Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Profesi Ners Departemen Medikal Bedah
OLEH :
IRA YUNIARISTI
NIM : 202106109
NIM : 202106109
Mengetahui,
Mahasiswa,
(Ira Yuniaristi)
NIM : 202106109
NIDN : 0712028801
Kepala Ruangan,
1.1 DEFINISI
Demam thypoid atau enteric fever adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan
pada pencernaan dan gangguan keasadaran. Demam thypoid disebabkan oleh infeksi
salmonella typhi (Lestari Titik, 2016). Thypoid fever atau demam tifoid adalah
penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih
disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan gangguan kesadaran.
(Wijayaningsih kartika sari, 2013).
Demam typhoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada
pencernaan (Moser-Van Der Geest, Schibli, & Huber, 2019). Tipe demam thypoid
pada anak, akan terjadi demam naik turun. Demam tinggi biasanya terjadi pada sore
dan malam hari kemudian turun pada pagi hari
1.2 ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini adalah kuman Salmonella typhi, Salmonella para typhi A, dan
Salmonella para typhi B. Wujudnya berupa basil gram negatif, bergerak dengan
rambut getar, tidak berspora, dan mempunyai tiga macam antigen (antigen O, H, dan
VI). Dalam serum penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen
tersebut. Salmonella typhi merupakan basil gram (-) dan bergerak dengan rambut
getar Transmisi Salmonella typhi kedalam tubuh manusia dapat melalui hal –hal
berikut :
1) Transmisi oral, melalui makanan yang terkontaminasi kuman salmonella typhi
2) Transmisi dari tangan ke mulut, di mana tangan yang tidak higenis yang
mempuyai Slmonella typhi langsung bersentuhan dengan makanan yang di makan
3) Transmisi kotoran, di mana kotoran individu yang mempunyai basil Salmonella
typhi kesungai atau sumber air yang digunakan sebagai air minum yang kemudian
langsung di minum tanpa di masak (Britto, Wong, Dougan, & Pollard, 2018)
Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri samonella typhi. Bakteri
salmonella typhi adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar,
tidakberspora, dan mempunyai tiga macam antigen yaitu antigen O (somatik yang
terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida), antigen H (flegella), dan antigen VI.
Dalam serum penderita, terdapatzat (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen
tersebut. Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41
derajat celsius (optimum 37 derajat celsius) dan pH pertumbuhan 6-8. Faktor pencetus
lainnya adalah lingkungan, sistem imun yang rendah, feses, urin, makanan/minuman
yang terkontaminasi, formalitas dan lain sebagainya. (Lestari Titik, 2016).
1.4 PATOFISIOLOGI
Proses perjalanan penyakit kuman masuk ke dalam mulut melalui makanan dan
minuman yang tercemar oleh salmonella (biasanya ˃10.000 basil kuman). Sebagian
kuman dapat dimusnahkan oleh asam hcl lambung dan sebagian lagi masuk ke usus
halus. Jika respon imunitas humoral mukosa (igA) usus kurang baik, maka basil
salmonella akan menembus selsel epitel (sel m) dan selanjutnya menuju lamina propia
dan berkembang biak di jaringan limfoid plak peyeri di ileum distal dan kelenjar
getah bening mesenterika (Lestari Titik, 2016)
Jaringan limfoid plak peyeri dan kelenjar getah bening mesenterika mengalami
hiperplasia. Basil tersebut masuk ke aliran darah (bakterimia) melalui duktus
thoracicus dan menyebar ke seluruh organ retikulo endotalial tubuh, terutama hati,
sumsum tulang, dan limfa melalui sirkulasi portal dari usus (Lestari Titik, 2016)
Hati membesar (hepatomegali) dengan infiltasi limfosit, zat plasma, dan sel
mononuclear. Terdapat juga nekrosis fokal dan pembesaran limfa (splenomegali). Di
organ ini, kuman salmonella thhypi berkembang biak dan masuk sirkulasi darah lagi,
sehingga mengakibatkan bakterimia ke dua yang disertai tanda dan gejala infeksi
sistemik (demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas vaskuler dan
gangguan mental koagulasi)
Perdarahan saluran cerna terjadi akibat erosi pembuluh darah di sekitar plak
peyeriyang sedang mengalami nekrosis dan hiperplasia. Proses patologis ini dapat
berlangsung hingga ke lapisan otot, serosa usus, dan mengakibatkan perforasi.
Endotoksin basil menempel di reseptor sel endotel kapiler dan dapat mengakibatkan
komplikasi, seperti gangguan neuropsikiatrik kardiovaskuler, pernafasan, dan
gangguan organ lainnya. Pada minggu pertama timbulnya penyakit, terjadi hiperplasia
plak peyeri, di susul kembali, terjadi nekrosis pada minggu ke dua dan ulserasi plak
peyeri pada mingu ke tiga. selanjutnya, dalam minggu ke empat akan terjadi proses
penyembuhan ulkus dengan meninggalkan sikatriks (jaringan parut)
Sedangkan penularan salmonella thypi dapat di tularkan melalui berbagai cara, yang
dikenal dengan 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus
(muntah), Fly (lalat) dan melalui Feses. (Lestari Titik, 2016).
1.7 KOMPLIKASI
1) Komplikasi intestinal : perdarahan usus, perporasi usus dan ilius paralitik
2) Komplikasi extra intestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis), miokarditis,
trombosis, tromboplebitis
b. Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia dan syndroma uremia
hemolitik
c. Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis
d. Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis, dan kolesistitis
e. Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis
f. Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan arthritis
g. Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meninggiusmus, meningitis polineuritis
perifer, sindroma guillain bare dan sindroma katatonia (Lestari Titik, 2016).
BAB 2
2.1 PENGKAJIAN
a) Anamnesis
1. Identitas pasien
Penyakit ini sering ditemukan pada semua usia dari bayi di atas satu tahun
hingga dewasa. Dalam data umum ini meliputi nama klien, jenis kelamin,
alamat, agama, bahasa yang dipakai, suku, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor register, tanggal MRS dan
diagnosa medis (wahid,2013)
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pada klien penderita demam thypoid keluhan utama yang akan muncul
berupa demam tinggi (hipertermi) yang berkepanjangan, perasaan tidak
enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan kurang bersemangat, serta
nafsu makan berkurang (terutama pada masa inkubasi)
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pada kasus yang khas, demam berlangsung selama 3 minggu, bersifat
febris, dan suhunya tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama suhu tubuh
berangsur-angsur baik pada setiap harinya, biasanya menurun pada pagi
hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Pada minggu kedua,
pasien terus berada dalam keadan demam. Saat minggu ketiga, suhu
berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga
c. Riwayat kesehatan lalu
Untuk mengetahui lebih lanjut riwayat dahulu apakah sebelumnya pasien
pernah mengalami sakit thypoid, sebelumnya masuk rumah sakit dan juga
untuk mengetahui adanya relaps
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pada saat pengkajian perlu ditanyakan pada pasien maupun anggota
keluarga apakah sebelumnya ada keluarga yang menderita demam thypoid
sehingga bisa terjadi adanya penularan
e. Riwayat nutrisi, saat sakit biasanya anak mengalami penurunan nafsu
makan
b) Pola Kesehatan Sehari-hari
1. Nutrition
Kecenderungan berat badan penderita demam thypoid ini akan mengalami
perubahan terjadinya berat badan karena mengalami penurunan nafsu makan.
Pada penderita pasien demam thypoid ini yang akan dirasakannya berupa
gejala yang muncul yaitu rasa mual, muntah, anorexia kemungkinan juga
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Elimination and Change
Pada demam thypoid ini biasanya terjadi konstipasi dan diare atau mungkin
normal. Pada sistem integument dengan demam thypoid ditemukan gejala
seperti dada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan reseola (bintik-
bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kepiler kulit yang dapat
ditemukan pada minggu pertama demam
3. Activity/Rest
Data yang sering muncul pada pasien demam thypoid adalah mengalami
kesulitan untuk tidur karena adanya peningkatan suhu tubuh sehingga pasien
merasa gelisah pada saat untuk beristirahat ataupun saatnya untuk tidur.
