Keadaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tanda vital :
Suhu : 37 °C
HR : 110 kali/menit
RR : 20 kali/menit
TD : 110/60 mmHg
BB : 37 Kg
TB : 145 cm
IMT : 17,6
Pengkajian Head to Toe
Kepala
Bentuk kepala Simetris, warna rambut hitam , tekstur rambut
keriting, Rambut pendek, bentuk wajah simetris, tidak ada jejas.
Mata
Konjungtiva tampak anemis, sclera tidak ikterik, tidak cekung,
reflek terhadap cahaya ada.
Hidung
Tidak terdapat sekret, tidak terpasang NGT
Mulut
Tidak sianosis, tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab.
Telinga
Simetris, bersih, tidak ada cerumen, tulang rawan terbentuk
sempurna.
Leher
Kelenjar tiroid tidak teraba, JVP tidak meningkat
Thorax dan paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan dan kiri simetris,
Palpasi : taktil fremitus normal
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak terdapat bunyi nafas tambahan, suara dasar :
vesikuler.
Kardiovaskuler
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak, kulit tidak sianosis.
Palpasi : ictus cordis teraba pada subintercosta v ± 2 cm, arteri
perifer teraba regular.
Perkusi : terdengar pekak pada daerah jantung.
Auskultasi : bunyi jantung I, II, murni, tidak ada gallop, tidak ada
bising.
Abdomen
Inspeksi : datar, bentuk simetris
Auskultasi : bising usus (+), normal 18x/menit
Palpasi : teraba supel, hati dan limfa tak teraba
Perkusi : Terdengar timpani
Area anus dan genetalia
Tidak ada kelainan pada area anus dan
genetalia
Ekstremitas
- Superior : tidak sianosis, tidak edema,
capillary refill ˂2 detik, terpasang infus D5 ½
NS kecepatan 12 tpm pada ekstremitas superior
bagian dextra, turgor cukup baik, akral hangat.
- Interior : tidak sianosis, tidak edema, capillary
refill ˂2 detik, turgor cukup baik, akral hangat.
Pengkajian Kebutuhan Dasar
- Kebutuhan Oksigenasi
Pasien tidak mempunyai keluhan sesak nafas dan tidak mempunyai gangguan
pada saluran pernafasan
- Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit : sebelum sakit An. S makan dan minum tidak ada keluhan,
porsi habis dan minum 8 gelas/hari
Selama sakit : An. S makan minum tidak ada keluhan, tetapi setelah
dilakukan kemoterapi mengalami mual dan muntah, hanya menghabiskan
separo porsi, minum kurang.
- Pola eliminasi
Sebelum sakit BAB 1x sehari dan BAK 5-6 kali sehari.
Selama sakit BAB 1x Sehari dan BAK 5-6 kali sehari, tetapi setelah kemoterapi
terkadang Diare karena efek kemoterapi
- Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit: tidak ada gangguan dalam beraktifitas
Selama sakit : selama pengobatan anak lebih suka
beraktifitas di tempat tidur
- Pola istirahat dan tidur
Selama sakit : terkadang susah tidur karena lingkungan
yang ramai, dan kondisi mual muntah yang mengganggu
- Kebutuhan interaksi sosial
Pasien tidak ada gangguan dalam proses interaksi, tidak
ada masalah dengan teman sekolahnya dan ditunggu oleh
kedua orang tuanya selama sakit.
- Kebutuhan personal hygiene
Kebutuhan personal hygiene pasien sudah mandiri.
Data Penunjang
1. Laboratorium
Kimia Klinik (21/12/2018)
GDS 90 mg/dL
Ureum 38 mg/dL
Kreatinin 0,72 mg/dL
Elektrolit
Natrium 139 mmol/L
Kalium 3,2 mmol/L
Chlorida 94 mmol/L
Hematologi (10/1/2019)
Hb 8,9 g/dL
Hematokrit 27 %
Eritrosit 3,24 10^6/uL
Leukosit 1,1 10^3/uL
Trombosit 92 10^3/uL
Hematologi (12/1/2019)
Hb 11 g/dL
Hematokrit 32,8 %
Eritrosit 3,88 10^6/uL
Leukosit 2,1x10^3/uL
ANC 370/uL
Trombosit 142x10^3/uL
Lanjutan....
Radiologi
X – foto thoraks
Kesan : cor tak membesar
Pulmo tak tampak infiltrate
BMP (pemeriksaan 21 November 2018)
Kesan :
Selularitas sumsum tulang hiperseluler
Peningkatan aktivitas limfositik dengan limfoblas 67% (kecil-kecil, monoton,
anak inti 1-3)
Penekanan aktifitas sel hemetopoietik lainnya
Kesan sesuai gambaran Acute Lymphocitic Leukemia (ALL-L1)
Obat-obatan 14 Januari 2019
Terapi D5 ½ NS (intravena)
Ondancentron 4mg (intravena)
Vincristin 1,8 mg (intravena saat kemoterapi)
ANALISA DATA
DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
Data Subyektif: Nausea Efek Agen
Pasien mengatakan mengalami keluahan mual dan muntah
setelah menjalani pengobatan kemoterapi siklus Induksi (Mual) Farmakologis
Minggu ke 5
Data Obyektif:
Pasien mengalami mual dan muntah setelah menjalani
program kemoterapi
Data Subyektif: Resiko Trombositopeni
Tidak ada perdarahan pada gusi, tidak ada petekie, tidak
ada perdarahan yang bercampur pada tinja, klien tampak Perdarahan
anemis
Data Obyektif:
Hasil laborat menunjukan Trombosit 142x10^3/uL setelah
diberikan transfusi trombosit 6 kantong.
Data Subyektif Resiko Infeksi Ketidakadekuatan
Keluarga pasien mengatakan pasien sedang menjalani
program kemoterapi siklus induksi minggu ke 1 pertahanan tubuh
Data Obyektif: sekunder:
Hasil laborat menunjukan Leukosit 2,1x10^3/uL dan ANC
370/uL, pasien menjalani program kemoterapi siklus Imunosupresi
Induksi minggu ke 1
Diagnosa Keperawatan Aplikasi
Evidence Based Practice
Nausea (Mual) berhubungan dengan Efek
Agen Farmakologis (Kemoterapi)
Evidence Based Nursing Practice
Yang Diterapkan Di Pasien
An. S √ Sering
An. S √ Kadang-
kadang
Kesimpulan dan Saran
Simpulan
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh akupresur
terhadap mual muntah pada pasien leukemia anak sekolah yang dilakukan
kemoterapi di RSUP dr Kariadi Semarang.
Saran
Perawat perlu mengintegrasikan hasil penelitian ini sebagai salah satu
intervensi dalam asuhan keperawatan pada pasien anak yang menjalani
kemoterapi. Perawat juga perlu mensosialisasikan penggunaan terapi
akupresur kepada pasien, keluarga, dan masyarakat melalui pemberian
pendidikan kesehatan
Kelebihan, Kekurangan dan
Hambatan Aplikasi Evidence
Based Nursing
Kelebihan : intervensi teknik akupresur dapat diterapkan mandiri
oleh pasien dan keluarga bila pasien merasa mual, karena mudah
dan ekonomis
Kekurangan : alangkah lebih baik jika teknik akupresur
dikombinasikan dengan music relaksasi.
Hambatan : setelah dilakukan teknik akupresur selama proses
perawatan di Rumah Sakit, perawat mengalami hambatan atas
pelaporan dan evaluasi penerapan tindakan ketika klien mengalami
mual muntah saat dirumah nanti.