ASUHAN KEPERAWATAN
PADA An.M DENGAN KEJANG DEMAM SEDERHANA
(KKA I)
NIM : 121591910
KELAS: III A
A. DEFINISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaika suhu tubuh
(suhu rectal lebih dari 38C ) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial
(Mansjoer, 2005). Kejang demam adalah suatu kondisi saat tubuh anak sudah dapat
menahan serangan demam pada suhu tertentu (Hardiono, 2007 : 11).
Kejang (konfulsi) merupakan akibat dari pembebasan listrik yang
tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan
serangan tiba-tiba terjadi gangguan kesadaran ringan aktivas
motorik dan atau atas gangguan fenomena sensori (Doenges, 2005 :
476).
B. KLASIFIKASI
a. Gangguan vaskuler
3. PATOFISOLOGI
a. Keperawatan
Masalah yang perlu diperhatikan pada pasien kejang demam ialah
resiko terjadi kerusakan sel otak akibat kejang, suhu yang
meningkat diatas suhu normal, resiko terjadi bahaya/komplikasi,
gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang
tua mengenai penyakit.
- Resiko terjadi kerusakan sel otak akibat kejang
Kejang menyebabkan kontriksi pembuluh darah, sehingga
aliran tidak lancar dan peredaran O2 terganggu. Kurang O2
(anoksia) pada otak akan mengakibatkan kerusakan sel otak
dan dapat terjadi kelumpuhan sampai retardasi mental bila
rusaknya berat. Oleh karena itu, kejang harus segera dihentikan
dan apnea dihindarlan.
- Suhu yang meningkat diatas normal
Jika sudah diketahui suhu anak diatas normal anak akan
menderita kejang, maka anak akan menderita piretik
(pemberian antipiretik dan petunjuk bahwa anak menderita
kejang demam didapat setelah berobat ke dokter dan kejang
sudah lebih dari 1 kali).
- Resiko terjadi bahaya / komplikasi
Seperti pasien lain yang kejang akibatnya terjadi perlukaan
misal lidah tergigit atau akibat gesekan dengan gigi, oleh
karena itu setiap anak mendapat serangan kejang harus ada
yang mendampinginya. Selain bahaya akibat kejang, risiko
akibat komplikasi karena pemberian obat antikonvulsan (dapat
terjadi dirumah sakit), bila memberikan diazepam IV harus
pelan sekali 1 ml selama 1 menit, karena memberikan diazepam
secara intravena terlalu cepat juga dapat
menyebabkan depresi pusat pernapasan.
- Gangguan rasa aman dan nyaman
Gangguan ini terjadi akibat penyakitnya sendiri dan tindakan
pertolongan selama kejang
- Kurangnya pengetahuan orangtua mengenai penyakit
Jika pasien didiagnosis kejang demam, orang tuanya perlu
dijelaskan mengapa anak dapat kejang terutama berhubungan
dengan suhu tubuh, kenaikan suhu tubuh tersebut disebabkan
oleh infeksi. Yang perlu dijelaskan adalah: harus selalu tersedia
obat penurun panas dari resep dokter yang mengandung
antikonvulsan, agar anak segera diberikan obat antipiretik bila
orangtua mengetahui anak mulai demam. Apaila terjadi
berulang atau lama segera bawa pasien kerumah sakit.
b. Non Keperawatan
Dalam penanggulangan kejang demam ada 4 faktor yang perlu
dikerjakan, yaitu: memberantas kejang secepat mungkin,
pengobatan penunjang, memberikan pengobatan rumat dan
mencari mengobati penyebab.
- Memberantas kejang secepat mungkin
Obat pilihan utama adalah diazepamyang diberikan secara
intravena keberhasilan menekan kejang 80 – 90 %, dosis sesuai
dengan berat badan : kurang dari 10 kg 0,5 – 0,75 mg/ kg
BB,diatas 20 kg 0,5 mg/kg BB. Biasanya dosis rata – rata
dipakai 0,3 mg/kg BB/ kali dengan maksimum 5 mg pada anak
berumur kurang dari 5 tahun dan 10 mg pada anka yang lebih
besar.
Pngobatan penunjang
Fungsivital seperti kesadaran suhu, tekanan darah, pernapasan
dan fungsi jantung diaawasi secara ketat, jika suhu meningkat
sampai hiperpireksia dilakukan hipernasi denan kompres
alkohol dan es. Obat hibernasi adalah klorpromazin,
prometazon. Mencegah edema otak diberikan kortikosterooid.
Pengobatan Rumat
Obat fenobarbital sebagai dosis rumat, diberikan langsung
setelah kejang berhenti dengan diazepam. Dosis awal neonatus
30mg, umur 1 bulan sampai 1 tahun 50mg dan umur 1 tahun
keatas 75 mg, cara pemberian melalui IM.
Mencari dan mengobati penyebab
Penyebab kejang demam sederhana maupun epilepsi yang
diprovikasi oleh demam biasanya adalah infeksi respiratorius
bagian atas dan otitis media akut. Pemberian antibiotik yang
adekuatperlu untuk mengobati penyakit tersebut.
Secara akademispasien kejang demam yang datang untuk
pertama kali sebaliknya dilakukan fungsi lumbal untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya faktor infeksi otak. Pada
pasien kejang lama pemeriksaan lebih itensif seperti fungsi
lumbal, darah lengkap, gula darah, kalium, magnesium,
kalsium, natrium dan faal hati. Bla perlu rongen foto tengkorak,
ekg, ensefalografi, dan lain – lain.
5. KOMPLIKASI
a. Kerusakan neurotransmitter
Lepasnya muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat
meluas keseluruh sel ataupun ke membran sel yang yang
menyebabkan kerusakan pada neuron.
b. Epilepsi
Kerusakan pada daerah medial lobur temporalis setelah
mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat
menjadi ‘matang’ dikemudian hari shingga terjadi serangan
epilepsi yang spontan.
c. Kelainan anatomis di otak
Serangan kejang yang berlangsung lama yang dapat
menyebabkan kelainan di otak yng lebih banyak terjadi pada
anak baru berumur 4 bulan sampai 5 th.
d. Mengalami kecacatan atau kelainan neurologis karena kejng
yang disertai demam,
e. Kemungkinan mengalami kematian.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA An.M DENGAN KEJANG DEMAM SEDERHANA (KDS)
Tanggal dan jam pengkajian :27 Juli 2020 / Jam 15.20 WITA
Tanggal dan jam masuk RS :27 Juli 2020 / Jam 11.25 WITA
BIODATA
1. Identitas Klien
Nama klien : An. M
Tanggal lahir : 10 Agustus 2012
Umur : 2 Tahun 11 bulan
Orang tua : Tn. T
Usia : 28 Tahun
Alamat : Cilacap / Ngandul, Sumberlawang
Diagnosa Medis : Kejang Demam Sederhana (KDS)
3. Keluhan Utama
Demam
7. Kebiasaan
a. Pola tingkah laku : berusaha mengucapkan kata “terima kasih” dan
“dadag”
b. Aktivitas hidup sehari-hari
Pola tidur :
Sebelum sakit : pagi 09.30 – 11.00
Siang 13.30 – 15.00
Malam 20.30 – 05.00
Selama sakit : pagi 10.30 – 11.00
Siang : tidak dapat tidur
Malam 21.15 – 03.00
Pola eliminasi :
Sebelum sakit : BAB 1x/hari, feses lunak,bau khas, warna
kuning,kecoklatan, tidak ada darah/lendir
Selama sakit : BAB 2x/hari, feses lunak, bau khas, warna kuning,
kecoklatan, tidak ada darah/lendir
Keterangan:
b. Penyakit keturunan
Ibu Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit seperti DM, TBC,
Hipertensi dikeluarganya yang menurun maupun yang menularinya.
2) Paru – paru
Inspeksi : tidak ada jejas, simetris
Palpasi : inspirasi mengembang
ekspirasi mengempis
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler seluruh lapang paru
3) Jantung
Inspeksi apek : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : IC teraba di SIC IV
Perkusi : pekak
Auskultasi : bj I,II reguler tidak ada bising
m. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada pembesaran umbilicus
Auskultasi : bising usus 30x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
n. Genetalia : tidak ada kelainan
Letak lubang uretra : diujung penis
Keadaan skrotum : sudah turun
o. Anus : bersih, tidak ada keluhan, bentuk bokong bulat, lipatan
gluteal di bawah dekat bokong dan tidak terdapat hemoroid.
p. Punggung dan ekstremitas
- Bentuk punggung : simetris
Perubahan warna punggung : tidak ada
- Kesimetrisan ekstremitas :simetris
Jumlah jari 10
- Gaya berjalan : baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Angka
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Ket
normal
Hemoglobin 11,6 13,50 - 18 gm/dl
Eritrosit 4,06 4,60-6,20 Juta/uL Laki-laki
Lekosit 15,5 4,5-11 ribu/uL Laki-laki
Lumfosit 16,2 22-40 %
Granulosit 79,9 36-55 % Laki-laki
Eritrosit 4,54 3,8-5,2 10^6/uL
Granulosit 48,9 50-70 %
Hematokrit 36,7 40-54 % Laki-laki
McV 74 80-96 Fl
McHc 33,5 32-37,0 g/dL
McH 23,3 27-31 Pg
Trombosit 402 150-450 Ribu/uL
A. TERAPI MEDIS
oral
Mucera 15mg / 8 jam Mukolik dan Obat saluran nafas akut
ekspektoran
dan kronis
Sanmol 3x1 Analgesik Untuk mengobati demam
ANALISA DATA
MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 DS : Dehidrasi Hipertermi (D.0130)
Ibu klien mengatakan anaknya panas sejak
kemarin tanggal 26 juli 2020 disertai
kejang kurang lebih 4 menit
DO:
Klien tampak lemas,akral teraba
panas,warna kulit kuning langsat
TTV:
S : 39OC
N : 140x/i
RR : 28x/i
Leukosit : 15.5 ribu/uL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi b/d dehidrasi
2. Defisiensi pengetahuan b/d ketidaktahuan menemukan sumber informasi
Intervensi
NO DIAGNOSA SLKI SIKI
1 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Manajemen hipertermia
1x24 jam diharapkan hipertermi efektif (I.15506)
dengan ekspektasi membaik
Observasi
Kriteria hasil : - Identifikasi
- Kejang menurun(5) penyebab
- Pucat menurun (5) hipertermia
- Suhu tubuh (misalnya
membaik(5) dehidrasi,terpa
- Suhu kulit par
membaik(5) lingkungan
panas dan
penggunaan
inkubator
- Monitor suhu
tubuh
Terapeutik
- Berikan cairan
oral
- Lakukan
pendinginan
eksternal(misa
lnya selimut
hipotermia
atau kompres
air dingin pada
dahi,leher,dad
a,abdomen,aks
ila
Edukasi
- Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi
-Kolaborasi
pemberian
cairan dan
elektrolit
intravena,jika
perlu.
2. Regulasi temperatur
(I.14578)
Obserfasi
- monitor suhu
tubuh anak
tiap dua
jam,jika perlu
terapeutik
- tingkatkan
asupan cairan
yang adekuat
- sesuaikan
suhu
lingkungan
dengan
kebutuhan
pasien
kolaborasi
- pemberian
antiperitik,jika
perlu
2 Defisiensi Setelah dilakukan tindakan keperawatan
pengetahuan 1x24 jam diharapkan defisit pengetahuan 1. Edukasi kesehatan
ekspektasi meningkat (I.12383)
Terapeutik
- Sediakan
materi dan
media
pendidikan
kesehatan
- Jadwalkan
pendidikan
kesehatan
sesuai
kesepakatan
Edukasi
- Jelaskan
faktor risiko
yang
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan
strategi yang
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan
sehat
Implementasi keperawatan