Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA PADA Ny. A DENGAN NYERI SENDI

APIPIN
NIM : 1707003

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
A. KONSEP KELUARGA

1. Pengertian Keluarga
Pengertian keluarga menurut UU Nomor 10 Tahun 1992 adalah
unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami
istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
Keluarga adalah suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh
ikatan perkawinan, darah dan adopsi dan berkomunikasi satu sama lain
yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami dan istri, ayah,
dan ibu, anak laki-laki dan perempuan, saudara laki-laki dan
perempuan serta merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama
(Rochani Puspitasari, 2016).

2. Struktur Keluarga
Menurut (Sri Mur, 2012) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
(1) bersifat terbuka dan jujur,
(2) selalu menyelesaikan konflik keluarga,
(3) berpikiran positif, dan
(4) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.

Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :


1) Karakteristik pengirim :
a) Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat.
b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
c) Selalu meminta dan menerima umpan balik.
2) Karakteristik penerima :
a) Siap mendengarkan.
b) Memberi umpan balik.
c) Melakukan validasi.

b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan.Yang dimaksud dengan posisi atau
status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami,
istri, anak, dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat
dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada beberapa
anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana
atau malah berdiam diri dirumah.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah
perilaku orang lain kearah positif.
d. Nilai-nilai keluarga

2
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang
secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu
budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
3. Ciri-ciri Struktur Keluarga
Menurut (Topo Azkah, 2018) ;
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi
mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi
dan tugasnya masing-masing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

4. Macam-macam struktur/tipe/bentuk keluarga


Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari
berbagai macam pola kehidupan. Agar dapat mengupayakan peran serta
keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu
mengetahui berbagai tipe keluarga. Dalam (Rochani Puspitasari, 2016)
Tipe keluarga ada 2 yaitu :

a. Tipe keluarga tradisional


1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri
dari suami, istri, dan anak (kandung atau angkat)
2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah,
misalnya : kakek, nenek, keponakan, paman, bibi.
3) Keluarga “Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang
terdiri dari suami dan istri tanpa anak.
4) “Single Parent”, yaitu suatu rumah tangga yang
terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak
(kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
5) “Single Adult”, yaitu suatu rumah tangga yang
hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang
yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk
bekerja atau kuliah).

b. Tipe keluarga non tradisional


1) The unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

3
2) The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang
tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam
satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak
bersama.
4) The non marital heterosexual cohibitang family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti
pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana suami-istri (marital partners).
6) Cohibitng couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-marrige family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah
tangga bersama yang saling merasa sudah menikah,
berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan
anaknya.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai,
hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan
saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan, dan tanggung jawab
membesarkan anaknya.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada
saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal
yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-
orang muda yang mencari ikatan emosional dan
keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.

4
5. Tahap Perkembangan Keluarga
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan.
Seperti individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang berturut-turut, keluarga juga mengalami tahap
perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahap perkembangan
menurut Duvall dan Miller dalam (Rochani Puspitasari, 2016) :

a. Tahap I : keluarga pemula perkawinan dari sepasang


insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan
baru yang intim.
b. Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak dimulai
dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
c. Tahap III : keluarga dengan anak usian pra sekolah
dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan
berakhir ketika anak berusia lima tahun.
d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah dimulai
ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal
dari masa remaja.
e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja dimulai ketika
anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama
enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika
anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika
anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
f. Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa
muda, ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang
tua dan berakhir dengan “rumah kosong” ketika anak terakhir
meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak
panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum
menikah yang masih tinggal dirumah. Fase ini ditandai oleh
tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak-anak untuk
kehidupan dewasa yang mandiri.
g. Tahap VII : orang tua usia pertengahan dimulai ketika
anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan.
h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki
masa pensiun, hingga salah satu pasangan meninggal dan
berakhir dengan pasangan lainnya meninggal dan tugas
tumbuh kembang lansia pada tahap ini adalah:
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang
memuaskan
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawinan

5
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi

B. KONSEP DASAR PENYAKIT (Utama)


1. Definisi Nyeri Sendi
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
yang bersifat subyektif, karena perasaan nyeri berbeda pada setiap
orang dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan rasa nyeri
yang dialaminya.
Sendi adalah daerah tubuh tempat dua tulang menyatu (Corwin,
2009). Sendi yaitu pertemuan antara dua tulang atau lebih, sendi
memberikan adanya segmentasi pada rangka manusia dan memberikan
kemungkinan variasi pergerakan diantara segmen-segmen serta
kemungkinan variasi pertumbuhan.
Nyeri sendi adalah keluhan yang sangat umum, namun
sebenarnya dapat merupakan gejala dari sebuah kondisi tertentu, dan
sangat mengganggu karena mengekang pergerakan (Prakkasiwi Yoki,
2016).

Gambar 2.1 Gambar sendi normal dan artritis sendi

6
2. Patofisiologi
Pemahaman mengenai anatomi normal dan fisiologis
persendian diartrodial atau sinovial merupakan kunci untuk
memahami patofisiologi penyakit nyeri sendi. Fungsi persendian
sinovial adalah gerakan. Setiap sendi sinovial memiliki kisaran gerak
tertentu kendati masing-masing orang tidak mempunyai kisaran gerak
yang sama pada sendi-sendi yang dapat digerakkan. Pada sendi
sinovial yang normal. Kartilago artikuler membungkus ujung tulang
pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta ulet untuk
gerakan. Membran sinovial melapisi dinding dalam kapsula fibrosa
dan mensekresikan cairan kedalam ruang antara-tulang.
Cairan sinovial ini berfungsi sebagai peredam kejut (shock
absorber) dan pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak
secara bebas dalam arah yang tepat. Sendi merupakan bagian tubuh
yang sering terkena inflamasi dan degenerasi yang terlihat pada
penyakit nyeri sendi.
Meskipun memiliki keaneka ragaman mulai dari kelainan yang
terbatas pada satu sendi hingga kelainan multi sistem yang sistemik,
semua penyakit reumatik meliputi inflamasi dan degenerasi dalam
derajat tertentu yang biasa terjadi sekaligus. Inflamasi akan terlihat
pada persendian yang mengalami pembengkakan. Pada penyakit
reumatik inflamatori, inflamasi merupakan proses primer dan
degenerasi yang merupakan proses sekunder yang timbul akibat
pembentukan pannus (proliferasi jaringan sinovial). Inflamasi
merupakan akibat dari respon imun.
Sebaliknya pada penyakit nyeri sendi degeneratif dapat terjadi
proses inflamasi yang sekunder.pembengkakan ini biasanya lebih
ringan serta menggambarkan suatu proses reaktif, dan lebih besar
kemungkinannya untuk terlihat pada penyakit yang lanjut.
Pembengkakan dapat berhubungan dengan pelepasan proteoglikan
tulang rawan yang bebas dari karilago artikuler yang mengalami
degenerasi kendati faktor-faktor imunologi dapat pula terlibat.

3. Etiologi
Penyebab utama penyakit nyeri sendi masih belum diketahui
secara pasti. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik,
lingkungan, hormonal dan faktor sistem reproduksi. Namun faktor
pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikroplasma
dan virus.
Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab nyeri sendi
yaitu:
1. Mekanisme imunitas.
Penderita nyeri sendi mempunyai auto anti body di dalam
serumnya yang di kenal sebagai faktor rematoid anti bodynya
adalah suatu faktor antigama globulin (IgM) yang bereaksi

7
terhadap perubahan IgG titer yang lebih besar 1:100, Biasanaya di
kaitkan dengan vaskulitis dan prognosis yang buruk.
2. Faktor metabolik.
Faktor metabolik dalam tubuh erat hubungannya dengan proses
autoimun.
3. Faktor genetik dan faktor pemicu lingkungan.
Penyakit nyeri sendi terdapat kaitannya dengan pertanda genetik.
Juga dengan masalah lingkungan, Persoalan perumahan dan
penataan yang buruk dan lembab juga memicu pennyebab nyeri
sendi.
4. Faktor usia.
Degenerasi dari organ tubuh menyebabkan usia lanjut rentan
terhadap penyakit baik yang bersifat akut maupun kronik.

4. Manifestasi klinis
Ada banyak sekali sebab mengapa persendian sakit, nyeri sendi
dapat merupakan gejala tunggal atau menjadi bagian banyak gejala lain
yang dialami. Manifestasi nyeri sendi dapat bervariasi, seperti
kelembutan atau tidak nyaman ketika di sentuh, pembengkakan,
peradangan, kekakuan, atau pembatasan gerakan.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes cairan sendi, yaitu dengan memasukkan jarum ke dalam sendi
untuk mengambil sampel cairan dalam sendi untuk pengujian
(prosedur yang disebut aspirasi sendi atau arthrocentesis).
Prosedur ini dilakukan jika ada tanda sendi yang membengkak.
b. Tes darah untuk autoantibodi. Contoh tes tersebut adalah antibodi
antinuklear, DNA anti-untai ganda, peptida anticyclic citrullinated,
dan faktor reumatoid. Autoantibodi dalam darah dapat
menunjukkan gangguan autoimun seperti rheumatoid arthritis atau
lupus eritematosus sistemik.
c. ESR atau laju endap darah adalah tes yang mengukur tingkat sel-
sel darah merah menetap di bagian bawah tabung tes yang berisi
sampel darah. Darah yang mengendap dengan cepat biasanya
berarti bahwa peradangan seluruh tubuh (sistemik) mungkin
terjadi, Meski begitu, terdapat banyak faktor yang dapat
mempengaruhi tes ESR, termasuk usia dan anemia, sehingga tes
ini kadang-kadang tidak akurat. Kadang dilakukan tes darah lain
yang disebut protein C-reaktif (protein yang bersirkulasi dalam
darah dan secara dramatis meningkatkan tingkat ketika ada
peradangan).
d. Tes radiologi kadang-kadang diperlukan, terutama jika ada
kemungkinan tulang atau tumor sendi. Namun, sinar-X dilakukan
terlebih dahulu.
e. Kadang-kadang CT scan atau MRI juga diperlukan untuk melihat
struktur yang lebih lunak selain tulang.

8
6. Penatalaksanaan
Sendi yang meradang di istirahatkan selama eksaserbasi, periode-
periode istirahat setiap hari, kompres panas dan dingin bergantian,
aspirin, obat anti-inflamasi nonsteroid lainnya, atau steroid sistemik,
pembedahan untuk mengeluarkan membran sinovium

9
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1.  Nama KK       : Tn.S
Umur              : 56 tahun
Agama           : islam
                          Alamat           : RT 03 RW 07 krapyak semarang barat
       Pekerjaan      : Swasta
       Pendidikan   : SMA

2. Komposisi Keluarga

No. Nama Umur Jenis Hubungan Pekerjaan Pend


kelamin dengan idika
KK n
1. Tn. S 56 lk Kk Swasta SM
Tahun A
2. Ny. A 52 P Istri Ibu rumah SMP
Tahun tangga
3. An. B 23 p anak
tahun

10
3. Genogram

Keterangan :
: laki-laki

: perempuan

: suami

: istri

: sudah meninggal

11
4. Tipe keluarga
Tipe keluarga yang terdapat dalam keluarga Tn.S yaitu keluarga inti
yang didalamnya terdiri dari suami,istri,anak.
5. Kewarganegaraan/suku bangsa
a. Suku bangsa
Keluarga Tn. S berasal dari suku bangsa jawa atau Indonesia.
b. Bahasa
Keluarga Tn. S menggunakan bahasa sehari-hari yaitu bahasa jawa.
c. Nilai-nilai budaya yang terkait dengan kesehatan
Kebudayaan yang dianut Tn. S tidak bertentangan dengan masalah
kesehatan.
6. Agama
a. Agama yang dianut
Keluarga Tn. S menganut agama islam
b. Kegiatan keagamaan rutin di rumah dan di masyarakat anggota
keluarga.
Ny. A Sering mengikuti pengajian dan acara keagamaan lainnya.
c. Persepsi anggota keluarga tentang agama
Keluarga Tn. S percaya bahwa penyakit yang di derita Ny. A
adalah cobaan dari Tuhan.
d. Kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan
Tn. S selalu berdoa setiap saat dan sebelum meminum obat agar
Ny. A dapat diberi kesehatan.
e. Nilai-nilai agama yang terkait dengan keluarga
Keluarga Tn. S mewajibkan kepada keluarganya untuk berdoa
setiap saat, tidak boleh berbohong kepada siapapun, patuh terhadap
kedua orang tua, dan yakin pada Tuhan.

12
7. Status sosial ekonomi keluarga
a. Kelas sosial ekonomi
Kelas sosial ekonomi keluarga Tn. S adalah sedang atau menengah
ke atas dan berkecukupan, kurang lebih Sumber pendapatan
keluarga diperoleh dari KK  Rp. 3.200.000/bulan.
b. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan yang diperlukan keluarga :
    Makan                              Rp 1250.000
         Bayar Listrik/PDAM       Rp 300.000
         Lain-lain                          Rp 150.000 +
         Rp 1.700.000
c. Tabungan/asuransi yang dimiliki keluarga
Tn. S mempunyai tabungan di bank BRI, dan sisa penghasilannya
di tabung di bank kurang lebih Rp. 500.000,00/bulan.
Barang-barang yang dimiliki : 2 buah TV, 2 kipas angin dan 2
motor, 2 sepeda santai. Pada ruang tamu terdapat 1 set kursi, dan di
samping ruang tamu terdapat dapur dan 2 kulkas.          
Dan Tn. S mempunyai asuransi kesehatan berupa BPJS
8. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan rekreasi
diluar rumah. Biasanya Tn. S mengajak istri dan anaknya serta
anaknya piknik pada saat kebetulan Tn. S juga waktu hari libur kerja.

B. RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap IV : Tn.U dan Ny.N dalam tahap ini sedang mengurus anak
yang berusia akan beranjak remaja

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

13
Dari semua tugas perkembangan yang diatas sudah terpenuhi.
3. Riwayat keluarga sebelumnya
Tidak ada riwayat keluarga sebelumnya dari pihak suami maupun istri.

C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a. Denah rumah

Km dap
mandi ur Kmr

Kmr 1
Te
ra
toko s
pi
nt p
u

Rumah Tn. S menghadap ke Timur, pintu masuk rumah berada di


depan, samping kiri belakang ada kamar mandi dan dapur, di
samping kiri ada 1 kamar, dan sa adamping kanan kamar belakang.
b. Status rumah
Status rumah Tn. S adalah milik sendiri

c. Tipe rumah
Tipe rumah Tn. S adalah bersifat permanen.
d. Deskripsi kondisi rumah
Ukuran rumah : 8 x 15 m, terdapat 3 kamar, 1 kamar mandi disertai
WC, Sirkulasi udaranya cukup baik, pemanfaatan ruangan rumah :
perabot tertata rapi, kebersihan ruangan : bersih, lantai : keramik,
Sumber air : PDAM, pembuangan limbah : tempat sampah,
selokan : berfungsi dengan baik.

e. Bahaya-bahaya keamananan :

14
Tidak ada bahaya-bahaya keamanan pada rumah Tn. S
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Hubungan antar tetangga Tn. S baik, saling membantu, ada hubungan
kekerabatan dalam keluarga, bila ada kerja bakti dikerjakan saling
gotong-royong.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga  Tn. S asli penduduk kelurahan krapyak.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. A biasanya mengikuti arisan ibu-ibu PKK yang diadakan 1 bulan
1x.
5. Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga 2 orang, yaitu suami, istri. Ada juga keluarga
lain yang tinggal berdekatan yaitu anaknya yang tinggal satu rumah
tetapi berbeda KK.

D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa jawa, dan
tidak memiliki hambatan dalam berkomunikasi, mendapat informasi
kesehatan dari petugas kesehatan dan informasi lainnya didapat dari
televisi dan media sosial.
2. Struktur kekuatan keluarga
Anggota keluarga Tn. S saling memberikan pengakuan dalam bentuk
kasih sayang, perhatian, dukungan moral, dan material.
3. Struktur peran
 Formal          
Tn. S sebagai KK, Ny A sebagai istri dan ibu.
 Informal
Tn. S dibantu Ny. A sebagai pencari nafkah jaga warung sendiri.

4. Nilai dan norma keluarga

15
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu
Tuhan. Demikian pula dengan sehat dan sakit. Keluarga juga percaya
bahwa setiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit, dibawa
ke Rumah Sakit atau petugas kesehatan.

E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Anggota keluarga Tn. S saling menyayangi, tidak ada yang dikucilkan,
hubungan antara keluarga baik, saling mendukung, bila ada yang sakit
langsung dibawa ke Rumah sakit atau petugas kesehatan.
2. Fungsi sosialisasi
Setiap hari keluarga Tn. S selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam
keluarga dan tetangga baik, selalu mentaati norma yang ada. Bila ada
kegiatan kerja bakti keluarga mengikuti kerja bakti. Tn. S mengikuti
perkumpulan RT yang diadakan 1 bulan sekali.
3. Fungsi reproduksi
Jumlah anak 1 orang, dan sudah menikah. Pernah mengalami
keguguran 2 kali. Jumlah anak belum terpenuhi. Ny. A tidak KB
dikarenakan sudah menopouse.
4. Fungsi ekonomi
Pendapatan keluarga Tn. S sebesar Rp 2.200.000. pengeluaran ± Rp
1.700.000. Pemasukan keluarga Tn. S Rp 2.200.000. keluarga Tn. S
tidak mempunyai hutang. Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan
3 kali sehari, pakaian untuk keluarga dan biaya untuk berobat.
Keluarga Tn. S tidak memiliki asuransi, tetapi mempunyai BPJS.
5. Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal masalah
Keluarga Tn. S mengatakan sudah mengetahui penyakit yang
diderita oleh Ny. A.
b. Mengambil keputusan

16
Bila keluarga Tn. S sakit langsung dibawa ke Puskesmas atau
petugas kesehatan.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. S mengatakan bahwa apabila salah satu keluarga
mengalami sakit, maka seluruh anggota keluarga ikut merawat
semampunya. Dan saat Ny. A mengalami penyakit asam urat
keluarga masih bingung tentang cara merawatnya.
d. Memodifikasi lingkungan
Lingkungan rumah keluarga Tn. S terlihat kurang bersih, jendela
bagian depan ruang tamu jarang dibuka. Bak mandi dikuras
seminggu 1X, lantai jarang dipel, untuk penerangan kurang karena
menggunakan plafon.
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga selalu memeriksakan diri ke Puskesmas atau petugas
kesehatan bila sakit dan dari gereja setiap satu bulan sekali yang
diadakan dari RS Panti Wiloso melakukan periksa sejak menderita
nyeri sendi.

F. STRES DAN KOPING KELUARGA


1. Stresor jangka pendek
Ny. A mengatakan sering mengeluh kaki sakit.
Stresor jangka panjang
Ny. A mengatakan pernah operasi tumor jinak di Rs. Telogorejo,

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor


Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke
Puskesmas atau petugas kesehatan
3. Strategi koping yang digunakan
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
yang ada

17
G. PEMERIKSAAAN FISIK
1) Keadaan umum
Keadaan umum keluarga Tn. S baik semua
2) Kesadaran
Kesadaran keluarga Tn. S baik semua, yaitu composmetis dengan
GCS : E :4, V : 5, M : 6
3) Tanda-tanda vital
 Tn. S : TD : 120/90 mmHg, RR : 20x/menit, N : 92x/menit
 Ny. A : TD : 130/80 mmHg, RR : 20x/menit, N : 93x/menit
4) Antropometri
 Tn. S : TB : 163 cm, BB : 68 kg
 Ny. A : TB : 153 cm, BB : 60 kg
5) Kepala dan wajah
 Tn. S :
kepala : rambut pendek, beruban, bersih, tidak ada ketombe
wajah : simetris
mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih, terdapat
gambaran tipis pembululuh darah
Hidung: Pernafasan spontan
Mulut  : bibir lembab, tidak ada stomatitis, terdapat caries bibir
Leher  : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan
bendungan vena jugularis
 Ny. A :
kepala : berjilbab
wajah : simetris
mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih, terdapat
gambaran tipis pembululuh darah
Hidung: Pernafasan spontan
Mulut  : bibir lembab, tidak ada stomatitis, terdapat caries bibir

18
Leher  : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan
bendungan vena jugularis
6) Dada/thorax
Tn. S : tidak ada tarikan intercosta, vokal fremitus dada kanan dan kiri
sama.  Suara paru sonor pada semua lapang paru, suara jantung pekak,
suara nafas vesikuler, S1 S2 tunggal.
Ny. A : tidak ada tarikan intercosta, vokal fremitus dada kanan dan
kiri sama.  Suara paru sonor pada semua lapang paru, suara jantung
pekak, suara nafas vesikuler, S1 S2 tunggal.
7) Perut/abdomen
 Tn. S : bulat datar, bising usus 12 x/ menit, hepar dan lien tak
teraba., suara perut timpani.
 Ny. A : bulat datar, bising usus 12 x/ menit, hepar dan lien tak
teraba., suara perut timpani.
8) Lengan/tungkai
 Tn. S : LL : 30 cm, LT : 20 cm
 Ny. A : LL : 32 cm, LT : 20 cm
9) Integumen
 Tn. S : kulit berwarna sawo matang, integritas kulit baik
 Ny. A : kulit berwarna sawo matang, integritas kulit baik

H. HARAPAN KELUARGA TERHADAP ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA
Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar selalu meningkatkan
mutu pelayanan dan membantu masalah Ny. A

19
I. ANALISA DATA
Tan Data fokus Etiologi Masalah keperawatan
ggal
Kam DS : Agen pencedera Nyeri akut (D.0077)
is, - pasien mengatakan sering fisiologis
15 merasakan nyeri pada
Mar pergelangan kaki
et DO :
2018 - Klien tidak ditemui
benjolan atau bengkak.

        -kesadaran : composmentis
TTV : TD = 130/80 mmHg
RR = 20x/menit
N = 72x/menit

J. DIAGNOSA KEPERWATAN
Nyeri akut Ny A dikeluarga Tn.S

20
K. SKORING
No. Kriteria Scoring Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah 1 3/3 x 1 =1 Keluarga mengatakan
Tidak/kurang sehat 3 tidak mengetahui tentang
penyebab, gejala dan
akibat dari nyeri sendi.
2 Kemungkinan masalah untuk 2 2/2x2= 2 Tanda gejala muncul
diubah kurang lebih mulai tahun
2
2020

3. Potensial untuk dicegah 1 2/3x1= 2/3 a. Nyeri sendi


cukup 2 memungkinkan untuk
dicegah dengan
menghindari faktor
resiko
4. Menonjolnya masalah 1 1/2x1= 1/2 Bila tidak segera ditangani
Masalah berat, harus segera 2 maka akan terjadi
ditangani komplikasi lebih lanjut

Total 3¾

L. RENCANA KEPERWATAN
No Tuj.umum Tuj.khusus kriteria standart intervensi
.dx
1 Setelah Setelah dilakukan Verbal Nyeri sendi Edukasi kesehatan
tindakan adalah suatu
dilakukan (pengetahuan)

21
tindakan keperawatan 1 x 60 kondisi yang Observasi :
menit keluarga dapat 1. Identifikasi kesiapan dan
keperawatan 3
Tn.U mampu : menyebabkan kemampuan menerima
x 60 menit 1. Menyebutkan nyeri, informasi
pengertian nyeri pembengkakan
nyeri stabil
sendi atau rasa panas. Terapeutik:
pada Ny.A 1. Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Berikan kesempatan
untuk bertanya

Edukasi :
Tanda gejala 1. Jelaskan faktor resiko
nyeri sendi: yang dapat
a. Sendi yang mempengaruhi kesehatan
mendadak 2. Ajarkan perilaku hidup
2. Menyebutkan terasa sakit bersih dan sehat
tanda dan gejala b. Nyeri muncul 3. Ajarkan strategi yang
nyeri sendi disertai dapat digunakan untuk
dengan rasa meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
panas atau
kemerahan
Edukasi kesehatan
c. Saat gejala
mereda, Observasi :
namun kulit 1. Identifikasi kesiapan dan
akan tetap kemampuan menerima
terasa gatal informasi

Terapeutik:
1. Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Berikan kesempatan
untuk bertanya

Edukasi :
Penyebab nyeri 1. Jelaskan faktor resiko
3. Menyebutkan 3 sendi: yang dapat

22
faktor resiko a. Makanan mempengaruhi kesehatan
yang dengan purin 2. Ajarkan perilaku hidup
menyebabkan tinggi: jeroan bersih dan sehat
nyeri sendi hewan, 3. Ajarkan strategi yang
hidangan laut, dapat digunakan untuk
daging merah meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
b. Banyak
mengonsumsi
Edukasi kesehatan
gula tinggi dan
minuman Observasi :
beralkohol 1. Identifikasi kesiapan dan
c. Pengunaan kemampuan menerima
obat-obatan informasi
jenis tertentu
Terapeutik:
1. Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Berikan kesempatan
4. Menyebutkan untuk bertanya
akibat nyeri Akibat bila nyeri
sendi bila tidak sendi tidak segera Edukasi :
segera ditangani ditangani: 1. Jelaskan faktor resiko
a. Dapat yang dapat
menyebabkan mempengaruhi kesehatan
tophi (bulatan 2. Ajarkan perilaku hidup
kecil menonjol bersih dan sehat
pada bagian 3. Ajarkan strategi yang
tubuh) dapat digunakan untuk
b. Kerusakan meningkatkan perilaku
sendi hidup bersih dan sehat
c. Menjadi batu
ginjal Edukasi kesehatan
d. Menimbulkan
Observasi :
penyakit 1. Identifikasi kesiapan dan
jantung kemampuan menerima
koroner informasi

Terapeutik:
1. Sediakan materi dan
media pendidikan

23
kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan
Menyebutkan cara kesehatan sesuai
kesepakatan
mencegah
3. Berikan kesempatan
timbulnya nyeri Pencegahan nyeri untuk bertanya
sendi:
sendi.
a. Menghindari Edukasi :
makanan yang 1. Jelaskan faktor resiko
mengandung yang dapat
zat purin mempengaruhi kesehatan
tinggi 2. Ajarkan perilaku hidup
b. Perbanyak bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang
minum air
dapat digunakan untuk
putih
meningkatkan perilaku
c. Minum kopi hidup bersih dan sehat
secukupnya
d. Konsumsi Edukasi kesehatan
buah dengan
antioksida Observasi :
tinggi 1. Identifikasi kesiapan dan
Rutin olahraga kemampuan menerima
informasi

Terapeutik:
1. Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Berikan kesempatan
untuk bertanya

Edukasi :
1. Jelaskan faktor resiko
yang dapat
mempengaruhi kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

24
Melakukan Psikomotor Rendam air Edukasi kesehatan
demonstrasi rendam hangat untuk
Observasi :
air hangat nyeri sendi 1. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
berfungsi untuk
informasi
mengatasi
Terapeutik:
bengkak asam
1. Sediakan materi dan
urat dalam durasi media pendidikan
kesehatan
waktu 1-2 hari
2. Jadwalkan pendidikan
setelah kesehatan sesuai
kesepakatan
pembengkakan
3. Berikan kesempatan
muncul. untuk bertanya

Edukasi :
1. Jelaskan faktor resiko
yang dapat
mempengaruhi kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

25

Anda mungkin juga menyukai