Partus (NAGELE):
a. Tanggal: Hari: (+7)
b. Bulan: (+3)
c. Tahun: (+1)
3. Perhitungan Taksiran Berat Janin
a. TFU – (11 belum masuk Pintu Atas Panggul (PAP)) x 155 = gr
b. TFU – (13 sudah masuk Pintu Atas Panggul (PAP)) x 155 = gr
4. Frekuensi kunjungan kehamilan
a. Kunjungan I (12-24 mgg)
Anamnesis secara lengkap, pemeriksaan fisik dan obstetri,
pemeriksaan lab, pengukuran antopometri, penilaian resiko
kehamilan, KIE.
b. Kunjungan II (28-32 mgg)
Anamnesis, pemeriksaan USG, penilaian resiko pada kehamilan,
nasehat untuk perawatan payudara dan senam hamil, pemberian TT I
c. Kunjungan III (34 mgg)
Anamnesis, pemeriksaan ulang lab. TT II
d. Kunjungan IV, V, VII, dan VIII (36-42 mgg)
Anamnesis, perawatan payudara dan persiapan persalinan (Padila,
2015).
H. Pemeriksaan kehamilan
1) Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan ini menilai keadaan umum, tekanan darah, nadi,
pernapasan, suhu dan kulit
2) Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan payudara (pembuluh darah
makin banyak, pigmentasi pada area kulit, areola, mamae, putting
makin hitam dan menonjol, payudara makin padat), pemeriksaan
leopold, mendengarkan detak jantung janin. Pemeriksaan palpasi biasa
digunakan untuk menetapkan dukungan janin dalam rahim dan usia
kehamilan terdiri pemeriksaan leopold I-IV. Tahap persiapan
pemeriksaan leopold:
a) Ibu tidur dengan kepada lebih tinggi
b) Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat diatas kepada atau
membujur disamping badan
c) Kaki ditekuk sedikit sehingga perlu lemas
d) Bagian perut klien dibuka seperlunya
e) Pemeriksaan menghadap ke muka penderita saat melakukan
pemeriksaan leopold I-III, sedangkan pada saat melakukan
pemeriksaan leopold IV pemeriksaan menghadap kaki.
Tahap pemeriksaan leopold meliputi (Jayanti, 2019):
(1) Leopold I
Kedua telapak tangan pemeriksaan berada pada fundus
uteri untuk menentukan TFU, sehingga perkiraan usia
kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.
Pada leopold 1 menentukan bagian apa yang terletak pada
fundus uteri.
Pada letak membujur sungsang, kepala bulat, keras dan
melenting pada goyangan; pada letak kepada alan teraba
bokong dan fundus: tidak keras dan melenting, dan tidak
bulat; pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh bagian
janin
(2) Leopold II
Pada leopold II meletakkan tangan secara membujur pada
bagian samping perut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti
papan cuci.
(3) Leopold III
Menentukan bagian apa yang terdapat diatas simfisis pubis.
Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong
teraba tidak keras dan tidak bulat pada letak lintang pubis
akan kosong.
(4) Leopold IV
Pada leopold IV pemeriksa menghadap kearah kaki ibu
untuk menetapkan bagian terendah janin sudah masuk ke
PAP. Pada pemeriksaan ini apabila tangan pemeriksa
menjadi divergen maka sudah masuk PAP, sedangkan bila
lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka tangan
pemeriksa konvergen
ASUHAN KEPERAWATAN
2) Intervensi:
a) Berikan informasi tentang perubahn fisik atau fisiologis
normal berkenaan dengan trimester tiga.
b) Berikan info tertulis/verbal tentang tanda-tanda awitan
persalinan, bedakan antara persalinan palsu dan benar
(Bobak et al., 2004).
4. Evaluasi
Setelah dilakukan serangkaian intervensi selama kehamilan trimester
ketiga ini, hasil akhir yan diharapkan adalah :
a. Perawatan fisiologis
1) Bumil dan keluarga menyatakan telah memiliki informasi
tentang adaptasi maternal dan perkembangan janin (sebagai
dasar penatalaksanan perawatan trimester ketiga).
2) Bumil memahami perawatan diri.
3) Bumil mengenali tanda-tanda yang mengindikasikan
penyimpangan dan mengetahui cara meminta bantuan.
b. Perawatan psikososial
1) Bumil menyatakan bahwa dia butuh belajar.
2) Bumil dan keluarga berpartisipasi aktif dalan perawatan
trimester ketiga kehamilan.
3) Bumil menyampaikan tentang rencana melahirkan
4) Hubungan saling percaya terus berkembang (Indriyani, 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, R. D., Rusmariana, A., & Mujiati, D. (2015). Frekuensi Kunjungan ANC
( Antenatal Care ) Pada Ibu Hamil Trimester III. Urnal Ilmiah Kesehatan
(JIK), VIII(2), 1–5.
