Disusun Oleh:
20101440121041
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demam merupakan keadaan yang sering ditemui dalam kehidupan
sehari-hari terutama pada anak yang tubuhnya masih rentan terhadap
penyakit. Demam ditandai dengan meningkatnya suhu di atas ambang
normal. Peningkatan suhu tubuh dapat di golongkan menjadi dua, yaitu
peningkatan suhu yang tergolong normal (bersifat fisiologis) dan
peningkatan suhu yang abnormal (patologis). Peningkatan suhu tubuh
dalam keadaan normal, misalnya peningkatan suhu setelah anak
beraktivitas, setelah mandi air panas, anak menangis, setelah makan,
anak yang kurang minum atau cemas. Peningkatan suhu yang abnormal
misalnya akibat penyakit (Lusia, 2015).
Salah satu faktor risiko kejang demam adalah riwayat kejang pada
keluarga, dihubungkan dengan tipe kejang demam pertama dan usia saat
terjadi kejang demam pertama. Beberapa penelitian menunjukkan
riwayat kejang meningkatkan risiko kejang demam kompleks sebagai
tipe kejang demam pertama dan berhubungan dengan usia kejang demam
pertama yang lebih dini (Vebriasa et al., 2016).
B. TUJUAN
Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada anak yang mengalami
Kejang Demam di Ruang Flamboyan RST dr. Soedjono Magelang
dengan tepat
BAB II
KONSEP DASAR MEDIS
A. PENGERTIAN
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal lebih dari, 38° C) akibat suatu proses ekstra
kranial, biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun. Setiap kejang
kemungkinan dapat menimbulkan epilepsi dan trauma pada otak,
sehingga mencemaskan orang tua. Pengobatan dengan antikonvulsan
setiap hari yaitu dengan fenobarbital atau asam valproat mengurangi
kejadian kejang demam berulang. Obat pencegahan kejang tanpa demam
(epilepsi) tidak pernah dilaporkan. Pengobatan intermittent dengan
diazepam pada permulaan pada kejang demam pertama memberikan
hasil yang lebih baik. Antipiretik bermanfaat, tetapi tidak dapat
mencegah kejang demam namun tidak dapat mencegah berulangnya
kejang demam (Vebriasa et al., 2016).
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada suhu badan tinggi,
suhu badan tinggi ini karena kelainan eksternal. ( Lestari, 2016)
B. ETIOLOGI
Hingga kini belum diketahui dengan pasti. Kejang demam juga
terdapat pada bayi yang mengalami kenaikan suhu sesudah vaksinasi
campak, akan tetapi jarang (Lestari,2016).
Menurut Ridha (2014), mengatakan bahwa faktor resiko terjadinya
kejang demam diantaranya:
a. Faktor-faktor prinatal
b. Malformasi otak congenital
c. Faktor genetika
d. Demam
e. Gangguan metabolism
f. Trauma
g. Neoplasma
h. Gangguan sirkulasi
C. PATOFISIOLOGI
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi
diperoleh menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membrane yang
terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu
ikonik. Dalam keadaan normal membrane sel neuron dapat dilalui
dengan mudah oleh ion kalium (K) dan sangat sulit dilalui oleh ion
natrium (Na) dan Ieliktrolit lainnya, kecuali ion klorida (CI). Akibat
konsentrasi ion K, dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na rendah,
sedangkan diluar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena
perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan diluar sel, maka terdapat
perbedaan potensial membrane yang disebut potensial membrane dari
neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membrane diperlukan
energy dan bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan
sel. Keseimbangan potensial membrane ini dapat diubah oleh:
1. Perubahan konsentrasi ion diruang ekstraseluler
2. Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimiawi,
atau aliran listrik dari sekitarnya
3. Perubahan patofisiologi dari membrane sendiri karena penyakit atau
keturunan
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1°C akan mengakibatkan
kenaikan metabolism basal 10-15% dan kebutuhan oksigen
akanmeningkat 20%. Pada anak 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65%
dari seluruh tubuh dibandingkan dengan dewasa yang hanya 15%. Oleh
karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari
membrane sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari
ion kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas muatan listrik.
Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke
seluruh sel maupun ke membrane sel sekitarnya dengan bantuan
"neurotransmitter" dan terjadi kejang. Kejang demam yang berlangsung
lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya
kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya
terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosislaktat disebabkan oleh
metabolism anerobi. hipotensi artenal disertai denyut jantung yang tidak
teratur dan suhu tubuh meningkat yang disebabkan makin meningkatnya
aktifitas otot dan meningkatkan metabolism otot meningkat
(Lestari,2016)
D. PATHWAY
MK : Defisit
Pengetahuan
5 Defisit Pengetahuan (D.0111) Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Edukasi Kesehatan (l.12383)
b.d kurang terpapar informasi selama 3x24 jam diharapkan Tingkat Observasi
Pengetahuan (L.12111) membaik dengan − Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
kriteria hasil : − Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
1. Perilaku sesuai anjuran meningkat menurunkan motivasi perilaku hidup
2. Verbalisasi minat dalam belajar
meningkat
3. Kemampuan menjelaskan pengetahuan Terpeutik
tentang suatu topik meningkat − Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
− Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
− Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Kemampuan menggambarkan Edukasi
pengalaman sebelumnya yang sesuai − Jekaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi Kesehatan
dengan topik meningkat − Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
5. Perilaku sesuai dengan pengetahuan − Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
meningkat perliaku hidup bersih dan sehat
6. Pertanyaan tentang masalah yang
dihadapi menurun
7. Persepsi yang keliru terhadap masalah
menurun
8. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
menurun
9. Perilaku membaik
5. EVALUASI
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari
tindakan. Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
tindakan dan evaluasi (Ali 2016). Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah
dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal lebih dari, 38° C) akibat suatu proses ekstra kranial,
biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun. (Lusia, 2015).
Masalah keperawatan yang dapat muncul pada penyakit kejang demam
adalah
1. Hipertermia (D.0130) b.d peningkatan laju metabolisme
2. Risiko Cedera (D.0136) b.d kondisi klinis
3. Risiko Infeksi (D.0142) b.d peningkatan paparan organisme
pathogen lingkungan
4. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (D.0017) b.d faktor risiko
5. Defisit Pengetahuan (D.0111) b.d kurang terpapar informai
B. SARAN
Seharusnya sebagai mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan
anak dengan kejang demam dengan baik
DAFTAR PUSAKA
Lusia. 2015. Pengenalan Demam dan Perawatannya. Surabaya: AUP Unair.
Vebriasa, A., Herini, E. S., & Triasih, R. (2016). Hubungan antara Riwayat
Kejang pada Keluarga dengan Tipe Kejang Demam dan Usia Saat
Kejang Demam Pertama . Sari Pediatri
Lestari, T. (2016). Asuhan Keperawatan Anak.
Maiti, & Bidinger. (2018). Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689 – 1699.
Ridha, N.H, 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka
Jasni. (2021). Asuhan Keperawatan Pada An. K Dengan Diagnosa Medik
Kejang Demam Sederhana Di Ruang Anggrek B Rumah Sakit Umum
Daerah Tarakan. Angewandte Chemie International Edition. 6(11). 951
– 952., pp. 2013 – 2015
Benjamin, W. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Anak Usia Toddler
Kejang Demam Dengan Peningkatan Suhu Tubuh (Hipertermia) Di
ruang Melati Rsud Ciamis. 3. Pp. 1-9
Yulianti, T. (2017). Asuhan Keperawatan Pasa Fakultas Ilmu Kesehatan
UMP. Kesehatan. 18. 8 – 23.
Tarwoto, & Wartonah. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan . Jakarta.