Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DI RUANGAN MATERNITY RS. GRAHA HERMINE

Disusun Oleh :

Jasvirgon, S. Kep
NIM. 00320038

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

( Ns. Henry Pencon, S. Kep ) ( Utari Ch Whardhani, Ners. M. Kep )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES AWAL BROS BATAM
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DI RUANGAN MATERNITY RS. GRAHA HERMINE

A. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali sehari
dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan,
atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin
dalam kandungan (Kadir et al, 2019).
Hiperemesis Gravidarum merupakan keluhan umum yang terjadi pada kehamilan muda.
Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat
peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan dikeluarkannya Human Chorionic
Gonadothropin. Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum
(Bagus, 2015).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu
pekerjaan sehari - hari, gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trimester
pertama (Mitayani, 2015).
Hiperemesis gravidarum adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan mual dan
muntah yang tidak dapat dikendalikan dan terus menerus sebelum minggu ke-20 kehamilan
(Green, 2015).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang menyebabkan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, penurunan berat badan yang nyata dan kekurangan
nutrisi. (Sharon, 2015).
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak
terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit,
atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. (Bobak, 2015)
B. Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2015) :
a. Tingkat I
 Ibu merasa lemah
 Mual, Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
 Nafsu makan tidak ada
 Berat badan menurun
 temperatur tubuh meningkat
 Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah sistolik menurun
 Turgor kulit kering
 Lidah mengering
 Mata cekung
 Merasa nyeri pada epigastrium
b. Tingkat II
 Ibu tampak lebih lemah
 Apatis
 Berat badan turun
 Tensi turun
 nadi kecil dan cepat
 Suhu kadang-kadang naik
 Mata sedikit ikterik dan cekung
 Turgor kulit lebih kering
 Lidah mengering dan tampak kotor
 Hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi
 Aseton tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan
dapat pula ditemukan dalam kencing
c. Tingkat III
 Keadaan umum lebih parah
 Muntah
 Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
 Nadi kecil dan cepat
 Suhu meningkat
 Tensi menurun
 Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton
 Mata cekung dan timbulnya icterus

C. Etiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Akan tetapi menurut
(Farrer, 2015) ada Faktor Predisposisi diantaranya adalah :
1. Umumnya terjadi pada Primigravida, Molahidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda
akibat peningkatan kadar HCG.
2. Faktor Organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan - perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari
jaringan ibu terhadap janin.
3. Faktor Fsikologis : Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik
mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

D. Manifestasi Klinis
Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2015) :
Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil, yang bisa terjadi
hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya nafsu
makan dan penurunan berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu
hamil merasa pusing, lemas, dan mengalami dehidrasi.
Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga dapat
mengalami gejala tambahan berupa :
 Sakit kepala
 Konstipasi
 Sangat sensitif terhadap bau
 Produksi air liur berlebihan
 Inkontinensia urine
 Jantung berdebar
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6 minggu dan
mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu. Mual dan muntah yang dirasakan ibu
hamil cenderung akan membuat mereka menjadi lebih lemah dan akan meningkatkan
kecemasaan terhadap kejadian yang lebih parah. Masalah psikologis juga berperan pada
parahnya mual dan muntah serta perkembangan hiperemesis gravidarum. Masalah psikologis
yang terjadi pada ibu hamil akan cenderung mengalami mual dan muntah dalam kehamilan,
atau memperburuk gejala yang sudah ada serta mengurangi kemampuan untuk mengatasi
gejala normal. Selain itu ketidakseimbangan psikologis ibu hamil seperti cemas, rasa
bersalah, mengasihani diri sendiri, ingin mengatasi konflik secara serius, ketergantungan atau
hilang kendali akan memperberat keadaan mual dan muntah yang dialaminya sehingga akan
lebih ditakutkan keadaan mual muntah tersebut menjadi lebih buruk dan menyebabkan
terjadinya hiperemesis gravidarum (Tiran, 2018).

E. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil
muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit.
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam
darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstra seluler dan plasma berkurang. Natrium dan
khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga
aliran darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan
terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan
elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma
Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Khayati, 2015).
F. Pathway Keperawatan Hiperemesis Gravidarum

Peningkatan Hormon
Estrogen & HCG

Menghambat ambang
depolarisasi saraf enteric
Ansietas
Faktor
Penurunan pompa pylorus Psikologis : Gangguan Pola Tidur
Idiopatik Takut, Cemas

Peningkatan
tekanan lambung HIPEREMESIS GRAVIDARUM Defisit Pengetahuan

Refluk sebagian Hcl Kehilangan cairan berlebih Intake Nutrisi Menurun

Asam laktat, asam lambung ↑ Dehidrasi Metabolisme Tubuh Menurun

Nafsu makan menurun Kehilangan Volume Cairan /


Pemecahan cadangan
Cairan esktra seluler & plasma ↓
protein dan lemak
tidak sempurna
Mual Anoreksia & muntah
Defisit Volume Cairan

Kelemahan Umum
Nausea Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Intoleransi Aktivitas
G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum menurut


(Khayati, 2015) yaitu dengan cara :

a. Memberikan Penkes tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejala yang fisiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi
sering.
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih
dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan
yang banyak mengandung gula.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang, maka diperlukan seperti :
a. Obat – obatan
1. Sedativa : Phenobarbital
2. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
3. Anti histamine : dramamin, avomin
4. Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau khlorpromasine.
5. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah danperedaran udara yang
baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam
kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan. Tidak diberikan
makanan atau minuman dan selama 24 jam.
c. Terapi psikologika
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik.
d. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan
fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin
C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila dalam 24 jam
penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan lambat
laun makanan yang tidak cair.
e. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi
komplikasi organis adalah delirium, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan
demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan
pertimbangan gugur kandung diantaranya :
1. Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis, somnolen sampai koma, terjadi
gangguan jiwa.
2. Gangguan penglihatan ditandai dengan : pendarahan retina, kemunduran penglihatan.

H. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan pada penyakit hiperemesis gravidarum


menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :

1. Pemeriksaan Laboratorium
2. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya
gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
3. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN
4. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH
I. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hiperemesis Gravidarum
A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data,


mengelompokkan, dan menganalisis, sehingga didapatkan masalah dan kebutuhan untuk
perawatan ibu. Tujuan utama pengkajian adalah untuk memberikan gambaran secara
terus-menerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang memungkinkan perawat
merencanakan asuhan keperawatan (Mitayani, 2019).

a. Pengkajian Data Subjektif

1. Biodata
Data ini meliputi : nama klien dan suami, usia, suku bangsa, agama, pendidikan
terakhir, pekerjaan dan penghasilan serta alamat (Manurung, 2015). Usia, 20 tahun dan >
35 tahun lebih berisiko terhadap kejadian hiperemesis gravidarum (Anasari, 2015).
Pekerjaan, ibu yang bekerja lebih berisiko terhadap kejadian hiperemesis gravidarum
(Soekanto, 2015). Pendidikan, mempunyai pengaruh dalam berperilaku kesehatan
(misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil (Umboh, 2015).

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai
dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan muntah yang terus –
menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta
konstipasi dan demam. Selanjutnya juga dapat ditemukan berat badan yang menurun.
Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia, mata
cekung, dan ikterus (Mitayani, 2015).

2. Riwayat Kesehatan Dahulu


Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya,
kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran
pencernaan yang menyebabkan mual muntah (Mitayani, 2019).
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga
4. Riwayat Menstruasi
a. Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun
b. Siklus 28-30 hari
c. Lamanya 5-7 hari
d. Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari
e. Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah

5. Riwayat Perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawinan usia muda

6. Riwayat kehamilan dan persalinan


a. Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak
ada nafsu makan.
b. Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai berat badan, tekanan darah,
dan tingkat kesadaran.

7. Riwayat keluarga berencana

Penggunaan kontrasepsi hormonal diduga mempengaruhi terjadinya mual muntah


yang dapat mempengaruhi penyerapan mual dan muntah sehingga dapat memperparah
mual dan muntah (Tiran, 2018).

8. Data Psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu
sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah
marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih, serta
kekecewaan dapat memperberat mual dan muntah. Pola pertahanan diri koping yang
digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dair
keluarga dan perawat.
9. Paritas
Paritas banyak (lebih dari 4) mempunyai risiko tinggi terjadinya hyperemesis
gravidarum (Annisa, 2015).

10. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Makan : Frekuensi, jenis makanan, jumlah, pantangan, dan makanan kesukaan.


b. Minum : Frekuensi, banyaknya, jenis minuman, dan minuman kesukaan.

11. Istirahat : Siang, malam, dan keluhan

12. Personal hygienie : Mandi, sikat gigi, ganti baju, ganti celana dalam dan bra,
potong kuku, dan keramas.

13. Aktivitas: Ditempat dan dirumah

14. Hubungan Seksual: Frekuensi dan keluhan

b. Pengkajian Data Objektif


1. Status hidrasi meliputi turgor kulit, keadaan membran mukosa (kering atau lembab),
dan oliguria
2. Status kardiovaskuler seperti kualitas nadi (kuat atau lemah), takikardia, atau
terjadinya hipotensi ortostatik
3. Keadaan abdomen

Meliputi suara abdomen (biasanya hipoaktif merupakan keadaan normal dalam


kehamilan), adanya nyeri lepas atau nyeri tekan, adanya distensi, adanya
hepatosplenomegali, dan tanda Murphy dan tanda Mc.Burney’s
4. Genitourinaria
Seperti nyeri kostovertebral dan nyeri suprapubik
5. Eliminasi
Seperti perubahan pada konsistensi feces, konstipasi, dan penurunan frekuensi berkemih
6. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus
terapeutik
7. Aktivitas istirahat
Istiahat kurang, terjadi kelemahan tekanan darah sistol menurun, dan denyut nadi
meningkat (>100 kali per menit)
8. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam koma
9. Keadaan janin
Meliputi pemeriksaan denyut jantung janin, tinggi fundus uterus, dan perkembangan
janin (apakah sesuai dengan usia kehamilan)

B. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Kelemahan Umum
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan
gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan melalui
feses dan muntah serta intake terbatas (mual).

C. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


NOC NIC
1. Intoleransi NOC : NIC :
aktivitas  Self Care : ADLs  Observasi adanya
Berhubungan  Toleransi aktivitas pembatasan klien dalam
dengan kelemahan  Konservasi eneergi melakukan aktivitas
umum Setelah dilakukan tindakan  Kaji adanya faktor yang
keperawatan selama …. Pasien menyebabkan kelelahan
bertoleransi terhadap aktivitas  Monitor nutrisi dan
dengan Kriteria Hasil : sumber energi yang
 Berpartisipasi dalam adekuat
aktivitas fisik tanpa disertai  Monitor pasien akan
peningkatan tekanan darah, adanya kelelahan fisik dan
nadi dan RR emosi secara berlebihan
 Mampu melakukan aktivitas  Monitor respon
sehari hari (ADLs) secara kardivaskuler terhadap
mandiri aktivitas (takikardi,
 Keseimbangan aktivitas dan disritmia, sesak nafas,
istirahat diaporesis, pucat,
perubahan hemodinamik)
 Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
pasien
 Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi Medik
dalam merencanakan
progran terapi yang tepat.
 Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
 Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan sosial
 Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan
 Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
 Bantu untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
 Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan
diwaktu luang
 Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
 Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
 Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan spiritual

