Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KISTA OVARIUM

Waktu (Hari/Tanggal/Tahun) : Senin, 28/11/2022


Nama Ko-Ners : VITALUDIN MOHAMMAD BALY
NIM : 202214901004
Judul Kasus : KISTA OVARIUM
Ruangan Dinas : Instalasi Bedah Sentral (IBS)

I. DEFINISI
Berdasarkan data (WHO) telah memaparkan bahwa pada tahun 2017 angka kejadian
kista ovarium tertinggi ditemukan di negara-negara maju dengan rata-rata 10/100.000,
kecuali di Jepang (6,4/100.000). Insiden Amerika Serikat (7,7/100.000) relatif tinggi
dibandingkan dengan angka kejadian di Asia dan Afrika (World Health Organization, 2019).
The American Cancer Society memperkirakan bahwa pada tahun 2017, sekitar
21.980 kasus baru kanker ovarium akan didiagnosis dan 14.270 wanita akan meninggal
karena kanker ovarium di Amerika Serikat. Angka kejadian kista ovarium tertinggi
ditemukan pada negara maju, dengan rata-rata 10 per 100.000, kecuali di Jepang (6,5 per
100.000). Insiden di Amerika Selatan (7,7 per 100.000) relative tinggi bila dibandingkan
dengan angka kejadian di Asia dan Afrika (World Health Organization, 2019).
Angka kejadian kista ovarium di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 23.400 orang
dan meninggal sebanyak 13.900 orang. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena
penyakit ini pada awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila
sudah terjadi metastasis sehingga 60-70 % pasien datang pada stadium lanjut (Kemenkes,
2021).
Kista ovarium merupakan penyakit yang banyak menyerang kaum wanita. Kista
sendiri merupakan benjolan yang berisi cairan yang berada diindung telur. Penyakit kista ini
sebenarnya merupakan penyakit tumor jinak karena kebanyakan penanganannya tidak
melalui operasi besar (Tias Permata, 2019).
Kista Ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun besar, kistik maupun solid,
jinak maupun ganas. (Wiknjosastro, 2007).
Kista ovarium adalah sebuah struktur tidak normal yang berbentuk seperti kantong yang
bisa tumbuh dimanapun dalam tubuh. Kantung ini bisa berisi zat gas, cair, atau setengah
padat. Dinding luar kantung menyerupai sebuah kapsul (Andang, 2013). Kista ovarium
biasanya berupa kantong yang tidak bersifat kanker yang berisi material cairan atau setengah
cair (Nugroho, 2014).
Kista ovarium merupakan penyakit yang banyak menyerang kaum wanita. Kista sendiri
merupakan benjolan yang berisi cairan yang berada di indung telur. Penyakit kista ini
sebenarnya merupakan penyakit tumor jinak karena kebanyakan penanganannya tidak
melalui operasi besar (Budi Darma, 2018).
Kista adalah kantong berisi cairan yang dapat tumbuh dimana saja dengan jenis yang
bermacam-macam. Kista Ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada
indung telur atau ovarium (Laudermilk, 2021).
Kista Ovarium mempunyai permukaan rata dan halus. Biasanya bertangkai, seringkali
bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan dalam kista jernih dan
berwarna kuning (Wiknjosastro, 2021)
Kista Ovarium adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan didalam jaringan
ovarium. Kista tersebut disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah flur
dilepaskan sewaktu ovalasi (Yatim, 2019).
Kista ovarium merupakan kantong yang berisi cairan dan berkembang di ovarium.
Kista ovarium merupakan kasus umum dalam ginekologi dan dapat terjadi pada wanita
segala usia kasus kista ovarium mempunyai ranking jumlah tertinggi selama tahun 2008.
Banyaknya kasus kista ovarium ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran untuk
memeriksakan kesehatan pribadinya, terlebih lagi sebagian besar dokter obstertik dan
ginekologi merupakan kaum pria.
Kista ovarium dapat menunjukkan suatu proses keganasan ataupun kondisi yang
lebih berbahaya. Seperti kehamilan ektopik. Torsi ovarium atau usus buntu. Selain itu
terdapat kemungkinan adanya hubungan terbaik antara kista ovarium dan kanker payudara.
Penanganan kista ovarium, baik, baik nouplastik jinak (benigna) maupun ganas (moligna),
dapat dilakukan dengan tindakan operasi.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan Kista Ovarium adalah Kista yang
paling sering terjadi mempunyai permukaan rata dan halus, berbentuk kantong berisi cairan
jernih dan berwarna kuning yang dapat tumbuh di dalam ovarium (Indung Telur). Kista atau
Endometriosis adalah penyakit organ rahim yang dapat menyebabkan kemandulan atau
infertilitas. Beberapa faktor penyebab kista adalah faktor genetik, gaya hidup, dan
kebersihan lingkungan. Kista Ovarium ini sering terjadi saat menopouse, dan sangat
berpengaruh pada kehamilan. Pada saat menopouse kemungkinan dapat terserang Kista
Ovarium sangatlah besar, untuk itu perlu pemeriksaan lebih lanjut agar penderita segera
mendapatkan pertolongan medis karena penyakit ini sangat berbahaya.

II. ETIOLOGI
Menurut (Elliot, 2018) ada beberapa penyebab Kista Ovarium antara lain perempuan
dewasa tua sampai menopouse yang timbul karena gangguan perkembangan Folikel
Ovarium hingga tidak timbul Ovulasi.
Menurut (Elliot, 2018), kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan)
hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium (ketidakseimbangan hormon). Kista
folikuler dapat timbul akibat hipersekresi dari FSH dan LH yang gagal mengalami involusi
atau mereabsorbsi cairan. Kista granulosa lutein yang terjadi didalam korpus luteum indung
telur yang fungsional dan dapat membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh
penimbunan darah yang berlebihan saat fase 12 pendarahan dari siklus menstruasi. Kista
theka-lutein biasanya bersifay bilateral dan berisi cairan bening, berwarna seperti jerami.
Penyebab lain adalah adanya pertumbuhan sel yang idak terkendali di ovarium, misalnya
pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur.
Kista Ovarium disebabkan oleh gangguan (Pembentukan) hormon pada hipotalamus,
hipofisis dan ovarium.
Klasifikasi Kista Ovarium (Nugraha, 2019) :
 Tipe Kista Normal
 Kista Fungsional
Merupakan jenis Kista Ovarium yang paling banyak ditemukan. Kista ini
berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus
menstruasi yang normal. Kista ini tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada
masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada akhirnya siap dibuahi oleh
sperma. Setelah pecah kista ini akan menjadi kista Folikuler dan akan hilang
saat menstruasi.
Kista Fungsional terdiri dari :
1. Kista Folikuler
Kista yang terjadi dari Folikel Normal yang melepaskan Ovum yang ada
didalamnya. Terbentuk kantong yang berisi cairan atau lendir didalam
ovarium.
2. Kista Corpus Luteum
Kista ini timbul karena pada waktu pelepasan sel telur terjadi perdarahan
dan lama-lama bisa pecah dan timbul perdarahan yang kadang-kadang perlu
tindakan operasi untuk mengatasinya.
 Tipe Kista Abnormal
1. Kistadenemo
Merupakan kista yang berasal dari luar sel indung telur. Biasanya bersifat
jinak, namun dapat membesar dan menimbulkan nyeri.
2. Kista Coklat (Endometrioma)
Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista coklat
karena berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.
3. Kista Dermoroid
Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku,
rambut, gigi, dan lemak. Kista ini dapat ditemukan dikedua bagian indung
telur. Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.
4. Kista Endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada
diluar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan
Endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama saat
menstruasi dan infatilitas.
5. Kista Hemorhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga
menimbulkan nyeri didalam satu sisi perut bagian bawah.
6. Kista Lutein
Merupakan kista yang terjadi saat kehamilan. Kista Lutein sesungguhnya
umumnya berasal dari Korpus Luteum Haematoma.

7. Kista Polikistik Ovarium


Karena Kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur secara kontinyu.
Besarnya terjadi setiap bulan, ovarium akan membesar karena
bertumpuknya kista ini. Untuk Kista Polikistik Ovarium yang menetap
(Persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar
tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.

III. MANIFESTASI KLINIS


 Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang
tidak berbahaya.Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan
nyeri yang tajam.Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena
mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul,
kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.Meski demikian, penting untuk
memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui gejala
mana yang serius.Berdasarkan (Djuanda, 2017), gejala-gejala berikut mungkin muncul
bila anda mempunyai kista ovarium :
 Kebanyakan kista ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala.Sebagian besar gejala
yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormon atau komplikasi tumor
tersebut.Kebanyakan wanita dengan Kista ovarium tidak menimbulakan gejala dalam
waktu yang lama.Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik menurut
(Nugroho. 2016).
 Gejala akibat Kista Ovarium dapat dijabarkan sebagai berikut (Yatim, 2017) Gejala
kista secara umum antara lain :
 Rasa nyeri yang menetap pada rongga panggul disertai rasa gatal
 Rasa nyeri saat bersetubuh atau nyeri rongga panggul saat kalau tubuh bergerak
 Perut membesar
 Rasa nyeri timbul begitu siklus menstruasi selesai
 Perdarahan menstruasi tidak seperti biasa
 Mungkin perdarahan lebih lama, mungkin lebih pendek atau tidak keluar menstruasi
pada siklus biasa atau siklus mentruasi tidak teratur.

 Menurut (Winkjosastro, 2018) antara lain :


a) Gejala akibat pertumbuhan dapat menimbulkan.
 Rasa berat diabdomen bagian bawah.
 Mengganggu miksi atau defekasi
 Tekanan Kista Ovarium dapat menimbulkan obstipasi atau edema pada tungkai
bawah.
b) Gejala akibat hormonal.
Ovarium merupakan sumber hormon utama wanita bila menjadi tumor dapat
mengganggu menstruasi, Tumor Sel Granulose dapat menimbulkan Hipermenorea
sedangkan tumor menimbulkan Archenoblastoma dapat menimbulkan amenorea.
c) Gejala Akibat Komplikasi
1. Perdarahan dalam kista
Terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsur menyebabkan pembesaran kista yang
yang menimbulkan gejala nyeri perut mendadak.
2. Putaran Tungkai
Adanya putara tungkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum infundibule
pelvikum terhadap peritoneum dan ini menimbulkan rasa sakit karena vena lebih
mudah tertekan dan terjadi pembendungan dan dapat terjadi robekan dinding
kista, untuk itu perlu tindak lanjut.
3. Infeksi pada kista
Cenderung mengalam peradangan dan disusul dengan penanahan.
IV. PATOFISIOLOGI

Ovulasi terjadi akibat interaksi antara hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan


endometrium. Perkembangan dan pematangan folikel ovarium terjadi akibat rangsangan dari
kelenjar hipofisis. Rangsangan yang terus menerus datang dan ditangkap panca indra dapat
diteruskan ke hipofisis anterior melalui aliran portal hipothalamohipofisial. Setelah sampai
di hipofisis anterior, GnRH akan mengikat sel genadotropin dan merangsang pengeluaran
FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH 16 (LutheinizingHormone), dimana FSH dan
LH menghasilkan hormon estrogen dan progesteron (Nurarif, 2018).
Kista Ovarium berkembang sebagai hasil hiperstimulasi ovari yang disebabkan oleh
tingginya lonjakan LH, kadar LH lebih tinggi dari pada normal tetapi tidak memperlihatkan
androgen, estrogen oleh folikel kelenjer Adneral Folikel Anovolusi Degenerasi dan
membentuk kista (Corwin, 2019).
Kista Folikel berkembang sebagai akibat dari kerusakan atau pecahnya folikel yang
sedang matang atau kegagalan reabsorpsi yang belum matang untuk mengabsorpsi cairan
sesudah ovulasi. Jenis kita ini yaitu Non Neoplastik dan tidak dapat tumbuh tanpa pengaruh
hormonal, kista ini berukuran kecil (≤6-8cm) dan biasanya tanpa gejala (Wiknjosastro,
2005).
Kista Karpus Luteum disebabkan karena Sekresi Hormon Progesteron, kista ini dapat
menyebabkan menstruasi tidak teratur atau menstruasi terlalu lama. Hal ini disertai dengan
nyeri abdomen bawah dan pelvis (Ilham, 2019).
V. PATHWAY

Ovarium

Infeksi Ovarium

Sekresi Hormon Progesteron Meningkat HCG


meningkat

Hiperstimulasi Ovarium Degeneratif

Tidak terjadi Ovulasi Degeneratif pada kelenjer


Adrenal Folikel

Menurunnya Ovulasi

Terbentuknya Kista Pembesaran Ovarium

Post-Operasi Menahan Organ Sekitar

MK : Ansietas Penurunan Metabolisme Tekanan Sel Syaraf Tumor

Peristaltik usus menurun Hipolisis MK : Nyeri Akut

Absorpsi air dikolon Asam Laktat meningkat Luka Operasi

Gangguan metabolisme Diskontunuitas Jaringan

MK : Resiko Infeksi
VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas
2. Nyeri Akut
3. Konstipasi
4. Immobilisasi
5. Resiko Infeksi

VII. PENATALAKSANAAN
 Penatalaksanaan Menurut (Yatim, 2008) :
1. Apabila kistanya kecil sebesar ukuran permen dan pada pemeriksaan sonogram tidak
terlihat tanda keganasan biasanya dilakukan laparaskopi.
2. Apabila kistanya sedikit besar biasanya dilakukan laparatomi.
3. Untuk polikistik Ovarium biasanya dengan pengobatan oral yaitu pil KB gabungan
estrogen-progesteron untuk mengurangi ukuran besar kista.
 Penatalaksanaan Menurut (Wiknjosastro, 2008) :
1. Kista yang besarnya tidak melebihi jeruk nipis dengan diamieter kurang dari 5cm
disebut Kista Folikel atau Korpus Luteum. Penanganannya adalah dengan
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium.
2. Jika kista berukuran besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan Ovarium
biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (Salpingo Ooforektomi).
3. Jika terdapat keganasan dilakukan histerektomi dan salpingo ooforektomi bilateral

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah kista berasal dari
ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan batas dan letak tumor, apakah tumor berasak
dari uterus ovarium atau kandung kencing. Apakah tumor lasik atau solid dan dapat
dibedakan juga antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Fotorontgen
Pemeriksaan ini untuk menentukan adanya hidrotoraks selanjutnya pada kista demoroid
kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi pada kista.
4. Parasentesis
Fungsi pada asitis berguna untuk menentukan sebab asites yang berguna untuk
mencemarkan Kavum Peritonei isi kista bila dinding kista tertusuk.
5. Pemeriksaan Kadar HCG
Untuk menyisihkan ada tidaknya kehamilan.
6. Pembedahan
Jika kista tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi semakin membesar,
lakukan pemeriksaan ultrasound, dokter harus segera mengangkatnya. Ada 2 tindakan
pembedahan yang utama yaitu : laparaskopi dan laparatomi (Yatim, 2008).
Faktor-faktor yang menentukan tipe pembedahan, antara lain tergantung pada usia pasien,
keinginan pasien untuk memiliki anak, kondisi ovarium dan jenis kista.
Prinsip pengobatan kista dengan operasi adalah sebagai berikut :
 Apabila kistanya kecil (misalnya sebesar permen) dan pada pemeriksaan sonogram
tidak terlihat tanda-tanda 18 keganasan, biasanya dokter melakukan operasi dengan
laparaskopi. Dengan cara ini, alat laparaskopi di masukkan kedalam rongga panggul
dengan melakukan sayatan kecil pada dinding perut, yaitu sayatan searah dengan garis
rambut kemaluan (Yatim, 2008).
 Apabila kistanya agak besar (lebih dari 5 cm), biasanya pengangkatan kista dilakukan
dengan laparatomi. Tehnik ini dilakukan dengan pembiusan total. Dengan cara
laparatomi, kista sudah dapat diperiksa apakah sudah mengalami proses keganasan
(kanker) atau tidak. Bila sudah dalam proses keganasan operasi sekalian mengangkat
ovarium dan saluran tuba, jaringan lemak sekitar serta kelenjar limfe (Yatim, 2008).
7. Pemeriksaan CS-125
Untuk mengetahui apakah terjadi proses keganasan pada kista.
IX. PENGKAJIAN FOKUS
- Pengkajian
Pengkajian secara umum yang dapat dilakukan pada pasien dengan Ablasio
Retina dimulai dari identitas yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnosa
medis
- Riwayat Kesehatan
Keluhan utama klien dengan Kista Ovraium biasanya adalah nyeri pada Abdmen
bagian bawah , nyeri seperti ditusuk jarum. Riwayat penyakit sekarang menjelaskan
mengenai riwayat penyakit yang dialami biasanya klien dengan Kista Ovarium
mengalami gejala nyeri pada abdomen bagian bawah dimana ovarium mengalami nyeri
yang hebat selama beberapa hari yang diselingi dengan rasa sakit yang hebat yang
tertutup seperti tirai selama beberapa hari atau beberapa minggu.
- Perubahan Pola Fungsi
Aktivitas/istirahat biasanya klien mengeluh badannya lemas, klien tampak lemah,
sirkulasi biasanya klien mengatakan nadinya berdenyut kencang, nadi klien lebih dari
100 kali/menit, Hb : dibawah 10 gr/dl, status nutrisi biasanya klien mengatakan nafsu
makannya menurun, klien tidak dapat menghabiskan satu porsi makanannya, bunyi usus
klien terdengar hiperaktif, konjungtiva dan membran mukosa pucat, status neurosensori
biasanya klien mengatakan sakit kepala, klien tampak gelisah, nyeri/kenyamanan
biasanya klien mengatakan mengalami nyeri pada saat istirahat maupun aktivitas,
tampak sistem pernafasan biasanya klien mengatakan normal, klien tampak batuk,
respirasi rate diatas normal, status keamanan biasanya klien mengatakan tidak
mengalami demam, klien teraba hangat, suhu tubuh klien lebih 36,5oC.
- Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum tingkat kesadaran dan GCS pasien
biasanya compos mentis, sistem integumen kaji ada tidaknya luka lesi, bengkak, edema,
dan nyeri tekan, kepala kaji bentuk, apakah terdapat benjolan, apakah ada nyeri kepala,
leher kaji ada tidaknya pembesaran kelenjar teroid dan reflek menelan, muka : kaji
ekspresi wajah pasien, ada tidaknya perubahan fungsi maupun bentuk ada tidak lesi dan
edema, mata kaji konjungtiva anemis atau tidak (karena tidak terjadi perdarahan), mata
kanan sulit melihat, telinga kaji ada tidaknya lesi, nyeri tekan, dan penggunaan alat bantu
pendengaran, hidung kaji ada tidaknya deformitas dan pernapasan cuping hidung, mulut
dan faring kaji ada tidaknya pembesaran tonsil, perdarahan gusi, kaji mukosa bibir pucat
atau tidak, pemeriksaan dada pada paru-paru kaji pernapasan meningkat atau tidak, kaji
pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama, kaji ada tidaknya redup atau suara
tambahan, kaji ada tidaknya suara napas tambahan, pada jantung kaji ada tidaknya iktus
jantung, kaji ada tidaknya nadi meningkat, iktus teraba atau tidak, kaji suara perkusi
pada jantung, kaji ada tidaknya suara tambahan, abdomen kaji kesimetrisan, ada atau
tidaknya hernia, kaji suara peristaltik usus, kaji adanya suara timpani, ada atau tidak
nyeri tekan, ekstremitas atas kaji kekuatan otot, rom kanan dan kiri, capillary refile, dan
perubahan bentuk tulang ekstremitas bawah kaji kekuatan otot, rom kanan dan kiri,
capillary refile, dan perubahan bentuk tulang.
- Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang mencakup USG sering digunakan untuk melihat
pembesaran kelenjar getah bening, foto thorak digunakan untuk menentukan
keterlibatan kelenjar getah bening mediastina, CT- Scan digunakan untuk diagnosa dan
evaluasi pertumbuhan limfoma, pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan Hb, DL,
pemeriksaan uji fungsi hati / ginjal secara rutin), laparatomi rongga abdomen sering
dilakukan untuk melihat kondisi kelenjar getah bening pada illiaka, para aortal dan
mesentrium dengan tujuan menentukan stadiumnya
X. PETA ANALISIS DATA DAN MASALAH KEPERAWATAN
NO DATA MASALAH
Ds :
Pasien merasa cemas dengan gejala
1. penyakitnya Ansietas
Do :
Pasien tampak cemas dan gelisah
Ds :
Pasien mengeluh nyeri pada
abdomen bagian bawah
2. Do : Nyeri Akut
Klien tampak meringis karena
nyeri dan gelisah.
Skala nyeri : 2-3
Ds :
Pasien mengatakan terkadang
merasa gatal didaerah luka bekas
operasi
Do
Terdapat luka post operasi pada
3. Resiko Infeksi
abdomen bagian bawah (Luka
tertutup, kemerahan)
- RR : 20x/mnt
- N : 90x/mnt
- TD : 110/80mmHg
- S : 36oC
XI. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KERITERIA INTERVENSI
NO
KEPERAWATAN HASIL KEPERAWATAN
- Pasien mampu - Anjurkan rileks dan
mengontrol rasa merasakan sensasi
cemasnya relaksasi
1. Ansietas - Pasien mengatakan - Jelaskan tujuan,
cemas mulai berkurang manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi
yang tersedia.
- Pasien mampu - Identifikasi lokasi,
mengontrol nyeri karakteristik, durasi
- Pasien mengatakan nyeri frekuensi, kualitas,
mulai berkurang intensitas nyeri
2. Nyeri Akut - Identifikasi skala
nyeri.
- Kolaborasi
pemberian
analgesik.
- Klien bebas dari tanda - Kontrol Infeksi
dan gejala infeksi - Batasi pengunjung
- Menunjukan perilaku bila perlu
hidup sehat instruksikan pada
pengunjung untuk
3. Resiko Infeksi mencuci tangan
saat berkunjung
dan setelah
berkunjung
- Monitor tanda dan
gejala infeksi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Andang, T., Mumpuni, Y., (2013). 45 Penyakit Musuh Kaum Perempuan.


Yogyakarta: Rapha Publishing.
2. Bararah, T dan Jauhar, M.2015. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi
Perawat Profesional. Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.
3. Elis, Harold 2012. Clinical anatomy: applied anatomy for student & junior doctors.
11 edition. USA: Blackwell publishing
4. Kemenkes RI., 2015. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2015.
5. Manuaba, Ida A.C (2013). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk
pendidikan bidan Edisi 2. Yogyakarta: pustaka pelajar.
6. Miyler, C.A. 2012. Nursing for Wellness in Older Adults. 6th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
7. Moore KL, Dalley AF, agur AMR, Moore ME. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis.
Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
8. Muttaqin, Arif. 2011. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Reproduksi. Jakarta : EGC.
9. Nugroho, Taufan. 2014. Kesehatan Wanita, Gender dan Permasalahannya.
Yogyakarta : Nuha Medika.
10. Nurarif H. Amin & Kusuma Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA ( North American xiii Nursing Diagnosis
Association) NIC-NOC. Mediaction Publishing.
11. Potter & Perry. (2013). Furdametal Keperawatan 1. Edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika.
12. Sherwood L. fisiologi manusia dari sel ke system. 6 ed. Jakarta: EGC; 2012.
13. Yatim, Faisal. (2008). Penyakit kandungan (Myom, Kista, Indung Telur, serta
Gangguan Lainnya). Edisi 2. Jakarta : Pustaka Populer Obor.
14. Susianti, & Sari, A. I. (2017). Potensi sirsak ( Annoma muricata ) Sebagai
Pencegahan Kista Ovarium. Majority, 6 (2), 18-22 Retrieved from.

Anda mungkin juga menyukai