Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

COVID-19

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi

Dosen Pengampu: Widi Hidayati, S.KM,M.KES.

Disusun Oleh:

AGAM MAULANA FAZRI

NIM. P1337430319048

PROGRAM STUDI RADIOLOGI PURWOKERTO PROGRAM DIPLOMA TIGA

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2021

1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan
kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Cina. Pneumonia yang tidak diketahui etiologinya telah diidentifikasi oleh negara
Cina pada bulan Januari tanggal 7 tahun 2020 sebagai tipe baru dari coronavirus.
Dugaan awal hal ini terkait dengan pasar basah yang menjual ikan, hewan laut dan
berbagai hewan lain. Pada bulan Januari tanggal 10 tahun 2020, virus corona baru
telah teridentifikasi beserta kode genetiknya sebagai penyebab dari penyakit tersebut.
Covid-19 ditetapkan sebagai Public Health Emergency of International Concern
(PHEIC) oleh WHO tepatnya di bulan Januari tanggal 30 tahun 2020 (Tanjung, 2021).
Pandemi adalah epidemi yang terjadi pada dalam skala global. Virus korona
baru severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang
menyebabkan Corona Virus Disease 19 (Covid-19) telah menjadi masalah global
yang serius. Badan Kesehatan Dunia (WHO) melalui The International Health
Regulations Emergency Committee akhirnya mendeklarasikan pandemi Covid-19
sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat dan dunia internasional menyebutnya
Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada 30 Januari 2020.
Covid-19 adalah contoh terbaru dari penyakit menular new emerging dan disertai
ancaman kompleks bagi kehidupan manusia. Covid-19 muncul ditengah ancaman
kesehatan yang lain seperti resistensi antimikroba/antibiotik serta melonjaknya angka
penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang merupakan tantangan yang
sangat sulit bagi umat manusia (Khaedir, 2020).
Menurut para ahli hingga saat ini ada dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

2
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Covid-19 adalah penyakit menular pada
saluran pernapasan yang disebabkan oleh novel Coronavirus yang ditegakkan melalui
pemeriksaan PCR positif (Konfirmasi positif) (Juhaina, 2021).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana riwayat alamiah penyakit Covid-19?
2. Bagaimana distribusi penyakit Covid-19 di Indonesia berdasarkan variabel
epidemiologi?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui riwayat alamiah penyakit Covid-19.
2. Untuk mengetahui distribusi penyakit Covid-19 di Indonesia berdasarkan variabel
epidemiologi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Riwayat alamiah penyakit Covid-19


Zayet dkk. (2020) mengungkapkan bahwa secara retrospektifi sejarah evolusi
dan timbulnya gejala utama COVID-19 pada 70 pasien ([29 laki-laki, 41%] dengan
usia rata-rata 56,7 ± 19,3 [19-96] tahun). Pertama, sindrom nyeri defiditandai oleh
sakit kepala dan/atau mialgia dan/atau artralgia (87%, n = 61) muncul sebagai
fimanifestasi pertama 1,6 hari setelah onset penyakit. Kedua, demam (76%, n = 53),
diikuti batuk (80%, n = 56) dan diare (40%, n = 28). Tiga puluh tiga pasien (47,1%)
dirawat di rumah sakit pada hari ke 7 (±3) dengan rata-rata durasi rawat inap 6,9 (±5,8
[1-21]) hari. Dua puluh tiga pasien (32,9%) membutuhkan terapi oksigen 6,7 (±4,1 [1
.]-13]) hari sejak onset penyakit. Lima belas pasien memiliki frekuensi pernapasan
22/menit pada hari ke 9 (±0,8) dan hanya 8 pasien (15%) yang dirawat atau
dipindahkan di ICU pada hari ke-10 (±2,7) dengan durasi rata-rata rawat inap di ICU
7,9 (± 6.6 [2-21]) hari. Garis waktu timbulnya gejala dijelaskan oleh patofisiologi
coronavirus. Masuknya SARS-CoV-2 ke dalam sel inang manusia dimediasi terutama
oleh reseptor seluler angiotensin-converting enzyme 2, yang diekspresikan dalam
epitel saluran napas manusia dan parenkim paru, dan yang kedua di sel usus kecil,
reseptor sensorik dan sistem saraf.

4
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus COVID-19 yang
berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar
kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil
rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru. Masa inkubasi rata-rata
5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-
19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet),
tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang
yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-
19. Penularan terbatas antar manusia (seperti petugas kesehatan, keluarga yang
merawat pasien). Sampai dengan tanggal 25 Maret 2020, dilaporkan total kasus
konfirmasi Covid-19 di Dunia ada sebanyak 414.179 kasus dengan kematian
sebanyak 18.440 (CFR 4,4%) menurut kasus yang dilaporkan di 192 negara/wilayah.
Di antara kasus tersebut sudah ada beberapa petugas kesehatan yang dilaporkan
terinfeksi (Juhaina, 2021).
World Health Organization (WHO) menetapkan sebagai Kedaruratan
Masyarakat Yang Meresahkan atau Public Health Emergency of International
Concern. Kasus yang tekonfirmasi positif COVID-19 di dunia per tanggal 08 Oktober
2020 dengan 35.659.007 total kasus, dan 1.044.269 kematian. Sementara itu, di
Indonesia kasus pertama terkonfirmasi pada tanggal 2 Maret 2020 dan jumlah kasus
positif COVID-19 per tanggal 08 Oktober 2020 adalah 315.714 dan 11.472 kematian
(Sari dan Febrianti, 2020).
B. Distribusi penyakit Covid-19 di Indonesia berdasarkan Variabel Epidemiologi
Sebagai gambaran dari data epidemiologi, sebagian besar kasus yang
dikonfirmasi adalah berusia 30-79 tahun (86,6%) dengan mayoritas pasien yang
meninggal berusia ≥60 tahun. Pasien dengan kelompok usia ≥80 ditandai dengan
angka kematian tertinggi (20,3%) di antara semua kelompok umur. Sedangkan angka
kematian pada anak usia 0-9 tahun dilaporkan berjumlah relatif kecil. Dari jenis
kelamin, sementara ini lebih banyak pria yang terinfeksi Covid-19. Selain itu, laporan
sampai dengan saat ini di beberapa negara di dunia, menunjukkan tidak ada kematian
terjadi pada kasus ringan dan persentase kematian mencapai 49% pada pasien yang
diklasifikasikan sebagai kasus kritis (Tanjung, 2021).

5
Penelitian ini adalah penelitian jenis deskriptif dengan menggunakan data
sekunder yaitu penelitian untuk mendeskripsikan penyakit dan paparan pada populasi
di suatu waktu tertentu, data yang dihasilkan dari data sekunder tersebut akan
memberikan informasi tentang distribusi suatu kejadian tertentu. Penelitian dilakukan
di website Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) terkait data
Covid-19 di Indonesia. Analisa Univariat yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
untuk mengetahui epidemiologi Covid-19 berapa jumlah distribusi penyebaran Covid-
19 yang terpapar pada masyarakat Indonesia, distribusi penyebaran yang diperhatikan
dalam penelitian ini meliputi berapa jumlah masyarakat Indonesia yang terinfeksi
positif penyakit Covid-19, jumlah kesembuhan pasien, berapa banyak kematian dari
bulan Juli tahun 2020 hinga bulan Desember tahun 2020. Pada tabel 1 dibawah ini,
data tersebut didapat dari data sekunder yaitu website Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, yang menyajikan data seperti tabel tersebut. Epidemiologi
penyakit Covid-19 yang ada di Indonesia dari bulan Juli hingga bulan Desember
Tahun 2020 meliputi distribusi penyebaran pasien positif, pasien sembuh, pasien
meninggal, Case Fatality Rate (CFR) dan Cumulative Incidence (CI) (Tanjung,
2021).

Persentase distribusi penyebaran pasien terinfeksi positif Covid-19 didapatkan


sesuai perhitungan jumlah pasien terinfeksi positif Covid-19 yang ada di Indonesia
dibagi dengan Jumlah Populasi Penduduk Indonesia kemudian hasil pembagian
tersebut dikali dengan 100 persen sehingga ditemukan nilai persentase seperti tabel 2.

6
Distribusi pasien terinfeksi positif Covid-19 di Indonesia pada tabel di atas dapat
dinyatakan bahwa terdapat peningkatan dan penurunan jumlah kasus terinfeksi positif
Covid-19 pada masyarakat Indonesia tahun 2020. Pada bulan Juli 2020 sebanyak
2040 kasus positif Covid-19 di Indonesia, peningkatan terjadi pada bulan Juli tahun
2020 menuju bulan Agustus tahun 2020 yang menunjukkan peningkatan kasus positif
menjadi sebanyak 2743 positif kasus Covid-19 berdasarkan jumlah bulan Agustus
tersebut, diikuti terjadinya kenaikan yang signifikan sebesar 1767 kasus positif pada
bulan September 2020 sehingga total kasus positif pada bulan september sebanyak
4510. Kemudian pada bulan Oktober 2020 terjadi penurunan yang cukup besar
sejumlah 1004 kasus terinfeksi positif Covid-19 dan pada bulan Oktober jumlah kasus
terinfeksi positif Covid-19 sebanyak 3506 dilanjutkan dengan peningkatan kembali
pada bulan November 2020 sebesar 1219 kasus positif sehingga bulan November
memiliki kasus sebanyak 4725 kasus dan kasus positif Covid-19 semakin naik dua
kali lipat pada bulan November 2020 menuju Desember 2020 hingga mencapai
perbedaan sebesar 3349 kasus positif Covid-19 di Indonesia tahun 2020 sehingga
kasus pada bulan Desember mencapai 8074 kasus terinfeksi positif Covid-19 di
Indonesia tahun 2020 (Tanjung, 2021).
 Tabel Distribusi pasien meninggal akibat Covid-19 di Indonesia

Terdapat kasus pasien yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19 di Indonesia


dapat dilihat pada tabel diatas, terjadi peningkatan kasus pasien yang meninggal
akibat Covid-19 di Indonesia pada akhir bulan Juli menuju akhir bulan Agustus dari
73 kasus mencapai 74 kasus, kemudian peningkatan dari bulan Agustus menuju bulan
September tahun 2020 menjadi 139 kasus yang meninggal akibat penyakit Covid-19,
lalu mengalami penurunan angka kematian Covid-19 pada bulan Oktober menjadi 87
kasus, dan pada bulan November terjadi peningkatan kembali menjadi 130 kasus
meninggal akibat penyakit Covid-19 di Indonesia dan pada bulan Desember
didapatkan peningkatan kasus sehingga menjadi 194 kasus pasien yang meninggal
akibat Covid-19 Tahun 2020 di Indonesia (Tanjung, 2021).
7
 Tabel Case Fatality Rate (CFR) Covid-19 di Indonesia

Pada tabel diatas dapat dilihat Case Fatality Rate (CFR) Covid-19 di
Indonesia tahun 2020 terjadi penurunan CFR Covid-19 tahun 2020 dari bulan Juli
sampai bulan Desember namun pada bulan Juli ditemukan CFR sebesar 4.7%
mengalami penurunan menjadi 3% di bulan Desember akhir tahun 2020. Pada tahun
2020 bulan Juli ditemukan CFR Covid-19 di Indonesia sebesar 4.7% diikuti dengan
penurunan yang terjadi pada bulan Agustus sehingga CFR menjadi 4.2%, lalu terjadi
penurunan lagi pada bulan September sehingga CFR menjadi 3.7%, pada bulan
Oktober mengalami penurunan CFR dari bulan sebelumnya yaitu sebesar 3.4%,
kemudian pada bulan November ditemukan penurunan CFR menjadi 3.1% dan pada
akhir tahun 2020 yaitu bulan Desember Tahun 2020 terdapat penurunan CFR Covid-
19 di Indonesia Tahun 2020 menjadi 3% (Tanjung, 2021).
 Tabel Cumulative Incidence Covid-19 di Indonesia

Cumulative Incidence atau angka kejadian penyakit Covid-19 dapat diketahui


pada tabel diatas, pada bulan Juli ditemukan Cumulative Incidence Covid-19 di
Indonesia sebesar 0.000598%, kemudian pada bulan Agustus terjadi peningkatan CI
Covid-19 dari bulan sebelumnya yaitu 0.000657%, kemudian pada bulan September
mengalami peningkatan CI Covid-19 di Indonesia sebesar 0.001585%, pada bulan
Oktober mengalami penurunan CI menjadi 0.001163%, kemudian pada bulan
November mengalami peningkatan kembali menjadi 0.001709% dan pada bulan

8
Desember terjadi peningkatan CI menjadi 0.002722% di Indonesia tahun 2020.
Berdasarkan hal tersebut diketahui adanya peningkatan Cumulative Incidence Covid-
19 di Indonesia Tahun 2020 dari bulan Juli menuju Agustus dan dari Agustus sampai
September juga mengalami peningkatan CI. Lalu diikuti dengan penurunan besarnya
CI pada bulan September menuju Oktober sehingga pada bulan Oktober mencapai
0.001163%, kemudian pada bulan Oktober menuju bulan November hingga bulan
Desember mengalami peningkatan CI Covid-19 tahun 2020 di Indonesia (Tanjung,
2021).

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sebagai penyakit infeksi new emerging, Covid-19 memiliki efek yang
pengaruhnya tidak hanya pada sistem perawatan kesehatan, tetapi juga sektor
ekonomi global dan sosio kultural yang tercermin dari perubahan perilaku sosial
masyarakat dunia. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman secara mendalam berbagai
macam aspek terkait dengan pandemi Covid-19. Corona virus disebut dengan virus
zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan ke manusia yang berarti dimana
virus ini menyebar disebabkan oleh hewan dalam penyebarannya membawa patogen
dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular. pada akhirnya hewan tersebut
dikonsumsi oleh manusia sehingga menyebabkan virus ini berpindah dari hewan ke
manusia. Beberapa tipe dari coronavirus diketahui dapat menyebabkan infeksi pada
saluran pernapasan manusia dengan gejala batuk, pilek hingga yang lebih serius
seperti Middle East Respiratory dan Severe Acute Respiratory Syndrome.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diperoleh, penyebaran Covid-19 di
Indonesia pada bulan Juli hingga bulan Desember tahun 2020 mengalami peningkatan
kasus positif, kasus sembuh, kasus meninggal akibat kurangnya tingkat kesadaran
masyarakat terhadap protokol kesehatan dan mengalami penurunan kasus positif,
kasus sembuh serta kasus meninggal Covid-19 pada bulan Oktober tahun 2020.
Angka kejadian penyakit (Cumulative Incidence) mengalami peningkatan pada bulan
Juli, Agustus, September, November, Desember tahun 2020 dan mengalami
penurunan pada bulan Oktober tahun 2020. Case Fatality Rate (CFR) Covid-19 di
Indonesia mengalami penurunan dari bulan Juli sampai Desember tahun 2020.
Faktor penyebab tingginya persentase fatalitas COVID-19 di Indonesia.
Pertama adalah faktor virulensi dari SARS-CoV-2. Kedua adalah faktor kekebalan
tubuh manusia. Orang berusia lanjut dan yang memiliki komorbid (riwayat penyakit
bawaan) seperti penyakit darah tinggi, penyakit jantung, dan penyakit gula (diabetes
melitus) memiliki kecenderungan untuk lebih rentan terinfeksi dan mengalami fase
kritis infeksi Covid-19. Yang ketiga adalah ketersediaan fasilitas kesehatan yang
cukup termasuk didalamnya ketersediaan obat-obatan standar dan alat-alat kesehatan

10
standar sampai dengan tingkat lanjut yang berguna bagi perawatan pasien Covid-19,
serta jumlah tenaga kesehatan yang mencukupi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Juhaina, E. (2021). Penyelidikan Epidemiologi Kasus Covid-19 pada Klaster Perkantoran di


Kabupaten Musi. Electronic Journal Scientific of Environmental Health And
Disease, 2(1), 10-17.

Khaedir, Y. (2020). Perspektif Sains Pandemi Covid-19: Pendekatan Aspek Virologi dan
Epidemiologi Klinik. MAARIF Arus Pemikiran Islam dan Sosial, 15(1), 40-59.

Tanjung, M. S., & Sitepu, R. (2021). Epidemiologi Deskriptif Coronavirus Disease 2019
(Covid-19) di Indonesia ada tahun 2020. Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, 20(2), 179-191.

Sari & Febrianti. (2020). Gambaran Epidemiologi dan Stigma Sosial terkait Pandemi Covid-
19 di Kota Tangerang Selatan tahun 2020. Collaborative Medical Journal (CMJ),
3(3), 104-108

Zayet dkk. (2020). Natural History of Covid-19: back to basics. New Microbe and New
Infect, 38(100815), 1-3.

12

Anda mungkin juga menyukai