Anda di halaman 1dari 10

Nama : Bella Dwi Nopita

Nim : 181440108

Keperawatan Gawat Darurat dan Manajemen bencana

PEMINDAHAN DARURAT

Pemindahan darurat adalah pemindahan yang kita akan lakukan ketika korban
memang benar benar dalam kondisi mengancam nyawa yang disekitarnya ada bahan ledakan
atau bahan yang berpotensi untuk meledak atau dalam kecelakaan kita akan pindahkan di tengah
jalan menuju ke pinggir jalan atau korban yang berdekatan dengan bahan berbahaya lainya
seperti minyak dan lain lain
Ada 8 contoh pemindahan darurat

1. Tarikan baju

Dilakukan ketika korban dalam keadaan tergeletak dan menarik bajunya menuju ke
tempat yang lebih aman
Yang perlu di perhatikan pada saat menolong korban yaitu :
a. Pakai kaca mata pelindung
b. Masker jika perlu
c. Baju pelindung / baju lengan panjang
d. Celana panjang
e. Headscoon ( untuk menhindari cairan yang keluar dari tubuh pasien agar tidak
terkena karena bisa saja menularkan penyakit jika pasien mempunyai penyakit yang
menular )

Cara mendemonstrasikan pemindahan korban dengan cara tarikan baju

1. Posisikan tubuh penolong simetris dengan korban


2. Sebelum menyentu korban posisi duduk rescuer, agar penyelmat tidak terjatuh
menimpah korban
3. Angkat sedikit kepala korban sandarkan di paha penolong
4. Tarik baju bagian atas dengan cara kemudian di putar
5. Kemudian tarik tubuh korban simetris dengan tubuh korban

Tehnik seperti ini usahakan posisi ketika menarik korban jangan mengangkat
menggunakan punggung atau tulang belakang , karena beban jika dibebankan ke pada
tulang belakang atau punggung nanti lama lama kita akan menderita penyakit sakit
pinggang

Contoh posisiyang benar badan tegang lurus kemudian mundur perlahan lahan

2. Tarikan bahu atau lengan

Menarik korban diabgian bahu di bantu denagn menggunakan seutas kain atau seutas tali
yang di balut di antara bahu , kemudian di lilit dan ditarik begitu juga denagn tarikan
lengan yaitu tarik lengan kedua korban kemudian tarik searah dengan kepala korban
Cara tarikan bahu atau tarikan lengan
Tarikan bahu
a. Posisikan korban dan sandarkan di di atas paha penolong
b. Ikat pergelangan tangan korban menggunakan kain atau tali atau mitella untuk
mempermudah penarikan
c. Rapatkan tubuh dengan korban
d. Masukan tangan di bawah bahu di bawah ketiak korban
e. Kemudian tarik kebelakang perlahan menuju kebelakang simetris dengan tubuh
korban
3. Tarikan kain

Alat yang digunakan berupa kain yang panjang sesuai tubuh korban , jadi kain di taru
kemudian letakkan korban diatas kain tersebut kemudian tarik
Caranya
a. Posisikan kain sepanjang tubuh korban
b. Rapatkan kain mendekati tubuh korban
c. Posisikan korban miring stabil, lalu masukan kebagian belakang tubuh korban
d. Kemudian rebahkan kembali
e. Ikat kain bagian tas dan bawah dari tubuh korban agar pada saat di tarik korban
tidak merosot
4. Tarikan selimut
Tarikan jenis ini menggunakan bantuan selimut untuk membantu menarik korban yang
biasanya ukurannya lebih besar dan bobotnya lebih berat
Caranya
a. Lipat selimut sepertiga bagian masukan di bawah tubuh korban
b. Miringkan posisi stabil
c. Rapat selimut di tubuh korban
d. Rebahkan kembali
e. Lipat atau gulung kain bagian atas korban hanya bagian kepala saja
5. Menggendong

Menggendong digunakan ketika melakukan pemindahan darurat yang benar benar darurat
menuju ketempat yang lebih aman
Caranya
a. Posisikan korban di paha penolong
b. Kemudian dirikan pelan pelan
c. Perlahan tarik kebelakang sambil berdiri
d. Kemudian lakukan penggendongan satu tangan menjepit satu bagian tunggkai dan
satu bagian lengan

Menurunkan
1. Turunkan perlahan
2. Kemudan rebahkan tubuh korban
6. Membopong
Tehniknya menggendong korban dengan cara korban berada didepan penolong
Caranya
a. Tekuk lutut korban dan ganjal tungkai bawahkorban
b. Kemudian tangan korban dipegang dengan menggunakan mekanisme grafitasi
c. Kemudan anggkat korban
d. Kemudian membopo

Menurunkan

a. Perlahan turunkan supaya korban tidak terbentur


7. Menyokong

Seorang penolong membantu korban dengan cara memapahnya , tehnik ini korban masih
sadar hanya mengalami luka ringan dan luka tungkai saja
Caranya
a. Rangkulkan tangan korban di pundak penolong
b. Kemudian minta korban mengangkat kaji menginjak keatas tubuh kaki penolong
c. Kemudian berjalan bersamasama bagian kaki luar korban bersamaan dengan kaki luar
penolong begitu sebaliknya

8. Payer resque draf


yaitu fire rescue ketika berada di ruang terbatas runtuhan maupun di gorong-gorong yang
tidak mengharuskan responnya atau yang membuat responnya tidak bisa berdiri tegak
jadi harus merangkak untuk menuju ke akses atau menuju ke korban begitu juga dengan
kembali dari 4 korban jadi korban berada di bawah kita kita merangkak diatas korban
pergelangan tangan korban itu di ikat dengan menggunakan seutas tali atau kain
kemudian dikalungkan di leher kita kemudian kita merangkak perlahan menuju ke pintu
keluar

Digunakan ketika berada di ruang terbatas di reruntuhann maupun gotong royong .


Korban berada di bawah ponolong merangkak diatas korban pergelangan lengan korban
itu di ikat dengan tali atau kain dikalungkan di leher penolong kemundian merangkak
menuju keluar
Caranya
a. Ikat pergelangan tangan menggunakan tali kain atau mitella
b. Posisi penolong diatas korban
c. Selanjutnya pergelangan korban yang telah diikat kalungkan dileher penolong
d. Selanjutnya siap untuk merangkak

Pengertian transportasi
Transportasi merupakan suatu proses usaha untuk memindahkan korban dari tempat darurat ke
tempat yang aman tanpa atau menggunakan alat. Tergantung situasi dan kondisi lapangan.

B.     Persiapan Transportasi
 Penderita
 Seorang penderita gawat darurat dapat ditransportasikan bila penderita tersebut siap
(memenuhi syarat) untuk ditransportasikan, yaitu:
· Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi – resusitasi : bila
diperlukan
· Perdarahan dihentikan
· Luka ditutup
· Patah tulang di fiksasi
 Tempat Tujuan
 Tempat dan tujuannya sudah jelas.
 Sarana Alat
 Personil
 Penilaian Layak Pindah:
Kondisi stabil.
1.    A – Airway (jalan napas)
Jalan udara penderita haruslah terbuka dan lancer untuk mempermudah pemulihan pernapasn.
Harus dipastikan jalan napas benar-benar lancar.  Pengelolaan simple untuk mempertahankan
airway penderita adalah dengan metode chin lift dan jaw thrust.
Langkah-langkah mempertahankan airway penderita :
a.    Penderita diterlentangkan ditempat yang datar. Jikan masih bayi, tangan kita dapat
digunakan menjadi alas.
b.   Segera bersihkan mulut penderita dan jalan napas dengan menggunakan jari.
c.    Bebaskan jalan napas dengan menggunakan metode chin lift atau jaw thrust :
  Chin lift :
1.  Letakkan tangan pada dahi pasien/korban
2. Tekan dahi sedikit mengarah ke depan dengan telapak tangan penolong.
3. Letakkan ujung jari tangan lainnya dibawah bagian ujung tulang rahang pasien/korban
4.  Tengadahkan kepala dan tahan/tekan dahi pasien/korban secara bersamaan sampai
kepala pasien/korban pada posisi ekstensi.
  Jaw thrust :
1. Letakkan kedua siku penolong sejajar dengan posisi pasien/korban
2. Kedua tangan memegang sisi kepala pasien/korban
3. Penolong memegang kedua sisi rahang
4. Kedua tangan penolong menggerakkan rahang keposisi depan secara perlahan
5. Prtahankan posisi mulut pasien/korban tetap terbuka
2.    B – Breathing (pernapasan)
Terdiri dari 2 tahap :
 Memastikan pasien/korban tidak bernafas
 Dengan cara melihat pergerakan naik turunya dada, mendengar bunyi nafas dan
merasakan hembusan nafas, dengan tehnik penolong mendekatkan telinga diatas mulut
dan hidung pasien/korban sambil tetap mempertahankan jalan nafas tetap terbuka.
Dilakukan tidak lebih dari 10 detik
Memberikan bantuan nafas
 Bantuan nafas dapat dilakukan melalui mulut ke mulut, bantuan nafas diberikan sebanyak
2 kali hembusan, waktu tiap kali hembusan 1,5 – 2 detik. Perhatikan respon pasien.
Caramemberikan bantuan pernafasan :
 Mulut ke mulut
 Merupakan cara yang  cepat dan efektif. Pada saat memberikan penolong tarik nafas dan
mulut penolong menutup seluruhnya mulut pasien/korban dan hidung pasien/korban
harus ditutup dengan telunjuk dan ibu jari penolong.Volume udara yang berlebihan dapat
menyebabkan udara masuk ke lambung.                       
C – Circulation (aliran darah)
 Memastikan ada tidaknya denyut jantung pasien/korban, ditentukan dengan meraba arteri
karotis didaerah leher pasien/korban dengan cara dua atau tiga jari penolong meraba
pertengahan leher sehingga teraba trakea, kemudian digeser ke arah penolong kira-kira 1-
2 cm, raba dengan lembut selam 5 – 10 detik. Bila teraba penolong harus memeriksa
pernafasan, bila tidak ada nafas berikan bantuan nafas 12 kali/menit. Bila ada nafas
pertahankan airway pasien/korban.
 D – Disability (kesadaran) Kondisi “Stabil”
2.        Pengangkatan dan Pemindahan Penderita Gawat Darurat
A.    Pengertian
Pemindahan darurat / Emergency Move adalah Suatu cara pemindahan penderita ketika dalam
keadaan yang membahayakan baik dari lingkungan maupun penderita itu sendiri dengan
mengabaikan kondisi yang dialami penderita.
            Setelah melakukan penilaian keadaan dan penilaian dini, selanjutnya kita menentukan
prioritas pemindahan penderita. Beberapa pertanyaan yang mungkin terjadi adalah :
1. Kapan saatnya penderita dipindahkan,
2. Apakah penilaian dan pemeriksaan penderita harus selesai sebelum pemindahan,
3. Berapa lamakah tulang belakang harus dijaga (stabilisasi manual).
yang perlu diperhatiakan dalam pengangkatan dan pemindahan penderita, yaitu :
1. Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan
2. Berkomunikasi teratur dengan pasangan
3. Kedua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit di depan kaki sebelahnya
4. Berjongkok, jangan membungkuk saat mengangkat
5. Punggung harus selalu dijaga tetap lurus
6. Tangan yang memegang menghadap ke depan. Jarak antar kedua tangan yang
memegang(mis: tandu) minimal 30 cm
7. Tubuh sedekat mungkin dengan beban yang harus diangkat, bila terpaksa jarak maksimal
tangan ke tubuh kita adalah 50 cm
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan penderita :
 Nilai kesulitan yang mungkin terjadi pada saat pemindahan,
 Rencanakan gerakan sebulum mengakatkat dan memindahkan penderita,
  Jangan memindahkan dan mengangkat penderita jika tidak mampu,
 Gunakan otot tungkai, panggul serta otot perut,
 Hindari mengangkat dengan otot punggung dan membungkuk,
 Jaga keseimbangan,
 Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap.

Anda mungkin juga menyukai