Anda di halaman 1dari 17

Trend dan Isu Covid-19

Dalam Keperawatan Keluarga

OLEH : KELOMPOK 3
B-13B
Nama Kelompok 3:
01 Cokorde Istri Wulan Divyasita (203221145)

02 Ni Komang Wahyu Wulan Dewi (203221146)

03 Ni Made Nila Warsiki (203221147)

04 Putu Eka Diantari (203221148)

05 Ni Wayan Sintya Putri (203221149)

06 Ida Ayu Milla Brahmani (203221150)


SUB PEMBAHASAN

1 2
Konsep dasar penyakit Trend dan isu Covid-
Covid-19 19 dalam ruang
lingkup keperawatan
keluarga
Konsep Dasar Penyakit Covid-19

Definisi Virus Covid-19

Covid-19 merupakan virus yang menyerang sistem


pernapasan dengan gejala demam, batuk, pilek, sakit
tenggorokan, sesak napas, letih, dan lesu. Pada kasus berat
dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut,
hingga kematian

Menurut ahli virologi dari China, Covid-19 tergolong virus


corona jenis baru dan berbeda dengan virus yang menyebabkan
SARS. Masa inkubasi sekitar 7-14 hari. Covid-19 menyebar
melalui udara dan kontak langsung dengan penderita (Kompas,
23 Januari 2020).
Epidemologi Vovid-19
Kasus pertama dilaporkan pada
Pada 22 Januari 2020, total 571 kasus
Desember 2019. Mulai 18 hingga Di Indonesia, berdasarkan data Satgas
Coronavirus baru 2019 (COVID-19)
29 Desember 2019, lima pasien Covid-19 per Senin (26/10/2020),
dilaporkan di 25 provinsi (kabupaten
dirawat di rumah sakit dengan terdapat 392.934 kasus virus corona.
dan kota) di Cina . Komisi Kesehatan
sindrom gangguan pernapasan Sebanyak 317.672 kasus Covid-19 di
Nasional China melaporkan rincian 17
akut dan salah satu dari pasien antaranya telah sembuh, sedangkan 13.411
kematian pertama hingga 22 Januari,
tersebut meninggal. kasus lainnya berakhir kematian.
2020.

1 2 3 4 5

Terkait dengan total kasus virus


Pada 2 Januari 2020, 41 pasien RS corona, Indonesia menempati
Per 30 Januari 2020, 7734 kasus telah
yang dirawat telah diidentifikasi peringkat ke-19 di dunia.
dikonfirmasi di China dan 90 kasus lainnya
sebagai memiliki infeksi COVID-19
juga telah dilaporkan dari sejumlah negara Sementara, peringkat pertama
yang dikonfirmasi di laboratorium,
termasuk Taiwan, Thailand, Vietnam, total kasus corona terbanyak
kurang dari setengahnya pasien
Malaysia, Nepal, Sri Lanka, Kamboja, Jepang, adalah Amerika
memiliki penyakit yang mendasari,
Singapura,Republik Korea, Uni Emirat Arab, Serikat,dengan 8.889.183kasus
termasuk diabetes, hipertensi, dan
Amerika Serikat, Filipina, India, Australia, (Azanella, 2020).
penyakit kardiovaskular.
Kanada, Finlandia, Prancis, dan Jerman  
Tanda dan Gejala Covid-19

Gejala awal COVID-19 tidak spesifik, muncul dengan demam, dan


batuk, yang kemudian dapat sembuh secara spontan atau berkembang
menjadi sesak napas, dispnea, dan pneumonia yang menyebabkan Acute
Respiratory Distress Syndrome (ARDS), gagal ginjal, disfungsi koagulasi,
multipel kegagalan organ dan kematian. Gejala yang lebih jarang yaitu rasa
nyeri, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, sakit kepala bahkan kehilangan
indera penciuman atau rasa.
Gejala yang dialami oleh penderita biasanya bersifat ringan dan
munculnya bertahap, tetapi ada juga yang tidak memiliki gejala atau bahkan
gejalanya lebih parah dan serius pada beberapa orang. (Tantona, 2020).
Cara Penularan Virus Covid-19
Virus corona merupakan zoonosis, sehingga terdapat kemungkinkan virus berasal dari hewan dan
ditularkan ke manusia. Pada COVID-19 belum diketahui dengan pasti proses penularan dari hewan ke
manusia, tetapi data filogenetik memungkinkan COVID-19 juga merupakan zoonosis. Perkembangan data
selanjutnya menunjukkan penularan antar manusia (human to human), yaitu diprediksi melalui droplet dan
kontak dengan virus yang dikeluarkan dalam droplet.

Penularan ini terjadi umumnya melalui droplet dan kontak dengan virus kemudian virus dapat masuk
ke dalam mukosa yang terbuka. Suatu analisis mencoba mengukur laju penularan berdasarkan masa
inkubasi, gejala dan durasi antara gejala dengan pasien yang diisolasi. Analisis tersebut mendapatkan hasil
penularan dari 1 pasien ke sekitar 3 orang di sekitarnya, tetapi kemungkinan penularan di masa inkubasi
menyebabkan masa kontak pasien ke orang sekitar lebih lama sehingga risiko jumlah kontak tertular dari 1
pasien mungkin dapat lebih besar.
Penanganan pada Pasien Covid-19
 Isolasi pada semua kasus 

 Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan maupun sedang.

 Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)

 Serial foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit

 Suplementasi oksigen

 Pemberian terapi oksigen segera kepada pasien dengan, distress napas, hipoksemia atau syok. Terapi oksigen pertama sekitar 5L/menit
dengan target SpO2 ≥90% pada pasien tidak hamil dan ≥ 92-95% pada pasien hamil
 Kenali kegagalan napas hipoksemia berat 

 Terapi cairan

 Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok Pasien dengan SARI harus diperhatikan dalam terapi cairannya, karena jika
pemberian cairan terlalu agresif dapat memperberat kondisi distress napas atau oksigenasi. Monitoring keseimbangan cairan dan elektrolit 
 Pemberian antibiotik empiris 

 Terapi simptomatik

 Terapi simptomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan lainnya jika memang diperlukan.

 Pemberian kortikosteroid sistemik tidak rutin diberikan pada tatalaksana pneumonia viral atau ARDS selain ada indikasi lain.

 Observasi ketat

 Pahami komorbid pasien


Trend dan Isu Covid-19 dalam Ruang Lingkup
Keperawatan Keluarga
Pandemi Virus Covid-19
Menurut Kamus Besar Virus corona atau dalam bahasa
Bahasa Indonesia, pandemi medis disebut severe acute
merupakan wabah yang respiratory syndrome
berjangkit serempak di mana- coronavirus 2(SARS-CoV-2)
mana, meliputi daerah geografi merupakan virus yang
yang luas. menyerang sistem perapasan,
pneumonia akut, hingga
kematian

Virus ini dapat menyerang


setiap orang tidak mengenal
Virus COVID-19 disahkan
usia mulai dari bayi, anak-anak,
statusnya menjadi pandemi
orang dewasa, lansia, ibu hamil,
oleh WHO pada tanggal 11
dan juga ibu menyusui. Pada
Maret 2020. Hal ini
Desember 2019, virus ini
dikarenakan penyebaran dari
pertama kali ditemukan tepatnya
virus COVID-19 semakin
di Kota Wuhan, Cina dan
meningkat dan sudah
menyebar ke wilayah lain dan
menyebar ke 114 negara
beberapa negara (Pane, 2020).
 
# Kekerasan dalam rumah # Dampak virus Covid-19 pada
kasus kekerasan dalam rumah
tangga
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tangga
Fenomena COVID-19 saat ini memberikan beberapa
“kekerasan” diartikan sebagai hal yang sifatnya
dampak bagi masyarakat. Dampak yang ditimbulkan dari
berciri keras, perbuatan seseorang yang akan
COVID-19 bermacam-macam mulai dari dampak ekonomi
menyebabkan cedera atau meninggalnya orang
hingga sosial.
lain atau menyebabkan kerusakan fisik
Adanya masa karantina membuat angka kekerasan
dalam rumah tangga terhadap perempuan serta anak
meningkat secara global. Hal ini terjadi karena banyaknya
perempuan yang terpaksa melakukan isolasi atau “terisolasi”
di rumah dengan pelaku tindak kekerasan.
John Gottman (dalam Gottman & Declaire, 1998)
menyatakan bahwa pelaku KDRT terbagi menjadi dua yaitu,
Characterlogical dan Situational. Situational ini dapat
menjadi penyebab KDRT ditengah-tengah masa seperti
sekarang dikarenakan mengalami stress yang diakibatkan
tinggal di rumah terus menerus, stress dikarenakan
kehilangan pekerjaan, pendapatan berkurang serta isu lain.
# Dampak virus Covid-19 pada kasus kekerasan dalam rumah
tangga

 Selain keadaan terisolasi, kondisi perekonomian dalam keluarga selama masa pandemi ini juga menjadi
penyebab dari meningkatknya KDRT.
 Adanya pandemi COVID-19 ini membuat beberapa karyawan di Indonesia terancam dari pemberhentian hak
kerja (PHK) dikarenakanan banyaknya pekerjaan yang tidak memungkingkan untuk dikerjakan saat berada
di rumah seperti kegiatan produksi.
 Selain itu beberapa keluarga mengalami kejadian pemutusan hubungan kerja yang mana membuat
penghasilan mereka berkurang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan baik secara materil maupun non
materil. Lalu kebutuhan dari fisik/jasmani juga sulit untuk dipenuhi dalam keluarga dengan keadaan saat ini
dikarenakan tempat-tempat berekreas tidak beropreasional dikarenakan pandemi COVID-19 yang tidak
kunjung mereda.
 Jika dilihat dari adanya kasus kekerasan dalam rumah tangga di masa pandemi ini maka dampaknya adalah
kesejahteraan keluarga terganggu karena tidak dapat memenuhi kebutuhan secara fisik, mental spiritual, dan
sosial selama pandemi COVID-19 berlangsung.
Upaya mengatasi KDRT selama pandemi Covid-19
 Mengatasi KDRT saat pandemi COVID-19 mungkin dirasa Saat melakukan diskusi tidak dengan cara
sulit namun terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk emosional dan lebih menghargai pendapat yang
mengatasi KDRT. Apabila menjadi korban cara pertama berbeda dari anggota keluarga. Apabila terjadi
untuk mengatasi KDRT adalah dengan mencari bantuan masalah atau konflik maka diselesaikan dengan
kepada orang lain atau lembaga saat menerima kekerasan kepala dingin dan dapat menggunakan win-win
solution sehingga tidak ada yang merasa dirugikan
dalam penyelesaian masalah.
Komunikasi secara intensif juga harus dijaga,
adanya komunikasi dapat membantu satu sama lain
menjadi saling pengertian dan memahami diantara
 Apabila pelaku berbuat kekerasan usahakan untuk mengontrol anggota keluarga.
diri agar pelaku tidak semakin terpancing untuk bertindak.  
 KDRT dapat terjadi karena adanya faktor situasional, dengan
begitu sebenarnya pelaku dan korban dapat memperbaiki
kualitas hubungan yang dimiliki melalui professional atau
melakukan secara mandiri dengan cara memberdayakan diri
untuk membaca atau berdiskusi mengenai strategi efektif
dalam menghadapi konflik
Cara Pencegahan Covid-19 pada Keperawatan Keluarga

e. Modifikasi lingkungan fisik dan psikologis.


a. Menanamkan d. Mengajak pada seluruh
pola pikir yang anggota keluarga untuk
benar tentang virus menjalankan 8 fungsi
Corona keluarga secara
bersungguh-sungguh agar
virus Corona lebih cepat
dapat diatasi.

b. Menanamkan sikap yang benar dalam c. Mengajarkan perilaku yang benar untuk mencegah
menghadapi virus Corona yang memang tidak
terjangkitnya anggota keluarga terhadap virus Corona.
bisa diremehkan dampaknya bagi keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara.
Dampak Positif dan Negatif Covid-19 Terhadap Keluarga
A. Dampak positif
1) Melakukan pola hidup sehat seperti mengkonsumsi makanan yang bergizi, dan selalu menjaga
kebersihan lingkungan sekitar rumah
2) Meningkatkan kepedulian antar keluarga
3) Hemat biaya transportasi karena aktivitas lebih banyak dilakukan dirumah
4) Mempunya fikiran yang kreatif dan inovatif untuk mendapatkan pendapatan baru
5) Memperkenalkan dan mengajak para anggota keluarga menanamkan nilai-nilai agama. Khususnya
ditengah wabah saat ini, tentu sudah seyogyanya kita sebagai mahluk yang beriman agar dalam
menghadapai wabah covid-19 ini kita harus tenang, tidak panik dan tentu kita semua berdoa untuk lebih
bersyukur
6) Hubungan keluarga semakin dekat
7) Rajin mencuci tangan, dan menjaga kebersihan diri
Dampak Positif dan Negatif Covid-19 Terhadap Keluarga

B. Dampak negatif
1) Kalap menimbun makanan
2) Harga barang naik terutama masker, hand sanitizer, pengukuran suhu, hingga obat-obatan
3) Daya beli masyarakat menurun, hutang bertambah
4) Omset bisnis keluarga banyak menurun, pendapatan dalam keluarga menurun, salah satu keluarga diphk
5) Psikologis keluarga terganggu seperti stres, tertekan, dan cemas akan bahaya Covid 19
6) Kesulitan keluarga dalam melakukan pembayaran seperti cicilan, biaya sekolah karena pemerintah
menganjurkan untuk tetap dirumah
 
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai