Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2

Blok 3.6

Disusun oleh Kelompok 4


Anggota:
1. Nika Susanti
2. Abdul Rochim Puarada
3. Ana Trisnawati Wimbagya
4. Sri Lestari
5. Sanika Sihite
6. Chonix Vilanty Kusumajati
7. Eki Rahmawati
8. Lintang Prabaningrum
9. Yulita Putria Dewi
10. Dionita Rani Karyono
11. Pandini Purbasari
12. Lia NovianaS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2015

(15089)
(15093)
(15094)
(15095)
(15097)
(15101)
(15102)
(15104)
(15119)
(15125)
(15129)
(15132)

Skenario 2
Istriku tidak seperti dulu lagi
Sudah 1 tahun terakhir Tn. Taruno (61 th) merasa kebutuhan biologi terganggu dalam
kehidupannya karena istrinya Mimi (55 th) tidak mau melayani kebutuhan seksualnya karena
merasa sudah tua dan saat ini ia telah mengalami menopause, sehingga terjadi penurunan libido,
sehingga akibat masalah tersebut Tn. Taruno sering uring-uringan, dan kadang-kadang marah
tanpa sebab yang jelas. Ny. Mimi mengatakan sudah saatnya sekarang memikirkan anak-cucu
bukan kebutuhan pribadi suaminya. Hal ini membuat hubungan antara Tn. Taruno dan Ny. Mimi
tidak seharmonis dulu lagi.

Core Problem :
-

Seksualitas pada lansia


System reproduksi dan kebutuhan seksual pada lansia

Step 1 : -

Step 2
1. Bagaiman perbedaan penurunan libido pada perempuan dan laki-laki yang sudah lansia
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan system reproduksi yaitu aktivitas seksual
selain usia
3. Bagaiman peran perawat dalam kasus seksualitas pada lansia
4. Bagaimana asuhan keperawatan yang tepat sesuai kasus
5. Bagaimana penanganan pasien dengan penurunan kebutuhan seksual
6. Apa saja perubahan-perubahan kebutuhan seksual pada lansia selain menopause
7. Bagaimana cara mengedukasi pendidikan kesehatan terhadap lansia terkait dengan
masalah seksualitas
8. Apa upaya yang bisa dilakukan untuk menghadapi menopause guna mencegah seksual
pada lansia
9. Apa saja masalah seksual pada lansia
10. Selain homo seksual, lesbian, apa saja kelainan yang bisa dialami oleh lansia
11. Obat-obatan seperti apa yang dapat meningkatkan libido pada lansia

Step 3

1. Perbedaannya :
- Laki-laki : penurunan testosterone, girah pada laki-laki meningkat, andopause (penurunan
testosterone dan penurunan androgen), aktivitas melemah
- Perempuan : mengalami menopause, penurunan estrogen, gairah seksual menurun,
kehilangan kenikmatan dalam berhubungan
Tahapan seksual :
Fase desire
Permpuan : dipengaruhi penyakit
Laki-laki : penurunan testosteron, kemampuan menurun
Fase Arrousal
Perempuan : pembesaran payudara
Laki-laki : ereksi lama
Fase Orgasmic
Perempuan : sulit, kemampuan berkurang
Laki-laki : kehilangan kekuatan
Fase orgasme
Perempaun : susah orgasme
Laki-laki : susah muncul kembali
2.
-

Faktor yang mempengaruhi :


Hormon : penurunan estrogen dan progesterone
Penyakit secara fisik. Contohnya : penyakit jantung
Faktor biologis : orgasme tidak seperti saat muda
Gaya hidup
Obat-obatan :antipsikotik

3.
-

Peran perawat :
Educator : sebelum masuk ke lansia harus diedukasi, kepada keluarga, masyarakat
Fasilitator : penghubung suami, istri tentang seksual
Pendamping : mendampingi dalam mengambil keputusan
Konselor

4. Askep
- Pengkajian :
Riwayat seksual
Kepuasaan dalam melakukan hubungan seksual
Masalah seksual
- Diagnosa:
Disfungsi seksual
Nyeri
Deficit knowledge
- NOC: Pain level
- NIC : Pain management

5.
6.
7.
-

Penanganan :
Pengaturan lifestyle
Kacang-kacangan
Edukasi proses menua : ada keterbukaan satu sama lain
Kecambah, pisang
Olahraga
Terapi pengganti hormone
Senam kegel
Psiko seksual
Konseling
Teknik staffing
Jawabannya sama dengan nomor 9
Cara mengedukasikan kepada lansia :
Membuka pikiran untuk masalah seksual
Komunikasi terbuka
Jujur apa yang dirasakan
Menjelaskan kebutuhan papan, pangan, sandang

8.
-

Upaya yang bisa dilakukan :


Membangun komunikasi mengenai keinginan
Menurunkan ekspektasi diri
Mengontrol kemampuan
Senam kegel
Perubahan menopause
Edukasi perubahan apa yag terjadi

9.
-

Masalah seksual :
Ejakulasi dini : merasa saling terpuaskan
Penurunan jumlah rubikan
Perubahan fisik
Keengganan melakukan hubungan seksual
Kondisi lingkungan
Ereksi kurang kuat
Perasaan pada wanita
Kurang komunikasi
Menopause
Fase orgasme menurun
Perbedaan persepsi

10. Kelainan ;
- Homoseksual : anal, ereksi laki-laki menurun
- Lesbian : oral, rangsangan : meningkatkan gairah pada pasangan
*diperhatikan kebersihan
11. Obat-obatan :
- Silivani sitrat : peningkatan libido

PDE 5

Step 4
-

Ejakulasi dini
Setelah melakukan ejakulasi dini sulit untuk meningkatkan gairah lagi
Kacang-kacangan : meningkatkan estrogen sehingga meningkatkan libido. Didalam
kacang ada zat yang bisa meningkatkan hormone estrogen

Step 5
Mind Mapping
Penyebab. Ex :
menopause

Faktor

Seksualitas lansia
Peran Perawat

Askep

LO :

Penanganan

Penkes

Nonfarmakologi
Farmakologi
1. Perubahan fisiologis pada lansia terkait dengan seksualitas pada lansia
2. Penanganan masalah seksual pada lansia ( farmakologi, dan nonfarmakologi)
3. Askep sesuai kasus

Step 7
1. Perubahan sistem reproduksi pada lansia
Perubahan anatomik pada sistem genetalia pada lansia:

a. Wanita
Dengan berhentinya produksinya hormon estrogen, genitalia interna dan eksterna
-

berangsur-angsur mengalami atrofi.


Vagina
Vagina mengalami kontraktur, panjang dan lebar vagina mengalami pengecilan.
Fornises menjadi dangkal, begitu pula serviks tidak lagi menonjol ke dalam vagina. Sejak
klimakterium, vagina berangsur-angsur mengalami atropi, meskipun pada wanita belum
pernah melahirkan. Kelenjar seks mengecil dan berhenti berfungsi. Mukosa genitalia
menipis begitu pula jaringan sub-mukosa tidak lagi mempertahankan elastisitasnya
akibat fibrosis.
Perubahan ini sampai batas tertentu dipengaruhi oleh keberlangsungan koitus, artinya
makin lama kegiatan tersebut dilakukan kurang laju pendangkalan atau pengecilan

genitalia eksterna.
Uterus
Setelah klimaterium uterus mengalami atrofi, panjangnya menyusut dan dindingnya
menipis, miometrium menjadi sedikit dan lebih banyak jaringan fibrotik. Serviks

menyusut tidak menonjol, bahkan lama-lama akan merata dengan dinding jaringan.
Ovarium
Setelah menopause, ukuran sel telur mengecil dan permukaannya menjadi keriput
sebagai akibat atrofi dari medula, bukan akibat dari ovulasi yang berulang sebelumnya,
permukaan ovarium menjadi rata lagi seperti anak oleh karena tidak terdapat folikel.
Secara umum, perubahan fisik genetalia interna dan eksterna dipengaruhi oleh fungsi
ovarium. Bila ovarium berhenti berfungsi, pada umumnya terjadi atrofi dan terjadi

inaktivitas organ yang pertumbuhannya oleh hormon estrogen dan progesteron.


Payudara (Glandula Mamae)
Payudara akan menyusut dan menjadi datar, kecuali pada wanita yang gemuk, dimana
payudara tetap besar dan menggantung. Keadaan ini disebabkan oleh karena atrofi hanya

mempengaruhi kelenjar payudara saja.


Kelenjar pituari anterior mempengaruhi secara histologik maupun fungsional, begitu pula
kelenjar tiroid dan adrenal menjadi keras dan mengkibatkan bentuk tubuh serupa
akromegali ringan. Bahu menjadi gemuk dan garis pinggang menghilang. Kadang timbul
pertumbuhan rambut pada wajah. Rambut ketiak, pubis mengurang, oleh karena
pertumbuhannya dipengaruhi oleh kelenjar adrenal dan bukan kelenjar ovarium. Rambut
kepala menjadi jarang. Kenaikan berat badan sering terjadi pada masa klimakterik.
b. Laki-laki
Prostat

Pembesaran prostat merupakan kejadian yang sering pada pria lansia, gejala yang timbul
merupakan efek mekanik akibat pembesaran lobus medius yang kemudian seolah-olah
bertindak sebagai katup yang berbentuk bola (Ball Valve Effect). Disamping itu terdapat
efek dinamik dari otot polos yang merupakan 40% dari komponen kelenjar, kapsul dan
leher kantong kemih, otot polos ini dibawah pengaruh sistem alfa adrenergik. Timbulnya
nodul mikroskopik sudah terlihat pada usia 25-30 tahun dan terdapat pada 60% pria
berusia 60 tahun, 90% pada pria berusia 85 tahun, tetapi hanya 50% yang menjadi BPH
Makroskopik dan dari itu hanya 50% berkembang menjadi BPH klinik yang
menimbulkan problem medik.
-

Kadar dehidrosteron
pada orang tua meningkat karena meningkatnya enzim 5 alfa reduktase yang
mengkonfersi tetosteron menjadi dehidro steron. Ini yang dianggap menjadi pendorong
hiperplasi kelenjar, otot dan stroma prostat. Sebenarnya selain proses menua rangsangan
androgen ikut berperan timbulnya BPH ini dapat dibuktikan pada pria yang di kastrasi

menjelang pubertas tidak akan menderita BPH pada usia lanjut.


Testis
Penuaan pada pria tidak menyebabkan berkurangnya ukuran dan berat testis tetapi sel
yang memproduksi dan memberi nutrisi (sel Leydic) pada sperma berkurang jumlah dan
aktifitasnya sehingga sperma berkurang sampai 50% dan testoteron juga menurun. Hal ini
menyebabkan penuruna libido dan kegiatan sex yang jelas menurun adalah multipel
ejakulasi dan perpanjangan periode refrakter. Tetapi banyak golongan lansia tetap
menjalankan aktifitas sexsual sampai umur lanjut.

Selain itu perubahan yang dapat terjadi adalah


a. Wanita
Terjadi penurunan estrogen mengakibatkan kondisi vagina lebih basa sehingga
vagina mudah terinfeksi, muncul rasa gatal, panas hingga muncul discharge
abnormal (bakteri yang sering menginfeksi antara lain trikomoniasis dan jamur).
Terjadi penipisan dinding vagina yang apabila dilakukan intercourse akan
menimbulkan rasa nyeri
Terjadi pengecilan ukuran klitoris dan mudah teriritasi, labia kehilangan jaringan
lemak sehingga kurang begitu jelas karena ukurannya mengecil
Terjadi perubahan bentuk dan ukuran pada vagina utamanya jika tidak dilakukan
intercourse secara teratur maka ukuran vagina akan mengecil. Dalam hal ini,

masturbasi bisa dilakukan pada lansia tanpa pasangan untuk tetap menjaga fungsi
seksual.
Penurunan estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh ovarium
Penyusutan pada genitalia eksterna
Penurunan pada rambut pubis
Penurunan libido karena testosteron > estrogen.

b. Laki-laki
Terjaid penurunan jumlah semen. Pada laki-laki usia < 50 tahun mampu
menghasilan 3-5 ml semen setiap harinya, namun pada laki-laki usia > 50 tahun
hanya menghasilkan 2-3 ml semen setiap harinya
Lubrikasi dari kelenjar cowper berkurang
Ejakulasi kurang kuat sehingga semburan semen kurang jauh
Penurunan produksi sperma
Perubahan jumlah dan konsistensi cairan semen
Kurangnya tenaga untuk ejakulasi
Penurunan rangsangan dan ereksi
Sulit menjaga ereksi dalam waktu yang lama
Penurunan frekuensi ejakulasi
Pemanjangan periode refraktori
2. Penanganan masalah seksual pada lansia
A. Non Farmakologi
Management seksualitas pada lansia
Keintiman:
- Komitmen
- Kebersamaan (saling tergantung)
- Keintiman emosional (peduli, perhatian dll.)
- Keintiman kognitif (memikirkan satu sama lain, memikirkan nnilia-nilai
kebersamaan)
- Keintiman fisik (kedekatan fisik sampai hubungan seksual).
Intervensi konseling:
Step 1: duduk melingkar dengan pasangan
Duduk ini membahas tentang
- libido (keinginan, keengganan dan kepuasan seksual),
- pengalaman seksual (stimulus seksual,
- orgasme serta rasa nyeri saat berhubungan seksual),
- pengaruh seksualitas terhadap kepercayaan diri dan identitas diri maupun
pasangan,
- serta membahas faktor yang mempengaruhi peubahan hubungan seksual
(biomedis, psikologi dan sociokultural).
Step 2: konseling dasar dan pemberian informasi
- Menjelaskan dampak penuaan terhadap seksualitas

Klarifikasi mitos sosial budaya yang salah tentang seksualitas pada lansia
untuk lebih membuka wawasan klien
- Jika diperlukan, tuliskan perubahan yang terjadi yang berhubungan dengan
seksualitas untuk dikonsultasikan pada tenaga medis dan agar pasangan juga
lebih tau tentang perubahan yang terjadi
Step 3: brainstorming tentang terapi dan intervensi psikososia
Pada lansia wanita maka terapi yang dapat dilakukan antara lain:
- Terapi estrogen sistemik (oral atau transdermal) yang di kombinasikan dengan
progesteron dapat menigkatkan libido, menurunkan ras nyeri saat
berhubungan seksual,menurunkan gejala menopause seperti hot flushes,
gangguan tidur, dan depresi
- Pada wanita pos histerektomi diberi terapi estrogen yang dikombinasi dengan
testosteron sehingga akan meningkatkan gairah seksual. Bisa juga diterapkan
pada waniita menopause dengan syarat adanya panurunan kadar androgen
- Kontraindikasi absolut: penggunaan jangka panjang terapi estrogen, estrogen
kombinasi progesteron, androgen
- Kontraindikasi absolut : penyakit kardiovaskuler(infark), trombosis, CVA,
kanker payudara dan gangguan fungsi hati
- Antidepresan bisa juga digunakan untuk meningkatkan libido
- Wanita dengan nyeri saat berhubungan seksual dapat menggunakan terapi
estriol lokal. Terapi ini akan menstimulasi kelenjar mukosa vagina untuk
memproduksi lendir. Terapi ini bisa diterapkan pada wanita setelah
pengobatan kanker payudara.
Step 4: mengumumkan tentang terapi yang telah dipilih
Klien dan pasangan akan meentukan satu terapi yang telah dipilih dan disepakati
bersama.
Step 5: evaluasi
Dilakukan setelah dilakukan intervensi ini. Evaluasi ini meliputi kedekatan atau
keintiman, kontak fisik, interaksi atau komunikasi, aktivitas seks (nyeri, orgasme,
motivasi, gairah dan lain-lain).
Managemen :
1. Memberikan pengetahuan adanya perubahan fisik seiring bertambahanya umur.
Mengedukasi bahwa penuaan adalah proses yang normal.
2. Ajarkan pasien untuk menggunakan lubrikan untuk responden perempuan.
3. Mengeliminasi penyebab impoten pada laki-laki ex: merokok
4. Diskusikan penanganan alternatif yang dapat membuat kenyamanan
5. Cegah terjadinya penularan penyakit
6. Dukung dengan psikososial terapi, mengurangi rasa takut yang berlebihan terkait fungsi
seksual
7. Memastikan kesediaan, kesiapan dan kemampuan untuk berpartisipasi saat berhubungan
8. Menyediakan terapi keluarga jika dibutuhkan
9. Menyediakan konseling

Seksual konseling :
1.
2.
3.
4.

