Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ASEPTOR KB SUNTIK


Ny A P10001 AKSEPTOR BARU KB SUNTIK
DI POLI KIA PUSKESMAS DINOYO KOTA MALANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Praktek Profesi


Keperawatan Departemen Keperawatan Maternitas
Di Poli KIA Puskesmas Dinoyo Kota Malang

Disusun Oleh :

Nama : Yuniarti
NIM : P17212195048

PRODI PROFESI KEPERAWATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ASEPTOR KB SUNTIK
Ny A P10001 AKSEPTOR LAMA KB SUNTIK
DI POLI KIA PUSKESMAS DINOYO KOTA MALANG

OLEH :

NAMA : Yuniarti
NIM : P17212195048

Malang, Oktober 2019

Mahasiswa

Yuniarti
NIM : P172121950248

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

................................................ .................................................
LAPORAN PENDAHULUAN KB SUNTIK 3 BULAN
DI PUSKESMAS DINOYO

A. Pengertian Keluarga Berencana


KB adalah suatu usaha guna merencanakan dan mengatur jarak
kehamilan sehingga kehamilan dapat dikehendaki pada wakyu yang diinginkan. (
Saifuddin , 2008 ).
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pemasangan suami istri
untuk mendapatkan obyek tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. ( WHO,
2007 ).
Suntik 3 bulan adalah kontrasepsi suntik yang diberikan setiap 3 bulan sekali
dengan cara suntik IM. (Hartanto, Hanafi. 2004 ).
Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) adalah suatu sintesa progestin
yang mempunyai efek seperti progestin asli dari tubuh wanita. Depo Medroksi
Progesteron Asetat (DMPA) telah digunakan selama kurang lebih 20 tahun dan
sampai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita. Depo Medroksi
Progesteron Asetat (DMPA) diberikan setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg/ml
(Anggraini, 2011).

B. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik 3 bulan


Menurut Manuaba (2010), mekanisme kerja komponen progesterone atau
derivate testosterone adalah:
1. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan
ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan
releasing faktor dari hipotalamus.
2. Mengentalkan lendir servik, sehingga sulit ditembus spermatozoa.
3. Perubahan peristaltic tuba fallopi, sehingga kontrasepsi dihambat.
4. Mengubah suasana endometerim, sehingga tidak sempurna untuk
implantasi hasil konsepsi
C. Keuntungan dan kerugian KB Suntik 3 bulan
1. Keuntungan
Menurut BKKBN (2012), keuntungan KB Suntik 3 bulan Depo Medroksi
Progesteron Asetat (DMPA) antara lain:
a. Sangat efektif.
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
d. Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
e. Tidak mempengaruhi ASI.
f. Sedikit efek samping
g. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
h. Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai
perimenopause
i. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
j. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
k. Mencegah beberapa penyakit radang panggul.
2. Kerugian
Menurut Anggraini (2011), kerugian KB Suntik 3 bulan Depo Medroksi
Progesteron Asetat (DMPA) antara lain:
a. Sering ditemukan ganguan haid.
b. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
c. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, Hepatitis B dan virus HIV.
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi perubahan lipid serum.

D. Waktu penggunaan KB Suntik 3 bulan


Menurut BKKBN (2012), waktu yang tepat penggunaan KB Suntik 3 bulan
adalah:
1. Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur, injeksi
dapat diberikan setiap saat, asal tidak hamil. Selama 7 hari setelah
penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
4. Ibu yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal lain secara benar
dan tidak hamil kemudian ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan
pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai haid
berikutnya.
5. Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat segera diberikan,
asal ibu tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid
berikutnya. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, selama 7 hari
penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual

E. Efek Samping KB Suntik 3 bulan


a. Gangguan Haid
 Gejala : tidak mengalami haid, pendarahan bercak-bercak, perdarahan
di luar siklus haid, perdarahan yang lebih lama
 Penyebabnya : karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga
endometrium mengalami perubahan histologi, keadaan amenorhea
disebabkan atropi endrometrium
b. Depresi
 Gejala : perasaan lesu, tidak semanga
 Penyebab : diperkirakan adanya hormon progesteron terutama yang
berisi lg- non steroid menyebabkan kekurangan Vit B6 dalam tubuh, dan
adanya retensi garam
c. Perubahan Libido
 Gejala : terjadi pnurunan / peningkatan dorongan seksual
 Penyebab : penurunan libido terjadi karena efek progesteron terutama
yang bersifat lg – non steroid menyebabkan vagina kering, namun
demikian faktor psikis dapat juga berpengaruh dalam hal ini. Sebetulnya
libido ini meningkat / menurun sangat subjektif sifatnya, oleh karena itu
gejala ini harus di waspadai dengan cermat dan seksama untuk
memastikan bahwa klien telah mengalami penurunan / peningkatan
libido
d. Keputihan
 Gejala : keluarnya cairan berwarna putih dari vagina atau adanya cairan
putih dari mulut vagina
 Penyebab : oleh karena efek progesteron merubah pH vagina, sehingga
jamur mudah tumbuh di vagina dan menimbulkan keputihan
 Catatan khusus : Keluarnya lendir fisiologi, keputihan fisiologi
e. Jerawat
 Gejala : timbul jerawat pada wajah
 Penyebab : terutama lg – na progestine menyebabkan kadar lemak
meningkat
 Catatan Khusus : jerawat bisa timbul juga karena : alergi terhadap
kosmetik, perawatan kulit yang kurang hygiene dan kulit berminyak
f. Rambut Rontok
 Gejala : rambut rntok selama pemakaian suntikan / isa samapi sesudah
penghentian suntikan
 Penyebab : Progesteron terutama lg – Norprogestine dapat
mempengaruhi fonikel rambut sehingga timbul kerontokan rambut.
g. Perubahan BB
 Gejala : BB bertambah / naik rata-rata untuk tiap tahun bervariasi antara
2,3 – 2,9 kg.
 Peenyebab : belum terlalu jelas
h. Pusing / sakit kepala
 Gejala sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi / seluruh bagian
kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang amat sangat
 Penyebab : hal ini biasanay berkaitan dengan reaksi tubuh terhadap
progesteron
i. Mual dan muntah
 Gejala : rasa mual sampai muntah, terjadi pada bulan pertama suntikan
 Penyebab : kemungkinan karena reaksi tubuh terhadap hormon
progesteron yang mempengaruhi produksi keasaman lambung

F. Pengkajian Keperawatan
1. Pengumpulan Data atau Pengkajian
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan pasien secara
lengkap yaitu :
 Riwayat kesehatan
 Pemeriksaan fisik
 Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
 Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau
diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-
data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di
Interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
3. Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Identifikasi Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai dengan kondisi klien.
5. Merencanakan Asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada
langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
6. Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan
oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya.
Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya (misalnya: memastikan agar langkah-langkah
tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi
dengan dokter, untuk menangani klien yang mengalami komplikasi.
7. Evaluasi
Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa.
2. Diagnosa Keperawatan
NAMA & TANDA
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGAN
1. 06 November 2019 Ansietas (D.0080) Yuniarti
Katerogi : Psikologis
Subkategori : Integritas Ego
Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar
informasi ditandai dengan klien merasa bingung

2. 06 November 2019 Defisit Pengetahuan tentang (D.0111)


Kategori : Perilaku
Subkategori : Penyuluhan dan Pembelajaran
Defisit pengetahuan tentang KB suntik berhubungan
dengan ketidaktahuan menemukan sumber informasi
ditandai dengan klien menanyakan masalah yang
dihadapi
A. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA NAMA & TANDA


NO TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN TANGAN
1. Ansietas berhubungan Setelah diberikan asuhan Reduksi Ansietas 1. Untuk mengetahui tingkat Yuniarti
dengan kurang terpapar keperawatan, rasa cemas klieb Observasi : kemampuan klien dalam mengambil
informasi ditandai dengan berkurang. Dengan Kriteria hasil : 1. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
klien merasa bingung 1. Perilaku gelisah menurun (5) keputusan 2. Untuk mengetahui tingkat
2. Tekanan darah membaik (5) 2. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal kecemasan klien
3. Verbalisasi khawatir akibat dan nonverbal) 3. Agar klien merasa nyaman dan
kondisi yang dihadapi Terapeutik : mengurangi tingkat kecemasan klien
menurun (5) 3. Ciptakan suasana teraputik untuk 4. Agar klien merasa nyaman
menumbuhkan kepercayaan 5. Agar klien merasa dihargai
4. Temani klien untuk mengurangi 6. Agar klien terbuka dan dapat
kecemasan jika memungkinkan menceritakan masalahnya tentang
5. Pahami situasi yang membuat kecemasan pemilihan KB
ansietas dengarkan dengan penuh 7. Untuk menambah wawasan klien
perhatian 8. Menambanh wawasa klien dan
6. Gunakan pendekatan yang tenang pengethaun klien
dan meyakinkan 9. Untuk mencegah efek samping dari
7. Diskusikan perencanaan realistis KB
tentang peristiwa yang akan datang 10. Untuk mengurangi kecemasan lien
Edukasi : 11. Mengurangi rasa cemas dengan
8. Jelakan prosedure, termasuk efek nafas dalam
yang mungkin dialami
9. Informasikan secara factual
mengenai pengobatan dll
10. Anjurkan keluarga atau suami
mendampingi
11. Latih teknik relaksasi

2. Defisit pengetahuan Setelah diberikan asuhan Edukasi Penggunaan Alat Kontrasepsi 1. Untuk mengetahui tingkat
tentang KB suntik keperawatan, klien mengerti Observasi : pengetahuan klien agar dapat
berhubungan dengan tentang Alat kontasepsi KB suntik. 1. Identifikasi tingkat pengetahuan, menentukan intervensi selanjutnya
ketidaktahuan Dengan Kriteria hasil : keadaan umum, pengunaan alat 2. Untuk mempermudah penyuluhan
menemukan sumber 1. Tingkat pengetahuan kontrasepsi sebelumnya, riwayat dan pemahaman klien terhadap
informasi ditandai dengan meningkat (5) obstetri dan ginekologi ibu peningkatan pengetahuan
klien menanyakan 2. Tingkat kepatuhan meningkat Terapeutik : 3. Untuk melakukan blowup
masalah yang dihadapi (5) 2. Sediakan materi dan media 4. Agar klien dapat mempersipakan KB
3. Proses informasi pendidikan kesehatan yang akan digunakan
- Memahami kalimat 3. Jadwalkan kontrol sesuai advice 5. Agar klien lebih paham dan
- Menyampaikan pesan 4. Fasilitasi ibu memilih kontrasepsi yang mengurangi kecemasan
yang kohoren tepat 6. Menambah wawasan dan
5. Berikan kesempatan untuk bertanya pengetahuan klien
Edukasi : 7. Untuk menambah wawasan klien
6. Jelaskan pada ibu dan pasangan tentang alat kontrasepsi dan memilih
tentang tujuan, manfaat dan efek sesuai kehendak klien dan pasangan
samping pengunaan alat kontrasepsi 8. Manfaat keluarga berencana
7. Jelaskan tentang jenis jenis 9. Untuk memantau penggunaan alat
kontrasepsi kontrasepsi yang dipilih klien
8. Jelaskan ibu dan pasangan tentang 10. Pencegahan penyakit atau efek dari
faktor resiko jika terlalu sering dan Alat kontrasepsi
terlalu dekat jarak persalinan 11. Untuk mempercepat informasi lebih
9. Anjurkan ibu melakukan pemantauan untuk menntukan intervensi
keluhan yang timbul selama selanjutnya
menggunakan alat kontrasepsi
10. Anjurkan ibu mengidentifikasi tanda-
tanda masalah ginekologi
11. Anjurkan ibu berkonsultasi dengan
dokter atau tenaga medis lainnya
sebagai pertimbangan
12. Anjurkan ibu menghitung masa subur
dan sikus menstruasi
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham,F,Gary.2005.Obstetri William edisi 21.Jakarta :EGC
Manuaba, Ida Ayu Chanranita,dkk.2010.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan.Jakarta :EGC
Prawirohardjo, Sarwono.2008.Ilmu Kandungan. Jakarta : Yasasan Bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono.2008.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yasasan Bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono.2008.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yasasan Bina Pustaka
Saifudin, Adbul Bari. 2003.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai