Anda di halaman 1dari 61

Disampaikan pada : Webinar Nasional

Respirasi Distress Manajemet dan Disaster & Trauma Manajemet


DPK PPNI IMDS 1 - Pondok Gede, 22 - 23 Januari 2022
Welas Riyanto
Ketua Umum DPP HIPGABI

Madiun, 12 Januari 1970

Koordinator Pelayanan RSUP Fatmawati

Akper As-Syafi’iyah Bekasi


S1 Keperawatan FIK – UI
S2 Keperawatan Medikal Bedah FIK - UI

welasriyanto@gmail.com

08176307707
Out line
01 Pendahuluan

02 Disaster / Bencana

03 Jenis triage

04 Dokumentasi
HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA
(Indonesian Emergency and Disaster Nurses Association – IEDNA)
FAKTA

6
ANALISIS SITUASI
BENCANA ALAM
BENCANA NON ALAM BENCANA SOSIAL
Gempa bumi, tsunami, gunung meletus, Gagal teknologi, kebakaran, Konflik, Teror, Bom, dll
banjir, kekeringan, angin topan,
tanah longsor dll epidemi dll

KEGAWATDARURATAN
SEHARI-HARI

Kecelakaan Lalin, laut, udara


Tawuran, Demo
Kegawatdaruratan kesehatan, Sumber: Antara

dll
KERANGKA KONSEP PENGEMBANGAN PELAYANAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN BENCANA

PEMANTAPAN

MUTU PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT


PENGUATAN TENAGA
TIM KEPERAWATAN SBG
TIM KESEHATAN
KESEHATAN

& BENCANA MENINGKAT


PENGEMBANGAN
KURIKULUM &MODUL
TENAGA EMERGENCY &
MEDIS INPUT DISASTER
MASYARAKAT

•PROPORSI >> NURSING


•FRONT LINE
PENINGKATAN
WORKERS KEMAMPUAN
TENAGA •PELATIHAN << PERAWAT DALAM
KEPERAWATAN •KOMPETENSI E&D
(PERAWAT & BIDAN) GADAR <<
•PERAN,FUNGSI, PENGEMBANGAN
MODEL PUSAT
KEWENANGAN
PELATIH
TANGGUNGJAWAB AN E & D NURSING
TENAGA KES.LAIN GADAR &
/NON KESEHATAN BENCANA << PENGEMBANGAN
SISTEM BIMTEK
(CLINICAL SUPERVISION)

PENGEMBANGAN
BNPB/ KURIKULUM SISTEM
DIKWAT
BPBD
PEMANTAPAN
Kamar
Jenazah

1. Medical support

2. Management Support

Ruang
Rawat
Biasa
Definisi Bencana (1)

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa


yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh
sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU
24/2007)

10
Definisi Bencana (2)

Suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu


masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas
pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau
lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat
yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan
sumberdaya mereka sendiri.
(ISDR, 2004)
11
JENIS BENCANA
(UU 24/2007 Tentang Penanggulangan Bencana)

ALAM

BENCANA NON ALAM DAMPAK KESEHATAN

SOSlAL

SDM KESEHATAN
Bencana Alam :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam antara lain berupa gempabumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, dan tanah longsor

13
Bencana non-Alam :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam
yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, Epidemi, Da
Wabah Penyakit. COVID 19

Bencana Sosial :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror.

14
DAMPAK PERMASALAHAN KESEHATAN

Korban luka/cacat Korban meninggal Infrastruktur & Faskes rusak Pengungsi

v Obat dan bahan habis pakai, Alat kesehatan


v Alat transportasi (Ambulans, Mobil klinik, perahu karet, motor URC, kendaraan ops.) PERLU
v Alat komunikasi (HT, RIG, HP satelit) PERAN SERTA
v RS lapangan dan SDM Kes trampil (Manajemen Bencana, ATLS, dll) MASYARAKAT
v Alat dan bahan sanitasi termasuk air bersih (water purifier, PAC, insektisida, dll) (Swasta, Akademisi)
v Sarana penunjang lain (gen set, tenda lapangan, kantong jenazah dll)
PENANGGULANGAN BENCANA
Pemerintah BNPB

Pemerintah BNPB Tingkat


Provinsi Provinsi

Pemerintah BNPB Tingkat


Kab/Kota Kab/Kota
SIKLUS PENANGGULANGAN BENCANA
Kejadian
Bencana
(Disaster impact)

Kesiagaan Tanggap darurat


(acute response)
(preparedness) TAHAP
Bbrp jam s/d 2 mg
TANGGAP
DARURAT

Mitigasi TAHAP Pemulihan


PRA (recovery)
(Mitigation) BENCANA TAHAP
PASCA 2 mg s/d 3 bulan
BENCANA

Pencegahan Rekonstruksi
(prevention) (reconstruction/rehabilitation)

3 bulan s/d 3 th
PERAN & FUNGSI PERAWAT GADAR
TAHAP RESPON
Diagnosa
Pengkajian Pelaksanaan Evaliasi Report
Rencana
Triase/retriage tindakan analisa Record
Tindakan

1. TRIASE DAN RE-TRIASE


2. MELAKUKAN PENGKAJIAN GAWAT DARURAT
3. PENETAPAN MASALAH
4. PERENCANAAN
5. PELAKSANAAN TINDAKAN
6. EVALUASI DAN ANALISA
7. PENCATANAN DAN PELAPORAN
1 UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA

1. PRA BENCANA
(Pencegahan, Mitigasi dan Kesiapsiagaan)
v Penyusunan peta rawan bencana
v Penyusunan standar ketenagaan, sarana dan pembiayaan
v Penempatan tenaga kesehatan disesuaikan dengan situasi
wilayah setempat (kerawanan terhadap bencana)
v Pemberdayaan tenaga kesehatan di sarana kesehatan khususnya
Puskesmas dan RS, terutama di daerah rawan bencana
v Pembentukan Tim Reaksi Cepat (BSB / Brigade Siaga Bencana)
v Pelatihan-pelatihan teknis dengan metode simulasi/gladi
2 UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA

2. SAAT BENCANA
(Tanggap Darurat)
Ø Mobilisasi SDM Kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan kesehatan
Ø Pengorganisasian SDM kesehatan dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan
Ø Koordinasi pengiriman tenaga sesuai dengan
kebutuhan
SISTEM
RUJUKAN

DAERAH BENCANA
PRINSIP PELAYANAN KESEHATAN SAAT BENCANA

The right patient to the right hospital by the right


ambulance at the right time through the right route

Penanganan dengan triase bencana  pemilihan


pasien yang tepat

Tidak menerapkan sistem rujukan berjenjang  langsung ke


fasyankes yg tepat

Menggunakan ambulans gawat darurat

Respon time yang cepat dan pemilihan jalur evakuasi


yg tepat
3 UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA

3. PASCA BENCANA
(Pemulihan/Rehabilitasi & Rekonstruksi)
v Upaya pemulihan SDM Kesehatan melalui
pendampingan pelayanan kesehatan
v Rekruitmen SDM Kesehatan untuk peningkatan
upaya penanggulangan masalah kesehatan
akibat bencana pada masa yang akan datang.
Dampak Pasca Bencana

Kerusakan Korban Jiwa dan Terjadi Trauma pada


Infrastruktur (Sarana Permasalahan Nakes dan Nakes
Prasaran) Kesehatan yang belum aktif

Butuh Dukungan
Penugasan Khusus
Beban Kerja Tinggi Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan
(SDMK)
Pendahuluan

TRIAGE
Berasal dari kata Perancis : Trier.
Artinya : Memprioritaskan / memilah.

Tujuan
Memprioritaskan pasien berdasarkan :
1. Tingkat kegawatan
2. Angka harapan hidup
3. Ketersediaan sumber daya
Hakikat Triage

v Triage Adalah Proses khusus Memilah dan


memilih pasien berdasarkan beratnya penyakit
menentukan prioritas kegawat daruratan serta
prioritas transportasi. artinya memilih
berdasarkan prioritas dan penyebab ancaman
hidup.
v Dilakukan oleh triage officer terlatih.
v Triage tidak disertai tindakan.
Hakikat Triage…………)

q Triage dilakukan berdasarkan :


Ø Airway, Breathing, Circulation, Disability dan
exposure (mengancam nyawa)
Ø Berat cedera
Ø Jumlah pasien
Ø Sarana kesehatan yang tersedia
Ø Harapan hidup skala/prioritas  yang lebih tinggi
Jika ragu, tentukan
Triage tidak mudah atau tidak simple
Triage yang sebenarnya sangatlah
komplek dan comprehensif
TRIAGE
Sesuatu Yang Menarik, Tantangan Subspesialis
Dari Perawatan Emergensi
Perawat Yang Memimpin Triage
Punya kewenangan perawat utk mentriage pasien secara independen
perawat triage membuat keputusan akhir dari triage
hanya perawat yang memiliki pelatihan khusus yang diijinkan
melakukan triage
Mengapa harus seorang perawat khusus
yang terlatih yang diijinkan melakukan triage ?
Tanggung jawab etik

v Setiap pasien memiliki hak yang sama untuk


mendapatkan pelayanan dalam proses
triage

v Keputusan triage kehidupan pasien


tergantung pada keputusan triage yang kita
buat
•Pra Hospital

•Intra Hospital
January 23, 2022 32
SIT (SINGLE TRIASE = TRIAGE PASIEN TUNGGAL)

Immediate Tindakan langsung

Urgent Tindakan secepatnya

Pasien
Non Urgent Tindakan dengan persiapan

Meninggal Kamar mayat


START (SIMPLE TRIAGE AND RAPID TREATMENT)

v Prinsip mengatasi pasien dengan ancaman nyawa, jalan nafas


tersumbat, perdarahan masif.
v Korban dalam jumlah banyak
v Triage officer dapat lebih dari 1 orang.
v Lama START < 60 detik/pasien.
v Dikelompokkan dalam 4 kategori :

v Prioritas pada kelompok merah


START (SIMPLE
TRIAGE AND
RAPID
TREATMENT
Langkah :
1. Panggil korban dan minta ke arah aman (hijau)
2. Check pernafasan (yang tidak bisa berjalan) : tidak
ada pernafasan (manuver)/manuver tak respon
(decease); > 30 x/menit (merah); < 30 x/menit
lanjutkan langkah ketiga .
3. Check sirkulasi (korban RR < 30 x/menit); > 2
second (merah); < 2 second lanjutkan check
mental status.
4. Jika check status mental “can’t follow”...> merah;
“can follow”....> kuning/delay
SAVE
(Secondary Assessment Of Victims Endpoint)

q Dilakukan pada korban bencana, jumlah korban luar biasa, jauh melampaui
kapasitas tersedianya SDM, sarana serta jauh dari fasilitas rumah sakit.
q Kategori korban :
v Korban – korban yang akan meninggal dengan apapun yang kita
lakukan (Unsalvageable = kemungkinan meninggal).
v Korban – korban yang akan hidup dengan apapun yang kita lakukan
(Immediate = kemungkinan hidup).
v Korban – korban yang akan mendapat tindakan – tindakan yang
dilakukan dengan sarana yaang terbatas di lapangan (Delayed = dapat
ditunda pelayanannya).
Triasae Intra Hospital

KATAGORI TRIAGE

1. Triase Amerika Serikat (Emergency Severity Index/ESI)


2. Triase Inggris dan sebagian besar Eropa (Manchester
Triage Scale)
3. Triase Kanada (Canadian Triage Acquity System/CTAS)
4. Triase Australia (Australia Triage System/ATS)
Triage Scale

ESI MTS CTAS ATS


HIPGABI, Bersatu, Berkualitas, Sejahtera
KATAGORI TRIASE
LEVEL WARNA LEVEL
KRITERIA ATS
ESI MTS CTAS
SEGERA MENGANCAM
LEVEL I MERAH RESUSITASI
NYAWA
LEVEL II ORANGE EMERGENSI MENGANCAM NYAWA
POTENSI MENGANCAM
LEVEL III KUNING UREGEN
NYAWA
LEVEL IV HIJAU SEMI URGEN SEGERA
TIDAK
LEVEL V BIRU TIDAK SEGERA
SEGERA
ATS
Australia Triage Scale

v Berbasis layanan darurat di seluruh Australia dan Selandia Baru.


v Semua pasien yang datang ke unit gawat darurat harus di triase.
v Oleh tenaga terlatih dan perawat berpengalaman.
v Penilaian triase dan kode ATS dialokasikan harus dicatat.
v Perawat triase harus memastikan penilaian ulang terus menerus
dari pasien yang menunggu, dan, jika gambaran klinis perubahan,
pengulangan triase pasien disesuaikan.
TRIASE DI INDONESIA
KARS 2012  ATS (Triase 5-level)
JCI  Triase 5-level

Waktu respon
Level Deskripsi
maksimal
ATS 1 Kondisi mengancam jiwa Segera
Kondisi serius berpotensi
ATS 2 10 menit
mengancam jiwa
Kondisi mungkin berkembang
ATS 3 30 menit
serius
ATS 4 Gejala berkepanjangan 60 menit
Kondisi kronis dengan gejala
ATS 5 120 menit
minor
TRIASE DI INDONESIA (ATS)
ATS 1 ATS 2 ATS 3 ATS 4 ATS 5
• Henti • Risiko jalan • Hipertensi • Perdarahan • Nyeri
jantung napas yang berat ringan minimal
• Henti berbahaya • Dehidrasi • Muntah • Gejala
napas • GCS < 13 • Trauma atau diare minor
• GCS < 9 • Demam ekstremitas tanpa • Luka minor
• Risiko dengan sedang dehidrasi
sumbatan tanda- • Risiko • Trauma
jalan napas tanda menyakiti ekstremitas
• Gangguan letargi diri sendri minor
perilaku • Perilaku/ps • Nyeri
berat ikiatrik: sedang
dengan kasar/agre
ancaman sif
segera
terhadap
kekerasan
ATS 1
Penilaian dan pengobatan simultan Segera

v Gagal jantung
v GangguanPernapasan
v Sumbatan jalan napas
v Frekuensi Pernapasan <10/min
v Distres pernapasan berat
v Tekanan darah <80 (dewasa) atau syok pada anak /
bayi
v Tidak responsif atau hanya respon nyeri (GCS <9)
v Kejang berkelanjutan / kejang berkepanjangan
v IV overdosis dan tidak responsif atau hipoventilasi
v Gangguan perilaku berat dengan ancaman langsung
kekerasan berbahaya
ATS 2
Penilaian dan pengobatan dalam waktu 10 menit
q Risiko gangguan jalan napas - stridor parah atau mengeluarkan air liur dengan
distres
q Distres pernapasan berat
q Peredaran kompromi
q Berkeringat atau belang-belang kulit, perfusi yang buruk
q HR <50 atau> 150 (dewasa)
q Hipotensi dengan efek hemodinamik
q Kehilangan darah yang parah
q Nyeri dada seperti gangguan jantung umumnya
q Nyeri hebat - menyebabkan
q BSL <2 mmol / l
q Mengantuk, respon penurunan penyebab (GCS <13)
q Hemiparesis akut / disfasia
q Demam dengan tanda-tanda kelesuan (semua usia)
q Asam atau splash alkali untuk mata - membutuhkan irigasi
q Trauma multi besar (yang membutuhkan respon
cepat tim terorganisir)
q Trauma lokal berat - patah tulang besar, amputasi
q Riwayat resiko tinggi
q Meminum obat penenang beracun yang signifikan
atau
q Signifikan / berbahaya envenomation
q Nyeri berat pada kehamilan ektopik
q Perilaku / Psikiatri:
o Kekerasan atau agresif
o Ancaman langsung terhadap diri sendiri atau orang lain
o Membutuhkan atau telah diperlukan menahan diri
o Agitasi atau agresi berat
ATS 3
Penilaian dan memulai pengobatan dalam waktu 30’
v Hipertensi berat
v Kehilangan cukup banyak darah - apapun penyebabnya
v Sesak napas sedang
v Saturasi O2 90 - 95%
v BSL> 16 mmol / l
v Kejang (sekarang waspada)
v Demam pada pasien dengan imunosupresi misalnya pasien onkologi,
steroid Rx
v Muntah terus-menerus
v Dehidrasi
v Kepala cedera dengan LOC singkat-sekarang waspada
v Nyeri sedang sampai berat - apapun penyebabnya, yang
membutuhkan analgesik
v Nyeri dada non-jantung keparahan dan mungkin mob
v Nyeri perut tanpa efek berisiko tinggi - mod parah atau pasien usia>
65 tahun
v Cedera ekstremitas Moderat - deformitas,
laserasi yang parah, luka lecet.
v Limb - sensasi diubah, periode tak ada nadi
v Trauma – riwayat dengan penyakit berisiko tinggi
tanpa risiko tinggi lainnya
v Neonatus stabil
v Anak beresiko
v Perilaku / Psikiatri:
o Sangat tertekan, risiko menyakiti diri
o Psikotik akut atau disorder penuh
o Situasional krisis, merugikan diri dengan sengaja
o Gelisah / menarik diri / berpotensi agresif
ATS 4
Penilaian dan memulai pengobatan dalam waktu 60’
q Perdarahan ringan
q Aspirasi Benda asing, tidak ada gangguan pernapasan
q Cedera dada tanpa rasa sakit tulang rusuk atau gangguan pernapasan
q Kesulitan menelan, tidak ada gangguan pernapasan
q Cedera kepala ringan, tidak kehilangan kesadaran
q Nyeri sedang, beberapa faktor resiko
q Muntah atau diare tanpa dehidrasi
q Peradangan mata atau benda asing - penglihatan normal
q Trauma ekstremitas Minor - pergelangan kaki terkilir, patah tulang mungkin,
laserasi robek yang membutuhkan tindakan atau intervensi - tanda-tanda vital
normal, nyeri rendah / sedang
q Nyeri kepala, tanpa gangguan neurovaskular
q Bengkak "panas" pada sendi
q Nyeri perut non-spesifik
q Perilaku / Psikiatri:
§ Semi-mendesak masalah mental kesehatan
§ Berdasarkan pengamatan dan / atau tidak ada risiko segera untuk diri sendiri atau
orang lain
ATS 5
Penilaian dan mulai pengobatan dalam waktu 120’

v Nyeri minimal dengan tidak ada fitur berisiko tinggi


v Riwayat penyakit dengan risiko rendah dan sekarang
asimtomatik
v Gejala kecil penyakit stabil yang ada
v Gejala kecil dengan kondisi yang tidak berbahaya
v Luka - lecet kecil, lecet ringan (tidak memerlukan jahitan)
v Dijadwalkan kembali meninjau misalnya luka, perban yang
kompleks
v Imunisasi
v Perilaku / Psikiatri:
Ø Dikenal pasien dengan gejala kronis
Ø Sosial krisis, baik pasien klinis
MERAH
RESUSITASI

POLIKLINIK
KUNING  OBSERVASI
(dengan kegawatan)
SURGICAL  RAWAT / IW
 RUJUK
 PULANG
KUNING  KAMAR
PASIEN JENAZAH
TRIASE RESPIRASI
DATANG

KUNING
PENDAF NON
TARAN RESPIRASI

HIJAU
NON  PULANG
GAWAT
KENDALA PENERAPAN ATS
(Triase 5-level) di Indonesia
Penerapan triase 5-level hanya visible dilakukan di
IGD RS rujukan atau rumah sakit pendidikan.
Penerapan triase 5-level menjadi terlalu kompleks
dan kurang efektif jika diterapkan di IGD RS
daerah/tipe C.
Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
1. Sistem dokumentasi belum terintegrasi
2. Sumber daya : tenaga kesehatan dan fasilitas
sangat terbatas
DOKUMENTASI TRIASE

1. Tanggal dan jam pemeriksaan


2. Nama petugas triase
3. Diagnosis utama
4. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan masalah saat
ini
5. Alokasi berdasar kategori triase
6. Waktu dan alasan dilakukan re-triase ulang
7. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan

(KARS, 2012)
Contoh
Formulir Triase
PELAYANAN PRIMA

PASIEN SAFETY
January 23, 2022

Anda mungkin juga menyukai