Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN PENYAKIT ASFIKSIA

DI RUANG MELATI RSUD SOEWONDO KENDAL

DI SUSUN OLEH :

ANGGI PUTRI ANGGRAENI ( 1607003 )

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

TAHUN AJAR 2017 / 2018


A.KONSEP DASAR

1. Pengertian

Asfiksia menurut IDAI (Ikatatan Dokter Anak Indonesia) adalah kegagalan nafas
secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir.
( Prambudi, 2013).
Menurut ( Dewi Vivian, 2010:102) Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan
pada bayi baru lahir yang mengalami gagal bernapas secara sepontan dan teratur segera
setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat
mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya.
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan
teratur, sehingga dapat meurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan
akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. (Manuaba, 2008) .
2. Klasifikasi

Menurut Mochtar ( 2008 ), klasifikasi klinis asfiksia dibagi dalam 2 macam, yaitu
sebagai berikut :

a. Asfiksia Livida yaitu asfiksia yang memiliki ciri meliputi warna kulit kebiru -biruan,
tonus otot masih baik, reaksi rangsangan masih positif, bunyi jantung regular.
b. Asfiksia Pallida yakni asfiksia dengan ciri meliputi warna kulit pucat, tonus otot
sudah kurang, tidak ada reaksi rangsangan, bunyi jantung irregular.
Menurut Mochtar ( 2008 ) setiap bayi baru lahir dievaluasi dengan nilai APGAR,
tabel tersebut dapat digunakan untuk menentukan tingkat atau derajat asfiksia, apakah
ringan, sedang, atau asfiksia berat dengan klasifikasi sebagai berikut :
a. Asfiksia berat (nilai Apgar 0-3)
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen terkendali.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung 100X/menit, tonus otot buruk,
sianosis berat, dan terkadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada.
b. Asfiksia sedang ( nilai Apgar 4 -6 )
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernapas
kembali. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung 10lebih dari
100X/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, refleks iritabilitas tidak ada.
c. Bayi normal atau sedikit asfiksia (nilai Apgar 7-10)
Bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa.
Berikut ini adalah tabel APGAR score untuk menentukan Asfiksia ( Ghai, 2010 )
Nilai 0 1 2
Nafas Tidak ada Tidak teratur Teratur
Denyut jantung Tidak ada < 100 > 100
Warna kulit Biru / pucat Tubuh merah jambu Merah jambu
dan kaki tangan biru
Gerakan / tonus otot Tidak ada Sedikit fleksi Fleksi
Refleks ( menangis ) Tidak ada Lemah / lambat Kuat

3. Etiologi
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan gawat janin ( asfiksia ) antara lain ( DepKes
RI, 2009) :
 Faktor ibu
1) Preeklampsia dan eklampsia
2) Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
3) Partus lama atau partus macet
4) Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV) 12 5)
Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
 Faktor Tali Pusat
1) Lilitan tali pusat
2) Tali pusat pendek
3) Simpul tali pusat
4) Prolapsus tali pusat.
 Faktor bayi
1) Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
2) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi
vakum, ekstraksi forsep)
3) Kelainan bawaan (kongenital)
4) Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan.)
4. Manifestasi Klinik
Asfiksia biasanya merupakan akibat hipoksia janin yang menimbulkan tanda-tanda
klinis pada janin atau bayi berikut ini (Depkes RI, 2008):
a. DJJ lebih dari 100x/menit atau kurang dari 100x/menit tidak teratur
b. Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala
c. Tonus otot buruk karena kekurangan oksigen pada otak, otot, dan organ lain
d. Depresi pernafasan karena otak kekurangan oksigen
e. Bradikardi (penurunan frekuensi jantung) karena kekurangan oksigen pada otot-
otot jantung atau sel-sel otak
f. Tekanan darah rendah karena kekurangan oksigen pada otot jantung, kehilangan
darah atau kekurangan aliran darah yang kembali ke plasenta sebelum dan selama
proses persalinan
g. Takipnu (pernafasan cepat) karena kegagalan absorbsi cairan paru-paru atau nafas
tidak teratur/megap-megap
h. Sianosis (warna kebiruan) karena kekurangan oksigen didalam darah
i. Penurunan terhadap spinkters
j. Pucat
5. Pathway
Persalinan lama, lilitan tali pusat paralisis pusat pernafasan faktor lain : anestesi
Presentasi janin abnormal obat-obatan narkotik

ASFEKSIA

Janin kekurangn O2 paru-paru terisi cairan


Dan kadar CO2 meningkat

Bersian jalan
Nafas cepat nafas tidak
efektif
Pola nafas
tak efektif
apnen
suplai O2 suplai O2 G3 metabolisme
ke paru dlm darah & perubaan asam
basa
DJJ & TD kerusakan otak
Resiko ketidak
Kematian bayi seimbabgan suu
tubuh

Janin tidak bereaksi asidosis respiratori


Proses keluarga
Terhadap rangsangan
terhenti

Resiko G3 perfusi ventilasi


cedera

Kerusakan
pertukaran gas
6. Komplikasi

Komplikasi yang muncul pada asfiksia neonatus antara lain (Anik Maryunani2008):
1. Hipoksia dan iskemia otak
Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah berlarut sehingga
terjadi renjatan neonatus, sehingga aliran darah ke otak pun akan menurun, keadaaan
ini akan menyebabkan hipoksia dan iskemik otak.
2. Anuria atau oliguria
Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia, keadaan ini
dikenal istilah disfungsi miokardium pada saat terjadinya, yang disertai dengan
perubahan sirkulasi. Pada keadaan ini curah jantung akan terganggu sehingga darah
yang seharusnya dialirkan keginjal menurun. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
pengeluaran urine sedikit.
3. Koma                            
Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan menyebabkan koma
karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan perdarahan pada otak.

7. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk mendiagnosis adanya
asfiksia pada bayi menurut ( Muttaqin, 2008 ) yaitu:
1. Analisa gas darah
Analisa dilakukan pada darah arteri, penting untuk mengetahui adanya
asidosis dan alkalosis respiratorik/metabolik.Hal ini diketahui dengan tingkat
saturasi SaO2 dan PaO2.Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk mengetahui
oksigenasi, evaluasi tingkat kemajuan terapi Elektrolit darah
Komplikasi metabolisme terjadi di dalam tubuh akibatnya persediaan garam-
garam elektrolit sebagai buffer juga terganggu kesetimbangannya.Timbul asidosis
laktat, hipokalsemi, hiponatremia, hiperkalemi. Pemeriksaan elektrolit darah
dilakukan uji laboratorium dengan test urine untuk kandungan ureum, natrium,
keton atau protein
2. Gula darah
Pemeriksaan gula darah dilakukan uji laboratorium dengan test urine untuk
kandungan glukosa. Menurut Harris (2009), penderita asfiksia umumnya mengalami
hipoglikemi.
3. Berat bayi
4. USG ( Kepala )
5. Penilaian APGAR score
6. Pemeriksaan EGC dab CT- Scan

8. Penatalaksanaan 

Tindakan untuk mengatasi asfiksia di sebut dengan resusitasi bayi baru lahir,
tindakan resusitasi mengikuti tahapan yang di kenal dengan ABC resusitasi :

a. Memastikan saluran napas terbuka

 meletakan bayi dalam posisi yang benar

 menghisap mulut, hidung, kalu perlu trakea

 bila perlu masukan Ht untuk memastikan napas terbuka

 b.Memulai pernapasan

 Lakukan rangsangan taktil

 Bila perlu lakukan &entilasi tekanan positif 

 Mempertahankann sirkulasi darah

 Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada atau bila
perlumenggunakan obat:obatan ( FKUI 2008 )

B. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian

a. Biodata
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama 
Bayi baru lahir mengalami bradipneu, denyut jantung dan tekanan darah bayi
menurun, sianosis, gerakan ekstremitas fleksi sedikit, dan gerakan reflexs sedikit.
2. Riwayat keluhan utama 
Seorang ibu  prepartum masuk rumah sakit diantar oleh suaminya pada tanggal 22
mei 2011, sebelum melahirkan ibu tersebut pernah melakukan pemeriksaan
kehamilan dan  anamnese didaptkan hasil bahwa ibu memiliki riwayat anemia pada
trimester ke 3.  Setelah diberikan tindakan pengobatan berupa pemberian tablet zat
besi namun ibu tersebut kurang menunjukkan perbaikan akan kondisi keadaannya.
Kemudian pada tanggal 23 mei 2011 tepat pukul. 19.00 WITA ibu tersebut
melahirkan seorang bayi laki-laki dengan kondisi bradipneu: 25x/m, denyut
jantung menurun: 90x/m, tekanan darah: 70/40mmHg, sianosis dan gerakan
ekstremitas dan reflexs sedikit.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang:
Bayi baru lahir mengalami bradipneu, denyut jantung bayi dan tekanan darah
menurun, bayi nampak sianosis dan gerakan ekstremitas fleksi sedikit dan gerakan
reflexs sedikit segera setelah bayi tersebut dilahirkan.
4. Riwayat Kesehatan masa lalu:
A. Prenatal care
a. Pemeriksaan kehamilan : 3 kali selama kandungan usia 38 bulan
b. Keluhan selamahamil                : sering pusing, cepat lelah, mata
berkunang-kunang, dan malaise.     
c. Kenaikan BB selama hamil        : 5 Kg
B. Natal
a. Tempat melahirkan         : Rumah Sakit Umum Provinsi 
b. Jenis persalinan              : Normal
c. Penolong persalinan       : Bidan                       
d. Kesulitan lahir normal    : Ibu kesulitan mengedan karena ibu cepat lelah
C. Post natal
a. Kondisi bayi : BB lahir    2.400 gram, PB: 40 cm
b. Bayi mengalami nafas lambat, denyut jantung bayi menurun
c. Bayi tidak mengalami kemerahan dan nampak pucat.
d. Gerakan reflex sedikit dan tonus otot bayi menurun
c. Riwayat Tumbih Kembang
Pertumbuhan Fisik
1. Berat Badan Lahir            : 2400 gr
2. Tinggi Badan                    : 40 cm
3. Lingkar kepala                  : 30 cm
4. Lingkar dada                    : 28 cm
5. Lingkar lengan atas           : 12 cm
6. Lingkar perut                    :  50 cm
d. Reaksi Hospitalisasi
Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
1. Orang tua mengatakan merasa cemas dan kawatir mengenai keadaan bayinya.
2. Orang tua selalu menanyakan apakah sakit bayinya dapat sembuh.
3. Orang tua berharap agar anaknya cepat sembuh.
e. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Klien :  klien nampak bradipneu, denyut jantung dan tekanan darah
menurun, tampak sianosis, gerakan ekstremitas dan reflexs sedikit.
Kesadaran : sadar penuh, apatis, gelisa, atau koma
1. Kepala : adakah mesocephal atau mekrochepal serta adakah kelainan chepal
hematoma, caputsuccedaneum.
Mata : adaka kotoran di mata, adakah warna kuning di sclera dan warna putih
pucat di konjugtiva
Telinga : adakah kotoran atau cairan, simetris atau tidak
Hidung : adakah nafas cuping atau kotoran yang menyumbat jalan nafas,
Mulut : adakah sianosis dan bibir kering,
Leher : adakah pembesaran kelenjar tiroid
2. Sistem Pernapasan
a. Hidung: Simetris kiri – kanan,
b. Leher:  Tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada tomor
c. Dada  :
- Bentuk dada : tidak simetris
-       Gerakan dada: dada dan abdomen tidak bergerak secara bersamaan,
- Ekspansi dada berkurang
-  Suara  napas melemah
3. Sistem Cardio Vaskuler
a. Capillary Refilling Time: >2detik
b. Denyut jantung : 110x/m
c. Tekanan darah menurun: 70/40mmHg
4. System Syaraf
a. Bayi mengalami penurunan kesadaran
5. System Muskulo Skeletal
a. Terjadi penurunan tonus otot bayi
b. Gerakan ekstremitas fleksi pada bayi sedikit
c. Bayi nampak lemas dan lemah
6. System Integumen
a. Bayi mengalami sianosis pada kulit dan kuku
b. CRT: > 3 detik
c. Bayi nampak pucat
7. System Endokrim
a. Kelenjar Thyroid : Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid
8. System Perkemihan
a. Tidak ada edema
b. Tidak ada bendungan  kandung kemih
9. System Reproduksi
a. Laki-laki : Bersih, testis berada pada skrotum dan testis berlubang
b. perempuan : vagina dan uretra berlubang sertaa adanya labia minora dan
mayora
c. Tidak ada kelainan pada area genetalia
10. Ektremitas : adakah odema dan sianosis, akral dingin,apakah kuku melebihi jari-
jari, apakah ada kelainan poli daktili atau sindaktili
11. Punggung : adakah pembengkakan atau cekungan

b. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif  b.d produksi mukus banyak.
2. Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/ hiperventilasi
3.  Risiko ketidakseimbagan suhu tubuh b.d kurangnya suplai o2 dalam darah

c. Intervensi

Kode
Diagnosa keperawatan Kriteria Hasil Intervensi keperawatan
nic
1.bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Managemen bersihan 3160
tidak efektif b.d produksi tindakan jalan napas
mukus bayak keperawatan 2x24  Penghisapan lendir
jam di harapkan  Informasikan pada
bersihan nafas keluarg tentang
kembali efektif suction
dengan kriteria hasil:  Gunakan alat yang
 RR dalam seteeril setiap
batas nomal melakukan tindakan
 Mudah dalam  Auskultasi jalan
bernafas napas sebelum dan
 Tidak sesudah tindakan
menunjukna suction
demam
1 .Monitor ttv
 Monitor tekanan
2.Pola nafas tidak efektif Tujuan: ssetelah
darah 6680
b.d hipoventilasi/ dilakuka tindakan
 Nadi suhu dan
hiperventilasi keperawatan 2x24
stats pernafasan
jam diharapkan nafas
dengan tepat
bayi nafas bayi
kembali normal
2. Bantuan ventilasi
dengan kriteria hasil:
 Mulai dan
pertahan kanrena 3390
1.napas bayi kembali
oksigen seperti
normal (5)
yang di tentukan
2.Bayi  aktif (5).
 Beri obat
3.frekuensi dan
(misalnya,bronko
kedalaman
dilator dan
pernafasan(5)
inhaler) yang
meningkatka
patensi jala nafas
 Bantu dalam hal
perubahan posisis
denga sering dan
tepat

Monitor ttv
 Cek tekanan

3.resiko ketidakseimbanga darah ,nadi ,dan


Setelah dilakukan
6680
tubuh berhubuga dengan suhu secara
kurangnya suplai tindakan berkala
oksigen dalam darah keperawatan 2 x 24
jam diharapkan suhu
tubuh kembali
normal denga kriteria
hasil:
 Temperatur
badan dalam
batas normal
 Tidak gelisah
 Perubaha
warna kulit
DAFTAR PUSTAKA

Prambudi, Pengantar Ilmu Keperawatan 1, Jakarta, 2013, Salemba Medika

Dewi Vivian, pengertian asfiksia,jakarta 2010:102.

Manuaba, 2008, Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dan KB untuk


pendidikan bidan edisi 2, Jakarta : EGC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Asuhan Bayi Baru Lahir Dan
Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia. Jakarta : JNPK

Mochtar, 2011, Klasifikasi Asfeksia, Jakarta,EGC.

Muttaqin 2008. Buku Acuan Nasional Perawatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Anik Maryunani, Asuhan Bayi Baru Lahir Normal, Jakarta, 2008, Trans Info
Media, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai