OLEH :
ROHLIANA SAFITRI
NIM : 083 STYJ22
9. Penatalaksanaan
Menurut Maiti & Bidinger (2018). Pengobatan medis saat terjadi
kejang
a. Pemberian diazepam supositoria pada saat kejang sangat
efektif dalam menghentikan kejang, dengan dosis
pemberian:
1) 5 mg untuk anak < 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk
anak > 3 tahun
2) 4 mg untuk BB < 10 kg dan 10 mg untuk anak
dengan BB > 10 kg 0,5 – 0,7 mg/kgBB/kali
b. Diazepam intravena juga dapat diberikan dengan dosis
sebesar 0,2 – 0,5 mg/kgBB. Pemberian secara perlahan –
lahan dengan kecepatan 0,5 – 1 mg/menit untuk
menghindari depresi pernafasan, bila kejang berhenti
sebelum obat habis, hentikan penyuntikan. Diazepam dapat
diberikan 2 kali dengan jarak 5 menit bila anak masih
kejang, Diazepam tidak dianjurkan diberikan per IM karena
tidak diabsorbsi dengan baik.
c. Bila tetap masih kejang, berikan fenitoin per IV sebanyak
15 mg/kgBB perlahan – lahan, kejang yang berlanjut dapat
diberikan pentobarbital 50 mg IM dan pasang ventilator bila
perlu. b Setelah kejang berhenti Bila kejang berhenti dan
tidak berlanjut, pengobatan cukup dilanjutkan dengan
pengobatan intermetten yang diberikan pada anak demam
untuk mencegah terjadinya kejang demam. Obat yang
diberikan berupa:
1) Antipirentik Parasetamol atau asetaminofen 10 – 15
mg/kgBB/kali diberikan 4 kali atau tiap 6 jam.
Berikan dosis rendah dan pertimbangan 21 efek
samping berupa hiperhidrosis.
2) Ibuprofen 10 mg/kgBB/kali diberikan 3 kali
3) Antikonvulsan
4) Berikan diazepam oral dosis 0,3 – 0,5 mg/kgBB
setiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko
berulang 5) Diazepam rektal dosis 0,5
mg/kgBB/hari sebanyak 3 kali perhari Bila kejang
berulang Berikan pengobatan rumatan dengan
fenobarbital atau asamn valproat dengan dosis asam
valproat 15 – 40 mg/kgBB/hari dibagi 2 – 3 dosis,
sedangkan fenobarbital 3 – 5 mg/kgBB/hari dibagi
dalam 2 dosis.
d. Pengobatan keperawatan saat terjadi kejang demam
menurut adalah:
1) Saat terjadi serangan mendadak yang harus
diperhatikan pertama kali adalah ABC (Airway,
Breathing, Circulation)
2) Setelah ABC aman, Baringkan pasien ditempat yang
rata untuk mencegah terjadinya perpindahan posisi
tubuh kearah danger
3) kepala dimiringkan dan pasang sundip lidah yang
sudah di bungkus kasa
4) singkirkan benda-benda yang ada disekitar pasien
yang bisa menyebabkan bahaya
5) lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan
6) bila suhu tinggi berikan kompres hangat
7) setelah pasien sadar dan terbangun berikan minum
air hangat 22
8) jangan diberikan selimut tebal karena uap panas
akan sulit dilepaskan (Nayiro, 2017 dalam
Khairunisa, 2021).
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan pada Kasus Kejang Demam
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal
lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, agama, nama orang
tua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua. Wong (2009),
mengatakan kebanyakan serangan kejang demam terjadi setelah
usia 6 bulan dan biasanya sebelum 3 tahun dengan peningkatan
frekuensi serangan pada anak-anak yang berusia kurang dari 18
bulan.
b. Keluhan utama
Biasanya anak mengalami peningkatan suhu tubuh >38,0⁰C,
pasien mengalami kejang dan bahkan pada pasien dengan
kejang demam kompleks biasanya mengalami penurunan
kesadaran.
c. Riwayat penyakit sekarang Biasanya orang tua klien
mengatakan badan anaknya terasa panas, nafsu makan anaknya
berkurang, lama terjadinya kejang biasanya tergantung pada
jenis kejang demam yang dialami anak.
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat perkembangan anak : biasanya pada pasien
dengan kejang demam kompleks mengalami gangguan
keterlambatan perkembangan dan intelegensi pada anak
serta mengalami kelemahan pada anggota gerak
(hemifarise).
2) Riwayat imunisasi : Biasanya anak dengan riwayat
imunisasi tidak lengkap rentan tertular penyakit infeksi
atau virus seperti virus influenza.
3) Riwayat nutrisi Saat sakit, biasanya anak mengalami
penurunan nafsu makan karena mual dan muntahnya
e. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum biasnaya anak rewel dan kesadaran compos
mentis 17 Poltekkes Kemenkes Padang
1) TTV :
Suhu : biasanya >38,0⁰C Respirasi: pada usia 2- <
12 bulan : biasanya > 49 kali/menit Pada usia 12
bulan - 40 kali/menit Nadi : biasanya >100 x/i
2) BB
Biasanya pada nak dengan kejang demam tidak
terjadi penurunan berar badan yang berarti
3) Kepala Biasanya tampak simetris dan tidak ada
kelainan yang tampak
4) Mata Biasanya simetris kiri-kanan, skelera tidak
ikhterik, konjungtiva anemis.
5) Mulut dan lidah Biasanya mukosa bibir tampak
kering, tonsil hiperemis, lidah tampak kotor
6) Telinga Biasanya bentuk simetris kiri-kanan,
normalnya pili sejajar dengan katus mata, keluar
cairan, terjadi gangguan pendengaran yang bersifat
sementara, nyeri tekan mastoid.
7) Hidung Biasanya penciuman baik, tidak ada
pernafasan cuping hidung, bentuk simetris, mukosa
hidung berwarna merah muda.
8) Leher Biasanya terjadi pembesaran KGB
9) Dada
a) Thoraks
(1) Inspeksi, biasanya gerakan dada
simetris, tidak ada penggunaan otot
bantu pernapasan
(2) Palpasi, biasanya vremitus kiri kanan
sama
(3) Auskultasi, biasanya ditemukan bunyi
napas tambahan seperti ronchi.
b) Jantung
Biasanya terjadi penurunan atau
peningkatan denyut jantung I: Ictus cordis
tidak terlihat
P: Ictus cordis di SIC V teraba
P: batas kiri jantung : SIC II kiri di linea
parastrenalis kiri (pinggang jantung), SIC V
kiri agak ke mideal linea midclavicularis
kiri. Batas bawah kanan jantung disekitar
ruang intercostals III-IV kanan, dilinea
parasternalis kanan, batas atasnya di ruang
intercosta II kanan linea parasternalis kanan.
A: BJ II lebih lemah dari BJ I
11) Abdomen
biasanya lemas dan datar, kembung
12) Anus
biasanya tidak terjadi kelainan pada genetalia anak
13) Ekstermitas :
a) Atas : biasanya tonus otot mengalami
kelemahan, CRT > 2 detik, akral dingin.
b) Bawah : biasanya tonus otot mengalami
kelemahan, CRT > 2 detik, akral dingin.
f. Penilaian tingkat kesadaran
1) Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal,
sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan
tentang keadaan sekelilingnya, nilai GCS: 15-14.
2) Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk
berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak
acuh, nilai GCS: 13 - 12.
3) Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat,
waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi,
kadang berhayal, nilai GCS: 11 - 10.
4) Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran
menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah
tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang
(mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu
memberi jawaban verbal, nilai GCS: 9 – 7.
5) Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur
lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri, nilai GCS: 6 –
4.
6) Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak
ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada
respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga
tidak ada respon pupil terhadap cahaya), nilai GCS: ≤
3.
2. Kemungkinan diagnosa keperawatan yang akan muncul
a. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju
metabolisme
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan peningkatan sirkulasi otak
c. Resiko cidera berhubungan dengan gangguan sensasi
d. Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran
e. Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan
gangguan kejang
3. Intervensi keperawatan
4. Implementasi/Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah inisiatf dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
5. Evaluasi
Putri, dhesi regina. (2012). ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.R DAN AN.A
DENGAN KEJANG DEMAM DI RUANG IBU DAN ANAK RUMAH SAKIT
TINGKAT III Dr. REKSODIWIRYO PADANG. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh gelar Ahli
Madya Keperawatan Disusun Oleh, K. (2021). Asuhan Keperawatan Anak Pada
an. a Dengan Diagnosa Kejang Demam Di Ruang Baitunnisa 1 Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Semarang.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.A DENGAN MASALAH
KEJANG DEMAM SIMPLEKS DI RUANG RAWAT INAP 3A
RS KOTA MATARAM
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An. A
2. Usia : 3 tahun 2 bulan 5 hari
3. Jenis kelamin : perempuan
4. A g a m a : islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat : Dusun Jerneng, Terong Tawah Kec. Labuapi
7. Tgl masuk : 21-11-2022
8. Tgl pengkajian : 22-11-2022
9. Diagnosa medik : Kejang Demam Simplek
10. Rencana terapi : Rawat inap
B. Identitas Orang tua
1. Ayah
a. N a m a : Ulidal Habib
b. U s i a : 34 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan/sumber penghasilan : Wiraswasta
e. A g a m a : islam
f. Alamat : Dusun Jerneng, Terong Tawah Kec. Labuapi
2. Ibu
a. N a m a : Fida
b. U s i a : 32 tahun
c. Pendidikan : SD
d. Pekerjaan/Sumber penghasilan: IRT
e. Agama : Islam
f. Alamat : Dusun Jerneng, Terong Tawah Kec. Labuapi
C. Identitas Saudara Kandung
: garis pernikahan
: garis keturunan
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan
Sebelum Sakit : 10,1 kg
Saat Sakit : 10,1 kg
2. Tinggi badan
Sebelum Sakit : 90 cm
Saat Sakit : 90 cm
3. Waktu tumbuh gigi, Usia : 10 bulan
4. Tanggal gigi, Usia : - bulan/tahun
B. Perkembangan Anak tiap tahap terkait :
1. Motorik Kasar Anak
Sebelum Sakit : keluarga pasien mengatakan anaknya aktif bermain
Saat Sakit : keluarga pasien mengatakan anaknya hanya bermain
ketika dia bosan di tempat tidur dan sesekali berjalan-
jalan
2. Motorik Halus Anak
Sebelum Sakit : keluarga pasien mengatakan anaknya sudah bisa
mencoret-coret di kertas, menyusun barang
Saat Sakit : keluarga pasien mengatakan anaknya hanya menontok
kartun di hp
3. Bahasa Anak
Sebelum Sakit : keluarga pasien mengatakan anaknya sudah bisa diajak
mengobrol dan ia merupakan anak yang aktif
Saat Sakit : keluarga pasien mengatakan anaknya masih sering
mengobrol dan hanya sesekali rewel ketika ia bosan
4. Sosial Anak
Sebelum Sakit : keluarga pasien mengatakan anaknya aktif bermain
bersama teman-temannya di lingkungan rumah
Saat Sakit : keluarga pasien mengatakan anaknya hanya mengajak
berjalan-jalan diarea rumah sakit saja
VI. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui: saat baru lahir
2. Cara pemberian : langsung
3. Lama pemberian : 15-20 menit
B. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
1. 0 – 6 Bulan Bubur 2x sehari
2. 6 – 12 Bulan Makanan lunak dan makanan 3x sehari
yang sedikit kasar
3. Saat ini Semua jenis makanan 3x sehari
VII. Riwayat Psikososial
¤ anak tinggal di : rumah kedua orang tua
¤ Lingkungan berada di : lingkungan berneng, kec.labuapi
¤ Apakah rumah dekat dengan : rumah pasien berada di dekat sungai
¤ Apakah ada tangga yang bisa berbahaya : keluarga pasien mengatakan tidak ada
* Apakah anak punya ruang bermain : keluarga pasien mengatakan tidak ada
¤ Hubungan antar anggota keluarga : keluarga pasien mengatakan memiliki
hubungan yang baik antar keluarga
¤ Pengasuh anak, siapa : keluarga pasien mengatakan tidak ada
VIII. Riwayat Spiritual
¤ Support sistem dalam keluarga : pasien mendapatkan support penuh dari
keluarganya
¤ Kegiatan keagamaan : pasien belum bisa melakukan kegiatan
keagamaan secara mandiri
IX. Reaksi Hospitalisasi
A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
1. Mengapa ibu membawa anaknya ke RS
Keluarga pasien mengatakan karena dia merasa khawatir dengan keadaan
anaknya
2. Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak
Keluarga pasien mengatakan bahwa dokter menjelaskan tentang kondisi
anaknya
3. Bagaimana perasaan orang tua saat ini
Keluarga pasien mengatakan bahwa ia khawatir dan merasa sangat hancur
ketika anaknya harus dirawat di rumah sakit
4. Apakah orang tua akan selalu berkunjung
Keluarga pasien mengatakan bahwa ia akan selalu menjaga anaknya
selama berada di rumah sakit
5. Siapa yang akan tinggal dengan anak
Keluarga pasien mengatakan bahwa ibunya yang selalu tinggal bersama
anaknya selama di rumah sakit karena bapaknya harus pergi bekerja pada
pagi hingga sore hari
X. Aktivitas sehari-hari (di Uraikan dalam bentuk Narasi)
A. Nutrisi
Ibu pasien mengatakan bahwa memberikan anaknya full ASI dan mulai
memberikan MP-ASI pada usia 6 bulan berupa bubur lunak dan mulai
memberikan makanan yang teksturnya keras seiring dengan pertumbuhan
anak. Pada saat ini anak sudah bisa memakan semua jenis makanan seperti
nasi, sayur, snack, dll.
B. Cairan
Ibu pasien mengatakan anaknya sering minum air putih dan sesekali
meminum minuman kemasan
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak memiliki masalah pencernaan ,
anaknya BAK 3-5 kali sehari memakian pempers dan BAB 2-3 kali sehari
dengan konsistensi pandat campur lunak dan berbau khas.
D. Istirahat tidur
Ibu pasien mengatakan anaknya selama berada di rumah sakit jarang rewel
dan anaknya bisa tidur walaupun kadang-kadang terbangun karena bosan
berada di tempat tidur dan mengajak untuk berjalan-jalan disekitar rumah
sakit
E. Olah Raga
Ibu pasien mengatakan anaknya selama dirumah tidak pernah olahraga
anaknya hanya bermain disekiat lingkungan rumah, selama dirumah sakit
anaknya juga tidak pernah melakukan kegiatan olahraga.
F. Personal Hygiene
Ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa melakukan personal hygiene
secara mandiri, anaknya masih membutuhkan bantuan saat melakukan
personal hygiene seperti saat BAB/BAK.
G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Ibu pasien mnegatakan bahwa anaknya merupakan seorang yang aktif
bermain, berlari, berjalan, dan tidak terlalu rewel walaupun sedang sakit.
H. Rekreasi dan Bermain
Ibu pasien mengatakan anaknya hanya bermain di lingkungan rumah sakit
dengan cara berjalan-jalan.
XI. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum klien
GCS : E : 4, V: 5, M : 6 = Compos mentis
B. Tanda-tanda vital
=Suhu : 38,6 ◦C
=Nadi : 105x/menit
= Respirasi : 22x/menit
C. Antropometri
= Tinggi Badan : 90 cm
= Berat Badan : 10,1 kg
= Lingkar lengan atas : 12 cm
= Lingkar kepala : 20 cm
= Lingkar dada : 50 cm
= Lingkar perut : 45 cm
C. Sistem Pernapasan
Bentuk dada simetris, tidak ada tarikan dinding dada, tidak ada lesi, tidak ada
nyeri tekan tidak ada pembesaran organ jantung dan paru-paru, tidak terdapat
suara nafas tambahan.
D. Sistem Kardio Vaskuler
Bentuk dada simetris, tampak tidak ada tarikan dinding dada, tidak ada lesi,
tidak ada nyeri tekan tidak ada pembesaran organ jantung dan paru-paru, tidak
terdapat suara nafas tambahan
F. Sistem Pencernaan
Tidak ada lesi dan nyeri tekan pada abdomen, terdapat bising usus hiperaktif
10-18 kali/menit, tidak ada pembesaran organ hati, kantung empedu, limpa,
pankreas, usus halus, ginjal, usus besar
G. Sistem Indra
Mata : bentuk simetris, konjungtiva anemis, reflek cahaya positif
Hidung : bentuk simetris, tidak ada penumpukan secret
Telinga : bentuk simetris, tampak besih, tidak ada lesi, tidak ada penumpukan
serumen
Mulut : bibir kering, pucat, mukosa lembab
H. Sistem Saraf
Tidak terdapat masalah dengan system saraf, persepsi sensorik dan aktivitas
motoric pasien masih bekerja dengan baik
I. Sistem Muskulo Skeletal
Pasien masih bisa beraktivitas seperti biasa seperti berjalan, duduk, makan
menggunakan tangan.
J. Sistem Integumen
Kulit tampak bersih dengan warna kecoklatan dan sedikit kering
K. Sistem Endokrin
Tidak ditemukan masalah pada system endokrin
L. Sistem Perkemihan
Pasien masih bisa melakukan eliminasi secara normal
M. Sistem Reproduksi
Pasien belum menacapai umur pubertas sehingga sistem reproduksi belum
bekerja secara maksimal
XI. Diit yang diberikan
1. Pasien diberikan diet L. TKTP ( Lunak Tinggi Kalori Tinggi Protein )
E : 1400 kkal
P : 28 gr
L : 30 gr
KH : 210 gr
XII. Test Diagnostik
No Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil Rentang normal
1. 21/11/2022 Hematologi lengkap
- Hemoglobin - L 8,9 g/dL - 14,0 – 17,5
- Jumlah eritrosit - 4,35 10^6/ uL - 4,50 – 5,90
- Hematocrit - L 30,6 - 40,0 – 52,0
- Jumlah trombosit - 361 10 ^3/ul - 150-450
MCV,MCH, MCHC
- MCV - L 70,3 fL - 80,0 - 96,0
- MCH - L 20,5 pg - 26,0 – 32,0
- MCHC - L 29,1 g/dL - 32,0 – 36,0
- RDW-CV - H 17,3 - 11,5 – 14,5
- Jumlah lekosit - 5,70 10^3/ul - 4,50 – 11,50
Hitung jenis
- Basofil - 0,4 - 0,0 – 2,0
- Eosinofil - L 0,5 - 1,0 – 3,0
- Neutrofil - 59,2 - 50,0 – 70,0
- Limfosit - 38,0 - 18,0 – 42,0
- Monosit - L 1,9 - 2,0 – 11,0
- Basofil - 0,002 10^3/ul - 0,00 – 0,10
- Eosinofil - 0,003 10^3/ul - 0,00 – 0,40
- Neutrofil - 3,4 10^3/ul - 2,3 – 6,1
- Lymphosit - 2,17 10^3/ul - 0,80 – 4,80
- Monosit - 0,11 10^3/ul - 0,45 – 1,30
- Ratio N/L - 1,57 - <3,13
I. ANALISA DATA
V. Evalusi keperawatan
Hr/Tgl Dx Evaluasi
24/11/2022 (D.0130) Hipertermia S : ibu pasien mengatakan anaknya sudah
tidak demam lagi
O : pasien tampak segar,
S : 36,1, N : 105x/menit
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
24/11/2022 (D.0019) deficit nutrisi S : ibu pasien mengatakan nafsu makan
anaknya sudah membaik
O : anak menghabiskan makanan yang
diberikan, mukosa lembab. BB : 10,5 kg,
IMT : 3,2
A : masalah teratasi sebagian
P : itervensi dilanjutkan dengan KIE
keluarga mengenai pemantauan nutrisi anak