Klien mengalami penurunan pada aktivitas. Karena badan klien sangat lemah
dan klien dianjurkan istirahat karena adanya peningkatan suhu tubuh yang
berkepanjangan
4. Personal Hygiene
Untuk memenuhi kebutuhan kebersihan badan pasien demam thypoid ini
akan di bantu oleh keluarga atau perawat, karena pasien merasa lemas
sehingga menghambat dalam melakukan kegiatan perawatan badan
c) Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Pasien lemas dan akral panas
2. Tingkat kesadaran : Perlu di observasi karna akan mengalami penurunan
kesadaran seperti apatis atau somnolen walaupun tidak merosot
3. TTV : Tekanan darah pada penderita demam thypoid normal 110/80 - 120/80
mmHg, dan suhu tubuh akan menigkat yang disebabkan oleh salmonella
thypi hingga 390C-400C , respirasi akan mengalami peningkatan atau tidak
karna pasien demam thypoid bisa mengalami sesak nafas, nadi akan
normal/tidak
4. Pemeriksaan kepala : Inspeksi untuk melihat bentuk simetris, tidak terdapat
lesi. Palpasi untuk mengetahui tidak ada nyeri tekan
5. Pemeriksaan mata : Inspeksi untuk mengetahui konjungtiva anemis, sklera
putih, konjungtiva merah muda, dan reflek pupil mengecil ketika terkena
sinar. Palpasi, tidak ada nyeri tekan
6. Pemeriksaan hidung : Inspeksi, tidak terdapat cuping hidung. Palpasi, tidak
ada nyeri tekan
7. Pemeriksaan mulut dan Faring : Inspeksi, mukosa bibir pecah-pecah dan
kering, terdapat napas yang berbau tidak sedap serta bibir kering, dan pecah-
pecah (ragaden), lidah tertutup selaput putih kotor, ujung lidah kotor dan
tepinya berwarna kemerahan. Palpasi, tidak ada nyeri tekan
8. Leher : tidak adanya distensi vena jugularis
9. Pemeriksaan paru
Inspeksi : respirasi rate mengalami peningkatan
Palpasi: tidak adanya nyeri tekan
Perkusi : paru sonor
Auskultasi: tidak terdapat suara tambahan
10. Pemeriksaan jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak nampak, tidak adanya pembesaran
Palpasi: biasanya pada pasien dengan demam thypoid ini ditemukan
tekanan darah yang meningkat akan tetapi didapatkan takikardi saat pasien
mengalami peningkatan suhu tubuh
Perkusi: suara jantung pekak
Auskultasi: suara jantung BJ 1”LUB” dan BJ 2”DUB” terdengar normal,
tidak terdapat suara tambahan
11. Abdomen : dapat ditemukan keadaan perut kembung. Bisa terjadi
konstipasi, atau mungkin diare atau normal
12. Hati dan limfe membesar disertai dengan nyeri pada perabaan
13. Ektermitas : pergerakan baik antara kiri dan kanan
14. Integumen : akral teraba hangat dan terdapat pada punggung dan anggota
gerak dapat ditemukan reseola (bintik-bintik kemerahan karena emboli basil
dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu pertama demam).
Moser-Van Der Geest, N., Schibli, A., & Huber, L. C. 2019. CME: Typhoid fever - Clinical
manifestation, diagnosis, therapy and prevention. Acta Academiae Medicinae Sinicae
Nanda. 2015. Buku Diagnosa Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi. Jakarta : EGC
Setiadi. 2013. Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Edisi
1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SIKI). Edisi 1.
Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI). Edisi
1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia