KEJANG DEMAM
2.1.2 Etiologi
b. Penyakit infeksi
c. Demam Kejang demam cenderung timbul dalam 24 jam pertama pada waktu
sakit dengan demam tinggi, demam pada anak paling sering disebabkan oleh
: ISPA, Otitis media, Pneumonia, Gastroenteritis, ISK
f. Neoplasma, toksin
g. Gangguan sirkulasi
2.1.3 Patofisiologi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah
menjadi CO2dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari
permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan
normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium
(K+ ) dan sangat sulit dilalui dengan mudah oleh ion natrium (Na+ ) dan
elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl- ). Akibatnya konsentrasi ion K+
dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedang di luar sel, maka
terdapat perbedaan 5 potensial membran yang disebut potensial membran dari
neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran diperlukan energi
dan bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh :
2.1.4 Klasifikasi
2.1.6 Komplikasi
2) Durasi yang terjadi antara demam dan kejang kurang dari 1 jam
c. Paralisis Todd
2.1.8 Penatalaksanaan
Menurut Maiti & Bidinger (2018). Pengobatan medis saat terjadi kejang
1) 5 mg untuk anak < 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak > 3 tahun
2) 4 mg untuk BB < 10 kg dan 10 mg untuk anak dengan BB > 10 kg 0,5 –
0,7 mg/kgBB/kali
b. Diazepam intravena juga dapat diberikan dengan dosis sebesar 0,2 – 0,5
mg/kgBB. Pemberian secara perlahan – lahan dengan kecepatan 0,5 – 1
mg/menit untuk menghindari depresi pernafasan, bila kejang berhenti
sebelum obat habis, hentikan penyuntikan. Diazepam dapat diberikan 2 kali
dengan jarak 5 menit bila anak masih kejang, Diazepam tidak dianjurkan
diberikan per IM karena tidak diabsorbsi dengan baik.
3) Antikonvulsan
4) Berikan diazepam oral dosis 0,3 – 0,5 mg/kgBB setiap 8 jam pada saat
demam menurunkan risiko berulang
3) kepala dimiringkan dan pasang sundip lidah yang sudah di bungkus kasa
4) singkirkan benda-benda yang ada disekitar pasien yang bisa menyebabkan
bahaya
2.2.1 Pengkajian
a. Identitas
1) Pengkajian identitas anak berisi tentang : nama, anak yang ke, tanggal
lahir/umur, jenis kelamin, dan agama.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama seperti perasaan tidak enak badan, lesu, pusing, nyeri kepala dan
kurang bersemangat, serta nafsu makan menurun (teutama pada saat masa
inkubasi).
2) Riwayat Penyakit
b) Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang bersifat menular dan
menurun.
c. Breathing (sistem respirasi) Pasien belum sadar dilakukan evaluasi seperti pola
nafas, tanda-tanda obstruksi, pernapasan cuping hidung, frekuensi nafas,
pergerakan rongga dada: apakah simetris atau tidak, suara nafas tambahan: apakah
tidak ada obstruksi total, udara nafas yang keluar dari hidung, sianosis pada
ekstremitas, auskultasi : adanya wheezing atau ronchi
i. Psikososial kultural Peran pasien dalam keluarga apa itu status emosional
meningkat, interaksi meningkat, interaksi sosial terganggu, adanya rasa cemas
yang berlebihan, hubungan dengan tetangga tidak harmonis, status dalam
pekerjaan, dan apakah pasien rajin dalam melakukan ibadah sehari-hari (Murzella,
2020).
2. Pengkajian fisik Pada kasus kejang demam yang biasanya dikaji adalah :
A : Airway ( jalan nafas ) karena pada kasus kejang demam Inpulsinpuls radang
dihantarkan ke hipotalamus yang merupakan pusat pengatur suhu tubuh
Hipotalamus menginterpretasikan impuls menjadi demam Demam yang
terlalu tinggi merangsang kerja syaraf jaringan otak secara berlebihan ,
sehingga jaringan otak tidak dapat lagi mengkoordinasi persyarafan-
persyarafan pada anggota gerak tubuh. wajah yang membiru, lengan dan
kakinya tesentak-sentak tak terkendali selama beberapa waktu. Gejala ini
hanya berlangsung beberapa detik, tetapi akibat yang ditimbulkannya dapat
membahayakan keselamatan anak balita. Akibat langsung yang timbul
apabila terjadi kejang demam adalah gerakan mulut dan lidah tidak
terkontrol. Lidah dapat seketika tergigit, dan atau berbalik arah lalu
menyumbat saluran pernapasan.
B : Breathing (pola nafas) karena pada kejang yang berlangsung lama misalnya
lebih 15 menit biasanya disertai apnea, Na meningkat, kebutuhan O2 dan
energi meningkat untuk kontraksi otot skeletal yang akhirnya terjadi
hipoxia dan menimbulkan terjadinya asidosis.
a. Tanda-tanda vital
b. Status hidrasi
g. Adanya kejang
c. Akibat hospitalisasi
Diagnosa Keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah keperawatan atau proses kehidupan yang didalamnya baik yang berlangsung
actual maupun potensial (PPNI, 2017).
2.2.4 Implementasi
Keperawatan Implementasi keperawatan yang merupakan komponen keempat
dari proses keperawatan setelah merumuskan rencana asuhan keperawatan.
Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang di
harapkan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan
mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan (Potter and Perry,
2011).
Bahtera, T., Wibowo, S., & Hardjojuwono, A. S. (2016). Faktor Genetik Sebagai Risiko
Kejang Demam Berulang. Sari Pediatri. https://doi.org/10.14238/sp10.6.2009.378-84
Dewi, A.K. (2016). Penurunan Suhu Tubuh Antara Pemberian Kompres Hangat Dengan
Tepid Sponge Bath pada Anak Demam. Jurnal keperawatan Muhammadiyah, 1 (1).
63-71. Diaksesdari http://journal.um-surabaya.ac.id pada 9 Januari 2018
Fuadi, F., Bahtera, T., & Wijayahadi, N. (2016). Faktor Risiko Bangkitan Kejang Demam
pada Anak. Sari Pediatri, 12(3), 142. https://doi.org/10.14238/sp12.3.2010.142-9
PPNI. PPNI (2018b) Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan. 1st edn. Jakarta: DPP PPNI.
Tarwoto (2012) Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta Selatan:
Salemba Medika.
Vebriasa, A., Herini, E. S., & Triasih, R. (2016). Hubungan antara Riwayat Kejang pada
Keluarga dengan Tipe Kejang Demam dan Usia Saat Kejang Demam Pertama. Sari
Pediatri. https://doi.org/10.14238/sp15.3.2013.137-40
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Oleh:
2022/2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada An.A dengan diagnosa medis
Kejang Demam di IGD RS Amelia Pare oleh Mahasiswa Stikes Karya Husada Kediri
:
NIM : 202206109
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Pendidikan Profesi Ners
Departemen Keperawatan Gawat Darurat, yang dilaksanakan pada tanggal 27
September 2022 -29 September 2022.
Mahasiswa
Mengetahui,
(_____________________________________) (______________________)