Anda di halaman 1dari 29

KONSEP MANAJEMEN NYERI

PADA PASIEN PALIATIF


TOPIK
 Pengawasan dan pemantauan konsumsi
analgesik pada klien paliatif
 Manajemen nyeri non farmakologis
Mempertahankan
hubungan pasien
dengan orang
sekitar/ orang
terdekat

Mempertahan
kan aktifitas Kontrol tanda
harian secara dan gejala
normal dari penyakit
Paliative yang diderita

care

Memaksimalkan kualitas
hidup pasien sampai pasien
menjelang ajal/kematian
PEACEFULL END OF LIFE
 Terapi paliative ditujukan untuk pasien
dengan penyakit yang sudah tidak berespon
terhadap pengobatan.

 Perawatan paliative bertujuan untuk


membuat pasien berada dalam kondisi yang
nyaman dan mencegah pasien menderita
pada akhir kehidupannya

 Penanganan nyeri menjadi bagian penting


dari keperawatan paliative
 Pasien paliative mempunyai ketakutan
tersendiri dengan nyeri yang dialaminya

 Nyeri merupakan pengalaman subyektif


seseorang

 Nyeri dalam tingkatan tertentu akan


membuat seseorang terganggu mental dan
fisiknya  seseorang akan mengalami
kelelahan, dan tidak mempunyai energi 
buruknya kualitas hidup
Fisik

Psikologis Nyeri Sosial

Spiritual
 Nyeri  perasaaan sensori dan emosional
yang tidak menyenangkan yang dialami oleh
seseorang karena kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial

 Nyeri terjadi pada 40 – 80% pasien dengan


penyakit progresive

 Sekitar 50% pasien kanker mengalami nyeri


pada 3 tempat atau lebih
JENIS NYERI YANG DIALAMI PASIEN
KANKER
 Penyakit primer yang dialami (ex. sel kanker
metastase ke tulang, pembesaran hepar)

 Komplikasi dari penyakit primer (ex. Ulkus


peptikum, emboli pulmo)

 Berhubungan dengan fungsi tubuh


keseluruhan (ex. Nyeri otot)
PENYEBAB NYERI PADA PASIEN
DENGAN KANKER
Nyeri karena Infiltrasi organ Tulang
kanker (70%) Saraf
Hepar
Usus
Efek jarak jauh Neuropati
(remote effect) Miopati
Nyeri karena terapi Radiasi Fibrosis
kanker yang Neuropati
dijalani (25%) Limfodema
Pembedahan Nyeri insisi
Kemoterapi Neuropati
Nekrosis
Poliartritis
Nyeri yang tidak nyeri tulang
berhubungan belakang
dengan kanker Osteoartritis
(5%) Neuropati perifer
WHO ANALGESIC LADDER

Digunakan untuk guideliness


(panduan) mengatasi nyeri
WHO ANALGESIC LADDER
Adjuvant ??

Non opioid ??

Opioid ??
PRINSIP DASAR
Analgesik harus Jika satu obat tidak dapat
mengontrol nyeri, maka
diberikan secara lanjutkan ke tahap (step)
selanjutnya, daripada
teratur, biasanya mencoba satu obat dan masih
diberikan per oral dalam tahap yang sama

Gunakan terapi
adjuvant untuk
indikasi spesifik
Terapi Adjuvant bukan digolongkan

adjuva
dalam analgesik primer, tetapi
bisa mengurangi nyeri yang
terkadang tidak berkurang
dengan penggunaan analgesik

nt

Terapi adjuvant  terapi tambahan

Ex. Steroid (dexamethasone,
prednisone, metilprednisolon), anti
depresant, anti-epileptik,
antispasmodik
TERAPI ADJUVANT PADA MANAJEMEN
NYERI
Indikasi Obat
Nyeri neuropati Amitriptyline, gabapentin,
clonazepam,
dexamethasone
Nyeri neuropati (yang tidak Ketamine
berespon pada pengobatan
di atas)

Obstruksi bowel Hyoscine butylbromide,


ocreotide
Nyeri karena metastase ke Pamidronate, zolendronate,
tulang dexamethasone
PILIHAN ANALGESIK

Non Paracetamol (analgesik dan


antipiretik), analgesik untuk


mengurangi nyeri ringan hingga

opioid
sedang  hepatotoksik jika
overdosis


NSAID (non steroid anti-inflammatory
drugs)  untuk nyeri sedang hingga berat

Ex. Aspirin, ibuprofen, diclofenac,
naproxen  gastrointestinal dan renal
toksisitas jika overdosis
ANALGESIK

Opioi ●


Codein (untuk nyeri ringan hingga
sedang)
Weak opioid

d

Efek samping  nausea (mual),
vomitting (muntah), konstipasi, sedasi


Dosis maks 240 mg/24 jam

Ceiling dose  harus lanjut step 3

Ceiling dose  fenomena dimana obat
mencapai efek maksimal, sehingga
menaikkan dosis obat tidak akan efektif
CON’T

Opioi ●


Morphin  untuk nyeri sedang hingga
berat
Strong opioid

d

Efek samping  sedasi, nausea,
vomiting, halusinasi, delirium, confusion


Ex. Oxycodone,
fentanyl, methadone
PRINSIP KOMUNIKASI TENTANG
PENGOBATAN OPIOID
 Ketika menjelaskan mengenai pengobatan
yang akan dilakukan (strong opioid),
tanyakan pendapat pasien mengenai:

 Kecanduan /adiksi
 Toleransi

 Efek samping

 Ketakutan pasien mengenai

“pengobatan yang diberikan berarti


dengan kematian” (treatment implies
dying)
 Jelaskan secara verbal dan tulisan mengenai
terapi strong opioid untuk pengobatan
pasien:

 Kapan dan mengapa strong opioid digunakan


untuk mengobati nyeri
 Opioid tidak menimbulkan ketergantungan jika

penggunaannya tepat
 Seberapa efektive opioid digunakan untuk

pengobatan nyeri
 Efek samping dan tanda-tanda toksisitas

 Penyimpanan yang aman

 Follow up setiap pengobatan atau tindakan yang

dilakukan
STRATEGI MANAJEMEN NYERI PADA PALIATIVE CARE

 1. gunakan analgesik sesuai dengan WHO


analgesik ladder  gold standar
 2. gunakan pendekatan secara farmakologis dan
non farmakologis secara tepat
 3. strategi yang tepat dalam manajemen nyeri
diperlukan untuk meningkatkan mood pasien,
moral pasien (kondisi psikologis), aktifitas harian
secara normal, dan keadaan kesehatan secara
umum
 4. hubungan terapeutik antara petugas
kesehatan dengan pasien maupun keluarga
untuk membuka komunikasi terkait nyeri,
menjadi kunci dalam mengintrepretasikan nyeri
pasien
 5. lakukan assessment dan re-assessment
secara tepat
 6. lakukan komunikasi secara tepat dengan
pasien dan keluarga  untuk menjelaskan
mengenai kesediaan dalam pengobatan dan
penjelasan terkait obat yang akan diberikan
 7. jika penggunaan per oral kurang efektive,
maka pertimbangkan pemberian obat secara
parenteral: continyu  syiringe pump
MANAJEMEN NYERI NON
FARMAKOLOGI

Relaksasi
Kompres deep
hangat breathing

Relaksasi
Distraksi
otot
bibliotherapy
progresive

Terapi

Anda mungkin juga menyukai