Anda di halaman 1dari 55

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH DEWASA

Dosen pembimbing: Ns, Hermasnyah, S.Kep, M.Kep


Disusun oleh: Kelompok 6

1. Elsi (P05120218066)
2. Ikhtiar Wahyudi (P05120218070)
3. Tamara Anelva (P05120218079)
4. Veny Eka Marisca (P05120218085)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulisan makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok mahasiswa
Keperawatan dalam mata kuliah “Keperawatan Keluarga ” yang merupakan
rangkaian dari proses kegiatan belajar mengajar.
Kami menyadari bahwa karena keterbatasan waktu dan pengetahuan
yang kami miliki, dalam pemaparan makalah ini masih terdapat kekurangan,
untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan masukan yang bersifat
membangun guna memperbaiki makalah ini agar menjadi lebih baik sehingga
dapat memberi manfaat bagi kami maupun orang lain.

Kamis , 24 september 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................2
C. Tujuan........................................................................................2
D. Sistematika Penulisan................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Keluarga..................................................................4
B. Pengertian Dewasa....................................................................4
C. Ciri Khas Perkembangan Dewasa.............................................5
D. Tahap Perkembangan Keluarga Dewasa...................................8
E. Masalah-Maslah Kesehatan Pada Tahap Keluarga Dewasa....13
F. Peran Perawat Dalam Keluarga
Dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Dewasa.................15
G. Pengertian Hipertensi..............................................................15
H. Etiologi Hipertensi..................................................................15
I. Tanda Gejala Hipertensi..........................................................16
J. Klasifikasi Hipertensi..............................................................17
K. Patofisiologi Hipertensi...........................................................17
L. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi.........................................19
M. Komplikasi Hipertensi.............................................................19
N. Penatalaksanaan Hipertensi.....................................................19
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian...............................................................................22
B. Analisa Data............................................................................38
C. Diagnosa..................................................................................43
D. Intervensi.................................................................................44
E. Implementasi...........................................................................47

ii
F. Evaluasi...................................................................................47
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................49
B. Saran........................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang
memberi dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari
keluarga. Salah satunya adalah belajar menghormati orang yang lebih tua serta
membantu menyelesaikan berbagai masalah yang timbul. Orang tua
diharapkan dapat membantu anak dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan untuk mengatasi masalah secara realistik dan simpati. Oleh karena
itu, keluarga sebagai tempat untuk mengkondisikan pemberian nilai positif
pada anak. Salah satu aspek penting dari perawatan adalah penekanannya
pada unit keluarga. Keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat dan
lembaga sosial yang paling banyak memiliki efek-efek menonjol terhadap
anggota keluarga. Tujuan utama dari keluarga adalah sebagai perantara yaitu
menanggung semua harpan-harapan dan kewajiban masyarakat serta
membentuk dan mengubah sampai taraf tertentu hingga dapat memenuhi
kebutuhan dan kepentingan setiap anggota individu dalam keluarga. Setiap
anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi, dan sosial.
Keluarga harus berfungsi menjadi perantara bagi tuntunan-tuntunan dan
harapan dari semua individu yang ada dalam unit keluarga.
Permulaan dari keluarga dengan tahap anak usia dewasa awal ditandai
dengan anak pertama meninggalkan tumah orang tua dan berakhir dengan
rumah kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat
singkat dan agak panjang, tergantung pada beberapa banyak anak yang ada
dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang masih
tinggal dirumah setelah tamat dati SMA dan perguruna tinggi. Fase ini
ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak-anak untuk
kehidupan dewasa sendiri. Tugas-tugas perkembangan menjadi penting ketika
sebuah keluarga tersebut berubaah dari sebuah rumah tangga dengan anak-
anak ke sebuah rumah tangga yang hanya terdiri dari sepasang suami dan istri.

1
Tujuan utama keluarga adalah reorganisasi keluarga menjadi sebuah unit yang
tetap berjalan sementara melepaskan anak-anak yang dewasa ke dalam
kehidupan yang sendiri (duvall, 1977).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi keluarga ?
2. Apa definisi dewasa ?
3. Apa saja ciri khas perkembangan dewasa ?
4. Bagaimana perkembangan keluarga dewasa?
5. Apa saja masalah kesehatan pada tahap keluarga dewasa?
6. Bagaimana peran perawat dalam keluarga dengan tahap perkembangan
anak usia dewasa?
7. Apa definisi hipertensi ?
8. Apa saja etiologi dari hipertensi ?
9. Apa saja tanda dan gejala hipertensi ?
10. Apa saja klasifikasi hipertensi ?
11. Bagaimana patofisiologi hipertensi ?
12. Apa saja pemeriksaan penunjang hipertensi?
13. Apa saja komplikasi dari hipertensi?
14. Apa saja penatalaksanaan dari hipertensi?
15. Bagaimana asuhan keperawatan pada keluarga dengan orang dewasa yang
mengalami hipertensi?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan
masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan anak dewasa.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu :
1) Menyebutkan definisi keluarga dan dewasa
2) Menjelaskan ciri-ciri perkembangan dewasa.

2
3) Menjelaskan masalah-masalah kesehatan pada tahap keluarga dewasa
4) Menjelaskan peran perawat dalam keluarga dengan tahap perkembangan
anak usia dewasa.
5) Menyebutkan pengertian hipertensi
6) Menjelaskan etiologi, tanda gejala dan klasifikasi hipertensi.
7) Menjelaskan patofisiologi hipertensi.
8) Menyebutkan pemeriksaan penunjang , dan komplikasi hipertensi.
9) Mnejelaskan penatalaksanaan hipertensi.
10) Menjelaskan asuhan keperawatan pada keluarga dengan orang dewasa
yang mengalami hipertensi.
D. Sistematika Penulisan
1) BAB 1PENDAHULUAN
Terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, dan Tujuan.
2) BAB II TINJAUAN TEORI
Berisi tentang definisi keluarga, definisi dewasa, ciri-ciri perkembangan
dewasa, tahaopperkembangan keluarga dewasa, masalah-masalah
kesehatan pada tahap keluarga dewasa, peran perawat dalam keluarga
dengan tahap perkembangan anak usia dewasa, definsisi hipertensi,
etiologi hipertensi, tanda gejala hipertensi, klasifikasi hipertensi,
patofisiologi hipertensi, pemeriksaan penunjang, komplikasi,
penatalaksaan hipertensi.
3) BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Berisi tentang asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisadata,
diagnosa, intervensi , implementasi, dan evaluasi.
4) BAB IV PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan sran
5) DAFTAR PUSTAKA

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Asuhan Keperawatan keluarga tahap dewasa (awal, tengah, akhir
a) Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Jhonson L & Lenny
R,2010)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing, dan
menciptakan dan mempertahankan suatu budaya ( Bailon dan Maglaya 1978
dalam Andarmoyo,2012).
b) Pengertian Dewasa
Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah
berkisar ke angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang
penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana
mempersiapkan masa depan, penentu karier dan masa usia memasuki dunia
pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa mempersiapkan punya keturunan
dan masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan prestasi kerja di
masyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa kebal,
masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .
Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian. Menurut Prof.
Dr. A.E Sinolungan (1997), masa dewasa dapat di bagi dalam beberapa fase
yaitu:
1. Fase Dewasa Awal
Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya dan mulai
melepaskan ketergantungan kepada orang lain.
2. Fase Dewasa Tengah
Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih

4
teman hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan
energy sesuai kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra
tubuh terhadap realita fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik.
Harga diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan sikap positif terhadap
perubahan fisiologis muncul jika orang dewasa mengikuti latihan fisik diet
yang seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan hygiene yang baik.
3. Fase Dewasa Akhir
Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif, sukses-
sukses berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa ini
dapat dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap.
Masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu:
1) Menurunnya keadaan jasmaniah
2) Perubahan susunan keluarga
3) Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam bidang
pekerjaan atau perbaikan kesehatan yang lalu
4) Penurunan fungsi tubuh
Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi
pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya
ada PPS ( Post Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat
kemudian tidak, rasanya ada perasaan down sindrom.
c) Ciri Khas Perkembangan Dewasa
1. Dewasa Awal
1) Usia reproduktif (reproductive age)
2) Reproduktivitas atau masa kesuburan sehingga siap menjadi ayah/ibu
dalam mengasuh/mendidik anak.
3) Usia memantapkan letak kedudukan (setting down age)
4) Mantap dalam pola-pola hidup. Misalnya, dalam dunia kerja,
perkawinan, dan memainkan peran sebagai orang tua.
5) Usia banyak masalah (problem age)

5
6) Persoalan yang pernah dialami pada masa lalu mungkin berlanjut, serta
adanya problem baru. Yaitu yang berhubungan dengan rumah tangga
baru, hubungan sosial, keluarga, pekerjaan dan faktor kesempatan,
demikian pula faktor internal.
7) Usia tegang dalam emosi (emotional tension age)
8) Mengalami ketegangan emosi yang berhubungan dengan persoalan-
persoalan yang dihadapi. Misalnya, persoalan jabatan, karier,
perkawinan, keuangan, hubungan sosial/saudara, teman, dan kenalan.
9) Dalam masa usia reproduksi,pada umumnya mencapai kepuasan jika
sejak remasa organ-organ dipelihara secara baik. Demikian pula usia
pemantapan, sejak remaja harus dipersiapakn berbagai kemampuan,
sikap, ketrampilan yang diperlukan. Sejak masa remaja mempersiapkan
diri untuk menghadapi berbagai kemungkinan timbul masalah yang
berhubungan dengan perkawinan, jabatan, keuangan. Demikian pula
perlu mempersiapkan diri bahwa banyak hal yang memungkinkan
ketegangan emosi dan perlu adanya penyesuaian diri.
2. Dewasa Tengah (Madya)
1) Masa yang ditakuti ( a dreaded period)
Adanya perubahan yang menuju kemunduran (the change of life) maka
merasa terancam sehingga menimbulkan rasa takut, merasa tersingkir
dan terabaikan,kesehatan dan kariernya merasa terancam juga, bahkan
merasa tidak menarik lagi, maka sementara orang berusaha menutupi
kekuranganya.
2) Masa transisi yaitu a time of transition
Transisi mengalami kemunduran untuk pria: ada perubahan dalam
kejantanan/varirility,bagi wanita mengalami berkurang/hilangnya
kesuburan/fertility. Dengan kemunduran itu timbul usaha
mempertahankan pertumbuhan sebelumnya.
3) Masa penyusuaian kembali atau a time of adjustment

6
Perubahan fisik dan psikis menyebabkan adanya perombakan apa yang
telah dimiliki yaitu pola perilaku yang layak selama masa dewasa dini.
Perilaku akan seirama dengan datangnya perubahan-perubahan
selanjutnya. Penyesuaian kembali terhadap kondisi yang berubah.
4) Masa keseimbangan dan tak keseimbangan, a time equilibrium and
disequilibrium
Keseimbangan dialami oleh mereka yang berusia setengah umur namun
masih mengalami kegoncangan dalam penyesuaian diri. Jadi mereka
mengalami equilibrium maupun disequibrium didalam dirinya atau
internal, maupun dalam hubungannya dengan orang sekitarnya (suami-
istri).
5) Menjelang akhir usia dewasa madya, individu mengalami belajar
berbagai penyesuaian dirisehingga akhirnya dapat menerima keadaan
yang berubah itu. Istilah yang disebut ‘betah di rumah’, artinya mereka
sudah dapat menerima keadaannya dengan mengisi secara leluasa waktu
luang yang dihadapi, mereka merasa bahagia. Namun antara suami istri
yang tak seirama dalam kehidupan rumah tangga, sering terjadi
ketidakbahgiaan dalam perkawinan.
3. Dewasa Akhir
1) Adanya periode penurunan atau kemunduran. Yang disebabkan oleh
faktor fisik dan psikologis.
2) Perbedaan individu dalam efek penuaan. Ada yang menganggap periode
ini sebagai waktunya untuk bersantai dan ada pula yang menganggapnya
sebagai hukuman.
3) Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan
masa tua tidaklah menyenangkan.
4) Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap
orang berusia lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah
melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang masih menghormati orang

7
yang berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi masyarakat
sekitar.
5) Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang
negatif tentang usia lanjut.
6) Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan
kelompok yang lebih muda.
7) Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang
negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
8) Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk
memperlambat penuaan.

d) Tahap Perkembangan Keluarga Dewasa


1) Tahap perkembangan pada masa dewasa awal.
Menurut Fiedman (1998) Merupakan tahap perkembangan keluarga
yang ke VI. Permulaan tahap kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah dan berakhir dengan “rumah kosong” atau
ketika anak terakhir meninggalkan rumah.Tahap ini dapat singkat atau agak
panjang, tergantung beberapa banyak anak ada didalam rumah atau beberapa
banyak anak yang belum menikah dan masih tinggal dirumah. Akan tetapi
,trend yang meluas dikalangan dewasa muda yang umumnya menunda
perkawinan, hidup terpisah dan mandiri dalam tatanan hidup mereka sendiri.
Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak perpisahan dari dan oleh
anak-anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri. Orangtua, mereka
membicarakan anak mereka yang pergi, melepaskan 20 tahun peran sebagai
orang tua dan kembali pada pasangan perkawinan mereka yang asli. Tugas-
tugas perkembangan menjadi penting ketika keluarga tersebut berubah dari
sebuah rumah tangga yang dengan anak-anak kesebuah rumah tangga yang
hanya terdiri dari sepasang suami dan istri. Tujuan utama keluarga adalah
pengorganisasian keluarga menjadi sebuah unit yang tetap berjalan
sementara melepaskan anak-anak yang dewasa kedalam kehidupan mereka
sendiri (Duvall,1977).

8
Tugas-tugas perkembangan keluarga pada tahap dewasa awal
1.  Memilih pasangan hidup.
2. Belajar hidup bersama sebagai pasangan suami-istri.
3. Mulai hidup dalam satu keluarga; pasangan dan anak.
4.  Belajar mengasuh anak.
5. Mengelola rumah tangga.
6.  Mulai bekerja atau membangun karir.
7. Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara.
8. Bergabung dengan suatu aktivitas atau perkumpulan sosial.
2) Tahap Perkembangan Dewasa Tengah
Menurut Fiedman (2010) merupakan tahap ke VII dari siklus
kehidupan keluarga, merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua,
dimulai dari anak terakhir meninggalkan rumah sampai dan berakhir dengan
pensiunan atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai
ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir dengan
pensiunnya pasangan, biasanya 16-18 tahun kemudian.
Biasanya, pasangan baru di tahun-tahun pertengahan mereka merupakan
keluarga inti, walaupun tetap berinteraksi dengan orang tua lansia mereka
dengan anggota keluarga lain dari keluarga asalnya, dan dengan keluarga
baru yang didapat dari pernikahan anak cucu (keturunan) mereka. Pasangan
pasca menjadi orang tua saat ini tidak lagi terisolasi; semakin banyak
pasangan paruh baya yang tidak lagi melaksanakan kesibukan harian mereka
dan meluangkan waktu lebih banyak dalam fase pascaparental, dengan
perluasan kekeluargaan antara empat generasi bukanlah hal yang jarang
(Roth,1996).
Tugas-tugas perkembangan keluarga menurut Friedman (2010) pada
tahap ini adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.

9
Dalam masa ini,upaya yang melaksanakan hidup sehat menjadi lebih
menonjol bagi pasangan.,meskipun kenyataan mereka telah melakukan
kebiasaan yang sifatnya merusak kesehatan. Motivasi utama orang usia
pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup mereka adalah adanya
perasaan yang rentan terhadap penyakit akibat adanya teman atau anggota
keluarga, mengalami serangan jantung stroke atau kanker. Kenyakinan
bahwa pemeriksan yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat
merupakan cara-cara efektif untuk mengurangi kerentangan terhadap
berbagai penyakit juga merupakan kekuatan pendorong yang ampuh.
2. Mempertahankan kepuasan dan hubungan yang bermakna antara orang
tua yang telah menua dan anak mereka.
Menerima dan menyambut kedatangan cucu kedalam keluarga
membantu dalam meningkatkan kepuasan hubungan antar generasi.
Hadirnya cucu memungkinkan kepuasan hubungan paru baya untuk tahap
ini (Sprey & Matthews,1982). Kakek/ nenek menyediakan dukunagan
yang besar untuk anak dan cucu mereka ketika mereka dalam keadaan
kritis dan membantu anak mereka dalam menjalankan fungsi sebagai
orang tua melalui dukungan. Peran yang lebih menyebabkan adalah yang
berhubungan dengan dan membantu orang tua lansia. Tanggung jawab
perawatan bagi orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan merupakan
hal yang harus dilakukan oleh keluarga ini.
3. Memperkuat hubungan perkawinan.
Saat ini, pasangan bener-bener sendirian setelah beberapa tahun
dikelilingi oleh anggota keluarga lain dan beberapa hubungan. Walaupun
tampak sebagai kelegaan yang disambut baik, masa ini merupakan masa
yang sulit bagi banyak pasangan untuk berhubungan satu sama lain
sebagai pasangan baru dan bukan sebagai orang tua.
3) Tahap perkembangan dewasa akhir
Tahap perkembangan keluarga usia lanjut menurut Friedman (1998) Tahap
terakhir siklus kehidupan keluarga yang dimulai ketika salah satu atau

10
kedua pasangan memasuki masa pensiunan, sampai salah satu pasangan
meninggal dan berakhir ketika kedua pasangan meningggal. Persepsi
terhadap siklus kehidupan ini sangat berbeda dikalangan keluarga lanjut
usia. Beberapa orang merasa menyedihkan, sementara yang lain merasa hal
ini merupakan tahun-tahun terbaik dalam hidup mereka. Banyak dari
mereka yang tergantung darisumber-sumber finansial yang adekuat,
kemampuan memelihara rumah yang memuaskan dan status kesehatan
individu. Mereka yang tidak lagi mandiri karena sakit, umumnya memiliki
norma yang rendah dan kesehatan fisik yang buruk sering merupakan
antersedan penyakit mental dikalangan lansia. Karena proses menua
berlangsung dan masa pension menjadi suatu kenyataan, maka ada
beberapa macam stressor atau kehilangan-kehilangan yang dialami oleh
mayoritas lansia dan pasangan-pasangan yang mengacaukan transisi peran
mereka. Hal ini meliputi :

1. Ekonomi- Menyesuaikan terhadap pendapatan yang turun secara


substansial, mungkin kemudian menyesuaikan terhadap ketergantungan
ekonomi (ketergantungan pada keluarga atau subsidi pemerintah)
2. Perumahan- Sering pindah tempat tinggal yang lebih kecil dan
kemudian dipaksa pindah ketatanan institusi.
3. Sosial-Kehilangan (kematian) saudara, teman-teman dan pasangan.
4. Pekerjaan- Keharusanan pension dan hilangnya peran dalam pekerjaan
dan perasaan produktivitas
5. Kesehatan-Menurun fungsi fisik, mental dan kognitif ; memberikan
perawatan bagi pasangan yang kurang sehat.
Orang yang lebih tua mengalami masalah dalam berbagai aktivitas
hidup sehari-hari yang termasuk mandi, berpakaian, makan, toilet.
Masalah- masalah ini kemampuan orang yang lebih tua sering
berdampak terhadap hidup mandiri, karena penurunan fungsional
dimana semua mempengaruhi kualitas hidup individu (Maryam,2008).

11
Tugas-tugas perkembangan keluarga dewasa akhir atau usia lanjut
menurut Fiedman (1998) adalah :
1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
Orang tua yang tinggal dirumah sendiri biasanya mempunyai
penyesuaian diri yang baikdari pada tinggal bersama anaknya. Orang tua
yang pindah kerumah anaknya biasanya lansia dengan penurunan
kesehatan atau ekonomi sehingga tidak punya pilihan lain.
Hal ini merupakan bukti pengaturan diri hidup secara mandiri
merupakan predictor kesejahteraan yang ampuh bagi lansia.Perpindahan
tempat, merupakan traumatik karena berarti meninggalkan pertalian
tetangga dan persahabatan yang member kenyamanan dan keamanan.
Akan tetapi, jika hal ini harus terjadi maka menciptakan lingkungan
seperti lingkungan lama merupakan hal yang penting pada saat ini.
2. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
Ketika pensiun, terjadi penurunan pendapatan secara tajam, dan
seiringnya dengan berlalunya tahun, pendapatan pun semakin menurun
dan semakin tidak memadai karena terus naiknya biaya hidup dan
terkurasnya tabungan. Lansia lebih banyak menghabiskan uang untuk
perawatan kesehatan sehingga perlu menyesuaikan pengeluaran dengan
pendapatannya.Program asuransi atau bantuan orang lain terutami dari
generasinya mungkin sangat dibutuhkan pada saat ini.
3. Mempertahankan hubungan perkawinan
Perkawinan yang dirasakan memuaskan memuaskan dalam tahun
tahun berikutnya biasanya mempunyai sejarah positif yang panjang dan
sebaliknya. Riset membuktikan bahwa perkawinan mempunyai
kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang berlangsung kedua
pasangan lansia.
4. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
Lansia umumnya menyadari bahwa kematian merupakan proses
kehidupan yang normal. Akan tetapi, kematian pasangan merupakan

12
hal- hal yang sulit untuk diadaptasi.Kehilangan pasangan merupakan hal
yang paling traumatis bagi lansia dan mampu melunturkan semua
dukungan, meskipun anak anak telah mengisi kekosongannya.
Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi.
5. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.
Meskipun ada suatu kecenderungan bagi lansia untuk menjauhkan
diri dari hubungan sosial, keluarga tetap menjadi fokus interaksi-
interaksi sosisl lansia dan sumber utama dukungan social. Karena lansia
menarik dari aktivitas-aktivitas dunia sekitarnya, hubungan-hubungan
dengan pasangan, anak-anak, cucu-cucu dan saudara-saudaranya
menjadi lebih penting.
6. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan
integrasi hidup).
Penelaahan hidup merupakan “life review” merupakan aktivitas
yang vital dan umum dilakukan lansia, karena aktivitas ini
menggambarkan suatu penelaahan sentral kehidupan. Aktivitas ini
dipandang sebagai tugas perkembangan “ tipe kognitif” . hal penting
dari aktivitas ini terletak pada fakta bahwa penelaahan kehidupan
memudahkan penyesuaian terhadap situasi-situasi yang sulit dan
memberikan pandangan terhadap kejadian- kejadian masa lalu. Lansia
sangat peduli dengan kualitas hidup mereka dan berharap agar mereka
dan berharap agar dapat hidup terhormat dan penuh arti.
e) Masalah – Masalah Kesehatan Pada Tahap Keluarga Dewasa
1. Masalah-masalah kesehatan munurut Friedman (2010) pada tahap
perkembangan keluarga dewasa awal adalah :
1) Komunikasi isu antar orang tua dan anak dewasa muda.
2) Masalah transisi peran bagi suami dan istri.
3) Kedaruratan masalah kesehatan kronik.
4) Perencanaan keluarga bagi anak dewasa muda.
5) Perhatian terhadap menopause.

13
6) Efek yang berkaitan dengan mimum alcohol, merokok, dan praktek diet
yang buruk yang telah berlangsung dalam jangka panjang.
2. Masalah-masalah kesehatan pada keluarga dewasa tengah adalah :
1) Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang cukup, kegiatan waktu
luang dan tidur, nutrisi yang baik, program olahraga yang teratur,
pengurangan berat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti
merokok, berhenti atau mengurangi penggunan alkohol, pemeriksaan
skrining kesehatan preventif.
2) Perhatian hubungan perkawinan.
3) Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar , cucu dan orang tua
yang telah menua.
4) Perhatian pemberi asuhan ; membantu dalam mengasuh orang tua lansia
atau tidak berdaya.
4. Masalah – masalah kesehatan pada tahap keluarga dewasa akhir atau
menurut Friedman (2010) adalah sebagai berikut :
1) Disabilitas disfungsional meningkat
2) Gangguan mobilitas
3) Penyakit kronik
4) Kekuatan dan fungsi otot menghilang
5) Layanan perawatan dalam jangka panjang
6) Memberikan asuhan
7) Isolasi social
8) Berduka atau depresi
9) Gangguan kognitif

14
f) Peran Perwat dalam Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia
Dewasa
Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa
muda dengan orangtua mereka ; masalah-masalah transisi peran bagi suami
istri, masalah orang yang memberikan perawatan (bagi orangtua lanjut usia)
dan munculnya kondisi kesehatan tingkat kolesterol tinggi, obesitas dan
tekanan darah tinggi. Keluarga berencana bagi remaja dan dewasa muda tetap
penting. Masalah-masalah manupouse dikalangan wanita umum terjadi. Efek-
efek yang dikaitkan dengan kebiasaan minum, merokok yang lama dan
praktek diet semakin lebih jelas. Terakhir, perlunya strategi promosi kesehatan
dan “gaya hidup sehat” menjadi lebih penting bagi anggota keluarga yang
dewasa (Friedman, 1998) :
1) Memberikan pendidikan konseling pada keluarga
2) Merawat orang tua lanjut usia dengan keluarga bermasalah lain
3) Mengkaji kebutuhan permasalahan keluarga dan berupaya
menanggulanginya
B. Hipertensi
a) Pengertian hipertensi.
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2002).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan siastolik lebih dari 80 mmHg (Ardiansyah,2012).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan siastolik lebih dari 90 mmHg (Arif Muttaqin,2009).

b) Etiologi.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan

15
besar yaitu : ( Ardiansyah, 2012)
1. Hipertensi primer
Hipertensi primer yaitu hipertensi esensial atau hipertensi yang 90%
tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan
dengan berkembangnya hipertensi esensial diantaranya :
1) Genetic : individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,
beresiko lebih tinggi untuk mendapatkan penyakit ini ketimbang yang
tidak.
2) Jenis kelamin dan usia : laki-laki usia 35-50 tahun, wanita
pascamenepause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi.
3) Diet : komsumsi diet tinggi garam.
4) Berat badan atau obesitas ( 25% lebih berat diatas berat badan ideal)
juga sering dikaitkan dengan bekembangnya hipertensi.
5) Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan
tekanan darah ( bila gaya hidup yang tidak sehat tersebut tetap
diterapkan)
2. Hipertensi sekunder ( 5 – 10%)
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang penyebabnya
diketahui. Beberapa gejala atau penyakit yang menyebabkan hipertensi
jenis ini antara lain :
1) Penyakit parenkim dan vaskuler ginjal.
2) Kehamilan
3) Gangguan endokrin.
4) Kegemukan ( obesitas )
5) Stress.
c) Tanda dan gejala.
Sakit kepala ditengkuk merupakan ciri yang sering terjadi pada penderita
hipertensi berat. Gejala lain, yaitu pusing ,mudah lelah namun gejala-gejala
tersebut kadang muncul pada beberapa penderita,bahkan pada beberapa kasus
penderita tekanan darah tinggi biasanya tidak merasakan apa- apa. Peninggian

16
tekanan darah terkadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian,gejala
baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung
(Nurrahmani,2012).

d) Klasifikasi.
Klasifikasi hipertensi pada pasien berusia ≥ 18 tahun oleh The Joint
National Commitiee On Dertectian,and Treatment of High Blood Pressure
(1998) dalam Ardiansyah 2012, sebagai berikut :
Table 2.1. Klasifikasi Hipertensi.
Katagori TD Diastolik (mmHg) TD Siastolik (mmHg)

Normal < 85 < 130

Normal 85-89 130-139

tinggi

Hipertensi : 90-99 140 –


159
Tinggi 1 (ringan 100-
109 160 - 179
) Tinggi 2
110- 180 –
(sedang ) Tinggi 119 210

3 (berat ) ≥ 120 ≥ 210

Tinggi 4 ( sangat berat)

e) Patofisiologi.
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembulu darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulladiotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jarak syaraf sympatis,yang berlanjut ke bawah kekorda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia sympati dithorak dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak kebawah melalui system saraf sympatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron pre ganglion melepaskan asetikolin,yang akan

17
merangsang serabut saraf pasca ganglion pembulu darah, dimana dengan
dilepaskannya norefinefrin mengakibatkan kontriksi pembulu darah. Berbagai
factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembulu
darah terhadap rangsang vasokonstriktor.Individu dengan hipertensi sangat
sensitif terhadap norefinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa
hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system syaraf simpatis merangsang
pembulu darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.Mendulla
adrenal mensekresi afinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi.Korteks
adrenal menskresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokontriktor pembulu darah.Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan
aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.
Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi adosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Pertimbangan gentorologis, perubahan stuktural dan fungsional pada
system pembulu perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah
yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembulu darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan
daya regang pembulu darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang di pompa oleh
jantung ( voleme sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan pertahanan perifer. (Smeltzer & Bare, 2002).

18
f) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang hipertensi (Aspiani, 2016) :
1. Laboratorium
2. Albuminuria pada Hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
3. Kreatinin serum dan BUN meningkat pada Hipertensi karena parenkim
ginjal dengan gagal ginjal akut
4. Darah parifer lengkap
5. Kimia darah (kalium, natrium, kreatinin)
6. EKG
7. Hipertrofi ventrikel kiri
8. Iskemia atau infark miokard
9. Peninggian gelombang P
10. Gangguan konduksi
11. Foto Rongen
12. Bentuk dan besar jantung Nothing dari iga pada koarktasi aorta
13. Pembendungan, lebarnya paru
14. Hipertrofi parenkim ginjal
15. Hipertrofi vaskuler ginjal
g) Komplikasi
Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam
jangka panjang akan menyebabkan kerusakan arteri di dalam tubuh sampai
organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut.
h) Penatalaksanaan
Tatalaksana Farmakologi yang diterapkan pada penderita Hipertensi adalah
sebagai berikut (Aspiani, 2016) :
a. Terapi oksigen
b. Pemantauan hemodinamik
c. Pemantauan jatung
d. Obat-obatan

19
1) Diuretik, bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah
jantung dan mendorong ginjal meningkatkan ekskresi garam dan
airnya, juga dapat menurunkan TPR.
2) Penyekat saluran kalsium menurunkan kontraksi otot polos jantung
atau enzim dengan mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan
untuk kontraksi. Antagonis (penyekat) reseptor beta (-blocker),
terutama penyekat selektif, bekerja pada reseptor beta di jantung untuk
menurunkan kecepatan denyut dan curah jantung.
3) Vasodilator arteriol digunakan untuk menurunkan TPR, misalnya :
natrium, nitroprusida, nikardipin, hidrazalin, nitrogliserin, dll.
Penatalaksanaan non Farmakologis pada penderita Hipertensi,
antara lain (Aspiani, 2016) :

a. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukkn bahwa diet dan pola hidup
sehat dan / atau dengan obat-obatan yang menurunkan gejala
gagal ginjal jantung dan dapat memperbaiki keadaan hipertrofi
ventrikel kiri. Beberapa diet yang dianjurkan :

1) Rendah garam, diet rendah garm dapat menurunkan


tekanan darah pada klien Hipertensi. Dengan pengurangan
konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi sistem renin-
angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti
Hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-
100mmol atau setara dengan3-6 gram garam per hari. Diet
kaya buah dan sayur, dapat mengurangi asupan lemak
lemak jenuh dan lemak total.
2) Diet rendah kolestrol, sebagai pencegah terjadinya jantung
koroner. Penurunan berat badan. Mengatasi obesitas, pada
sebagian orang dengan cara menurunkan berat badan

20
mengurangi tekanan darah dan dengan mengurangi beban
kerja jntung dan volume sekuncup.
b. Olahraga, olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang,
bersepeda bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan
memperbaiki keadaan jantung. Olahraga isotonik dapat juga
meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan
mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30
menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan
untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan
kadar HDL, yang dapat mengurangi terbentuknya
arterosklerosis akibat Hipertensi.
c. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat, berhenti merokok
dan tidak mengkonsumsi alkohol, pentig untuk mengurangi
efek jangka panjang Hipertensi karena asap rokok diketahui
menurunkan airan darah ke berbagi organ dan dapat
meningkatkan kerja jantung.
d. Penurunan stres, sress memang tidak menyebabkan Hipertensi
yang menetap namun jika episode stress sering terjadi dapat
menyebabkan kenaikan sementara yang sangat tinggi.
e. Terapi massage (pijat), pada prinsipnya pijat yang dilakukan
pada penderita Hipertensi adalah untuk memperlancar aliran
energi dalam tubuh sehingga gangguan Hipertensi dan
komplikasinya dapat diminimalisir, ketika semua jalur energi
terbuka dan aliran energi tidak lagi terhalang oleh ketegangan
otot dan hambatan lain maka resiko Hipertensi dapat ditekan.

21
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATANKELUARGA DEWASA

I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Tn.N
Alamat dan telepon : Jl.Kampar III RT 014 RW 003 kelurahan
lempuing kec ratu agung kota bengkulu kode
pos 38225

2. Pekerjaan kepala keluarga : Buruh Harian


3. Pendidikan Kepala Keluarga : SLTA
4. Komposisi Keluarga :
N Na L/P Umur Hub. Klg Perkerjaan Pendidikan
o ma

1 Tn. L 42 Suami Buruh Harian SLTA


N

2 Ny. P 40 Istri IRT SLTP


E

3 An. L 20 Anak Mahasiswa Kuliah


S

4 An. L 15 Anak Pelajar SMP


A

5 An. L 10 Anak Pelajar SD


R

Genogram (tiga generasi) :

22
Keterangan :

: laki-laki : : garis pernikahan

: perempuan : tinggal satu rumah

: perempuan meninggal : garis keturunan

: Klien

5. Tipe Keluarga : Jenis Type Keluarga : keluarga “Nuclear Family”


Nuclear family adalah Keluarga inti atau keluarga dasar. istilah yang
digunakan untuk mendefinisikan sebuah keluarga kelompok yang terdiri dari
sepasang orang dewasa dan anak-anak mereka.
6. Suku Bangsa : Tn. N berasal dari suku Rejang dan Ny. E berasal
dari suku serawai dan keduanya tidak mempunyai masalah dengan perbedaan
suku.
7. Agama : Islam
8. Status Sosial Ekonomi: Di keluarga pencari nafkah utama adalah Tn. N yang
bekerja sebagai buruh harian dengan penghasilan Rp. 1000.000 - 2000.000

23
setiap bulan. Ny. E sehari-hari menjual bakso bakar dan pop ice di depan
rumah dengan berpenghasilan Rp. 200.000 setiap minggunya. Harta benda
yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : motor 2 buah, dan perabotan
rumah tangga lengkap
9. Aktifitas Rekreasi Keluarga : Keluarga Tn. N tidak memiliki jadwal khusus
untuk rekreasi keluarga. Hanya sesekali anaknya mengajak berwisata, dan Ny.
E menyatakan apabila ada waktu luang digunakan untuk berkumpul dan
menonton TV bersama suami, anaknya.
II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
10. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini : Keluarga Tn. N dan Ny. E berada
pada tahap perkembangan keluarga anak usia dewasa awal.
11. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum Terpenuhi : Saat ini keluarga Tn.
N dan Ny. E sebagai keluarga yang dalam tahap dengan perkembangan anak
dewasa awal.. Menurut Tn. N saat ini dia dengan istrinya berusaha untuk
lebih  membina hubungan dengan keluarga keluarganya, teman dan
masyarakat sekitar. Menurut Tn.E  pula bahwa dirinya dan istrinya saat ini
hanya berfokus mencari uang untuk membiayai kuliah maupun sekolah anak-
anaknya . Saat ini keluarga Tn. N dan Ny. E tinggal dirumah sendiri.
12. Riwayat Keluarga Inti : Tn. N dan Ny. E Menikah pada tanggal 14 november
1999 dan anak pertamanya lahir setahun kemudian pada tahun 2000. Ny. E
dan Tn.N baru memutuskan memakai kontrasepsi setelah beberapa bulan
kelahiran anak pertama, jenis alat kontrasepsi yang dipilih adalah kb.
13. Riwayat keluarga sebelumnya : Keluarga Ny.E memiliki riwayat penyakit
yang menurun yaitu hipertensi. Bila sakit, keluarga tn. N pergi ke bidan desa
atau puskesmas.
III. LINGKUNGAN
14. Karakteristik Rumah :
a) Luas rumah : 25 x 20 meter
b) Type rumah : permanen
c) Kepemilikan : pribadi

24
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 4 buah kamar tidur, ruang tamu 1 buah,
ruang makan, dapur 1 buah, kamar mandi dan toilet 1buah,
e) Ventilasi/jendela : Ada 9 ventilasi yang terdapat di dalam rumah
f) Pemanfaatan ruangan ruangan di gunakan sebagaimana fungsi dari
ruangan tersebut
g) Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 10 meter dari rumah
h) Sumber air minum : air galon
i) Kamar Mandi/ WC : memiliki satu buah kamar mandi
j) Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 1 km 
k) Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan selalu terjaga
l) Keadaan didalam rumah : Rumah Keluarga Ny. E dan Tn. N tinggal
dirumah sendiri. Rumah yang mereka tempati merupakan rumah
permanen dengan status kepemilikan milik pribadi Tn. N Luas rumah
kurang lebih 500 m2. Lantai rumah menggunakan keramik, Secara umum
kebersihan rumah baik. 
m) Keadaan diluar rumah : Rumah memiliki pekarangan yang agak sempit
dan ditanami bunga-bunga . Kebersihan pekarangan secara umum baik.
Keluarga memanfaatkan air ledeng dengan pompa listrik untuk sumber air
bersih. Keluarga memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke
tempat saluran pembuangan melalui pipa paralon.

Denah Rumah :

25
U
B T Halaman depan

S pintu
3

Kam Ruang tamu

WC
dapur

Septic
thank

15. Karakteristik tetangga dan Komunitas RW :


■ Kebiasaan : Setiap bulan biasanya mengadakan arisan RT.
■ Aturan/kesepakatan : apabila ada kerabat atau teman yang menginap harus
lapor RT / RW
■ Budaya : budaya yang mayoritas merata.
16. Mobilitas Geografis Keluarga : Menurut Ny. E selama ini keluarganya tinggal
di rumah ini sejak mereka menikah.
17. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat : Menurut Ny. E
dalam keluarganya ataupun keluarga suaminya terdapat perkumpulan atau
pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya berkumpul di waktu-waktu
tertentu seperti lebaran atau seperti acara pernikahann semua keluarga
berkumpul. Interaksi keluarga besarnya dengan masyarakat sekitar cukup baik
dan di wilayahnya sudah menjadi kebiasaan untuk saling membantu. Keluarga
Ny. E dan Tn. N sendiri sudah banyak bersosialisasi dengan masyarakat
sekitar rumah.
18. Sistem Pendukung Keluarga : bila ada masalah dalam keluarga , keluarga
lebih senang menyelesaikan masalah dengan anggota keluarga.

26
IV. STRTUKTUR KELUARGA
19. Pola Komunikasi Keluarga : Menurut Ny. E dalam keluarganya
berkomunikasi biasa menggunakan bahasa Bengkulu.
20. Struktur Kekuatan Keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. N
dan Ny. E selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah.
Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka
bermusyawarah.
21. Struktur Peran Formal dan Informal : Dalam keluarga Ny. E, Tn. N sebagai
kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu
oleh Ny. E yang turut bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga tetap
melakukan perannya sebagai isteri yang harus menyiapkan semua keperluan
suaminya dan anak-anaknya di rumah
22. Nilai dan Norma dalam Keluarga : Sebagai umat islam keluarga memiliki
nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua,
suami terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama kalau
malam hari, karena siang hari suaminya kerja sampai sore.
V. FUNGSI KELUARGA
23. Fungsi Afektif : Menurut An.S kasih sayang orang tuanya lebih kepada
adiknya sehingga antara An. S dan orang tua jarang berkomunikasi secara
langsung. Ny.E juga mengatakan terbatasnya komunikasi antara dirinya dan
anak pertamanya.
24. Fungsi Sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat cukup baik
25. Fungsi Perawatan Keluarga : Menurut Ny. E di dalam keluarganya
mengetahui penyakit yang diderita oleh dirinya maupun anggota keluarga
yang lain. Jika ada salah satu dari anggota keluarga nya yang sakit maka
keluarga mengunjungi bidan desa/puskesmas. Untuk mencegah kekambuhan
penyakitnya maka keluarga mengkonsumsi obat yang sudah diberikan,makan
teratur dan istirahat yang cukup

27
26. Fungsi Reproduksi : saat ini Tn.N dan Ny.E memiliki 3 orang anak laki-laki.
Saat ini Ny.E menggunakan alat kontrasepsi kb. Dan tidak merencanakan
utntuk memiliki anak lagi.
27. Fungsi Ekonomi : Ny. E mengatakan penghasilannya dan suaminya kurang
cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Dan Ny.E
juga kadang merasa stress terhadap kondisi ekonomi keluarganya karena
untuk memenuhi kebutuhan biaya ke 3 anak yang sedang bersekolah terutama
anak petamanya yang sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi negri yang
ada di Bengkulu dan itu membutuhkan biaya yang cukup besar.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
28. Stresor jangka pendek dan Panjang : Menurut Ny. E stressor pada dirinya
yaitu pada perilaku anaknya, dan juga Ny.E mengatakan juga menghawatirkan
kondisi kesehatanya sehingga Ny.E sering mengalami nyeri/sakit kepala
terutama saat tekanan darahnya meningkat. Ny. E mengatakan tidak tahu
bagaimana cara mengatasi stressor. Ny.E juga mengatakan belum
mendapatkan pengetahuan tentang cara mengatasi stress. Sedangkan Tn N
stressor jangka pendeknya yaitu permasalahan yang berhubungan dengan
pekerjaannya. 
29. Kemampuan keluarga Berespon terhadap situasi / stresor : jika terdapat
masalah selalu diselesaikan dengan diskusi. Tetapi berbeda dengan An. S
jarang mendiskusikan masalahnya kepada keluarga
30. Strategi Koping yang Digunakan : Untuk menghadapi stressor Ny. E banyak
konsultasi masalah anak nya kepada suaminya,begitu juga Tn. N. tetapi
strategi yang dilakukan untuk mengatasi masalah kurang tepat dikarenakan
Tn.N dan Ny.E hanya mampu menenangkan satu sama lain tetapi belum bisa
memberikan solusi yang tepat terhadap permasalahan yang dialami
keluarganya.
31. Strategi Adaptasi Disfungsional : tidak ada
32. PEMERIKSAAN FISIK ( HEAD TO TOE ) ( Dikaji pada setiap anggota
keluarga )

28
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
1 Tn. N
130/90 86 21 36,7 68 172
(42 tahun)
Keluhan Tidak memiliki keluhan fisik
Riwayat Tn. N mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
penyakit
dahulu
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik, memakai kacamata jika membaca.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.

29
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal, pernafasan 21 x/menit, tactil fremitus
sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler,
dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat datar dan warnanya sama dengan kulit
lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar
tidak teraba, bising usus terdengar 10x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan.

Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, tidak
ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama (x/menit
(mmHg) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
)
2 Ny E
150/100 110 24 36,8 49 154
(40 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan

30
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 19

31
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit
lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar
tidak teraba, bising usus terdengar 9x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan.

Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis,
tidak ada lesi.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama (x/menit
(mmHg) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
)
3 An. S
120/80 88 20 36,5 51 156
(20 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat

32
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal, pernafasan 20 x/menit, tactil fremitus
sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler
dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit
lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar
tidak teraba, bising usus terdengar 9x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban

33
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan.

Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis, tidak
ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama (x/menit
(mmHg) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
)
4 An. A
110/80 91 21 36,8 36 139
(15 tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat

34
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 21
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit
lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar
tidak teraba, bising usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan

Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis,
tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam
baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama (x/menit
(mmHg) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
)

35
5 An. R
110/70 92 22 36,9 31 134
(10tahun)
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.

36
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 22
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit
lainnya (tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar
tidak teraba, bising usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan.

Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis, tidak
ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
33. HARAPAN KELUARGA
Terhadap masalah kesehatan : keluarga berharap agar kesehatan keluarga nya
tetap terjaga.

VII. ANALISIS DATA


N DATA MASALAH
O

1. Data Subjektif : Defisien pengetahuan tentang cara


mengatasi stress (00126)
■ Ny. E mengatakan tidak tahu
bagaimana cara mengatasi
stressor.

37
■ Ny.E mengatakan stressor pada
dirinya yaitu pada perilaku
anaknya
■ Ny.E juga mengatakan belum
mendapatkan pengetahuan
tentang cara mengatasi stress.
■ Ny.E mengatakan kadang
merasa stress terhadap kondisi
ekonomi keluarganya karena
untuk memenuhi kebutuhan
biaya ke 3 anak yang sedang
bersekolah terutama anak
petamanya.
■ Ny.E juga mengatakan
terbatasnya komunikasi antara
dirinya dan anak pertamanya.

Data Objektif :

■ Nadi : 110 x/menit


■ Ny.E
2. Data Subjektif : Nyeri Akut (00132)

■ Ny.E mengatakan juga


menghawatirkan kondisi
kesehatanya sehingga Ny.E
sering mengalami sakit/nyeri
kepala terutama saat tekanan
darahnya meningka.

38
Data Objektif :

■ Ny.E tampak meringis


■ Ny.E tampak bingung
■ Tekanan darah Ny.E 150/100
Mmhg

VIII. PRIORITAS MASALAH


DX. I : Defisien pengetahuan tentang cara mengatasi stress (00126)

No Kriteria Sko Bobo Nilai Pembenaran


r t

1 Sifat Masalah 2 1 2/3x1 = Stress yang berlebihan


0, 66 dapat meningkatkan
Skala : Tidak / Kurang Sehat
tekanan darah dan akan
Ancaman Kesehatan memperburuk keadaan.

Keadaaan Sejahtera

2 Kemungkinan Masalah dapat 2 2 2/2x1 = Dengan memberikan


diubah 1 penjelasan terhadap
anggota keluarga dapat
Skala : Mudah
membantu menurunkan
Sebagian tekanan darah .

Tidak dapat

39
3 Potensial Masalah Untuk 2 1 2/3x1 = Dengan penjelasan yang
dicegah 0, 66 tepat dan bermusyawarah
bersama anggota
Skala : Tinggi
keluarga secara terbuka
Cukup sehingga dapat
menenangkan fikiran.
Rendah

4 Menonjolnya Masalah 2 1 2/2x1= 1 Keluarga memahami


bahwa dengan
Skala :
bermusyawarah dan
 Masalah Berat harus saling terbuka antar
segera di tangani angggota keluarga akan
 Adanya Masalah tetapi membuat fikiran menjadi
tidak perlu segera tenang.
ditangani
 Masalah Tidak Dirasakan :
Jumlah 3, 32

Dx 2 : Nyeri Akut (00132).

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat Masalah 1 2/3x1 = Akibat tekanan darah


yang tinggi bisa
Skala : Tidak / Kurang Sehat 3 0,66
menyebabkan nyeri
Ancaman Kesehatan 2 kepala

Keadaaan Sejahtera 1

40
2 Kemungkinan Masalah dapat 2 1/2x1= Dengan
diubah merilekssasikan pikiran
2 0,5
akan mengurangi nyeri
Skala : Mudah
1 kepala
Sebagian
0
Tidak dapat

3 Potensial Masalah Untuk 1 2/3x1 = Dengan memberikan


dicegah 0,66 edukasi pengetahuan
3
tentang cara mengatasi
Skala : Tinggi
2 nyeri
Cukup
1
Rendah

4 Menonjolnya Masalah 1 2/2x1= Keluarga memahami


dengan di berikannya
Skala : Masalah Berat harus 2 1
edukasi tentang cara
segera di tangani
1 mengatasi nyeri
Adanya Masalah
0
tetapi tidak perlu ditangani

Masalah Tidak
Dirasakan :

41
Jumlah 2,82

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS


1. Defisien pengetahuan tentang cara mengatasi stress (00126)
2. Nyeri Akut (00132)

42
X. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
NO DATA (NANDA/INCP TUJUAN NOC NIC
)

1. Data pendukung Domain : 5 Meningkatkan pengetahuan Hasil : Intervensi :


Defisiens Klien tentang cara menangani
Diagnosa : 1. 186201 1. Tentukan pengetahuan
Pengetahuan stress
Factor penyebab kesehatan dan gaya hidup
Defisiens
■ Kurang stress prilaku saat ini pada
Pengetahuan
pengetahuan 2. 186202 individu, keluarga, kelompok
■ Perilaku tidak (00126) Factor yang sasaran
tepat meningkatkan stress. 2. Bantu individu keluarga dan
■ Kurang 3. 186208 masyarakat untu
informasi Peran stress pada memperjelas keyakinan dan
■ Kurang sumber penyakit. nilai-nilai kesehatan
pengetahuan 3. Tekankan manfaat kesehatan
■ Keterangan positif yang langsung atau
yang salah dari jangka pendek yang diterima
orang lain. oleh prilaku gaya hidup
positif dari pada manfaat
jngka panjang atau efek
negatif.

Keluarga mampu mengenal 1. 180302 1. Kaji tingkat pengetahuan


Karakter spesifik pasien terkait dengan proses
43
masalah proses penyakit penyakit penyakit yang spesifik
2. 180304 2. Jelaskan tanda dan gejala
Factor resiko yang umum dari penyakit
3. 180306 sesuai kebutuhan
Tanda dan gejala 3. Jelaskan mengenai proses
penyakit penyakit sesuai kebutuhan.

Keluarga mampu menerapkan 1. 182308 1. Bantu individu keluarga dan


gaya/perilaku hidup sehat Perilaku yang masyarakat untuk
meningkatkan memperjelas keyakinan dan
kesehatan nilai-nilai kesehatan
2. 182309 2. Libatkan individu keluarga
Strategi yang dan kelompok dalam
mengelola stress perencanaan dan rencana
3. 182310 implementasi gaya hidup
Pemeriksaan atau modifikasi prilaku
kesehatan yang kesehatan
direkomendasikan 3. Manfaatkan system
dukungan social dan
keluarga untuk
meningkatkan efektifitas
gaya hidup atau modifikasi
prilaku kesehatan
Keluarga mampu memperbaiki 1. 185522 1. Berikan pendidikan
dan meningkatkan kesehatan. Strategi mencegah kesehatan satu persatu.
penyakit 2. Gunakan strategi untuk
44
2. 185532 meningkatkan pemahaman
Mengurangi stress tentang kesehatan
3. 185526 3. Motivasi individu untuk
Pentingnya meningkatkan perawatan
mengkomunikasikan kesehatan.
pikiran prasaan dan
emosi secara
konstruktif.

Kekuarga mampu memahami 1. 160002 1. bantu individu, keluarga


penyakit yang diderita Mencari informasi untuk memperjelas
kesehatan dari keyakinan dan nilai-nilai
berbagai macam kesehatan
sumber 2. rumuskan tujuan dalam
2. 160016 program pendidikan
Mengevaluasi kesehatan
keakuratan dari 3. pertimbangkan dukungan
informasi kesehatan keluarga terhadap prilaku
yang diperoleh yang kondusif bagi kesehatan

3. 160009
Menggunakan strategi
untuk
mengoptimalkan
kesehatan

45
XI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Tanggal Implementasi Evaluasi TTD

1. 24 September ■ Melakukan pendidikan kesehatan tentang S : Ny.E mengatakan sudah sedikit mengerti
2020 cara mengatasi stress cara mengatasi stress.

Jam : 10.00 WIB Ny.E mengatakan masih binggung dalam


memahami penjelasan yang diberikan oleh
petugas.

O : Ny.E masih tampak bingung saat diberi


pertanyaan oleh petugas.

A : Masalah belum teratasi.

P : memotivasi klien untuk belajar lagi cara


mengatasi stress.

2. 25 september ■ Melakukan edukasi cara untuk S : Ny.E mengatakan sudah paham bagaimana
2020 mengurangi nyeri/sakit kepala saat terjadi cara mengatasi nyeri saat terjadi hipertensi.
hipertensi, menggunakan teknik non
Jam : 09.30 WIB O : Ny.E tampak sangat memperhatikan dengan
farmakologi.
baik saat diberikan penjelasan tentang cara

46
mengatasi nyeri.

A : Masalah teratasi

P : Hentikan Intervensi.

47
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan (Jhonson L & Lenny R,2010).
Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian. Menurut Prof.
Dr. A.E Sinolungan (1997), masa dewasa dapat di bagi dalam beberapa fase
yaitu:
o Fase Dewasa Awal
Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya dan mulai
melepaskan ketergantungan kepada orang lain.
o Fase Dewasa Tengah
Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman
hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy
sesuai kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh
terhadap realita fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik. Harga
diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan sikap positif terhadap
perubahan fisiologis muncul jika orang dewasa mengikuti latihan fisik
diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan hygiene yang
baik.
o Fase Dewasa Akhir
Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif, sukses-
sukses berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa
ini dapat dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah
mantap.
B. Saran
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, halpertama yang harus
dilakukan yaitu membina hubungan saling percayadengan didasari sifat

48
empati.

49
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L J.1997.Nursing Diagnosis: Aplication to Clinical Practice.


Philadelphia:Lippincott
Hurlock, E B.1980.Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Kehidupan.Jakarta:Erlangga
Marilyn M. Friedman1998.Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik.Jakart:EGC
Mubarak, Wahid Iqbal.2006.Ilmu Keparawatan Komunitas 2 Teori da Aplikasi
dalam Praktik: Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik
dan Keluarga.Jakarta:Sagung Seto

LAMPIRAN DOKUMENTASI

50
51

Anda mungkin juga menyukai