Anda di halaman 1dari 99

“LAPORAN PENDAHULUAN”

“ANTENATAL CARE ”
Dosen Pengampu: Fitri Fujiana, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.Kep.Mat

Disusun Oleh :
Sri Wahyuni (I4051201021)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
KONSEP ANTENATAL CARE (ANC)

A. Definisi Antenatal Care (ANC)


Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan yang profesional. Adapun bentuk pelayanan yang diberikan selama
ANC ialah melakukan pemeriksaan kesehatan secara fisik, psikologis,
pendidikan kepada ibu hamil secara terstruktur dan terencana untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan janin serta membantu dalam
mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi
peran baru sebagai orang tua. Selain itu, antenatal care juga berfokus untuk
mengidentifikasi risiko pada ibu hamil, mencegah penyakit dan
memanajemen kehamilan serta memberikan promosi kesehatan (Bobak &
Jensen, 1996: 145 dalam Wagiyo & Putrono, 2016; Marniyati et al., 2016;
WHO, 2016).
Bentuk pelayanan yang tersedia pada ANC meliputi penyediaan
informasi mengenai perawatan post partum, perawatan bayi baru lahir, teknik
menyusui serta tanda-tanda masalah kesehatan yang harus segera ditangani
(Al-Ateeq & Al-Rusaiess, 2015)
Kunjungan ibu hamil tidak hanya dilakukan pada saat melakukan kontak
dengan tenaga kesehatan, baik posyandu ataupun polindes, namun kunjungan
rumah sebenarnya juga termasuk ke dalam kunjungan ibu hamil. Selain itu,
kunjungan ANC dengan tenaga kesehatan yang profesional dilakukan untuk
mendapatkan ANC sesuai standar yang ditetapkan (Depkes RI, 2008).

B. Kunjungan Antenatal Care (ANC)


Menurut (Manuaba, 2010) jadwal kunjungan ANC sesuai dengan
usia kehamilan atau trimester:
1. Trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, kehamilan trimester
kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan. Pada kunjungan ini dilakukan :
a. Pengkajian riwayat obstetric dan ginekologi serta anamnesis lengkap
b. Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital ( tekanan darah,
nadi, pernafasan, suhu tubuh, bunyi jantung, bunyi pernafasan)
c. Pemeriksaan obstetric ; usia kehamilan, TFU, DJJ (kehamilan lebih
dari 12 minggu), pengukuran panggul luar.
d. Pemeriksaan laboratorium ; urine lengkap, pemeriksaan hb, golongan
darah, gula darah dan leukosit
e. Penilaian status gizi, dilihat dari keseimbangan antara berat badan
(BB) dan tinggi badan (TB). Diberikan nasihat diet (gizi seimbang):
protein 0,5 g per kgBB atau tambah satu telur per hari
f. Penilaian resiko kehamilan. Observasi: penyakit yang dapat
memengaruhi kehamilan dan komplikasi kehamilan. Rencana:
pengobatan terhadap penyakit, menghindari terjadinya komplikasi
kehamilan, dan imunisasi tetanus I (Aisyah et al., 2015).
g. KIE pada ibu hamil tentang kebersihan diri dan gizi ibu hamil.
h. Pemberian imunisasi TT 1
2. Kehamilan trimester ketiga (28-32 minggu). Pemeriksaan terutama untuk
memberikan penilaian terhadap risiko kehamilan, laju pertumbuhan janin
dan kelainan cacat bawaan:
Kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Mengkaji keluhan dan perkembangan kehamilan pada pasien
b. Pemeriksaan fisik dan obstetric (pengukuran panggul luar tak perlu
dilakukan lagi).
c. Pemeriksaan dengan USG, Biometri janin. (besar dan usia kehamilan),
aktifitas janin, kelainan, cairan ketuban dan letak plasenta.
d. Penilaian resiko kehamilan dan pemeriksaan laboratorium.
e. KIE tentang perawatan payudara.
f. Pemberian imunisasi tetanus (Sulitiyanti & Sunarti, 2015).
3. Kunjungan IV kehamilan 34 minggu. Pemeriksaan terutama untuk menilai
resiko kehamilan dan pemeriksaan laboratorium ulang. Kegiatan adalah :
a. Anamnese keluhan dan gerakan janin.
b. Pengamatan gerak janin
c. Pemeriksaan fisik dan obstetric (pemeriksaan panggul dalam bagi
kehamilan
d. pertama).
e. Penilaian resiko kehamilan.
f. Pemeriksaan laboratorium ulang : Hb, Ht, dan gula darah.
g. Nasehat senam hamil, perawatan payudara dan gizi (Sulitiyanti &
Sunarti, 2015).
4. Kunjungan V (36 minggu), kunjungan VI (38 minggu), kunjungan VII (40
minggu) (2 minggu 1 kali). Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko
kehamilan, aktifitas janin dan pertumbuhan yang secara klinis :
a. Anamnese meliputi keluhan, gerakan janin dan keluhan.
b. Pemeriksaan laboratorium ulang (Hb dan gula darah).
c. Melakukan pemeriksaan fisik dan obstetrik.
d. Memberikan penilaian resiko kehamilan.
e. Menyarankan untuk USG ulang pada kunjungan IV
f. KIE tentang senam hamil, perawatan payudara, dan persiapan
persalinan.
g. Pengawasan penyakit yang menyertai kehamilan dan komplikasi
trimester III
h. Penyuluhan diet sehat 5 sempurna (Sulitiyanti & Sunarti, 2015).
5. Kunjungan VIII 41 minggu, kunjungan IX 42 minggu (1 minggu sekali).
Pemeriksaan terutama ditujukan kepada penilaian, kesejahteraan janin dan
fungsi plasenta serta persiapan persalinan. Kegiatan yang dilakukan adalah
a. Anamnese meliputi keluhan dan lain-lain.
b. Pengamatan gerak janin.
c. Pemeriksaan fisik dan obstetric.
d. Pemeriksaan USG yaitu pemeriksaan yang memantau keadaan jantung
janin
e. sehubungan dengan timbulnya kontraksi.
f. Memberi nasehat tentang tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan
dan
g. rencana untuk melahirkan.
h. Sesuai standar kunjungan ibu hamil diatas maka semakin tua umur
kehamilan
i. harus semakin sering memeriksakan kehamilannya, resiko
kehamilannya
j. semakin tinggi, semakin tinggi pula kebutuhan untuk memeriksakan
kehamilannya (Sulitiyanti & Sunarti, 2015)
Jika dipatuhi, total jadwal melakukan ANC sebanyak 12–13 kali
selama hamil. Namun, di negara berkembang dilakukan sebanyak empat
kali sudah cukup: satu kali pada trimester I dan II dan dua kali pada
trimester III (Manuaba, 2010).

C. Tujuan Antenatal Care (ANC)


Antenatal Care (ANC) bertujuan untuk menjaga supaya ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta
melahirkan bayi yang sehat.
Menurut Reeder S. J. (1997: 111) tujuan ANC adalah melindungi ibu dan
janin selama kehamilan dengan mempertimbangkan sosio-kultural keluarga.
Tujuan utama pelayanan ANC di Indonesia adalah :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Membantu mencegah kematian ibu dan anak, mencegah komplikasi
membantu membina hubungan yang baik antara suami dan istri, ibu dan
anak serta ayah dan anak (Cumber et al., 2016).
3. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial
ibu dan bayi.
4. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
obstetric, dan pembedahan.
5. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
6. Mempersiapkan ibu supaya masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
7. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
supaya dapat tumbuh kembang secara normal (Wagiyo & Putrono, 2016).
D. Pelayanan / asuhan standar “14 T”
Secara umum standar pelayanan ANC minimal 5T, meningkat jadi 7T
dan sekarang menjadi 12 T, sedangkan untuk daerah gondok dan malaria
menjadi 14T. Empat belas standar pelayanan yang harus dilakukan tenaga
kesehatan profesional seperti bidan, perawat, dokter umum atau ahli
kandungan. Pelaksanaan standar “14 T” pelayanan ANC memiliki peranan
penting untuk perkembangan kesehatan pada ibu hamil. Pemeriksaan ini juga
berfungsi untuk mendeteksi secara dini penyakit pada ibu hamil, mengecek
risiko yang berhubungan dengan kehamilan serta membantu dalam
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu hamil (Rosmirati, 2017).
Adapun empat belas standar pelayanan tersebut adalah (Rukiyah, 2014;
Lutfiana, 2015):
1. Timbang berat badan
Timbang berat badan bertujuan untuk mengetahui adanya gangguan
pertumbuhan pada janin. Jika berat badan pada ibu hamil kurang dari
sembilan kilogram atau kurang dari satu kilogram tiap bulan selama
kehamilan menunjukkan maka hal ini menunjukkan adanya gangguan
pertumbuhan janin.
2. Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah yang dilakukan setiap kali pada kunjungan
berfungsi untuk mengetahui adanya hipertensi (tekanan darah140/90
mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema
wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria).
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Bertujuan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan
umur kehamilan. Jika tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia
kehamilan maka berisiko mengalami gangguan terhadap pertumbuhan
janin. Pengukuran TFU pada kehamilan <24 minggu dilakukan dengan
jari, tetapi apabila TFU >24 minggu memakai Mc. Donald yaitu
menggunakan metlin dari tepi atas sympisis fundus uteri kemudian
ditentukan seusia rumusnya.
Usia kehamilan
Tinggi fundus
(minggu)
Dalam cm Menggunakan petunjuk
Badan
12 - Teraba diatas simfisis pubis
16 - Pertengahan simfisis pubis
dan umbilicus
20 20 cm (±2cm) Pada umbilicus
22-27 UK (minggu)=cm -
(±2cm)
28 28 cm (±2cm) Pertengahan umbilicus dan
prosesus sifodeus
29-35 UK (minggu)=cm -
(±2cm)
26 36 cm (±2cm) Pada prosesus sifodeus
Sumber : (Jayanti, 2019)
4. Beri imunisasi tetanus toksoid (TT)
Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, dilakukan dengan menyesuaikan
status imunisasi ibu saat ini. Pemberian imunisasi TT bertujuan untuk
mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil dilakukan diskrining
status imunisasi TT-nya.
5. Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Pemberian tablet zat besi meimal 90 tablet berfungsi untuk mencegah
anemia gizi besi. Wanita hamil rata-rata menyerap zat besi sebanyak 60
mg/hari, kebutuhannya meningkat secara signifikan trimester 2 karena
absorbsi usu yang tinggi.
6. Tes PMS
Penyakit menular seksual merupakan infeksi yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Penyakit ini akan sangat beresiko apabila dilakukan
dengan berganti-ganti pasangan. Secara Umum perempuan beresiko lebih
besar tertular karena bentuk alat reproduksinya lebih rentan terhadap
PMS. Beberapa jenis penyakit menular seksual, yaitu : a) Gonorrea b)
Trikonomiasis c) Sifilis (Raja Singa) c) Trikonomiasis d) klamida
7. Temu wicara
Temu wicara dapat berupa , konsultasi , anamnesa dan persiapan rujukan.
Anamnesa meliputi biodata, riwayat kesehatan, riwayat menstruasi,
persalinan riwayat kehamilan, nifas dan pengetahuan klien. Memberikan
konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan.
8. Pemeriksaan HB (Hemoglobin)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui golongan darah ibu,
sehingga apabila ibu membutuhkan donor pada saat persalinan ibu sudah
mempersiapkannya sesuai dengan golongan darah ibu.
9. Perawatan payudara, senam payudara dan tekan payudara
Perawatan payudara bertujuan untuk memberikan kelancaran proses
menyusui dan tidak adanya komplikasi pada payudara, karena segera
setelah lahir bayi akan dilakukan IMD (Rufaridah, 2019).
10. Pemeliharaan tingkat kebugaran/senam ibu hamil
Untuk melatih nafas ibu saat menghadapi proses persalinan serta untuk
menjaga kebugaran tubuh ibu selama hamil.
11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi
Untuk mendeteksi secara dini apakah ibu mengalami hipertensi atau
tidak. Karena apabila hasil protein, maka ibu bahaya PEB.
12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendeteksi dengan cepat karena
ditakutkan ibu mengalami penyakit DM
13. Pemberian terapi kapsul yodium
Diberikan terapi tersebut untuk mengantisipasi secara dini terjadinya
kekurangan yodium dan mengurangi angla terjadinya kekerdilan pada
bayi kelak.
14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria
Diberikan kepada ibu hamil yang berada di daerah endemik malaria f.
(Rufaridah, 2019).

