KELUARGA PADA
Dosen pembimbing :
Faisal Ibnu,S.Kep.,Ns.,M.Kes
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ”ASUHAN
KEPERAWATAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA-TAHAP VII
USIA PERTENGAHAN “ dengan baik. Tugas ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun, agar
penulis dapat menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................6
2.1 Konsep Tumbuh Kembang Keluarga....................................................6
2.1.1 Definisi Keluarga..............................................................................6
2.1.2 Fungsi Keluarga...............................................................................7
2.1.3 Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap VII (Usia
Pertengahan)...................................................................................................9
2.1.4 Masalah Pada Tahap VII (Usia Pertengahan)............................12
2.1.5 Diagnosa Keperawatan Yang Timbul..........................................12
2.1.6 Intervensi Keperawatan Pada Tahap VII (Usia Pertengahan). 12
BAB III TINJAUAN KASUS..............................................................................20
3.1 Kasus.......................................................................................................20
3.2 Pengkajian..............................................................................................20
3.3 Analisa Data...........................................................................................37
3.3.1 Rumusan Diagnosa Keperawatan................................................40
3.3.2 Skoring Prioritas Masalah............................................................41
3.4 Diagnosa Keperawatan Prioritas.........................................................44
3.5 Rencana Keperawatan..........................................................................45
3.6 Implementasi Keperawatan..................................................................55
3.7 Evaluasi Keperawatan..........................................................................52
BAB IV PENUTUP..............................................................................................55
PENUTUP.............................................................................................................55
4.1 Kesimpulan............................................................................................55
3
4.2 Saran.......................................................................................................55
Daftar PUSTAKA................................................................................................56
4
BAB I
PENDAHULUAN
Keluarga adalah kumpulan dua orang tau lebih yang hidup bersama
dengan keterkaitan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga. Selain itu keluarga juga diartikan
ikatan/ persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang
berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan
yang sudah hidup sendirian dengan atau tanpa anak, baik anak kandung atau
adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah.Dari perngertian tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa pasangan suami istri yang tinggal dalam satu rumah juga
disebut sebagai keluarga.Pertumbuhan dalam keluarga memanjang lebih dari
beberapa tahun.Keberhasilan pemecahan masalah yang dihadapi yang terjadi
dalam perkawinan menimbulkan saling pengertian pada masing-masing pasangan.
Hubungan keluarga termasuk mencangkup tahapan yang berbeda. Tahap pemula
mulai saat pernikahan dan beranjut sejaan dengan usaha pasangan untuk berfungsi
sebagai pasangan. Tahapan orientasi keluarga ditunjukan pada aktivitas menanti
kelahiran anak dan mengasuh anak. Penerapan orang tua harus dipahami dan
dipraktikan.Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga meliputi:perubahan pola interaksi dan hubungan antar keluarga
disepanjang waktu. Perubahan ini berlangsung melalui beberapa tahapan tersebut
bisa dilalui dengan berhasil. Perawat butuh memahami setiap tahap perkembangan
keluarga serta tugas perkembangannya. Hal ini penting mengingat bahwa tugas
perawat dalam mendeteksi adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait
erat dengan sifat masalah yang ada yaitu potensial dan aktual. Tahap
perkembangan keluarga dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap
stabil.
5
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing masing
mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000). Menurut
Duval 19977 mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang di
hubungkan oleh ikatan perkawinan, perkawinan, adopsi, adopsi, dan dan
kelahiran kelahiran yang yang bertujuan bertujuan menciptakan menciptakan dan
dan mempertahankan budaya yang umum meningkatkan perkembangan fisik
mental, emosional dan sosial setiap anggota. Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010)
berpendapat bahwa keluarga sebagai Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010)
berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan
karena hubungan darah, ikatan dua atau lebih individu yang berhubungan karena
hubungan darah, ikatan perkawinan perkawinan atau atau adopsi, adopsi, hidup
hidup dalam dalam satu satu rumah rumah tangga, tangga, berinteraksi
berinteraksi satu satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta
mempertahankan budaya.
Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga, yaitu :
1. Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.
b. Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah,
atau ditinggalkan.
7
c. Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau
tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.
d. Bujang dewasa yang tinggal sendiri
e. Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja.
f. Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau
anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah
geografis.
2. Keluarga non tradisional
a. Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak
menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya)
b. Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai
anak
c. Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama
hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
d. Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman yang
sama.
e. sama.
(2005), yaitu:
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi
kebutuhan pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.
8
2. Fungsi sosialisasi
4. Fungsi ekonomi
5. Fungsi biologis
6. Fungsi psikologis
9
7. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya.
Pertengahan)
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga tahap usia pertengahan bagi
orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat pensiun atau kematian salah satu pasangan Tahap ini biasanya dimulai ketika
orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan
pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam
usia pertengahannya merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi
dengan orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga
asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya.
Pasangan postparental (pasangan yang anak-anaknya telah meninggalkan rumah)
biasanya tidak terisolasi lagi saat ini semakin banyak pasangan usia pertengahan
hidup hingga menghabiskan seluruh masa hidupnya dan menghabiskan sebagian
masa hidupnya dalam fase post-parental, dengan hubungan ikatan keluarga
sehiagga empat generasi, yang merupakan hal yang biasa (Troll,1979)
10
memuncak selama fase post-parental. Keluarga-keluarga usia pertengahan
umumnya secara ekonomi lebih baik dari pada tahap-tahap siklus kehodupan lain
(MecCullough dan Rutenberg, 1988), Partisipasi kekuatan buruh yang meningkat
oleh wanita dan pendapatan yang lebih tinggi dari pada periode sebelumnya oleh
pria bertanggung jawab untuk keamanan ekonomi yang dialami oleh kebanyakan
keluarga usia pertengahan. Kegiatan-keglatan waktu luang dan persahabatan yang
dapat dinikmati sata sama lain disebut sebagai faktor utama yang menimbulkan
kebahagiaan. Kepuasan seksual juga memiliki korelasi yang positif dengan
komunikasi yang baik dan kepuasan perkawinan (Levin dan Levin,1975),
meskipun para suami dengan usia pertengahan mungkin mengalami penurunan
kemampuaan seksual.Komunikasi suami-istri yang intim sangat penting untuk
mempertahankan pengertian dan keinginan satu sama lain dalam tahun tahun ini.
Akan tetapi bagi sejumlah pasangan, tahun-tahun ini umumnya sulit dan
berat, karena masalah-masalah penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu
perasaan dalam diri mereka bahwa mereka gagal menjadi membesarkan anak
dan usaha kerja.Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan
perkawinan dan keluarga melewati siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi
tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan
menurun tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus menurun hingga tahun
pertengahan (Leslie dan Koman).
Tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau kematian salah satu
pasangan Tahap ini biasanya dimalai ketika orang tua berusIa sekitar 45 sampai
55 tahun dan berakhir dengan pensinnya pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun
kemudian. Biasanya. pasangan baru di tahun-tahun pertengahan mereka
merupakan keluarga inti, walaupun tetap berinteraksi dengan orangtua lansia
mereka dan dengan anggota keluarga lain dari keluarga asalnya, dan dengan
keluarga baru yang didapat dari pernikahan anak cucu (keturunan) mereka.
Pasangan pasca-menjadi orang tua saat ini tidak lagi terisolasi semakin banyak
pasangan paruh baya yang tidak lagi melaksanakan kesibukan harian mereka dan
11
meluangkan waknu lebih banyak dalam fase pascaparental, dengan perluasan
hubungan kekcluargaan antara empat generası bukanlah hal yang jarang (Roth,
1996).
12
II.1.4 Masalah Pada Tahap VII (Usia Pertengahan)
Menurut [ CITATION Mar98 \l 1057 ] pada fase ini, masalah kesehatan yang
dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
14
Tujuan Khusus :Setelah dilakukan penyuluhan,keluarga dapat menjelaskan
tanda-tanda bahaya demam virus dengue. Kriteria: Respons verbal (karena
menjelaskan)
Standar: Tanda-tanda bahaya demam oleh virus dengue
1. Panas tinggi tidak turun dengan obat penurun panas
2. Perdarahan dibawah kulit, dan lain sebagainya
Tabel Intervensi
No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi
Hasil
1 D. 0118 Gangguan Setelah dilakukan Promosi Sosialisasi
Interaksi Sosial tindakan keperawatan Definisi :
Definisi : selama….×…. jam Meningkatkan kemampuan
Kuantitas dan/atau kualitas gangguan interaksi sosial untuk berinteraksi dengan
hubungan sosial yang kurang membaik, dengan kriteria orang lain.
atau berlebih hasil : Tindakan :
B.D 1. Perasaan nyaman Observasi :
1. Defisiensi bicara dengan situasi sosial - Identifikasi
2. Hambatan meningkat kemampuan melakukan
perkembangan/ 2. Perasaan mudah interaksi dengan orang
maturisasi menerima atau lain
3. Ketiadaan orang mengkomunikasikan - Identifikasi hambatan
terdekat perasaan meningkat melakukan interaksi
4. Perubahan 3. Responsif pada dengan orang lain
neurologis orang lain
5. Disfungsi sistem meningkat Terapautik :
keluarga 4. Minat melakukan - Motivasi meningkatkan
6. Ketidakteraturan kontak emosi keterlibatan dalam
atau kekacauan meningkat suatu hubungan
lingkungan 5. ‘Minat melakukan - Motivasi kesabaran
7. Penganiayaan atau kontak fisik dalam mengembangkan
pengabaian anak meningkat suatu hubungan
8. Hubungan orang 6. Verbalisasi kontak - Motivasi berpartisipasi
tua-anak tidak mata meningkat dalam melakukan
memuaskan 7. Ekspresi wajah aktivitas baru dan
9. Model peran negatif responsif meningkat kegiatan kelompok
10. Implusif 8. Kooperatif bermain - Motivasi berinteraksi di
11. Perilaku menentang dengan sebaya luar lingkungan
12. Perilaku agresif meningkat - Diskusikan kekuatan
13. Keengganan 9. Perilaku sesuai usia dan keterbatasan dalam
berpisah dengan meningkat berkomunikasi dengan
orang terdekat orang lain
15
D.D 10. Gejala cemas - Diskusikan
Data Mayor menurun perencanaan kegiatan di
DS: masa depan
- Merasa tidak nyaman - Berikan umpan balik
dengan siatuasi sosial positif dalam perawatan
- Merasa sulit menerima diri
atau - Berikan umpan balik
mengkomunikasikan positif pada setiap
perasaan peningkatan
kemampuan
DO:
- Kurang responsif atau Edukasi :
tertarik pada orang lain - Anjurkan berinteraksi
- Tidak berminat dengan orang lain
melakukan kontak emosi secara bertahap
dan fisik - Anjurkan ikut serta
Data Minor kegiatan sosial dan
DS : kemasyarakatan
- Sulit mengungkapkan - Anjurkan berbagi
kasih sayang pengalaman dengan
orang lain
DO: - Anjurkan
- Gejala cemas berat meningkatkan
- Kontak mata kurang kejujuran diri dan
- Ekspresi wajah tidak menghormati hak orang
responsif lain
- Tidak kooperatif - Anjurkan penggunaan
dalam bermain dan alat bantu
berteman dengan - Anjurkan membuat
sebaya perencanaan kelompok
- Perilaku tidak sesuai kecil untuk kegiatan
khusus
usia
- Latih bermain peran
untuk meningkatkan
ketrampilan
komunikasi
- Latih mengekspresikan
marah dengan tepat
18
4. perubahan citra tubuh. kepuasan ada dalam keluarga.
5. ketidakadekuatan sistem terpenuhi - Identifikasi adanya peran
pendukung meningkat yang tidak terpenuhi.
6. stress 3. Verbalisasi
7. perubahan peran. harapan peran Terapeutik :
8. Faktor ekonomi meningkat. - Fasilitasi adaptasi peran
Tanda gejala mayor 4. Adaptasi peran keluarga terhadap
DS : meningkat. perubahan peran yang
1) Merasa bingung 5. Strategi koping tidak diinginkan.
menjalankan peran yang efektif - Fasilitasi bermain peran
2) Merasa harapan tidak meningkat. dalam mengantisipasi
terpenuhi 6. Dukungan sosial reaksi orang lain terhadap
3) Merasa tidak puas meningkat. perilaku.
dalam menjalankan 7. Tanggung jawab - Fasilitasi diskusi
peran. peran meningkat. perubahan peran anak
8. Verbalisasi terhadap bayi baru lahir,
DO: perasaan bingung
1) Konflik peran jika perlu.
menjalankan
2) Adaptasi tidak - Fasilitasi diskusi tentang
tugas menurun
adekuat peran orang tua, jika
9. Konflik peran
3) Strategi koping tidak perlu.
menurun
efektif - Fasilitasi diskusi tentang
10. Verbalisasi
adaptasi peran saat anak
perasaan cemas
Tanda dan gejala minor meninggalkan rumah, jika
menurun.
DS : perlu.
11. Afek drepresi
1) Depresi - Fasilitasi diskusi harapan
menurun.
2) Dukungan sosial dengan keluarga dalam
kurang peran timbal balik.
3) Kurang
bertanggungjawab Edukasi :
menjalankan peran - Diskusikan perilaku yang
dibutuhkan untuk
pengembangan peran.
- Diskusikan perubahan
peran yang diperlukan
akibat penyakit atau
ketidakmampuan.
- Diskusikan perubahan
peran dalam menerima
ketergantungan orang tua.
- Diskusikan strategi positif
untuk mengelola
perubahan peran.
- Ajarkan perilaku baru
yang dibutuhkan oleh
19
pasien / orang tua untuk
memenuhi peran.
Kolaborasi :
20
BAB III
TINAJUAN KASUS
III.1 Kasus
Keluarga dengan kepala keluarga berinisial Tn. A usia 54 tahun. Memiliki
seorang istri berinisial Ny.E berusia 50 tahun. Anak pertama bernama Tn.S,
berjenis kelamin laki-laki, berusia 27 tahun dan baru 6 bulan menikah dan
berprofesi sebagai guru SD. Anak kedua bernama Ny.F, berjenis kelamin
perempuan, berusia 25 tahun, sekarang sudah bekerja sebagai di bank swasta dan
sudah tidak tinggal dengan orang tuanya.Tn.A. bekerja sebagai Guru SMP dan
Ny.E sebagai ibu rumah tangga. Sebagai Guru SMP, Tn.A mendapat gaji Rp.
2.000.000 per bulan. Tahun depan Tn.A akan pensiun.
Tn.A merasa sedikit bingung dengan apa kegiatan yang akan ia lakukan
setelah pensiun dan memikirkan bahwa penghasilan juga akan berkurang. Tn.A
merasa kebingungan sudah persiapan masa pensiun dan sudah ditinggalkan kedua
anaknnya, sehingga Tn.A sekarang jarang berkomunikasi dengan istrinya serta
keluarga bingung akan tugas perkembangan yang dijalaninya saat ini.
Tn.A memiliki penyakit hipertensi sejak 3 tahun lalu. Tn.A sering merasa
pusing dan terasa berat pada tengkuk saat Tn.A merasa terlalu lelah. Akan tetapi
Tn.A tidak segera berobat ke puskesmas, Tn.A hanya beristirahat dan meminum
obat dari warung karena beranggapan bahwa sakit tersebut akan hilang dengan
sendirinya.
III.2 Pengkajian
1. Data umum
a. Nama kepala keluarga : Tn.A
b. TTL : Mojokerto, 14 Juni 1965
c. Usia : 54 Tahun
d. Alamat : Mojokerto
e. Pekerjaan KK : Guru SMP
21
f. Pendidikan KK : S1 Pendidikan
g. Komposisi keluarga : Ayah, ibu dan dua orang anak
Genogram
Tn.A
Ny.E
54 th
50 th
22
Tn .S
Nn. F
27 th
25 th
Keterangan :
: Tinggal serumah
h. Tipe keluarga
Tipe keluarga adalah keluarga inti (Nuclear Family) dengan orang
tua dan dua anak kandung tetapi sekarang hanya tinggal berdua Tn.A dan
Ny.E
i. Latar belakang budaya
Keluarga ini adalah keluarga dengan latar belakang budaya Jawa
Timur baik Tn.A maupun Ny.E. Keluarga ini memegang adat budaya Jawa
Timur dalam praktik kehidupan sehari-hari. Budaya tentang kesehatan yaitu
apabila sakit keluarga menyarankan untuk istirahat tidak dibawa ke rumah
sakit.
j. Identifikasi agama
Keluarga memeluk agama islam dan aktif dalam kegiatan
keagamaan di lingkungan sekitar. Ny.E sering mengikuti pengajian ibu-ibu
23
setiap satu minggu sekali. Menurut Ny.E, keluarganya melaksanakan shalat
dan puasa.
k. Status sosial ekonomi keluarga
Tn.A merupakan pencari nafkah di keluarga, ia bekerja sebagai
Guru SMP. Status ekonomi tergolong sederhana dengan penghasilan Rp.
2.000.000 per bulan dan Ny.E tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga.
Menurut Ny.E penghasilan Tn.A sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari
terkadang apabila membutuhkan sesuatu yang darurat keluarga biasanya
dibantu oleh anaknya sudah berkerja tetapi akhir-akhir ini anknya sibuk untuk
bekerja sehingga lupa untuk mengirimkan uang. Keluarga Tn.A tidak
memiliki tabungan yang dikhususkan untuk kesehatan dan Tn.A. Sedang
menjalani persiapan pensiun/masa tuanya.
l. Aktivitas rekreasi atau waktu luang
Pada hari libur, biasanya keluarga Tn.A berkumpul di rumah untuk
membersihkan kebun kecil dibelakang rumah mereka dan menonton televisi
bersama. Waktu luang juga biasa digunakan Ny.E untuk berbincang dengan
tetangga. Tetapi pada akhir-akhir ini Ny.E merasa Tn.A. sering tidur selesai
bekerja, dan saat hari libur digunakan untuk menjalankan tugasnya sebagai
guru SMP sehingga apabila ada permasalahan tidak diungkapkan secara
terbuka. Tn.A dan Ny.E jarang untuk berkomunikasi.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.A dalam tahap keluarga dengan usia pertengahan.
Tugas perkembangan saat ini adalah mempunyai lebih banyak
waktu dan kebebasan, mengolah minat social dan waktu santai,
memulihkan hubungan antara generasi muda dan tua, keakraban
dengan pasangan, memelihara hubungan atau kontak dengan anak
dan keluarga, persiapan masa taua atau pensiun.
24
Menurut Ny.E , suaminya saat ini sedang menjalang masa pensiun.
Tn.A bingung dengan kegiatan apa yang akan ia lakukan setelah
pensiun. Karena selama ini sebagai Guru SMP adalah satu-satunya
kegiatan Tn.A. Saat ditanya bagaimana perasaan Tn.A menjelang
masa pensiun oleh Ny.E, Tn.A menjawab dengan suara keras pada
Ny.E. karena merasa tidak bisa memenuhi kebutuhannya lagi dan
tidak mempunyai cukup tabungan di hari tuanya. Tn.A
menjelaskan bahwa pensiun adalah kejadian di mana seseorang
harus berhenti dari pekerjaannya, karena usia yang sudah lanjut
dan harus diberhentikan ataupun atas permintaan sendiri. Tn.A dan
Ny.E mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui tahap
perkembangan keluarga usia pertengahan. Tn.A tidak mempunyai
banyak waktu dan kebebasan untuk bersama keluarga sehingga
komunikasi antar pasangan dan anaknya tidak terjalin dengan baik
dengan baik.
Saat ini kondisi Tn.A pusing dan berat pada tengkuk. Tn.A sudah
di diagnosis hipertensi sejak 3 tahun lalu saat berobat ke
puskesmas. Saat ditanya mengenai hipertensi, Ny.E dapat
menjelaskan dengan sederhana bahwa hipertensi adalah tekanan
darah tinggi. Tn.A dan Ny.E tidak mengetahui penyebab dari
hipertensi, selain itu Tn.A dan Ny.E tidak mengetahui tanda dan
gejala hipertensi selain pusing dan berat pada tengkuk. Menurut
25
Tn.A, keluhan Tn.A tidak terlalu mengkhawatirkan karena Tn.A
tidak terlihat sakit, dan tetap dapat menjalankan aktivitas seperti
biasa. Tn.A tidak mau berobat ke puskesmas karena merasa bahwa
keluhan tersebut akan hilang dengan sendirinya. Ny.E mengatakan
bahwa Tn.A sering makan makanan yang mengandung tinggi
garam misalnya rumput laut, ikan asin bersambal.
26
b. Karakteristik tetangga dan lingkungan RW
Lingkungan di mana keluarga Tn.A tinggal merupakan tempat
hunian yang padat. Jarak antara satu rumah dengan rumah yang
lainnya hanya kurang dari 2 meter. Terdapat banyak rumah petak
atau rumah kontrakan disekitar rumah Ibu. I. Antar tetangga sangat
rukun, mereka terkadang menghabiskan waktu untuk mengobrol di
teras salah satu rumah. Kelas social ekonomi masyarakat adalah
menengah kebawah. Status pekerjaan masyarakat berbagai macam,
yaitu pedagang, buruh, PNS dan Swasta. Jarak masjid hanya sekitar
50 meter dari rumah Ibu. I. Menurut Ny.E, sebelumnya terdapat
klinik dokter akan tetapi sekarang sudah tidak ada. Sehingga apabila
ada anggota keluarga yang sakit, mereka pergi ke puskesmas yang
berjarak 800 meter. Kegiatan posyandu biasa diadakan di rumah RT.
Keadaan Lingkungan masyarakat cukup baik. Untuk fasilitas umum,
lingkungan rumah Ny.E sangat strategis karena dekat dengan Pasar
Tanjung yang berjarak kurang lebih 3 KM.
4. Struktur lingkungan
a. Pola komunikasi
Ny.E mengatakan setelah Tn.A ditinggalkan anak keduanya Tn.A.
sering tertutup dengan permasalahan. Apabila ada masalah tidak
dibicarakan dengan terbuka. Komunikasi anatara Tn.A. dan Ny.E.
telah mengalami kesulitan, karena Tn.A merasa sekarang lebih
sensitive semenjak Tn.A. di kasih informasi sama kepala sekolah
bahwa Tn.A dalam persiapan masa pensiun dan akhir – akhir ini
Tn.A sering beristirahat karena takut darah tinggi nya naik
sehingga Tn.A. kurang membuka perasaan atau masalah dengan
Ny.E.
b. Fungsi sosialisasi
Dalam hal pengasuhan anak, Tn.A menyerahkan sepenuhnya pada
Ny.E namun apabila ada masalah yang mendesak biasanya mereka
membicarakan bersama tetapi akhir-akhir ini jarang untuk
membicarakan dengan terbuka. Menurut keluarga, anak adalah
amanah yang harus dijaga sebaik-baiknya. Keluarga mencoba
menerapkan kedisiplinan kepada semua anak mereka, sosialisasi
keluarga dengan lingkungan sekitar berjalan dengan baik. Begitu
juga dengan anak-anak mereka. Tn.A dan. Ny.E dapat
bersosialisasi dengan masyarakat.
31
Peran keluarga dalam praktek perawatan diri : Pengambil
keputusan dibidang kesehatan adalah Tn.A Keluarga
mengemukakan bahwa apabila ada anggota keluarga yang sakit,
diobati dengan obat yang beli di warung, apabila tidak sembuh
baru dibawa ke Puskesmas.
d. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.A sudah mempunyai anak 2 yang sudah
meninggalkan rumah dan keluarga sudah menjalani Keluarga
Berencana.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn.A terolong keluarga Pra sejahtera jarena banyak hal
yang harus terpenuhi tetapi belum terpenuhi.
32
6. Stress dan Koping keluarga
a. Stressor Jangka Pendek dan Panjang
Ny.E mengatakan bahwa Tn.A mulai kebingungan akan masa
pensiun di tahun depan, Tn.A merasa cemas kegiatan apa saja yang
harus dilewati karena kegiatan sehari-harinya adalah sebagai guru
SMP dan Tn.A takut tidak bisa memenuhi kebutuhan istrinya lagi.
Tn.A merasa sedih karena ditinggalkan kedua anaknya.
7. Harapan Keluarga
Keluarga berharap dengan kedatangan perawat ke rumahnya adalah
keluarga dapat mengetahui status kesehatan keluarga. Dengan demikian
33
keluarga berharap akan selalu berada dalam kondisi sehat lahir dan
batin. Mereka juga berharap akan banyak mendapatkan banyak
pengetahuan tentang berbagai macam penyakit dan cara perawatannya.
8. Pemeriksaan fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, pada keluarga secara
umum kondisi kesehatan secara fisik, Ny.E tidak memiliki gangguan.
Sedangkan Tn.A merasa pusing dan berat pada tengkuk. Tn.S dan Nn.F
belum terkaji karena mereka tidak ada dirumah saat dilakukan
pengkajian. Dibawah ini akan dijabarkan hasil pemeriksaan fisik Tn.A
dan Ny.E.
1. Pemeriksaan umum
a. Penampilan Saat ini Tn.A berusia 54 tahun. Saat ini Ny.E berusia 50
umum Tubuh Tn.A proporsional dengan tahun. Tubuh Ny.E
TB 168 cm dan BB 62 kg, cara proporsional dengan TB 150
berpakaian rapi, tubuh dan cm dan BB 60 kg, cara
pakaian terlihat bersih. berpakaian rapi, tubuh dan
pakaian terlihat bersih.
b. Status mental Status emosi Tn.A terkadang Status emosi Ny.E, orientasi
berubah menjadi sensitif, orientasi baik, cara bicara normal dan
baik, cara bicara normal dan dapat dapat dimengerti.
dimengerti.
34
permukaan kulit tidak kering, turgor kulit elastis,
tekstrur kulit lembut, tidak permukaan kulit tidak kering,
terdapat lesi, sensitivitas baik. tekstrur kulit lembut, tidak
terdapat lesi, sensitivitas baik.
Rambut dan kulit Rambut dan kulit kepala terlihat Rambut dan kulit kepala
kepala bersih, warna rambut hitam, tebal, terlihat bersih, warna rambut
tekstur halus, jumlah dan hitam, tebal, tekstur halus,
distribusi normal, tidak terdapat jumlah dan distribusi normal,
lesi pada kulit kepala. tidak terdapat lesi pada kulit
kepala.
Kuku Kuku bersih, rata dan tidak Kuku bersih, rata dan tidak
terdapat kelainan. terdapat kelainan.
Telinga Telinga tidak ada kelainan, tidak Telinga tidak ada kelainan,
ada lesi, bengkak maupun nyeri tidak ada lesi, bengkak
tekan. maupun nyeri tekan.
35
berwarna merah muda, sklera berwarna merah muda, sklera
berwarna putih. berwarna putih.
Hidung dan sinus Hidung terlihat simetris, tidak ada Hidung terlihat simetris, tidak
lesi maupun cairan. ada lesi maupun cairan.
Mulut dan Warna bibir merah muda, lembab, Warna bibir merah muda,
tenggorokan tidak terdapat caries gigi, tidak lembab, tidak terdapat caries
ada gigi berlubang dan tidak ada gigi, tidak ada gigi berlubang
bau mulut. dan tidak ada bau mulut.
Leher Leher terlihat simetris, tidak ada Leher terlihat simetris, tidak
gangguang fungsi dan kelainan ada gangguang fungsi dan
anatomis. Akan tetapi Tn.A kelainan anatomis. Akan
mengatakan terasa berat pada tetapi Ny.E mengatakan
tengkuk. terasa berat pada tengkuk.
4. Pemeriksaan dada
5. Pemeriksaan abdomen
36
Bising usus terdengar jelas
Bising usus terdengar jelas pada kuadran kanan atas, pada kuadran kanan atas,
frekuensi 10 kali per menit, turgor elastis. frekuensi 8 kali per menit,
turgor elastis.
6. Pemeriksaan ekstremitas
37
Data Objektif:
a. TD 140/90 mmHg
b. Nadi 88 kali per menit
c. Tidak memiliki obat hipertensi
2. Data Subyektif: Ketidakefektifan Proses Keluarga
Tn.A.
- Ny.E. mengatakan semenjak tinggal
kedua anaknya Tn.A. selalu diam apabila
ada masalah.
- Ny.E. merasa Tn.A. banyak beban
apalagi tahun depan akan pensiun dalam
pekerjaanya.
- Ny.E. mengatakan sering membentaknya
saat ingin bercerita tentang anaknya
karena merasa anaknya meninggalkan
beliau.
- Ny.E. merasa bahwa apabila Tn.A
mendapatkan masalah kurang
berkomunikasi dalam memecahkan
masalahnya.
- Tn.A dan Ny.E jarang untuk
berkomunikasi.
Data Obyektif :
- Tn.A. tidak dapat mengekspresikan
masalahnya karena yang meluapkan apa
yang dirasakan dalam keluarga adalah
Tn.A.
3. Data Subyektif: Perubahan Pemeliharaan Kesehatan
Tn.A Keluarga Tn.A
- Ny.E mengatakan bahwa meskipun Tn.A
di diagnose oleh dokter hipertensi 3
tahun yang lalu Tn.A sering makan
diluar yang banyak garam dan suka agar-
agar rumput laut.
- Ny.E bahwa Tn.A tidak pernah berobat,
bila keluhan datang Tn. A hanya istirahat
atau membeli obat warung.
- Fasilitas penunjang kesehatan yang
dimiliki keluarga masih kurang misalnya
tidak tersedia obat P3K dalam rumah
serta tidak menganggarkan biaya untuk
pemeliharaan kesehatan
Data Obyektif
38
- TD 140/90 mmHg
- Nadi 88 kali per menit
- Tidak memiliki obat hipertensi
- Tn.A terlihat bingung
- Tn.A sering bertanya tentang penyakitnya
Data Objektif:
a. Tn.A terlihat bingung
b. Bertanya mengenai tugas perkembangan
keluarga pada usia pertengahan.
39
III.3.1 Rumusan Diagnosa Keperawatan
40
untuk merawat Tn.A
3. Potensial untuk Masalah sudah berlangsung
dicegah: cukup lama, yaitu 3 tahun
Tinggi 1 3/3 x 1 = 1 lalu. Jarak rumah dengan
pelayanan kesehatan cukup
dekat.
Total 4½
nN
Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran
o.
41
3. Potensial untuk Ny.E. Ingin Tn.A. bisa
dicegah: cukup kembali seperti biasa
1 2/3 x 1 = 2/3 sehingga Ny.E. mau
melakukan apa saja demi
kesembuhan Tn.A
Total 5
1/
oN
Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran
o.
42
4. Menonjolnya Tn.A Merasa pusing sehingga
masalah: sering untuk beristirahat,
masalah ada terkadang mengerjakan tugas
tetapi tidak pekerjaan dirumah dan merasa
1
perlu segera kebingungan sendiri sehingga
1/2 x 1 = 1/2
ditangani kurangnya komunikasi dengan
pasangan. Tetapi pasangan
menanggapi bahwa itu adalah
hal biasa dan tidak
menganggap sebuah masalah.
1/2
Total 3
Total 2 2/3
43
III.4 Diagnosa Keperawatan Prioritas
N Diagno Tujuan KH
o sa Intervensi
. Kep. Umum Khusus Kriteria Standar
44
at keluarg TUK 1 : lain dengan
keluarg a Tn.A. pola menggunakan
a teratasi. 1. Men hidup lembar balik dan
dengan genal yang poster
hiperte masala tidak 3. Jelaskan tanda
nsi h sehat, gejala hipertensi
a. Meje rokok, 4. Jelaskan
laskan alhokol, kepada keluarga
kemba obesitas mengenai
li , dampak bila
penger keturun seseorang
tian an, dll terkena
hiperte c. Tand hipertensi
nsi a gejala 5. Beri
b. Menj hiperten kesemppatan
elaska si kepada keluarga
n adalah untuk bertanya
kemba sakit 6. Bantu keluarga
li kepala, untuk
penye suing, mengulangi apa
bab telinga yang telah
hiperte berdeng didiskusikan
nsi ung, 7. Beri pujian atas
c. Menj mata perilaku yang
elaska berkuna benar
n ng.
kemba d. Dam
li pak
tanda hiperten
dan si lebih
gejala lanjut
hiperte adalah
nsi gagal
d. Menj ginjal
elaska kronik
n dan
kemba stroke.
li
dampa
k yang
dapat
terjadi
bila
seseor
ang
mende
45
rita
hiperte
nsi
TUK 2 Respon Keluarga 8. Jelaskan
verbal menyatak kepada
2. Men an keluarga
gambil keputusan mengenai
keputu nya dalam tindakan yang
san mengatasi harus dilakukan
untuk hipertensi saat keluarga
menga menderita
tasi hipertensi
hiperte 9. Bimbing dan
nsi motivasi
keluarga untuk
mengambil
keputusan
dalam
menangani
masalah
hipertensi
10. Beri pujian atas
keputusan yang
diambil untuk
mengatasi
masalah
hipertensi
N Diagn Tujuan KH
o osa J. J. Intervensi
. Kep. Kriteria Standar
Panjang Pendek
47
an kepera menit, tentang gejala, factor
berhubu watan keluarga penyaki pencetus dan
ngan selama mampu: t komplikasi
dengan 3x45 hiperte 2. Diskusikan
kurangn menit, 1. Men nsi pengetahuan
ya perubah genal dengan tentang
pengeta an masala menyeb pencegahan
huan pemelih h utkan primer
tentang aran a. Meje pengert Diet yang
penyaki kesehat laska ian sehat
t an yang n hiperte ( misalnya,
hiperten baik kem nsi “empat
si terjadi bali adalah dasar”,
Peny penaya rendah
akit kit lemak dan
Hipe tekanan garam,
rtens darah tinggi
i tinggi, karbohidrat
b. Menj dengan kompleks,
elask tanda asupan
an dan vitamin,
peng gejala mineral
etahu pusing yang
an di mencukupi
tenta tengku , air 2-3
ng k, liter sehari)
penc terasa Kontrol
egah lemas berat badan
an dengan Hindari
prim factor penyalahgu
er pencetu anaan zat
hiper snya (misalnya
tensi adalah alcohol,
c. Menj stress, obat-
elask makana obatan,
an n tinggi tembakau)
penti garam Pola
ngny serta olahraga
a kompli teratur
menc kasinya
egah Penatalaks
bisa anaan
hiper terkena
tensi stress
stroke Ajarkan
b. Kelurg pentingnya
a pencegaha
mampu
48
menjela n sekunder
skan 3. Tentukan
tentang pengetahuan
penceg yang
ahan diperlukan
primer untuk
ada mengatasi
olahrag kondisi
a, diit penyakit
rendah 4. Diskusikan
garam, apakah
dll sumber daya
c. Keluar yang
ga dibutuhkan
mampu dirumah
menget tersedia
ahui (pemberi
mengat asuhan,
asi keuangan,
kondisi peralatan)
penyaki
t
dengan
cara
istiraha
t,
mengk
ompres
air
hangat
di
bagian
tengku
k
d. Keluar
ga
mampu
menent
ukan
sumber
daya
yang
tersedia
diruma
h
N Diagn Tujuan KH Intervensi
49
o osa
. Kep. Umu Krit
Khusus Standar
m eria
Tujuan KH
N Diagn
o osa J. Intervensi
Krite Standa
. Kep. Panja J. Pendek
ria r
ng
53
10. Memberi pujian atas keputusan yang
diambil untuk mengatasi masalah hipertensi
Hasil : Keluarga terlihat senang
Tuk 3
11. Memberikan penjelasan pada keluarga
tentang cara mengurangi nyeri
Jumat,
Hasil : Keluarga kooperatif, mengerti
10 April
bahwa cara mengurangi nyeri dengan
2020
mengkompres air hangat, teknik relaksasi.
12.Mendemonstrasikan pada keluarga tentang
cara mengurangi nyeri
Hasil : keluarga kooperatif dapat mengerti
apa yang disampaikan
13.Memberikan penjelasan pada keluarga
tentang diit hipertensi yaitu diit rendah
garam, rendah lemak dan kolesterol
Hasil : keluarga kooperatif dapat mengerti
apa yang disampaikan
14.Menganjurkan keluarga untuk
mengkonsumsi makanan sesuai dengan
diit hipertensi
Hasil : Keluarga dapat mengerti diit
hipertensi yaitu rendah kadar garam.
15.Menganjurkan keluarga untuk
memeriksaan Tn.A. secara teratur ke
pelayanan kesehatan
Hasil : Keluara mengerti bila pemeriksaan
secara rutin harus dilakukan
Tuk 4
16. Menjelaskan pentingnya memonitor
tekanan darah secara rutin
Hasil: Keluarga dapat mengerti pentingnya
memonitor tekanan darah agar tidak terjadi
komplikasi missal stroke.
17. Mendiskusikan dengan keluarga
manfaat membawa anggota keluarga ke
puskesmas
Hasil : Keluarga memahami manfaat
membawa anggota keluarga ke puskesmas
untuk mencegah terjadinya angka
54
kesakitan.
2 Perubahan Implementasi
pemeliharaan
kesehatan 1. Mendiskusikan kembali tentang Sabtu, 11
berhubungan pengertian hipertensi, tanda dan April
dengan gejala, factor pencetus dan 2020
kurangnya komplikasi
pengetahuan Hasil : Keluarga mampu
tentang menjelaskan kembali tentang
penyakit hipertensi, tanda dan gejala, factor
hipertensi pencetus dan komplikasi.
2. Mendiskusikan pengetahuan
tentang pencegahan primer
Hasil : Keluarga dapat memahami
tentang pencegahan primer yaitu
dengan cara diit hipertensi,
olahraga, mengontrol berat badan.
3. Menentukan pengetahuan yang
diperlukan untuk mengatasi kondisi
penyakit
Hasil : Keluarga dapat memahami
pengetahuan kondisi penyakit yang
ditentukan
4. Mendiskusikan apakah sumber daya
yang dibutuhkan
Hasil : Keluarga dapat
mendiskusikan sumber daya yang
dibutuhkan
55
No Diagnosa Implementasi Hari/
Keperawatan
Asuhan Keperawatan Keluarga Tangg
al
3 Ketidakefektif Implementasi
an Proses
Keluarga Family Integrity Promotion Sabtu,
Tn.A. 11
1. Menentukan pemahaman tentang April
Berhubungan
kondisi keluarga 2020
dengan
Hasil : Keluarga dapat menentukan
ketidakefektifa
pemahaman tentang kondisi keluarga
n komunikasi
bahwa Tn.A sekarang mengalami
dengan
gangguan kesehatan yaitu hipertensi
pasangan
dan persipan untuk menjalankan
pensiun.
11.Menentukan perasaan keluarga
tentang situasi mereka.
Hasil : Keluarga Tn.A. sedang
terjadi ketidak terbukaan satu sama
lain
12.mengidentifikasi tipikal keluarga
dalam mekanisme koping
Hasil : Penyelesaian masalah
keluarga secara tertutup dan apabila
ada permasalahan dibiarkan
menumpuk.
13.Membantu keluarga dalam
penyelesaian konflik
Hasil : keluarga dapat
menyelesaikan konflik satu persatu.
14.Menganjurkan anggota keluarga
untuk menambah skill koping yang
efektif untuk mereka gunakan
Hasil: Keluarga dapat memahami
koping yang efektif dalam keluarga
Family Therapy
15. Mengidentifikasi bagaimana
keluarga memecahkan masalah.
56
Hasil : Keluarga dalam
memecahkan masalah secara
tertutup dengan pasangan
16. Menentukan bagaimana keluarga
membuat keputusan
Hasil : Keluarga mengatakan
Keputusan yang membuat adalah
suami tetapi tidak secara terbuka
17. Mengidentifikasi peran yang
biasanya dilakukan dalam system
keluarga
Hasil : Peran keluarga adalah peran
formal
18. Mengidentifikasi ketidakpuasan
atau konflik dalam keluarga
Hasil : Ny.E mengatakan bahwa
Tn.A mengalami konflik yang
dipecahkan sendiri.
19. Memfasilitasi diskusi pada
keluarga.
Hasil : Keluarga dapat saling
terbuka tentang permasalahan.
57
N Diagnosa Implementasi Hari/
o Keperawata
n Asuhan Keperawatan Keluarga Tanggal
4 Risiko Implementasi
kesepian
pada 1. Mendiskusikan bersama keluarga Sabtu,11
keluarga Tn. tentang pengertian tahap keluarga April 2020
A khususnya dengan usia pertengahan
Tn. A
Hasil : Keluarga dapat mengerti
berhubungan
tahap keluarga perkembangan usia
dengan
pertengahan
ketidakmam
puan 2. Menjelaskan kepada keluarga
keluarga tentang tugas perkembangan keluarga
mengenal pada tahap ini
tahap
perkembanga Hasil : Keluarga dapat memahami
n keluarga tugas perkembangan.
usia
pertengahan 3. Menjelaskan kepada keluarga
mengenai masalah yang sering terjadi
dengan usia pertengahan
Hasil : Keluarga dapat memahami
masalah yang sering terjadi
4. Membantu keluarga untuk
mengidentifikasi tugas perkembangan
yang telah atau belum dilakukan
Hasil : Keluarga dapat
mengidentifikasi tugas perkembangan
yang belum dan telah dilakukan
5. Memberikan kesempatan
keluarga untuk bertanya
Hasil : Keluarga bertanya tahap
perkembangan yang harus dilalui
dahulu itu apa?
6. Membantu keluarga untuk
mengulang apa yang telah di
diskusikan
Hasil : Keluarga dapat mengulangi
60
hasil yang telah diskusikan
7. Memberikan pujian atas perilaku
yang benar
Hasil : Keluarga terlihat senang
60
III.7 Evaluasi Keperawatan
Dx Waktu dan
No tanggal Evaluasi
61
Dx Waktu dan
No tanggal Evaluasi
Dx Waktu dan
No tanggal Evaluasi
Dx Waktu dan
No tanggal Evaluasi
61
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui
ikatan perkawinan dan kedekatan emosi. Tahap ketujuh dari siklus kehidupan
keluarga tahap usia pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu
pasangan Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun
dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun
kemudian.
IV.2Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para
pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang Tahap
Perkembangan Keluarga ke VII
61
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. M. (2002). Buku Ajar KEPERAWATAN KELUARGA Riset, Teori, & Praktik Edisi
5. Jakarta: EGC.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan III. Jakarta: DPP
PPNI.
BAB I