Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

BAPAK “B” KHUSUSNYA PADA IBU “M” DENGAN HIPERTENSI


DI BANJAR PEKANDELAN DESA SANUR SELATAN
TANGGAL 29 AGUSTUS – 6 SEPTEMBER 2022

Oleh:
I WAYAN JEVA SANISA PUTRA
NIM: 219012847

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK “B” KHUSUSNYA PADA IBU
“M” DENGAN HIPERTENSI BANJAR PEKANDELAN DESA SANUR
TANGGAL 29 AGUSTUS – 6 SEPTEMBER 2022
Laporan Pendahuluan Kunjungan ke-1

Tanggal :29 Agustus 2021 Pkl 09.00 wita

A. Latar Belakang
1. Karakteristik keluarga
Pengkajian dalam keluarga perlu dilakukan untuk mendapatkan data-data yang
akurat. Adanya data-data yang akurat mengenai karakteristik dan permasalahan
dalam keluarga memudahkan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
sistematis dan komprehensif dengan menerapkan teori-teori keperawatan yang
telah diajarkan sesuai tahap perkembangan keluarga. Sebelum melakukan
pengkajian yang paling utama harus ditanamkan adalah bina hubungan saling
percaya antara perawat dengan keluarga. Karena jika sudah terbina hubungan
saling percaya asuhan keperawatan akan dapat dilakukan dengan baik. Sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Teknik pengkajian dapat dilakukan dengan
wawancara, diskusi, observasi serta melakukan pemeriksaan fisik kepada seluruh
anggota keluarga Bapak B
Latar belakang penemuan kasus yaitu dengan temuan aktif yang bersumber
dari informasi yang didapat dari anggota keluarga Bapak B yaitu Ibu M yang
sedang menderita penyakit hipertensi. Pada saat mahasiswa melakukan survey
awal, didapatkan Ibu M mempunyai riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu
tepatnya tahun 2019 saat mengikuti kegiatan donor darah dan tidak minum obat.
Keluarga mengatakan belum tahu pengobatan komplementer untuk hipertensi.
Bapak B jarang mengajak Ibu M kontrol ke pelayanan kesehatan. Sehingga
mahasiswa menjadikan keluarga Bapak B sebagai keluarga binaan.
Berdasarkan data tersebut mahasiswa ingin menggali lebih dalam lagi tentang
kesehatan keluarga Bapak B agar dapat diberikan intervensi lebih lanjut.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut

a. Melakukan perkenalan dengan pertemuan langsung dengan mengunjungi rumah


keluarga Bapak B
b. Mengklarifikasi tentang adanya anggota keluarga yang sakit
c. Mengkaji tindakan yang dilakukan keluarga untuk mengatasi permasalahan yang
dialami Bapak B terkait dengan lima tugas keluarga.
d. Menentukan kontrak waktu untuk kunjungan waktu berikutnya.

3. Masalah keperawatan keluarga Bapak B : -

B. Proses Keperawatan
1. Diagnosis keperawatan keluarga : -
2. Tujuan umum : Setelah pertemuan selama 45 menit, diharapkan mahasiswa dan
keluarga saling mengenal dan berhasil membina hubungan saling percaya.
3. Tujuan khusus : Setelah pertemuan selama 45 menit, diharapkan petugas:
a. Membina hubungan saling percaya dengan keluarga Bapak B
b. Mengklarifikasi informasi tentang adanya informasi keluarga yang
memiliki hipertensi.
c. Melakukan pengkajian terhadap data umum meliputi, identitas KK,
komposisi anggota keluarga, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, agama,
status sosial ekonomi dan aktifitas keluarga.
d. Melakukan kontrak pertemuan kedua dengan keluarga Bapak B.
C. Implementasi Dan Tindakan Keperawatan
1. Metode
a. Wawancara
b. Tanya jawab
c. Diskusi
2. Media dan alat
Alat tulis: kertas dan pulpen, tensi meter, dan stetoskop
3. Waktu dan tempat
a. Waktu : Tanggal 29 Agustus 2022 pukul 09.00 wita
b. Tempat: Di rumah keluarga bapak B, di banjar pekandelan desa sanur.
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Laporan pendahuluan sudah disiapakan
b. Instrumen pengkajian sudah disiapkan
c. Lokasi rumah sudah diketahui
2. Kriteria proses
a. Selama wawancara keluarga aktif menjawab pertanyaan
b. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Kontrak telah diingatkan oleh petugas dan keluarga
3. Kriteria hasil
a. 90% Keluarga mau menerima kunjungan dari petugas
b. 90% Keluarga kooperatif menjawab pertanyaan petugas
c. Kontrak pertemuan selanjutnya dapat disepakati bersama keluarga

Mahasiswa

(I Wayan Jeva Sanisa Putra)


NIM. 219012847
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK “B” KHUSUSNYA PADA IBU
“M” DENGAN HIPERTENSI BANJAR PEKANDELAN DESA SANUR
TANGGAL 29 AGUSTUS – 6 SEPTEMBER 2022

Laporan Pendahuluan Kunjungan ke-2

Tanggal : 30 Agustus 2022 jam 09.00 wita

A. Latar Belakang
1. Karakteristik Keluarga
Pada pertemuan sebelumnya mahasiswa dan keluarga sudah melakukan
pengenalan dan membina hubungan saling percaya. Bapak B mengatakan tinggal
serumah dengan istri, anak. Keluarga Bapak B termasuk keluarga Nuklear Family
yang terdiri dari 1 keluarga inti. Selain itu pada pertemuan sebelumnya ditemukan
masalah yaitu keluarga Bapak B khususnya Ibu M menderita hipertensi riwayat
hipertensi sejak 2 tahun yang lalu tepatnya tahun 2019 saat mengikuti kegiatan donor
darah dan tidak minum obat. Keluarga mengatakan belum tahu pengobatan
komplementer untuk hipertensi. Bapak B jarang mengajak Ibu M kontrol ke
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan data pengkajian dan pemeriksaan fisik, didapatkan adanya riwayat
hipertensi pada keluarga Bapak B khususnya Ibu M sejak 2 tahun yang lalu,
didapatkan hasil tekanan darah 150/90 mmHg. Keluarga Bapak B mengatakan sudah
mengetahui tentang makanan yang boleh dan tidak untuk dikonsumsi tetapi tidak tahu
komplementer hipertensi. Bapak B juga jarang mengajak Ibu M kontrol ke pelayanan
kesehatan.

2. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut


a. Memperkenalkan diri dan membina hubungan saling percaya.
b. Menentukan diagnosa keperawatan keluarga
c. Melakukan pengkajian mengenai skoring/prioritas diagnosis keperawatan
keluarga.
d. Menentukan intervensi keperawatan keluarga
e. Menentukan kontrak waktu untuk kunjungan berikutnya.
3. Masalah Keperawatan Keluarga : -
B. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan : -
b. Tujuan umum
Setelah pertemuan selama 45 menit, diharapkan mahasiswa dapat menentukan
diagnosa, skoring/prioritas diagnosis dan intervensi keperawatan keluarga bersama
dengan keluarga Bapak
c. Tujuan khusus
Setelah pertemuan selama 45 menit, diharapkan petugas :
1) Membina hubungan saling percaya dengan keluarga Bapak B
2) Menentukan diagnosa keperawatan keluarga
3) Melakukan pengkajian mengenai skoring/prioritas diagnosis keperawatan
keluarga.
4) Menentukan intervensi keperawatan keluarga
5) Menentukan kontrak waktu untuk kunjungan berikutnya.

C. Implementasi Tindakan Keperawatan


a. Metode : Wawancara, Tanya jawab
b. Media dan Alat : Lembar asuhan keperawatan, alat tulis
c. Waktu dan Tempat : Tgl 30 Agustus 2022 jam 09.00 wita di rumah keluarga
Bapak B di banjar pekandelan desa sanur.

D. Kriteria Evaluasi
1) Kriteria Struktur
a. Laporan pendahuluan.
b. Instrument dan alat pengkajian sudah disiapkan.
c. Lokasi rumah klien sudah diketahui.
d. Kontrak waktu sudah disepakati.
2) Kriteria Proses
a. Selama wawancara keluarga aktif menjawab pertanyaan.
b. Keluarga bersedia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Kontrak waktu untuk kunjungan selanjutnya telah diingatkan oleh petugas dan
keluarga.
3) Kriteria Hasil
a. Keluarga mau menerima kunjungan petugas.
b. Keluarga mampu membina hubungan saling percaya dengan petugas.
c. Diagnosa keperawatan keluarga sudah ditentukan
d. Keluarga mampu menentukan skoring/prioritas diagnosis keperawatan keluarga.
e. Intervensi keperawatan keluarga sudah ditentukan
Kontrak pertemuan selanjutnya dapat disepakati bersama keluarga pada 5 September 2022
pukul 09.00 WITA

Mahasiswa

(I Wayan Jeva Sanisa Putra)


NIM. 219012847
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK “B” KHUSUSNYA PADA IBU
“M” DENGAN HIPERTENSI BANJAR PEKANDELAN DESA SANUR
TANGGAL 29 AGUSTUS – 6 SEPTEMBER 2022

Laporan Pendahuluan Kunjungan ke-3

Tanggal : 5 September pukul 09.00 WITA

A. Latar Belakang
1. Karakteristik Keluarga
Pada pertemuan sebelumnya mahasiswa dan keluarga sudah melakukan
pengenalan dan membina hubungan saling percaya. Bapak B mengatakan tinggal
serumah dengan istri, anak. Keluarga Bapak B termasuk keluarga inti (Nuklear
Family). Selain itu pertemuan sebelumnya ditemukan masalah yaitu keluarga Bapak
B khususnya Ibu M menderita hipertensi.
Berdasarkan data pengkajian dan pemeriksaan fisik, didapatkan riwayat hipertensi
pada ibu M sejak 2 tahun yang lalu tepatnya tahun 2019 saat mengikuti kegiatan
donor darah dan tidak minum obat, didapatkan hasil tekanan darah 150/90 mmHg.
Keluarga bapak B mengatakan sudah mengetahui tentang makanan yang boleh dan
tidak untuk dikonsumsi tetapi tidak tahu komplementer hipertensi. Fokus kegiatan
hari ini adalah memberikan penyuluhan tentang penyakit hipertensi pada keluarga
Bapak B .

2. Data yang Dikaji


a. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai penyebab dan tanda gejala dari
hipertensi terkait dengan 5 tugas inti.
b. Mendiskusikan tentang pola hidup yang harus dilakukan bagi penderita
hipertensi.
c. Mendiskusikan dengan kelurga tentang fungsi dan manfaat dari komunikasi 2
arah dalam keluarga dan pemanfaatan fasilitas kesehatan
d. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya.
3. Masalah Keperawatan Keluarga
a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Bapak B
khususnya pada Ibu M
b. Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif pada keluarga Bapak B khususnya pada
Ibu M

B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Bapak B
berhubungan dengan konflik pengambilan keputusan ditandai dengan Ibu M
mengatakan sudah pernah diberitahu tentang makanan yang boleh dan tidak
dikonsumsi tetapi Ibu M terkadang tidak menjalankannya, Ibu M mengatakan
jarang diajak kontrol ke pelayanan kesehatan untuk memantau hipertensinya
dan mengambil obat.
b. Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif pada keluarga Bapak B khususnya pada
Ibu M berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi masalah ditandai
dengan Keluarga Bapak B Mengatakan Ibu M tidak mau memeriksakan
keluhannya ke pelayanan kesehatan. Ibu M mengatakan tidak minum obat.
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan selama 45 menit diharapkan mahasiswa mampu
melakukan perencanaan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Bapak B
khususnya Ibu M.
3. Tujuan Khusus
a. Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyakit hipertensi meliputi
pengertian, tanda dan gejala, komplikasi dari hipertensi.
b. Mendiskusikan tentang pola hidup serta pantangan – pantangan yang bisa
dilakukan bagi penderita hipertensi
c. Mendiskusikan dengan keluarga tentang pentingnya melakukan pemeriksaan
dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
C. Implementasi Tindakan Keperawatan
1. Metode
- Wawancara dan Tanya jawab
- Penyuluhan
2. Alat dan media
- Alat tulis
- Format pengkajian
- Leaflet

D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
- Laporan pendahuluan telah dibuat dan telah disetorkan
- Alat dan media telah disiapkan
2. Kriteria Proses
- Selama kegiatan , keluarga aktif mendengarkan dan menjawab setiap pertanyaan.
- Keluarga aktif dalam berdiskusi tentang pola hidup serta pantangan – pantangan
bagi penderita hipertensi.
- Keluarga aktif dan kooperatif berdiskusi tentang penyakit hipertensi.
- Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
- Kontrak telah diingatkan oleh petugas dan keluarga
3. Kriteria Hasil
- 75 % keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari hipertensi
- 100 % keluarga aktif dan mengenal mahasiswa
80 % keluarga mampu menyebutkan kembli tentang pola hidup dari hipertensi

Kontrak pertemuan selanjutnya dapat disepakati bersama keluarga pada 6 September 2022
pukul 09.00 WITA

Mahasiswa

(I Wayan Jeva Sanisa Putra)


NIM. 219012847
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK “B” KHUSUSNYA PADA IBU
“M” DENGAN HIPERTENSI BANJAR PEKANDELAN DESA SANUR
TANGGAL 29 AGUSTUS – 6 SEPTEMBER 2022

Laporan Pendahuluan Kunjungan ke-4

Tanggal : 6 September 2022 jam 10.00 wita

A. Latar Belakang
1. Karakteristik keluarga
Pada pertemuan sebelumnya, mahasiswa sudah melakukan penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hipertensi dengan keluarga Bapak B serta mendiskusikan tentang cara
pencegahan dan perawatan Ibu M. Setelah dilakukan penyuluhan keluarga Bapak B
mengerti dan memahami cara perawatan penyakit hipertensi. Fokus kegiatan kali ini
adalah melakukan demonstrasi mengenai pengobatan komplementer hipertensi.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Mengetahui sejauh mana pemahaman keluarga Bapak B mengenai tujuan
dilakukannya demonstrasi pengobatan komplementer hipertensi.
b. Mengetahui sejauh mana pemahaman keluarga Bapak B mengenai manfaat
demonstrasi pengobatan komplementer hipertensi.
c. Masalah keperawatan keluarga
- Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Bapak B
khususnya pada Ibu M
- Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif pada keluarga Bapak B khususnya pada
Ibu M
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan keluarga
a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Bapak B khususnya
pada Ibu M
b. Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif pada keluarga Bapak B khususnya pada
Ibu M
2. Tujuan umum
Setelah pertemuan selama 45 menit, diharapkan pengetahuan keluarga Bapak B
meningkat dalam merawat keluarga dengan hipertensi dirumah.
3. Tujuan khusus
a. Keluarga Bapak B dapat mengerti dan memahami tujuan pengobatan komplementer
hipertensi.
b. Keluarga Bapak B dapat mengerti dan memahami manfaat pengobatan
komplementer hipertensi.
c. Keluarga Bapak B dapat mengerti cara pembuatan obat komplementer untuk
penyakit hipertensi.
d. Keluarga Bapak B bersedia untuk menerapkan pengobatan komplementer hipertensi
yang di demonstrasikan.

C. Implementasi Tindakan Keperawatan


1. Metode
Demonstrasi
2. Media, alat dan bahan
a. Blender
b. Gelas
c. Sendok makan
d. 1 buah Mentimun
e. Air
f. Gula

3. Waktu dan tempat


a.Waktu : 5 September 2022 jam 10.00 wita

b.Tempat : di rumah keluarga Bapak B yaitu di banjar pekandelan desa sanur.

D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Laporan pendahuluan telah disiapkan
b. Alat dan bahan demonstrasi telah disiapkan
2. Kriteria proses
a. Selama kegiatan keluarga aktif dan mahasiswa melakukan komunikasi dua arah.
b. Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Kontrak telah diingatkan oleh mahasiswa dan keluarga.
3. Kriteria hasil
Dari 100% anggota keluarga yang hadir, sekitar 80% anggota keluarga mampu memahami
pengobatan komplementer untuk penyakit hipertensi.

Mahasiswa

(I Wayan Jeva Sanisa Putra)


NIM.219012847
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK “B” KHUSUSNYA PADA IBU
“M” DENGAN HIPERTENSI BANJAR PEKANDELAN DESA SANUR
TANGGAL 29 AGUSTUS – 6 SEPTEMBER 2022

Oleh:

I WAYAN JEVA SANISA PUTRA


NIM: 219012847

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES WIRA MEDIKA BALI

2022

YAYASAN SAMODRA ILMU CENDEKIA


STIKES WIRA MEDIKA BALI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jln. Kecak no. 9A Gatot Subroto Timur Denpasar-Bali 80239

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK “B” KHUSUSNYA PADA IBU


“M” DENGAN HIPERTENSI BANJAR PEKANDELAN DESA SANUR
TANGGAL 29 AGUSTUS – 6 SEPTEMBER 2022

A.
I. IDENTITAS UMUM KELUARGA
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Bapak B Pendidikan : SMA
Umur : 50 tahun Pekerjaan : wiraswasta
Agama : Hindu Alamat : Ds. Sanur
Suku : Bali
2. Komposisi Keluarga
No Nama L/P Umur Hub. Dgn KK Pendidika Pekerjaan
. n
1 B L 50 th KK SMA Wwirasasta

2 M P 46 th Istri KK SD Ibu Rumah


Tangga
3 A L 26 th Anak KK D III ASN
4 S P 20 th Anak KK D III Kar.swasta
3. Genogram

M B

A S

Keterangan:

: Laki-laki : Pasien
M

: Perempuan : Tinggal Serumah

: Meninggal
4. Tipe Keluarga
a. Jenis tipe keluarga : Tipe keluarga Bapak B adalah keluarga inti. Keluarga yang
terdiri dari anak, istri dan orang tua.
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : Tidak ada masalah yang terjadi dalam
keluarga Bapak B yang keluarganya termasuk dalam jenis tipe keluarga inti.
Keluarga Bapak B tetap bertanggung jawab dalam perawatan keluarganya.

5. Suku Bangsa
a. Asal suku bangsa : Bapak B berasal dari Bali dan Ibu M berasal dari bali.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : keluarga mengatakan tidak memiliki
budaya yang mengkhusus dan berhubungan dengan kesehatan

6. Agama dan Kepercayaan yang Mempengaruhi Kesehatan


Keluarga Bapak B beragama Hindu, keluarganya percaya bahwa dengan rajin
berdoa akan mempengaruhi kesehatan seluruh anggota keluarganya.

7. Status Sosial Ekonomi Keluarga


a. Anggota keluarga yang mencari nafkah : dalam keluarga ada Bapak B
b. Penghasilan : kurang lebih penghasilan yang didapat sekitar 5 juta /bulan menurut
keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga
c. Upaya lain : Keluarga rutin mengeluarkan uang untuk pembelanjaan kebutuhan
keluarga selama satu bulan, keperluan anak ,pembayaran listrik dll.
d. Harta benda yang dimiliki (rumah,perabot, transportasi, dll)
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan bulanan keluarga, kebutuhan
anak dan pembayaran listrik.
f. Tabungan khusus kesehatan: keluarga mengatakan sudah memiliki jaminan
kesehatan.

8. Aktifitas Rekreasi Keluarga


Keluarga sering melakukan rekreasi bersama-sama. Rekreasi yang biasanya dilakukan
adalah makan bersama sambil menonton TV.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini :
a. Tahap perkembangan keluarga Bapak B saat ini termasuk keluarga pada tahap V
(keluarga dengan anak remaja).
b. Keluarga Bapak B melakukan sering melakukan interaksi dengan anak A maupun
anak S yang merupakan anak pertama dan kedua
c.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:
Tahap keluarga yang belum terlampaui tidak ada

3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti :


a. Riwayat terbentuknya keluarga inti :
- Ibu M dan Bapak B menikah atas dasar cinta, tanpa paksaan dari pihak lain.
Mereka menikah dengan usia yang tidak jauh berbeda, dan direstui oleh keluarga
dari kedua belah pihak. Ibu M memiliki 2 orang anak.
b. Riwayat kesehatan keluarga inti :
Seluruh anggota keluarga Bapak B sebelumnya tidak pernah mengalami sakit yang
serius. Biasanya mereka hanya menderita batuk, pilek ataupun demam yang
biasanya berobat ke Klinik Anugrah Denpasar.

c. Riwayat Kesehatan Masing-masing Keluarga :


No. Nama Umur BB/TB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yg
kesehatan kesehatan telah
dilakukan
1 Bapak 50 th 65kg/175cm Sehat Lengkap Tidak ada -
B

2 Ibu M 46th 73kg/165cm Sakit Lengkap Menderita Tidak ada


Hipertensi
3 An. A 26 th 56kg/155cm Sehat Lengkap Tidak ada -

4 An S 20 th 50kg/115cm Sehat Lengkap Tidak ada -

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Keluarga Bapak B memiliki jaminan kesehatan BPJS. Ibu M mengatakan jika
merasa sakit kepala, ibu M menggunakan freshcare.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Keluarga Bapak B memiliki riwayat penyakit keturunan yaitu pada Ibu M yang
memilik riwayat keturunan hipertensi dari bapaknya. Penyakit hipertensi Ibu M sudah
sering mengalami kekambuhan, jika beliau terlalu lelah bekerja dan dalam keadaan stress,
Ibu M merasakan gejala seperti pusing, dan sakit kepala.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


1. Karateristik Rumah :
a. Luas rumah : Luas rumah yang dihuni Bapak B seluas ± 2 are
b. Tipe rumah : tipe rumah Bapak B rumah bali.
c. Kepemilikan : rumah yang ditempati keluarga Bapak B milik sendiri.
d. Jumlah dan rasio kamar/ ruangan : dalam rumah terdapat 3 kamar tidur, 1 kamar
mandi, 1 dapur
e. Ventilasi/ jendela : sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan dan jendela depan dan
samping rumah
f. Septic tank : letak septic tank dibawah wc, keluarga tidak memiliki sumur
g. Sumber air minum : sumber air minum untuk keperluan sehari-hari dalam rumah
tangga menggunakan air kemasan.
h. Kamar mandi/ WC : kondisi kamar mandi cukup bersih, keluarga memiliki 1 buah
kamar mandi yang didalamnya juga berisi closet.
i. Sampah : tempat sampah ada di depan rumah kemudian sampahnya akan diangkut
oleh petugas kebersihan.
j. Kebersihan lingkungan keluarga cukup bersih,rumah juga cukup bersih.

2. Karateristik Tetangga dan Komunitas RW (kepedulian tetangga dengan keluarga):


Keluarga Bapak B tinggal dilingkungan yang cukup padat, mayoritas penduduk
bersuku bali. Lingkungan tetangga cukup akrab dan saling menolong apabila ada yang
mengalami kesulitan.

3. Mobilitas Geografis Keluarga (lama tinggal, jalur transportasi) :


Keluarga Bapak B sudah lama tinggal dirumah ini sekitar 50 tahun, rumah Bapak B
berjarak ±30 meter dari jalan raya. Jenis kendaraan yang dipakai biasanya sepeda
motor.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat (keakrifan keluarga
dalam masyarakat : arisan PKK, dll)
Bapak B dan istrinya selalu berpartisipasi apabila ada kegiatan di masyarakat.
5. Sistem Pendukung Keluarga (terutama masalah keuangan)
Bila keluarga Bapak B ada masalah, biasanya keluarga selalu mendiskusikannya secara
musyawarah bersama.

IV. STRUKTUR KELUARGA


1. Pola/cara Komunikasi Keluarga : interaksi dalam keluarga paling sering dilakukan
malam hari, pola komunikasi keluarga terbuka antara keluarga apabila terdapat masalah
keluarga biasanya mendiskusikannya bersama-sama
2. Struktur Kekuatan Keluarga : keluarga saling mendukung satu sama lain, respon
keluarga bila ada anggota keluarganya yang bermasalah selalu mencari jalan keluarnya
bersama-sama
3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)
a. Bapak B sebagai kepala keluarga dan sebagai pencari nafkah selain itu juga berperan
melakukan pekerjaan rumah tangga seperti bersih-bersih pekarangan rumah.
b. Ibu M sebagai istri berperan sebagai ibu rumah tangga,melakukan pekerjaan rumah
tangga seperti memasak dan menyapu, mencuci pakaian dan menyetrika.
c. Bapak B dan Ibu M mempunyai 2 orang anak yaitu An. A dan An.S

4. Nilai dan Norma Keluarga


Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga. Bila akan keluar
rumah dan terlambat datang harus memberi tahu dulu kepada anggota keluarga.

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
a. Cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang dengan saling
memperhatikan satu sama lain.
b. Perasaan saling memiliki : respon keluarga sangat bangga bila ada anggota
keluarga yang berhasil dan keluarga sangat sedih bila anggota keluarga ada yang
sakit/ meninggal
c. Dukungan terhadap anggota keluarga : keluarga selalu saling mendukung apapun
kegiatan positif yang dilakukan anggota keluarga
d. Kehangatan : keluarga cukup perhatian dalam membina rumah tangga dan menjaga
kondisi kesehatannya
e. Saling menghargai : keluarga saling mengerti, menghargai satu sama lainnya
2. Fungsi Sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga : keluarga hidup rukun bersama anggota lainnya
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga : keluarga selalu mengajarkan dan
menanamkan perilaku sosial yang baik yaitu perlunya berhubungan baik berinteraksi
dalam keluarga maupun masyarakat
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : pengambil
keputusan biasanya dilakukan oleh Bapak B dengan didukung oleh semua anggota
keluarganya
d. Kegiatan keluarga di waktu senggang : keluarga biasnaya mengobrol dan menonton
TV
e. Partisipasi dalam kegiatan sosial : keluarga cukup aktif bermasyarakat dengan
mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masyarakat sekitar.

3. Fungsi Perawatan Keluarga


Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga bapak B khususnya ibu M mengatakan menderita penyakit Hipertensi sudah
sejak 2 tahun yang lalu. Ibu M diketahui menderita penyakit Hipertensi saat mengikuti
kegiatan donor darah. Sampai sekarang ibu M belum memeriksakan keluhannya ke
pelayanan kesehatan. Ibu M mengatakan jika muncul keluhan seperti sakit kepala ia
hanya memakai freshcare untuk mengurangi sakitnya. Ibu M mengatakan bahwa ia
tidak mengetahui tanda-tanda terjadinya peningkatan atau penurunan tekanan darah, ia
juga kadang lupa terhadap makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi
pada pasien yang memiliki penyakit hipertensi. Pengetahuan dan persepsi keluarga
tentang penyakit/ masalah kesehatan keluarga :
Menurut keluarga, sakit yang dialami ibu M ini tidak terlalu dirasakan, kadang hanya
mengeluh dengan Bapak B. Anggota keluarga mengatakan bahwa ia tidak mengetahui
akibat yang bisa timbul akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol serta cara
merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga juga mengatakan tidak mengetahui
tanda-tanda apabila terjadi peningkatan pada tekanan darah. Keluarga Bapak B tidak
mampu menjawab pertanyaan petugas tentang hipertensi.
a. Kemampuan keluarga mengambil keputusan :
Keluarga mengatakan ibu M saat merasa sakit pada kepala ibu M menggunakan
freshcare. Bila anggota keluarganya menderita penyakit seperti batuk, pilek, ataupun
demam keluarga biasanya berobat ke Anugrah Denpasar.
b. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
Keluarga mengatakan kurang paham cara merawat anggota keluarganya yang menderita
hipertensi mengenai makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Selama ibu
M menderita hipertensi keluarga jarang mengajak ibu M berobat ke pelayanan kesehatan.
Keluarga mengatakan belum pernah melakukan pengobatan komplementer untuk
hipertensi yang diderita oleh ibu M.
c. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
Keluarga mengatakan menyapu rumahnya setiap hari dan mengepel lantai seminggu
sekali
d. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat :
Selama ini keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan hanya pada saat ada keluhan.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek : stresor jangka pendek bersumber dari kebutuhan
perekonomian keluarga yang semakin meningkat
b. Stresor jangka panjang :Ibu M cemas akan komplikasi yang dapat terjadi karena
hipertensi
c. Respon keluarga terhadap stresor : upaya Ibu M mengatasi stress biasanya
mengajak anaknya mengobrol.
d. Strategi koping : dalam menghadapi masalah biasnaya keluarga berdiskusi dengan
sauara-saudaranya. Biasanya keluarga merasa nyaman setelah berkomunikasi
dengan anggota keluarganya yang lain.
e. Strategi adaptasi fungsional : dari hasil pengkajian, tidak didapatkan cara-cara
maladaptive dalam mengatasi masalah.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
Hari/tanggal : Senin, 6 September 2022 Jam : 09.00 wita
Pemeriksaa Nama Anggota Keluarga
n
Bapak B Ibu M An.A An.S
1 2 3 4
Tensi 120/80 mmHg, 146/106 110/80 mmHg -
mmHg
Nadi 80x/mnt 90x/mnt 80x/mnt 80x/mnt
Suhu C 36,5 36,6 36,0 36,5
Respirasi 18x/mnt 18x/mnt 20x/mnt 18x/mnt
BB/TB 65 kg/175kg 73 kg/165 cm 56 kg/155 cm 50 kg/115cm
Kepala Bentuk Bentuk Bentuk normal, Bentuk normal,
normal, normal, rambut lurus, rambut lurus,
rambut lurus, rambut lurus, tidak ada luka, tidak ada luka,
tidak ada luka, tidak ada luka, tidak terdapat tidak terdapat
tidak terdapat tidak terdapat nyeri tekan nyeri tekan
nyeri tekan nyeri tekan
Mata, Normal, reflek Normal, reflek Normal, reflek Normal, reflek
telinga, pupil positif, pupil positif, pupil positif, pupil positif,
hidung, kebersihan kebersihan kebersihan kebersihan
tenggorokan mulut cukup, mulut cukup, mulut cukup, mulut cukup,
, mulut tenggorokan tenggorokan tenggorokan tenggorokan
normal normal normal normal
Leher Kaku kuduk Tidak adanya Tidak adanya Tidak adanya
tidak ada, kaku kuduk, kaku kuduk, kaku kuduk,
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
vena jugularis, vena jugularis, vena jugularis, vena jugularis,
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
Thorax Simetris, Simetris, Simetris, bunyi Simetris, bunyi
bunyi jantung bunyi jantung jantung normal jantung normal
normal S1/S2 normal S1/S2 S1/S2 tunggal S1/S2 tunggal
tunggal tunggal reguler, suara reguler, suara
reguler, suara reguler, suara nafas vesikuler, nafas vesikuler,
nafas nafas tidak ada tidak ada
vesikuler, vesikuler, wheezing dan wheezing dan
tidak ada tidak ada ronchi ronchi
wheezing dan wheezing dan
ronchi ronchi
Abdomen Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
terdapat terdapat terdapat terdapat
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
hepar, ginjal, hepar, ginjal, hepar, ginjal, hepar, ginjal,
limpa, tidak limpa, tidak limpa, tidak ada limpa, tidak ada
ada benjolan, ada benjolan, benjolan, tidak benjolan, tidak
tidak ada nyeri tidak ada nyeri ada nyeri tekan, ada nyeri tekan,
tekan, bising tekan, bising bising usus 15 bising usus 15x/
usus 15 x/ usus 15 x/ x/ menit menit
menit menit
Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
atas-bawah kelainan kelainan kelainan kelainan
dan pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
persendian ROM aktif ROM aktif ROM aktif ROM aktif
Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot 5 Kekuatan otot 5
5 5
Sistem Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
Genetalia
Lainnya
Sasaran terutama pada yang mempunyai masalah kesehatan (sakit) dengan metode Head to

VIII. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatan : keluarga berharap penyakit hipertensi Ibu M bisa
dikontrol agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : keluarga berharap petugas pelayanan
kesehatan dapat menanggulangi masalah kesehatan yang terjadi pada Ibu M dan
membimbing keluarga dalam meningkatkan kesehatan.

Denpasar, 6 September 2022

(I Wayan Jeva Sanisa Putra )


NIM: 219012847
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1. Analisa Data

Data (sign - symptom) Diagnosa Keperawatan

Data Subyektif Manajemen


1. Ibu M mengatakan sudah pernah diberitahu kesehatan keluarga tidak
tentang makanan yang boleh dan tidak efektif
dikonsumsi tetapi Ibu M terkadang tidak
menjalankannya
2. Keluarga Bapak B tidak membedakan
makanannya dengan anggota keluarga lain,
sehingga tidak ada pengurangan garam pada
makanan Ibu M
3. Ibu M mengatakan jarang diajak kontrol ke
pelayanan kesehatan
Data Obyektif
1. Saat pengkajian keluarga Bapak B kooperatif
dalam menjawab menjawab pertanyaan
 Bapak B: 120/80 mmHg
 Ibu M : 146/106 mmHg
 An. A : 110/80 mmH
Data Subjektif Pemeliharaan Kesehatan tidak
1. Ibu M mengatakan menggunakan freshcare efektif
untuk meredakan sakit kepalanya dan jarang
pergi ke pelayanan kesehatan untuk
memeriksakannnya.

Data Objektif
TD : 146/106 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,60C
SKORING/ PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Keperawatan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Bapak B dengan hipertensi
Diagnosa 1

Kriteria Nilai Bobot Skoring Pembenaran

Sifat masalah Keluarga Bapak B mengatakan belum tau apa


penyebab dan penanganan hipertensi
a. Aktual 3 1 3
x 1=1
b. Resiko 2 3
c. Potensial 1

Kemungkinan masalah Keluarga Bapak B mengatakan belum tau


untuk diubah penanganan untuk hipertensi dan menurut Ibu
1
a. Mudah 2 x 2=1 M menggunakan freshcare sudah cukup bila
2
b. Sebagian 1 2 merasakan sakit kepala.
c. Tidak dapat 0

Potensial masalah Keluarga Bapak B mengatakan potensial


untuk dicegah Hipertensi untuk di cegah itu cukup karena dari
3 2 2
a. Tinggi x 1= awal dan keluarga Bapak B tidak tahu cara
2 3 3
b. Cukup 1 mengatasi hipertensi.
c. Rendah 1

Menonjolnya masalah Keluarga menganggap masalah ketidaktahuan


a. Segera diatasi 2 tentang Hipertensi dan cara mengontrol
2
b. Tidak segera 1 x 1=1 hipertensi merupakan masalah yang harus
2
diatasi 0 1 segera diatasi, agar keluarga tahu tata cara
c. Tidak dirasakan merawat dan bisa merawat anggota keluarga
adanya masalah yang menderita hipertensi.

TOTAL 2
3
3
Diagnosa 2

Diagnosa Keperawatan
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif.
Kriteria Nilai Bobot Skoring Pembenaran

Sifat masalah Ibu M mengatakan tidak tahu tanda-tanda


terjadinya hipertensi dan mengatakan pernah
a. Aktual 3 1 3
x 1=1 dibilang mengalami tekanan darah tinggi saat
b. Resiko 2 3
melakukan donor darah.
c. Potensial 1

Kemungkinan masalah Ibu M mengatakan mengatakan belum tau


untuk diubah penanganan untuk hipertensi.
1
a. Mudah 2 x 2=1
2
b. Sebagian 1 2
c. Tidak dapat 0

Potensial masalah Ibu M mengatakan belum tau cara untuk


untuk dicegah mencegah hipertensi dan penanganannya, jadi
3 1 1
a. Tinggi x 1= kalau di berikan informasi mengenai pencegahan
2 3 3
b. Cukup 1 dan penanganan hipertensi mungkin hipertensi
c. Rendah 1 dapat dicegah tapi kemungkinannya rendah
karena Ibu M tidak tahu cara pencegahannya

Menonjolnya masalah Menurut Ibu M ketidak tahuannya terhadap


a. Masalah berat, 2 masalah kesehatan hipertensi, tanda gejala
harus segera 1 hipertensi, dan penanganan hipertensi merupakan
ditangani 0 1 2 suatu masalah yang harus di tangani, agar Ibu M
b. Ada masalah, x 1=1 tahu bagaimana cirri-ciri dan tanda gejala jika
2
tetapi tidak perlu sudah mengalami tekanan darah tinggi
segera diatangani
c. Masalah tidak
dirasakan
TOTAL 1
3
3
C. PERENCANAAN

Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak B khususnya Ibu M dengan Hipertensi

Data Diagnonis NOC NIC


Keperawatan

Diagnosis Hasil Intervensi

Data Subyektif

Data Subyektif Manajemen 1. Keluarga mampu mengenal 1. Keluarga mampu Mengenal masalah:
1. Ibu M mengatakan sudah kesehatan keluarga masalah Beri pendidikan kesehatan
pernah diberitahu tentang tidak efektif Perilaku patuh: Pengobatan yang - Bina hubungan baik saling percaya
makanan yang boleh dan disarankan - Tentukan pengetahuan kesehatan
tidak dikonsumsi tetapi Ibu - Memperoleh obat yang di dan gaya hidup perilaku saat ini
M terkadang tidak butuhkan - Berikan informasi tentang perawatan
menjalankannya - Minum obat sesuai dosis penyakit dan perilaku yang
2. Keluarga Bapak B tidak - Mengkonsumsi semua obat mendukung kesehatan
membedakan makanannya sesuai interval yang ditentukan Pengajaran proses penyakit
dengan anggota keluarga
- Kaji tingkat pengetahuan pasien
lain, sehingga tidak ada
pengurangan garam pada terkait dengan proses penyakit
makanan Ibu M spesifik
3. Ibu M mengatakan jarang - Review pengetahuan pasien
diajak kontrol ke pelayanan mengenai kondisinya
kesehatan - Jelaskan proses penyakit, sesuai
Data Obyektif kebutuhan
1. Saat pengkajian keluarga
Bapak B kooperatif dalam
2. Mengambil Keputusan : 2. Mengambil keputusan
menjawab menjawab
Partisipasi dalam keputusan Dukungan pengambilan keputusan
pertanyaan
keperawatan kesehatan - Bantu pasien untuk mengklarifikasi
 Bapak B: 120/80 mmHg
- Menggunakan teknik nilai dan harapan yg membantu
 Ibu M: 146/106 mmHg
penyelesaian masalah untuk membuat pilihan
mencapai outcome yang - Bantu pasien mengidentifikasi
diinginkan (1-3) keuntungan dan kerugiannya

3. Memodifikasi lingkungan
3. Memodifikasi lingkungan
a. Pengendalian factor risiko Identifikasi factor risiko
b. Lingkungan rumah yang aman - Identifikasi sumber agensi untuk
menurunkan risiko
- Identifikasi strategi koping yg
digunakan
- Diskusikan dan rencanakan aktifitas
pegurangan risiko untuk merokok
kembali

4. Memanfaatkan fasilitas kesehatan


- Konseling
4. Memanfaatkan fasilitas kesehatan
- Bangun hubungan terapiutik
Perilaku mencari pelayanan
- Tetapkan tujuan konseling
kesehatan : Mendapat bantuan dari
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi
professional kesehatan
masalah
- Mencari bantuan bila
diperlukan
- Melakukan perilaku
kesehatan atas inisiatif
sendiri

Data Diagnonis NOC NIC


Keperawatan

Diagnosis Hasil Intervensi

Data Subjektif Pemeliharaan 1 Keluarga dapat menyebutkan - Kaji pengetahuan keluarga tentang
1. Ibu M mengatakan Kesehatan tidak pengertian hipertensi dengan hipertensi
menggunakan efektif menggunakan bahasa sendiri: - Diskusi dengan keluarga tentang
freshcare untuk suatu keadaan dimana tekanan pengertian hipertensi
meredakan sakit darah meningkat diatas normal - Tanyakan kembali apa yang telah
kepalanya dan dijelaskan dan beri kesempatan
jarang pergi ke pada keluarga untuk bertanya jika
pelayanan kesehatan ada yang belum jelas
untuk - Berikan pujian atas kemampuan
memeriksakannnya.
keluarga menjelaskan

2 Keluarga dapat menyebutkan 3


Data Objektif
dari 7 penyebab dari hipertensi - Diskusikan bersama keluarga
1. Data Objektif
yaitu : keturunan, usia, setres, tentang penyebab hipertensi
TD : 146/106 mmHg
merokok, alkohol, obesitas, - Tanya kembali apa yang telah
Nadi : 90 x/menit
konsumsi garam dan lemak dijelaskan dan berikan kesempatan
Suhu : 36,60C
yang berlebihan pada keluarga untuk bertanya jika
ada yang belum jelas
- Kaji pengetahuan keluarga
mengenal tanda dan gejala
hipertensi

3 Keluarga dapat menyebutkan 4


dari tanda dan gejala penyakit - Diskusi bersama keluarga tentang
hipertensi yaitu: sakit kepala, dan tanda gejala penyakit
leher terasa tegang,pusing, hipertensi
susah tidur, gelisah,mual, - Tanyakan kembali apa yang
lemah,dan lelah, penglihatan dijelaskan dan diberi kesempatan
akabur dan hilang keseimbngan pada keluarga untuk bertanya jika
belum ada yang jelas
- Berika pujian atas kemampuan
4 Keluarga mampu mengambil
keluarga menjelaskan dengan benar
keputusan untuk merawat
- Anjurkan kepada keluarga untuk
keluarga dalam mengatasi
dapat mengambil keputusan dengan
masalah penyakit hipertensi
segera membawa keluarga berobat
dengan membawa keluarga
dengan fasiltas pelayanan kesehtan
berobat ke fasilitas pelayan
terdekat
kesehatan terdekat
- Bimbing dan motivasi keluarga
untuk mengambil keputusan yang
5 Keluarga dapat menyebutkan 2
tepat
dari 4 akibat dari penyakit
- Kaji pengetahuan keluarga
hipertensi yaitu : stroke, gagal
mengenai akibat hipertensi
ginjal, gagal jantung,
- Diskusikan bersama keluarga
gangguang penglihatan
tentang akibat hipertensi
6 Keluar dapat menyebutkan 3
dari 5 cara merawat anggota - Kaji pengetahuan keluar mengenai
keluarga yang menderira cara merawat anggota keluarga
penyakit hipertensi yaitu: yang mendeita hipertensi
minum obat teratur,jaga - Diskusikan bersama keluar tentang
lingkungan agar tenang , kontrol cara merawat anggota keluarga
tekan darah secara teratur, yang menderita hipertensi
kurangi makan makanan yang
yang asin dan berlemak
D. PELAKSANAAN DAN EVALUASI

Hari/Tgl No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf

Senin, 29 1,2 1. Memperkenalkan diri S:


Agustus 2022 2. Membina hubungan saling 1. Bapak B mengatakan namanya Bapak B
(kunjung percaya 2. Ibu. M mengatakan namanya Ibu. M
an ke-1) 3. Menyampaikan tujuan 3. Ibu M mengatakan dirinya sering mengeluhkan sakit
kunjungan kepada keluarga kepala bagian belakang. Ibu M mengatakan mengetahui
4. Mengkaji masalah kesehatan memiliki tekanan darah tinggi saat mengikuti donor darah
keluarga sejak 2 tahun yang lalu dan merasakan pusing dan sakit
5. Melakukan pemeriksaan fisik kepala bagian belakang.
terhadap anggota keluarga O:
khususnya keluarga yang sakit 1. Keluarga tampak berespon dengan baik saat menerima
kehadiran mahasiswa
2. Keluarga tampak kooperatif menjawab pertanyaan yang
diberikan.
3. Keluarga Bapak B tampak mengerti apa yang telah
dijelaskan
4. Tensi Ibu M 150/100 mmhg
Bapak : 120/80 mmHg
A:
- Masalah kesehatan belum diketahui
P:
1. Menentukan diagnose keperawatan keluarga
2. Menentukan skoring diagnose keperawatan keluarga
3. Menentukan intervensi keperawatan keluarga
4. Lanjutkan intervensi dengan melakukan kontrak
selanjutnya (pertemuan 2)
Selasa, 30 1 1. Mengidentifikasi respon emosional S :
Agustus terhadap kondisi saat ini
1. Ibu M mengatakan tidak minum obat hanya memakai
2022 2. Memfasilitasi pengungkapan
freshcare.
(Kunjungan perasaan antara pasien dan keluarga
ke-2) atau atar anggota keluarga 2. Keluarga Ibu M mengatakan mengetahui beberapa jenis
3. Memfasilitasi pengambilan dan makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi pada
keputusan dalam merencanakan pasien yang memiliki penyakit hipertensi,namun pasien
keperawatan jangka panjang terkadang mengabaikannya.
4. Mengkaji pengetahuan pasien 3. Keluarga Bapak B menagatakan kurang paham akibat
terkait hipertensi dari penyakit hipertensi dan penanganannya.
4. Bapak B mengatakan jarang mengajak Ibu M kontrol ke
pelayanan kesehatan
O:

a. Keluarga tampak kooperatif menjawab pertanyaan


yang diberikan
b. Keluarga Bapak B tampak mengerti tentang apa yang
telah dijelaskan
A:

1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

2. Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif


P:

1. Melakukan penyuluhan tentang hipertensi

2. Lanjutkan intervensi dengan melakukan kontrak


selanjutnya (pertemuan 3)

Senin, 5 2 1. Mengidentifikasi kesiapan dan S:


september kemampuan menerima informasi 1. Keluarga bapak B mengatakan mulai mengerti tentang
(Kunjungan 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang proses penyakit secara spesifik
dapat meningkatkan dan menurunkan
ke-3) O:
motivasi hidup bersih dan sehat
1. Keluarga bapak B tampak mengerti tentang apa yang telah
3. Menyediakan materi dan media
dijelaskan
pendidikan kesehatan
2. Keluarga bapak B bisa menyebutkan tanda-tanda hipertensi
4. Menjelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi terjadinya hipertensi
3. Keluarga bapak B tampak mengerti dengan pendidikan

5. Memberikan kesempatan untuk kesehatan yang diberikan


bertanya A:
6. memberikan pendidikan kesehatan 1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
pada keluarga tentang pemanfaatan 2. Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif
fasilitas kesehatan seperti konsultasi, P:
rujukan dan bantuan system kesehatan
1. Pertahankan pengetahuan keluarga tentang hipertensi dan
kebiasaan hidup sehat
2. Mengajarkan keluarga salah satu terapi komplementer
untuk hipertensi.
3. Lanjutkan intervensi dengan melakukan kontrak
selanjutnya (pertemuan 4)
Selasa, 6  Mengajarkan prosedur/ S:
September demonstrasi pengobatan - Keluarga mengatakan akan melakukan pengobatan
2022 komplementer hipertensi (Jus komplementer yang sudah didemonstrasikan.
(pertemuan 4) Mentimun) - Untuk pengobatan akan segera dilakukan setelah
1. Mengkaji pengalaman pasien minggu ini
sebelumnya dan tingkat O:
pengetahuan pasien terkait - Keluarga tampak kooperatif saat membuat jus buah
tindakan mentimun
2. Menjelaskan tujuan tindakan A:
3. Menjelaskan prosedur/ - Masalah teratasi
demonstrasi pengobatan P:
komplementer hipertensi (Jus 1. Lanjutkan intervensi
Mentimun) 2. Libatkan keluarga secara aktif
3. Berikan reinforcement positif atas keinginan ibu M untuk
4. Mendiskusikan pilihan- menangani hipertensi
pilihan tindakan pengobatan 4. Mengajarkan senam hipertensi pada ibu M
komplementer hipertensi
yang memungkinkan
melibatkan keluarga atau
orang terdekat pada saat
prosedur/demonstrasi
pengobatan komplementer
hipertensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Hipertensi

Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Penatalaksanaan Hipertensi

Sasaran : Keluarga Bapak B

Hari/tanggal : Selasa, 6 September 2022

Pukul : 10.00 wita

Tempat : Rumah keluarga Bapak B

Penyaji : I Wayan Jeva Sanisa Putra

I. LATAR BELAKANG
Sampai saat ini Hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di Negara maju
maupun Negara Negara berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit hipertensi merupakan
peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti
stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot
jantung. Riset  Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 mendapatkan prevalensi hipertensi pada
penduduk umur 18 tahun keatas di Indonesia cukup tinggi mencapai 31,7% dengan penduduk
yang mengetahui dirinya menderita hipertensi hanya 7,2% dan yang minum obat antihipertensi
hanya 0,4%.  Sedangkan Menurut Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure VII (JNC-VII), hampir 1 milyar orang
menderita hipertensi di dunia. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia atau WHO, hipertensi
merupakan penyebab nomor 1 kematian di dunia. Data tahun 2010 di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa 28,6% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas menderita hipertensi.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan masyarakat, memiliki peran
penting dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative pada kasus hipertensi, maka
dari itu seorang perawat harus memiliki kemampuan yamg memadai dalam konsep penyakit,

42
pengkajian keperawatan, penegakkan diagnose keperawatan, intervensi, implementasi serta
evaluasi keperawatan penyakit hipertensi demi memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
II. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, diharapkan keluarga Bapak B
mengetahui tentang hipertensi.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, diharapkan keluarga Bapak B
mampu :

1. Memahami tentang definisi dari Hipertensi


2. Memahami tentang faktor penyebab terjadinya Hipertensi
3. Memahami tentang tanda dan gejala Hipertensi
4. Memahami tentang komplikasi dari hipertensi
5. Memahami tentang penatalaksanaan (penangananan/diet) pada penyakit
Hipertensi

III. KEGIATAN PENYULUHAN


A. Garis Besar Materi
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Komplikasi hipertensi
5. Penatalaksanaan (penanganan/diet) dari hipertensi
B. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab/ Diskusi

43
C. Langkah-langkah kegiatan Penyuluhan

NO Kegiatan Waktu

Penyuluhan Responden (Pasien)/Keluarga

1 Pembukaan:

1. Memperkenalkan 1. Menjawab salam


diri 2. Menyimak
5 Menit
2. Menyampaikan 3. Menyimak
pokok bahasan 4. Menyimak
3. Menyampaikan 5. Menjawab dengan benar
tujuan
4. Apersepsi tentang
hipertensi
2 Kegiatan Inti Penyuluhan
Menyampaikan materi
tentang:
1. Menjelaskan
1. Peserta mendengarkan
pengertian hipertensi 25 Menit
secara seksama
2. Menjelaskan
2. Peserta memperhatikan
penyebab hipertensi
3. Menjelaskan tanda
dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan
komplikasi dari
hipertensi
5. Menjelaskan
penatalaksanaan
(penanganan/diet)
dari hipertensi

44
3 Penutup
1. Melakukan tanya 1. Menanyakan hal-hal
jawab/diskusi yang belum diketahui 15 Menit
2. Mengevaluasi 2. Menjawab pertanyaan
pemahaman sasaran yang diberikan
tentang materi yang 3. Mendengarkan
diberikan 4. Menjawab salam
3. Menyimpulkan materi
yang telah diberikan
4. Memberikan salam
penutup

IV. ALAT PENYULUHAN (MEDIA)


A. Alat
 Leaflet
B. Daftar Pustaka
Doenges,Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien edisi 3. Jakarta :EGC

45
Price, Sylvia A.2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6
volume 1. Jakarta ;EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001.Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2.


Jakarta :EGC

http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi

V. SETTING TEMPAT

Bapak B

PENYA
Ibu M JI
MATE
RI

VI. EVALUASI
1. Evaluasi Proses
 Kegiatan berlangsung tepat waktu
 Peserta yang hadir 90% dari jumlah total peserta
 Tempat: Rumah keluarga Bapak B. Peserta yang aktif bertanya 50% dari total
peserta.
2. Evaluasi Hasil

46
a. 80% Keluarga paham dan dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian
Hipertensi
b. 80% Keluarga dapat menyebutkan kembali mengenai penyebab dari Hipertensi
c. 80% Keluarga paham dan dapat menyebutkan kembali mengenai tanda dan gejala
gejala dari Hipertensi
d. 80% Keluarga dapat menyebutkan komplikasi dari hipertensi
e. 80% Keluarga paham dan mampu menyebutkan penatalaksanaan
(penanganan/diet) Hipertensi

VII. LAMPIRAN - LAMPIRAN


a. Materi
b. Leaflet

47
Lampiran Materi

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

HIPERTENSI

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang peristen. Hipertensi atau penyakit
darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan
suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan. Menurut WHO (World Health Organization), batas tekanan darah yang masih
dianggap normal adalah 120-140 mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolik. Jadi, seseorang
disebut mengidap hipertensi bila tekanan darahnya selalu terbaca di atas 140/90 mmHg.
Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyararakat yang serius, karena jika tidak terkendali
akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Akibatnya bisa fatal karena
sering timbul komplikasi, misalnya stroke (pendarahan otak), penyakit jantung koroner, dan
gagal ginjal.
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan yaitu:

B. Penyebab Hipertensi
Secara umum hipertensi disebabkan oleh :
1. Asupan garam yang tinggi

48
2. Strees psikologis
3. Faktor genetik (keturunan)
4. Kurang olahraga
5. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alcohol
6. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
7. Peningkatan usia
8. Kegemukan

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:


1. Hipertensi Primer (Esensial)
Hipertensi primer disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetic, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis
sistem rennin. Anglotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang
meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alcohol dan polisitemia.
2. Hipertensi Sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun
kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resisten pembuluh darah perifer

C. Tanda dan gejala Hipertensi

49
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak
sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah
tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari
hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita
hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat
atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Telingan mendengung
5. Muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan
penanganan segera.

D. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi dari hipertensi terberat dapat mengakibatkan terjadinya kematian yang tiba-
tiba. Penyebab dari kematian tersebut adalah penyakit-penyakit komplikasi hipertensi yang
mengenai jantung, ginjal (gagal ginjal) dan otak (stroke). Yang paling sering terjadi sebagai
akibat dari komplikasi hipertensi antara lain, yaitu :
1. Komplikasi pada jantung
Apabila hipertensi berlangsung secara terus menerus, maka sebagai kompensasi pada
jantung akan mengalami hipertrofi ventrikel kiri akibat dari beban kerja yang berat,
akhirnya ruang ventrikel kiri dapat berdilatasi dan terjadi gagal jantung kiri ataupun gaga;l
jantung kongestif. Angina pectoris, infark myocardium juga dapat terjadi karena adanya
kebutuhan oksigen yang tidak seimbang dengan suplay oksigen (Issebacher, 1999).
2. Komplikasi pada neurologic

50
Efek hipertensi pada neurologic yaitu terjadi perubahan pada retina dan disfungsi system
saraf pusat. Pada retina terjadi lesi yang sering kali menimbulkan adanya perdarahan,
eksudat, papilema, bahkan kebutaan. Sedangkan pada sistem saraf pusat sering ditemukan
adanya oklusi vaskuler, perdarahan, ensclophaty, infark serebral. (Issebacher, 1999).
3. Komplikasi pada ginjal
Sebagai komplikasi hipertensi pada ginjal, sering ditemukan adanya penurunan tingkat
filtrasi glumerolus dan disfungsi tubulus ginjal, proteinuria, hamaturia serta gagal ginjal.
(Issebacher, 1999).

E. Penatalaksanaan (penanganan) Hipertensi


Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah raga
isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobik) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah
sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/
mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan
mengeluarkan garam lewat kulit). Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2
jenis yaitu:

a) Pengobatan non obat (non farmakologis)


b) Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
c) Makanan yang dianjuarkan dan yang harus dihindari

a) Pengobatan Non Farmakologis


Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga
pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda.
Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non
farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang
lebih baik. Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :

1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh


2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.
Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini

51
hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan
sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.

3. Ciptakan keadaan rileks


Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem
saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
b) Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar
saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.

 Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat
kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung
menjadi lebih ringan. Contoh obatnya adalah Hidroklorotiazid.

 Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.

 Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung.
Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan
pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan
Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala
hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa
berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan
saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.

 Vasodilator

52
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
(otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek
samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan
pusing.

 Penghambat ensim konversi Angiotensin


Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat
yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini
adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala
dan lemas.

 Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi
jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan
Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan
muntah.

 Penghambat Reseptor Angiotensin II


Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk
dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit
kepala, pusing, lemas dan mual.

Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya
hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

c). Makanan yang dianjurkan dan yang harus dihindari

 Makanan yang dianjurkan


 Sayur-sayuran hijau
 Buah-buahan
 Ikan laut
 Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu

53
 Daging ayam ( jangan dengan kulitnya karena banyak mengandung lemak )
 Makanan yang dihindari
 Makanan yang diawetkan : Chicken nugets, mie, minuman kaleng dll.
 Daging-daging warna merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging sapi, daging
kambing

MATERI DEMONSTRASI PENGOBATAN TRADISIONAL HIPERTENSI

Hari/ Tanggal:

Pukul :

Tempat: Rumah Keluarga Bapak B

 Dua buah mentimun dimakan pagi dan sore atau diparut, diperas, diambil airnya
diminum pagi dan sore.
 Dua buah belimbing dimakan pagi dan sore atau diparut, diperas dan diambil airnya
diminum pagi dan sore.
 Jus Naga dimakan pagi dan sore.
 Satu genggam daun seledri ditumbuk dengan sedikit air diperas lalu diminum pagi
dan sore.
 1-2 ruas jahe direbus sampai mendidih dengan 2 gelas air sampai airnya tingal 1
gelas, diminum pada pagi dan sore hari.

MANFAAT MENTIMUN

Mentimun dalam menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, ditengarai oleh
kandungan serat dan asam lemak tak jenuh tunggal sehingga buah ini dapat mengurangi jumlah
kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Kolesterol jahat yang dibiarkan terus tinggi dapat
menyebabkan timbulnya plak di pembuluh darah arteri dan vena kecil.

54
Jika plak pembuluh darah yang disebut aterosklerosis tersebut menyebabkan penyumbatan
pada arteri koroner jantung, maka bisa menyebabkan serangan jantung (Penyakit jantung
koroner). Apabila penyumbatan terjadi di pembuluh darah otak, maka bisa menyebabkan stroke.

Disamping itu, buah naga juga kaya akan zat besi dan kalium, yang membantu memperbaiki
sirkulasi darah oksigen di dalam tubuh kita.

Hal ini juga didukung oleh sebuah penelitian 2010 yang dipublikasikan di


jurnal Pharmacognosy Research menemukan bahwa konsumsi mentimun dapat menurunkan
risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Buah eksotis ini juga merupakan sumber
lemak tak jenuh tunggal yang membantu menjaga jantung kita dalam kondisi baik.

Berikut ini adalah rangkaian manfaat buah mentimun bagi penderita tekanan darah tinggi:

1. Menjaga kelenturan pembuluh darah. Kandungan vitamin C dalam buah naga yang tinggi
dapat menjaga pembuluh darah tetap sehat dan lentur. Hal ini akan mencegah tekanan darah
tinggi. Bagi yang sudah mengalami hipertensi, mengonsumsi buah ini dapat menjaga agar
tekanan darah tetap stabil.
2. Mencegah kerusakan pembuluh darah. Buah mrntimun mengandung antioksidan yang tinggi,
seperti fitoalbumin dan flavanoid. Antioksidan ini berfungsi untuk menangkal radikal bebas
dari makanan atau udara yang tercemar polusi yang berpotensi merusak pembuluh darah.
3. Sumber lemak sehat. Buah mentimun mengandung asam lemak tak jenuh yang baik untuk
tubuh, terutama untuk kesehatan jantung. Konsumsi buah naga dapat mencegah terjadinya
sumbatan pembuluh darah akibat timbunan lemak (aterosklerosis) dan menjaga kadar
kolesterol tetap normal.
4. Kaya akan serat. Buah mentimun mengandung serat yang tinggi. Hal ini sangat baik untuk
pencernaan dan mencegah penderita hipertensi mengonsumsi makanan yang kurang sehat.

Buah mentimun memang dapat membantu menurunkan tekanan darah, tetapi tidak dapat
menggantikan pengobatan hipertensi yang lain. Penderita hipertensi tetap harus melakukan
perubahan pola hidup dan konsumsi obat hipertensi secara rutin untuk menjaga tekanan darah
tetap normal.

55
Dokumentasi

Tanggal 6 September 2022

Tekanan darah Ibu M sebelum minum jus mentimun 160/107 mmHg. Setelah minum jus
mentimun dan dilakukan pengukuran tekanan darah setelah 1 jam didapatkan hasil 140/95
mmHg. Ibu M mengatakan tegang pada awal kegiatan. Ibu M juga mengatakan akan segera
memeriksakan keadaannya ke Anugrah minggu ini dan menerapkan pola hidup sehat serta
melakukan terapi komplementer yang telah didemonstrasikan. Perawat membuat kontrak kepada
ibu M untuk melakukan senam hipertensi bersama di rumah ibu M.

56

Anda mungkin juga menyukai