Anda di halaman 1dari 5

INDIVIDUAL LEARNING

MIND MAP KEPERAWATAN BENCANA

OLEH :

NI MADE NILA WARSIKI

203221147

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
2021
PENGERTIAN BENCANA TUJUAN MANAJEMEN BENCANA KLASIFIKASI BENCANA

1. Mencegah dan membatasi jumlah korban manusia • Bencana alam


Menurut UU No. 24 Tahun 2007,
bencana adalah peristiwa atau rangkaian 2. Menghilangkan kesengsaraan dan kesulitan • Bencana non alam
peristiwa yang mengancam dan 3. Mengembalikan korban bencana dari daerah atau wilayah • Bencana sosial
mengganggu kehidupan dan penghidupan 4. Mengembalikan fungsi fasilitas umum utama • Kegagalan teknologi
masyarakat yang disebabkan, baik oleh 5. Mengurangi kerusakan dan kerugian lebih lanjut.
faktor alam atau faktor non alam, maupun 6. Meletakkan dasar-dasar yang diperlukan guna pelaksanaan
faktor manusia sehingga mengakibatkan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi
timbulnya korban jiwa manusia kerusakan KLASIFIKASI BENCANA
lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis.
• Kerusakan
• Gangguan Psikologis
BENCANA
PRA BENCANA
PASCA BENCANA
➢ Mitigasi
• Membuat peta wilayah rawan bencana, ➢ Pemulihan (recovery)
pembuatan bangunan tahan gempa, penghijauan Pemulihan psikologis, sosial ekonomi
hutan, serta memberikan penyuluhan dan MANAJEMEN BENCANA budaya Pemulihan fungsi pelayanan
meningkatkan kesadaran masyarakat yang tinggal publik
di wilayah rawan tersebut. Perbaikan lingkungan daerah bencana
➢ Pencegahan TANGGAP Perbaikan sarana dan prasarana umum
Upaya yang dilakukan untuk mencegah ➢ Rehabilitasi (rehabilitation)
terjadinya bencana, bahkan sampai Proses perbaikan dan pemulihan semua
meniadakan bahaya. aspek pemerintahan dan kehidupan
➢ Kesiapsiagaan ➢ Pencarian masyarakat pada wilayah pasca
• Penyusunan dan uji coba rencana ➢ Pertolongan bencana
penanggulangan kedaruratan bencana ➢ Rekontruksi
➢ Peringatan Dini ➢ Penyelamatan
Lingkup pelaksanaan rekonstruksi
➢ Serangkaian sistem untuk menginformasikan ➢ Perlindungan terdiri atas program rekonstruksi fisik
terjadinya suatu peristiwa alam yang dapat dan program rekonstruksi non fisik.
berupa bencana atau tanda alam lainnya.
SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT
DARURAT TERPADU
ORGANISASI PENANGANAN FASE – FASE DALAM SPGDT

▪ BAKORNAS PB (Pusat) : 1. Fase Pra Fasilitas Pelayanan


Wapres Kesehatan (Prehospital Phase)
Pj yankes : Menkes & eselon 1 ▪ SPGDT – S (sehari-hari) : adalah rangkaian upaya − First Responder
pelayanan gawat darurat yang saling terkait yang − Sistem Komunikasi Gawat
▪ SATKORLAK PB Darurat
(Provinsi) : Gubernur dilaksanakan di tingkat Pra Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Prehospital), Fase Dalam Rumah Sakit (Intra hospital), − Transportasi
Pj yankes : Ka Dinkes Provinsi
Fase Antar Rumah Sakit/ antar fasilitas pelayanan 2. Fase Intra Fasilitas Pelayanan
▪ SATKLAK PB Kesehatan (Intra Hospital phase)
kesehatan yang bertujuan agar pasien tetap hidup
(Kab/kota) : 3. Fase antar Fasilitas Pelayanan
Bupati/Walikota Kesehatan
▪ SPGDT – B (bencana) : adalah pelayanan gawat darurat
Pj yankes : Ka Dinkes Kab/Kota − Sistem Rujukan
terpadu sebagai bentuk dari kerjasama antar unit pelayanan
− Organisasi dan Komunikasi
Pra Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Pre-Hospital) dan
Dalam Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Intra-Hospital)
dalam penanganan korban massal yang memerlukan
peningkatan kegiatan pelayanan sehari-hari untuk
menyelamatkan korban sebanyak- banyaknya
TUJUAN TRIAGE
TRIAGE PRINSIP TRIAGE
TRIAGE
1. Mengidentifikasi penderita berdasarkan
Prinsip Triage bersifat segera dan tepat kegawatannya
Berasal dari bahasa Francis waktu, semakin cepat dan tepat waktu 2. Mengelompokkan penderita berdasarkan
yang berarti “pemilahan”. Jadi penanganan korban makan akan segera beratnya cedera yang diprioritaskan
triage adalah proses pemilahan mengatasi masalah dan mengurangi terjadi 3. Menyelamatkan sebanyak mungkin korban
penderita brdasarkan tingkat kecacatan akibat kerusakan organ Dalam dengan penolong yang terbatas dalam
kegawat & kebutuhan akan triage, perawat dan dokter mempunyai situasi bencana
pertolongan life saving batasan waktu (respon time) untuk 4. Membantu prioritas kondisi dalam proses
mengkaji keadaan dan memberikan evakuasi korban sesuai kegawatan
intervensi secepatnya yaitu ≤ 10 menit. 5. Membantu perawat dalam prioritas tindakan
berdasarkan kegawatan
6. Mengkaji data keadaan pasien secara
TRIAGE
KETENAGAAN

TEORI
DAN
FILOSOFI
TRIAGE PADA MASA PANDEMI COVID 19
TRIAGE

Indikator tingkat kegawatdaruratan berdasarkan penilaian


primary survey yang terdiri atas airway, breathing,
circulation, disability exposure dan penilaian tingkat
virulensi pasien berdasarkan indikator EWS Screening
Covid-19
PERAN PERAWAT DALAM PELAYANAN
GAWAT DARURAT
KOMPETENSI PERAWAT GAWAT
PENGERTIAN PERAWAT GAWAT DARURAT BERDASARKAN
DARURAT
Pemberi pelayanan kesehatan EMERGENCY NURSING ACOCIATION
(direct care provider)
Manager klinis (leadership)
Pendidik (educator)
Keperawatan gawat darurat Peneliti (researcher)
adalah pelayanan Praktik kolaboratif
keperawatan profesional
yang diberikan kepada Fungsi diagnostik
pasien dengan kebutuhan Pemberian intervensi
terapeutik
mendesak dan dalam
Manajemen efektif
kondisi kritis.
Pengorganisasian peran kerja
Peranan penolong

ASPEK LEGAL ETIK DALAM PELAKSANAAN


PERAWAT GAWAT DARURAT

1. Undang undang penanggulangan bencana nomor 24 tahun 2007 dalam Bab I


Tentang ketentuan umum Pasal 1 Ayat (10)
2. Undang undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 Pasal 32 Ayat (1)
3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam Bab II Pasal 4
4. Dalam Undang undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1 Ayat (1) Rumah Sakit
5. Kepmenkes RI Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001 Tentang Registras i dan Praktik
Keperawatan, Pasal 20

Anda mungkin juga menyukai