Anda di halaman 1dari 64

ASUHAN KEPERAWATAN TAHAP PERKEMBANGAN

KELUARGA PADA

“TAHAP VII-USIA PERTENGAHAN”

Dosen pembimbing :

Faisal Ibnu,S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun oleh kelompok 7 :

1. Dea Oktavika Cahyani ( 201701004 )


2. Dwi Elma M.J ( 201701017 )
3. Ria Ain Harini ( 201701020 )
4. Nur Rohmah Febriyanti ( 201701022)
5. Anita Rumahenga (201701025)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )


BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ”ASUHAN
KEPERAWATAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA-TAHAP VII
USIA PERTENGAHAN “ dengan baik. Tugas ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun, agar
penulis dapat menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada makalah ini.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang terlibat


dalam penyusunan tugas ini sehingga dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini,
semoga makalah ini dapat di jadikan bahan perbandingan dalam penulisan-
penulisan lainya.

Mojokerto, 08 April 2020

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................6
2.1 Konsep Tumbuh Kembang Keluarga....................................................6
2.1.1 Definisi Keluarga..............................................................................6
2.1.2 Fungsi Keluarga...............................................................................7
2.1.3 Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap VII (Usia
Pertengahan)...................................................................................................9
2.1.4 Masalah Pada Tahap VII (Usia Pertengahan)............................12
2.1.5 Diagnosa Keperawatan Yang Timbul..........................................12
2.1.6 Intervensi Keperawatan Pada Tahap VII (Usia Pertengahan). 12
BAB III TINJAUAN KASUS..............................................................................20
3.1 Kasus.......................................................................................................20
3.2 Pengkajian..............................................................................................20
3.3 Analisa Data...........................................................................................37
3.3.1 Rumusan Diagnosa Keperawatan................................................40
3.3.2 Skoring Prioritas Masalah............................................................41
3.4 Diagnosa Keperawatan Prioritas.........................................................44
3.5 Rencana Keperawatan..........................................................................45
3.6 Implementasi Keperawatan..................................................................55
3.7 Evaluasi Keperawatan..........................................................................52
BAB IV PENUTUP..............................................................................................55
PENUTUP.............................................................................................................55
4.1 Kesimpulan............................................................................................55

3
4.2 Saran.......................................................................................................55
Daftar PUSTAKA................................................................................................56

4
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Keluarga adalah kumpulan dua orang tau lebih yang hidup bersama
dengan keterkaitan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga. Selain itu keluarga juga diartikan
ikatan/ persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang
berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan
yang sudah hidup sendirian dengan atau tanpa anak, baik anak kandung atau
adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah.Dari perngertian tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa pasangan suami istri yang tinggal dalam satu rumah juga
disebut sebagai keluarga.Pertumbuhan dalam keluarga memanjang lebih dari
beberapa tahun.Keberhasilan pemecahan masalah yang dihadapi yang terjadi
dalam perkawinan menimbulkan saling pengertian pada masing-masing pasangan.
Hubungan keluarga termasuk mencangkup tahapan yang berbeda. Tahap pemula
mulai saat pernikahan dan beranjut sejaan dengan usaha pasangan untuk berfungsi
sebagai pasangan. Tahapan orientasi keluarga ditunjukan pada aktivitas menanti
kelahiran anak dan mengasuh anak. Penerapan orang tua harus dipahami dan
dipraktikan.Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga meliputi:perubahan pola interaksi dan hubungan antar keluarga
disepanjang waktu. Perubahan ini berlangsung melalui beberapa tahapan tersebut
bisa dilalui dengan berhasil. Perawat butuh memahami setiap tahap perkembangan
keluarga serta tugas perkembangannya. Hal ini penting mengingat bahwa tugas
perawat dalam mendeteksi adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait
erat dengan sifat masalah yang ada yaitu potensial dan aktual. Tahap
perkembangan keluarga dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap
stabil.

5
I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep tumbuh kembang keluarga tahap VII?


2. Bagaimana tahap dan tugas perkembangan keluarga tahap VII ?
3. Bagaimana masalah yang muncul pada tahap VII?
4. Bagaimana masalah atau Diagnosa yang muncul pada tahap VII?
5. Bagaimana intervensi keperawatan pada tahap VII?

I.3 Tujuan

1. Untuk memahami konsep tumbuh kembang keluarga tahap VII


2. Untuk memahami tahap dan tugas perkembangan keluarga tahap VII
3. Untuk memahami masalah yang muncul pada tahap VII
4. Untuk memahami masalah atau Diagnosa yang muncul pada tahap VII
5. Untuk memahami intervensi keperawatan pada tahap VII

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

II.1 Konsep Tumbuh Kembang Keluarga

II.1.1 Definisi Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing masing
mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000). Menurut
Duval 19977 mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang di
hubungkan oleh ikatan perkawinan,  perkawinan, adopsi, adopsi, dan dan
kelahiran kelahiran yang yang bertujuan bertujuan menciptakan menciptakan dan
dan mempertahankan budaya yang umum meningkatkan perkembangan fisik
mental, emosional dan sosial setiap anggota. Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010)
berpendapat bahwa keluarga sebagai Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010)
berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan
karena hubungan darah, ikatan dua atau lebih individu yang berhubungan karena
hubungan darah, ikatan perkawinan  perkawinan atau atau adopsi, adopsi, hidup
hidup dalam dalam satu satu rumah rumah tangga, tangga, berinteraksi
berinteraksi satu satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta
mempertahankan budaya.

Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga, yaitu :

1. Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.
b. Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah,
atau ditinggalkan.

7
c. Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau
tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.
d. Bujang dewasa yang tinggal sendiri
e. Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja.
f. Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau
anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah
geografis.
2. Keluarga non tradisional
a. Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak
menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya)
b. Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai
anak 
c. Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama
hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
d. Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman yang
sama.
e. sama.

II.1.2 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur


keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya. Fungsi
keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan Darmawan

(2005), yaitu:

1. Fungsi afektif 
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi
kebutuhan pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.

8
2. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan


sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,
memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai nilai budaya anak.

3. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga


dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta
menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan
spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta
mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.

4. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti


sandang, pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan
sumber daya keluarga.

5. Fungsi biologis

Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan


tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi
selanjutnya.

6. Fungsi psikologis

Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih


saying dan rasa aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga,
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan
identitas keluarga.

9
7. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya.

II.1.3 Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap VII (Usia

Pertengahan)

Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga tahap usia pertengahan bagi
orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat pensiun atau kematian salah satu pasangan Tahap ini biasanya dimulai ketika
orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan
pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam
usia pertengahannya merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi
dengan orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga
asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya.
Pasangan postparental (pasangan yang anak-anaknya telah meninggalkan rumah)
biasanya tidak terisolasi lagi saat ini semakin banyak pasangan usia pertengahan
hidup hingga menghabiskan seluruh masa hidupnya dan menghabiskan sebagian
masa hidupnya dalam fase post-parental, dengan hubungan ikatan keluarga
sehiagga empat generasi, yang merupakan hal yang biasa (Troll,1979)

Tahun pertengahan meliputi perubahan perubahan pada penyesuaian


perkawinan (seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan
istri (lebih merata), dan pada peran (diferensiasi peran perkawinan meningkat)
(Lesie dan Korman, 1989), Bagi banyak keluarga yang kepuasan maupun status
ekonominya meningkat (Rollins dan Feldman, 1970), tahun-tahun ini di pandang
sebagai usia kehidupan yang paling baik Misalnya, Olson, McCubbin, dkk. (1983)
dalam sebuah survai besar, bersifat nasional dan representatif terhadap keluarga
utuh kelas menengah yang didominasi oleh kulit putih ditemukan bahwa
kepuasan perkawinan dan keluarga, Serta kualitas hidup bertambah dan

10
memuncak selama fase post-parental. Keluarga-keluarga usia pertengahan
umumnya secara ekonomi lebih baik dari pada tahap-tahap siklus kehodupan lain
(MecCullough dan Rutenberg, 1988), Partisipasi kekuatan buruh yang meningkat
oleh wanita dan pendapatan yang lebih tinggi dari pada periode sebelumnya oleh
pria bertanggung jawab untuk keamanan ekonomi yang dialami oleh kebanyakan
keluarga usia pertengahan. Kegiatan-keglatan waktu luang dan persahabatan yang
dapat dinikmati sata sama lain disebut sebagai faktor utama yang menimbulkan
kebahagiaan. Kepuasan seksual juga memiliki korelasi yang positif dengan
komunikasi yang baik dan kepuasan perkawinan (Levin dan Levin,1975),
meskipun para suami dengan usia pertengahan mungkin mengalami penurunan
kemampuaan seksual.Komunikasi suami-istri yang intim sangat penting untuk
mempertahankan pengertian dan keinginan satu sama lain dalam tahun tahun ini.

Akan tetapi bagi sejumlah pasangan, tahun-tahun ini umumnya sulit dan
berat, karena masalah-masalah penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu
perasaan dalam diri mereka bahwa mereka gagal menjadi membesarkan anak
dan usaha kerja.Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan
perkawinan dan keluarga melewati siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi
tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan
menurun tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus menurun hingga tahun
pertengahan (Leslie dan Koman).

Tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau kematian salah satu
pasangan Tahap ini biasanya dimalai ketika orang tua berusIa sekitar 45 sampai
55 tahun dan berakhir dengan pensinnya pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun
kemudian. Biasanya. pasangan baru di tahun-tahun pertengahan mereka
merupakan keluarga inti, walaupun tetap berinteraksi dengan orangtua lansia
mereka dan dengan anggota keluarga lain dari keluarga asalnya, dan dengan
keluarga baru yang didapat dari pernikahan anak cucu (keturunan) mereka.
Pasangan pasca-menjadi orang tua saat ini tidak lagi terisolasi semakin banyak
pasangan paruh baya yang tidak lagi melaksanakan kesibukan harian mereka dan

11
meluangkan waknu lebih banyak dalam fase pascaparental, dengan perluasan
hubungan kekcluargaan antara empat generası bukanlah hal yang jarang (Roth,
1996).

Tugas perkembangan keluarga pada saat anak terakhir meninggalkan


rumah, banyak wanita memprogramkan kembali energi mereka dan bersiap-siap
untuk hidup dalam kesepian bagi beberapa wanita, krisis paruh baya dialami
selama periode awal siklus kehidupan ini. Wanita bertindak sebagai pendorong
bagi anak mereka yang sedang berkembang untuk menjadi anak yang mandiri
dengan mendefinisikan kembali hubungan dengan anak mereka (tanpa merusak
kehidupan personal dan keluarga). dengan tujuan mempertahankan sensasi
kesejahteraan dan kesehatan ini, lebih banyak wanita yang mulai hidup dalam
gaya hidup lebih sehat dengan mengontrol berat badannya, melaksanakan diet
seimbang, memiliki program olahraga yang teratur, dan memiliki waktu istirahat
yang adekuat, serta mendapatkan dan menikmati prestasi karir, kerja, atau prestasi
kreatif lainnya. Dalam hal pekerjaan, pria dapat merasakan frustasi dan
kekecewaan yang sama seperti yang pernah mereka alami dalam tahap kehidupan
terdahulu. Di satu sisi, mereka mungkin berada di puncak karir dan tidak perlu
bekerja sekeras dahulu; di sisi lain, mereka mungkin menemukan bahwa
pekerjaan mereka monoton setelah 20 sampai 30 tahun Dengan jenis pekerjaan
yang sama. Banyak tenaga kerja kelas menengah menderita akibat "fenomena
Plato" yaitu peningkatan gaji dan promosi jabatan tidak lagi tersedia sehingga
menyebabkan mereka merasa berada dalam jalur yang monoton. Pada kondisi ini,
ketidakpuasan karir dikatakan mencapai proporsi yang patut diwaspadai dengan
banyak orang mengubah pekerjaannya saat paruh baya (Usia 45-160 tahun) akibat
perasaan ketidakpuasan, kebosanan, dan stagnasi. Di sisi lain, di era
"perampingan" perusahaan, pemutusan hubungan kerja selama Puncak perjalanan
kehidupan seseorang ini seringkali merupakan hal yang paling membuat stres
karena pekerjaan. [ CITATION Mar02 \l 1057 ]

12
II.1.4 Masalah Pada Tahap VII (Usia Pertengahan)

Menurut [ CITATION Mar98 \l 1057 ] pada fase ini, masalah kesehatan yang
dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :

1. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat cukup, kegiatan waktu luang dan


tidur, nutrisi yang baik,program olahraga yang teratur pengurangan berat
badan hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau
mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan
preventif.
2. Masalah-masalah hubungan perkawinan
3. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan
orangtua yang berusia lanjut.
4. Masalah yang berhubungan dengan perawatan membantu perawatan
orangtua yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.

II.1.5 Diagnosa Keperawatan Yang Timbul

1. D. 0118 Gangguan Interaksi Sosial


2. D.0120 Gangguan Proses Keluarga
3. D. 0125 penampilan peran tidak efektif
II.1.6 Intervensi Keperawatan Pada Tahap VII (Usia Pertengahan)

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,


mencangkup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi
dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar. Tujuan
dirumuskan secara spesifik, dapat diukur (marusable), dapat dicapai
(achivable), rasional dan menunjukan waktu (SMART). Rencana intervensi
ditetapkan untuk mencapai tujuan. Wright dan Lrahey dalam friedman
(1998) membagi intervensi keperawatan keluarga menjadi dua tingkatan
intervensi, yaitu intervensi permulaan dan intervensi lanjut. Intervensi
permulaan meliputi intervensi yang bersifat sportif edukatif dan langsung
kearah sasaran, sedangkan pada tingkat lanjut, meliputi sejumlah intervensi
terapi keluarga yang lebih bersifat psikososial dan tidak langsung.
13
Feeman (1970) dalam Friedman (1998) mengklasifikasikan (tipologi)
intervensi keperawatan keluarga menjadi :
A. Intervensi supplemental
Perawat sebagai pemberi perawatan langsung dengan
mengintervensi bidang-bidang yang keluarga tidak dapat
melakukannya.
B. Intervensi fasilitatif
Perawat berusaha memfasilitasi pelayanan yanag
diperlukan seperti pelayaanan medis,kesejahteraan sosial
,transportasi da pelayanan kesehatan dirumah.
C. Intervensi perkembangan
Perawat melakukan tindakan dengan tujuan memperbaiki
dan meningkatkan kapasitas keluarga dalam perawatan diri dan
tanggung jawab pribadi. Perawat membantu keluarga
memanfaatkan sumber-sumber perawataan untuk keluarganya
termasuk dukungan internal dan ekternal.Selajutnya intervensi
keperawatan keluarganya diklasifikasikan menjadi intervensi yang
mengarah pada aspek kognitif, efektis dan psikomotor (prilaku).
Semua intervensi baik berupa pendidikan kesehatan, tetapi
modalitas ataupun terapi koplementer pada akhirnya ditunjukan
untuk meningkatkan kemampuan keluarga melaksanakan lima
tugas keluarga dalam kesehatan.Kriteria dan standar merupakan
rencana evaluasi,berupa pernyataan spesifik tentang hasil yang
diharapkan dari setiap tindakan berdasarkan tujuan khusus yang
ditetapkan. Kriteria dapat berupa respons verbal, sikap atau
psikomotor,sedangkan standar berupakan patokan/ukuran yang
kita tentukan berdasarkan kemapuan keluarga,sehingga dalam
menentukan standar atara klien satu dengan klien yang lainnya
walupun masalahnya sama,standarnya bisa jadi berbeda.
Contoh:

14
Tujuan Khusus :Setelah dilakukan penyuluhan,keluarga dapat menjelaskan
tanda-tanda bahaya demam virus dengue. Kriteria: Respons verbal (karena
menjelaskan)
Standar: Tanda-tanda bahaya demam oleh virus dengue
1. Panas tinggi tidak turun dengan obat penurun panas
2. Perdarahan dibawah kulit, dan lain sebagainya
Tabel Intervensi
No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi

Hasil
1 D. 0118 Gangguan Setelah dilakukan Promosi Sosialisasi
Interaksi Sosial tindakan keperawatan Definisi :
Definisi : selama….×…. jam Meningkatkan kemampuan
Kuantitas dan/atau kualitas gangguan interaksi sosial untuk berinteraksi dengan
hubungan sosial yang kurang membaik, dengan kriteria orang lain.
atau berlebih hasil : Tindakan :
B.D 1. Perasaan nyaman Observasi :
1. Defisiensi bicara dengan situasi sosial - Identifikasi
2. Hambatan meningkat kemampuan melakukan
perkembangan/ 2. Perasaan mudah interaksi dengan orang
maturisasi menerima atau lain
3. Ketiadaan orang mengkomunikasikan - Identifikasi hambatan
terdekat perasaan meningkat melakukan interaksi
4. Perubahan 3. Responsif pada dengan orang lain
neurologis orang lain
5. Disfungsi sistem meningkat Terapautik :
keluarga 4. Minat melakukan - Motivasi meningkatkan
6. Ketidakteraturan kontak emosi keterlibatan dalam
atau kekacauan meningkat suatu hubungan
lingkungan 5. ‘Minat melakukan - Motivasi kesabaran
7. Penganiayaan atau kontak fisik dalam mengembangkan
pengabaian anak meningkat suatu hubungan
8. Hubungan orang 6. Verbalisasi kontak - Motivasi berpartisipasi
tua-anak tidak mata meningkat dalam melakukan
memuaskan 7. Ekspresi wajah aktivitas baru dan
9. Model peran negatif responsif meningkat kegiatan kelompok
10. Implusif 8. Kooperatif bermain - Motivasi berinteraksi di
11. Perilaku menentang dengan sebaya luar lingkungan
12. Perilaku agresif meningkat - Diskusikan kekuatan
13. Keengganan 9. Perilaku sesuai usia dan keterbatasan dalam
berpisah dengan meningkat berkomunikasi dengan
orang terdekat orang lain
15
D.D 10. Gejala cemas - Diskusikan
Data Mayor menurun perencanaan kegiatan di
DS: masa depan
- Merasa tidak nyaman - Berikan umpan balik
dengan siatuasi sosial positif dalam perawatan
- Merasa sulit menerima diri
atau - Berikan umpan balik
mengkomunikasikan positif pada setiap
perasaan peningkatan
kemampuan
DO:
- Kurang responsif atau Edukasi :
tertarik pada orang lain - Anjurkan berinteraksi
- Tidak berminat dengan orang lain
melakukan kontak emosi secara bertahap
dan fisik - Anjurkan ikut serta
Data Minor kegiatan sosial dan
DS : kemasyarakatan
- Sulit mengungkapkan - Anjurkan berbagi
kasih sayang pengalaman dengan
orang lain
DO: - Anjurkan
- Gejala cemas berat meningkatkan
- Kontak mata kurang kejujuran diri dan
- Ekspresi wajah tidak menghormati hak orang
responsif lain
- Tidak kooperatif - Anjurkan penggunaan
dalam bermain dan alat bantu
berteman dengan - Anjurkan membuat
sebaya perencanaan kelompok
- Perilaku tidak sesuai kecil untuk kegiatan
khusus
usia
- Latih bermain peran
untuk meningkatkan
ketrampilan
komunikasi
- Latih mengekspresikan
marah dengan tepat

2 D.0120 Gangguan Proses Setelah dilakukan Dukungan Koping Keluarga


keluarga tindakan keperawatan Definisi :
Definisi : perubahan selama….×…. jam proses Memfasilitasi
dalam hubungan atau keluarga membaik, peningkatan nilai-nilai, minat
fungsi keluarga dengan kriteria hasil : dan tujuan dalam keluarga.
B.D 1. Adaptasi keluarga Tindakan :
1. perubahan status terhadap situasi Observasi :
16
kesehatan anggota meningkat. - Identifikasi respons
keluarga 2. Kemampuan emosional terhadap
2. perubahan finansial keluarga kondisi saat ini.
keluarga berkomunikasi - Identifikasi beban
3. perubahan status sosial secara terbuka di prognosis secara
keluarga antara anggota psikologis.
4. perubahan interaksi keluarga - Identifikasi pemahaman
dengan masyarakat. meningkat. tentang keputusan
5. krisis perkembangan. 3. Kemampuan perawatan setelah
6. transisi perkembangan. keluarga pulang.
7. peralihan pengambil memenuhi - Identifikasi kesesuaian
keputusan dalam kebutuhan fisik antara harapan pasien,
keluarga. keluarga keluarga, dan tenaga
8. perubahan peran meningkat. kesehatan.
keluarga. 4. Kemampuan
9. krisis situasional kelurga Terapautik :
10. transisi situasional. memenuhi - Dengarkan masalah,
Ditandai dengan kebutuhan perasaan, dan
Data Mayor : emosional pertanyaan keluarga.
DS :- anggota keluarga - Terima nilai-nilai
DO: meningkat. keluarga dengan cara
1) Keluarga tidak mampu 5. Kemampuan yang tidak
beradaptasi terhadap mencari bantuan menghakimi.
situasi. secara cepat - Diskusikan rencana
2) Tidak mampu meningkat. medis dan perawatan.
berkomunikasi secara 6. Aktivitas - Fasilitasi
terbuka diantara mendukung pengungkapan perasaan
anggota keluarga. pertumbuhan antara pasien dan
Data Minor keluarga keluarga atau antar
DS: meningkat. anggota keluarga.
1) Keluarga tidak mampu 7. Ketepatan peran - Fasilitasi pengambilan
mengungkapkan anggota keluarga keputusan dalam
perasaan secara leluasa meningkat. merencanakan
DO : 8. Sikap respek perawatan jangka
1) Keluarga tidak mampu terhadap anggota panjang, jika perlu
memenuhi kebutuhan keluarga - Fasilitasi anggota
fisisk/emosional/ meningkat. keluarga dalam
spiritual anggota 9. Minat keluarga mengidentifikasi dan
keluarga. melakukan menyelesaikan konflik
2) Keluarga tidak mampu aktivitas positif nilai.
mencari atau menerima meningkat - Fasilitasi pemenuhan
bantuan secara tepat. 10. Kemampuan kebutuhan dasar
keluarga pulih keluarga ( misal :
dari kondisi sulit tempat tinggal,
meningkat. makanan, pakaian ).
11. Keseimbangan - Fasilitasi anggota
17
otonomi dn keluarga melalui proses
kebersamaan kematian dan berduka,
mrningkat. jika perlu.
- Fasilitasi memperoleh
pengetahuan,
keterampilan, dan
peralatan yang
diperlukan untuk
mempertahankan
keputusan perawatan
pasien.
- Bersikap sebagai
pengganti keluarga
untuk menenangkan
pasien dan atau jika
keluarga tidak dapat
memberikan perawatan.
- Hargai dan dukung
mekanisme koping
yang digunakan.
- Berikan kesempatan
berkunjung bagi
anggota keluarga.
Edukasi :
- Informasikan kemajuan
pasien secara berkala.
- Informasikan fasilitasi
perawatan kesehatan
yang tersedia.
Kolaborasi :
- Rujuk untuk terapi
keluarga, jika perlu.

3 D0125 penampilan peran Setelah dilakukan Dukungan Penampilan


tidak efektif tindakan keperawatan Peran.
Definisi : Pola perilaku selama….×…. jam
yang berubah atau tidak penampilan peran Tindakan :
sesuai harapan norma membaik, dengan kriteria Observasi :
dam lingkungan. hasil :
B.D. : 1. Verbalisasi - Identifikasi berbagai peran
1. harapan tidak realistis harapan terpenuhi dan periode transisi sesuai
2. hambatan fisik meningkat tingkat perkembangan.
3. harga diri rendah 2. Verbalisasi - Identifikasi peran yang

18
4. perubahan citra tubuh. kepuasan ada dalam keluarga.
5. ketidakadekuatan sistem terpenuhi - Identifikasi adanya peran
pendukung meningkat yang tidak terpenuhi.
6. stress 3. Verbalisasi
7. perubahan peran. harapan peran Terapeutik :
8. Faktor ekonomi meningkat. - Fasilitasi adaptasi peran
Tanda gejala mayor 4. Adaptasi peran keluarga terhadap
DS : meningkat. perubahan peran yang
1) Merasa bingung 5. Strategi koping tidak diinginkan.
menjalankan peran yang efektif - Fasilitasi bermain peran
2) Merasa harapan tidak meningkat. dalam mengantisipasi
terpenuhi 6. Dukungan sosial reaksi orang lain terhadap
3) Merasa tidak puas meningkat. perilaku.
dalam menjalankan 7. Tanggung jawab - Fasilitasi diskusi
peran. peran meningkat. perubahan peran anak
8. Verbalisasi terhadap bayi baru lahir,
DO: perasaan bingung
1) Konflik peran jika perlu.
menjalankan
2) Adaptasi tidak - Fasilitasi diskusi tentang
tugas menurun
adekuat peran orang tua, jika
9. Konflik peran
3) Strategi koping tidak perlu.
menurun
efektif - Fasilitasi diskusi tentang
10. Verbalisasi
adaptasi peran saat anak
perasaan cemas
Tanda dan gejala minor meninggalkan rumah, jika
menurun.
DS : perlu.
11. Afek drepresi
1) Depresi - Fasilitasi diskusi harapan
menurun.
2) Dukungan sosial dengan keluarga dalam
kurang peran timbal balik.
3) Kurang
bertanggungjawab Edukasi :
menjalankan peran - Diskusikan perilaku yang
dibutuhkan untuk
pengembangan peran.
- Diskusikan perubahan
peran yang diperlukan
akibat penyakit atau
ketidakmampuan.
- Diskusikan perubahan
peran dalam menerima
ketergantungan orang tua.
- Diskusikan strategi positif
untuk mengelola
perubahan peran.
- Ajarkan perilaku baru
yang dibutuhkan oleh

19
pasien / orang tua untuk
memenuhi peran.

Kolaborasi :

- Rujuk dalam kelompok


untuk mempelajari peran
baru.

20
BAB III

TINAJUAN KASUS

III.1 Kasus
Keluarga dengan kepala keluarga berinisial Tn. A usia 54 tahun. Memiliki
seorang istri berinisial Ny.E berusia 50 tahun. Anak pertama bernama Tn.S,
berjenis kelamin laki-laki, berusia 27 tahun dan baru 6 bulan menikah dan
berprofesi sebagai guru SD. Anak kedua bernama Ny.F, berjenis kelamin
perempuan, berusia 25 tahun, sekarang sudah bekerja sebagai di bank swasta dan
sudah tidak tinggal dengan orang tuanya.Tn.A. bekerja sebagai Guru SMP dan
Ny.E sebagai ibu rumah tangga. Sebagai Guru SMP, Tn.A mendapat gaji Rp.
2.000.000 per bulan. Tahun depan Tn.A akan pensiun.

Tn.A merasa sedikit bingung dengan apa kegiatan yang akan ia lakukan
setelah pensiun dan memikirkan bahwa penghasilan juga akan berkurang. Tn.A
merasa kebingungan sudah persiapan masa pensiun dan sudah ditinggalkan kedua
anaknnya, sehingga Tn.A sekarang jarang berkomunikasi dengan istrinya serta
keluarga bingung akan tugas perkembangan yang dijalaninya saat ini.

Tn.A memiliki penyakit hipertensi sejak 3 tahun lalu. Tn.A sering merasa
pusing dan terasa berat pada tengkuk saat Tn.A merasa terlalu lelah. Akan tetapi
Tn.A tidak segera berobat ke puskesmas, Tn.A hanya beristirahat dan meminum
obat dari warung karena beranggapan bahwa sakit tersebut akan hilang dengan
sendirinya.

III.2 Pengkajian

1. Data umum
a. Nama kepala keluarga : Tn.A
b. TTL : Mojokerto, 14 Juni 1965
c. Usia : 54 Tahun
d. Alamat : Mojokerto
e. Pekerjaan KK : Guru SMP
21
f. Pendidikan KK : S1 Pendidikan
g. Komposisi keluarga : Ayah, ibu dan dua orang anak

No. Nama JK TTL Hubungan Pekerjaan Pendidikan

1. Tn.A L Mojokerto, Kepala Guru SMP S1


14 Juni 1965 Keluarga
(Usia 54
Tahun)

1. Ny.E P Mojokerto, Istri IRT SMA


12 Agustus
1969 (usia 50
tahun)

2. Tn.S L Sidoarjo, 25 Anak Guru SD S1


Juni 1989 (27
tahun)

3. Nn. F P Mojoekerto, Anak Pegawai S1


10 April Bank
1991 (25
tahun)

Genogram

Tn.A
Ny.E
54 th
50 th

22
Tn .S
Nn. F
27 th
25 th

Keterangan :

: Laki-Laki : Perempuan meninggal

: Perempuan : Laki-laki meninggal

: Terdapat Hubungan darah/perkawinan

: Tinggal serumah

h. Tipe keluarga
Tipe keluarga adalah keluarga inti (Nuclear Family) dengan orang
tua dan dua anak kandung tetapi sekarang hanya tinggal berdua Tn.A dan
Ny.E
i. Latar belakang budaya
Keluarga ini adalah keluarga dengan latar belakang budaya Jawa
Timur baik Tn.A maupun Ny.E. Keluarga ini memegang adat budaya Jawa
Timur dalam praktik kehidupan sehari-hari. Budaya tentang kesehatan yaitu
apabila sakit keluarga menyarankan untuk istirahat tidak dibawa ke rumah
sakit.

j. Identifikasi agama
Keluarga memeluk agama islam dan aktif dalam kegiatan
keagamaan di lingkungan sekitar. Ny.E sering mengikuti pengajian ibu-ibu

23
setiap satu minggu sekali. Menurut Ny.E, keluarganya melaksanakan shalat
dan puasa.
k. Status sosial ekonomi keluarga
Tn.A merupakan pencari nafkah di keluarga, ia bekerja sebagai
Guru SMP. Status ekonomi tergolong sederhana dengan penghasilan Rp.
2.000.000 per bulan dan Ny.E tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga.
Menurut Ny.E penghasilan Tn.A sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari
terkadang apabila membutuhkan sesuatu yang darurat keluarga biasanya
dibantu oleh anaknya sudah berkerja tetapi akhir-akhir ini anknya sibuk untuk
bekerja sehingga lupa untuk mengirimkan uang. Keluarga Tn.A tidak
memiliki tabungan yang dikhususkan untuk kesehatan dan Tn.A. Sedang
menjalani persiapan pensiun/masa tuanya.
l. Aktivitas rekreasi atau waktu luang
Pada hari libur, biasanya keluarga Tn.A berkumpul di rumah untuk
membersihkan kebun kecil dibelakang rumah mereka dan menonton televisi
bersama. Waktu luang juga biasa digunakan Ny.E untuk berbincang dengan
tetangga. Tetapi pada akhir-akhir ini Ny.E merasa Tn.A. sering tidur selesai
bekerja, dan saat hari libur digunakan untuk menjalankan tugasnya sebagai
guru SMP sehingga apabila ada permasalahan tidak diungkapkan secara
terbuka. Tn.A dan Ny.E jarang untuk berkomunikasi.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.A dalam tahap keluarga dengan usia pertengahan.
Tugas perkembangan saat ini adalah mempunyai lebih banyak
waktu dan kebebasan, mengolah minat social dan waktu santai,
memulihkan hubungan antara generasi muda dan tua, keakraban
dengan pasangan, memelihara hubungan atau kontak dengan anak
dan keluarga, persiapan masa taua atau pensiun.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

24
Menurut Ny.E , suaminya saat ini sedang menjalang masa pensiun.
Tn.A bingung dengan kegiatan apa yang akan ia lakukan setelah
pensiun. Karena selama ini sebagai Guru SMP adalah satu-satunya
kegiatan Tn.A. Saat ditanya bagaimana perasaan Tn.A menjelang
masa pensiun oleh Ny.E, Tn.A menjawab dengan suara keras pada
Ny.E. karena merasa tidak bisa memenuhi kebutuhannya lagi dan
tidak mempunyai cukup tabungan di hari tuanya. Tn.A
menjelaskan bahwa pensiun adalah kejadian di mana seseorang
harus berhenti dari pekerjaannya, karena usia yang sudah lanjut
dan harus diberhentikan ataupun atas permintaan sendiri. Tn.A dan
Ny.E mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui tahap
perkembangan keluarga usia pertengahan. Tn.A tidak mempunyai
banyak waktu dan kebebasan untuk bersama keluarga sehingga
komunikasi antar pasangan dan anaknya tidak terjalin dengan baik
dengan baik.

c. Riwayat keluarga inti


Kedua orang tua saat ini hidup di lingkungan yang sama. Mereka
berpacaran terlebih dahulu sebelum menikah. Saat menikah,
keduanya berada pada usia yang sudah matang yaitu Tn.A 31 tahun
dan Ny.E berusia 27 tahun. Keluarga dikaruniai anak setelah 1
tahun menikah yaitu Tn.S. Setelah itu Ny.F mengikuti keluarga
berencana dan baru mempunyai anak lagi setelah anak pertama
berusia 2 tahun.

Saat ini kondisi Tn.A pusing dan berat pada tengkuk. Tn.A sudah
di diagnosis hipertensi sejak 3 tahun lalu saat berobat ke
puskesmas. Saat ditanya mengenai hipertensi, Ny.E dapat
menjelaskan dengan sederhana bahwa hipertensi adalah tekanan
darah tinggi. Tn.A dan Ny.E tidak mengetahui penyebab dari
hipertensi, selain itu Tn.A dan Ny.E tidak mengetahui tanda dan
gejala hipertensi selain pusing dan berat pada tengkuk. Menurut
25
Tn.A, keluhan Tn.A tidak terlalu mengkhawatirkan karena Tn.A
tidak terlihat sakit, dan tetap dapat menjalankan aktivitas seperti
biasa. Tn.A tidak mau berobat ke puskesmas karena merasa bahwa
keluhan tersebut akan hilang dengan sendirinya. Ny.E mengatakan
bahwa Tn.A sering makan makanan yang mengandung tinggi
garam misalnya rumput laut, ikan asin bersambal.

d. Riwayat keluarga sebelumya


Tn.A memiliki riwayat hipertensi dari kedua orang tuanya,
ibu Bapak Tn.A sudah meninggal dan ibu Ny.E tidak memiliki
riwayat kesehatan turunan. Menurut Ibu Ny.E saudara Bapak Tn.E
pernah mengalami stroke dikarenakan hipertensi.
3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
Status kepemilikan rumah yang ditempati sekarang adalah milik
keluarga sendiri. Luas rumah yang ditempati 70 m2 terdiri dari 1
ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi dan WC.
Bangunan rumah berbentuk rumah permanen. Lantai rumah terbuat
dari ubin dengan keadaan bersih. Penataan alat / perabot rumah
tangga rapi, pencahayaan dan ventilasi cukup baik. Sumber air
minum dan untuk keperluan cuci dan mandi menggunakan air
sumur (Sanyo). Keluarga membuang sampah di tempat sampah
yang ditaruh di depan rumah, lalu ada petugas yang mengangkut.
Lingkungan sekitar rumah tampak bersih. Jarak anatara rumah
Tn.A dengan tetangga 2 Meter.
Denah Rumah

26
b. Karakteristik tetangga dan lingkungan RW
Lingkungan di mana keluarga Tn.A tinggal merupakan tempat
hunian yang padat. Jarak antara satu rumah dengan rumah yang
lainnya hanya kurang dari 2 meter. Terdapat banyak rumah petak
atau rumah kontrakan disekitar rumah Ibu. I. Antar tetangga sangat
rukun, mereka terkadang menghabiskan waktu untuk mengobrol di
teras salah satu rumah. Kelas social ekonomi masyarakat adalah
menengah kebawah. Status pekerjaan masyarakat berbagai macam,
yaitu pedagang, buruh, PNS dan Swasta. Jarak masjid hanya sekitar
50 meter dari rumah Ibu. I. Menurut Ny.E, sebelumnya terdapat
klinik dokter akan tetapi sekarang sudah tidak ada. Sehingga apabila
ada anggota keluarga yang sakit, mereka pergi ke puskesmas yang
berjarak 800 meter. Kegiatan posyandu biasa diadakan di rumah RT.
Keadaan Lingkungan masyarakat cukup baik. Untuk fasilitas umum,
lingkungan rumah Ny.E sangat strategis karena dekat dengan Pasar
Tanjung yang berjarak kurang lebih 3 KM.

c. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga sudah menetap dan menempati rumah sejak tahun 1950.
Sejak menikah, mereka sudah tinggal di lingkungan yang saat ini
mereka tempati dan tidak pernah pindah rumah.

d. Hubungan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Anak-Anak Tn.A. Jarang berkumpul karena semua sudah
meninggalkan rumah, Ny.E mengatakan anakanya Tn.S tinggal di
malang dan untuk anaknya Ny.F tinggal di jember. Menurut
keluarga anak-anaknya berkumpul pada saat lebaran saja. Keluarga
terkadang berinteraksi dengan tetangganya dan aktif dalam
kegiatan masayarakat
27
e. Sistem pendukung sosial keluarga
Ny.E sangat memperhatikan kesehatan Tn.A. semua kegiatan
rumah tangga dikerjakan oleh Ny.E. Dukungan dari keluarga besar
terkadang sangat membantu keluarga Tn.A dan Ny.E. Apabila ada
anggota keluarga yang sakit, maka orang tua dari Ny.E akan
membantu pekerjaan rumah. Tempat berobat yang sering dipakai
keluarga adalah Puskesmas tetapi jarak antar puskesmas cukup
jauh sehingga kelurga tidak bisa memeriksakan kesehatan secara
berkala. Fasilitas penunjang kesehatan yang dimiliki keluarga
masih kurang misalnya tidak tersedia obat P3K dalam rumah serta
tidak menganggarkan biaya untuk pemeliharaan kesehatan.

4. Struktur lingkungan
a. Pola komunikasi
Ny.E mengatakan setelah Tn.A ditinggalkan anak keduanya Tn.A.
sering tertutup dengan permasalahan. Apabila ada masalah tidak
dibicarakan dengan terbuka. Komunikasi anatara Tn.A. dan Ny.E.
telah mengalami kesulitan, karena Tn.A merasa sekarang lebih
sensitive semenjak Tn.A. di kasih informasi sama kepala sekolah
bahwa Tn.A dalam persiapan masa pensiun dan akhir – akhir ini
Tn.A sering beristirahat karena takut darah tinggi nya naik
sehingga Tn.A. kurang membuka perasaan atau masalah dengan
Ny.E.

b. Struktur kekuatan keluarga


Di keluarga Tn.A, kekuasaan dibagi menurut peran masing-
masing. Untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan
kepentingan rumah tangga, Tn.A menyerahkan sepenuhnya pada
Ny.E namun apabila tidak bisa diatasi, Ny.E selalu meminta
bantuan dan pertimbangan Tn.A. Tn.A selalu memberikan
tanggung jawab keuangan kepada Ny.E. Apabila terdapat
keputusan penting dan mendesak, Tn.A lah yang bertanggungjwab
28
mengambil keputusan dan semua keluarga akan mematuhi. Tetapi
akhir-akhir ini Tn.A tertutup dalam pengambilan keputusan dan
Ny.E bingung ingin mengatasi masalah ini tapi Ny.E lebih baik
diam karena sang suami banyak masalah sehingga akhir-akhir ini
kurang berkomunikasi dengan suami.

c. Struktur peran (formal dan informal)


Tn.A: Ayah dan suami, ia merupakan pencari nafkah satu-satunya
dan merupakan pemimpin keluarga. Perannya di keluarga
dilakukan sebaik-baiknya, menurut Ny.E, ia selalu berusaha
memenuhi keinginan istri dan anaknya. Tetapi akhir-akhir ini Tn.A
mengambil keputusan secara sepihak, ia tidak melibatkan Ny.E
untuk mengambil keputusan dan akhir-akhir ini Tn.A tidak pernah
mengungkapkan perasaan nya setelah anak yang kedua sudah
meninggalkan rumah dan di beritahu bahwa Tn.A persiapan masa
pensiun

Ny.E: Ibu dan istri, merupakan ibu rumah tangga. Ia selalu


berusaha memberikan yang terbaik dan mengasuh anak-anaknya
dengan sebaik-baiknya.

Tn.S: Merupakan anak pertama. Menurut Tn.S Ny.E dan Tn.A


merupakan tumpuan harapan keluarga. Tn.S biasanya mengirimkan
uang bulanan kepada orang tua tetapi akhir-akhir bulan ini tidak
mengirimkan uang bulanan. Begitupun dengan Nn. F.

d. Nilai atau norma dalam keluarga


Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai jawa timur karena mereka
berasal dari suku yang sama. Namun menurut Ny.E ia tidak tahu
seperti apa nilai Jawa Timur sehingga mereka menjalani kehidupan
sehari-hari seperti biasa. Norma yang dianut adalah norma agama.
Apabila menurut agama tidak baik, maka mereka tidak akan
melakukan hal tersebut.
29
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Tn.A dan Ny.E selalu berusaha saling memperlihatkan kasih
sayang baik antara mereka berdua untuk anak-anaknya. Tidak ada
perbedaan antara anak pertama dan kedua. Mereka selalu berusaha
menerapkan komunikasi terbuka dalam segala hal sehingga jarang
jarang terjadi perselisihan antara Tn.A dan Ny.E. Semenjak
anaknya meninggalkan rumah Tn.A. tidak menerapkan komunikasi
terbuka karena merasa keluarganya sudah tidak ada dirumah dan
tidak perlu berkomunikasi terbuka lagi.

b. Fungsi sosialisasi
Dalam hal pengasuhan anak, Tn.A menyerahkan sepenuhnya pada
Ny.E namun apabila ada masalah yang mendesak biasanya mereka
membicarakan bersama tetapi akhir-akhir ini jarang untuk
membicarakan dengan terbuka. Menurut keluarga, anak adalah
amanah yang harus dijaga sebaik-baiknya. Keluarga mencoba
menerapkan kedisiplinan kepada semua anak mereka, sosialisasi
keluarga dengan lingkungan sekitar berjalan dengan baik. Begitu
juga dengan anak-anak mereka. Tn.A dan. Ny.E dapat
bersosialisasi dengan masyarakat.

c. Fungsi perawatan keluarga


Keluarga mendefinisikan sehat apabila semua anggota keluarganya
tidak ada keluhan dan tidak punya penyakit tertentu. Definisi sakit
adalah apabila anggota keluarga mempunyai keluhan sakit dan
hasil pemeriksaan dokter menderita sakit. Sumber informasi
kesehatan bagi keluarga adalah televisi dan petugas kesehatan
apabila ke Puskesmas. Keluarga dapat mengidentifikasi penyakit
yang diderita Tn.A yaitu menderita tekanan darah tinggi semenjak
tahun 2016-an. Tn.A dan Ny.E mengertahui Tn.A mengalami
hipertensi saat diperiksakan di Puskesmas. Menurut Ny.E. Tn.A
30
tidak sakit, tetapi Tn.A sering mengeluh Pusing dan terasa berat di
tekuk. Persepsi keluarga sakit hipertensi apabila dibiarkan untuk
istirahat akan sembuh sendiri. Keluarga belum mengetahui tentang
pengertian penyakit hipertensi, penyebab, tanda-tanda dan
perawatannya. Menurut keluarga tanda-tanda hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah lebih dari normal, namun keluarga tidak
mengetahui berapa tenanan darah normal dan tidak normal.
Penyebab hipertensi adalah terlalu banyak makanan yang asin
tetapi Tn.A tidak bisa menghindari makan-makanan yang asin.
Tn.A tidak pernah control secara teratur ke puskesmas.

Praktik diet keluarga : Menurut keluarga makanan yang


dapat disediakan sesuai kemampuannya. Komposisinya adalah
nasi, sayur, tahu/tempe kadang-kadang beli ikan apabila
mempunyai uang. Tetapi bapak selalu mengkonsumsi makanan
yang asin.

Kebiasaan tidur dan istirahat : Jumlah jam tidur per 24 jam


pada Tn.A dan Ny.E 8 jam. Tidak ada keluhan tidur dari masing-
masing anggota keluarga.

Latihan dan rekreasi : Keluarga belum mengetahui kegunaan


olahraga untuk mencegah komplikasi pada hipertensi. Keluarga
juga belum dapat mengidentifikasi jenis olah raga yang dapat
dilakukannya setiap hari. Keluarga belum pernah mendapat
informasi tentang senam hipertensi.

Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga: saat ini


tidak ada obat yang diminum oleh Tn.A dan Ny.E. Keluarga
kadang-kadang beli obat di warung apabila ada keluhan pilek,
kepala pusing dan sakit perut. Obat disimpan di laci lemari.

31
Peran keluarga dalam praktek perawatan diri : Pengambil
keputusan dibidang kesehatan adalah Tn.A Keluarga
mengemukakan bahwa apabila ada anggota keluarga yang sakit,
diobati dengan obat yang beli di warung, apabila tidak sembuh
baru dibawa ke Puskesmas.

Praktik lingkungan : Lingkungan keluarga bersih dari


polusi baik udara dan air. Lingkungan keluarga juga tenang, jauh
dari kebisingan. Keluarga juga senantiasa menjaga kebersihan diri
dari seluruh anggota keluarga, misalnya semua anggota keluarga
mandi 2 kali sehari dan ganti pakaian setiap hari. Dari hasil
observasi, keluarga tampak bersih.

Praktik kesehatan gigi : Semua anggota keluarga terbiasa


gosok gigi 2 kali sehari, yaitu pada saat mandi pagi dan sore.

Pelayanan kesehatan yang diterima keluarga adalah


pelayanan kesehatan dari Puskesmas dan pernah dirawat di rumah
sakit swasta. Tn.A tidak pernah kontrol ke Puskesmas baik untuk
hipertensinya. Demikian juga dengan Ny.E, tidak pernah periksa
ke Puskesmas atau tempat lain. Keluarga tidak memiliki
perencanaan khusus untuk kesehatan. Menurut keluarga, sakit itu
datangnya dari Tuhan jadi tidak ada perencanaan yang mengarah
kesana. Transportasi yang digunakan oleh keluarga adalah sepeda
dan transportasi umum.

d. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.A sudah mempunyai anak 2 yang sudah
meninggalkan rumah dan keluarga sudah menjalani Keluarga
Berencana.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn.A terolong keluarga Pra sejahtera jarena banyak hal
yang harus terpenuhi tetapi belum terpenuhi.
32
6. Stress dan Koping keluarga
a. Stressor Jangka Pendek dan Panjang
Ny.E mengatakan bahwa Tn.A mulai kebingungan akan masa
pensiun di tahun depan, Tn.A merasa cemas kegiatan apa saja yang
harus dilewati karena kegiatan sehari-harinya adalah sebagai guru
SMP dan Tn.A takut tidak bisa memenuhi kebutuhan istrinya lagi.
Tn.A merasa sedih karena ditinggalkan kedua anaknya.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stessor


Keluarga memiliki sumber daya untuk berespon terhadap stressor
yaitu:

1) Sistem dukungan sosial istri kuat akan tetapi Tn.A kesulitan


untuk membantu Tn.A karena Tn.A tidak mengungkapkan
perasaannya.
2) Tempat tinggal yang memadai dengan sarana kesehatan yang
tersedia
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman
masa lalu dan berpusat pada Tn.A. untuk menangani masalah
kesehatan pada keluarga. Keluarga juga menggunakan sistem
dukungan sosialnya yaitu dari keluarga besar dalam membantu
mereka saat membutuhkan pertolongan.

d. Strategi adaptasi disfungsional


Keluarga terutama Tn.A .secara sadar telah melakukan adaptasi
disfungsional yaitu apabila Tn.A mempunyai masalah tidak bisa
diungkapkan secara terbuka. Sehingga apabila ada masalah
dipendam sendiri.

7. Harapan Keluarga
Keluarga berharap dengan kedatangan perawat ke rumahnya adalah
keluarga dapat mengetahui status kesehatan keluarga. Dengan demikian
33
keluarga berharap akan selalu berada dalam kondisi sehat lahir dan
batin. Mereka juga berharap akan banyak mendapatkan banyak
pengetahuan tentang berbagai macam penyakit dan cara perawatannya.

8. Pemeriksaan fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, pada keluarga secara
umum kondisi kesehatan secara fisik, Ny.E tidak memiliki gangguan.
Sedangkan Tn.A merasa pusing dan berat pada tengkuk. Tn.S dan Nn.F
belum terkaji karena mereka tidak ada dirumah saat dilakukan
pengkajian. Dibawah ini akan dijabarkan hasil pemeriksaan fisik Tn.A
dan Ny.E.

N Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Ny.E


Prosedur
o. Tn.A

1. Pemeriksaan umum

a. Penampilan Saat ini Tn.A berusia 54 tahun. Saat ini Ny.E berusia 50
umum Tubuh Tn.A proporsional dengan tahun. Tubuh Ny.E
TB 168 cm dan BB 62 kg, cara proporsional dengan TB 150
berpakaian rapi, tubuh dan cm dan BB 60 kg, cara
pakaian terlihat bersih. berpakaian rapi, tubuh dan
pakaian terlihat bersih.

b. Status mental Status emosi Tn.A terkadang Status emosi Ny.E, orientasi
berubah menjadi sensitif, orientasi baik, cara bicara normal dan
baik, cara bicara normal dan dapat dapat dimengerti.
dimengerti.

2. Pemeriksaan kulit, kuku dan rambut

Kulit Kulit terlihat bersih, pigmentasi Kulit terlihat bersih,


kulit merata, turgor kulit elastis, pigmentasi kulit merata,

34
permukaan kulit tidak kering, turgor kulit elastis,
tekstrur kulit lembut, tidak permukaan kulit tidak kering,
terdapat lesi, sensitivitas baik. tekstrur kulit lembut, tidak
terdapat lesi, sensitivitas baik.

Rambut dan kulit Rambut dan kulit kepala terlihat Rambut dan kulit kepala
kepala bersih, warna rambut hitam, tebal, terlihat bersih, warna rambut
tekstur halus, jumlah dan hitam, tebal, tekstur halus,
distribusi normal, tidak terdapat jumlah dan distribusi normal,
lesi pada kulit kepala. tidak terdapat lesi pada kulit
kepala.

Kuku Kuku bersih, rata dan tidak Kuku bersih, rata dan tidak
terdapat kelainan. terdapat kelainan.

3. Pemeriksaan kepala dan leher

Kepala Kepala terlihat simetris, bentuk Kepala terlihat simetris,


oval, tidak ada lesi dan bentuk oval, tidak ada lesi
tenderness. Rambut berwarna dan tenderness. Rambut
hitam dan distribusi merata, testur berwarna hitam dan distribusi
halus, tebal, tidak ada kutu dan merata, testur halus, tebal,
ketombe. Tn.A mengatakan tidak ada kutu dan ketombe.
kepala terasa pusing. Ny.E mengatakan kepala
terasa pusing.

Muka Wajah terlihat simetris, warna Wajah terlihat simetris, warna


kulit sawo matang, distribusi kulit sawo matang, distribusi
warna merata sesuai dengan warna merata sesuai dengan
warna kulit tubuh. warna kulit tubuh.

Telinga Telinga tidak ada kelainan, tidak Telinga tidak ada kelainan,
ada lesi, bengkak maupun nyeri tidak ada lesi, bengkak
tekan. maupun nyeri tekan.

Mata Mata simetris, konjungtiva Mata simetris, konjungtiva

35
berwarna merah muda, sklera berwarna merah muda, sklera
berwarna putih. berwarna putih.

Hidung dan sinus Hidung terlihat simetris, tidak ada Hidung terlihat simetris, tidak
lesi maupun cairan. ada lesi maupun cairan.

Mulut dan Warna bibir merah muda, lembab, Warna bibir merah muda,
tenggorokan tidak terdapat caries gigi, tidak lembab, tidak terdapat caries
ada gigi berlubang dan tidak ada gigi, tidak ada gigi berlubang
bau mulut. dan tidak ada bau mulut.

Leher Leher terlihat simetris, tidak ada Leher terlihat simetris, tidak
gangguang fungsi dan kelainan ada gangguang fungsi dan
anatomis. Akan tetapi Tn.A kelainan anatomis. Akan
mengatakan terasa berat pada tetapi Ny.E mengatakan
tengkuk. terasa berat pada tengkuk.

4. Pemeriksaan dada

Pernapasan Pernapasana normal, 18 kali per Pernapasana normal, 18 kali


menit, Tn.A tidak mengalami per menit, Tn.A tidak
gangguan pernapasan. Terdengar mengalami gangguan
suara bronchial pada trakea, pernapasan. Terdengar suara
bronkhovesikuler pada bronkus, bronchial pada trakea,
vesikuler pada paru-paru. Tidak bronkhovesikuler pada
terdengar suara atau bunyi napas bronkus, vesikuler pada paru-
tambahan. paru. Tidak terdengar suara
atau bunyi napas tambahan.

Kardiovaskuler Bunyi jantung normal, terdengar Bunyi jantung normal,


suara S1 dan S2. Tidak terdengar terdengar suara S1 dan S2.
suara murmur. TD 140/90 mmHg, Tidak terdengar suara
nadi 88 kali per menit. murmur. TD 120/80 mmHg,
nadi 86 kali per menit.

5. Pemeriksaan abdomen

36
Bising usus terdengar jelas
Bising usus terdengar jelas pada kuadran kanan atas, pada kuadran kanan atas,
frekuensi 10 kali per menit, turgor elastis. frekuensi 8 kali per menit,
turgor elastis.

6. Pemeriksaan ekstremitas

Ekstremitas tidak ada


Ekstremitas tidak ada kelainan, tidak ada gangguan kelainan, tidak ada gangguan
fungsi maupun kelainan anatomis. fungsi maupun kelainan
anatomis.

III.3 Analisa Data

No. Data Masalah

1. Data subjektif: Managemen regimen terapeutik


tidak efektif Tn.A. keluarga Tn.A.
a. Tn.A mengatakan kepalanya terasa
pusing
b. Terasa berat pada tengkuk
c. Sudah didiagnosis hipertensi sejak 3
tahun lalu
d. Tn.A tidak pernah berobat, bila keluhan
datang Tn.A hanya istirahat atau
membeli obat warung
e. Saat ditanya mengenai hipertensi, Tn.A
dan Ny.E dapat menjelaskan secara
sederhana bahwa hipertensi adalah
tekanan darah tinggi
f. Tn.A dan Ny.E tidak mengetahui
penyebab hipertensi
g. Tn.A dan Ny.E tidak mengetahui tanda
dan gejala hipertensi selain pusing dan
berat pada tengkuk
h. Menurut Ny.E dan Tn.A tidak terlalu
mengkhawatirkan karena keluhan akan
hilang dengan sendirinya
i. Keluarga tidak mengetahui cara
merawat Tn.A. saat nyeri.

37
Data Objektif:
a. TD 140/90 mmHg
b. Nadi 88 kali per menit
c. Tidak memiliki obat hipertensi
2. Data Subyektif: Ketidakefektifan Proses Keluarga
Tn.A.
- Ny.E. mengatakan semenjak tinggal
kedua anaknya Tn.A. selalu diam apabila
ada masalah.
- Ny.E. merasa Tn.A. banyak beban
apalagi tahun depan akan pensiun dalam
pekerjaanya.
- Ny.E. mengatakan sering membentaknya
saat ingin bercerita tentang anaknya
karena merasa anaknya meninggalkan
beliau.
- Ny.E. merasa bahwa apabila Tn.A
mendapatkan masalah kurang
berkomunikasi dalam memecahkan
masalahnya.
- Tn.A dan Ny.E jarang untuk
berkomunikasi.
Data Obyektif :
- Tn.A. tidak dapat mengekspresikan
masalahnya karena yang meluapkan apa
yang dirasakan dalam keluarga adalah
Tn.A.
3. Data Subyektif: Perubahan Pemeliharaan Kesehatan
Tn.A Keluarga Tn.A
- Ny.E mengatakan bahwa meskipun Tn.A
di diagnose oleh dokter hipertensi 3
tahun yang lalu Tn.A sering makan
diluar yang banyak garam dan suka agar-
agar rumput laut.
- Ny.E bahwa Tn.A tidak pernah berobat,
bila keluhan datang Tn. A hanya istirahat
atau membeli obat warung.
- Fasilitas penunjang kesehatan yang
dimiliki keluarga masih kurang misalnya
tidak tersedia obat P3K dalam rumah
serta tidak menganggarkan biaya untuk
pemeliharaan kesehatan

Data Obyektif

38
- TD 140/90 mmHg
- Nadi 88 kali per menit
- Tidak memiliki obat hipertensi
- Tn.A terlihat bingung
- Tn.A sering bertanya tentang penyakitnya

4. Data Subjektif: Risiko kesepian pada Tn.A


Keluarga Tn.A
a. Ny.E mengatakan suaminya saat ini
sedang menjalang masa pensiun.
b. Tn.A mengatakan bahwa ia bingung dan
merasa sedih. Karena selama ini ia
menjalani profesi sebagai guru tetapi
sebentar lagi ia tidak akan menjalankan
kegiatan tersebut lagi.
c. Tn.A menjelaskan bahwa pensiun
adalah kejadian di mana seseorang harus
berhenti dari pekerjaannya, karena usia
yang sudah lanjut dan harus
diberhentikan ataupun atas permintaan
sendiri.
d. Tn.A. berkata bahwa pensiun bukanlah
suatu masalah, akan tetapi masa setelah
pensiun yang merupakan suatu masalah,
disamping tidak memiliki kegiatan,
penghasilan pun akan berkurang
e. Tn.A dan Ny.E mengatakan bahwa
mereka tidak mengetahui tahap
perkembangan pada keluarga usia
pertengahan.

Data Objektif:
a. Tn.A terlihat bingung
b. Bertanya mengenai tugas perkembangan
keluarga pada usia pertengahan.

39
III.3.1 Rumusan Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan Managemen Regimen Terapeutik Tn.A pada keluarga


Tn.A. berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan Hipertensi.
2. Ketidakefektifan Proses Keluarga Tn.A berhubungan dengan
ketidakefektifan komunikasi dengan pasangan
3. Perubahan Pemeliharaan Kesehatan Tn.A pada Keluarga Tn.A
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
hipertensi.
4. Resiko kesepian pada Tn.A. keluarga Tn.A berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga mengenal tahap perkembangan keluarga
dengan usia pertengahan

III.3.2 Skoring Prioritas Masalah

1. Ketidakefektifan Managemen Regimen Terapeutik Tn.A pada


keluarga Tn.A. berhubungan dengan ketidakmampuan merawat
anggota keluarga dengan Hipertensi.

No. Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

1. Sifat masalah: Masalah hipertensi telah


aktual terjadi pada Tn.A, sejak di
1 diagnosa hipetensi 3 tahun
3/3 x 1 = 1
lalu. Saat ini Tn.A mengeluh
pusing dan berat pada
tengkuk

2. Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 Keluarga memiliki sumber


untuk diubah: daya yang cukup kuat untuk
mudah mengatasi masalah yaitu:
2 a. Tersedianya pelayanan
kesehatan yaitu
puskesmas yang berjarak
300 meter
b. Ny.E tidak bekerja di
luar rumah sehingga
memiliki banyak waktu

40
untuk merawat Tn.A
3. Potensial untuk Masalah sudah berlangsung
dicegah: cukup lama, yaitu 3 tahun
Tinggi 1 3/3 x 1 = 1 lalu. Jarak rumah dengan
pelayanan kesehatan cukup
dekat.

4. Menonjolnya Saat Tn.A mengeluh pusing


masalah: dan berat pada tengkuk,
masalah ada 1 keluarga tidak langsung
tetapi tidak membawa ke palayanan
perlu segera kesehatan. Tn.A hanya
ditangani 1/2 x 1 = ½ istirahat dan meminum obat
warung. Ny.E mengatakan
keluhan akan hilang dengan
sendirinya.

Total 4½

2. Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan


kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi.

nN
Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran
o.

1. Sifat masalah: Tn.A sering


aktual mengkonsumsi makanan
1 yang tinggi garam dan
apabila tekanan darah
3/3 x 1 = 1
tinggi tidak dibawa ke
rumah sakit hanya
diberikan obat warung
saja.

2. Kemungkinan Ny.E. tidak bekerja di luar


untuk diubah: rumah sehingga memiliki
mudah 2 banyak waktu untuk
merawat Tn.A. dan
2/2 x 2 = 2
keinginan Ny.E untuk
menyelesaikan masalah
bersama dengan suami
lagi.

41
3. Potensial untuk Ny.E. Ingin Tn.A. bisa
dicegah: cukup kembali seperti biasa
1 2/3 x 1 = 2/3 sehingga Ny.E. mau
melakukan apa saja demi
kesembuhan Tn.A

4. Menonjolnya Tn.A. Sering


masalah: mengkonsumsi makanan
Masalah 1 tinggi garam dan apabila
Dirasakan pusing dikasing obat
tetapi tidak 1/2 x 1 = ½ diwarung saja tanpa
perlu ditangani dibawa ke pelayanan
segera kesehatan

Total 5
1/

3. Ketidakefektifan Proses Keluarga Tn.A berhubungan dengan


ketidakefektifan komunikasi dengan pasangan

oN
Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran
o.

1. Sifat masalah: Tn.A Jarang berkomunikasi


aktual dengan keluarga, saat
pengambilan keputusan juga
3/3 x 1 = 1 terkadang acuh karena Tn.A.
1
merasa bingung sudah
ditinggalkan anak dan
melakukan persiapan Pensiun

2. Kemungkinan Ny.E sering menanyakan


untuk diubah: permasalahannya Tn.A, tetapi
sebagian 1/2 x 2 = 2 dibentak oleh Tn.A sehingga
Ny.E lebih baik diam dan
2
semakin tidak ada komunikasi

3. Potensial untuk Ny.E. Ingin Tn.A. bisa kembali


dicegah: tinggi seperti biasa sehingga Ny.E.
1 3/3 x 1 = 1
mau melakukan apa saja demi
kesembuhan Tn.A

42
4. Menonjolnya Tn.A Merasa pusing sehingga
masalah: sering untuk beristirahat,
masalah ada terkadang mengerjakan tugas
tetapi tidak pekerjaan dirumah dan merasa
1
perlu segera kebingungan sendiri sehingga
1/2 x 1 = 1/2
ditangani kurangnya komunikasi dengan
pasangan. Tetapi pasangan
menanggapi bahwa itu adalah
hal biasa dan tidak
menganggap sebuah masalah.
1/2
Total 3

4. Resiko kesepian pada bapak H keluarga bapak H berhubungan


dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal tahap perkembangan
keluarga dengan usia pertengahan

No. Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

1. Sifat masalah: 1 Tn.A saat ini merasa bingung


risiko 2/3 x 1 = 2/3 dan sedih menjelang pensiun.

2. Kemungkinan 1 Keluarga memiliki sumber


untuk diubah: daya yang cukup kuat untuk
sebagian 1/2 x 2 = 1 mengatasi masalah yaitu:
Sistem dukungan keluarga
yang sangat kuat

3. Potensial untuk 1 Tn.A dan Ny.E memiliki kebun


dicegah: tinggi di halaman belakang sehingga
3/3 x 1 = 1
berkebun bisa dijadikan
kegiatan setelah Tn.A pensiun.

4. Menonjolnya 1 Masalah tidak dirasakan


masalah: tidak 0/2 x 1 = 0 dirasakan oleh keluarga
dirasakan

Total 2 2/3

43
III.4 Diagnosa Keperawatan Prioritas

Prioritas Diagnosa Skor


1 Ketidakefektifan Managemen Regimen 4 1/2
Terapeutik Tn.A pada keluarga Tn.A.
berhubungan dengan ketidakmampuan
merawat anggota keluarga dengan
Hipertensi.
2 Perubahan Pemeliharaan Kesehatan 4 1/6
berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit hipertensi.
3 Ketidakefektifan Proses Keluarga Tn.A 3 1/2
berhubungan dengan ketidakefektifan
komunikasi dengan pasangan
4 Resiko kesepian pada Tn.A keluarga Tn.A 2 2/3
berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga mengenal tahap perkembangan
keluarga dengan usia pertengahan

III.5 Rencana Keperawatan

N Diagno Tujuan KH
o sa Intervensi
. Kep. Umum Khusus Kriteria Standar

1. Hiperte Setelah Tujuan Respon a. Hiper 1. Diskusikan


nsi dilakuk Khusus : verbal tensi bersama
pada an adalah keluarga
Tn.A. interven Setelah keadaan mengenai
Keluar si melakuka di mana pengertian
ga kepera n tekanan hipertensi
Tn.A. watan kunjunga darah di 2. Jelaskan pada
berhub selama n 2 x 45 atas keluarga
ungan 2x45 menit 130/90 mengenai
dengan menit, keluarga mmHg penyebab dan
ketidak Masala dapat b. Peny keadaan
mampu h mencapai ebab hipertensi serta
an cara hiperten : hiperten klasifikasi dari
meraw si Tn.A. si antara hipertensi

44
at keluarg TUK 1 : lain dengan
keluarg a Tn.A. pola menggunakan
a teratasi. 1. Men hidup lembar balik dan
dengan genal yang poster
hiperte masala tidak 3. Jelaskan tanda
nsi h sehat, gejala hipertensi
a. Meje rokok, 4. Jelaskan
laskan alhokol, kepada keluarga
kemba obesitas mengenai
li , dampak bila
penger keturun seseorang
tian an, dll terkena
hiperte c. Tand hipertensi
nsi a gejala 5. Beri
b. Menj hiperten kesemppatan
elaska si kepada keluarga
n adalah untuk bertanya
kemba sakit 6. Bantu keluarga
li kepala, untuk
penye suing, mengulangi apa
bab telinga yang telah
hiperte berdeng didiskusikan
nsi ung, 7. Beri pujian atas
c. Menj mata perilaku yang
elaska berkuna benar
n ng.
kemba d. Dam
li pak
tanda hiperten
dan si lebih
gejala lanjut
hiperte adalah
nsi gagal
d. Menj ginjal
elaska kronik
n dan
kemba stroke.
li
dampa
k yang
dapat
terjadi
bila
seseor
ang
mende

45
rita
hiperte
nsi
TUK 2 Respon Keluarga 8. Jelaskan
verbal menyatak kepada
2. Men an keluarga
gambil keputusan mengenai
keputu nya dalam tindakan yang
san mengatasi harus dilakukan
untuk hipertensi saat keluarga
menga menderita
tasi hipertensi
hiperte 9. Bimbing dan
nsi motivasi
keluarga untuk
mengambil
keputusan
dalam
menangani
masalah
hipertensi
10. Beri pujian atas
keputusan yang
diambil untuk
mengatasi
masalah
hipertensi

TUK 3 Respon Keluarga 11. Berikan


verbal dan dapat penjelasan pada
3. Diha re menjelask keluarga
rapkan demonstra an dan tentang cara
keluar si mendemo mengurangi
ga nstrasikan nyeri
mamp cara 12. Demonstrasika
u merawat n pada keluarga
memb keluarga tentang cara
erikan dengan mengurangi
peraw hipertensi nyeri
atan yaitu 13. Berikan
pada dengan penjelasan pada
Tn. A teknik keluarga tentang
denga relaksasi diit hipertensi
n nyeri napas yaitu diit rendah
akut dalam, garam, rendah
hiperte
46
nsi kompres lemak dan
dingin kolesterol
pada leher 14. Ajurkan
bagian keluarga untuk
belakang, mengkonsumsi
menghind makanan sesuai
ari dengan diit
perubaha hipertensi
n posisi 15. Anjurkan
secara keluarga untuk
mendadak memeriksaan
dan Tn. A secara
pengobata teratur ke
n secara pelayanan
teratur kesehatan

TUK 4 Psikomoto Keluarga 16. Jelaskan


r membawa pentingnya
4. Kelu Tn. A ke memonitor
arga puskesma tekanan darah
mamp s secara rutin
u 17. Diskusikan
mema dengan keluarga
nfaatk manfaat
an membawa
pelaya anggota
nan keluarga ke
keseha puskesmas
tan 18. Berikan pujian
untuk atas tindakan
memo positif yang
nitor telah dilakukan
tekana
n
darah

N Diagn Tujuan KH
o osa J. J. Intervensi
. Kep. Kriteria Standar
Panjang Pendek

2. Perubah Setelah Setelah Respon a. Keluar 1. Diskusikan


an dilakuk dilakukan verbal ga kembali tentang
pemelih an intervensi mampu pengertian
araan interven selama menget hipertensi,
kesehat si 3x45 ahui tanda dan

47
an kepera menit, tentang gejala, factor
berhubu watan keluarga penyaki pencetus dan
ngan selama mampu: t komplikasi
dengan 3x45 hiperte 2. Diskusikan
kurangn menit, 1. Men nsi pengetahuan
ya perubah genal dengan tentang
pengeta an masala menyeb pencegahan
huan pemelih h utkan primer
tentang aran a. Meje pengert  Diet yang
penyaki kesehat laska ian sehat
t an yang n hiperte ( misalnya,
hiperten baik kem nsi “empat
si terjadi bali adalah dasar”,
Peny penaya rendah
akit kit lemak dan
Hipe tekanan garam,
rtens darah tinggi
i tinggi, karbohidrat
b. Menj dengan kompleks,
elask tanda asupan
an dan vitamin,
peng gejala mineral
etahu pusing yang
an di mencukupi
tenta tengku , air 2-3
ng k, liter sehari)
penc terasa  Kontrol
egah lemas berat badan
an dengan  Hindari
prim factor penyalahgu
er pencetu anaan zat
hiper snya (misalnya
tensi adalah alcohol,
c. Menj stress, obat-
elask makana obatan,
an n tinggi tembakau)
penti garam  Pola
ngny serta olahraga
a kompli teratur
menc kasinya
egah  Penatalaks
bisa anaan
hiper terkena
tensi stress
stroke  Ajarkan
b. Kelurg pentingnya
a pencegaha
mampu
48
menjela n sekunder
skan 3. Tentukan
tentang pengetahuan
penceg yang
ahan diperlukan
primer untuk
ada mengatasi
olahrag kondisi
a, diit penyakit
rendah 4. Diskusikan
garam, apakah
dll sumber daya
c. Keluar yang
ga dibutuhkan
mampu dirumah
menget tersedia
ahui (pemberi
mengat asuhan,
asi keuangan,
kondisi peralatan)
penyaki
t
dengan
cara
istiraha
t,
mengk
ompres
air
hangat
di
bagian
tengku
k
d. Keluar
ga
mampu
menent
ukan
sumber
daya
yang
tersedia
diruma
h
N Diagn Tujuan KH Intervensi
49
o osa
. Kep. Umu Krit
Khusus Standar
m eria

3 Ketid Setela Setelah Resp a. Kelu Family Integrity


. akefe h dilakukan on arga Promotion
ktifa dilaku intervensi verb mamp
n kan selama 3 x al u 1. Tentukan
Prose interv 45 menit, meng pemahaman
s ensi keluarga ambil tentang kondisi
Kelu kepera mampu: keput keluarga
arga watan usan 2. Tentukan
Tn.A selam a. Melaku denga perasaan
. a 3x45 kan n cara keluarga
Berh menit, tindakan berko tentang situasi
ubun masal yang munik mereka.
gan ah tepat asi 3. Identifikasi
deng ketida dengan terbuk tipikal keluarga
an kefekt cara a dalam
ketid ifan pengamb denga mekanisme
akefe proses ilan n koping
ktifa keluar keputusa pasan 4. Bantu keluarga
n ga n gan dalam
komu Tn.A. mengena b. Kelu penyelesaian
nikas dapat i arga konflik
i teratas ketidake dapat 5. Anjurkan
deng i. fektifan mema anggota
an komunik hami keluarga untuk
pasan asi keada menambah skill
gan dengan an koping yang
pasanga yang efektif untuk
n dihad mereka
b. Memah api gunakan
ami dan denga Family Therapy
menerim n baik
a 6. Identifikasi
c. Kelu
keadaan bagaimana
arga
sesuai keluarga
mamp
dengan memecahkan
u
realita masalah.
memo
yang 7. Tentukan
difika
dihadapi bagaimana
si
c. Memo keluarga
pemec
difikasi membuat
ahan
pemecah keputusan
masal
an 8. Identifikasi
ah
50
masalah dalam peran yang
dalam keluar biasanya
keluarga ga. dilakukan
dalam system
keluarga
9. Identifikasi
ketidakpuasan
atau konflik
dalam keluarga
10. Fasilitasi
diskusi pada
keluarga

Tujuan KH
N Diagn
o osa J. Intervensi
Krite Standa
. Kep. Panja J. Pendek
ria r
ng

4 Risiko Setelah Setelah Respo 1. Diskusikan bersama


. kesepi dilakuk dilakukan n keluarga tentang
an an intervensi verbal pengertian tahap
pada interve selama 2x45 keluarga dengan usia
keluar nsi menit, pertengahan
ga kepera keluarga 2. Jelaskan kepada
51
Tn.A watan mampu: keluarga tentang tugas
khusu selama perkembangan
snya 2x45 2. Mengen keluarga pada tahap ini
Tn.A menit, al masalah 3. Jelaskan kepada
berhu risiko d. Mejelas keluarga mengenai
bunga kesepia kan masalah yang sering
n n tidak kembali terjadi dengan usia
denga terjadi tahap pertengahan
n perkemb 4. Bantu keluarga untuk
ketida angan mengidentifikasi tugas
kmam keluarga perkembangan yang
puan e. Menjela telah atau belum
keluar skan dilakukan
ga kembali 5. Beri kesempatan pada
meng tugas keluarga untuk
enal perkemb bertanya
tahap ang pada 6. Beri kesempatan
perke keluarga keluarga untuk
mban dengan bertanya
gan anak 7. Bantu keluarga untuk
keluar remaja mengulangapa yang
ga f. Menjela telah di diskusikan
usia skan 8. Beri pujian atas
perten kepada perilaku yang benar
gahan keluarga
tentang
masalah
yang
sering
terjadi
pada
anak
remaja

III.6 Implementasi Keperawatan


No Diagnosa Implementasi Hari/
Keperawatan
Asuhan Keperawatan Keluarga tanggal

1 Hipertensi pada Implementasi


Tn.A. Keluarga
Tn.A. berhubungan Tuk 1
dengan
1. Mendiskusikan bersama keluarga Kamis,0
ketidakmampuan
mengenai pengertian hipertensi 9 April
cara merawat
Hasil : Keluarga mengatakan hipertensi
keluarga dengan
52
hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi 2020
dengan nilai tekanan darahnya diatas
130/80 mmHg, Keluarga memperhatikan
(kooperatif)
2. Menjelaskan pada keluarga mengenai
penyebab dan keadaan hipertensi serta
klasifikasi dari hipertensi dengan
menggunakan lembar balik dan poster
Hasil : keluarga memperhatikan
(Kooperatif)
3. Menjelaskan tanda gejala hipertensi
Hasil : keluarga memperhatikan
(Kooperatif)
4. Menjelaskan kepada keluarga mengenai
dampak bila seseorang terkena hipertensi
Hasil : keluarga memperhatikan
(Kooperatif)
5. Memberikan kesempatan kepada keluarga Kamis,0
untuk bertanya 9April
Hasil : Keluarga bertanya apakah anaknya 2020
bisa terkena hipertensi?
6. Membantu keluarga untuk mengulangi apa
yang telah didiskusikan
Hasil : Keluarga mampu mengulangi hasil
diskusi
7. Memberikan pujian atas perilaku yang
benar
Hasil : Keluarga tampak senang
Tuk 2
8. Menjelaskan kepada keluarga mengenai
tindakan yang harus dilakukan saat
keluarga menderita hipertensi
Hasil : keluarga mampu mejelaskan dan Jumat,
mampu melalukan tindakan terhadap 10 April
keluarga yang mengalami hipertensi yaitu 2020
apabila bapak sakit kepala dikompres
dikompres hangat.
9.Membimbing dan motivasi keluarga untuk
mengambil keputusan dalam menangani
masalah hipertensi
Hasil :keluarga mampu mengambil
keputusan dalam menangani masalah
hipertensi dalam keluarga.

53
10. Memberi pujian atas keputusan yang
diambil untuk mengatasi masalah hipertensi
Hasil : Keluarga terlihat senang
Tuk 3
11. Memberikan penjelasan pada keluarga
tentang cara mengurangi nyeri
Jumat,
Hasil : Keluarga kooperatif, mengerti
10 April
bahwa cara mengurangi nyeri dengan
2020
mengkompres air hangat, teknik relaksasi.
12.Mendemonstrasikan pada keluarga tentang
cara mengurangi nyeri
Hasil : keluarga kooperatif dapat mengerti
apa yang disampaikan
13.Memberikan penjelasan pada keluarga
tentang diit hipertensi yaitu diit rendah
garam, rendah lemak dan kolesterol
Hasil : keluarga kooperatif dapat mengerti
apa yang disampaikan
14.Menganjurkan keluarga untuk
mengkonsumsi makanan sesuai dengan
diit hipertensi
Hasil : Keluarga dapat mengerti diit
hipertensi yaitu rendah kadar garam.
15.Menganjurkan keluarga untuk
memeriksaan Tn.A. secara teratur ke
pelayanan kesehatan
Hasil : Keluara mengerti bila pemeriksaan
secara rutin harus dilakukan
Tuk 4
16. Menjelaskan pentingnya memonitor
tekanan darah secara rutin
Hasil: Keluarga dapat mengerti pentingnya
memonitor tekanan darah agar tidak terjadi
komplikasi missal stroke.
17. Mendiskusikan dengan keluarga
manfaat membawa anggota keluarga ke
puskesmas
Hasil : Keluarga memahami manfaat
membawa anggota keluarga ke puskesmas
untuk mencegah terjadinya angka
54
kesakitan.

N Diagnosa Implementasi Hari/


o Keperawatan
Asuhan Keperawatan Keluarga tanggal

2 Perubahan Implementasi
pemeliharaan
kesehatan 1. Mendiskusikan kembali tentang Sabtu, 11
berhubungan pengertian hipertensi, tanda dan April
dengan gejala, factor pencetus dan 2020
kurangnya komplikasi
pengetahuan Hasil : Keluarga mampu
tentang menjelaskan kembali tentang
penyakit hipertensi, tanda dan gejala, factor
hipertensi pencetus dan komplikasi.
2. Mendiskusikan pengetahuan
tentang pencegahan primer
Hasil : Keluarga dapat memahami
tentang pencegahan primer yaitu
dengan cara diit hipertensi,
olahraga, mengontrol berat badan.
3. Menentukan pengetahuan yang
diperlukan untuk mengatasi kondisi
penyakit
Hasil : Keluarga dapat memahami
pengetahuan kondisi penyakit yang
ditentukan
4. Mendiskusikan apakah sumber daya
yang dibutuhkan
Hasil : Keluarga dapat
mendiskusikan sumber daya yang
dibutuhkan

55
No Diagnosa Implementasi Hari/
Keperawatan
Asuhan Keperawatan Keluarga Tangg
al

3 Ketidakefektif Implementasi
an Proses
Keluarga Family Integrity Promotion Sabtu,
Tn.A. 11
1. Menentukan pemahaman tentang April
Berhubungan
kondisi keluarga 2020
dengan
Hasil : Keluarga dapat menentukan
ketidakefektifa
pemahaman tentang kondisi keluarga
n komunikasi
bahwa Tn.A sekarang mengalami
dengan
gangguan kesehatan yaitu hipertensi
pasangan
dan persipan untuk menjalankan
pensiun.
11.Menentukan perasaan keluarga
tentang situasi mereka.
Hasil : Keluarga Tn.A. sedang
terjadi ketidak terbukaan satu sama
lain
12.mengidentifikasi tipikal keluarga
dalam mekanisme koping
Hasil : Penyelesaian masalah
keluarga secara tertutup dan apabila
ada permasalahan dibiarkan
menumpuk.
13.Membantu keluarga dalam
penyelesaian konflik
Hasil : keluarga dapat
menyelesaikan konflik satu persatu.
14.Menganjurkan anggota keluarga
untuk menambah skill koping yang
efektif untuk mereka gunakan
Hasil: Keluarga dapat memahami
koping yang efektif dalam keluarga
Family Therapy
15. Mengidentifikasi bagaimana
keluarga memecahkan masalah.

56
Hasil : Keluarga dalam
memecahkan masalah secara
tertutup dengan pasangan
16. Menentukan bagaimana keluarga
membuat keputusan
Hasil : Keluarga mengatakan
Keputusan yang membuat adalah
suami tetapi tidak secara terbuka
17. Mengidentifikasi peran yang
biasanya dilakukan dalam system
keluarga
Hasil : Peran keluarga adalah peran
formal
18. Mengidentifikasi ketidakpuasan
atau konflik dalam keluarga
Hasil : Ny.E mengatakan bahwa
Tn.A mengalami konflik yang
dipecahkan sendiri.
19. Memfasilitasi diskusi pada
keluarga.
Hasil : Keluarga dapat saling
terbuka tentang permasalahan.

57
N Diagnosa Implementasi Hari/
o Keperawata
n Asuhan Keperawatan Keluarga Tanggal

4 Risiko Implementasi
kesepian
pada 1. Mendiskusikan bersama keluarga Sabtu,11
keluarga Tn. tentang pengertian tahap keluarga April 2020
A khususnya dengan usia pertengahan
Tn. A
Hasil : Keluarga dapat mengerti
berhubungan
tahap keluarga perkembangan usia
dengan
pertengahan
ketidakmam
puan 2. Menjelaskan kepada keluarga
keluarga tentang tugas perkembangan keluarga
mengenal pada tahap ini
tahap
perkembanga Hasil : Keluarga dapat memahami
n keluarga tugas perkembangan.
usia
pertengahan 3. Menjelaskan kepada keluarga
mengenai masalah yang sering terjadi
dengan usia pertengahan
Hasil : Keluarga dapat memahami
masalah yang sering terjadi
4. Membantu keluarga untuk
mengidentifikasi tugas perkembangan
yang telah atau belum dilakukan
Hasil : Keluarga dapat
mengidentifikasi tugas perkembangan
yang belum dan telah dilakukan
5. Memberikan kesempatan
keluarga untuk bertanya
Hasil : Keluarga bertanya tahap
perkembangan yang harus dilalui
dahulu itu apa?
6. Membantu keluarga untuk
mengulang apa yang telah di
diskusikan
Hasil : Keluarga dapat mengulangi

60
hasil yang telah diskusikan
7. Memberikan pujian atas perilaku
yang benar
Hasil : Keluarga terlihat senang

60
III.7 Evaluasi Keperawatan
Dx Waktu dan
No tanggal Evaluasi

1. Minggu, 12 April Subyektif :


2020
a. Keluarga mengatakan pengertian darah tinggi
13.00 - 13.45 adalah Keluarga mengatakan hipertensi adalah
WIB penyakit tekanan darah tinggi dengan nilai tekanan
darahnya diatas 130/80 mmHg, tanda gejalanya
yaitu tekanan darah akan tinggi dan nyeri terasa di
daerah tengkuk, apabila tidak ditangani akan
menyebabkan stroke
b. Keluarga mengatakan bahwa apabila Tn.A sakit
segera dibawa kepelayanan kesehatan
c. Keluarga mengatakan bahwa Tn.A apabila sakit
akan diberikan kompres hangat, dan tarik nafas
dalam
d. Keluarga mengatakan apabila ada keluarga yang
sakit harus diantar ke pelayanan kesehatan sehingga
mencegah terjadinya penyakit semakin parah
Obyektif
a. Ny.E menjelaskan kembali tentang penyakit
hipertensi meliputi pengertian, tanda dan gejala,
komplikasi dan penyebab.
b. Ny.E sebelumnya terlihat kurang antusias saat
dijelskan mengenai hipertensi, namuan setelah
terlibat diskusi Ny.E banyak melontarkan
pertanyaan
Analisa
Masalah teratasi
Planing
Lakukan pemantauan terhadap kegiatan Tn.A. melalui
keluarga

61
Dx Waktu dan
No tanggal Evaluasi

2. Minggu, 12 April Subyektif :


2020
a. Keluarga mengatakan dapat memahami pencegahan
13.00 - 13.45 primer
WIB b. Keluarga mengatakan dapat mengatasi penyakit
hipertensi
Obyektif
a. Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang
hipertensi, tanda dan gejala, factor pencetus dan
komplikasi.keluarga dapat menyelesaikan konflik
satu persatu.
b. Keluarga dapat memahami tentang pencegahan
primer yaitu dengan cara diit hipertensi, olahraga,
mengontrol berat badan.
Analisa
Masalah teratasi sebagian
Planing
Lakukan pemantauan terhadap kegiatan Tn.A melalui
keluarga

Dx Waktu dan
No tanggal Evaluasi

3. Senin, 13 April Subyektif :


2020
a. Keluarga dapat menentukan pemahaman tentang
13.00 - 13.45 kondisi keluarga bahwa Tn.A sekarang mengalami
WIB gangguan kesehatan yaitu hipertensi dan persipan
untuk menjalankan pensiun.
b. Keluarga mengatakan Keputusan yang membuat
adalah suami tetapi tidak secara terbuka
c. Ny.E mengatakan bahwa Tn.A mengalami konflik
yang dipecahkan sendiri.
Obyektif
a. Keluarga dapat memahami koping yang efektif
dalam keluarga
b. keluarga dapat menyelesaikan konflik satu persatu.
61
Analisa
Masalah teratasi sebagian
Planing
Lakukan pemantauan terhadap kegiatan Tn.A. melalui
keluarga

Dx Waktu dan
No tanggal Evaluasi

4. Senin, 13 April Subyektif :


2020
a. Ny.E mengatakan ia sekarang mengerti mengenai
13.00 - 13.45 tahap perkembangan keluarga dengan usia
WIB pertengahan
b. Ny.E mengatakan memahami tugas perkembangan
keluarga dengan usia pertengahan
c. Ny.E mengatakan memahami masalah yang
terjadi pada usia pertengahan
d. Tn.A mengatakan akan melakukan kegaiatan-
kegiatan yang dulu tidak sempat ia lakukan, untuk
mengisi masa pensiunnya.
Obyektif :
a. Ny.E. menjelaskan kembali tugas perkembangan
keluarga dengan usia pertengahan
b. Ny.E sebelumnya terlihat kurang antusias saat
dijelskan mengenai hipertensi, namuan setelah
terlibat diskusi Ny.E banyak melontarkan
pertanyaan
Analisa :
Keluarga sudah mengetahui tentang tugas
perkembangan keluarga dengan usia pertengahan dan
sudah mengambil keputusan untuk melakukan
kegiatan untuk mengisi masa pensiun seperti berkebun.
Planing :
Lakukan pemantauan terhadap kegiatan Tn.A melalui
keluarga

61
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui
ikatan perkawinan dan kedekatan emosi. Tahap ketujuh dari siklus kehidupan
keluarga tahap usia pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu
pasangan Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun
dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun
kemudian.

IV.2Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para
pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang Tahap
Perkembangan Keluarga ke VII

61
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. M. (1998). KEPERAWATAN KELUARGA Teori dan Praktik Edisi 3. Jakarta:


EGC.

Friedman, M. M. (2002). Buku Ajar KEPERAWATAN KELUARGA Riset, Teori, & Praktik Edisi
5. Jakarta: EGC.

Komang, A. H. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.

Padila. (2012). Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan III. Jakarta: DPP
PPNI.

BAB I

Anda mungkin juga menyukai