Anda di halaman 1dari 47

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA Tn. H DENGAN MASALAH DEFISIT NUTRISI DAN
CARIES GIGI DI DESA SUKOLILO KEC. JIWAN KABUPATEN
MADIUN

DISUSUN OLEH :
DIAH AYU PUTRIANI
202006017

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal studi kasus dengan masalah “Defisit Nutrisi dan Caries gigi”

pada keluarga Tn. H Di Desa Sukolilo Kec. Jiwan Kab. Madiun

Dengan ini membuat laporan praktik klinik Profesi Ners,

stasekomunitas tahun 2020/2021,

sebagai syarat kelulusan.

Telah disetujui dan disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

(____________________________)
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi lingkungan hidup di perkotaan yang ada di Indonesia tidak
lagi kondusif terutama dalam hal kesehatan. Kondisi ini bisa dilihat dari
keadaan lingkungan, kepadatan penduduk, tingkat aktivitas, dan perilaku
hidup yang tidak sehat. Menurut Stanhope dan Lancaster (2004) kepadatan
penduduk di daerah perkotaan menjadi tidak bisa terkendali terbukti dengan
meningkatnya angka urbanisasi dan timbul perumahan-perumahan kumuh
atau jumlahpenduduk yang tinggal per kilometer perseginya lebih dari
seribu jiwa. Tingkataktivitas penduduk di perkotaan juga sangat tinggi bisa
mencapai 24 jam setiap harinya.
Tingkat aktivitas yang padak tersebut menyebabkan perilaku hidup
penduduk di perkotaan banyak yang tidak sesuai dengan kesehatan. Perilaku
yang tidak sehat tersebut misalnya banyak mengkonsumsi makanan cepat
saji dan mengandung banyak bahan pengawet demi untuk menghemat
waktu karena padatnya aktivitas. Konsumsi makanan yang tidak sehat
tersebut menjadi sangat beresiko terutama untuk anak-anak khususnya anak
usia sekolah (Potter& Perry, 2005).
Anak usia sekolah berada pada periode pertengahan dari sebuah
rentang. Periode ini dimulai saat anak berusia 6 sampai 12
tahun(Hockenberry, 2004). Pada periode ini anak mulai bergabung dengan
teman seusianya yang merupakan hubungan dekat pertama di luar kelompok
keluarga. Pada kelompok usia ini pula individu lebih mudah dikenali seperti
pertumbuhan, perkembangan, pola aktivitas, kepribadian, kebutuhan gizi,
dan asupan makanan. Karena itu masalah kesehatan yang biasanya sering
dialamai pada anak usia sekolah antara lain kerusakan gigi, anemia dan gizi
tidak seimbang. Dari ketiga masalah tersebut, yang dianggap paling
mengancam adalah masalah gizi tidak seimbang terutama pada kondisi
masyarakat urban.
Kondisi gizi anak usia sekolah di Indonesia masih mengkhawatirkan.
Perkiraan jumlah anak usia sekolah di Indonesia pada tahun 2010 khususnya
usia 5 sampai 14 tahun yaitu 45.924.660 anak. Dari jumlah tersebut
diketahui 35,6% anak usia sekolah di Indonesia bertubuh pendek, 12,2%
bertubuh kurus, dan 9,2 % bertubuh gemuk. Selain itu hasil riset kesehatan
dasar tahun 2007 juga menunjukkan bahwa prevalensi kurus pada anak usia
6 sampai 14 tahun di perkotaan berjumlah 22,9%, sedangkan di pedesaan
berjumlah 25, 3% (Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, 2010).
Asuhan keperawatan keluarga yang diberikan berfokus pada anggota
keluarga yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi khususnya yang
kurang dari kebutuhan. Asuhan keperawatan dilakukan mulai dari
pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,
sampai tahap evaluasi. Asuhan keperawatan keluarga merupakan sentral
pelayanan keperawatan, sehingga disfungsi apapun yang terjadi di keluarga
akan berdampak pada satu atau lebih anggota keluarga secara keseluruhan.
Keluarga sendiri memiliki pengertian sebagai sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari individu-individu
yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan
untuk mencapai tujuan bersama (Friedman, Bowden, & Jones, 2003).
Karena itulah peran keluarga dianggap sangat penting.
Kasus gizi kurang yang dialami seorang anak pada sebuah keluarga
merupakan tanggung jawab orang tuanya. Akibat dari gizi kurang pada anak
antara lain daya tahan tubuh kurang, gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangan, mudah terserang penyakit, prestasi belajar menurun, serta
perilaku tidak tenang, mudah tersinggung, cengeng, dan sering bingung
(Wong, Hockenberry, & Wilson, 2002). Begitu besarnya akibat dari
ketidakseimbangan nutrisi pada pertumbuhan dan perkembangan anak maka
seharusnya orang tua lebih memperhatikan asupan gizi pada anaknya.
Namun dinamika masyarakat diperkotaan saat ini orang tua lebih banyak
waktu untuk bekerja dari pada mengurus anaknya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum makalah ini adalah untuk menggambarkan hasil asuhan
keperawatan keluarga khususnya dengan anak usia sekolah yang
memiliki masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus makalah ini adalah untuk memaparkan asuhan
keperawatan keluarga yang terdiri dari:
a. Pengkajian keluarga Bapak H Asuhan keperawatan
b. Perencanaan keperawatan yang akan diberikan kepada keluarga
Bapak H.
c. Implementasi keperawatan yang diberikan kepada keluarga Bapak
H.
d. Evaluasi keperawatan yang telah diberikan kepada keluarga Bapak
H
C. Manfaat
1. Hasil penulisan ini bermanfaat bagi dunia pendidikan sebagai
sumber informasi untuk belajar tentang penerapan asuhan
keperawatan keluarga yang memiliki masalah ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan khususnya pada agregate anak usia
sekolah.
2. Hasil penulisan ini memberikan manfaat untuk menambah sumber
informasi bagi dunia keperawatan khususnya keperawatan komunitas
dalam menangani kasus keluarga di perkotaan dengan masalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada agregat anak
usia sekolah
3. Memberikan manfaat sebagai bahan referensi untuk penelitian yang
memiliki tema sama yaitu asuhan keperawatan keluarga dengan
masalah gizi pada anak usia sekolah.
.
BAB II
TINJAUAN TEORI
b. Konsep Keluarga
i. Definisi Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat

oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota

keluarga selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).

Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit

terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu

atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut Sutanto (2012) yang dikutip dari Bailon dan Maglaya

(1997) keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung

karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah

tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan

menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.

ii. Struktur Keluarga

1. Struktur keluarga terdiri atas:

1. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah

dalam beberapagenerasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis

keturunan ayah.
2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui

garis keturunan ibu.

3. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah dari istri.

4. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah dari suami

5. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari

keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

2. Ciri – ciri struktur keluarga:

1. Terorganisasi, yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan antara

anggota keluarga.

2. Ada keterbatasan, dimana setiap anggota keluarga memiliki kebebasan

tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi

dan tugas masing-masing.

3. Ada perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga mempunyai

peranan dan fungsinya masing-masing.

Friedman, Bowden, & Jones (2003) dalam Harmoko (2012)

membagi struktur keluarga menjadi empat elemen, yaitu :

1. Struktur komunikasi keluarga.

Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara emosional,

komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi sirkular.Komunikasi

emosional memungkinkan setiap individu dalam keluarga dapat


mengekspresikan perasaan seperti bahagia, sedih, atau marah diantara para

anggota keluarga. Pada komunikasi verbal anggota keluarga dapat

mengungkapkan apa yang diinginkan melalui kata-kata yang diikuti

dengan bahasa non verbal seperti gerakan tubuh. Komunikasi sirkular

mencakup sesuatu yang melingkar dua arah dalam keluarga, misalnya

pada saat istri marah pada suami, maka suami akan mengklarifikasi

kepada istri apa yang membuat istri marah.

2. Struktur peran keluarga.

Peran masing – masing anggaota keluarga baik secara formal maupun

informal, model peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga.

3. Struktur nilai dan norma keluarga.

Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal apakah baik atau

bermanfaat bagi dirinya.Norma adalah peran-peran yang dilakukan

manusia, berasal dari nilai budaya terkait.Norma mengarah kepada nilai

yang dianut masyarakat, dimana norma-norma dipelajari sejak kecil.Nilai

merupakan prilaku motivasi diekspresikan melalui perasaan, tindakan dan

pengetahuan.Nilai memberikan makna kehidupan dan meningkatkan harga

diri (Susanto, 2012, dikutip dari Delaune, 2002).Nilai merupakan suatu

sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,

mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga

merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan

norma dan peraturan. Norma adalah pola prilaku yang baik menurut

masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.

4. Struktur kekuatan keluarga


Kekuatan keluarga merupakan kemampuan baik aktual maupun potensial

dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi perilaku orang lain

berubah kearah positif. Tipe struktur kekuatan dalam keluarga antara lain:

hak untuk mengontrol seperti orang tua terhadap anak (legitimate

power/outhority), seseorang yang ditiru (referent power), pendapat, ahli

dan lain-lain (resource or expert power), pengaruh kekuatan karena adanya

harapan yang akan diterima (reward power), pengaruh yang dipaksakan

sesuai keinginannya (coercive power), pengaruh yang dilalui dengan

persuasi (informational power), pengaruh yang diberikan melalui

manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual (affective

power).

3. Lima Tugas Keluarga

Friedman (2002) membagi 5 peran kesehatan dalam keluarga yaitu:

1.   Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggotanya

2.   Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

3.    Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan

yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang

terlalu muda.

4.    Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungjan kesehatan

danperkembangan kepribadian anggota keluarga.

5. Mempertahankan hubungan kepribadiananggota keluarga dan lembaga-

lembaga kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas-

fasilitas kesehatan yang ada.

4. Tahap Perkembangan Keluarga


Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada

sistem keluarga yang meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan

antara anggotanya disepanjang waktu.Tahap perkembangan tersebut

disertai dengan fungsi dan tugas perawat pada setiap tahapan

perkembangan.

1. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (beginning family).

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan

perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan

meninggalkan keluarga masing-masing.Meninggalkan keluarga bisa

berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang

masihtinggaldenganorangtuanya.Dua orang yang membentuk keluarga

baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing belajar

hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan

pasangannya, misalnyamakan,tidur,bangun pagidansebagainya.

Tugas perkembangan meliputi:

a) Membinahubunganintimdanmemuaskan.

b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.

c) Mendiskusikanrencanamemiliki anak.Keluarga baru ini merupakan

anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga istri dan keluarga

sendiri.

2. Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family).

Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai

anak berumur 30 bulan atau 2,5tahun.

Tugas perkembangan keluargayang pentingpadatahapiniadalah:


a) Persiapan menjadi orangtua

b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,

hubungan sexual dan kegiatan.

c) Mempertahankan hubunganyangmemuaskandenganpasangan.

3. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool).

Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat

anak berusia 5 tahun.Tugasperkembangan pada tahap ini adalah:

a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat

tinggal, privasidan rasa aman.

b) Membantu anak untuk bersosialisasi

c) Beradaptasi dengan anakbaru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga

harus terpenuhi.

d) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun

dengan masyarakat.

e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.

f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

4. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with children).

Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir

pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga

mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk.Selain

aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri.Dmikian

pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.

Tugas perkembangan keluarga.


a) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.

b) Mempertahankan keintiman pasangan.

c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,

termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota

keluarga.

Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan

pada anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di

luar sekolah.

5. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).

Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun

kemudian.Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan

yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.Tugas

perkembangan pada tahap ini meliputi:

a) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.

b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.

c) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.

Hindari perdebatan,kecurigaan dan permusuhan.

d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga.

Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan

membimbing anak untuk bertanggung jawab.Seringkali muncul

konflik orang tua dan remaja.

6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center

family).
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada

saat anak terakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung

jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap

tinggal bersama orang tua.

Tugasperkembangan pada tahap ini meliputi:

a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

b) Mempertahankan keintiman pasangan.

c) Membantu orang tua memasuki masa tua.

d) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.

e) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

7. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families).

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan

berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa

pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan

dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua. Tugas perkembangan

pada tahap ini meliputi:

a) Mempertahankan kesehatan.

b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya

dan anak- anak.

c) Meningkatkan keakraban pasangan.

Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang,

olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

8. Tahap VIII keluarga usia lanjut


Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan

keduanya meninggal. Tugas perkembangan pada tahap ini meliputi:

a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan

fisik dan pendapatan.

c) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.

d) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.

e) Melakukan life review.

f) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama

keluarga pada tahap ini.


TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN (STIKES)
BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN

PENGKAJIAN KELUARGA

A. IDENTITAS
Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. H

Usia : 42 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Ds Sukolilo rt 29/09 jiwan madiun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

Daftar Anggota Keluarga


Hub. dgn Status
No Inisial Umur L/P Pendidikan Pekerjaan
KK Kes

1. Ny. S 38 P Istri SMA IRT Sehat

2. An C 8 P Anak SD Pelajar Sehat


Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Meninggal

: Tinggal serumah

B. TIPE KELUARGA
1. Tipe keluarga

a. Jenis tipe keluarga :

Tipe keluarga Tn. P termasuk Nuclear Family (keluarga inti) yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak.

b. Masalah yang terjadi :

An C ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


2. Suku dan bangsa

a. Asal suku bangsa :

Keluarga Tn.H berasal dari suku Jawa dan tinggal dilingkungan orang-orang
bersuku jawa. Tn. H berkomunikasi dengan bahasa jawa baik antara anggota
keluarga maupun lingkungan sekitar.

b. Budaya Yang berhubungan dengan Kesehatan :

Jika ada anggota keluarga yang sakit akan dibawa berobat ke puskesmas pembantu
atau puskesmas induk.

3. Agama Dan Kepercayaan Yang Memepengaruhi Kesehatan :

Keluarga Tn.H beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai keyakinan di rumah
maupun di mesjid. Dalam menjalankan perintah agama keluarga cukup taat dan rajin
mengikuti kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah di mesjid, sholat Jumat di
Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), pengajian dan
kegiatankeagamaan lainnya.

4. Status social ekonomi keluarga

a. Anggota yang keluarga yang mencari nafkah

 Penghasilan : per 3 bulan ±Rp.7.000.000.

b. Upaya lain : Pembuat kerajinan batu bata

c. Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) :

Kendaraan bermotor, Rumah, mobil

d. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan :


± 1.500.000.

C. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga Bapak T dan Ibu S termasuk ke dalam perkembangan keluarga dengan anak
pertama An.R (14 th) saat ini sedang duduk di bangku kelas 8 SMP dan An.S (8 th)
sedang duduk di bangku kelas 2 SD.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :

Keluarga belum mampu mempertahankan kesehatan individu anak di usia sekolah.


Hal ini dibuktikan dengan berat badan An. C yang berada diantara -3 dan -2 standar
deviasi. Selain itu An. C juga mengalami kerusakan gigi. Ny S mengakui bahwa tidak
tahu apa yang menyebabkan anak-anaknya mengalami gizi kurang atau bertubuh
kurus. Ny S mengatakan tidak pernah menyuruh anak anaknya makan. Selama ini
anak makan jika mereka sudah merasa lapardan minta makan kepada ibu.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga :

a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini :

Ny S mengatakan anaknya jarang makan sehingga bertubuh kurus, dan juga


mengalami kerusakan gigi karena kebiasaannya yang sangat suka makanan manis,
coklat.

b. Riwayat penyakit keturunan :

Tn. H mengatakan memiliki penyakit keturunan yaitu Diabetes Mellitus, semua


saudaranya juga memiliki penyakit Diabetes Mellitus

Ny. S mengatakan dalam keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit keturunan


atau penyakit kronis.

c. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :

Klinik / Puskesmas

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :

Ny S mengatakan bahwa bapak dari Tn H sudah meninggal. Tn H tidak


mengetahui penyebab meninggal bapaknya. Ia mengira penyebabnya adalah
karena faktor usia yang sudah lanjut. Tn H mengatakan di dalam keluarga besar
nya tidak ada yang mengidap penyakit keturunan seperti penyakit jantung,
penyakit hati, penyakit asma dan sebagainya.

Ny S mengatakan bapaknya nya masih hidup semua, dan keluarga besar nya tidak
ada yang mengidap penyakit keturunan
D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah

a. Luas rumah : ukuran 12x8 m2

b. Tipe rumah : Permanen

c. Kepemilikan : Milik sendiri

d. Jumlah ruang : 7 ruangan

e. Ventilasi jendela : Ada jendela di masing-masing ruangan

f. Pemanfaatan ruangan : Baik

g. Septic tank : Jarak septictank dengan sumur kira-kira ± 10 m.

h. Sumber air minum : sumber air yang digunakan berasal dari sumur kualitas
air tidak berwarna, tidak bebrabu dan tidak berasa.

i. Kamar Mandi/ WC : : 1

j. Sampah limbah RT : Pembuangan sampah dilakukan dengan cara


menampung dulu di tong sampah kemudian
dipindahkan dan dibakar didalam lubang
penampungan sampah dikebun belakang rumah,
sedangkan pembuangan limbah seperti air bekas
cucian dsb dialirkan ke selokan disamping rumah

k. Kebersihan lingkungan:Bersih

l. Keadaan didalam rumah :

