Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KESEIMBANGAN SUHU TUBUH PADA PASIEN DI RUANG LOTUS


RSU SIAGA MEDIKA PEMALANG

ALYA FARAH
NIM 201902010097

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN 2021
1. Pengertian

Suhu adalah keadaan panas dan dingin yang diukur dengan menggunakan termometer. Di
dalam tubuh terdapat 2 macam suhu, yaitu suhu inti dan suhu kulit. Suhu inti adalah suhu dari
tubuh bagian dalam dan besarnya selalu dipertahankan konstan, sekitar ± 1ºF (± 0,6º C) dari hari
ke hari, kecuali bila seseorang mengalami demam. Sedangkan suhu kulit berbeda dengan suhu
inti, dapat naik dan turun sesuai dengan suhu lingkungan. Bila dibentuk panas yang berlebihan di
dalam tubuh, suhu kulit akan meningkat. Sebaliknya, apabila tubuh mengalami kehilangan panas
yang besar maka suhu kulit akan menurun (Guyton & Hall, 2012).

Suhu tubuh yang normal adalah 35,8°C – 37,5°C. Pada pagi hari suhu akan mendekati
35,5°C, sedangkan pada malam hari mendekati 37,7°C. Pengukuran suhu di rektum juga akan
lebih tinggi 0,5°-l°C, dibandingkan suhu mulut dan suhu mulut 0,5°C lebih tinggi dibandingkan
suhu aksila (Sherwood, 2014)).

2. Etiologi

Menurut NANDA (2013) etiologi pada gangguan termoregulasi yaitu:

1) Proses infeksi
2) Aktivitas yang berlebihan,
3) Berat badan ekstrem (berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) kurus = <18,5 dan obesitas=>
40
4) Dehidrasi,
5) Pakaian yang tidak sesuai untuk suhu lingkungan,
6) Peningkatan kebutuhan oksigen,
7) Perubahan laju metabolisme,
8) Sepsis,
9) Suhu lingkungan ekstrem,
10) Usia ekstrem (bayi prematur dan lansia),
11) Kerusakan hipotalamus,
12) Trauma

3. Patofisiologi

Zat yang menyebabkan meningkatnya suhu adalah Pirogen. Ada 2 jenis pirogen yaitu
pirogen endogen (berasal dari dalam tubuh yang berfungsi untuk merangsang demam dengan
mempengaruhi kerja pusat pengaturan suhu hipotalamus. Sedangkan pirogen eksogen (berasal
dari luar tubuh yang berfungsi untuk merangsang interleukin-1 / IL-1). Pirogen mengatur
sirkulasi darah sehingga dipesepsikan ke hipotalamus untuk mengatur keseimbangan
termoregulasi dalam memproduksi panas dan kehilangan panas yang tidak seimbang dapat
menyebabkan gangguan kebutuhan keseimabangan suhu tubuh, seperti hipertermia, hipotermia,
dll.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh

1) Usia
Suhu tubuh wanita dan pria yang berusia 60 tahun ke atas lebih rendah dibandingkan suhu
tubuh orang yang lebih muda, selain itu juga toleransi mereka terhadap suhu yang ekstrem
lebih terbatas. Regulasi suhu tubuh tidak tergantung pada organ tunggal, melainkan
melibatkan hampir semua sistem tubuh. Seiring dengan lanjutnya usia, sistem-sistem didalam
tubuh akan menurun fungsinya, begitu juga dengan sistem yang mengatur suhu tubuh.
2) Jenis Kelamin
Pada laki-laki terdapat hormon testosterone yang tinggi. Hal ini mengakibatkan peningkatan
tingkat metabolisme di dalam tubuh. Pada wanita, suhu cenderung meningkat ketika sedang
menstruasi atau haid, dan ketika sedang ovulasi terjadi peningkatan suhu 0,3 – 0,5°C pada
pagi hari akibat produksi hormon progesterone.
3) Hormon Tiroid
Hormon tiroid merupakan salah satu hormon yang dapat mempengaruhi suhu tubuh karena
perannya dalam mengatur tingkat metabolisme basal tubuh. Bila seseorang mengalami
hipertiroidisme, maka BMR (Basal Metabolic Rate) akan meningkat dan produksi panas juga
akan meningkat. Sebaliknya bila seseorang mengalami hipotiroidisme maka BMR akan
menurun dan produksi panas juga akan menurun.
4) Suhu Lingkungan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Prabhjot S, dkk, peneliti melakukan pengukuran suhu
dengan melakukan kontrol terhadap suhu ruang pengukuran dan hasil yang didapatkan
adalah terdapat perbedaan suhu yang cukup signifikan (1°F) dengan adanya kontrol suhu
ruangan.
5) Variasi Diurnal
Tubuh mempunyai jam biologis yang dikenal dengan ritme sirkardian dan diatur oleh
hipotalamus. Ritme ini dapat mempengaruhi perilaku dan pola fungsi biologis utama, salah
satunya adalah suhu tubuh. Ritme ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal,
misalnya cahaya, kegelapan, dan aktivitas seseorang. Pada penelitian sebelumnya, manusia
dibawah kondisi pencahayaan dan interaksi sosial yang terbilang normal, dengan waktu
bangun tidur pukul 07.00 dan waktu tidur pukul 23.00, suhu tubuh mulai naik tiga jam
sebelum bangun mulai dari 36,5°C untuk suhu terendah dan mencapai 37,4°C pada pukul
19.00-20.00, setelah itu mulai turun pada suhu 36,5°C pada pukul 04.00.
6) Latihan (exercise)
Pada awal abad ke-20, penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Tc pada pelari
marathon dapat meningkat di atas 40 derajat melalui pengukuran suhu rektal atlet segera
setelah mencapai garis finish.31 Selama latihan fisik, produksi panas dari proses
metabolisme dapat meningkat 10 sampai 20 kali lipat, tapi kurang dari 30% dari panas yang
dihasilkan diubah menjadi energi mekanik. Sebaliknya, 70% panas dari metabolisme tersebut
akan dilepaskan ke lingkungan. Panas mulai menumpuk di dalam tubuh ketika mekanisme
kehilangan panas tidak mampu mengatasi banyaknya produksi panas dari proses
metabolisme, yang kemudian akan mengarah ke peningkatan suhu tubuh. Misalnya, rata-rata
suhu gastrointestinal (GI) sebelum latihan adalah 37,6°C akan meningkat menjadi 39,3°C
setelah berjalan selama 45 menit di luar ruangan
7) Obat-obatan
Konsumsi obat-obatan dapat mempengaruhi suhu tubuh. Beberapa obat yang memiliki efek
antipiretik dan sering digunakan antara lain aspirin, asetaminofen, dan ibuprofen. Selain itu,
terdapat laporan kasus bahwa seorang remaja negro berusia 13 tahun yang menderita
schizophrenia mendapatkan terapi chlorpromazine mengalami hiperpireksia berat setelah
berolahraga, setelah ditelurusi hiperpireksia berat ini disebabkan oleh buruknya ventilasi
lingkungan tempai ia berolahraga.
8) Kafein
Kafein sering dikonsumsi agar tetap terjaga pada malam hari terutama orang-orang yang
bekerja pada shift malam. Peningkatan alertness oleh kafein dikaitkan dengan tingginya suhu
inti tubuh (Tc). Peningkatan Tc ini diakibatkan oleh vasokonstriksi dari pembuluh darah
yang merupakan efek dari kafein. Tc yang rendah dan sempitnya DPG (distal-to-proximal
skin temperature gradient) telah dilaporkan berkaitan dengan peningkatan kualitas tidur.
9) Merokok
Merokok dapat mempengaruhi suhu tubuh, namun hal ini tergantung jumlah rokok yang
dihisap per minggu. Seorang perokok berat akan mengalami perubahan terbesar dalam aliran
darah perifer akibat pengaruh nitrous oxide terus menerus.
10) Overweight dan Obesitas
Overweight dan obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan energi (energy imbalance) untuk
waktu yang lama. Namun, overweight tidak selalu berhubungan dengan kelebihan lemak
tubuh. Overweight dapat terjadi karena meningkatnya massa otot tubuh. Sedangkan obesitas
adalah keadaan dimana terdapat kelebihan lemak tubuh akibat banyaknya masukan kalori
tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup.29 Sedikitnya penggunaan energi oleh
tubuh akan berdampak pada pengeluaran panas sehingga pada seseorang dengan obesitas
memiliki suhu tubuh yang cenderung lebih rendah.
11) Stress
Termoregulasi pada manusia merupakan proses yang kompleks di bawah kendali sistem saraf
pusat, dan suhu inti maupun perifer pada manusia akan merespon secara berbeda terhadap
paparan stres yang terjadi.30 Menurut teori, saat stres, neuron-neuron post ganglion akan
melepaskan norepinefrin (NE) dan juga akan memicu pelepasan hormon epinefrin dan NE
sehingga terjadi peningkatan metabolisme sel di dalam tubuh yang berdampak pada naiknya
suhu tubuh.
12) Asupan Makanan
Salah satu yang mempengaruhi laju metabolisme tubuh adalah asupan makanan.
Pembentukan panas yang terinduksi oleh makanan akan meningkat selama 12 jam akibat
peningkatan aktivitas metabolik yang berkaitan dengan pemrosesan dan penyimpanan nutrien,
terutama oleh proses biokimiawi.
13) Alkohol
Alkohol atau ethanol mempengaruhi berbagai sistem fisiologis didalam tubuh. Alkohol kerap
kali dikaitkan dengan kasus hipotermia accidental, yang dapat berlanjut hingga menimbulkan
banyak kematian (Teresinski et al., 2005). Vasodilatasi yang terjadi pada pembuluh darah
perifer setelah pemberian ethanol dianggap sebagai efek langsung ethanol terhadap pembuluh
darah (Wasielewski & Holloway, 2001). Sensasi hangat pada kulit yang sering dihasilkan
oleh etanol diasumsikan terjadi karena pembuluh darah perifer melebar (Fleming et al., 2001)

5. MACAM / JENIS

Macam-macam gangguan termoregulasi :

a. Demam / febris
Demam merupakan mekanisme pertahanan yang sangat penting. Peningkatan system
imun tubuh. Demam juga merupakan bentuk pertarungan akibat infeksi karena virus
menstimulasi interferon (substansi yang bersifat melawan virus ). Pola demam berbeda
bergantung pada pirogen. Peningkatan dan penurunan jumlah pirogen berakibat puncak
demam dan turun dalam waktu yang berbeda. Pirogen, seperti bakteri atau virus
meningkatkan suhu tubuh. Pirogen bertindak sebagai antigen yang memicu respons sistem
imun.
b. Kelelahan akibat panas
Kelelahan akibat panas karena terjadi bila diaferosis yang banyak mengakibatkan
kehilangan cairan dan eletrolit secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan
panas. tanda dan gejala kurang volume cairan adalah hal umum selama kelelahan akibat
panas. tindakan pertama yaitu memindahkan pasien kelingkungan yang lebih dingin serta
memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.
c. Hipertermi
Peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh
menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi panas tersebut disebut hipertermi.
Hipertermi terjadi karena adanya beban yang berlebihan pada mekanisme pengaturan suhu
tubuh. Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme
panas. Hipertermi malginan adalah kondisi bawaan yang tidak dapat mengontrol produksi
panas, yang terjadi ketika orang yang rentang mengunakan obat-obatan anastetik tertentu.
d. Heatstroke
Panas akan menekan fungsi hipotalamus. Pajanan yang lama terhadap matahari atau
lingkungan panas akan membebani mekanisme kehilangan, panas pada tubuh kondisi ini
mengakibatkan heatstroke yaitu kegawatan berbahaya dengan mortalitas yang tinggi. Pasien
yang berisiko adalah anak-anak, lansia, pederita penyakit kardiovaskular, hipotiroid,
diabetes atau alkoholisme. Resiko ini juga terdapat pada individu yang mengkonsumsi obat-
obatan yang dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk membuang panas. (fenotiazin,
antikolinergik, deuretik, amfetamin, dan antagonis beta-adrenergik), serta pasien yang
berolahraga atau bekerja keras (atlet, pekerja bangunan, dan petani). Tanda dan gejala
heatstroke adalah rasa bingung, haus yang sangat, mual, kram otot, gangguan penglihatan
dan bahkan inkontinensia. Tanda yang paling penting adalah kulit yang panasdan kering.
e. Hipotermi
Pengeluaran panas yang hilang saat paparan lama terhadap lingkungan dingin akan
melebihi kemampuan tubuh untuk menghasilkan panas, sehingga terjadi hipotermi.
Hipotermi dikelompokan oleh pengukuran suhu inti.

6. Gejala dan Tanda Mayor Minor

1) Hipertermia

• Suhu tubuh diatas normal


• Kulit merah
• Kejang
• Takikardi
• Takipnea
• Kulit terasa hangat2.
2) Hipotermi
• Kulit teraba dingin
• Menggigil
• Suhu tubuh di bawah nilai normal1.2
• Gejala dan Tandaa Minor
• Akrosianosis
• Bradikardi
• Dasar kuku sianotik
• Hipoglikemia
• Hipoksia
• Pengisian kapiler >3 detik
• Konsumsi oksigen meningkat
• Ventilasi menurun
• Piloereksi
• Takikardia
• Vasokonstriksi perifer
• Kutis memorata (pada neonatus)
7. Pathways

Endogen Pirogen Eksogen

(mikrooorganisme, (Substansi penyebab demam) (trauma,

Pemakaian pakaian, aktivitas)

monosit,

makrofag, toksik)

Sirkulasi darah

Hipotalamus

Hipotamus interior Mengatur keseimbangan Hipotamus posterior


termoregulasi

Titik patokan suhu Titik patokan suhu

(sel point) (sel point)

Kehilangan cairan Produksi panas dan kehilangan Kehilangan cairan

Elektrolit tubuh panas tidak seimbang elektrolit tubuh

Elektrolit pada KETIDAKEFEKTIFAN Elektrolit pada

Pembuluh darah TERMOREGULASI pembuluh darah

(dehidrasi)
Suhu Tubuh Suhu Tubuh

HIPERTERMIA HIPOTERMIA

8. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostic seperti :

a) Riwayat penyakit dari keluhan


b) Pemeriksaan fisik
c) Pemeriksaan laboratorium
• Periksaan darah lengkap : mengidentifikasi kemungkinan terjadinya resiko infeksi
• Pemeriksaan urine
• Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibody untu pasien seperti
thypoid
• Pemeriksaan elektrolit : Na, K, CI

9. Terapi / Pengobatan

a. Non Farmakologi
a) Observasi keadaan umum pasien
b) Observasi tanda-tanda vital pasien
c) Observasi perubahan warna kulit pasien
d) Anjurkan pasien untuk memakai pakaian yang tipis (hipertermia) dan pakaian tebal
(hipotermia)
e) Anjurkan pasien banyak minum (hipertermia)
f) Berikan minum hangat (hipotermia)
g) Kompres dengan handuk kering yang dihangatkan atau botol berisi air hangat dibagian
leher, dada, atau selangkangan untuk penderita hipotermia
h) Anjurkan pasien banyak istirahat
i) Beri kompreshangat dibagian tubuh seperti ketiak, lipatan paha, leher dibagian belakang
j) Beri health education ke pasien dan keluarganya mengenai penegertian, penanganan dan
terapi yang diberikan tentang penyakitnya.

b. Farmakologi
a) Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam. Obat-
obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari golongan yang bermacam-macam
dan sering berbeda dalam susunan kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek
pengobatannya.Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan
pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase.
b) Asetaminofen merupakan derivate para-aminofenol yang bekerja menekan pembentukan
prostaglandin yang disintesis dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15
mg/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90 mg/kgBB/hari.
c) Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga analgetik dan antiinflamasi. Dosis terapeuti
yaitu 5-10 mg/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.
d) Metamizole (antalgin) bekerja menekan pembentukkan prostaglandin. Mempunyai efek
antipiretik, analgetik dan antiinflamasi. Dosis terapeutik 10mg/kgBB/kali tiap 6-8 jam dan
tidak dianjurkan untuk anak kurang dari 6 bulan. Pemberiannya secara per oral,
intramuskular atau intravena.
e) Asam mefenamat suatu obat golongan fenamat. Khasiat analgetiknya lebih kuat
dibandingkan sebagai antipiretik. Dosis pemberiannya 20 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis.
Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6 bulan.

10. Penatalaksanaan Medis

a) BHSP
b) Kenakan pakaian yang tipis
c) Beri banyak minum .
d) Beri banyak istirahat .
e) Beri obat penurun panas

11. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan data-data.
2. Identitas diri : umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat
3. Status Kesehatan : Keluhan utama : panas
4. Riwayat penyakit sekarang :
a) Hipertermi
Data Subjektif : Pasien mengeluh panas, Pasien mengatakan badannya terasa lemas/
lemah.
Data Objektif : Suhu tubuh >37 deracat celcius, Takikardia, Mukosa bibir kering, Warna
kulit kemerahan
b) Hipotermi
ketika suhu tubuh turun menjadi 35 derajat celcius, klien mengalami gemetar yang tidak
terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menelan. Jika suhu tubuh turun di
bawah 34,4 celcius frekuensi jantung, pernafasan, dan tekanan darah turun.
5. Riwayat kesehatan lalu
a. Hipertermi
Sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya
mual, muntah, nafsu makan turun, eliminasi, nyeri otot, dan sendi, dll).
b. Hipotermia
Tanyakan suhu pasien sebelumnya, sejak kapan timbul gejala gemetar,hilang ingatan,
depresi dan gangguan menelan.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Hitung TTV ketika panas terus-menerus
b. Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor kulit (dingin, kering, kemerahan, hangat, dan turgor
kulit menurun)
c. Tanda-tanda dehidrasi
d. Perubahan tingkah laku : bingung, disorientasi, gelisah,sakit kepala, nyeri otot, lemah,dll
2. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi penyakit
2. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan dehidrasi
3. Rencana keperawatan

Menurut buku Nanda (2015) Diagnosa yang mungkin muncul pada gangguan pemenuhan
kebutuhan suhu tubuh yaitu :
a. Hipertermia b/d infeksi penyakit
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan suhu tubuh
klien dalam rentang normal dengan kriteria hasil :
1. TTV Dalam batas normal
2. Tidak ada perubahan warna kulit
Intervensi :
1. Pantau suhu dan Tanda-tanda vital lainnya
2. Monitor warna dan suhu kulit klien
3. Monitor asupan dan keluaran, sadari perubahan kehilangan cairan yang tak dirasakan
4. Beri obat atau cairan IV (missal antipiretik, agen antibakteri dan agen anti inflamasi)
5. Tutup pasien dengan pakaian atau selimut ringan
6. Dorong konsentrasi cairan
7. Fasilitasi istirahat, pembatasan aktivitas
8. Kompres pada lipatan paha dan aksila
9. Tingkatkan sirkulasi darah
10. Pastikan tanda-tanda lain dari infeksi yang terpantau pada orang tua
11. Lembabkan bibir dan hidung yang kering
b. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan dehidrasi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapakan klien dapat
mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal dengan kriteria hasil :
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Nadi dan RR dalam rentang normal
3. Tidak ada perubahan warna kulit
Intervensi : pengaturan suhu
1. Monitor suhu setiap 2 jam, sesuai kebutuhan
2. Monitor tekanan darah, nadi, respirasi
3. Monitor suhu dan warna kulit
4. Monitor dan laporkan adanya tanda dan gejaladari hipertermia dan hipotermia
5. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat
6. Imstrusikan pasien bagaimana mencegah keluarnya panas dan serangan panas
7. Diskusikan pentingnya termoregulasi dan kemungkinan efek negatife dari demam yang
Berlebihan
8. Sesuaikan suhu lingkungan untuk kebutuhan pasien
9. Berikan pengobatan antipiretik, sesuai kebutuhan
10. Pilih metode kompres yang nyaman dan mudah didapat (missal kantong plastik tahan air,
kemasan gel beku atau handuk
DAFTAR PUSTAKA

Yuliana Dewi, Risna. 2020. Lp Suhu. https://www.scribd.com/document/396903730/lp-suhu.


diakses pada 14 Juni 2021
Andayani, Risma. 2020. Askep gangguan keseimbangan suhu tubuh.
https://idoc.pub/documents/askep-gangguan-keseimbangan-suhu-tubuh-6nq8owy871nw.diakses
pada 14 Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai