Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN KE-1

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA BAPAK ”B”


DENGAN MASALAH TAHAPAN REMAJA
DI BANJAR TEGEHKURI, DESA TONJA, DENPASAR

OLEH :

PUTU RISKA PRAMUDITA DEWI

19.321.3049

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA BAPAK ”B”
DENGAN MASALAH TAHAPAN REMAJA
DI BANJAR TEGEHKURI, DESA TONJA, DENPASAR

Laporan Pendahuluan Kunjungan ke : I


Tanggal : 11 Maret 2022 pukul 14.00 WITA
A. Latar Belakang
1. Karakteristik Keluarga
Latar belakang penemuan kasus yaitu temuan aktif mahasiswa STIKes Wira
Medika Bali, di lingkungan mahasiswa, di luar KK (Kartu Keluarga) mahasiswa.
Pengkajian dalam keluarga perlu dilakukan untuk mendapatkan data-data yang akurat.
Adanya data-data yang akurat mengenai karakteristik dan permasalahan dalam
keluarga memudahkan untuk memberikan asuhan keperawatan yang sistematis dan
komprehensif dengan menerapkan teori-teori keperawatan yang telah diajarkan sesuai
tahap perkembangan keluarga.
Sebelum melakukan pengkajian yang paling utama harus ditanamkan adalah
membina hubungan saling percaya antara perawat dengan keluarga. Karena jika sudah
terbina hubungan saling percaya asuhan keperawatan akan dapat dilakukan dengan
baik. Sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Teknik pengkajian dapat dilakukan
dengan wawancara, diskusi, observasi serta melakukan pemeriksaan fisik kepada
seluruh anggota keluarga Bapak “B”. Pada saat pengkajian didapatkan bahwa keluarga
Bapak “B” khususnya An. “D” sering mengurung diri dikamar dan tidak mau
menceritakan masalahnya kepada keluarga. Berdasarkan data tersebut mahasiswa ingin
menggali lebih dalam lagi tentang keluarga Bapak “B” terkait masalah tersebut.
Keluarga Bapak “B” termasuk keluarga inti yang terdiri dari suami dan istri, dan 2
orang anak remaja yang tinggal dalam satu rumah. Dalam proses melengkapi data,
kunjungan awal dilakukan pada hari Jumat, 11 Maret 2022 pukul 14.00 WITA, dimana
fokus kegiatan pertemuan ke-1 ini adalah untuk melakukan pengkajian dan membina
hubungan saling percaya serta menyampaikan tujuan kunjungan.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Memperkenalkan diri, membina hubungan saling percaya dan menyampaikan tujuan
kunjungan pada keluarga.
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga melalui pengkajian dengan
menggunakan model Family Centre Nursing Friedman yang meliputi data umum
keluarga, riwayat dan perkembangan keluarga, data keadaan lingkungan, struktur
keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga
c. Menentukan kontrak waktu untuk kunjungan berikutnya dengan keluarga Bapak
“B”
3. Masalah Keperawatan
-
B. Proses Keperawatan Keluarga
1. Diagnosis Keperawatan Keluarga
Belum dapat ditegakkan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan selama 30 menit, diharapkan mahasiswa dan keluarga
saling mengenal dan berhasil membina hubungan saling percaya.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan selama 30 menit, diharapkan mahasiswa :
a. Memperkenalkan diri dan membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga melalui pengkajian dengan
menggunakan model Family Centre Nursing Friedman yang meliputi data umum
keluarga, riwayat dan perkembangan keluarga, data keadaan lingkungan, struktur
keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga.
c. Menentukan kontrak waktu untuk kunjungan berikutnya dengan keluarga Bapak
“B”
C. Implementasi Tindakan Keperawatan
1. Metode
Wawancara, diskusi dan observasi
2. Media dan alat
Alat tulis (kertas, pulpen dan format pengkajian)
3. Waktu dan tempat
a. Waktu : Jumat, 11 Maret 2022 pukul 14.00 WITA
b. Tempat : Di Rumah Keluarga Bapak “B”, Banjar Tegehkuri, Desa Tonja, Denpasar
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Laporan pendahuluan sudah dibuat sebelum pelaksanaan dan dibawa saat
pelaksanaan.
b. Instrumen pengkajian sudah disiapkan.
c. Lokasi rumah sudah diketahui.
d. Kontrak waktu dengan keluarga sudah dilakukan.
2. Evaluasi Proses
a. Selama kegiatan, keluarga dan mahasiswa melakukan komunikasi 2 arah untuk
saling mengenal dan menjelaskan tujuan kunjungan mahasiswa ke keluarga.
b. Keluarga menerima kehadiran perawat/mahasiswa dan memberikan respon yang
baik
c. Selama wawancara keluarga aktif menjawab pertanyaan dan aktif mengikuti
kegiatan.
d. Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % keluarga dapat mengenal petugas dan mau menerima kunjungan mahasiswa.
b. 100% Keluarga kooperatif menjawab pertanyaan mahasiswa.
c. Kontrak pertemuan selanjutnya dapat disepakati bersama keluarga pada tanggal 12
Maret 2022 pukul 10.00 Wita
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.H. 2009. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga (Bagi Mahasiswa
Keperawatan Dan Praktisi Perawat Perkesmas). Jakarta: Sagung Seto.

Tim Keperawatan Komunitas dan Keluarga. 2021. Modul Stase Keperawatan Komunitas
dan Keluarga. Denpasar: Program Studi Profesi Ners Stikes Wira Medika Bali.

Mengetahui, Denpasar, 21 Agustus 2021


Clinical Teacher (CT) Mahasiswa

Putu Riska Pramudita Dewi


Ns. Ni Putu Wiwik Oktaviani, S.Kep., M.Kep NIM. 19.321.3049
NIK. 2.04.11.429
LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN KE-2
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA BAPAK ”B”
DENGAN MASALAH TAHAPAN REMAJA
DI BANJAR TEGEHKURI, DESA TONJA, DENPASAR

OLEH :

PUTU RISKA PRAMUDITA DEWI

19.321.3049

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020
LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN KE-2
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA BAPAK ”B”
DENGAN MASALAH TAHAPAN REMAJA
DI BANJAR TEGEHKURI, DESA TONJA, DENPASAR
Laporan Pendahuluan Kunjungan ke : 2
Tanggal : 12 Maret 2022 pukul 10.00 WITA
A. Latar Belakang
1. Karakteristik Keluarga
Pada pertemuan sebelumnya, mahasiswa dan keluarga sudah melakukan perkenalan dan
membina hubungan saling percaya. Berdasarkan data pengkajian sebelumnya didapatkan
bahwa Anak D suka mengurung diri dikamar dan sulit untuk bercerita mengenai masalah yang
dihadapinya. Dalam proses melengkapi data, fokus kegiatan yang kedua adalah untuk
melakukan pengkajian dan melakukan pemeriksaan fisik pada seluruh anggota keluarga Bapak
“B”.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut :
a. Mengkaji identitas seluruh anggota keluarga dan mengetahui genogram keluarga Bapak “B”
b. Mengkaji status ekonomi keluarga Bapak “B”
c. Mengkaji riwayat kesehatan dan tahap perkembangan keluarga Bapak “B”
d. Mengkaji lingkungan
e. Mengkaji struktur keluarga
f. Mengkaji fungsi keluarga
g. Mengkaji stress dan koping keluarga
h. Melakukan pemeriksaan fisik seluruh anggota keluarga Bapak “B”
i. Mengkaji psikososial dan spiritual
j. Mengkaji tindakan yang dilakukan keluarga untuk mengatasi permasalahan yang dialami
Bapak “B” terkait 5 tugas keluarga
3. Masalah keperawatan keluarga :
- Tahapan Remaja
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
- Ketidakefektifan koping keluarga Bp.B b/d ketidak mampuan keluarga mengenal
masalah tentang pentingnya komunikasi efektif antara orang tua dan remaja.
- Ketidakefektifan performa peran remaja An. D keluarga Bp. B b/d ketidak mampuan
keluarga mengenal masalah tentang tugas dan fungsi perkembangan keluarga dengan
anak remaja.
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan selama 60 menit diharapkan mahasiswa mampu melakukan
pengkajian pada keluarga Bapak “B” dan menemukan masalah keperawatan pada keluarga
Bapak “B”
3. Tujuan Khusus
Setelah pertemuan selama 60 menit, diharapkan mahasiswa mampu :
a. Mengkaji identitas seluruh anggota keluarga dan mengetahui genogram keluarga Bapak
“B”
b. Mengkaji status ekonomi keluarga Bapak “B”
c. Mengkaji riwayat kesehatan dan tahap perkembangan keluarga Bapak “B”
d. Mengkaji lingkungan
e. Mengkaji struktur keluarga
f. Mengkaji fungsi keluarga
g. Mengkaji stress dan koping keluarga
h. Melakukan pemeriksaan fisik seluruh anggota keluarga Bapak “B”
i. Mengkaji psikososial dan spiritual
j. Melakukan pengkajian tindakan yang dilakukan keluarga untuk mengatasi penyakit
hemoroid pada bapak “B”
k. Mengkaji tindakan yang dilakukan keluarga untuk mengatasi permasalahan yang dialami
bapak “B” terkait 5 tugas keluarga
l. Melakukan kontrak untuk pertemuan ketiga dengan keluarga Bapak “B”
C. Implementasi Tindakan Keperawatan
1. Metode
-Wawancara
-Observasi
-Pemeriksaan fisik
2. Media dan alat
-Alat tulis
-Format pengkajian
-Tensimeter, stetoskop, timbangan, thermometer, meteran dan lampu senter.
3. Waktu dan tempat :
a. Waktu : Sabtu, 12 Maret 2022 pukul 10.00 WITA
b. Tempat : Di Rumah Keluarga Bapak “B”, Banjar Tegehkuri, Desa Tonja, Denpasar
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
- Laporan pendahuluan telah dibuat dan dikonsulkan kepada pembimbing
- Mahasiswa mempersiapkan format pengkajian asuhan keperawatan keluarga dan
melakukan wawancara dengan keluarga Bapak “B”
- Mahasiswa membawa alat pemeriksaan fisik
2. Kriteria Proses
- Selama kegiatan , keluarga aktif mendengarkan dan menjawab setiap pertanyaan.
- Keluarga kooperatif mengikuti pengkajian dan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh
mahasiswa
- Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Kriteria Hasil
- 100% keluarga dapat memberikan informasi tentang data pengkajian keperawatan
keluarga
- 100 % keluarga dilakukan pemeriksaan fisik
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.H. 2009. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga (Bagi Mahasiswa
Keperawatan Dan Praktisi Perawat Perkesmas). Jakarta: Sagung Seto.

Tim Keperawatan Komunitas dan Keluarga. 2021. Modul Stase Keperawatan Komunitas dan
Keluarga. Denpasar: Program Studi Profesi Ners Stikes Wira Medika Bali.

Denpasar, 22 Agustus 2021


Mengetahui, Mahasiswa
Clinical Teacher (CT)

Ns. Ni Putu Wiwik Oktaviani, S.Kep., M.Kep Ni Made Putri Ariastini, S.Kep
NIK. 2.04.11.429 NIM. 209012548
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA BAPAK ”B”
DENGAN MASALAH TAHAPAN REMAJA
DI BANJAR TEGEHKURI, DESA TONJA, DENPASAR

A. Pengkajian
a. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Bp. B
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Pendidikan Terakhir : SMA
4. Usia : 48 Tahun
5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Alamat : Br. Tegehkuri, Tonja, Denpasar
7. Komposisi Keluarga :
No Nama Jenis Kelamin Hubungan dg KK Usia Pendidikan
1 IibIbu A Perempuan Istri 45 Tahun SMA
2 An. P Laki-Laki Anak 21 Tahun SMA
3 An. D Perempuan Anak 17 Tahun SMP
Keterangan :

= Laki – laki

= Perempuan

= Klien

= Tinggal dalam satu rumah

a. Tipe Keluarga :
Keluarga Bp. B termasusk tipe keluarga inti (Nuclear Family). Yang terdiri dari
keluarga inti (suami istri dan anak)
b. Suku Bangsa :
Bp. B dan Ibu A merupakan keluarga suku Bali. Bahasa dominan yang mereka
gunakan sehari-hari di rumah adalah Bahasa Bali dalam percakapan.
c. Agama :
Keluarga Bp. B beragama Hindu, dan seluruh anggota keluarganya melakukan
persembahyangan 2 kali dalam sehari.
d. Status sosial ekonomi keluarga :
Di keluarga Bp. B pencari nafkah utama di keluarga adalah Bp. B yang bekerja
sebagai wiraswasta dengan penghasilan 3.000.000 setiap bulan. Ibu A sehari-hari
membuka warung yang menjual makanan didepan rumahnya dengan penghasilan
perhari 100.000. Keperluan keluarga sehari-hari adalah untuk makan dan jajan
An. P dan An. D. Ibu A mengatakan bahwa dirinya merasa cukup dengan
penghasilan suaminya saat ini. Bp. B saat ini memiliki tabungan atau dana
kesehatan dari tempatnya bekerja.

e. Aktifitas rekreasi keluarga :


Keluarga Bp. B tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasi keluarga, hanya
sesekali anaknya mengajak berwisata. Waktu liburan biasanya disesuaikan
dengan jadwal libur kerja dan libur anak sekolah, tetapi sekarang jarang
dilakukan., hanya jika ada waktu saja keluarga pergi rekreasi.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Termasuk keluarga dengan remaja. Tugas perkembangan keluarga dengan anak
remaja yang dilakukan oleh keluarga antara lain :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan mandiri.
Keluarga sudah memberikan kesempatan bagi An. D untuk memilih apa yang
ingin dilakukan. An. D mengatakan tanggung jawabnya adalah belajar dan
membantu orang tua, itupun jarang dilakukan atas kemauannya sendiri. An.
D sudah memiliki cita-cita, yaitu menjadi seorang pengacara, tetapi hanya
sebatas harapan dan tidak tahu bagaimana mencapai tujuannya.
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
Pernikahan Bp. B dan Ibu A saat ini sudah berlangsung selama 22 tahun.
Saat ini, Ibu A dan Bp. B mengatakan untuk berusaha membesarkan kedua
anaknya dengan memenuhi segala kebutuhan mereka.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :


Tugas perkembangan keluarga Bp. B yang belum terpenuhi adalah memperluas
siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru dari perkawinan anak-
anaknya.
3. Riwayat keluarga inti :
Bp. B dan Ibu A menikah pada tahun 2000 , dan anak pertamanya lahir setahun
kemudian. Ibu A dan Bp. B baru memutuskan memakai kontrasepsi setelah
kelahiran anak ke-2. Jenis kontrasepsi yang dipih adalah pil KB.
4. Riwayat keluarga sebelumnya :
Riwayat orang tua Bp. B dan Ibu A tidak pemabuk dan penjudi. Tidak ada riwayat
penyakit keluarga yang menurun. Bila sakit, keluarga Bp. B pergi ke dokter swasta
langganan keluarga. Tidak ada pola makan atau jenis makanan yang dibatasi.
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Rumah yang ditinggali Bp. B sekeluarga adalah rumah permanen peninggalan
orang tua Bp. B yang berukuran 70 m2. Desain interior rumah terbagi menjadi 6
ruangan, yang paling depan adalah ruang tamu. Lalu, 3 ruang tidur dan yang paling
belakang adalah dapur dan kamar mandi. Kamar tidur 1 digunakan oleh Bp. B dan
Ibu A, sedangkan 2 kamar tidur lainnya digunakan oleh anak-anak. Lantai rumah
terbuat dari keramik. Terdapat 2 jendela yang kurang lebih berukuran 1,5 x 1 meter
di depan samping pintu masuk. Namun, jendela yang terlihat selalu terbuka ini
jarang dibersihkan. Warna dinding rumah adalah putih yang kondisinya cukup
bersih. Kondisi rumah tampak rapi dan bersih dan terdapat beberapa perabot
rumah yang sesuai. Sumber air yang digunakan oleh keluarga berasal dari tanah
(sanyo) sehingga airnya tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau. Pada saat
hari mulai gelap pencahayaan lampu dalam rumah Bp. B terbilang terang.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas banjar :
Bp. B jarang berkumpul dengan tetangga karena kesibukannya, namun Ibu A aktif
di arisan PKK dan kegiatan banjar yang ada di lingkungan rumah. Ibu A sendiri
tidak bekerja hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan mengurus warung yang
ada di rumah. Kehidupan bertetangga terlihat rukun dan harmonis.

3. Mobilitas Geografis :
Saat ini keluarga Bp. B sudah tinggal menetap di rumah yang sekarang selama 17
tahun dan tidak berniat untuk pindah. Rumah Bp. B dibangun di atas tanah
miliknya.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Bp. B selalu menekankan pada Ibu A supaya mengikuti acara yang diadakan oleh
Banjar. Apabila ada waktu luang Ibu A mengajak anaknya bermain ke tetangga.
Hubungan anggota keluarga terlihat rukun, tidak ada konflik antara satu dengan
yang lain (terlihat harmonis).
5. Sistem pendukung keluarga :
Bila ada masalah dalam keluarga, keluarga lebih senang menyelesaikan dengan
anggota keluarga. Kadang juga melibatkan orang tua, karena dengan orang tua
tinggal bersama dan berdekatan. Hal yang dirasakan sebagai pendukung keluarga
adalah keluarga yang tinggal tidak jauh dari rumah yang memperhatikan bila ada
anggota keluarga yang sakit dan tetangga yang idup saling menghormati serta
menghargai. Disamping itu adanya fasilitas dana kesehatan dari tempat kerja Bp.
B untuk anggota keluarga yang sakit menurut Ibu A sangat membantu keluarga.
IV. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Ibu A mengatakan bahwa komunikasi dengan keluarganya menekankan
keterbukaan. Bila ada masalah dalam keluarga, Ibu A mendiskusikan bersama
Bp. B, terkadang meminta bantuan nasihat dari orang tua. Waktu yang biasanya
digunakan untuk komunikasi pada saat santai yaitu malam hari dan waktu makan
bersama dengan anggota keluarga. Namun An. D mengatakan lebih suka
menceritakan masalahnya kepada teman-temannya dibandingkan kepada orang
tua ataupun keluarganya yang lain. Bp. B sibuk bekerja dan jarang
menyempatkan berbicara kepada anaknya.

2. Struktur kekuatan keluarga :


Pemegang keputusan di keluarga adalah Bp. B sebagai kepala keluarga, tetapi
tidak menutup kemungkinan suatu ketika Ibu A punya pendapat sendiri dan
membuat keputusan sendiri, misalnya pada saat membeli keperluan rumah tangga
dan mengatur posisi perabotan rumah tangga. Terkadang Ibu A juga berinisiatif
sendiri untuk membawa anaknya ke pelayanan kesehatan, bila ada yang sakit dan
tidak bisa sembuh dengan mengkonsumsi obat warung.
3. Struktur peran :
- Bp. B
Sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab dalam mencari nafkah untuk
kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga.
- Ibu A
Ibu A mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkan kepada ibunya.
Sebagai istri Bp. B, sebagai ibu rumah tangga dan juga membuka usaha
warung di rumah.
- An. P
An. P mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan tugas sekolahnya.
Ibu R mengatakan bahwa anaknya jarang belajar dan nilainya pas-pasan. Ibu
A mengatakan tidak pernah membantu aktivitas belajar anaknya di rumah.
- An. D
Sebagai anak ke dua Bp. B dan Ibu A yang pada tahun ini akan memasuki
Kuliah. An. Djuga berperan sebagai adik dari An. P

4. Nilai dan norma keluarga :


Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga seperti
sembahyang setiap hari. Jika keluar rumah dan terlambat datang selalu memberi
tahu orang tua. Penerimaan keluarga terhadap perawat sangat baik, setiap
masalah yang ada diutarakan dan menerima kehadiran perawat.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Efektif :
Ibu A mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat saling
terbuka dalam menyampaikan pendapat walaupun An. D termasuk anak yang
pendiam dan jarang menyampaikan pendapat.
2. Fungsi Sosialisasi :
Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan dengan baik. Hubungan
anggota keluarga dengan tetangga juga.
3. Fungsi Perawatan Keluarga :
Ibu A mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang sakit, maka yang
sakit akan langsung diberikan obat dari warung atau dari apotek. Keluarga Ibu A
juga sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS, tetapi jika sudah sembuh
dengan mengkonsumsi obat warung maka hanya diobati di rumah saja. Bp. B
mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki keluhan fisik dan tidak merokok hanya
saja jika sedang banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya biasanya Bp. B
mengeluhkan pegal-pegal pada badannya.
VI. Stres dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek :
Keluarga Bp. B mencemaskan pergaulan An. D yang sudah memasuki masa
remaja. An. D sering nongkrong tidak jelas dengan teman sekolah maupun teman
di lingkungannya tersebut.

2. Stressor Jangka Panjang :


Ibu A mengeluhkan biaya sekolah kedua anaknya yang semakin mahal, terlebih
lagi tahun ini anak keduanya yaitu An. D akan lulus dari SMA dan akan
memasuki Kuliah.
3. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah :
Jika ada masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan keluar dari masalah
tersebut dengan jalan musyawarah. Keluarga meyakini kalau setiap masalah ada
jalan keluarnya, misalnya dengan meminta bantuan dari orang tua dan tetangga
yang terdekat.
4. Strategi Koping yang Digunakan :
Ibu A mengatakan selalu menyerahkan semua masalah yang terjadi kepada Ida
Sang Hyang Widhi Wasa tetapi tetap berusaha untuk mengatasi masalah yang
ada.
5. StrategiAdaptasiDisfungsional
:Tidak ada.
VII. Pemeriksaan Fisik
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
1 Bp. B
130/90 86 21 36,7 68 172
(48 tahun)
Keluhan/RPS Tidak memiliki keluhan fisik
Riwayat Bp. B mengatakanY mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit seperti hipertensi, diabetes mellitus dan lain-lain
penyakit
dahulu
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm, reaksi
cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik, memakai kacamata jika membaca.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak
ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam,
asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal, pernafasan 21 x/menit, tactil fremitus
sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler, dan
tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat datar dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 10x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, tidak
ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
2 Ibu. A
110/70 82 19 36,8 48 154
(45 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak
ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam,
asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 19
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 9x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
55
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis,
tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam
baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
3 An. P
120/80 88 20 36,5 51 156
(21 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak
ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam,
asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal, pernafasan 20 x/menit, tactil fremitus
sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler dan
tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 9x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis, tidak ada
lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
4 An. D 110/80 91 21 36,8 36 139
(17 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak
ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam,
asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 21
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
55
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis,
tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam
baik.

I. Harapan Keluarga
Keluarga berharap dengan kedatangan perawat berkunjung ke rumahnya adalah
keluarga dapat mengetahui status kesehatan keluarga. Dengan demikian keluarga
berharap akan selalu berada dalam kondisi sehat lahir dan batin. Mereka juga berharap
akan banyak mendapatkan banyak pengetahuan tentang berbagai macam jenis penyakit
dan cara perawatannya.
Analisa Data
No. Data Problem
1. DS : Ketidakefektifan performa peran
- Ibu. A mengatakan dirumahnya tidak remaja An. D keluarga Bp. B
ada peraturan yang jelas tentang apa
saja tugas setiap anggota keluarga.
- An. D mengatakan tidak mengetahui
tugas perkembangan maupun tanggung
jawabnya sebagai remaja.
- An. D mengatakan sebelumnya tidak
pernah mendapatkan informasi
mengenai tugas perkembangan maupun
tanggung jawabnya sebagai remaja.
- Ibu. A mengatakan urusan anaknya
lebih banyak diserahkan kepada ibunya

DO :
- An. D marupakan anak kedua dalam
keluarga.
- An. D berusia 17 tahun, berada pada
masa remaja .
- Dirumahnya tidak ada yang
mengajarkan peran dan tanggung
jawab kepada remaja
2. DS : Ketidakefektifan koping keluarga
- Ibu. A mengatakan urusan anaknya Bp. B
lebih banyak diserahkan kepada ibunya
- Ibu. A mengatakan An. D lebih suka
menghabiskan waktunya didalam
kamar dari pada berkumpul dengan
keluarga
- Ibu. A mengatakan Bp. B memang
agak keras untuk mendidik anak-
anaknya
- An. D mengakui tidak pernah
menceritakan masalah yang
dihadapinya pada orang tua
- An. D mengatakan kadang percakapan
dengan orang tua akan berakhir dengan
ketegangan
- An. D mengatakan lebih suka
menceritakan masalahnya kepada
teman-temannya debandingkan kepada
orang tua ataupun keluarganya yang
lain.

DO :
- Bp. B sibuk bekerja dan jarang
menyempatkan berbicara kepada
anaknya.
Scoring/ Pembobotan dan Penentuan Prioritas Masalah

1. Diagnosa : Ketidakefektifan performa peran remaja An. D keluarga Bp. B b/d ketidak
mampuan keluarga mengenal masalah tentang tugas dan fungsi perkembangan keluarga
dengan anak remaja.
Kriteria SKOR Hasil Pembenaran
SIFAT MASALAH Saat ini An. D masih
(bobot = 1) dalam tahap
- Tidak sehat 3 3/3 x 1 = 1 perkembangan remaja
- Ancaman kesehatan 2 yang membutuhkan
- Krisis atau keadaan 1 perhatian dan komunikasi
sejahtera yang efektif dalam
mengungkapkan
masalahnya. Orang tua
biasanya hanya
menanyakan kemana An.
D pergi dan kadang
memarahi jika ada
masalah dengan sekolah.
KEMUNGKINAN An. D masih dapat diajak
MASALAH DAPAT berkomunikasi dan
DIUBAH (bobot = 2) menurut pada orang
- Dengan mudah 2 2/2 x 2 = 2 tuanya, melalui
- Hanya sebagian 1 pendekatan komunikasi
- Tidak dapat 0 yang efektif akan
pengenalan peran dan
tanggung jawab remaja
maka penerapan peran
pada remaja di keluarga
Bp. B akan efektif.
POTENSIAL Adanya perhatian yang
MASALAH DAPAT baik dari orang tua dan
DICEGAH (bobot = 1) saudara An. D akan
- Tinggi 3 1/3 x 1 = 1/3 perkembangan peran dan
- Cukup 2 tanggung jawabnya.
- Rendah 1
MENONJOLKAN Keluarga mengatakan ada
MASALAH (bobot = 1) masalah dan segera perlu
- Masalh berat, harus 2 2/2 x 1 = 1 ditangani karena mereka
segera ditangani takut anaknya tidak bisa
- Ada masalah, tapi 1 penerapkan peran dan
tidak perlu segera tanggung jawab remaja di
ditangani keluarga.
- Masalah tidak 0
dirasakan
Total 4 1/3

2. Diagnosa : Ketidakefektifan koping keluarga Bp.B b/d ketidak mampuan keluarga


mengenal masalah tentang pentingnya komunikasi efektif antara orang tua dan remaja.
Kriteria SKOR Hasil Pembenaran
SIFAT MASALAH Timbul mekanisme
(bobot = 1) koping negatif baik pada
- Tidak sehat 3 3/3 x 1 = 1 orangtua, keluarga
- Ancaman kesehatan 2 maupun remaja karena
- Krisis atau keadaan 1 kurangnya kualitas
sejahtera komunikasi antara
mereka.
KEMUNGKINAN Pola komunikasi antara
MASALAH DAPAT remaja dan orang tua
DIUBAH (bobot = 2) merupakan suatu proses
- Dengan mudah 2 2/2 x 2 = 2 yang harus dimulai dan
- Hanya sebagian 1 dijaga
- Tidak dapat 0 keberlangsungannya,
keluarga sudah
memberikan respon
positif dengan bertanya
cara komunikasi yang
baik dengan remaja.
POTENSIAL Keluarga sudah
MASALAH DAPAT mengetahui stressor dan
DICEGAH (bobot = 1) cara mencegahnya.
- Tinggi 3 3/3 x 1 = 1
- Cukup 2
- Rendah 1
MENONJOLKAN Keluarga menganggap
MASALAH (bobot = 1) masalah terjadi tetapi tidak
- Masalah berat, harus 2 1/2 x 1 = menjadikan masalah
segera ditangani 1/2 ini prioritas utama.
- Ada masalah, tapi 1
tidak perlu segera
ditangani
- Masalah tidak 0
dirasakan
Total 4 1/2
Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan koping keluarga Bp.B b/d ketidak mampuan keluarga mengenal
masalah tentang pentingnya komunikasi efektif antara orang tua dan remaja.
2. Ketidakefektifan performa peran remaja An. D keluarga Bp. B b/d ketidak mampuan
keluarga mengenal masalah tentang tugas dan fungsi perkembangan keluarga dengan
anak remaja.

PERENCANAAN
Data Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Diagnosis Hasil Intervensi
Data Pendukung Masalah Keluarga
DS : Ketidakefektifan - Kemampuan - Kaji durasi
- Ibu. A performa peran untuk memenuhi kesulitan yang
mengatakan remaja harapan peran diantisipasi dalam
dirumahnya tidak - Pengetahuan menjalankan peran
ada peraturan tentang periode - Kaji kebutuhan
yang jelas tentang transisi peran terhadap bantuan
apa saja tugas - Penampilan dari lembaga
setiap anggota perilaku peran sosial untuk
keluarga. dalam keluarga perencanaan
- An. D - Melaporkan perawatan
mengatakan tidak strategi perubahan keluarga
mengetahui tugas peran - Ajarkan perilaku
perkembangan baru yang
maupun tanggung dibutuhkan oleh
jawabnya sebagai remaja untuk
remaja. memenuhi peran
- An. D - Bantu pasien
mengatakan mengidentifikasi
sebelumnya tidak peran dalam hidup
pernah dan keluarga
mendapatkan
informasi
mengenai tugas
perkembangan
maupun tanggung
jawabnya sebagai
remaja.
- Ibu. A
mengatakan
urusan anaknya
lebih banyak
diserahkan
kepada ibunya
DO :
- An. D marupakan
anak pertama
dalam keluarga.
- An. D berusia 17
tahun, berada
pada masa remaja.
- Dirumahnya tidak
ada yang
mengajarkan
peran dan
tanggung jawab
kepada remaja
(An. D)

DS : Ketidakefektifan - Mengidentifikasi - Bantu keluarga


- Ibu. A koping keluarga pola koping yang dalam mengenai
mengatakan efektif masalah
urusan anaknya - Menggunakan - Dorong
lebih banyak strategi koping partisipasi
diserahkan yang efektif keluarga
kepada ibunya - Menggunakan - Dorong keluarga
- Ibu. A dukungan sosial untuk
mengatakan An. yang tersedia memperlihatkan
D lebih suka - Mampu kekhawatiran
menghabiskan menentukan dan untuk
waktunya didalam tujuan yang membantu
kamar dari pada realistis merencanakan
berkumpul dengan - Mengungkapkan perawatan
keluarga optimisme - Bantu
- Ibu. A terhadap masa memotivasi
mengatakan Bp. B sekarang remaja untuk
memang agak berubah
keras untuk - Membantu
mendidik anak- remaja
anaknya beradaptasi
- An. D mengakui dengan persepsi
tidak pernah stresor,
menceritakan perubahan, atau
masalah yang ancaman yang
dihadapinya pada menggangu
orang tua pemenuhan
- An. D tuntutan dan
mengatakan peran hidup
kadang - Memfasilitasi
percakapan partisipasi
dengan orang tua keluarga dalam
akan berakhir perawatan emosi
dengan dan fisik remaja
ketegangan - Panduan Sistem
- An. D Kesehatan :
mengatakan lebih memfasilitasi
suka Iokal pasien dan
menceritakan penggunaan
masalahnya pelayanan
kepada teman- kesehatan yang
temannya sesuai
debandingkan - Mendorong
kepada orang tua remaja ikut
ataupun dalam aktivitas
keluarganya yang social dan
lain. komunitas
- Mendorong
DO : remaja mencari
- Bp. B sibuk dorongan
bekerja dan jarang spiritual, jika
menyempatkan diperlukan
berbicara kepada - Bantu anggota
anaknya. keluarga dalam
mengklarifikasi
apa yang mereka
harapkan dan
butuhkan satu
sama lain
- Menyediakan
informasi
penting,
advokasi , dan
dukungan yang
dibutuhkan
untuk
memfasilitasi
perawatan

Anda mungkin juga menyukai