E. Bukti Kehamilan
1. Tanda-Tanda Diduga Hamil
a. Payudara menjadi tegang
b. Amenorea (haid tidak datang)
c. Mengidam (ingin makanan khusus)
d. Mengalami mual dan muntah di pagi hari (morning sickness)
e. Hipersalivasi
f. Terkadang juga terdapat Konstipasi
g. Pigmentasi kulit (perubahan warna kulit)
2. Tanda Kemungkinan Hamil
a. Tanda chadwick
b. Pembesaran rahim dan perut
c. Tanda hegar
d. Teraba ballotement
e. Tanda chadwick
f. Tanda discasek
g. Reaksi pemeriksaan kehamilan positif
3. Tanda Pasti Hamil
a. Gerakan dan keberadaan janin dalam rahim mulai terasa
b. Pemeriksaan USG
c. Terdengar denyut jantung janin (Wagiyo & Putrono, 2016)

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pada saat antenatal meliputi (Lutfiana, 2015):
a. Pemeriksaan golongan darah
Selain bertujuan untuk mengetahui golongan darah ibu, pemeriksaan
ini juga bertujuan untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang
sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan kadar Hb
Perlunya untuk mengetahui tingkat Hb pada ibu hamil. Selain
melakukan deteksi lebih awal hal ini juga sebagai upaya preventif
terjadinya anemia pada ibu hamil. selama kehamilan kondisi anemia
dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam
kandungan.
Pemeriksaan Hb darah dilakukan minimal sekali pada trimester
pertama dan sekali pada trimester ketiga.
c. Pemeriksaan protein dalam urine
Pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil biasanya dilakukan
pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk mengetahui apakah ada atau tidak proteinuria pada
ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator atau faktor
risiko terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah
Pada ibu hamil yang berisiko menderita DM maka harus dilakukan
pemeriksaan gula darah semasa kehamilannya minimal sekali pada
trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada
trimester ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).
e. Pemeriksaan darah malaria
Pemeriksaan malaria biasanya dilakukan pada ibu pendatang dari
daerah endemis. Ibu hamil di daerah non endemis malaria dilakukan
pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.
f. Pemeriksaan HIV
Diutamakan pada ibu yang berasal dari dengan risiko tinggi kasus
HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah
menjalani konseling kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan
sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV.
2. Ultrasonografi (USG)
USG merupakan suatu pemeriksaan secara prosedur diagnosis yang
digunakan untuk mengobservasi struktur jaringan tubuh atau analisis dari
gelombang Doppler, untuk menghasilkan suatu ultrasound didalam
jaringan maka pemeriksaannya dilakukan diatas permukaan kulit atau
diatas rongga tubuh. Pada trimester I, USG dilakukan untuk meyakinkan
adanya kehamilan, melakukan penaksiran pada usia kehamilan yang
kemudian dicocokkan sesuai dengan ukuran bayi, menentukan kondisi
bayi jika ada kemungkinan kelainan bawaan, menentukan sebab
terjadinya perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda
(misalnya
kehamilan ektopik), melakukan penentuan pada lokasi janin apakah
berada di dalam atau di luar rahim.
Sedangkan pada trimester II dan III pemeriksaan USG bertujuan
untuk menentukan kondisi plasenta, menilai jumlah air ketuban,
menentukan letak janin apakah sungsang atau terlilit tali pusat,
menentukan ukuran janin, memeriksa kondisi janin lewat pengamatan
aktivitasnya, serta untuk mengetahui apakah ada tumor atau tidak.
(Padila, 2015; Safitri et al., 2019)

G. Penaksiran Kehamilan
1. Bila HTPT tidak diketahui, usia kehamilan di tentukan dengan cara:
a. TFU ( Cm x 7/8 = usia dl mgg)
b. Terabanya ballotement di simpisis (12 mgg)
c. DJJ (+) dengan doppler (10-12 mgg)
d. DJJ (+) dengan fetoscop (20 mgg)
e. Quickening (20 mgg)
f. USG
2. Perhitungan Taksiran Partus (NAGELE):
a. Tanggal: Hari: (+7)
b. Bulan: (+3)
c. Tahun: (+1)
3. Perhitungan Taksiran Berat Janin
a. TFU – (11 belum masuk Pintu Atas Panggul (PAP)) x 155 = gr
b. TFU – (13 sudah masuk Pintu Atas Panggul (PAP)) x 155 = gr
4. Frekuensi kunjungan kehamilan
a. Kunjungan I (12-24 mgg)
Anamnesis secara lengkap, pemeriksaan fisik dan obstetri,
pemeriksaan lab, pengukuran antopometri, penilaian resiko
kehamilan, KIE.
b. Kunjungan II (28-32 mgg)
Anamnesis, pemeriksaan USG, penilaian resiko pada kehamilan,
nasehat untuk perawatan payudara dan senam hamil, pemberian TT I
c. Kunjungan III (34 mgg)
Anamnesis, pemeriksaan ulang lab. TT II
d. Kunjungan IV, V, VII, dan VIII (36-42 mgg)
Anamnesis, perawatan payudara dan persiapan persalinan (Padila,
2015).

H. Pemeriksaan kehamilan
1) Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan ini menilai keadaan umum, tekanan darah, nadi,
pernapasan, suhu dan kulit
2) Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan payudara (pembuluh darah
makin banyak, pigmentasi pada area kulit, areola, mamae, putting
makin hitam dan menonjol, payudara makin padat), pemeriksaan
leopold, mendengarkan detak jantung janin. Pemeriksaan palpasi biasa
digunakan untuk menetapkan dukungan janin dalam rahim dan usia
kehamilan terdiri pemeriksaan leopold I-IV. Tahap persiapan
pemeriksaan leopold:
a) Ibu tidur dengan kepada lebih tinggi
b) Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat diatas kepada atau
membujur disamping badan
c) Kaki ditekuk sedikit sehingga perlu lemas
d) Bagian perut klien dibuka seperlunya
e) Pemeriksaan menghadap ke muka penderita saat melakukan
pemeriksaan leopold I-III, sedangkan pada saat melakukan
pemeriksaan leopold IV pemeriksaan menghadap kaki.
Tahap pemeriksaan leopold meliputi (Jayanti, 2019):
(1) Leopold I
Kedua telapak tangan pemeriksaan berada pada fundus
uteri untuk menentukan TFU, sehingga perkiraan usia
kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.
Pada leopold 1 menentukan bagian apa yang terletak pada
fundus uteri.
Pada letak membujur sungsang, kepala bulat, keras dan
melenting pada goyangan; pada letak kepada alan teraba
bokong dan fundus: tidak keras dan melenting, dan tidak
bulat; pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh bagian
janin
(2) Leopold II
Pada leopold II meletakkan tangan secara membujur pada
bagian samping perut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti
papan cuci.
(3) Leopold III
Menentukan bagian apa yang terdapat diatas simfisis pubis.
Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong
teraba tidak keras dan tidak bulat pada letak lintang pubis
akan kosong.
(4) Leopold IV
Pada leopold IV pemeriksa menghadap kearah kaki ibu
untuk menetapkan bagian terendah janin sudah masuk ke
PAP. Pada pemeriksaan ini apabila tangan pemeriksa
menjadi divergen maka sudah masuk PAP, sedangkan bila
lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka tangan
pemeriksa konvergen
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Keperawatan pada Ibu Hamil Trimester 1


