Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN KEJANG

Oleh Kelompok 4 :

1. I Gede Jaya Saputra (193213013)


2. kadek ayu ulan sudariyanthini (193213020)
3. Leila da silva pinto (193213021)
4. Ni Nyoman Ayu Krisna Sari (193213037)
5. Ni Putu Cintya Dewi (193213038)
6. Ni Putu Eka Cintya Parwita (193213040)
7. Ni Putu Rahayu Kurnianingsih (193213042)
8. Ni Putu Yulia Ari Santini (193213043)
9. putu riska pramudita dewi (193213049)
10. Solangia cabral da Conceicao santos (193213052)
11. Rai Angga Putra Gunawan ( 193213051)

KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES WIRA MEDIKA BALI
TAHUN AJARAN
2021/2022
A. KONSEP DASAR

1. DEFINISI

Kejang merupaka suatu perubaha fugsi pada otak secara medadak da sangat singat
atau sementara yang dapat disebabkan oleh aktifitas yang abnormal serta adanya pelepasan
listrik serebal yang sangat berlebihan. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38 ˚C ) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium (barara & jaumar 2013 ).

Menurut wulandari & erawati (2016) kejang demam merupakan kelainan neurologis
yang sering ditemukan pada anak, terutama pada golongananak umur 6 bulan sampai 4 tahun.

2. ETIOLOGI
a. Demam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,
pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu timbul pada
suhu yang tinggi.
b. Efek produk toksik daripada mikroorganisme.
c. Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.
d. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.
e. Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan, yang tidak diketahui atau
enselofati toksik sepintas.(Mansjoer, Dkk,2000: 434).

3. PATOFISIOLOGI

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel / organ otak diperlukanenergi yang


didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah
glucose,sifat proses itu adalah oxidasi dengan perantara pungsi paru-paru dan diteruskan
keotak.Berdasarkan hal diatas bahwa energi otak adalah glukosa yang melalui proses oxidasi,
dan dipecah menjadi karbon dioksidasi dan air. Sel dikelilingi oleh membran sel. Yang terdiri
dari permukaan dalam yaitu limford dan permukaan luar yaitu tonik.Dalam keadaan normal
membran sel neuron dapat dilalui oleh ionNA+dan elektrolit lainnya, kecuali ion clorida.

Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi NA+ rendah.
Sedangkan didalam sel neuron terdapat keadaan sebaliknya,karena itu perbedaan jenis dan
konsentrasi ion didalam dan diluar sel. Maka terdapat perbedaan membran yang disebut
potensial membran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini
diperlukan energi dan bantuan enzim NA, K, ATP yang terdapat pada permukaansel.

Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah dengan perubahan konsentrasi ion
diruang extra selular, rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi atau
aliran listrik dari sekitarnya.Perubahan dari patofisiologisnya membran sendiri karena
penyakit/keturunan.Pada seorang anak sirkulasi otak mencapai 65 % dari seluruh tubuh
dibanding dengan orang dewasa 15 %. Dan karena itu pada anak tubuh dapat mengubah
keseimbangan dari membran sel neuron dalam singkat terjadi dipusi di ion K+ maupun ion
NA+ melalui membran tersebut dengan akibat terjadinya lepasnya muatan listrik.

Lepasnya muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel
maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter
sehingga mengakibatkan terjadinya kejang. Kejang yang yang berlangsung singkat pada
umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa.Tetapi kejang yang
berlangsung lama lebih 15 menit biasanya disertai apnea, NA meningkat, kebutuhan O2 dan
energi untuk kontraksi otot skeletal yang akhirnya terjadi hipoxia dan menimbulkan
terjadinya asidosis. (Hasan dan Alatas, 1985: 847 dan Ngastiyah, 1997: 229)

4. PATHWAY


5. MANIFESTASI KLINIS

Kebanyakan kejang demam berlangsung singkat, bilateral, serangan berupa klonik atau
tonik-klonik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti anak tidak memberi
reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan
sadar kembali tanpa adanya kelainan syaraf. Kejang demam dapat berlangsung lama dan atau
parsial. Pada kejang yang unilateral kadang-kadang diikuti oleh hemiplegi sementara (Todd’s
hemiplegia) yang berlansung beberapa jam atau beberapa hari. Kejang unilateral yang lama
dapat diikuti oleh hemiplegi yang menetap.

Kejang demam terkait dengan kenaikan suhu tubuh yang tinggi dan biasanya berkembang
bila suhu tubuh mencapai 390 C atau lebih ditandai dengan adanya kejang khas menyeluruh
tionik kloni lama beberapa detik sampai 10 menit. Kejang demam yang menetap ≥ 15 menit
menunjukkan penyebab organic seperti proses infeksi atau toksik, selain itu juga dapat terjadi
mata terbalik keatas dengan disertai kekakuan dan kelemahan serta gerakan sentakan
berulang. (Behman, 2000: 843).

6. PENATALAKSANAAN

Dalam penatalaksanaan kejang demam ada 3 hal yang perlu dikerjakan yaitu

a. Pengobatan Fase Akut

Seringkali kejang berhenti sendiri. Pada waktu kejang pasien dimiringkan untuk
mencegah aspirasi ludah atau muntahan. Jalan napas harus bebas agar oksigennisasi terjami.
Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran, tekanan darah, suhu, pernapasan dan fungsi
jantung. Suhu tubuh tinggi diturunkan dengan kompres air dan pemberian antipiretik.

Obat yang paling cepat menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan
intravena atau intrarektal. Dosis diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgBB/kali dengan kecepatan
1-2 mg/menit dengan dosis maksimal 20 mg. bila kejang berhenti sebelum diazepam habis,
hentikan penyuntikan, tunggu sebentar, dan bila tidak timbul kejang lagi jarum dicabut. Bila
diazepam intravena tidak tersedia atau pemberiannya sulit gunakan diazepam intrarektal 5 mg
(BB<10>10kg). bila kejang tidak berhenti dapat diulang selang 5 menit kemudian. Bila tidak
berhenti juga, berikan fenitoin dengan dosis awal 10-20 mg/kgBB secara intravena perlahan
lahan 1 mg/kgBb/menit. Setelah pemberian fenitoin, harus dilakukan pembilasan dengan
Nacl fisiologis karena fenitoin bersifat basa dan menyebabkan iritasi vena.

Bila kejang berhenti dengan diazepam, lanjutkan dengan fenobarbital diberikan


langsung setelah kejang berhenti. Dosis awal untuk bayi 1 bulan -1 tahun 50 mg dan umur 1
tahun ke atas 75 mg secara intramuscular. Empat jama kemudian diberikan fenobarbital dosis
rumat. Untuk 2 hari pertama dengan dosis 8-10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis, untuk
hari-hari berikutnya dengan dosis 4-5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis. Selama keadaan belum
membaik, obat diberikan secara suntikan dan setelah membaik per oral. Perhatikan bahwa
dosis total tidak melebihi 200mg/hari. Efek sampingnya adalah hipotensi,penurunan
kesadaran dan depresi pernapasan. Bila kejang berhenti dengan fenitoin,lanjutkna fenitoin
dengan dosis 4-8mg/KgBB/hari, 12-24 jam setelah dosis awal.

b. Mencari dan mengobati penyebab

Pemeriksaan cairan serebrospinalis dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan


meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama. Walaupun demikian
kebanyakan dokter melakukan pungsi lumbal hanya pada kasus yang dicurigai sebagai
meningitiss, misalnya bila ada gejala meningitis atau kejang demam berlangsung lama.

c. Pengobatan profilaksis

Ada 2 cara profilaksis, yaitu (1) profilaksis intermiten saat demam atau (2) profilaksis
terus menerus dengan antikonvulsan setiap hari. Untuk profilaksis intermiten diberian
diazepam secara oral dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/hari dibagi menjadi 3 dosis saat pasien
demam. Diazepam dapat diberikan pula secara intrarektal tiap 8 jam sebanyak 5mg
(BB<10kg)>10kg) setiap pasien menunjukkan suhu lebih dari 38,5 0 C. efek samping
diazepam adalah ataksia, mengantuk dan hipotonia.

Profilaksis terus menerus berguna untuk mencegah berulangnya kejang demam berat yang
dapat menyebabkan kerusakan otak tapi tidak dapat mencegah terjadinya epilepsy
dikemudian hari. Profilaksis terus menerus setiap hari dengan fenobarbital 4-5mg.kgBB/hari
dibagi dalam 2 dosis. Obat lain yang dapat digunakan adalah asam valproat dengan dosis 15-
40 mg/kgBB/hari. Antikonvulsan profilaksis selama 1-2 tahun setelah kejang terakhir dan
dihentikan bertahap selama 1-2 bulan
Profilaksis terus menerus dapat dipertimbangkan bila ada 2 kriteria (termasuk poin 1 atau 2)
yaitu :

 Sebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan neurologist atau
perkembangan (misalnya serebral palsi atau mikrosefal)
 Kejang demam lebih dari 15 menit, fokal, atau diikuti kelainan neurologist sementara
dan menetap.
 Ada riwayat kejang tanpa demma pada orang tua atau saudara kandung.
 Bila kejang demam terjadi pada bayi berumur kurang dari 12 bulan atau terjadi kejang
multiple dalam satu episode demam.
 Bila hanya mmenuhi satu criteria saja dan ingin memberikan obat jangka panjang
maka berikan profilaksis intermiten yaitu pada waktu anak demam dengan diazepam
oral atau rectal tuap 8 jam disamping antipiretik.

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Elektroensefalogram (EEG) : dipakai untuk membantu menetapkan jenis dan fokus
dari kejang.
2. Pemindaian CT : menggunakan kajian sinar X yang lebih sensitif dri biasanya untuk
mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.
3. Magneti resonance imaging ( MRI ) : menghasilkan bayangan dengan menggunakan
lapanganmagnetik dan gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah –
daerah otak yang itdak jelas terliht bila menggunakan pemindaian CT.
4. Pemindaian positron emission tomography ( PET ) : untuk mengevaluasi kejang yang
membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik atau alirann
darah dalam otak.
5. Uji laboratorium
6. Pungsi lumbal : menganalisis cairan serebrovaskuler.
7. Hitung darah lengkap : mengevaluasi trombosit dan hematokrit.
8. Panel elektrolit
9. Skrining toksik dari serum dan urin.GDA

Anda mungkin juga menyukai