2. Ketidakseimbangan Nutritional Status : food and Nutrition Management


nutrisi kurang dari Fluid Intake - Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh Setelah dilakukanya tindakan makanan
b/d gangguan keperawatan selama 3x24 jam - Kolaborasi dengan ahli
absorbsi nutrien diharapkan nutrisi terpenuhi gizi untuk menentukan
dan peningkatan dengan Kriteria Hasil : jumlah kalori dan nutrisi
peristaltik usus. - Adanya peningkatan yang dibutuhkan pasien.
berat badan sesuai - Anjurkan pasien untuk
dengan tujuan meningkatkan intake Fe
- Berat badan ideal sesuai - Anjurkan pasien untuk
dengan tinggi badan meningkatkan protein
- Mampu mengidentifikasi dan vitamin C
kebutuhan nutrisi - Berikan substansi gula
- Tidak ada tanda tanda - Yakinkan diet yang
malnutrisi dimakan mengandung
- Tidak terjadi penurunan tinggi serat untuk
berat badan yang berarti mencegah konstipasi
- Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
- Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian.
- Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
- Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
- Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
- BB pasien dalam batas
normal
- Monitor adanya
penurunan berat badan
- Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
- Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
- Monitor lingkungan
selama makan
- Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
- Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
- Monitor mual dan
muntah
- Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
- Monitor makanan
kesukaan
- Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
- Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
- Monitor kalori dan
intake nuntrisi
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
- Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
3. Defisit volume - Fluid balance - Pertahankan catatan
cairan b/d - Hydration intake dan output
kehilangan - Nutritional Status : Food yang akurat
berlebihan melalui and Fluid Intake - Monitor status hidrasi
feses dan muntah Setelah dilakukan tindakan ( kelembaban
serta intake terbatas keperawatan selama 3x24 jam membran mukosa,
(mual). defisit volume cairan teratasi nadi adekuat, tekanan
dengan kriteria hasil: darah ortostatik ), jika
- Mempertahankan urine diperlukan
output sesuai dengan usia - Monitor hasil lab
dan BB, BJ urine normal, yang sesuai dengan
- Tekanan darah, nadi, suhu retensi cairan (BUN ,
tubuh dalam batas normal Hmt , osmolalitas
- Tidak ada tanda tanda urin, albumin, total
dehidrasi, Elastisitas turgor protein )
kulit baik, membran mukosa - Monitor vital sign
lembab, tidak ada rasa haus setiap 15menit – 1
yang berlebihan jam
- Orientasi terhadap waktu dan - Kolaborasi pemberian
tempat baik cairan IV
- Jumlah dan irama pernapasan - Monitor status nutrisi
dalam batas normal - Berikan cairan oral
- Elektrolit, Hb, Hmt dalam - Berikan penggantian
batas normal nasogatrik sesuai
- pH urin dalam batas normal output (50 –
- Intake oral dan intravena 100cc/jam)
adekuat - Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
- Kolaborasi dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul
meburuk
- Atur kemungkinan
tranfusi
- Persiapan untuk
tranfusi
- Pasang kateter jika
perlu
- Monitor intake dan
urin output setiap 8
jam

D. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang

telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien

secara optimal. Pada tahap ini perawat menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan

hubungan antar manusia (komunikasi) dan kemampuan teknis keperawatan, penemuan

perubahan pada pertahanan daya tahan tubuh, pencegahan komplikasi, penemuan

perubahan sistem tubuh, pemantapan hubungan klien dengan lingkungan, implementasi

pesan tim medis serta mengupayakan rasa aman, nyaman dan keselamatan klien.

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana mengenai kesehatan

klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara berkesinambungan

dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan

bertujuan untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur

hasil dari proses keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Andani, D. R. 2015. Faktor Resiko Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil di Puskesmas
Kapongan Kecamatan Kapongan Situbondo.

Andria. 2017. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hiperemesis Gravidarum Di Rumah Sakit Umum
Daerah Rokan Hulu. Jurnal Maternity And Neonatal Volume 2 No 3. 174.

Anggasari, Y. 2016. Kejadian Hiperemesis Gravidarum Ditinjau Dari Riwayat Penggunaan


Kotrasepsi Hormonal Saat Pra Konsepsi Di BPM Kusmawati Surabaya. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Volume9 No 1 Februari 2016. 7-8.

Bagus, Anggraeni, E. 2015. Studi Kasus Pads Ny.S Umur 20 Tahun Yang Mengalami Masalah
Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Dengan Diagnosa
Medis Hiperemesis Gravidarum Di Ruang Dahlia II RSUD Gambiran Kota Kediri. Skripsi.
Kediri : Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Farrer,2015.DeteksiKehamilanIbu.Yogyakarta:AdministrationPress.

Mitayani. 2009.Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

Nanda Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020 edisi 10 Penerbit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta

Nurarif, A., & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis
dan Nanda Nic - Noc. Yogyakarta: Mediaction.

Nursing Outcomes Clasification (NOC) Pengukuran outcomes kesehatan Edisi 5

Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi 5

SDKI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik.
Jakarta: PPNI.

Setiawati, S. E. 2016. Penatalaksanaan Mual dan Muntah pada Hiperemesis Gravidarum.


Penatalaksanaan Mual dan Muntah pada Hiperemesis Gravidarum , 129.

Anda mungkin juga menyukai