1. Pengkajian
a. Riwayat obsttetri
1) Gravida, para, dan abortus (GPA)
2) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
3) Pengalaman persalinan, janis persalinan dan penolong persalinan.
4) Jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
5) Komplikasi maternal, seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan
dan pendarahan.
6) Komplikasi pada bayi.
7) Rencana menyusui bayi
b. Riwayat kontrasepsi
Riwayat pemakaian kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada
saat screening kunjungan pertama.
c. Riwayat penyakit dan operasi
Penyakit kronis seperti penyakit hipertensi, panyakit pernafasan, DM
dan ginjal dapat memberikan dampak yang buruk pada pada
kehamilan.
d. Riwayat kesehatan
e. Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Usia, ras, dan latar belakang etnis.
2) Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
3) Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan
jantung.
4) Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan cidera pelvis
5) Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual
dan tuberkulosis
6) Riwayat dan perawatan anemia.
7) Fungsi serta perubahan vesika urinaris dan bowel.
8) Jumlah konsumsi kafein setiap hari, seperti kopi, teh, cokelat,
dan minuman ringan.
2. Diagnosa keperawatan
a. Keletihan berhubungan dengan peningkatan metabolisme
karbohidrat, perubahan kimia tubuh, dan peningkatan kebutuhan
energi untuk melakukan aktifitas.
b. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan nafsu makan, mual/muntah, keuangan yang tidak
mencukupi, tidak mengenal peningkatan metabolik/nutrisi.
c. Risiko kekurangan volume cairan, berhubungan dengan
mual/muntah secara berlebihan.
d. Risiko terjadinya cedera pada janin berhubungan dengan malnutrisi
ibu, pemajanan pada teratogen/agen infeksius, adanya kelainan
genetik.
3. Intervensi keperawatan
a. Keletihan berhubungan dengan peningkatan metabolisme
karbohidrat, perubahan kimia tubuh, dan peningkatan kebutuhan
energi untuk melakukan aktifitas.
1) Tujuan: dalam waktu 2x24 jam setelah diberikan tindakan
keperawatan, pasien, tidak mengalami keletihan/kelelahan.
2) Kriteria hasil:
a) Mengidentifikasi dasar yang mengakibatkan kelelahan dan
area kontrol individu.
b) Memodifikasi gaya hidup untuk memenuhi perubahan
kebutuhan melaporkan adanya peningkatan energi
3) Intervensi:
a) Anjurkan tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 8 jam.
b) Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen
terhadap pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri.
c) Pantau kadar Hb, jelaskan peran zat Fe dalam tubuh,
anjurkan mengkonsumsi zat Fe sesuai indikasi.
b. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan nafsu makan, mual/muntah, keuangan yang tidak
mencukupi, tidak mengenal peningkatan metabolik/nutrisi
1) Tujuan: dalam waktu 3x24 jam setelah dilakukan tindakan
keperawatan, kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
2) Kriteria hasil:
a) Menjelsakan komponen diet seimbang prenatal.
b) Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin,
mineral dan zat besi.
c) Mengikuti diet yang dianjurkan.
d) Mengkonsumsi vitamin/suplemen zat besi.
3) Intervensi:
a) Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dahulu atau
sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam.
b) Dapatkan riwayat kesehatan; catat usia kurang dari 17
tahun, lebih dari 35 tahu.
c) Perhatikan adanya pika/mengidam.
d) Timbang BB klien, pastikan BB pregravid.
c. Risiko kekurangan volume cairan, berhubungan dengan
mual/muntah secara berlebihan.
1) Tujuan: dalam waktu 1x24 jam setelah diberikan tindakan
keperwatan, klien tidak mengalami mual dan muntah.
2) Kriteria hasil:
a) Klien dapat mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk
menurunkan frekuensi mual/muntah.
b) Klien mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai
setiap hari.
c) Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala dehidrasi.
3) Intervensi:
a) Tentukan frekuensi/beratnya mual dan muntah.
b) Anjurkan klien mempertahankan input/output, tes urine dan
penurunan BB setiap hari.
c) Anjurkan peningkatan masukkan minuman berkarbonat,
makn 6x sehari dengan tinggi karbohidrat dan jumlahnya
sedikit.
d) Kaji suhu dan perubahan kulit, membran mukosa, tensi, BJ
urine, dan input/output.
4. Evaluasi
Setelah dilakukan serangkaian intervensi selama kehamilan trimester
pertama ini, hasil akhir yan diharapkan adalah :
a. Ibu menunjukkan pengetahuan yang benar dan meningkat tentang
adaptasi maternal terhadap perkembangan janin.
b. Ibu akan menggunakan pengetahuan tentang pentingnya nutrisi,
kebutuhan seksual, aktivitas sehari-hari, keadaan rasa tidak nyaman
akibat kehamilan dan juga perawatan diri.
c. Ibu dapat mengenali gejala-gejala yang menunjukkan penyimpangan
dari kehamilan normal dan juga dapat melaporkan kondisi tersebut.
d. Ibu dan keluarganya akan turut berpartisipasi secara aktif selama
perawatan pada kehamilan trimester pertama.
B. Keperawatan pada Ibu Hamil Trimester 2
1. Pengkajian
a. Pemeriksaan fisik
Pada setiap kunjungan, pola pernafasan dihitung atau diperiksa.
Diukur tekanan darah (lengan kanan, sambil duduk, periksa juga
berat badan apakah bertambah, tetap atau berkurang) apakah cocok
dengan rencana.
b. Pengkajian fetal
Pengukuran TFU diatas simfisis pubis dapat dijadikan sebagai
indikator kemajuan pertumbuhan janin. Tinggi fundus uteri selama
trimester kedua, organ uterus menjadi lebih besar.
c. Tes laboratorium
Tes laboratorium rutin selama trimester kedua dibatasi. Spesimen
urin digunakan untuk mendeteksi kadar glukosa, aseton,
albumin/protein, RBCs, dan leukosit.
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi perubahan
biofisik.
b. Ketidakefktifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran
diafragma karena pembesaran uterus.
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perubahan trimester
kedua yang dialami.
d. Risiko tinggi terhadap cidera janin berhubungan dengan kesehatan
ibu, pemajanan pada teratogen/agen infeksi.
3. Intervensi Keperawatan
a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi perubahan
biofisik
1) Kriteria hasil:
a) Mengungkapkan penerimaan/adaptasi bertahap untuk
mengubah konsep diri atau citra tubuh.
b) Mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan
mempertahankan kepuasan penampilan keseluruhan.
2) Intervensi
a) Kaji sikap terhadap kehamilan, perubahn bentuk tubuh dan
sebagainya.
b) Diskusikan perubahan aspek fisiologis dan respon klien
terhadap perubahan, berikan informasi tentang kenormalan
perubahan.
b. Ketidakefktifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran
diafragma karena pembesaran uterus
1) Kriteria hasil:
a) Klien akan melaporkan penurunan frekuensi/beratnya
keluhan.
b) Mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi
pernapasan.
2) Intervensi:
a) Kaji status pernapasan.
b) Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi
sebelumnya.
c) Kaji kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht) tekankan
pentingnya masukan vitamin/fero sulfat prenatal setiap hari.
d) Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan
pernapasan dan program aktivitas/latihan yang realistis.
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perubahan trimester
kedua yang dialami
1) Kriteria Hasil
a) Klien mengungkapkan/mendemosntrasikan perilaku
perawatan diri yang meningkatkan kesejahteraan.
b) Klien bertanggung jawab terhadap perawatan kesehatannya
sendiri.
c) Mengenali dan melakukan tindakan untuk meminimalkan
dan mencegah faktor resiko.
d) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda bahaya/mencari
perawatan medis yang tepat.
2) Intervensi;
a) Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trimester
kedua.
b) Berikan informasi tentang kebutuhan terhadap fero ulfat dan
asam folat.
c) Mengidentifikasi adanya obat-obatan yang mungkin
diperlukan untuk mengontrol atau mengatasi masalah
medis.
d) Diskusikan kebutuhan terhadap pemeriksaan laboratorium
khusus, skrining dan pemantauan ketat sesuai indikasi.
d. Risiko tinggi terhadap cidera janin berhubungan dengan kesehatan
ibu, pemajanan pada teratogen/agen infeksi
1) Kriteria hasil:
a) Klien mengungkapkan kesadaran tentang faktor risiko
individu.
b) Klien dapat menghindari faktor dan menghindar perilaku
yang dapat memperberat cedera janin.
2) Intervensi:
a) Tentukan pemahaman sebelum informasi diberikan.
b) Tinjau ulang status kesehatan ibu.
c) Kaji faktor lain yang ada pada situasi ini yang mungkin
berbahaya pada janin
d) Perhatikan quickening (persepsi ibu terhadap gerakan janin)
dan denyut jantung janin (DJJ).
e) Kaji pertumbuhan uterus dan tinggi funsus uteri pada setiap
kunjungan
4. Evaluasi
Setelah dilakukan serangkaian intervensi selama kehamilan trimester
kedua ini, hasil akhir yan diharapkan adalah :
a. Ibu terpenuhi kebutuhannya selama kehamilan trimester kedua
b. Ibu hamil memahami semua informasi yang disampaikan selama
kunjungan prenatal
c. Ibu menggunakan pengetahuannya guna pemenuhan dan
pemeliharaan perawatan diri.
d. Terbinanya hubugan yang semakin berkembang antara pemberi
pelayanan (petugas kesehatan) dengan ibu hamil.
e. Ibu dan keluarga berpartisipasi secara aktif dalam perawatan
trimester kedua kehamilan.
C. Keperawatan pada Ibu Hamil Trimester 3
1. Pengkajian
a. Data subjektif
1) Biodata klien dan penanggung jawab.
2) Keluhan dan lasan datang.
3) Riwayat kesehatan.
4) Riwayat perkawinan.
5) Riwyat menstruasi.
6) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
7) Riwayat kehamilan sekarang.
8) Riwayat KB (Keluarga Berencana).
9) Kebutuhan sehari-hari sebelum dan selama hamil.
10) Psikososiospritual (perasaan dengan kehamilan, respon keluarga
terhadap kehamilan, pengambilan keputusan yang dominan).
b. Data objektif
1) TTV: suhu, nadi, pernapsan, dan tekanan darah.
2) Inspeksi:
a) Muka: tidak cloasma gravidarum, tidak ada edema.
b) Mamae: montgomery terlihat, puting susu menonjol, dan
kolostrum sudah keluar.
c) Perut: linea alba dan striae gravidarum ada.
d) Anus: tidak hemoroid.
3) Palpasi:
a) Leopold I: TFU pertengahan antara prosesus xipodius dan
pusat bagian fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting.
b) Leopold II: Bagian kanan ibu teraba seperti papan
memanjang dan keras yang mengindikasikan punggung si
bayi. Bagian kiri biasanya teraba bagian kecil-kecil janin,
hal ini mengindikasikan jari-jari si bayi.
c) Leopold III: bagian segmen bawah rahim teraba bagian
bulat, keras dan melenting.
d) Leopold IV: kedua jari-jari tangan bertemu, berarti kepala
janin belum masuk PAP.
4) Auskultasi: bunyi denyut jantung janin (DJJ).
5) Perkusi: reflek patela positif.
2. Diagnosa keperawatan
a. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik karena
pengaruh hormonal.
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pengalaman,
kesalahan interpretasi informasi.
3. Intervensi/rencana tindakan keperawatan
a. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik penagruh
hormonal
1) Kriteria hasil:
a) Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri dengan
tepat untuk mengurangi ketidaknyaman.
b) Klien mampu melaporkan ketidaknyamanan dapat
diminimalkan atau dikontrol.
c) Klien mampu mencari pertolongan dengan cepat.
2) Intervensi:
a) Kaji terus-menerus ketidaknyamanan klien dan metode
mengatasinya.
b) Kaji status pernapasan klien.
c) Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan
perubahan cara berjalan.
d) Berikan suplemen kalsium dengan tepat.
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pengalaman,
kesalahan interpretasi informasi.
1) Kriteria hasil:
a) Klien mampu mendiskusikan perubahn fisik/fisiologis
berkenaan dengan persalinan/kelahiran.
b) Mengidentifikasi sumber-sumber yang tepat untuk
mendapatkan informasi tentang perawatan bayi.
c) Klien mampu mengungkapkan kesiapan untuk persalinan
atau kelahiran dan bayi.

2) Intervensi:
a) Berikan informasi tentang perubahn fisik atau fisiologis
normal berkenaan dengan trimester tiga.
b) Berikan info tertulis/verbal tentang tanda-tanda awitan
persalinan, bedakan antara persalinan palsu dan benar
(Bobak et al., 2004).
4. Evaluasi
Setelah dilakukan serangkaian intervensi selama kehamilan trimester
ketiga ini, hasil akhir yan diharapkan adalah :
a. Perawatan fisiologis
1) Bumil dan keluarga menyatakan telah memiliki informasi
tentang adaptasi maternal dan perkembangan janin (sebagai
dasar penatalaksanan perawatan trimester ketiga).
2) Bumil memahami perawatan diri.
3) Bumil mengenali tanda-tanda yang mengindikasikan
penyimpangan dan mengetahui cara meminta bantuan.
b. Perawatan psikososial
1) Bumil menyatakan bahwa dia butuh belajar.
2) Bumil dan keluarga berpartisipasi aktif dalan perawatan
trimester ketiga kehamilan.
3) Bumil menyampaikan tentang rencana melahirkan
4) Hubungan saling percaya terus berkembang (Indriyani, 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, R. D., Rusmariana, A., & Mujiati, D. (2015). Frekuensi Kunjungan ANC
( Antenatal Care ) Pada Ibu Hamil Trimester III. Urnal Ilmiah Kesehatan
(JIK), VIII(2), 1–5.

