Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah bayi dengan berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram) sampai saat ini
masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal. Bayi berat lahir
rendah (BBLR) khususnya bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dan bayi berat lahir
amat sangat rendah (BBLASR), masih menjadi salah satu masalah kesehatan penting di
negara berkembang dikarenanakan angka kejadian, kesakitan, dan kematiannya masih
cukup tinggi. Selain itu, dampak jangka panjang yang dapat terjadi adalah adanya
hambatan tumbuh kembang, baik fisik, psikomotor, emosional, intelektual, dan kecacatan,
sehingga akan menurunkan kualitas sumber daya manusia dan akan menjadi beban bagi
keluarga. (Putra, Kardana, dkk. 2012)
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat badan pada
waktu baru lahir kurang dari 1500 gram. (Primadi, 2013) Insidensi BBLSR sekitar 4-7%
dari total kelahiran hidup dengan angka kematian 240 per 1000 kelahiran (National Center
for Health Statistic, 2010). Angka kejadian BBLSR di negara maju dan berkembang sangat
bervariasi, di negara maju jauh lebih rendah, seperti di Amerika Serikat 3-4% dari kejadian
BBLR, di negara-negara Eropa kejadian BBLSR 2% dari kelahiran hidup, sedangkan di
negara berkembang masih tinggi yaitu 7,3% dari seluruh BBLR. (Putra, Kardana, dkk.
2012)
Dalam dekade terakhir angka kematian BBLSR cenderung turun dengan makin
berkembangnya sistem dan alat kesehatan. Beberapa faktor risiko BBLSR antara lain usia
ibu yang terlalu muda untuk hamil, kehamilan ganda dimana hampir 50% kehamilan ganda
melahirkan BBLSR, kesehatan maternal yang dipengaruhi oleh infeksi dan obat-obatan,
jenis kelamin laki-laki, kelahiran prematur dan primiparitas, sosial ekonomi rendah,
antenatal care (ANC) yang tidak teratur, ruptur membran, malnutrisi, serta distress fetalis.
(Yuniriyadi, 2016)
Bayi dengan berat badan lahir rendah umumnya mengalami proses hidup jangka
panjang yang kurang baik. Apabila tidak meninggal pada awal kelahiran, bayi BBLSR
memiliki risiko tumbuh dan berkembang lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang lahir
dengan berat badan normal. Selain gangguan tumbuh kembang, individu dengan riwayat
BBLSR mempunyai faktor risiko tinggi untuk terjadinya hipertensi, penyakit jantung dan
diabetes setelah mencapai usia 40 tahun (Juaria dan Henry, 2014)
Beberapa masalah kesehatan sering muncul dan menyertai pada BBLSR paska
kelahiran bayi. Bayi berat lahir sangat rendah mempunyai kecenderungan ke arah
peningkatan terjadinya infeksi dan mudah terserang komplikasi. Penyebab utama
munculnya masalah kesehatan pada BBLSR adalah imaturitas sehingga terjadi kelainan
akibat proses transisi dari lingkungan intrauterin ke lingkungan dunia luar. Beberapa
kelainan tersebut antara lain dapat berupa imaturitas mulai dari sistem syaraf pusat (otak),
sistem pencernaan, sistem imun, paru-paru, sistem perkemihan, serta kurang mampu dalam
mengontrol gula darah (hipoglikemia) dan suhu (hipotermi). (Putra, Kardana, dkk. 2012)
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa BBLSR menjadi
perhatian khusus bagi pemerintah terutama pada negara berkembang. BBLSR mempunyai
faktor risiko terkena infeksi dan komplikasi lebih tinggi dari bayi normal. Oleh karena itu,
diperlukan pemantauan dan penatalaksaan yang tepat bagi BBLSR agar meminimalkan
faktor risiko infeksi, komplikasi, angka kesakitan, dan angka kematian BBLSR.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar pada BBLSR dan memberikan asuhan
keperawatan pada BBLSR
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari BBLSR
b. Mahasiswa mampu mengetahui patofiologi dari BBLSR
c. Mahasiswa mampu mengetahui etiologi dari BBLSR
d. Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinis dari BBLSR
e. Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi dari BBLSR
f. Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan penunjang dari BBLSR
g. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksaan dari BBLSR
h. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada BBLSR
DAFTAR PUSTAKA

Juaria, Henry, 2014. Hubungan Antara Umur Dan Paritas Dengan Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah Maret 2014. Volume 3, pp. 48-50.

National Center for Health Statistics. 2010. Health, United States, 2010: With Special Feature on
Death and Dying. U.S. Department of Health and Human Services: Government Printing
Office Washington, DC

Primadi, Aris. 2010. Pemberian Asi Pada Bayi Lahir Kurang Bulan. Buku Indonesia Menyusui.
Jakarta: IDAI

Putra, Yoga., Kardana, Made., Artana, Dharma., Putra, Junara . 2012. Karakteristik Dan Luaran
Bayi Berat Lahir Sangat Rendah Yang Lahir Di RSUP Sanglah Denpasar. Jurnal Ilmiah
Kedokteran. Volume 43 no 2

Yuniriyadi, Argadia. 2016. Analisis Toleransi, Efektivitas, dan Efek Samping, Formula Asam
Amino Dibandingkan Dengan Formula Prematur Standar Pada Bayi Berat Lahir Sangat
Rendah. Tesis Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Anda mungkin juga menyukai