Oleh:
I WAYAN JEVA SANISA PUTRA
NIM: 219012847
A. Latar Belakang
1. Karakteristik keluarga
Pengkajian dalam keluarga perlu dilakukan untuk mendapatkan data-data yang
akurat. Adanya data-data yang akurat mengenai karakteristik dan permasalahan
dalam keluarga memudahkan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
sistematis dan komprehensif dengan menerapkan teori-teori keperawatan yang
telah diajarkan sesuai tahap perkembangan keluarga. Sebelum melakukan
pengkajian yang paling utama harus ditanamkan adalah bina hubungan saling
percaya antara perawat dengan keluarga. Karena jika sudah terbina hubungan
saling percaya asuhan keperawatan akan dapat dilakukan dengan baik. Sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Teknik pengkajian dapat dilakukan dengan
wawancara, diskusi, observasi serta melakukan pemeriksaan fisik kepada seluruh
anggota keluarga Bapak B
Latar belakang penemuan kasus yaitu dengan temuan aktif yang bersumber
dari informasi yang didapat dari anggota keluarga Bapak B yaitu Ibu M yang
sedang menderita penyakit hipertensi. Pada saat mahasiswa melakukan survey
awal, didapatkan Ibu M mempunyai riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu
tepatnya tahun 2019 saat mengikuti kegiatan donor darah dan tidak minum obat.
Keluarga mengatakan belum tahu pengobatan komplementer untuk hipertensi.
Bapak B jarang mengajak Ibu M kontrol ke pelayanan kesehatan. Sehingga
mahasiswa menjadikan keluarga Bapak B sebagai keluarga binaan.
Berdasarkan data tersebut mahasiswa ingin menggali lebih dalam lagi tentang
kesehatan keluarga Bapak B agar dapat diberikan intervensi lebih lanjut.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosis keperawatan keluarga : -
2. Tujuan umum : Setelah pertemuan selama 45 menit, diharapkan mahasiswa dan
keluarga saling mengenal dan berhasil membina hubungan saling percaya.
3. Tujuan khusus : Setelah pertemuan selama 45 menit, diharapkan petugas:
a. Membina hubungan saling percaya dengan keluarga Bapak B
b. Mengklarifikasi informasi tentang adanya informasi keluarga yang
memiliki hipertensi.
c. Melakukan pengkajian terhadap data umum meliputi, identitas KK,
komposisi anggota keluarga, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, agama,
status sosial ekonomi dan aktifitas keluarga.
d. Melakukan kontrak pertemuan kedua dengan keluarga Bapak B.
C. Implementasi Dan Tindakan Keperawatan
1. Metode
a. Wawancara
b. Tanya jawab
c. Diskusi
2. Media dan alat
Alat tulis: kertas dan pulpen, tensi meter, dan stetoskop
3. Waktu dan tempat
a. Waktu : Tanggal 29 Agustus 2022 pukul 09.00 wita
b. Tempat: Di rumah keluarga bapak B, di banjar pekandelan desa sanur.
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Laporan pendahuluan sudah disiapakan
b. Instrumen pengkajian sudah disiapkan
c. Lokasi rumah sudah diketahui
2. Kriteria proses
a. Selama wawancara keluarga aktif menjawab pertanyaan
b. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Kontrak telah diingatkan oleh petugas dan keluarga
3. Kriteria hasil
a. 90% Keluarga mau menerima kunjungan dari petugas
b. 90% Keluarga kooperatif menjawab pertanyaan petugas
c. Kontrak pertemuan selanjutnya dapat disepakati bersama keluarga
Mahasiswa
A. Latar Belakang
1. Karakteristik Keluarga
Pada pertemuan sebelumnya mahasiswa dan keluarga sudah melakukan
pengenalan dan membina hubungan saling percaya. Bapak B mengatakan tinggal
serumah dengan istri, anak. Keluarga Bapak B termasuk keluarga Nuklear Family
yang terdiri dari 1 keluarga inti. Selain itu pada pertemuan sebelumnya ditemukan
masalah yaitu keluarga Bapak B khususnya Ibu M menderita hipertensi riwayat
hipertensi sejak 2 tahun yang lalu tepatnya tahun 2019 saat mengikuti kegiatan donor
darah dan tidak minum obat. Keluarga mengatakan belum tahu pengobatan
komplementer untuk hipertensi. Bapak B jarang mengajak Ibu M kontrol ke
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan data pengkajian dan pemeriksaan fisik, didapatkan adanya riwayat
hipertensi pada keluarga Bapak B khususnya Ibu M sejak 2 tahun yang lalu,
didapatkan hasil tekanan darah 150/90 mmHg. Keluarga Bapak B mengatakan sudah
mengetahui tentang makanan yang boleh dan tidak untuk dikonsumsi tetapi tidak tahu
komplementer hipertensi. Bapak B juga jarang mengajak Ibu M kontrol ke pelayanan
kesehatan.
D. Kriteria Evaluasi
1) Kriteria Struktur
a. Laporan pendahuluan.
b. Instrument dan alat pengkajian sudah disiapkan.
c. Lokasi rumah klien sudah diketahui.
d. Kontrak waktu sudah disepakati.
2) Kriteria Proses
a. Selama wawancara keluarga aktif menjawab pertanyaan.
b. Keluarga bersedia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Kontrak waktu untuk kunjungan selanjutnya telah diingatkan oleh petugas dan
keluarga.
3) Kriteria Hasil
a. Keluarga mau menerima kunjungan petugas.
b. Keluarga mampu membina hubungan saling percaya dengan petugas.
c. Diagnosa keperawatan keluarga sudah ditentukan
d. Keluarga mampu menentukan skoring/prioritas diagnosis keperawatan keluarga.
e. Intervensi keperawatan keluarga sudah ditentukan
Kontrak pertemuan selanjutnya dapat disepakati bersama keluarga pada 5 September 2022
pukul 09.00 WITA
Mahasiswa
A. Latar Belakang
1. Karakteristik Keluarga
Pada pertemuan sebelumnya mahasiswa dan keluarga sudah melakukan
pengenalan dan membina hubungan saling percaya. Bapak B mengatakan tinggal
serumah dengan istri, anak. Keluarga Bapak B termasuk keluarga inti (Nuklear
Family). Selain itu pertemuan sebelumnya ditemukan masalah yaitu keluarga Bapak
B khususnya Ibu M menderita hipertensi.
Berdasarkan data pengkajian dan pemeriksaan fisik, didapatkan riwayat hipertensi
pada ibu M sejak 2 tahun yang lalu tepatnya tahun 2019 saat mengikuti kegiatan
donor darah dan tidak minum obat, didapatkan hasil tekanan darah 150/90 mmHg.
Keluarga bapak B mengatakan sudah mengetahui tentang makanan yang boleh dan
tidak untuk dikonsumsi tetapi tidak tahu komplementer hipertensi. Fokus kegiatan
hari ini adalah memberikan penyuluhan tentang penyakit hipertensi pada keluarga
Bapak B .
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Bapak B
berhubungan dengan konflik pengambilan keputusan ditandai dengan Ibu M
mengatakan sudah pernah diberitahu tentang makanan yang boleh dan tidak
dikonsumsi tetapi Ibu M terkadang tidak menjalankannya, Ibu M mengatakan
jarang diajak kontrol ke pelayanan kesehatan untuk memantau hipertensinya
dan mengambil obat.
b. Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif pada keluarga Bapak B khususnya pada
Ibu M berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi masalah ditandai
dengan Keluarga Bapak B Mengatakan Ibu M tidak mau memeriksakan
keluhannya ke pelayanan kesehatan. Ibu M mengatakan tidak minum obat.
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan selama 45 menit diharapkan mahasiswa mampu
melakukan perencanaan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Bapak B
khususnya Ibu M.
3. Tujuan Khusus
a. Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyakit hipertensi meliputi
pengertian, tanda dan gejala, komplikasi dari hipertensi.
b. Mendiskusikan tentang pola hidup serta pantangan – pantangan yang bisa
dilakukan bagi penderita hipertensi
c. Mendiskusikan dengan keluarga tentang pentingnya melakukan pemeriksaan
dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
C. Implementasi Tindakan Keperawatan
1. Metode
- Wawancara dan Tanya jawab
- Penyuluhan
2. Alat dan media
- Alat tulis
- Format pengkajian
- Leaflet
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
- Laporan pendahuluan telah dibuat dan telah disetorkan
- Alat dan media telah disiapkan
2. Kriteria Proses
- Selama kegiatan , keluarga aktif mendengarkan dan menjawab setiap pertanyaan.
- Keluarga aktif dalam berdiskusi tentang pola hidup serta pantangan – pantangan
bagi penderita hipertensi.
- Keluarga aktif dan kooperatif berdiskusi tentang penyakit hipertensi.
- Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
- Kontrak telah diingatkan oleh petugas dan keluarga
3. Kriteria Hasil
- 75 % keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari hipertensi
- 100 % keluarga aktif dan mengenal mahasiswa
80 % keluarga mampu menyebutkan kembli tentang pola hidup dari hipertensi
Kontrak pertemuan selanjutnya dapat disepakati bersama keluarga pada 6 September 2022
pukul 09.00 WITA
Mahasiswa
A. Latar Belakang
1. Karakteristik keluarga
Pada pertemuan sebelumnya, mahasiswa sudah melakukan penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hipertensi dengan keluarga Bapak B serta mendiskusikan tentang cara
pencegahan dan perawatan Ibu M. Setelah dilakukan penyuluhan keluarga Bapak B
mengerti dan memahami cara perawatan penyakit hipertensi. Fokus kegiatan kali ini
adalah melakukan demonstrasi mengenai pengobatan komplementer hipertensi.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Mengetahui sejauh mana pemahaman keluarga Bapak B mengenai tujuan
dilakukannya demonstrasi pengobatan komplementer hipertensi.
b. Mengetahui sejauh mana pemahaman keluarga Bapak B mengenai manfaat
demonstrasi pengobatan komplementer hipertensi.
c. Masalah keperawatan keluarga
- Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Bapak B
khususnya pada Ibu M
- Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif pada keluarga Bapak B khususnya pada
Ibu M
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan keluarga
a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Bapak B khususnya
pada Ibu M
b. Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif pada keluarga Bapak B khususnya pada
Ibu M
2. Tujuan umum
Setelah pertemuan selama 45 menit, diharapkan pengetahuan keluarga Bapak B
meningkat dalam merawat keluarga dengan hipertensi dirumah.
3. Tujuan khusus
a. Keluarga Bapak B dapat mengerti dan memahami tujuan pengobatan komplementer
hipertensi.
b. Keluarga Bapak B dapat mengerti dan memahami manfaat pengobatan
komplementer hipertensi.
c. Keluarga Bapak B dapat mengerti cara pembuatan obat komplementer untuk
penyakit hipertensi.
d. Keluarga Bapak B bersedia untuk menerapkan pengobatan komplementer hipertensi
yang di demonstrasikan.
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Laporan pendahuluan telah disiapkan
b. Alat dan bahan demonstrasi telah disiapkan
2. Kriteria proses
a. Selama kegiatan keluarga aktif dan mahasiswa melakukan komunikasi dua arah.
b. Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Kontrak telah diingatkan oleh mahasiswa dan keluarga.
3. Kriteria hasil
Dari 100% anggota keluarga yang hadir, sekitar 80% anggota keluarga mampu memahami
pengobatan komplementer untuk penyakit hipertensi.
Mahasiswa
Oleh:
2022
A.
I. IDENTITAS UMUM KELUARGA
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Bapak B Pendidikan : SMA
Umur : 50 tahun Pekerjaan : wiraswasta
Agama : Hindu Alamat : Ds. Sanur
Suku : Bali
2. Komposisi Keluarga
No Nama L/P Umur Hub. Dgn KK Pendidika Pekerjaan
. n
1 B L 50 th KK SMA Wwirasasta
M B
A S
Keterangan:
: Laki-laki : Pasien
M
: Meninggal
4. Tipe Keluarga
a. Jenis tipe keluarga : Tipe keluarga Bapak B adalah keluarga inti. Keluarga yang
terdiri dari anak, istri dan orang tua.
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : Tidak ada masalah yang terjadi dalam
keluarga Bapak B yang keluarganya termasuk dalam jenis tipe keluarga inti.
Keluarga Bapak B tetap bertanggung jawab dalam perawatan keluarganya.
5. Suku Bangsa
a. Asal suku bangsa : Bapak B berasal dari Bali dan Ibu M berasal dari bali.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : keluarga mengatakan tidak memiliki
budaya yang mengkhusus dan berhubungan dengan kesehatan
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
a. Cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang dengan saling
memperhatikan satu sama lain.
b. Perasaan saling memiliki : respon keluarga sangat bangga bila ada anggota
keluarga yang berhasil dan keluarga sangat sedih bila anggota keluarga ada yang
sakit/ meninggal
c. Dukungan terhadap anggota keluarga : keluarga selalu saling mendukung apapun
kegiatan positif yang dilakukan anggota keluarga
d. Kehangatan : keluarga cukup perhatian dalam membina rumah tangga dan menjaga
kondisi kesehatannya
e. Saling menghargai : keluarga saling mengerti, menghargai satu sama lainnya
2. Fungsi Sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga : keluarga hidup rukun bersama anggota lainnya
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga : keluarga selalu mengajarkan dan
menanamkan perilaku sosial yang baik yaitu perlunya berhubungan baik berinteraksi
dalam keluarga maupun masyarakat
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : pengambil
keputusan biasanya dilakukan oleh Bapak B dengan didukung oleh semua anggota
keluarganya
d. Kegiatan keluarga di waktu senggang : keluarga biasnaya mengobrol dan menonton
TV
e. Partisipasi dalam kegiatan sosial : keluarga cukup aktif bermasyarakat dengan
mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masyarakat sekitar.
Data Objektif
TD : 146/106 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,60C
SKORING/ PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Keperawatan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Bapak B dengan hipertensi
Diagnosa 1
TOTAL 2
3
3
Diagnosa 2
Diagnosa Keperawatan
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif.
Kriteria Nilai Bobot Skoring Pembenaran
Data Subyektif
Data Subyektif Manajemen 1. Keluarga mampu mengenal 1. Keluarga mampu Mengenal masalah:
1. Ibu M mengatakan sudah kesehatan keluarga masalah Beri pendidikan kesehatan
pernah diberitahu tentang tidak efektif Perilaku patuh: Pengobatan yang - Bina hubungan baik saling percaya
makanan yang boleh dan disarankan - Tentukan pengetahuan kesehatan
tidak dikonsumsi tetapi Ibu - Memperoleh obat yang di dan gaya hidup perilaku saat ini
M terkadang tidak butuhkan - Berikan informasi tentang perawatan
menjalankannya - Minum obat sesuai dosis penyakit dan perilaku yang
2. Keluarga Bapak B tidak - Mengkonsumsi semua obat mendukung kesehatan
membedakan makanannya sesuai interval yang ditentukan Pengajaran proses penyakit
dengan anggota keluarga
- Kaji tingkat pengetahuan pasien
lain, sehingga tidak ada
pengurangan garam pada terkait dengan proses penyakit
makanan Ibu M spesifik
3. Ibu M mengatakan jarang - Review pengetahuan pasien
diajak kontrol ke pelayanan mengenai kondisinya
kesehatan - Jelaskan proses penyakit, sesuai
Data Obyektif kebutuhan
1. Saat pengkajian keluarga
Bapak B kooperatif dalam
2. Mengambil Keputusan : 2. Mengambil keputusan
menjawab menjawab
Partisipasi dalam keputusan Dukungan pengambilan keputusan
pertanyaan
keperawatan kesehatan - Bantu pasien untuk mengklarifikasi
Bapak B: 120/80 mmHg
- Menggunakan teknik nilai dan harapan yg membantu
Ibu M: 146/106 mmHg
penyelesaian masalah untuk membuat pilihan
mencapai outcome yang - Bantu pasien mengidentifikasi
diinginkan (1-3) keuntungan dan kerugiannya
3. Memodifikasi lingkungan
3. Memodifikasi lingkungan
a. Pengendalian factor risiko Identifikasi factor risiko
b. Lingkungan rumah yang aman - Identifikasi sumber agensi untuk
menurunkan risiko
- Identifikasi strategi koping yg
digunakan
- Diskusikan dan rencanakan aktifitas
pegurangan risiko untuk merokok
kembali
Data Subjektif Pemeliharaan 1 Keluarga dapat menyebutkan - Kaji pengetahuan keluarga tentang
1. Ibu M mengatakan Kesehatan tidak pengertian hipertensi dengan hipertensi
menggunakan efektif menggunakan bahasa sendiri: - Diskusi dengan keluarga tentang
freshcare untuk suatu keadaan dimana tekanan pengertian hipertensi
meredakan sakit darah meningkat diatas normal - Tanyakan kembali apa yang telah
kepalanya dan dijelaskan dan beri kesempatan
jarang pergi ke pada keluarga untuk bertanya jika
pelayanan kesehatan ada yang belum jelas
untuk - Berikan pujian atas kemampuan
memeriksakannnya.
keluarga menjelaskan
HIPERTENSI
I. LATAR BELAKANG
Sampai saat ini Hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di Negara maju
maupun Negara Negara berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit hipertensi merupakan
peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti
stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot
jantung. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 mendapatkan prevalensi hipertensi pada
penduduk umur 18 tahun keatas di Indonesia cukup tinggi mencapai 31,7% dengan penduduk
yang mengetahui dirinya menderita hipertensi hanya 7,2% dan yang minum obat antihipertensi
hanya 0,4%. Sedangkan Menurut Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure VII (JNC-VII), hampir 1 milyar orang
menderita hipertensi di dunia. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia atau WHO, hipertensi
merupakan penyebab nomor 1 kematian di dunia. Data tahun 2010 di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa 28,6% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas menderita hipertensi.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan masyarakat, memiliki peran
penting dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative pada kasus hipertensi, maka
dari itu seorang perawat harus memiliki kemampuan yamg memadai dalam konsep penyakit,
42
pengkajian keperawatan, penegakkan diagnose keperawatan, intervensi, implementasi serta
evaluasi keperawatan penyakit hipertensi demi memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
II. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, diharapkan keluarga Bapak B
mengetahui tentang hipertensi.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, diharapkan keluarga Bapak B
mampu :
43
C. Langkah-langkah kegiatan Penyuluhan
NO Kegiatan Waktu
1 Pembukaan:
44
3 Penutup
1. Melakukan tanya 1. Menanyakan hal-hal
jawab/diskusi yang belum diketahui 15 Menit
2. Mengevaluasi 2. Menjawab pertanyaan
pemahaman sasaran yang diberikan
tentang materi yang 3. Mendengarkan
diberikan 4. Menjawab salam
3. Menyimpulkan materi
yang telah diberikan
4. Memberikan salam
penutup
45
Price, Sylvia A.2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6
volume 1. Jakarta ;EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi
V. SETTING TEMPAT
Bapak B
PENYA
Ibu M JI
MATE
RI
VI. EVALUASI
1. Evaluasi Proses
Kegiatan berlangsung tepat waktu
Peserta yang hadir 90% dari jumlah total peserta
Tempat: Rumah keluarga Bapak B. Peserta yang aktif bertanya 50% dari total
peserta.
2. Evaluasi Hasil
46
a. 80% Keluarga paham dan dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian
Hipertensi
b. 80% Keluarga dapat menyebutkan kembali mengenai penyebab dari Hipertensi
c. 80% Keluarga paham dan dapat menyebutkan kembali mengenai tanda dan gejala
gejala dari Hipertensi
d. 80% Keluarga dapat menyebutkan komplikasi dari hipertensi
e. 80% Keluarga paham dan mampu menyebutkan penatalaksanaan
(penanganan/diet) Hipertensi
47
Lampiran Materi
HIPERTENSI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang peristen. Hipertensi atau penyakit
darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan
suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan. Menurut WHO (World Health Organization), batas tekanan darah yang masih
dianggap normal adalah 120-140 mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolik. Jadi, seseorang
disebut mengidap hipertensi bila tekanan darahnya selalu terbaca di atas 140/90 mmHg.
Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyararakat yang serius, karena jika tidak terkendali
akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Akibatnya bisa fatal karena
sering timbul komplikasi, misalnya stroke (pendarahan otak), penyakit jantung koroner, dan
gagal ginjal.
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan yaitu:
B. Penyebab Hipertensi
Secara umum hipertensi disebabkan oleh :
1. Asupan garam yang tinggi
48
2. Strees psikologis
3. Faktor genetik (keturunan)
4. Kurang olahraga
5. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alcohol
6. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
7. Peningkatan usia
8. Kegemukan
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun
kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resisten pembuluh darah perifer
49
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak
sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah
tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari
hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita
hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat
atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Telingan mendengung
5. Muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan
penanganan segera.
D. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi dari hipertensi terberat dapat mengakibatkan terjadinya kematian yang tiba-
tiba. Penyebab dari kematian tersebut adalah penyakit-penyakit komplikasi hipertensi yang
mengenai jantung, ginjal (gagal ginjal) dan otak (stroke). Yang paling sering terjadi sebagai
akibat dari komplikasi hipertensi antara lain, yaitu :
1. Komplikasi pada jantung
Apabila hipertensi berlangsung secara terus menerus, maka sebagai kompensasi pada
jantung akan mengalami hipertrofi ventrikel kiri akibat dari beban kerja yang berat,
akhirnya ruang ventrikel kiri dapat berdilatasi dan terjadi gagal jantung kiri ataupun gaga;l
jantung kongestif. Angina pectoris, infark myocardium juga dapat terjadi karena adanya
kebutuhan oksigen yang tidak seimbang dengan suplay oksigen (Issebacher, 1999).
2. Komplikasi pada neurologic
50
Efek hipertensi pada neurologic yaitu terjadi perubahan pada retina dan disfungsi system
saraf pusat. Pada retina terjadi lesi yang sering kali menimbulkan adanya perdarahan,
eksudat, papilema, bahkan kebutaan. Sedangkan pada sistem saraf pusat sering ditemukan
adanya oklusi vaskuler, perdarahan, ensclophaty, infark serebral. (Issebacher, 1999).
3. Komplikasi pada ginjal
Sebagai komplikasi hipertensi pada ginjal, sering ditemukan adanya penurunan tingkat
filtrasi glumerolus dan disfungsi tubulus ginjal, proteinuria, hamaturia serta gagal ginjal.
(Issebacher, 1999).
51
hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan
sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
b) Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar
saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.
Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat
kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung
menjadi lebih ringan. Contoh obatnya adalah Hidroklorotiazid.
Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung.
Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan
pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan
Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala
hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa
berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan
saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.
Vasodilator
52
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
(otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek
samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan
pusing.
Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi
jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan
Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan
muntah.
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya
hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
53
Daging ayam ( jangan dengan kulitnya karena banyak mengandung lemak )
Makanan yang dihindari
Makanan yang diawetkan : Chicken nugets, mie, minuman kaleng dll.
Daging-daging warna merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging sapi, daging
kambing
Hari/ Tanggal:
Pukul :
Dua buah mentimun dimakan pagi dan sore atau diparut, diperas, diambil airnya
diminum pagi dan sore.
Dua buah belimbing dimakan pagi dan sore atau diparut, diperas dan diambil airnya
diminum pagi dan sore.
Jus Naga dimakan pagi dan sore.
Satu genggam daun seledri ditumbuk dengan sedikit air diperas lalu diminum pagi
dan sore.
1-2 ruas jahe direbus sampai mendidih dengan 2 gelas air sampai airnya tingal 1
gelas, diminum pada pagi dan sore hari.
MANFAAT MENTIMUN
Mentimun dalam menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, ditengarai oleh
kandungan serat dan asam lemak tak jenuh tunggal sehingga buah ini dapat mengurangi jumlah
kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Kolesterol jahat yang dibiarkan terus tinggi dapat
menyebabkan timbulnya plak di pembuluh darah arteri dan vena kecil.
54
Jika plak pembuluh darah yang disebut aterosklerosis tersebut menyebabkan penyumbatan
pada arteri koroner jantung, maka bisa menyebabkan serangan jantung (Penyakit jantung
koroner). Apabila penyumbatan terjadi di pembuluh darah otak, maka bisa menyebabkan stroke.
Disamping itu, buah naga juga kaya akan zat besi dan kalium, yang membantu memperbaiki
sirkulasi darah oksigen di dalam tubuh kita.
Berikut ini adalah rangkaian manfaat buah mentimun bagi penderita tekanan darah tinggi:
1. Menjaga kelenturan pembuluh darah. Kandungan vitamin C dalam buah naga yang tinggi
dapat menjaga pembuluh darah tetap sehat dan lentur. Hal ini akan mencegah tekanan darah
tinggi. Bagi yang sudah mengalami hipertensi, mengonsumsi buah ini dapat menjaga agar
tekanan darah tetap stabil.
2. Mencegah kerusakan pembuluh darah. Buah mrntimun mengandung antioksidan yang tinggi,
seperti fitoalbumin dan flavanoid. Antioksidan ini berfungsi untuk menangkal radikal bebas
dari makanan atau udara yang tercemar polusi yang berpotensi merusak pembuluh darah.
3. Sumber lemak sehat. Buah mentimun mengandung asam lemak tak jenuh yang baik untuk
tubuh, terutama untuk kesehatan jantung. Konsumsi buah naga dapat mencegah terjadinya
sumbatan pembuluh darah akibat timbunan lemak (aterosklerosis) dan menjaga kadar
kolesterol tetap normal.
4. Kaya akan serat. Buah mentimun mengandung serat yang tinggi. Hal ini sangat baik untuk
pencernaan dan mencegah penderita hipertensi mengonsumsi makanan yang kurang sehat.
Buah mentimun memang dapat membantu menurunkan tekanan darah, tetapi tidak dapat
menggantikan pengobatan hipertensi yang lain. Penderita hipertensi tetap harus melakukan
perubahan pola hidup dan konsumsi obat hipertensi secara rutin untuk menjaga tekanan darah
tetap normal.
55
Dokumentasi
Tekanan darah Ibu M sebelum minum jus mentimun 160/107 mmHg. Setelah minum jus
mentimun dan dilakukan pengukuran tekanan darah setelah 1 jam didapatkan hasil 140/95
mmHg. Ibu M mengatakan tegang pada awal kegiatan. Ibu M juga mengatakan akan segera
memeriksakan keadaannya ke Anugrah minggu ini dan menerapkan pola hidup sehat serta
melakukan terapi komplementer yang telah didemonstrasikan. Perawat membuat kontrak kepada
ibu M untuk melakukan senam hipertensi bersama di rumah ibu M.
56