Al-Ateeq, M. A., & Al-Rusaiess, A. A. (2015). Health education during antenatal


care: the need for more. International Journal of Women’s Health, 239–242.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.2147/IJWH.S75164

Bobak, I. M., Fontaine, D. L., Hudak, C. M., & Gallo, B. M. (2004). Buku Ajar
Keperawatan Maternitas. EGC.

Cumber, S. N., Diale, D. C., Stanly, E. M., & Monju, N. (2016). Importance of
Antenatal Care Services to Pregnant Women at the Buea Regional Hospital
Cameroon. Journal of Family Medicine and Health Care, 2(4), 23–29.
https://doi.org/10.11648/j.jfmhc.20160204.11

Indriyani, D. (2013). Keperawatan Maternitas: Pada Area Perawatan Antenatal.


Graha Ilmu.

Jayanti, I. (2019). Evidence Based dalam Praktik Kebidanan. CV Budi Utama.


Lutfiana, L. (2015). Adanya Program ANC Terpadu Guna Menurunkan Angka
HIV & AIDS di Indonesia.

Manuaba, I. B. G. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Pendidikan,


Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC.

Marniyati, L., Saleh, I., & Soebyakto, B. B. (2016). Pelayanan Antenatal


Berkualitas dalam Meningkatkan Deteksi Risiko Tinggi pada Ibu Hamil oleh
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Sako, Sosial, Sei Baung dan Sei Selincah di
Kota Palembang. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 3(1), 355–362.

Padila. (2015). Asuhan Keperawatan Maternitas II. Nuha Medika.

Rosmirati. (2017). Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan dengan Standar


14 T di Puskesmas Dempo Palembang Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Multi
Science Kesehatan, 14–20.

Rufaridah, A. (2019). Pelaksanaan Antenatal Caree (ANC) 14 T pada Bidan di


wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang. Menara Ilmu, 13(2), 1–12.
http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1006808
Rukiyah, A. Y. dkk. (2014). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Trans Info Media.

Safitri, O., Utari, N., & Muli, evanya yola. (2019). Hubungan tingkat frekuensi
ibu USG terhadap keputusan teknik persalinan. Wellness and Healthy
Magazine, 1(2), 277–284.
https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/v1i218wh
Sulitiyanti, A., & Sunarti. (2015). Kajian Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care
oleh Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Masaran Sragen. Jurnal Ilmiah
Rekam Medis Dan Informatika Kesehatan, 5(2), 42–50.

Wagiyo, & Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi
Baru Lahir: Fisiologis dan Patologis. ANDI.

WHO. (2016). WHO Recomendations on Antenatal Care For a Positive


Pregnancy Experience.
“ASUHAN KEPERAWATAN”
“ANTENATAL CARE ”
Dosen Pengampu: Fitri Fujiana, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.Kep.Mat

Disusun Oleh :

Sri Wahyuni (I4051201021)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
PANDUAN LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
ANTENATAL

Nama Mahasiswa : Sri Wahyuni


NPM : I4051201021
Tanggal pengkajian : 2 Desember 2020

1. Data Anamnesa
1. Identitas Klien
1. Nama : Ny. D
2. Umur : 28 tahun
3. Alamat : Jl. Bhayangkara
4. Latar belakang pendidikan : SMA
5. Agama : Islam
6. No. Medrek :-
7. Tanggal pengkajian : 2 Desember 2020
2. Identitas penanggung jawab
1. Nama : Tn. R
2. Umur : 32 tahun
3. Alamat : Jl. Bhayangkara
4. Latar Belakang Pendidikan : DIII Ilmu Perikanan
5. Agama : Islam
2. Hubungan dengan klien :
1. Data Antopometri:
1. TB : 155 Cm
2. BB : Sebelum hamil (62 kg) saat ini (75kg),
perubahan BB (13 kg).
2. Tanda-tanda vital ibu : TD: 122/84 mmHg, T: 36.5 0C, N: 85x/m,
RR:16x/m.
3. Keluhan utama : pada saat dilakukan pengkajian pasien
mengatakan terkadang masih mengalami mual dengan frekuensi 2-4 kali
seminggu. Pasien mengatakan biasanya mengalami mual pada saat mencium
bau yang menyengat. Selain itu juga ditemukan bahwa pasien mengeluh sering
buang air kecil. Pasien mengatakan dalam sehari frekuensi BAK pasien
sebanyak ±8- 9 x/hari. Pasien mengatakan ia sering buang air kecil pada malam
hari dan subuh.
4. Riwayat masalah kesehatan saat ini : pasien mengeluh mual. Pasien juga
mengatakan selama kehamilan frekuensi BAK menjadi meningkat
dibandingkan sebelumnya. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan.
5. Riwayat ginekologi : Tidak ada
6. Riwayat menstruasi : Pasien mengatakan ia mengalami
menarche pada umur 12 tahun kelas 6 SD, siklus 28-30 hari, teratur, lamanya
menstruasi 7 hari. Warna darah haid merah segar. Pada hari pertama tampak
adanya gumpalan yang kemudian baru terasa encer. Pada saat haid pasien
mengatakan ia biasanya mengalami nyeri pinggang. LMP, 2 juni 2020
7. Taksiran partus : HPHT, 2-6-2020, HTP 9 Maret 2021.
USG, EDD 26-04-2021
8. Riwayat kehamilan : pasien mengatakan ini adalah hamil
ketiga dengan usia 5 bulan (G3P2A0). Pasien mengatakan ia telah mendapatkan
tablet fe yang diminum rutin setiap hari.
9. Riwayat persalinan : Anak pertama lahir pada tanggal 21
agustus 2011. Berjenis kelamin perempuan, dengan berat 3.5 kg.
Anak kedua lahir pada tanggal 26 juni 2015. Berjenis kelamin perempuan dan
memiliki berat 3.9 kg. pasien mengatakan ia melahirkan secara spontaneous di
bantu oleh bidan. Lama persalinan pasien ± 3-4 jam. Pasien mengatakan usia
kehamilan pada saat melahirkan kedua anaknya termasuk ke dalam kategori
cukup bulan ± 36 minggu.
10. Jumlah anak : pasien memiliki 2 orang anak yang
berusia 9 tahun dan 5 tahun.
11. Alergi obat/sensitivitas : tidak ada
12. Kebiasaan gaya hidup : pasien mengatakan, pada pagi hari ia
biasanya ia hanya melakukan jalan-jalan ringan di depan dan samping rumah.
Kegiatan sehari-hari ibu selama di rumah ialah memasak, bersih-bersih rumah,
menyapu, mengepel, mencuci dan melakukan pekerjaan rumah lainnya. Pasien
mengatakan ia sering mengonsumsi sayur-sayuran.
13. Imunisasi : tidak ada, pasien mengatakan hanya
mendapatkan suntikan TT pada saat kehamilan anak pertama.
14. Istirahat//tidur : pasien mengatakan jarang tidur siang dan
kadang tidak teratur. Pasien mengatakan durasi tidur malam ± 6-7 jam.
15. Kontrasepsi : pil kb

3. Data Pemeriksaan Fisik


1. Perubahan Sistem Reproduksi :
1. Uterus
TFU Letak/presentasi DJJ Usia Gestasi Data lain
janin
3 jari Melintang 178x/menit 20 minggu -
dibawah
pusar
2. Payudara : Payudara bersih, pembesaran kedua payudara simetris, papilla
mammae menonjol, terdapat hiperpigmentasi papilla dan areola mammae,
tidak terdapat benjolan abnormal, colostrum sudah keluar saat dipencet
areola mammae.
2. Perubahan sistemik : Inspeksi, Palpasi, Perkusi & Auskultasi
1. Sistem Cardiovaskular : HR: 68x/m regular, TD:122/84 mmHg,
tidak didak ada udem. BJ I (S1) : penutupan katub mitral dan trikuspidalis
(LUB). BJ II (S2) : penutupan katub Aorta dan Pulmonal (DUB).
Tidak ditemukan BJ abnormal.
2. Basal Metabolisme : pasien mengatakan kondisi tubuhnya
saat ini tidak terlalu lemah, Berat badan pasien naik sekitar 13 kg. Kenaikan
berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir, hal ini
disebabkan oleh : hasil konsepsi (fetus, placenta, liquor amnii), dari ibu (uterus,
mammae, volume darah, lemak ,protein, retensi air yang meningkat).
3. Sistem Hematologi : Pasien mengatakan belum melakukan
cek darah atau laboratorium, homan’s sign (-)
4. Sistem Respiratori : nose bleeds (-), pasien mengatakan saat
ini ia tidak sesak. Pasien tampak bernapas secara normla, tidak ada retraksi
otot intercostal, suara nafas vesikular.
5. Sistem Urinarius : Frekuensi BAK 8-9 x/hari, peningkatan
kapasitas bladder (+)
6. Sistem Gastrointestinal : Mulut : bibir pasien tampak lembab,
keadaan mulut terlihat bersih, tidak ada pembesaran tonsil, tidak terdapat
stomatitis, lidah tampak bersih dan gusi tidak berdarah
Saliva sedikit meningkat, mual (+) muntah (-), ngidam (+), heartburn (-),
konstipasi (-)
7. Sistem Neurologi : pasien mengatakan ia hanya mengalami
nyeri kepala pada saat awal kehamilan (trimester I), pasien mengatakan
ekstremitasnya juga tidak mengalami perubahan sensori
8. Sistem Musculoskeletal : pasien mengatakan biasanya perubahan
posisi dari jongkok ke berdiri sedikit mengalami nyeri pada Otot abdominal
(nyeri pada perut), namun nyeri tersebut hanya sebentar. Tidak ada nyeri
pada lumbosacral.
Kekuatan otot Ket : 5 = Dapat melawan
5 5 tahanan pemeriksa dengan
5 5
kekuatan maksimal

9. Sistem Integumen : Tekstur kulit pasien terasa lembut dan


elastis, turgor kulit pasien < 3 detik lemak, rambut tampak hitam dan
tumbuh dengan baik. Kuku tampak kemerahan, clubbing finger (-), CRT <
2 detik.
10. Perubahan psikososial : Pasien mengatakan semenjak hamil
aktivitas seperti jualan di alihkan kepada orang lain. pasien mengatakan
pola nutrisi tidak ada yang berubah. Pasien juga mengatakan dikarenakan
ini adalah kehamilan ke-3 ia merasa stretch marks adalah hal biasa
sehingga ia tidak terlalu memikirkannya.
11. Hasil pemeriksaan penunjang : -
12. Potensi Komplikasi :-
13. Patient/Family Teaching :-
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1. DS: Kehamilan Nausea

- Pasien mengeluh mual


dengan frekuensi 2-4 kali
seminggu

- Pasien mengatakan sering


merasa mual ketika
mencium bau yang
menyengat
DO:

- Saliva meningkat
2. DS: Kelembapan pakaian Risiko infeksi
- Pasien mengeluh sering dalam yang
buang air kecil di malam digunakan
dan subuh hari
- Frekuensi BAK pasien
dalam sehari ±8-9 x/hari
- Pasien mengatakan jika hal
tersebut sedikit
mengganggu dan
menyebabkan celana yang
digunakan menjadi sering
lembab.
DO:
- Pasien tampak berulang kali
ke kamar mandi pada malam
hari
3. DS: Kurang adekuatnya Defisit
- Pasien mengatakan belum observasi dan pengetahuan
melakukan check lab antisipasi
selama masa kehamilan
DO:
- Menunjukkan persepsi yang
keliru terhadap masalah

Prioritas masalah keperawatan

1. Nausea b/d kehamilan d/d Pasien mengeluh mual dengan frekuensi 2-4 kali
seminggu, pasien mengatakan sering merasa mual ketika mencium bau yang
menyengat, saliva pasien tampak meningkat
2. Risiko infeksi b/d kelembapan pakaian dalam yang digunakan d/d Pasien
mengeluh sering buang air kecil di malam dan subuh hari, frekuensi BAK pasien
dalam sehari
±8-9 x/hari. Pasien mengatakan jika hal tersebut sedikit mengganggu dan
menyebabkan celana yang digunakan menjadi sering lembab. Pasien tampak
berulang kali ke kamar mandi pada malam hari
3. Defisit pengetahuan b/d kurang adekuatnya observasi dan antisipasi d/d Pasien
mengatakan belum melakukan check lab selama masa kehamilan. Pasien
menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah
ASUHAN KEPERAWATAN
No. Masalah Tujuan Intervensi Rasional
1. Nausea Setelah diberikan asuhan Manajemen mual Observasi
keperawatan selama 1 kali Observasi 1. Pengalaman mual yang berlebihan perlu
kunjungan tingkat nausea untuk diwaspadai
1. Identifikasi pengalaman mual
pasien menjadi menurun 2. Mengetahui frekuensi mual yang terjadi
2. Monitor mual (mis. Frekuensi,
dengan kriteria kriteria hasil: pada pasien
durasi dan tingkat keparahan)
1. Keluhan mual dari 3. Asupan nutrisi yang kurang dari
3. Monitor asupan nutrisi dan kalori
cukup meningkat (2) kebutuhan tubuh dapat membahayakan
menjadi cukup pasien misalnya dapat menyebabkan
Terapeutik
menurun (4) defisit nutrisi
2. Perasaan mual dari 1. Kendalikan faktor lingkungan Terapeutik
sedang (3) menjadi penyebab mual (mis. Bau tidak 1. Peningkatan hormon progesterin
cukup menurun (4) sedap, rangsangan visual yang menyebabkan sensitivitas indera
3. Jumlah saliva dari tidak menyenangkan) penciuman menjadi meningkat,
sedang (3) menjadi 2. Berikan makanan dalam jumlah sehingga bau yang menyengat biasanya
cukup menurun (4) kecil dan menarik akan merangsang perasaan mual
4. Perasaan asam mulut ataupun muntah pada ibu
Edukasi
dari sedang (3) 2. Untuk mencukupi pemenuhan
menjadi cukup kebutuhan nutrisi ibu
1. Anjurkan istirahat dan tidur yang
menurun (4) Edukasi
cukup
(PPNI,2019) 1. Memberikan kenyamanan pada ibu agar
2. Anjurkan penggunaan teknik
dapat beraktivitas serta mengurangi
nonfarmakologis untuk mengtasi
kelelahan
mual (aromaterapi)
2. Molekul yang dihasilkan minyak
esensial akan merangsang sistem limbik
3. Anjurkan sering membersihkan di otak. Selain itu juga pemberian
mulut, kecuali jika merangsang aromaterapi juga diyakini dapat
mual memengaruhi emosi, adrenalin, kelenjar
hipofisi, hipotalamus dan TD
(Rosalinna, 2019).
3. Menjaga kebersihan mulut
2. Risiko Setelah diberikan asuhan Pencegahan infeksi Observasi
Infeksi keperawatan selama 2 kali Observasi 1. Mengetahui agar dapat memberikan
kunjungan kontrol risiko 1. Monitor tanda dan gejala pengobatan atau implementasi yang
pasien menjadi meningkat infeksi sistemik dan lokal tepat
dengan kriteria kriteria hasil: Terapeutik Terapeutik
1. Kemampuan 1. Berikan perawatan kulit pada 1. Perawatan kulit yang tepat akan
mengidentifikasi area yang berisiko terjadinya mengurangi sebaran infeksi pada
faktor risiko dari infeksi pasien
cukup menurun (2) 2. Pertahankan teknik menjaga 2. Untuk mencegah penyebaran kuman-
menjadi cukup kebersihan pada bagian kuman yang ada di tangan.
meningkat (4) kemaluan pasien Edukasi
2. Kemampuan Edukasi 1. Agar pasien atau keluarga mengetahui
melakukan strategi 1. jelaskan tanda dan gejala tanda dan gejala infeksi dan segera
kontrol risiko dari infeksi melapor ke petugas kesehatan.
cukup menurun (2) 2. anjurkan untuk meningkatkan 2. Kebutuhan nutrisi memiliki peranan
menjadi cukup asupan nutrisi penting untuk menjaga sistem imun
meningkat (4) 3. anjurkan untuk meningkatkan pada pasien
3. Kemampuan asupan cairan 3. Minum yang banyak dianggap dapat
mengenali perubahan 4. anjurkan pasien untuk tidak membilas dan mendilusi urin sehingga
status kesehatan dari membasuh kemaluan dari membantu mengeradikasi bakteri dari
cukup menurun (2) belakang ke depan. saluran kemih. Staufferet al (2004) dan
menjadi cukup 5. Anjurkan pasien untuk Rudaitis et al (2009) pada studi mereka
meningkat (4) mengganti pakaian dalam bila menunjukkan bahwa konsumsi cairan
(PPNI,2019) sudah lembab yang rendah akan meningkatkan risiko
(PPNI, 2018) terjadinya infeksi (Fakhrizal, 2017).
4. Membasuh organ kewanitaan ke arah
yang salah, yaitu arah basuhan
dilakukan dari belakang ke depan dapat
menyebabkan masuknya bakteri ke alat
reproduksi.
5. kelambaban bisa membuat suasana
asam menjadi basa, selain itu
kelembaban juga menjadi tempat
bersemayam jamur dan bakteri (Yanti,
2017)
Defisit Setelah diberikan asuhan Edukasi perawatan kehamilan Observasi
3. Pengetah keperawatan selama 1 kali Observasi 1. Memudahkan dalam memberikan
uan
kunjungan, tingkat 1. Identifikasi kesiapan dan edukasi kepada pasien
pengetahuan keluarga pasien kemampuan menerima 2. Mengukur serta menggali pengetahuan
menjadi meningkat kriteria informasi pasien terkait perawatan masa
kriteria hasil: 2. Identifikasi pengetahuan kehamilan
1. Verbalisasi minat tentang perawatan masa terapeutik
dalam belajar dari kehamilan 1. Memberikan kesiapan kepada perawat
cukup menurun (2) Terapeutik dalam menyampaikan informasi
menjadi cukup 1. Sediakan materi dan media 2. Menyesuaikan waktu antara perawat
meningkat (4) pendidikan kesehatan dan pasien
2. Perilaku sesuai dengan 3. Meluruskan persepsi yang salah serta
pengetahuan dari meningkatkan pemahaman pasien
sedang (3) menjadi 2. Jadwalkan pendidikan Edukasi
cukup meningkat (4) kesehatan sesuai dengan 1. Menjadikan pasien untuk lebih paham
3. Pertanyaan tentang kesepakatan terhadap perubahan yang terjadi
masalah yang 3. Berikan kesempatan untuk selama masa kehamilan
dihadapi dari sedang bertanya 2. Agar pasien dapat mengetahui kondisi
(3) menjadi meningkat Edukasi janinnya saat ini serta hal apa saja
(1) 1. Jelaskan perubahan fisik dan yang dilakukan pasien
4. Persepsi yang keliru psikologis masa kehamilan 3. Nutrisi merupakan faktor penting
terhadap masalah dari 2. Jelaskan perkembangan janin dalam memengaruhi tumbuh kembang
sedang (3) menjadi 3. Jelaskan kebutuhan nutrisi janin. Nutrisi yang cukup membantu
meningkat (1) selama kehamilan perkembangan otak, meningkatkan
4. Jelaskan kebutuhan aktivitas sistem daya tubuh serta memberikan
(PPNI,2019)
dan istirahat kesehatan yang optimal dalam
5. Jelaskan tanda dan bahaya kandungan.
kehamilan 4. Istirahat yang cukup membantu dalam
6. Anjurkan ibu untuk sering memenuhi kebutuhan energi pasien
memeriksakan kehamilannya 5. Mengurangi terjadinya komplikasi dan
7. Jelaskan sistem dukungan cacat pada kehamilan
selama kehamilan 6. Menjadikan ibu lebih aware dan
(PPNI, 2018) mengetahui keadaan dan
perkembangan janin di dalam
kandungan
7. orang terdekat seperti suami maupun
keluarga merupakan faktor yang dapat
menjadikan pasien menjadi lebih
semangat serta mengurangi tingkat
ansietas yang dialami selama masa
kehamilan

Implementasi keperawatan
Tanggal Waktu Implementasi Paraf
3 desember 2020 13:00 WIB Manajemen mual
Observasi
1. Mengidentifikasi pengalaman mual
2. memonitor mual (mis. Frekuensi, durasi dan tingkat
keparahan)
3. Memonitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
1. Mengendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis.
Bau tidak sedap, rangsangan visual yang tidak
menyenangkan)
2. Memberikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik

Edukasi
1. Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup
2. menganjurkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk
mengatasi mual (aromaterapi)
3. Menganjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika
merangsang mual
4 desember 2020 10:00 WIB Pencegahan infeksi
Observasi
1. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
Terapeutik
1. Memberikan perawatan kulit pada area yang berisiko
terjadinya infeksi
2. mempertahankan teknik untuk menjaga kebersihan pada
bagian kemaluan pasien

(PPNI, 2018)
5 desember 15:30 WIB Pencegahan infeksi
2020 Edukasi
1. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Menganjurkan untuk meningkatkan asupan nutrisi
3. Menganjurkan untuk meningkatkan asupan cairan
4. Menganjurkan pasien untuk tidak membasuh kemaluan
dari belakang ke depan.
5. Menganjurkan pasien untuk mengganti pakaian dalam bila
sudah lembab

