Anda di halaman 1dari 26

Pengkajian Pasien

Paliatif
Oleh : Hanifah, S.Kep.,
Ns., M.Kep
Perawatan Suportif & Paliatif

Meringankan gejala dan mengurangi


Tujuan
distress psikososial yang dialami oleh
pasien dan keluarga
Kualitas hidup 1. Fisik
dipengaruhi 2. Psikologis
oleh : 3. Distress spiritual
4. Emosional
5. sosial
Pengkajian Holistik
• Pengkajian secara komprehensif dan multidimensional
• Multidimensional, mengenal kontribusi berbagai dimensi
terhadap ekspresi gejala dan keluhan yang dialami pasien
sehingga intervensi menjadi lebih tepat dan maksimal
Instrumen Pengkajian Status Fungsional
• Status fungsional predictor independen terhadap kemampuan
pasien untuk bertahan hidup.
• Instrumen tentang prognosis pasien yaitu :
1. Instrumen The Karnfosky Performance Scale (KPS)
2. Instrumen The Eastern Cooperative Oncology Group
(ECOP), pengkajian fungsi fisik pasien kanker
• Instrument the Edmonton Functional Assessment Tool,
• Instrument the Edmonton Functional Assessment Tool,
Untuk menilai status fungsional dan mengevaluasi factor-factor
lain yang berkontribusi.
• The instrumental Activity Daily Living, menilai kemampuan
aktifitas sehari-hari
Pengkajian Fungsi Fisik
1. Pengkajian nyeri
2. Pengkajian Dispnea
3. Pengkajian Fatik
4. Pengkajian Delirium
1. Pengkajian nyeri, riwayat nyeri pasien paliatif.
Metode SOCRATES (Simon dalam Hughes, 2012)
S : site of pain, daerah mana nyeri dirasakan? Apakah ada nyeri otot atau sendi
O : onset, kapan terjadi, bagaimana nyeri terjadi, kondisi yang memicu,
apakah nyeri berubah dalam kurun waktu selama kejadian.
C : character, tipe dan pola nyeri (terus menerus atau hilang timbul)
R : radiation, adakah penyebaran nyeri
A : associated features, apakah nyeri disertai gejala lain (mual)
T : timing/pattern, nyeri semakin parah pada waktu tertentu, nyeri terjadi saat
melakukan aktifitas (bergerak)
E : exacerbating and relieving factors, factor nyeri semakin memburuk atau
nyeri menjadi berkurang
S : severity, apakah derajat nyeri berubah selama kurun waktu kejadian
Instrumen pengkajian nyeri menggunakan skala
rating :
1. The Numerical Rating Scale (NRS)
2. The Visual Analog Scale (VAS)
3. The Verbal Rating Score
4. Body Chart.
Instrument Kelompok Khusus
Assesment of Discomfort in Dementia (ADD) Demensia
Behavioural Pain Scale (BPS) Intensive care, dewasa yang tidak
sadar
Cheklist of Nonverbal Pain Indicators (CNPI) Demensia
Critical Care Pain Observation Tool (CPOT) Intensive care, dewasa yang tidak
sadar
Doloplus 2 Demensia, perawatan paliatif
Nursing Asistant-Administered instrument to Assess Pain Demensia
in Demented Indiviuals (NOPPAIN)
Pain Assessment Scale for Seniors with Limited Ability to Demensia
Communicate (PACSLAC)
Pain Assesesment in Advanced Dementia (PAINAD) Demensia
2. Pengkajian Dispnea
 Visual analog scale (VAS)
 Numerical rating scale (NRS), 0 = tidak dyspnea, 10 =
sangat berat (Kamal, Maguire, Wheeler, Currow &
Arbernethy, 2011)
 Modified Borg Scale (intensitas dyspnea)
 The Medical Research Council Dyspnea Scale dan
Baseline Dispnea Index (BDI) untuk menilai status
fungsional dyspnea.
Pengkajian Dispnea
 The Memorial Symptom Assessment Scale dan Edmonton
Symptom Assessment Scale (ESAS).
 The Cancer Dyspnea Scale, Tanaka, instrument pengukuran
dyspnea khusus pasien kanker, 12 item.
 The Respiratory Distress Observation Scale (RDOS)
3. Pengkajian Fatik
Kriteria untuk menetapkan diagnosis fatik yang berhubungan
dengan kanker :
 Gejala fatik yang dirasakan hampir setiap hari dalam kurun
waktu 2 minggu terakhir
 Menyatakan akan adanya kelemahan yang bersifat umum atau
tungkai terasa berat.
 Kemampuan berkosentrasi ataupun perhatian semakin
berkurang
 Menurunnya motivasi atau keinginan untuk melakukan
kegiatan rutin
 Insomnia atau hypersomnia.
 Pasien merasa tidak segar saat terbangun dari tidur
 Mengalami kesulitas untuk mengatasi kondisi ketidakaktifan
 Ditandai dengan reaktif emosional yang mengakibatkan pasien
merasa fatik seperti kesedihan, frustasi, dan iritabilitas.
 Mengalami kesulitan untuk menyelesaikan aktifitas rutin
rumah tangga.
 Mengalami masalah terkait memroti jangka pendek.
 Merasakan ketidaknyaman dalam beberapa jam setelah
melakukan latihan fisik atau aktifitas.
Instrumen Pengkajian Fatik :
 The Multidimensional Assessemen of Fatigue
 The symptom distress scale
 The fatigue scale
 The fatigue observation checklist
 Visual analog scale untuk fatigue
Faktor yang mempengaruhi fatik :
 Faktor personal : usia, status perkawinan, status menopause,
income dan jaminan kesehatan.
 Faktor psikologis : status mental dan emosional (depresi,
ketakutan, kecemasan, distress)
 Faktor yang berhubungan dengan perawatan : jumlah dan
kedekatan atau keterikatan dengan para pendamping, penjaga
orang sakit, perhatian perawat
 Faktor yang berhubungan dengan penyakit : stadium penyakit,
penyakit penyerta, anemia, nyeri, dyspnea, kontinensia, pola
tidur dan hal yang menghambat tidur, perubahan status nutrisi,
Faktor yang mempengaruhi fatik :
 Faktor yang berhubungan dengan pengobatan : berbagai
efek yang berhubungan dengan pengobatan seperti :
pembedahan, kemoterapi, radiasi (reaksi kulit). Polifarmasi,
perubahan sensasi pengecapan dna perubahan fisiologis
yang bersifat permanen.
4. Pengkajian Delirium
Gambaran klinis delirium :
 Adanya perubahan tingkat kesadaran dan kewaspadaan
 Adanya perubahan tingkat perhatian
 Secara klinis kejadiannya dapat berlangsung secara cepat dan
berfluktuasi, dan timbulnya gejala yang tiba-tiba dan tidak
dapat diperkirakan
 Disorientasi
 Perubahan kognitif : gangguan memori
 Terjadi peningkatan atau penurunan aktifitas motoric
Gambaran klinis delirium :
 Terjadi perubahan siklus tidur dan terjaga
 Gejala terkait mood seperti depresi dan mood yang labil
 Gangguan persepsi seperti halusinasi, ilusi
 Proses fikir yang tidak terstruktur dan terorganisir dengan baik
 Berbicara tidak koheren
 Kemungkinan ditemukan gejala terkait gangguan saraf (tremor)
 Inouye, diagnosis delirium harus didasarkan pada monitoring
pasien ditempat tidur yang dilakukan secara cermat dan teliti
mengacu pada 4 gambaran umum delirium yaitu : kejadian yang
sifatnya akut dan berfluktuatif, menurunnya perhatian, proses
pikir yang tidak terorganisir, dan perubahan tingkat kesadaran
(Close & Long, 2012)
 Instrumen skrining (untuk mengidentifikasi adanya kondisi lain
seperti demensia) :
1. The NEECAM Confusion Scale, memonitor kondisi akut
pada lansia.
2. The Nursing Delirium Screening Scale
3. The Confusion Assessment Method (CAM), instrument untuk
mengidentifikasi delirium secara cepat
Pengkajian Psikologis
 Pengkajian kecemasan dan depresi
Instrument The Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS),
untuk mengukur tingkat distress psikologis pasie
Pengkajian Spiritual
1. Metode FICA, oleh Puchalski (1998 dalam matzo & Sherman,
2010) :
F: Faith, keyakinan
I : Influence, pengaruh keyakinan terhadap keputusan pengobatan
C: Community, komunitas atau kelompok yang memiliki
karakteristik yang sama
A: Addressing spiritual concerns, cara mengatasi isu-isu spiritual
yang dialami pasien
2. Metode SPIRIT, oleh Highfield (2000 dalam matzo & Sherman,
2010) :
S : spiritual belief system, sistem kepercayaan spiritual
P : personal spirituality, spiritualitas individu
I : integration with a spiritual community, integrasi dengan
komunitas spiritual
R : ritualised practices and restrictions, ritual yang dijalankan dan
pantangan yang diyakini
I : implication for medical care, dampak terhadap perawatan dan
pengobatan.
T : terminal events planning, perencanaan tentang kejadian yang
akan terjadi pada masa menjelang akhir kehidupan
Pengkajian Budaya
 Latar belakang nilai dan kepercayaan yang dianut, kebutuhan harapan dan
impiannya.
 Pengetahuan mengenai budaya dalam kelompok
 Tempat kelahiran pasien
 Pengalaman migrasi pasien
 Identitas budaya atau etnis pasien
 Mengidentifikasi pembuat keputusan
 Menelusuri bahasa utama dan bahasa kedua yang digunakan pasien
 Gambaran pola komunikasi
 Kaji tentang nilai dan upaya untuk menggunakan terapi
komplementer
Pengkajian Prognosis
 Prediksi mengenai sesuatu yang akan terjadi sebagai hasil proses
pengobatan atau intervensi mengenai perkembangan penyakit seseorang
yang didasarkan pada pengetahuan kedokteran ( Chai, Meier, Morris &
Goldhirsch, 2014)
 Pasien dan keluarga mengambil keputusan pengobatan dan perawatan
didasarkan pada persepsi mereka mengenai prognosis penyakit pasien.
 Prognosis dapat membantu mengembangkan rencana perawatan
 Informasi prognosis pasien dapat memberikan gambaran pada pasien
mengenai kemungkinan yang akan terjadi.
Terimakasih
Wassalamu’alaikum, WR. WB

Anda mungkin juga menyukai