Rumah Tn.H merupakan rumah milik sendiri dengan ukuran 12x8 m 2, jenis rumah
permanen, lantai rumah tanah, atap rumah menggunakan genteng. Rumah cukup
bersih. Ny.S dan An. C biasa membersihkan rumah setiap hari

m. Keadaan diluar rumah :

Terdapat tumbuhan berbagai jenis bunga dan 1 pohon mangga

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


a. Kebiasaan : Selalu di adakan kerja bakti tiap 1 minggu sekali di
lingkungan rumah Tn. H

Bila ada masalah antara warga diselesaikan dengan


cara musyawarah

b. Aturan/kesepakatan : Jika tidak ada yang bisa mengikuti kerja bakti, sesuai
kesepatakan memberikan makanan/minuman untuk
yang sedang kerja bakti.

c. Budaya : Keluarga Tn. H dan warga sekitar menganut


kebudayaan jawa. Keluarga Tn. H berusaha untuk
tetap memenuhi aturan yang ada di lingkungan
masyarakat.

3. Mobilitas geografis keluarga :

Keluarga Tn.H mengatakan sudah lama tinggal di Ds Sukolilo rt 29/09 Jiwan Madiun
Tn. H tinggal di desa itu sejak kecil tidak pernah berpindah rumah.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :

Tn. H mengatakan biasa berkumpul dengan keluarga serumahnya sahabis shalat


magrib sambil menonton TV. Sedangkan waktu berkumpul bersama semua anggota
keluarga biasanya dilakukan pada hari raya idhul fitri dan idhul adha. Saudara-saudara
Tn. H yang berada di sekitar rumah sering datang berkunjung kerumah ketika
mempunyai waktu luang. Tn. H dan keluarganya rutin mengikuti kegiatan keagamaan
yang ada dimasyarakat, seperti pengajian.

5. Sistem pendukung keluarga :

Tn. H memiliki keluarga yang berada di sekitar rumahnya sehingga apabila ada
keluarga yang sakit dapat dimintai bantuannya. Jika ada yang sakit biasanya akan di
bawa ke klinik atau puskesmas yang jaraknya ±100 m dari rumah.
E. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga :
Keluarga Tn. H berkomunikasi menggunakan bahasa jawa. Komunikasi yang terjalin
lancar dan terbuka sehingga tidak ada konflik dalam keluarga. Dalam keluarga
mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap malam ketika menonton TV ataupun
ketika ada waktu luang, keluarga biasanya bertukar pendapat dan menceritakan hal-hal
yang terjadi.

2. Struktur kekuatan keluarga :


Dalam keluarga, Tn. H adalah penentu keputusan terhadap suatu masalah karena Tn. H
dianggap sebagai orang yang paling tua dan sebagai kepala keluarga. Apabila ada
masalah biasanya akan dimusyawarahkan dan kadang langsung diambil keputusan oleh
kepala keluarga.

3. Struktur peran ( peran masing – masing anggota keluarga) :


Dalam keluarga, Tn. H berperan sebagai kepala keluarga, sebagai suami dan ayah,
penentu keputusan, dan sebagai pencari nafkah utama. Ny.S berperan sebagai istri, ibu
rumah tangga. An C berperan sebagai anak yang harus menghormati dan menyayangi
orang tuanya serta bersekolah.

4. Nilai Dan Norma Keluarga


Nilai dan norma yang dianut dan berlaku di keluarga Tn. H menyesuaikan dengan nilai
dan norma agama islam serta nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Tn. H selalu
mengingatkan semua anggota keluarganya untuk selalu saling menyayangi,
menghormati, menghargai dan memperhatikan sesama anggota keluarga

F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi efektif

Dalam keluarga Tn H, menurut pengakuan Ny S telah terpelihara sikap saling asuh,


khususnya yang dilakukan oleh Ny S dan Tn H kepada anak-anaknya. Dari hasil
pengamatan mahasiswa An.C jika perawat berkunjung untuk menemui Ny S biasanya
ikut bergabung bersama ikut mendengarkan. Selain itu, menurut pengakuan Ny S, pada
anggota keluarga selalu di tanamkan sikap saling menghormati satu sama lain.
2. Fungsi sosialisasi
Tn. H mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan dengan baik.
Keluarga Tn. H menganut kebudayaan jawa. Keluarga Tn. H berusaha untuk tetap
memenuhi aturan yang ada pada keluarga, misalnya saling menghormati dan
menghargai. Keluarga juga mengatakan mengikuti norma yang ada di masyarakat
sekitar, sehingga dapat menyesuiakan dan berhubungan baik dengan para tetangga atau
masyarakat sekitar.

3. Fungsi perawatan keluarga

a. Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi keluarga


(pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap
masalah) :

Jika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Bapak T biasa merawat sendiri di
rumah. Jika sudah tidak bisa dirawat sendiri, anggota keluarga yang sakit tersebut
dibawa berobat ke praktek dokter terdekat atau langsung ke Rumah Sakit Tumbuh
Kembang. Keluarga mengatakan selama ini, dari keluhan yang dirasakan keluarga
kebanyak adalah keluhan yang telah dikenal seperti masuk angin, pegel-pegel,
pusing, sakit kepala, An. C juga pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan
yang sama yaitu sakit perut. Ny S mengatakan tidak mengetahui jika anaknya
mengalami gizi kurang.
b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang
dialami :

Jika ada keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah membeli obat
ke warung, dipijat, dan disarankan bersistirahat. Namun, jika sakitnya tidak
kunjung sembuh akan segera dibawa ke klinik atau ke Puskesmas terdekat.

c. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang


mengalami masalah kesehatan :

Ke puskesmas pembantu atau puskesmas induk

d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah


kesehatan :

Mengurangi makan makanan dan minuman yang manis dan banyak minum air
putih

4. Fungsi reproduksi

a. Perencanaan jumlah anak : Mereka mempunyai 1 orang anak

b. Akseptor : Masih menggunakan alat kontrasepsi (KB)


c. Keterangan : Mencegah kehamilan

5. Fungsi Ekonomi
Tn. H bekerja sebagai wiraswasta, penghasilan per 3 bulan ±Rp.7.000.000. Penghasilan
tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sisanya ditabung.

G. STRESS DAN POLA KOPING KELUARGA


1. Stressor jangka pendek :
Saat pengkajian, Ny S mengatakan yang menjadi pikiran nya saat ini adalah
kehamilannya yang sudah masuk bulan kelima. Namun Ny S mengatakan tidak terlalu
dikhawatirkan karena Ibu S merasa baik-baik saja. Pengalaman hamil dan melahirkan
An. C juga baik-baik saja tidak ada suatu masalah apapun.

2. Sressor jangka panjang :


Saat ini tidak terdapat stressor jangka panjang yang dialami keluarga Tn H. Menurut
Ny S, setiap masalah yang dihadapi, tidak terlalu dipikirkan oleh Ny S. Ny S lebih
bersikap tenang menghadapi setiap masalah yang di hadapinya begitu juga dengan Tn
H.

3. Respons keluarga terhadap stressor :


Setiap masalah dihadapi dengan tenang selalu di musyawarahkan secara bersama-sama
untuk diambil keputusan yang tepat. Sehingga setiap masalah dapat diatasi secara
bersama-sama. Yang memegang kendali sebagai pengambil keputusan adalah Tn H.

4. Strategi koping :
Bila ada permasalahan dalam keluarga biasanya akan dibicarakan dan diselesaikan
secara musyawarah.

5. Strategi adaptasi disfungsional :

Dalam menghadapi suatu permasalahan dalam keluarga biasanya akan diselesaikan


dengan cara musyawarah antara anggota keluarga sehingga tidak menjadi beban
pikiran dan konflik
H. KEADAAN GIZI KELUARGA
1. Pemenuhan gizi :
Sehari-hari keluarga Tn. H mengkonsumsi sayuran, protein dalam bentuk tahu, tempe
dan telur

2. Upaya lain :
Selain itu, keluarga An C juga mengkonsumsi susu jika ingin minum susu.

I. HARAPAN KELUARGA
1. Terhadap masalah kesehatan :
Keluarga berharap agar masalah kesehatan yang terjadi di dalam keluarga dapat teratasi
atas bantuan dari petugas kesehatan serta keluarga bisa mendapatkan informasi
kesehatan.

2. Terhadap petugas kesehatan yang ada :


Keluarga berharap agar petugas kesehatan lebih perhatian dan perduli terhadap warga
yang sakit.

J. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


Aktivitas Tn. P Ny. K Nn. J

Pola makan 3x/hari 3x/hari 3x/hari

Pola minum ± 1500 L ± 1500 L ± 1500 L

Istirahat 6 - 8 jam 6 - 8 jam 6 - 8 jam

Pola BAK ±4-5 x/hari ±4-5 x/hari ±4-5 x/hari

Pola BAB 1x/hari 1x/hari 1x/hari

Kebiasaan diri Mandi 2x/h Mandi 2x/h Mandi 2x/h

Olahraga Tidak Tidak Tidak Olahraga


Olahraga Olahraga
K. PERILAKU TIDAK SEHAT
Perilaku Tn. H Ny. S Nn. C

Merokok Tidak Tidak Tidak

Minum kopi Ya Tidak Tidak

Makan/minum garam berlebih Ya Ya Ya

Makanan/minum gula berlebih Ya Ya Ya

L. SPIRITUAL
1. Menjalankan ibadah :
Keluarga Tn. H menjalankan ibadah sholat 5 waktu di masjid dan dirumah dan rutin
mengikuti kegiatan keagamaan yang ada dimasyarakat, seperti pengajian.

2. Kepercayaan yang berlawanan : Tidak ada

3. Distress spiritual : Tidak Ada

M. PSIKOSOSIAL
Kondisi Tn. H Ny. S Nn. C

Emosi saat ini Tidak Tidak Tidak

Marah Tidak Tidak Tidak

Sedih Tidak Tidak Tidak

Ketakutan Tidak Tidak Tidak

Putus asa Tidak Tidak Tidak

Stress Tidak Tidak Tidak

Isolasi social Tidak Tidak Tidak

Konflik dengan keluarga Tidak Tidak Tidak

Penurunan harga diri Tidak Tidak Tidak


N. PEMERIKSAAN FISIK

N Nama Anggota Keluarga


Pemeriksaan Fisik
o Tn. H Ny. S An. C

Baik,
Baik, kesadaran Baik, kesadaran
1. Keadaan Umum kesadaran
composmetis composmetis
composmetis

TD 130/90 mmHg 110/70 mmHg 80/70 mmHg

Nadi 80x/menit 80 x/menit 96 x/menit

RR 20x/menit 16 x/menit 18x/menit

BB/TB 50 kg /158 cm 65,5kg/150 cm 16kg/113 cm

Suhu 360C 36,5 36,8

2. System pernafasan Irama Reguler Irama reguler Irama regular

Stridor Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Wheezing Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Ronchi Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Sesak Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Batuk Tidak ada Tidak ada Tidak ada

3. System kardiovaskular

Aritmia Tidak Tidak Tidak

Nyeri dada Tidak Tidak Tidak

Jantung berdebar Tidak Tidak Tidak

S1/S1 tunggal Lup Dup Lup Dup Lup Dup

Distensi vena juguaris Tidak Tidak Tidak

CRT < 2 Detik < 2 detik < 2 detik


4. System pencernaan

Intake cairan kurang Tidak Tidak Tidak

Mual/muntah Tidak Tidak Tidak

Nyeri perut Tidak Tidak Tidak

Muntah darah Tidak Tidak Tidak

Flatus Ya Ya Ya

Distensi abdomen Tidak Tidak Tidak

Colostomy Tidak Tidak Tidak

Nyeri tekan Tidak Tidak Tidak

Konstipasi Tidak Tidak Tidak

Bising usus 9 x/ menit 8x/menit 9x/menit

Terpasang NGT Tidak Tidak Tidak

Diare Tidak Tidak Tidak

5. System muskoluskletal

Tonus otot berkurang Tidak Tidak Tidak

Turgor kulit turun Tidak Tidak Tidak

Pergerakan bebas Ya Ya Ya

Paralisis Tidak Tidak Tidak

Hemiparese Tidak Tidak Tidak

Belpalsi Tidak Tidak Tidak

ROM berkurang Tidak Tidak Tidak

Luka Tidak Ada Tidak ada Tidak ada


6. System persyarafan

Nyeri kepala Tidak Tidak Tidak

Pusing Tidak Tidak Tidak

Tremor Tidak Tidak Tidak

Reflek pupil Ada Ada Ada

Isokor Isokor Isokor Isokor

Paralisis Tidak Tidak Tidak

Lengan ka/ki Bebas Bebas Bebas

Kaki ka/ki Bebas Bebas Bebas

Ansietas daerah perifer Tidak Tidak Tidak

7. System perkemisahan

Disuria Tidak Tidak Tidak

Hematuria Tidak Tidak Tidak

Frekuensi Tidak Tidak Tidak

Retensi Tidak Tidak Tidak

Inkontenensia Tidak Tidak Tidak

8. Status mental

Bingung Tidak Tidak Tidak

Cemas Tidak Tidak Tidak

Disorientasi Tidak Tidak Tidak

Depresi Tidak Tidak Tidak

Menarik diri Tidak Tidak Tidak


9. Pemeriksaan penunjang

10
Riwayat pengobatan
.

Alergi obat Tidak Tidak Tidak

Obat yg dikonsumsi
ANALISA DATA

Hari/Tgl : Senin, 22 Februari 2021

Waktu : 09.30 WIB

No. Data (Subjektif & objektif) Etiologi Masalah

1. DS : Faktor psikologis Defisit Nutrisi

 Ny S mengatakan An. C

bertubuh kecil dan kurus

 Ny S mengatakan An. C

pernah dirawat di rumah

sakit saat berusia 7 tahun

karena masalah pencernaan

 Ny S mengatakan An. C

susah makan dan sering

tidak menghabiskan

makanan yang diberikan

 Ny S mengaku jarang

masak karena repot,

sehingga sering membeli

masakan jadi di warung

 Ny S mengatakan menu

makan An. C, yaitu:

sarapan pukul 08.00

dengan mie goreng; jam


10.00 susu kotak, biskuit,

dan nasi kuning. Makan

siang pukul 11.30 dengan

nasi dan ayam semur yang

dibeli di warung makan,

dan itupun tidak habis

 Ny S mengatakan akan

member makan jika An. C

minta makan

 Ny S mengatakan tidak ada

waktu khusus untuk

seluruh anggota keluarga

berkumpul makan bersama

DO :

Saat dilakukan pemeriksaan


fisik
pada An.C (22 Februari 2021):
 BB: 16 kg TB: 113 cm
IMT: 12,5303 IMT/U: -
3sd (12,1) - -2sd (13,1)
 Dari hasil analisa status
nutrisi menurut NCHS,
An. C termasuk kurus
atau gizi kurang.
 An.C tampak kurus dan
bertubuh kecil
 Perut An. C tidak buncit
 Konjungtiva An.C
tidak anemis
 Muka tidak pucat
 Tidak ada edema pada
punggung kaki An.C
2. DS : Penuurunan Deficit perawatan

 An. C mengaku sikat motivasi diri : kebersihan

gigi 2 kali sehari, waktu gigi

pagi dan sore

 Ny S mengatakan pasta

gigi yang dipakai

anaknya terkadang

pasta gigi khusus anak,

namun jika sedang

habis mereka

menggunakan pasta gigi

orang dewasa

 Ny S mengatakan

lubang gigi (caries gigi)

adalah apabila terdapat

lubang pada gigi.

 Ny S mengatakan

bahwa tanda dan gejala

caries gigi adalah hawa

mulut menjadi bau.

 Ny S mengatakan

penyebab gigi

berlubang anaknya

karena kebiasaan
anknya yang sangat

suka makan coklat dan

permen.

 Ny S mengatakan tidak

mengetahui akibat yang

akan ditimbulkan jika

caries gigi tidak diatasi.

DO :

 Gigi seri An. C


terdapat caries dua buah
 Gigi geraham An. C
terdapat caries dan
berlubang yang kanan
dan kiri
 An. C mempraktekan
cara sikat gigi, namun
tidak tepat yaitu
menyikat ke arah kanan
kiri di setiap gigi seri
dan gigi geraham
3. DS : Kurang terpapar Perilaku

 Ny S mengatakan An C informasi kesehatan

sangat suka makan cenderung

coklat dan makanan beresiko

yang manis

 Ny S mengatakan

kebiasaan buruknya

anaknya makan

makanan manis, coklat

dan permen sangat sulit


untuk dicegah ataupun

disuruh berhenti.

DO :

 An C mengalami caries

dan gigi berlubang

 An C tampak kurus
SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Deficit nutrisi

Kriteria Skore Pembenaran

Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah terjadi (aktual).


Hasil skrining tgl 22 feb 2021
Skala :
menunjukkan bahwa status
Aktual :3 nutrisi
An.S terletak diantara -3 DS dan
Resiko :2
-2SD yang berarti kurus.
Sejahrera : 1 BB/TB = (16kg/113cm)
IMT : 13/(0,85)2 = 12,5303
Bobot :1
gizi kurang

Kemungkinan masalah 1/2 x 2 = 1 Tingkat pendidikan keluarga tn


H dan Ny S sehingga butuh
dapat diubah
waktu agak lama untuk
Skala : menangkap penjelasan yang
diberikan. Keluarga mempunyai
Mudah :2
motivasi untuk mencari tahu
Sebagian : 1 berusaha mengatasi agar status
nutrisi An. C membaik. Sumber
Rendah :0
ekonomi keluarga cukup. Di
Bobot :2 sekitar rumah keluarga terdapat
fasilitas pelayanan kesehatan
(bidan, Puskesmas, dan rumah
sakit)
Potensial masalah untuk 3/3 x 1 = 1 Potensial untuk dicegah tinggi.
Menurut Ibu S, An. C tidak
dicegah
mengalami masalah pada nafsu
Skala : makan. Makanan setengah porsi
orang dewasa bisa ia habiskan
Tinggi :3
dengan lahap.
Cukup :2
Rendah :1
Bobot :1

Menonjolnya masalah 2/2 x 1 = 1 Ny S mengatakan masalah


nutrisi
Skala:
An. C adalah prioritas masalah
 Masalah berat, harus kesehatan keluarga yang ingin
segera diatasi bersama
segera ditangani : 2
 Ada masalah, tapi
tidak perlu segera
ditangani : 1
 Masalah tidak
dirasakan : 0
Bobot : 1
Total 4

2. Defisit perawatan diri : perawatan gigi

Kriteria Skore Pembenaran

Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Gigi geraham An. C terdapat


caries dan berlubang. An. C
Skala :
mempraktekan cara sikat gigi,
Aktual :3 namun tidak tepat yaitu menyikat
ke arah kanan kiri di setiap gigi
Resiko :2
seri dan gigi geraham.
Sejahrera : 1
Bobot :1

Kemungkinan masalah 1/2 x 2 = 1 Tingkat pendidikan keluarga Tn


H dan Ny S sehingga tidak
dapat diubah
begitu mudah menangkap
Skala : penjelasan yang diberikan.
Keluarga mempunyai motivasi
Mudah :2
untuk mencari tahu dan berusaha
Sebagian : 1 mengatasi agar caries gigi anak-
anaknya hilang, Sumber ekonomi
Rendah :0
keluarga cukup. Di sekitar rumah
Bobot :2 keluarga pun terdapat fasilitas
pelayanan kesehatan (bidan &
Puskesmas).
Potensial masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3 Potensial untuk dicegah cukup.
Masalah terjadi berulang.
dicegah
Skala :
Tinggi :3
Cukup :2
Rendah :1
Bobot :1
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 = 1 Ny S mengatakan caries gigi
pada anaknya tidak terlalu parah,
Skala:
namun ia ingin anaknya
 Masalah berat, harus mendapatkan perawatan mulut
yang tepat dan benar
segera ditangani : 2
 Ada masalah, tapi
tidak perlu segera
ditangani : 1
 Masalah tidak
dirasakan : 0
Bobot : 1
Total 3 2/3

3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko

Kriteria Skor Pembenaran

Sifat masalah 2/2 x 1 = 1


Skala :
Aktual :3
Resiko :2
Sejahrera : 1
Bobot :1
Kemungkinan masalah ½x2=½
dapat diubah
Skala :
Mudah :2
Sebagian : 1
Rendah :0
Bobot :2
Potensial masalah untuk 2/1 x 1 = 2
dicegah
Skala :
Tinggi :3
Cukup :2
Rendah :1
Bobot : 1
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 = 1
Skala:
 Masalah berat, harus
segera ditangani : 2
 Ada masalah, tapi tidak
perlu segera
ditangani : 1
 Masalah tidak
dirasakan : 0
Bobot : 1
Total

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Deficit nutrisi

2) Deficit perawatan diri : perawatan gigi

3) Perilaku kesehatan cenderung beresiko


INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/Tgl : Sabtu, 05 Desember 2020

Waktu : 09.30 WIB

No Diagnosa Keperawatan Intervensi

. (Tujuan & Kriteria Hasil)

1. Deficit nutrisi (Hal 56)  Manajemen nutrisi (Hal. 200)

Tujuan : setelah dilakukan tindakan Observasi

keperawatan selama ± 30 menit 1. Identifikasi status nutrisi

diharapkan masalah dapat diatasi 2. Identifikasi alergi dan toleransi

Kriteria hasil : (Hal 175) makanan

1. Keinginan makan meningkat 3. Identifikasi makanan yang

2. Asupan makanan meningkat disukai

3. Porsi makan yang dihabiskan 4. Monitor asupan makanan

meningkat 5. Monitor berat badan

4. Berat badan indeks masa Terapeutik

tubuh meningkat 6. Sajikan makanan secara ,menarik

dan suhu yang sesuai

7. Berikan makan tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

8. Berikan makan tinggi kalori dan

tinggi protein

9. Berikan suplemen makan, jika

perlu
Edukasi

10. Anjurkan posisi duduk

Kolaborasi

11. Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah kalori

dan nutrient yang dibutuhkan

2. Deficit perawatan diri : perawatan  Perawatan mulut (hal 332)

gigi (Hal 240) Observasi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kondisi oral

keperawatan selama ± 30 menit 2. Monitor kebersihan mulut lidah

diharapkan masalah dapat diatasi dan gusi

Kriteria Hasil (Hal 177) Terapeutik

1. Kemampuan 3. Pilih sikat gigi sesuaib dengn

mempertahankan kebersihan kondisi pasien

mulut meningkat 4. Fasilitasi menyikat gigi secara

2. Melakukan perawatan diri mandiri

meningkat 5. Sikat gigi minimal 2x sehari

3. Minat melalkuakan perawatan 6. Sikat gigi dari arah gusi ke

diri meningkat masing masing gigi atas dan

bawah

Edukasi

7. anjurkan mengganti sikat gigi

setiap 3 sampai 4 bulan sekali

8. anjurkan melakukan pemeriksaan


gigi setiap 6 bulan

3. Perilaku kesehatan cenderung  edukasi kesehatan (hal 65)

beresiko (hal 4982) observasi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kesiapan dan

keperawatan selama ± 30 menit kemampuan dan menerima

diharapkan masalah dapat diatasi informasi

KH : 2. indentifikasi faktor faktor yang

1. Kemampuan melakukan dapat meningkan dan

tindakan pencegahan maslah menurunkan motivasi perilaku

kesehatan meningkat nhidup bersih dan sehat

2. Pencapaian pengendalian terapeutik

kesehatan meningkat 3. sediakan materi dan media

pendidikan kesehatan

edukasi

4. jelaskan faktor resiko yang

memperngaruhi faktor kesehatan

5. ajarkan perilaku hidup bersih dan

sehat

6. ajarrkan strategi yang dapat

digunakan untuk meningkatkan

hidup bersih dan sehat


IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/ Diagnosa
Shif Jam Implementasi Keperawatan Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Tgl Keperawatan

Selasa Deficit nutrisi 09.30 1. Mengidentifikasi status nutrisi 10.00 S:


10,.00
09.33 2. Mengidentifikasi alergi dan toleransi - Keluarga mengatakan menjadi lebih
februa
makanan tahu tentang kurang gizi yang
ri
dialami oleh anaknya.
20201 3. Mengidentifikasi makanan yang
- Keluarga mengatakan akan lebih
disukai memperhatikan asupan makan An C
09.40
4. Monitor asupan makanan - Keluarga mengatakan tadi siang An
09.45 C sudah menghabiskan 1 piring
5. Memonitor berat badan
makananya dengan menu yang
09.55
6. Menyajikan makanan secara ,menarik disukainya dan dengan cara

dan suhu yang sesuai makanya disuapin


O:
7. Memberikan makan tinggi serat untuk
- Keluarga mampu dan tahu tentang
mencegah konstipasi
8. Memberikan makan tinggi kalori dan kurang gizi yang dialami anaknya
- Keluarga tampak lebih perhatian
tinggi protein
dengan An C
9. Memberikan suplemen makan, jika
A : Masalah teratasi
perlu
P : Intervensi dihentikan
12. menganjurkan posisi duduk saat

makan

Kolaborasi

10. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dan

nutrient yang dibutuhkan

Sabtu, Deficit perawatan diri : 09.35 1. Mengidentifikasi kondisi oral 10.00 S:


5 Des perawatan mulut
2. Memonitor kebersihan mulut lidah - Keluarga mengatakan paham dan
2020
mengerti tentang cara menggosok
09. 40 dan gusi gigi dengan benar
- An C mempraktikan dengan benar
Terapeutik cara menggosok gigi
09.45 - Keluarga mengatakan nanti jika
3. Memilih sikat gigi sesuai dengn
sakit lagi maka akan dicoba cara
kondisi pasien yang diajarkan suster yaitu kumur
09.50 pakai air garam hangat
4. Memfasilitasi menyikat gigi secara

mandiri
O:
09.55 5. Menyikat gigi minimal 2x sehari
- Keluarga mendengarkan saat diberi
6. Menyikat gigi dari arah gusi ke
penjelasan oleh mahasiswa
10.00 masing masing gigi atas dan bawah - Keluarga aktif dan kooperatif
- Gusi dan pipi sebelah kanan An. C
Edukasi
masih tampak bengkak

7. Menganjurkan mengganti sikat gigi A : Masalah teratasi

setiap 3 sampai 4 bulan sekali P : Intervensi dihentikan


8. Menganjurkan melakukan

pemeriksaan gigi setiap 6 bulan

Perilaku kesehatann 1. Mengidentifikasi kesiapan dan S:


cenderung beresiko
kemampuan dan menerima informasi - Keluarga mengatakan mengerti dan

2. Mengidentifikasi faktor faktor yang paham dengan pennjelasan tentang


pentingnya menjaga kesehatan
dapat meningkan dan menurunkan
dengan mengurangi kebiasaan
motivasi perilaku nhidup bersih dan buruk anaknya mengkomsumsi

sehat manis coklat dan ciki ciki


- Keluarga mengatakan mulai
terapeutik
sekarang akan lebih tegas untuk
3. Menyediakan materi dan media urusan kebiasaan makan anaknya

pendidikan kesehatan - An C mengatakan akan mengurangi


kebiasaan buruknya makan manis
4. Menjelaskan faktor resiko yang
coklat dan ciki ciki.
memperngaruhi faktor kesehatan

5. Mengajarkan perilaku hidup bersih


dan sehat O:

6. Mengajarkan strategi yang dapat - Keluarga tampak paham dan

digunakan untuk meningkatkan hidup mengerti tentang dampak buruk dari


kebiasaanya anaknya
bersih dan sehat
mengkonsumsi coklat manis dan
ciki ciki
- An C tampak paham dan takut
dengan dampak yang terjadi jika dia
terus mengkomsumsi makanan
manis coklat dan ciki ciki.

A : Masalah teratasi

P : intervensi dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA

Bailon.G. maglaya. 1997. Perawatan Kesehatan Keluarga. Jakarta: Pusat

Friedman., MM, Bowden, O & Jones, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatat Keluarga.Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Keluarga: riset, teori praktik edisi 5. Jakarta: EGC

Mansjoer.A.M. 2011.Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : FKUI

Murwani. A. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Mitra Cendekia

Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI

Setyowati. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Mitra Cendekia

Press

Anda mungkin juga menyukai