8 Desember 09:30 WIB Observasi


2020
1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
2. Mengidentifikasi pengetahuan tentang perawatan masa
kehamilan
Terapeutik
1. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai dengan
kesepakatan
3. Memberikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
1. Menjelaskan perubahan fisik dan psikologis masa
kehamilan
2. Menjelaskan perkembangan janin
3. Menjelaskan kebutuhan nutrisi selama kehamilan
4. Menjelaskan kebutuhan aktivitas dan istirahat
5. Menjelaskan tanda dan bahaya kehamilan
6. Menganjurkan ibu untuk sering memeriksakan
kehamilannya
7. Menjelaskan sistem dukungan selama kehamilan

Catatan Keperawatan
Tanggal Diagnosa Evaluasi paraf
3 desember 2020 Nausea S:
- Pasien mengatakan ingin mencoba menerapkan terapi
nonfarmakologi (aromaterapi) seperti yang telah
dianjurkan
- Pasien mengatakan adanya keinginan untuk mempelajari
nonframokologi lain untuk menurunkan frekuensi mual
O:
- Pasien tampak bersemangat ketika perawat memberikan
informasi kepada pasien mengenai cara untuk manajemen
mual
- Pasien tampak aktif bertanya kepada perawat mengenai
keluhan yang ia alami
- Pasien tampak mampu menjelaskan kembali informasi
yang telah di berikan perawat
A:
- Keluhan mual pasien sedikit berkurang
- Pasien tampak mampu mengaplikasikan anjuran yang
telah disampaikan perawat
- Masalah teratasi
P:
- Melakukan observasi dan evaluasi keadaan pasien terkait
dengan frekuensi mual
- Lanjutkan intervensi
4 desember 2020 Risiko infeksi S:
- Pasien mengatakan biasa membersihkan kemaluan sesaat
setelah buang air kecil
O:
- Tidak ditemukannya tanda-tanda infeksi pada saluran
kemih pasien
A:
- Perilaku yang ditunjukkan pasien sudah termasuk ke
dalam salah satu cara untuk mencegah terjadinya infeksi
pada saluran kemih
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi dalam memberikan edukasi berkaitan
dengan pencegahan infeksi pada pasien yang berisiko
mengalami Infeksi Saluran Kencing (ISK)
5 desember 2020 Risiko infeksi S:
- Pasien mengatakan sudah memahami cara yang dapat
dilakukan untuk mencegah infeksi pada saluran kemih
- Pasien mengatakan ia juga akan menjaga asupan nutrisi
dan cairannya
O:
- Pasien tampak serius mendengarkan perawat
- Pasien tampak aktif menanyakan kepada perawat
- Pasien tampak mampu mengulangi kembali pemamparan
informasi yang telah disampaikan
- Pasien tampak memahami materi yang diberikan perawat
A:
- Kemampuan pasien dalam melakukan pencegahan infeksi
meningkat
- Masalah teratasi

P:
- Lanjutkan intervensi
8 desember 2020 Defisit S:
pengetahuan - Pasien mengatakan sangat senang ketika bebincang-
bincang dengan perawat
- Pasien mengungkapkan jika ia memahami berkenaan
dengan informasi yang disampaikan perawat
- Pasien menjelaskan ia menjadi sedikit lega karena telah
mengetahui hal apa saja yang harus dipenuhi selama masa
kehamilan
- Pasien juga mengungkapkan adanya keinginan untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium atau cek darah
lengkap di Puskesmas
O:
- Pasien tampak antusias mendengarkan perawat
memberikan informasi
- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali
informasi yang telah disampaikan
- Pasien dan keluarga tampak aktif bertanya

A:
- Pengetahuan pasien dan keluarga meningkat
- Keluarga terlibat secara langsung dalam memenuhi
kebutuhan pasien selama kehamilan
- Masalah teratasi
P:
- Evaluasi secara objektif dan subjektif keadaan pasien
DAFTAR PUSTAKA

Fakhrizal, E. (2017). Infeksi Saluran Kemih pada Kehamilan: Prevalensi dan Faktor-Faktor
yang Memengaruhinya. Jurnal Ilmu Kedokteran, 1, 19–24.
https://doi.org/10.26891/jik.v11i1.2017.19-24
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan
Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan


Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Rosalinna. (2019). Aromaterapi Lavender Terhadap Pengurangan Mual Muntah Pada Ibu
Hamil. Jambura Health and Sport Journal, 1(2), 48–55.
http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1641431

Yanti, D. E. (2017). Faktor Risiko yang Berhubungan dengan kejadian Flour Abus pada
Remaja Putri di Pondok Pesantren Darul A’mal Kota Metro. Jurnal Dunia Kesmas,
6(3), 121–129.
“LAPORAN RESUME”

“INFERTILITAS ”

Dosen Pengampu: Fitri Fujiana, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp.Kep.Mat

Disusun Oleh :

Sri Wahyuni (I4051201021)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2020
RESUME
Ny. I berusia 33 tahun, telah menikah selama ± 13 tahun dan belum memiliki keturunan
hingga sekarang. Berdasarkan data pengkajian pasien termasuk ke dalam kategori infertilitas
primer. Tanda-tanda vital pasien TD 120/80 mmHg, N: 75 x/ menit, RR: 16 x /menit. Masa
menarche pasien pada umur 12 tahun. Pasien mengatakan selama 13 tahun menikah ia pernah
hamil sekitar 4 kali, namun semuanya mengalami keguguran. Pasien mengatakan usia
kandungan janin yang pernah ia jalani hanya bertahan sekitar ± 2 bulan. Pasien mengatakan
tidak menggunakan KB. Pasien mengatakan belum pernah berobat ke RS dan hanya berobat
dengan orang pintar yang ada di kampungnya (dukun). Pasien mengatakan ia biasa
mengalami siklus menstruasi yang tidak normal dari biasanya, dimana biasanya ia hanya
mengalami flek-flek hitam pada saat ia menstruasi. Pasien memiliki riwayat penyakit DM
Tipe II selama 2 tahun, riwayat Penyakit Menular Seksual Disangkal (PMS). Pasien
mengatakan ia memiliki keluarga yang juga sulit untuk mendapatkan keturunan.

Diagnosa keperawatan utama: Defisit Pengetahuan

Implementasi:
- Mengidentifikasi tingkat pengetahuan
- Mengidentifikasi pengalaman selama prosedur pemeriksaan infertilitas
- Menjelaskan siklus menstruasi wanita, jika perlu
- Menjelaskan pentingnya untuk melakukan pemeriksaan infertilitas
- Menjelaskan mengenai infertilitas dan penanganannya
- Menjelaskan efek infertilitas pada hubungan pasangan
- Menganjurkan pasien dan pasangan untuk ke pusat layanan kesehatan
Evaluasi S:
- pasien mengatakan sangat senang atas kunjungan dan informasi yang
dilakukan
- Pasien mengatakan akan mencoba ke pusat pelayanan kesehatan terdekat
- Pasien mengatakan akan terus mencoba untuk melakukan yang terbaik
- Pasien mengatakan akan mencoba mengaplikasikan anjuran yang
telah disampaikan perawat.
O:
- Pasien tampak serius mendengarkan pembicaraan perawat
- Pasien tampak antusias bertanya mengenai pengalaman yang pernah ia
rasakan
- Pasien mampu menjelaskan kembali informasi yang telah
disampaikan perawat
- Pasien tampak sedikit demi sedikit mulai terbuka dengan keluhannya
selama ini
A:
- Pasien mengatakan adanya keinginan untuk mencoba ke pelayanan
kesehatan terdekat
- Masalah teratasi
P:
- Melakukan follow up pasien
- Mengevaluasi keadaan pasien secara subjektif dan objektif
- Memberikan pasien informasi baru berkaitan dengan infertilitas
Nama : Sri Wahyuni
NIM : I4051201021
Lampiran foto

Edukasi pasien menopause


Kunjungan antenatal care (ANC)
Edukasi Keluarga Berencana (KB) pasangan usia Subur
PENGKAJIAN DAN EDUKASI PASIEN INFERTILITAS
Edukasi SADARI pada remaja (Bedside Teaching)

EDUKASI PASIEN POSTPARTUM TEKNIK MENYUSUI


Logbook / target
SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA IBU ANC
NO TAHAP / WAKTU KEGIATAN KEGIATAN SASARAN
PENYULUHAN
1. Pembukaan : Memberi salam pembuka Menjawab salam
3 MENIT Memperkenalkan diri
Menjelaskan Memperhatikan
pokok bahasan dan Memperhatikan
tujuan penyuluhan
Melakukan kontrak waktu Memperhatikan

2. Pelaksanaan : a. Menjelaskan Memperhatikan


12-15 menit pengertian kehamilan
b. Menjelaskan
perubahan psikologis Memperhatikan
selama kehamilan
c. Menjelaskan
kebutuhan nutrisi yang Memperhatikan
diperlukan selama
masa kehamilan
d. Memaparkan Memperhatikan
kebutuhan istirahat
yang dibutuhakan
e. Menginformasikan Memperhatikan
tanda bahaya
kehamilan
3. Evaluasi : Menanyakan kepada ibu Menjawab pertanyaan
5 menit tentang materi yang telah
diberikan, dan memberi
reinforcement kepada ibu
yang dapat menjawab
pertanyaan.
4. Terminasi : Mengucapkan terimakasih Mendengarkan
2 menit atas peran serta ibu
Mengucapkan salam
penutup Menjawab salam

SATUAN ACARA PENYULUHAN SADARI

No. Kegiatan Waktu Perawat (Pemateri) Remaja

1. Pembukaan 2 menit a. Memberi salam Menjawab salam


pembuka
dan mendengarkan
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan
pokok bahasan dan
tujuan penyuluhan
d. Melakukan kontrak
waktu
2. Pelaksanaan 15 Menjelaskan tentang :
menit
1. pengertian Kanker
Payudara
2. penyebab Kanker
Payudara
3. tanda dan gejala
Kanker Payudara
4. menjelaskan
bagaimana cara Memperhatikan
melakukan SADARI

Memberi kesempatan pada


Sasaran (remaja)
sasaran (remaja) untuk
menanyakan terkait
mengajukan pertanyaan
Kanker Payudara
mengenai hal apa saja yang
dan melakukan
harus pasien lakukan untuk
diskusi terkait
mencegah Kanker
permasalahan yang
Payudara, misalnya
dialaminya
melakukan konsultasi
terlebih dahulu berkaitan
dengan kanker payudara

Evaluasi 5 menit Menanyakan kepada


remaja tentang materi yang
telah diberikan, dan
memberi reinforcement
positif kepada remaja yang
dapat menjawab pertanyaan

Terminasi 2 menit Menyimpulkan materi Memperhatikan


penyuluhan Menjawab salam
dan Memberikan salam penutup
penutup

SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA MENOPAUSE

No. Kegiatan Waktu Perawat (Pemateri) Menopause

1. Pembukaan 2 menit a. Memberi salam Menjawab salam


pembuka
dan mendengarkan
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan
pokok bahasan dan
tujuan penyuluhan
d. Melakukan kontrak
waktu
2. Pelaksanaan 15 Penyampaian Materi Memperhatikan
menit Menjelaskan tentang :

a. pengertian Menopause
b. penyebab Kanker
Payudara
c. Periode Menopause
d. Gejala Menopause
e. Perubahan yang terjadi
pada saat menopause
f. Cara mengatasi
keluhan menopause

Memberi kesempatan pada


Sasaran (lansia )
sasaran (Lansia) untuk
menanyakan terkait
mengajukan pertanyaan
dengan menopause
mengenai informasi yang
dan melakukan
telah disampaikan
diskusi terkait
permasalahan yang
dialaminya

Evaluasi 5 menit Menanyakan kepada lansia


tentang materi yang telah
diberikan, dan memberi
reinforcement positif
kepada lansia yang dapat
menjawab pertanyaan

Terminasi 2 menit Menyimpulkan materi Memperhatikan


penyuluhan Menjawab salam
dan Memberikan salam penutup
penutup

SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

No. Kegiatan Waktu Perawat (Pemateri) PUS

1. Pembukaan 3 menit a. Memberi salam Menjawab salam


pembuka
dan mendengarkan
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan
pokok bahasan dan
tujuan penyuluhan
d. Melakukan kontrak
waktu
2. Pelaksanaan 15 Penyampaian Materi Memperhatikan
menit Menjelaskan tentang :

1. pengertian dan manfaat


KB
2. memaparkan jenis-
jenis, cara, kerugian
dan keuntungan KB
(KB alamiah,
hormonal, AKDR,
Mantap)
Sasaran (PUS)
Memberi kesempatan pada
menanyakan
sasaran (PUS untuk
penggunaan KB
mengajukan pertanyaan
yang sesuai dengan
mengenai penggunaan KB
dirinya serta
berdiskusi kepada
perawat mengenai
pengalaman yang
pernah ia alami
selama
menggunakan KB

Evaluasi 5 menit Menanyakan kepada


peserta tentang materi yang
telah diberikan, dan
memberi reinforcement
positif kepada peserta yang
dapat menjawab pertanyaan
Terminasi 2 menit Menyimpulkan materi Memperhatikan
penyuluhan dan
Menjawab salam
Memberikan salam penutup
penutup

SATUAN ACARA PENYULUHAN INFERTILITAS

No. Kegiatan Waktu Perawat (Pemateri) Pasangan


Infertilitas

1. Pembukaan 2 menit a. Memberi salam Menjawab salam


pembuka
dan mendengarkan
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan
pokok bahasan dan
tujuan penyuluhan
d. Melakukan kontrak
waktu
2. Pembahasan 15 Penyampaian Materi Menjawab salam
menit Menjelaskan tentang : dan mendengarkan

a. Pengertian Infertilitas,
jenis infertilitas
b. penyebab Infertilitas
pada laki-laki dan
perempuan
c. pencegahan infertilitas
d. Penaganan infertilitas
Memberi kesempatan pada Sasaran (pasangan
pasangan infertilitas untuk infertilitas )
mengajukan pertanyaan menanyakan
mengenai hal apa saja yang keluhan dan
harus pasien lakukan untuk pengalaman yang
mengatasi infertilitas, serta selama ini
dirasakan serta
menanyakan
mendiskusikan keluhan langkah yang
yang dirasakan terbaik untuk
penganan yang
dilakukan dalam
mengatasi
infertilitas

Evaluasi 5 menit Menanyakan kepada


peserta tentang materi yang
telah diberikan, dan
memberi reinforcement
positif kepada peserta yang
dapat menjawab pertanyaan

Terminasi 2 menit Menyimpulkan materi Memperhatikan


penyuluhan dan
Menjawab salam
Memberikan salam penutup
penutup

SATUAN ACARA PENYULUHAN TEKNIK MENYUSUI PADA IBU POSTPATUM


NO TAHAP / WAKTU KEGIATAN KEGIATAN SASARAN
PENYULUHAN
1. Pembukaan : Memberi salam pembuka Menjawab salam
3 MENIT Memperkenalkan diri
Menjelaskan Memperhatikan
pokok bahasan dan Memperhatikan
tujuan penyuluhan
Melakukan kontrak waktu Memperhatikan

2. Pelaksanaan : a. Menjelaskan Memperhatikan


12-15 menit pengertian teknik
menyusui yang benar
Memperhatikan
b. Menjelaskan posisi
dan perlekatan Memperhatikan
menyusui
c. Menjelaskan cara
memasukkan putting Memperhatikan
susu ke mulut bayi
d. Menjelaskan teknik
melepaskan hisapan Memperhatikan
bayi
e. Tanda bahwa bayi
menyusui dengan baik
3. Evaluasi : Menanyakan kepada ibu Menjawab pertanyaan
5 menit postpartum tentang materi
yang telah diberikan, dan
memberi reinforcement
kepada ibu yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. Terminasi : Mengucapkan terimakasih Mendengarkan
2 menit atas peran serta ibu
Mengucapkan salam
penutup Menjawab salam
Cara Mempersiapkan
Hamil yang
Berkualitas
SRI WAHYUNI (I4051201021)
Kehamilan
Kehamilan adalah suatu peristiwa terbentuk dan
berkembangnya individu baru dalam alat reproduksi wanita akibat
adanya pertemua dua senyawa yaitu sperma dan ovum.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga
triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan
ke-7 sampai ke-9
Perubahan fisiologis pada
kehamilan

1. Sistem Integumen
 Adanya peningkatan pigmentasi
 Linea nigra : garsi hiperpigmentasi yang biasa ditemukan pada abdomen,
membentang dai simfisi pubis hingga atas fundus
 Hiperpigmentasi : warna kulit menjadi lebih gelam
 Striae gravidarum(stretch mark) biasa ditemukan pada bagian bokong,
payudara dan abdomen. Garis ini akan memudar menyerupai warna perak
selama periode post partum
Lanjutan…
2. Sistem Muskuloskeletal
 Simfisis pubis menjadi lebar, menyebabkan gaya berjalan ibu tampak “seperti
bebek”
 Lordosis lumbal, terjadi karena uterus yang membersar serta bergerak keatas
dan luar
3. Sistem reproduksi
• uterus : pelunakan segmen bawah rahim (tanda hegar)
• Serviks mengalami pelunakan dan dapat berubah warna menjadi biru-ungu tua
• Vagina menunjukkan semburat warna biru (tanda chadwhick)
• Payudara menjadi membesar
Lanjutan….

4. Sistem kardiovaskular
 Curah jantung menjadi meningkat
 Frekuensi denyut jantung meningkat
S
5. istem gastrointestinal
• Mual dan muntah
• Progestron menurun sehingga menyebabkan pengosongan lambung dan
mengakibatkan peningkatan risiko kejadian konstipasi
S
6. istem urinaria
- Peningkatan frekuensi berkemih
Kebutuhan
nutrisi ibu
hamil
Penuhi
kebutuhan
nutrisi untuk
janin sehat dan
cerdas
Kebutuhan istirahat ibu
Tanda bahaya
kehamilan
Macam-macam tanda bahaya kehamilan
diantaranya: perdarahan per vaginam, sakit
kepala yang hebat, masalah penglihatan,
bengkak pada muka dan tangan, nyeri perut
yang hebat, gerakan janin berkurang atau
menghilang, demam, mual muntah yang
berlebihan, keluar cairan banyak per vaginam
secara tiba-tiba (keluar air ketuban sebelum
waktunya).
Terima kasih

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik

Pencegahan
Infertilitas Penanganan Infertilitas
❶Mengobati infeksi di organ
❶Pemberian antibiotik
❷Menghindari rokok
❷Pembedahan
❸Menghindari alkohol ❸Terapi endometriosis dapat dilakukan
dan zat adiktif pada penderita endometriosis.
❹Tindakan pembedahan/operasi
❹Hindari obat yang varikokel.
mempengaruhi ❺Memberikan suplemen vitamin
❻Tindakan operasi pada penyumbatan
jumlah sperma, seperti
di saluran sperma
obat darah tinggi
❼Menghentikan obat-obatan yang
diduga menyebabkan gangguan sperma.
Berprilaku sehat
(menjaga pola makan, ❽Menjalani teknik reproduksi bantuan
Disusun Oleh:
meluangkan waktu
untuk berolahraga SRI WAHYUNI
(I4051201021)

Segera ke
pelayanan
kesehatan
terdekat
untuk
melakukan
konsultasi

PROFESI
NERS
FAKULTAS
KEDOKTERA
N
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
hubungan seksual tanpa Infert
menggunakan alat kontrasepsi, ilitas
apa
itu tetapi belum memiliki anak.
Inferti
litas
Infertilitas diklasifikasikan menjadi
dua :

Infertilitas (pasangan mandul) adalah


J
pasangan suami istri yang telah menikah
eni
selama satu tahun dan sudah melakukan
s
❷ Kegagalan fungsional, yaitu Faktor Wanita
berupa kemampuan ereksi yg
Penyebab Infertilitas berkurang, kelainan pembentukan
spermatozoa dan gangguan pada ❶ Gangguan
❶Umur
sperma pada
❷Lama infertilitas pelepasan
❸ Gangguan hormon
❸Stress telur
❹Lingkungan ❹ Trauma, infeksi,
gangguan
❺Hubungan seksual perkembangan selama
❻Frekuensi hubungan seksual pubertas

❼Posisi pada saat berhubungan seksual ❺ Penyempitan pada saluran


❽Masa subur sperma sehingga aliran
sperma yang dialirkan keluar
❾Kondisi reproduksi wanita dari testis terhambat
❿Kondisi reproduksi pria
❻ Tidak adanya air mani atau
semen
Tanda & Gejala
Primer : pernah memiliki anak, tetapi saat ini
belum pernah belum memiliki anak lagi
memiliki anak

❶ Infertilitas ❷ Sekunder :
❷ Kelainan Endometriosis
Faktor Pria pada rahim

❶Kelainan S
bentuk alat u
kelamin m
misalnya b
hipospadia a
t
a
n

t
u
b
a

f
a
l
l
o
p
i


PENGERTIAN MENOPAUSE

Menopasue adalah suatu proses peralihan dari masa produktif menuju perubahan secara perlahan-lahan ke masa non produktif yang disebabkan oleh berkurangnya horm
PERIODE
MENOPAUSE
Pra Menopause
Dimulai pada rentang usia 40 tahun.
Menopause

Umumnya wanita akan


mengalami menopause
pada usia 45-50 tahun.
3. Pasca menopause
Terjadi pada usia diatas 60- 65 tahun.
Gejolak panas
Sakit atau nyeri kepala
Keluar keringat dimalam hari
Sesak nafas
Sulit tidur
Kedinginan
Cepat lelah
Linu dan nyeri otot sendi
Kelebihan berat badan 10.Kecemasan dan mudah tersinggung 11.Depresi
CARA MENGATASI PERUBAHAN YANG TERJADI SAAT MENOPAUSE
KELUHAN MENOPAUSE Perubahan organ reproduksi
Perubahan hormone
Perubahan fisik
1. Pemberianobatyang bersifat Perubahan emosi
hormon Perubahan kulit
menggantikan fungsi Perubahan pada mulut
estrogen. Perubahan pada indera perasaan
onsumsi vitamin.
ga yang cukup.
denganmenuseimbang dan sesuai kebutuhan.
riankompreshangatjika adanya nyeri pada sendi lutut
MENOPAUSE

Disusun oleh :

Sri Wahyuni (I4051201021)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA TAHUN AJARAN 2020/
Keluarga
Berencana
(KB)
SRI WAHYUNI
I4051201021
Pengertian KB
Keluarga berencana (KB) merupakan usaha untuk
mengukur jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang
diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan
program atau cara untuk mencegah dan menunda
kehamilan (Sulistyawati, 2013).

Manfaat KB
Jenis-jenis, cara,
kerugian dan
keuntungan KB
KONTRASEPSI ALAMIAH
1. Menggunakan sistem kalender
Metode ini menggunakan penghitungan masa subur wanita,
dan menghindari berhubungan seks pada masa subur ter-
sebut. Kelebihan: Murah, tidak menggunakan alat atau
hormon. Kekurangan: Kurang efektif, kegagalan metode ini
pada tahun pertama mencapai 20%.
2. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif untuk menekan
ovulasi. Metode ini memiliki tiga syarat yang harus dipenuhi:
• Ibu belum mengalami haid
• Bayi disususi secara ekslusif dan sering, sepanjang siang dan
malam
• Bayi berusia kurang dari 6 bulan. Kelebihan: Mendorong pola
menyusui yang benar, sehingga membawa manfaat bagi ibu dan
bayi. Kekurangan: Tidak ada.
KONTRASEPSI HORMONAL
1. PIL KOMBINASI
Cara kerja KB Pil menurut Saifuddin (2010) yaitu:
a) Menekan ovulasi
b) Mencegah implantasi
c) Mengentalkan lendir serviks
d) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan terganggu.
Keuntungan
Tidak mengganggu hubungan seksual Kekurangan:
- Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia) - Meningkatkan risiko hipertensi dan
- Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker - penyakit kardiovaskular
ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, acne, - Peningkatan berat badan
disminorhea - Sakit kepada
- Dapat digunakam sebagai metode jangka panjang - jerawat
- Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopouse
- Mudah dihentikan setiap saat
- Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil
dihentikan
Lanjutan KONTRASEPSI HORMONAL

2. Kontrasepsi suntikan atau KB suntik


Menurut Sulistyawati (2013), terdapat dua jenis kontrasepsi
suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :
a. Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150
mg DMPA setiap 3 bulan sekali, dengan IM di daerah bokong).
b. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung
200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap dua bulan
dengan cara di suntik IM (bokong)
Kelebihan
- Tidak mengganggu hubungan seksual
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Cocok digunakan bagi klien yang pelupa
(lupa minum pil)
Kekurangan
- Kesuburan lama kembali - Keputihan
- Jerawat - Penurunan libido
- Kegemukan
Lanjutan KONTRASEPSI HORMONAL… Implant
Alat kontrasepsi dengan cara memasukkan
tabung kecil di bawah kulit pada bagian
tangan.
Cara Kerja
- Mengentalkan lendir serviks
- Mengurangi proses
pembentukan endometrium
sehingga sulit terjadi implantasi
- Menekan ovulasi
Keuntungan
- Daya guna tinggi
- Perlindungan jangka panjang
- Kesuburan cepat kembali
- Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Kerugian
- Membutuhkan tindakan insisi
- Tidak melindungi dari PMS
- Tidak dapat menghentikan pemakaian
sendiri
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD
Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara memasukkan alat yang terbuat dari tembaga kedalam rahim.

Kelebihan IUD
Bisa digunakan untuk metode jangka panjang
Bisa digunakan untuk klien yang mempunyai tekanan darah tinggi
Tidak mengganggu produksi ASI
Kekurangan
Mengganggu hubungan seksual
Harus datang ke tenaga kesehatan untuk memasang, melepas, dan
kontrol
Mahal
Tidak bsa mencegah darib PMS
Efek Samping
Amenorhea
Spoting / perdarahan bercak
Nyeri
KONTRASEPSI MANT Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2
macam yaitu Metode Operatif Wanita
(MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP).
MOW sering dikenal dengan tubektomi
karena prinsip metode ini adalah
memotong atau mengikat saluran
tuba/tuba falopii sehingga mencegah
pertemuan antara ovum dan sperma.
Sedangkan MOP sering dikenal dengan
nama vasektomi, vasektomi yaitu
memotong atau mengikat saluran vas
deferens sehingga cairan sperma tidak
dapat keluar atau ejakulasi
CARA MELAKUKAN Profesi ners UNIVERSITAS TANJUNGPURA
SADARI
5 Dengan perlahan remas puting $0.00
1
SADARI
susu dan perhatikan terhadap
Berdirilah di depan cermin $0.00
adanya rabas
Periksa payudara terhadap segala Jika rabas dikeluarkan dari puting susu
sesuatu yang tidak lazim selama sebulan yang terjadi ketika
Perhatikan adanya rabas dari puting susu, sedang atau tidak melakukan SADARI-
keriput, dimpling, atau kulit yang temuilah dokter
mengelupas 6 Langkah 4 dan 5 harus diulangi $0.00
dengan posisi berbaring
2 Perhatikan dengan baik di depan $0.00 Berbaringlah mendatar telentang
cermin ketika melipat tangan di dengan tangan kiri di bawah kepala
belakang kepala dan menekan tangan dan sebuah bantal atau handuk yang
ke arah depan dilipat di bawah bahu kiri (posisi ini
akan mendatarkan payudara dan
Perhatikan setiap perubahan kontur dari
memudahkan untuk memeriksa
payudara
Gunakan gerakan sirkuler yang
3 sama seperti diuraikan di atas
Tangan ditekan dengan kuat pada $0.00
pinggang dan agak membungkuk ke Ulangi pada payudara kanan
arah cermin sambil menarik bahu ke
arah depan
Perhatikan setiap perubahan pada
kontur payudara
4 Angkat lengan kiri
$0.00
Gunakan 3 atau 4 jari tangan kanan untuk
meraba payudara kiri dengan kuat, hati- hati,
dan menyeluruh
Mulailah pada tepi terluar, tekan bagian datar DISUSUN
dan jari tangan dalam lingkaran kecil, OLEH SRI
bergerak melingkar dengan lambat di sekitar
payudara WAHYUNI
ecara bertahap lakukan ke arah puting sus
Pastikanlah untuk melakukannya pada I4051201021
seluruh payudara Program Studi Ners
Beri perhatian khusus pada area di antara Fakultas KEDOKTERAN
payudara dan di bawah lengan, termasuk
bagian bawah lengan itu sendiri Universitas TANJUNGPURA
Rasakan adanya benjolan atau massa yang
tidak lazim di bawah kulit TAHUN AJARAN 2020/2021
MARI SADARI KANKER PAYUDARA SEJAK DINI
Kenapa SADARI itu Waktu yang tepat melakukan SADA

APA ITU SADARI dilakukan dengan tujuan sebagai

SADARI? berikut :

1. Melalui pemeriksaan payudara sendiri


Periksalah payudara anda setiap satu kali sebulan (5 – 10 hari setelah hari pertama me
Jika sudah memasuki masa mopause, pilih 1 hari di setiap bulan yang mudah anda ing

seorang wanita akan familiar dengan


bentuk dan penampakan payudaranya,
Sadari / Pemeriksaan sehingga ketika terdapat perubahan maka

Payudara Sendiri adalah dapat disadari lebih cepat dan


mendapatkan penanganan lebih cepat
pengembangan kepedulian
2. SADARI hanya mendeteksi secara dini
seseorang wanita terhadap Jika sedang dalam masa menyusui, kosongkan payudara terlebih dahulu
kanker payudara, bukan untuk mencegah Segera hubungi dokter atau perawat ketika terdapat perbedaan.
kondisi payudaranya sendiri.
kanker payudara.
Tindakan ini dilengkapi dengan
3. Menurunkan angka kematian penderita
langkah-langkah khusus untuk
karena kanker yang ditemukan pada
mendeteksi secara awal penya-
stadium awal akan memberikan harapan
kit kanker payudara hidup lebih lama

SCREENING KANKER PAYUDARA :


 Pemeriksaan payudara oleh dokter /
petugas kesehatan :Usia 20 – 40 tahun :
Setiap 3 tahun sekala. Usia 40 tahun
keatas : setiap tahun

UNAIR  Mammogram : usia 40 – 69 tahun : setiap


1 atau 2 tahun

 Pemeriksaan Payudara Sendiri : sejak usia


20 tahun ke atas : setiap bulan
TEKNIK MENYUSUI
Teknik menyusui adalah suatu cara pemberian ASI yang dilakukan oleh seorang ibu kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi tersebut.

Beberapa Posisi Yang Tepat Bagi Ibu untuk Menyusui:


Duduklah dengan posisi yang enak atau santai, pakailah kursi yang ada sandaran punggung dan lengan
Gunakan bantal untuk mengganjal bayi agar bayi tidak terlalu jauh dari payudara ibu.
Cara memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi : Setelah selesai menyu
Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, duduk / berbaring dengan santai.
Bila dimulai dengan payudara kiri, letakkan kepaada bayi pada siku bagian dalam lengan kiri, badan bayi menghadap kebadan ibu. Masukkan jari kelingkin
Lengan kiri bayi diletakakan diseputar pinggang ibu, tangan kiri ibu memegang pantat/paha kanan bayi. Menekan dagu bayi ke
Sangga payudara kiri ibu dengan empat jari tangan kanan, ibu jari diatasnya tetapi tidak menutupi bagian yang berwarna hitam (areola mamae). Dengan menutup luban
Sentuhlah mulut bayi dengan puting payudara ibu Jangan menarik putting
Tunggu sampai bayi membuka mulutnya lebar
Masukkan puting payudara secepatnya ke dalam mulut bayi
Masukkan jari kelingking ibu yang bersih kesudut mulut bayi
Menekan dagu bayi ke bawah
Dengan menutup lubang hidung bayi agar mulutnya membuka
Jangan menarik putting susu untuk melepaskan.
Tanda-tandabahwa bayi sudah
menyusui pada posisiyang
benar:
Seluruh bagian puting dan hampir
semua area areola ibu masuk ke dalam mulut bayi. Adapun lebih banyak areola bagian atas yang terlihat dibandingkan areola bagian bawah

Bibir atas dan bawah bayi membuka lebar, dengan dagu menempel pada payudara ibu.

Seluruh tubuh bayi menempel pada ibu.

Tidak terasa nyeri saat bayi menyusui. Bila saat menyusui puting terasa nyeri, maka dicurigai cara menyusui bayi belum tepat.
Tidak terdengar bunyi mengisap
atau berdecak, tetapi yang terdengar adalah sesekali suara meneguk.

Saat bayi selesai menyusui, puting tidak mendatar atau berubah bentuk.
Bayi merasa kenyang atau puas, yang ditandai dengan bayi tampak tenang, jemari terbuka, atau langsung tertidur.

Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh para ibu adalah hanya memasukkan puting ke dalam mulut bayi, sementara seharusnya hampir seluruh areola

Prog
Teknik menyusui

Disusun Oleh :
Sri Wahyuni (I4051201021)

Progam Studi Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura

Anda mungkin juga menyukai