Bobak, I. M., Fontaine, D. L., Hudak, C. M., & Gallo, B. M. (2004). Buku Ajar
Keperawatan Maternitas. EGC.
Cumber, S. N., Diale, D. C., Stanly, E. M., & Monju, N. (2016). Importance of
Antenatal Care Services to Pregnant Women at the Buea Regional Hospital
Cameroon. Journal of Family Medicine and Health Care, 2(4), 23–29.
https://doi.org/10.11648/j.jfmhc.20160204.11
Safitri, O., Utari, N., & Muli, evanya yola. (2019). Hubungan tingkat frekuensi
ibu USG terhadap keputusan teknik persalinan. Wellness and Healthy
Magazine, 1(2), 277–284.
https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/v1i218wh
Sulitiyanti, A., & Sunarti. (2015). Kajian Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care
oleh Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Masaran Sragen. Jurnal Ilmiah
Rekam Medis Dan Informatika Kesehatan, 5(2), 42–50.
Wagiyo, & Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi
Baru Lahir: Fisiologis dan Patologis. ANDI.
Disusun Oleh :
1. Data Anamnesa
1. Identitas Klien
1. Nama : Ny. D
2. Umur : 28 tahun
3. Alamat : Jl. Bhayangkara
4. Latar belakang pendidikan : SMA
5. Agama : Islam
6. No. Medrek :-
7. Tanggal pengkajian : 2 Desember 2020
2. Identitas penanggung jawab
1. Nama : Tn. R
2. Umur : 32 tahun
3. Alamat : Jl. Bhayangkara
4. Latar Belakang Pendidikan : DIII Ilmu Perikanan
5. Agama : Islam
2. Hubungan dengan klien :
1. Data Antopometri:
1. TB : 155 Cm
2. BB : Sebelum hamil (62 kg) saat ini (75kg),
perubahan BB (13 kg).
2. Tanda-tanda vital ibu : TD: 122/84 mmHg, T: 36.5 0C, N: 85x/m,
RR:16x/m.
3. Keluhan utama : pada saat dilakukan pengkajian pasien
mengatakan terkadang masih mengalami mual dengan frekuensi 2-4 kali
seminggu. Pasien mengatakan biasanya mengalami mual pada saat mencium
bau yang menyengat. Selain itu juga ditemukan bahwa pasien mengeluh sering
buang air kecil. Pasien mengatakan dalam sehari frekuensi BAK pasien
sebanyak ±8- 9 x/hari. Pasien mengatakan ia sering buang air kecil pada malam
hari dan subuh.
4. Riwayat masalah kesehatan saat ini : pasien mengeluh mual. Pasien juga
mengatakan selama kehamilan frekuensi BAK menjadi meningkat
dibandingkan sebelumnya. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan.
5. Riwayat ginekologi : Tidak ada
6. Riwayat menstruasi : Pasien mengatakan ia mengalami
menarche pada umur 12 tahun kelas 6 SD, siklus 28-30 hari, teratur, lamanya
menstruasi 7 hari. Warna darah haid merah segar. Pada hari pertama tampak
adanya gumpalan yang kemudian baru terasa encer. Pada saat haid pasien
mengatakan ia biasanya mengalami nyeri pinggang. LMP, 2 juni 2020
7. Taksiran partus : HPHT, 2-6-2020, HTP 9 Maret 2021.
USG, EDD 26-04-2021
8. Riwayat kehamilan : pasien mengatakan ini adalah hamil
ketiga dengan usia 5 bulan (G3P2A0). Pasien mengatakan ia telah mendapatkan
tablet fe yang diminum rutin setiap hari.
9. Riwayat persalinan : Anak pertama lahir pada tanggal 21
agustus 2011. Berjenis kelamin perempuan, dengan berat 3.5 kg.
Anak kedua lahir pada tanggal 26 juni 2015. Berjenis kelamin perempuan dan
memiliki berat 3.9 kg. pasien mengatakan ia melahirkan secara spontaneous di
bantu oleh bidan. Lama persalinan pasien ± 3-4 jam. Pasien mengatakan usia
kehamilan pada saat melahirkan kedua anaknya termasuk ke dalam kategori
cukup bulan ± 36 minggu.
10. Jumlah anak : pasien memiliki 2 orang anak yang
berusia 9 tahun dan 5 tahun.
11. Alergi obat/sensitivitas : tidak ada
12. Kebiasaan gaya hidup : pasien mengatakan, pada pagi hari ia
biasanya ia hanya melakukan jalan-jalan ringan di depan dan samping rumah.
Kegiatan sehari-hari ibu selama di rumah ialah memasak, bersih-bersih rumah,
menyapu, mengepel, mencuci dan melakukan pekerjaan rumah lainnya. Pasien
mengatakan ia sering mengonsumsi sayur-sayuran.
13. Imunisasi : tidak ada, pasien mengatakan hanya
mendapatkan suntikan TT pada saat kehamilan anak pertama.
14. Istirahat//tidur : pasien mengatakan jarang tidur siang dan
kadang tidak teratur. Pasien mengatakan durasi tidur malam ± 6-7 jam.
15. Kontrasepsi : pil kb
- Saliva meningkat
2. DS: Kelembapan pakaian Risiko infeksi
- Pasien mengeluh sering dalam yang
buang air kecil di malam digunakan
dan subuh hari
- Frekuensi BAK pasien
dalam sehari ±8-9 x/hari
- Pasien mengatakan jika hal
tersebut sedikit
mengganggu dan
menyebabkan celana yang
digunakan menjadi sering
lembab.
DO:
- Pasien tampak berulang kali
ke kamar mandi pada malam
hari
3. DS: Kurang adekuatnya Defisit
- Pasien mengatakan belum observasi dan pengetahuan
melakukan check lab antisipasi
selama masa kehamilan
DO:
- Menunjukkan persepsi yang
keliru terhadap masalah
1. Nausea b/d kehamilan d/d Pasien mengeluh mual dengan frekuensi 2-4 kali
seminggu, pasien mengatakan sering merasa mual ketika mencium bau yang
menyengat, saliva pasien tampak meningkat
2. Risiko infeksi b/d kelembapan pakaian dalam yang digunakan d/d Pasien
mengeluh sering buang air kecil di malam dan subuh hari, frekuensi BAK pasien
dalam sehari
±8-9 x/hari. Pasien mengatakan jika hal tersebut sedikit mengganggu dan
menyebabkan celana yang digunakan menjadi sering lembab. Pasien tampak
berulang kali ke kamar mandi pada malam hari
3. Defisit pengetahuan b/d kurang adekuatnya observasi dan antisipasi d/d Pasien
mengatakan belum melakukan check lab selama masa kehamilan. Pasien
menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah
ASUHAN KEPERAWATAN
No. Masalah Tujuan Intervensi Rasional
1. Nausea Setelah diberikan asuhan Manajemen mual Observasi
keperawatan selama 1 kali Observasi 1. Pengalaman mual yang berlebihan perlu
kunjungan tingkat nausea untuk diwaspadai
1. Identifikasi pengalaman mual
pasien menjadi menurun 2. Mengetahui frekuensi mual yang terjadi
2. Monitor mual (mis. Frekuensi,
dengan kriteria kriteria hasil: pada pasien
durasi dan tingkat keparahan)
1. Keluhan mual dari 3. Asupan nutrisi yang kurang dari
3. Monitor asupan nutrisi dan kalori
cukup meningkat (2) kebutuhan tubuh dapat membahayakan
menjadi cukup pasien misalnya dapat menyebabkan
Terapeutik
menurun (4) defisit nutrisi
2. Perasaan mual dari 1. Kendalikan faktor lingkungan Terapeutik
sedang (3) menjadi penyebab mual (mis. Bau tidak 1. Peningkatan hormon progesterin
cukup menurun (4) sedap, rangsangan visual yang menyebabkan sensitivitas indera
3. Jumlah saliva dari tidak menyenangkan) penciuman menjadi meningkat,
sedang (3) menjadi 2. Berikan makanan dalam jumlah sehingga bau yang menyengat biasanya
cukup menurun (4) kecil dan menarik akan merangsang perasaan mual
4. Perasaan asam mulut ataupun muntah pada ibu
Edukasi
dari sedang (3) 2. Untuk mencukupi pemenuhan
menjadi cukup kebutuhan nutrisi ibu
1. Anjurkan istirahat dan tidur yang
menurun (4) Edukasi
cukup
(PPNI,2019) 1. Memberikan kenyamanan pada ibu agar
2. Anjurkan penggunaan teknik
dapat beraktivitas serta mengurangi
nonfarmakologis untuk mengtasi
kelelahan
mual (aromaterapi)
2. Molekul yang dihasilkan minyak
esensial akan merangsang sistem limbik
3. Anjurkan sering membersihkan di otak. Selain itu juga pemberian
mulut, kecuali jika merangsang aromaterapi juga diyakini dapat
mual memengaruhi emosi, adrenalin, kelenjar
hipofisi, hipotalamus dan TD
(Rosalinna, 2019).
3. Menjaga kebersihan mulut
2. Risiko Setelah diberikan asuhan Pencegahan infeksi Observasi
Infeksi keperawatan selama 2 kali Observasi 1. Mengetahui agar dapat memberikan
kunjungan kontrol risiko 1. Monitor tanda dan gejala pengobatan atau implementasi yang
pasien menjadi meningkat infeksi sistemik dan lokal tepat
dengan kriteria kriteria hasil: Terapeutik Terapeutik
1. Kemampuan 1. Berikan perawatan kulit pada 1. Perawatan kulit yang tepat akan
mengidentifikasi area yang berisiko terjadinya mengurangi sebaran infeksi pada
faktor risiko dari infeksi pasien
cukup menurun (2) 2. Pertahankan teknik menjaga 2. Untuk mencegah penyebaran kuman-
menjadi cukup kebersihan pada bagian kuman yang ada di tangan.
meningkat (4) kemaluan pasien Edukasi
2. Kemampuan Edukasi 1. Agar pasien atau keluarga mengetahui
melakukan strategi 1. jelaskan tanda dan gejala tanda dan gejala infeksi dan segera
kontrol risiko dari infeksi melapor ke petugas kesehatan.
cukup menurun (2) 2. anjurkan untuk meningkatkan 2. Kebutuhan nutrisi memiliki peranan
menjadi cukup asupan nutrisi penting untuk menjaga sistem imun
meningkat (4) 3. anjurkan untuk meningkatkan pada pasien
3. Kemampuan asupan cairan 3. Minum yang banyak dianggap dapat
mengenali perubahan 4. anjurkan pasien untuk tidak membilas dan mendilusi urin sehingga
status kesehatan dari membasuh kemaluan dari membantu mengeradikasi bakteri dari
cukup menurun (2) belakang ke depan. saluran kemih. Staufferet al (2004) dan
menjadi cukup 5. Anjurkan pasien untuk Rudaitis et al (2009) pada studi mereka
meningkat (4) mengganti pakaian dalam bila menunjukkan bahwa konsumsi cairan
(PPNI,2019) sudah lembab yang rendah akan meningkatkan risiko
(PPNI, 2018) terjadinya infeksi (Fakhrizal, 2017).
4. Membasuh organ kewanitaan ke arah
yang salah, yaitu arah basuhan
dilakukan dari belakang ke depan dapat
menyebabkan masuknya bakteri ke alat
reproduksi.
5. kelambaban bisa membuat suasana
asam menjadi basa, selain itu
kelembaban juga menjadi tempat
bersemayam jamur dan bakteri (Yanti,
2017)
Defisit Setelah diberikan asuhan Edukasi perawatan kehamilan Observasi
3. Pengetah keperawatan selama 1 kali Observasi 1. Memudahkan dalam memberikan
uan
kunjungan, tingkat 1. Identifikasi kesiapan dan edukasi kepada pasien
pengetahuan keluarga pasien kemampuan menerima 2. Mengukur serta menggali pengetahuan
menjadi meningkat kriteria informasi pasien terkait perawatan masa
kriteria hasil: 2. Identifikasi pengetahuan kehamilan
1. Verbalisasi minat tentang perawatan masa terapeutik
dalam belajar dari kehamilan 1. Memberikan kesiapan kepada perawat
cukup menurun (2) Terapeutik dalam menyampaikan informasi
menjadi cukup 1. Sediakan materi dan media 2. Menyesuaikan waktu antara perawat
meningkat (4) pendidikan kesehatan dan pasien
2. Perilaku sesuai dengan 3. Meluruskan persepsi yang salah serta
pengetahuan dari meningkatkan pemahaman pasien
sedang (3) menjadi 2. Jadwalkan pendidikan Edukasi
cukup meningkat (4) kesehatan sesuai dengan 1. Menjadikan pasien untuk lebih paham
3. Pertanyaan tentang kesepakatan terhadap perubahan yang terjadi
masalah yang 3. Berikan kesempatan untuk selama masa kehamilan
dihadapi dari sedang bertanya 2. Agar pasien dapat mengetahui kondisi
(3) menjadi meningkat Edukasi janinnya saat ini serta hal apa saja
(1) 1. Jelaskan perubahan fisik dan yang dilakukan pasien
4. Persepsi yang keliru psikologis masa kehamilan 3. Nutrisi merupakan faktor penting
terhadap masalah dari 2. Jelaskan perkembangan janin dalam memengaruhi tumbuh kembang
sedang (3) menjadi 3. Jelaskan kebutuhan nutrisi janin. Nutrisi yang cukup membantu
meningkat (1) selama kehamilan perkembangan otak, meningkatkan
4. Jelaskan kebutuhan aktivitas sistem daya tubuh serta memberikan
(PPNI,2019)
dan istirahat kesehatan yang optimal dalam
5. Jelaskan tanda dan bahaya kandungan.
kehamilan 4. Istirahat yang cukup membantu dalam
6. Anjurkan ibu untuk sering memenuhi kebutuhan energi pasien
memeriksakan kehamilannya 5. Mengurangi terjadinya komplikasi dan
7. Jelaskan sistem dukungan cacat pada kehamilan
selama kehamilan 6. Menjadikan ibu lebih aware dan
(PPNI, 2018) mengetahui keadaan dan
perkembangan janin di dalam
kandungan
7. orang terdekat seperti suami maupun
keluarga merupakan faktor yang dapat
menjadikan pasien menjadi lebih
semangat serta mengurangi tingkat
ansietas yang dialami selama masa
kehamilan
Implementasi keperawatan
Tanggal Waktu Implementasi Paraf
3 desember 2020 13:00 WIB Manajemen mual
Observasi
1. Mengidentifikasi pengalaman mual
2. memonitor mual (mis. Frekuensi, durasi dan tingkat
keparahan)
3. Memonitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
1. Mengendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis.
Bau tidak sedap, rangsangan visual yang tidak
menyenangkan)
2. Memberikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
Edukasi
1. Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup
2. menganjurkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk
mengatasi mual (aromaterapi)
3. Menganjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika
merangsang mual
4 desember 2020 10:00 WIB Pencegahan infeksi
Observasi
1. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
Terapeutik
1. Memberikan perawatan kulit pada area yang berisiko
terjadinya infeksi
2. mempertahankan teknik untuk menjaga kebersihan pada
bagian kemaluan pasien
(PPNI, 2018)
5 desember 15:30 WIB Pencegahan infeksi
2020 Edukasi
1. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Menganjurkan untuk meningkatkan asupan nutrisi
3. Menganjurkan untuk meningkatkan asupan cairan
4. Menganjurkan pasien untuk tidak membasuh kemaluan
dari belakang ke depan.
5. Menganjurkan pasien untuk mengganti pakaian dalam bila
sudah lembab
Catatan Keperawatan
Tanggal Diagnosa Evaluasi paraf
3 desember 2020 Nausea S:
- Pasien mengatakan ingin mencoba menerapkan terapi
nonfarmakologi (aromaterapi) seperti yang telah
dianjurkan
- Pasien mengatakan adanya keinginan untuk mempelajari
nonframokologi lain untuk menurunkan frekuensi mual
O:
- Pasien tampak bersemangat ketika perawat memberikan
informasi kepada pasien mengenai cara untuk manajemen
mual
- Pasien tampak aktif bertanya kepada perawat mengenai
keluhan yang ia alami
- Pasien tampak mampu menjelaskan kembali informasi
yang telah di berikan perawat
A:
- Keluhan mual pasien sedikit berkurang
- Pasien tampak mampu mengaplikasikan anjuran yang
telah disampaikan perawat
- Masalah teratasi
P:
- Melakukan observasi dan evaluasi keadaan pasien terkait
dengan frekuensi mual
- Lanjutkan intervensi
4 desember 2020 Risiko infeksi S:
- Pasien mengatakan biasa membersihkan kemaluan sesaat
setelah buang air kecil
O:
- Tidak ditemukannya tanda-tanda infeksi pada saluran
kemih pasien
A:
- Perilaku yang ditunjukkan pasien sudah termasuk ke
dalam salah satu cara untuk mencegah terjadinya infeksi
pada saluran kemih
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi dalam memberikan edukasi berkaitan
dengan pencegahan infeksi pada pasien yang berisiko
mengalami Infeksi Saluran Kencing (ISK)
5 desember 2020 Risiko infeksi S:
- Pasien mengatakan sudah memahami cara yang dapat
dilakukan untuk mencegah infeksi pada saluran kemih
- Pasien mengatakan ia juga akan menjaga asupan nutrisi
dan cairannya
O:
- Pasien tampak serius mendengarkan perawat
- Pasien tampak aktif menanyakan kepada perawat
- Pasien tampak mampu mengulangi kembali pemamparan
informasi yang telah disampaikan
- Pasien tampak memahami materi yang diberikan perawat
A:
- Kemampuan pasien dalam melakukan pencegahan infeksi
meningkat
- Masalah teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
8 desember 2020 Defisit S:
pengetahuan - Pasien mengatakan sangat senang ketika bebincang-
bincang dengan perawat
- Pasien mengungkapkan jika ia memahami berkenaan
dengan informasi yang disampaikan perawat
- Pasien menjelaskan ia menjadi sedikit lega karena telah
mengetahui hal apa saja yang harus dipenuhi selama masa
kehamilan
- Pasien juga mengungkapkan adanya keinginan untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium atau cek darah
lengkap di Puskesmas
O:
- Pasien tampak antusias mendengarkan perawat
memberikan informasi
- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali
informasi yang telah disampaikan
- Pasien dan keluarga tampak aktif bertanya
A:
- Pengetahuan pasien dan keluarga meningkat
- Keluarga terlibat secara langsung dalam memenuhi
kebutuhan pasien selama kehamilan
- Masalah teratasi
P:
- Evaluasi secara objektif dan subjektif keadaan pasien
DAFTAR PUSTAKA
Fakhrizal, E. (2017). Infeksi Saluran Kemih pada Kehamilan: Prevalensi dan Faktor-Faktor
yang Memengaruhinya. Jurnal Ilmu Kedokteran, 1, 19–24.
https://doi.org/10.26891/jik.v11i1.2017.19-24
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan
Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Rosalinna. (2019). Aromaterapi Lavender Terhadap Pengurangan Mual Muntah Pada Ibu
Hamil. Jambura Health and Sport Journal, 1(2), 48–55.
http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1641431
Yanti, D. E. (2017). Faktor Risiko yang Berhubungan dengan kejadian Flour Abus pada
Remaja Putri di Pondok Pesantren Darul A’mal Kota Metro. Jurnal Dunia Kesmas,
6(3), 121–129.
“LAPORAN RESUME”
“INFERTILITAS ”
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
RESUME
Ny. I berusia 33 tahun, telah menikah selama ± 13 tahun dan belum memiliki keturunan
hingga sekarang. Berdasarkan data pengkajian pasien termasuk ke dalam kategori infertilitas
primer. Tanda-tanda vital pasien TD 120/80 mmHg, N: 75 x/ menit, RR: 16 x /menit. Masa
menarche pasien pada umur 12 tahun. Pasien mengatakan selama 13 tahun menikah ia pernah
hamil sekitar 4 kali, namun semuanya mengalami keguguran. Pasien mengatakan usia
kandungan janin yang pernah ia jalani hanya bertahan sekitar ± 2 bulan. Pasien mengatakan
tidak menggunakan KB. Pasien mengatakan belum pernah berobat ke RS dan hanya berobat
dengan orang pintar yang ada di kampungnya (dukun). Pasien mengatakan ia biasa
mengalami siklus menstruasi yang tidak normal dari biasanya, dimana biasanya ia hanya
mengalami flek-flek hitam pada saat ia menstruasi. Pasien memiliki riwayat penyakit DM
Tipe II selama 2 tahun, riwayat Penyakit Menular Seksual Disangkal (PMS). Pasien
mengatakan ia memiliki keluarga yang juga sulit untuk mendapatkan keturunan.
Implementasi:
- Mengidentifikasi tingkat pengetahuan
- Mengidentifikasi pengalaman selama prosedur pemeriksaan infertilitas
- Menjelaskan siklus menstruasi wanita, jika perlu
- Menjelaskan pentingnya untuk melakukan pemeriksaan infertilitas
- Menjelaskan mengenai infertilitas dan penanganannya
- Menjelaskan efek infertilitas pada hubungan pasangan
- Menganjurkan pasien dan pasangan untuk ke pusat layanan kesehatan
Evaluasi S:
- pasien mengatakan sangat senang atas kunjungan dan informasi yang
dilakukan
- Pasien mengatakan akan mencoba ke pusat pelayanan kesehatan terdekat
- Pasien mengatakan akan terus mencoba untuk melakukan yang terbaik
- Pasien mengatakan akan mencoba mengaplikasikan anjuran yang
telah disampaikan perawat.
O:
- Pasien tampak serius mendengarkan pembicaraan perawat
- Pasien tampak antusias bertanya mengenai pengalaman yang pernah ia
rasakan
- Pasien mampu menjelaskan kembali informasi yang telah
disampaikan perawat
- Pasien tampak sedikit demi sedikit mulai terbuka dengan keluhannya
selama ini
A:
- Pasien mengatakan adanya keinginan untuk mencoba ke pelayanan
kesehatan terdekat
- Masalah teratasi
P:
- Melakukan follow up pasien
- Mengevaluasi keadaan pasien secara subjektif dan objektif
- Memberikan pasien informasi baru berkaitan dengan infertilitas
Nama : Sri Wahyuni
NIM : I4051201021
Lampiran foto
a. pengertian Menopause
b. penyebab Kanker
Payudara
c. Periode Menopause
d. Gejala Menopause
e. Perubahan yang terjadi
pada saat menopause
f. Cara mengatasi
keluhan menopause
a. Pengertian Infertilitas,
jenis infertilitas
b. penyebab Infertilitas
pada laki-laki dan
perempuan
c. pencegahan infertilitas
d. Penaganan infertilitas
Memberi kesempatan pada Sasaran (pasangan
pasangan infertilitas untuk infertilitas )
mengajukan pertanyaan menanyakan
mengenai hal apa saja yang keluhan dan
harus pasien lakukan untuk pengalaman yang
mengatasi infertilitas, serta selama ini
dirasakan serta
menanyakan
mendiskusikan keluhan langkah yang
yang dirasakan terbaik untuk
penganan yang
dilakukan dalam
mengatasi
infertilitas
1. Sistem Integumen
Adanya peningkatan pigmentasi
Linea nigra : garsi hiperpigmentasi yang biasa ditemukan pada abdomen,
membentang dai simfisi pubis hingga atas fundus
Hiperpigmentasi : warna kulit menjadi lebih gelam
Striae gravidarum(stretch mark) biasa ditemukan pada bagian bokong,
payudara dan abdomen. Garis ini akan memudar menyerupai warna perak
selama periode post partum
Lanjutan…
2. Sistem Muskuloskeletal
Simfisis pubis menjadi lebar, menyebabkan gaya berjalan ibu tampak “seperti
bebek”
Lordosis lumbal, terjadi karena uterus yang membersar serta bergerak keatas
dan luar
3. Sistem reproduksi
• uterus : pelunakan segmen bawah rahim (tanda hegar)
• Serviks mengalami pelunakan dan dapat berubah warna menjadi biru-ungu tua
• Vagina menunjukkan semburat warna biru (tanda chadwhick)
• Payudara menjadi membesar
Lanjutan….
4. Sistem kardiovaskular
Curah jantung menjadi meningkat
Frekuensi denyut jantung meningkat
S
5. istem gastrointestinal
• Mual dan muntah
• Progestron menurun sehingga menyebabkan pengosongan lambung dan
mengakibatkan peningkatan risiko kejadian konstipasi
S
6. istem urinaria
- Peningkatan frekuensi berkemih
Kebutuhan
nutrisi ibu
hamil
Penuhi
kebutuhan
nutrisi untuk
janin sehat dan
cerdas
Kebutuhan istirahat ibu
Tanda bahaya
kehamilan
Macam-macam tanda bahaya kehamilan
diantaranya: perdarahan per vaginam, sakit
kepala yang hebat, masalah penglihatan,
bengkak pada muka dan tangan, nyeri perut
yang hebat, gerakan janin berkurang atau
menghilang, demam, mual muntah yang
berlebihan, keluar cairan banyak per vaginam
secara tiba-tiba (keluar air ketuban sebelum
waktunya).
Terima kasih
Pencegahan
Infertilitas Penanganan Infertilitas
❶Mengobati infeksi di organ
❶Pemberian antibiotik
❷Menghindari rokok
❷Pembedahan
❸Menghindari alkohol ❸Terapi endometriosis dapat dilakukan
dan zat adiktif pada penderita endometriosis.
❹Tindakan pembedahan/operasi
❹Hindari obat yang varikokel.
mempengaruhi ❺Memberikan suplemen vitamin
❻Tindakan operasi pada penyumbatan
jumlah sperma, seperti
di saluran sperma
obat darah tinggi
❼Menghentikan obat-obatan yang
diduga menyebabkan gangguan sperma.
Berprilaku sehat
(menjaga pola makan, ❽Menjalani teknik reproduksi bantuan
Disusun Oleh:
meluangkan waktu
untuk berolahraga SRI WAHYUNI
(I4051201021)
Segera ke
pelayanan
kesehatan
terdekat
untuk
melakukan
konsultasi
PROFESI
NERS
FAKULTAS
KEDOKTERA
N
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
hubungan seksual tanpa Infert
menggunakan alat kontrasepsi, ilitas
apa
itu tetapi belum memiliki anak.
Inferti
litas
Infertilitas diklasifikasikan menjadi
dua :
❶ Infertilitas ❷ Sekunder :
❷ Kelainan Endometriosis
Faktor Pria pada rahim
❶Kelainan S
bentuk alat u
kelamin m
misalnya b
hipospadia a
t
a
n
t
u
b
a
f
a
l
l
o
p
i
❹
PENGERTIAN MENOPAUSE
Menopasue adalah suatu proses peralihan dari masa produktif menuju perubahan secara perlahan-lahan ke masa non produktif yang disebabkan oleh berkurangnya horm
PERIODE
MENOPAUSE
Pra Menopause
Dimulai pada rentang usia 40 tahun.
Menopause
Disusun oleh :
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA TAHUN AJARAN 2020/
Keluarga
Berencana
(KB)
SRI WAHYUNI
I4051201021
Pengertian KB
Keluarga berencana (KB) merupakan usaha untuk
mengukur jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang
diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan
program atau cara untuk mencegah dan menunda
kehamilan (Sulistyawati, 2013).
Manfaat KB
Jenis-jenis, cara,
kerugian dan
keuntungan KB
KONTRASEPSI ALAMIAH
1. Menggunakan sistem kalender
Metode ini menggunakan penghitungan masa subur wanita,
dan menghindari berhubungan seks pada masa subur ter-
sebut. Kelebihan: Murah, tidak menggunakan alat atau
hormon. Kekurangan: Kurang efektif, kegagalan metode ini
pada tahun pertama mencapai 20%.
2. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif untuk menekan
ovulasi. Metode ini memiliki tiga syarat yang harus dipenuhi:
• Ibu belum mengalami haid
• Bayi disususi secara ekslusif dan sering, sepanjang siang dan
malam
• Bayi berusia kurang dari 6 bulan. Kelebihan: Mendorong pola
menyusui yang benar, sehingga membawa manfaat bagi ibu dan
bayi. Kekurangan: Tidak ada.
KONTRASEPSI HORMONAL
1. PIL KOMBINASI
Cara kerja KB Pil menurut Saifuddin (2010) yaitu:
a) Menekan ovulasi
b) Mencegah implantasi
c) Mengentalkan lendir serviks
d) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan terganggu.
Keuntungan
Tidak mengganggu hubungan seksual Kekurangan:
- Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia) - Meningkatkan risiko hipertensi dan
- Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker - penyakit kardiovaskular
ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, acne, - Peningkatan berat badan
disminorhea - Sakit kepada
- Dapat digunakam sebagai metode jangka panjang - jerawat
- Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopouse
- Mudah dihentikan setiap saat
- Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil
dihentikan
Lanjutan KONTRASEPSI HORMONAL
Kelebihan IUD
Bisa digunakan untuk metode jangka panjang
Bisa digunakan untuk klien yang mempunyai tekanan darah tinggi
Tidak mengganggu produksi ASI
Kekurangan
Mengganggu hubungan seksual
Harus datang ke tenaga kesehatan untuk memasang, melepas, dan
kontrol
Mahal
Tidak bsa mencegah darib PMS
Efek Samping
Amenorhea
Spoting / perdarahan bercak
Nyeri
KONTRASEPSI MANT Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2
macam yaitu Metode Operatif Wanita
(MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP).
MOW sering dikenal dengan tubektomi
karena prinsip metode ini adalah
memotong atau mengikat saluran
tuba/tuba falopii sehingga mencegah
pertemuan antara ovum dan sperma.
Sedangkan MOP sering dikenal dengan
nama vasektomi, vasektomi yaitu
memotong atau mengikat saluran vas
deferens sehingga cairan sperma tidak
dapat keluar atau ejakulasi
CARA MELAKUKAN Profesi ners UNIVERSITAS TANJUNGPURA
SADARI
5 Dengan perlahan remas puting $0.00
1
SADARI
susu dan perhatikan terhadap
Berdirilah di depan cermin $0.00
adanya rabas
Periksa payudara terhadap segala Jika rabas dikeluarkan dari puting susu
sesuatu yang tidak lazim selama sebulan yang terjadi ketika
Perhatikan adanya rabas dari puting susu, sedang atau tidak melakukan SADARI-
keriput, dimpling, atau kulit yang temuilah dokter
mengelupas 6 Langkah 4 dan 5 harus diulangi $0.00
dengan posisi berbaring
2 Perhatikan dengan baik di depan $0.00 Berbaringlah mendatar telentang
cermin ketika melipat tangan di dengan tangan kiri di bawah kepala
belakang kepala dan menekan tangan dan sebuah bantal atau handuk yang
ke arah depan dilipat di bawah bahu kiri (posisi ini
akan mendatarkan payudara dan
Perhatikan setiap perubahan kontur dari
memudahkan untuk memeriksa
payudara
Gunakan gerakan sirkuler yang
3 sama seperti diuraikan di atas
Tangan ditekan dengan kuat pada $0.00
pinggang dan agak membungkuk ke Ulangi pada payudara kanan
arah cermin sambil menarik bahu ke
arah depan
Perhatikan setiap perubahan pada
kontur payudara
4 Angkat lengan kiri
$0.00
Gunakan 3 atau 4 jari tangan kanan untuk
meraba payudara kiri dengan kuat, hati- hati,
dan menyeluruh
Mulailah pada tepi terluar, tekan bagian datar DISUSUN
dan jari tangan dalam lingkaran kecil, OLEH SRI
bergerak melingkar dengan lambat di sekitar
payudara WAHYUNI
ecara bertahap lakukan ke arah puting sus
Pastikanlah untuk melakukannya pada I4051201021
seluruh payudara Program Studi Ners
Beri perhatian khusus pada area di antara Fakultas KEDOKTERAN
payudara dan di bawah lengan, termasuk
bagian bawah lengan itu sendiri Universitas TANJUNGPURA
Rasakan adanya benjolan atau massa yang
tidak lazim di bawah kulit TAHUN AJARAN 2020/2021
MARI SADARI KANKER PAYUDARA SEJAK DINI
Kenapa SADARI itu Waktu yang tepat melakukan SADA
SADARI? berikut :
Bibir atas dan bawah bayi membuka lebar, dengan dagu menempel pada payudara ibu.
Tidak terasa nyeri saat bayi menyusui. Bila saat menyusui puting terasa nyeri, maka dicurigai cara menyusui bayi belum tepat.
Tidak terdengar bunyi mengisap
atau berdecak, tetapi yang terdengar adalah sesekali suara meneguk.
Saat bayi selesai menyusui, puting tidak mendatar atau berubah bentuk.
Bayi merasa kenyang atau puas, yang ditandai dengan bayi tampak tenang, jemari terbuka, atau langsung tertidur.
Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh para ibu adalah hanya memasukkan puting ke dalam mulut bayi, sementara seharusnya hampir seluruh areola
Prog
Teknik menyusui
Disusun Oleh :
Sri Wahyuni (I4051201021)