Bina hubungan saling percaya, jaga privasi. Kaji keluhan


Menjawab masalah klien
Kaji sejara holistik
Diskusi solusi alternative

Upaya Yang Dapat Dilakukan Oleh Perempuan Di Era Menopause:


a. Menerima dengan ikhlas periode menopause sebagai bagian dari proses kehidupan
b.Melakukan olahraga secara teratur, minimal tiga kali dalam seminggu selama minimal 3060 menit. Jenis olahraga yang dianjurkan yang ringan-ringan saja seperti: jalan pagi, senam
lansia, bersepeda,berenang atau mengerjakan pekerjaan rumah yang membutuhkan kekuatan
fisik seperti mengepel lantai,membersihkan halaman pekarangan
c.Hubungan seksual dapat dilakukan dengan kondom yang umumnya memiliki lubrikan
(pelicin), atau mengolesi organ reproduksi dengan cairan jelly
d.Memberikan hormon estrogen pengganti atau mengkonsumsi makanan yang kaya
estrogen.
Terapi akupuntur
Dilakukan dengan menusukkan jarum akupunktur pada titik-titik CV 4, ST 36, SP 6 dan
LR 3 kemudian diberi rangsangan dengan elektro stimulator selama 20 menit. Terapi
dilakukan 5 (lima) kali dalam seminggu selama 10 (sepuluh) kali. setiap hari kecuali hari
sabtu dan minggu
Edukasi seksualitas yang bisa diberikan pada lansia
a. Set realistic expectations
Bicarakan dengan pasangan tentang keinginan seksual dan kemyamanannya. Dapat
diekspresikan dengan cara lain selain hubungan seks seperti percakapan, sentuhan
dan massage yang dapat membantu lebih rileks.
b. Get moving
Diet yang sehat dan olahraga yang teratur dapat membantu untuk meningkatkan
libido.
c. Practice safe sex
Setia pada satu pasangan dan gunakan kondom jika ingin berhubungan dengan
partner yang baru.
d. Think new
Bicarakan dengan pasangan jika ada nyeri atau masalah lain dan bisa mencoba untuk
menggunakan gaya yang baru guna meningkatkan kenyamanan.
e. Get help
Bicarakan dengan psangan kemudian dokter atau tenaga medis lain jika ada masalah.

B. Farmakologi
Obat untuk ejakulasi dini pada lansia
a. Sildenefil (viagra)
Tersedia dalam dosis 25 mg, 50 mg, dan 100 mg dalam bentuk tablet dan diberikan
kurang lebih satu jam sebelum berhubungan seksual. Disarankan untuk lansia
dimulai dari dosis 50 mg, dosis bisa ditambah atau dikurangi sesuai dengan manfaat
dan toleransinya. Dosis 25 mg biasanya diberikan pada pasien yang berusia lebih dari
65 tahun.
b. Tadalafil
20 mg selama 26 minggu
c. Vardenafil
Tersedia dalam dosis 5 mg, 10 mg dan 20 mg.
pada lansia laki-laki, terapi medis yang bisa dilakukan untuk gangguan ejakulasi
adalah dengan pemakaian obat PDE5. Terapi PDE5 ini mempunyai tiga golongan
yang telah dilegalkan yaitu sildenafil, vardenafil, dan tadalafil. Sildenafil dijadikan
pengobatan lini pertama di USA sejak tahun 2005. Kontraindikasi terapi ini adalah
dibarengi dengan pengobatan apapun. Efek samping yang muncul : pusing,
kemerahan pada kulit.
3. Askep sesuai kasus
1. Pengkajian
Relationship:
- Lama hubungan
- Tipe hubungan
- Sentuhan dan kedekatan fisik
- Pertimbangan pentingnya seks untuk kebahagiaan dalam hubungan
Sex intercourse and satisfaction:
-

Jumlah pasangan seksual


Frekuensi sex. Intercourse dalam 12 bulan terkahir
Hubungn seks yang terakhir apakah menyenagkan
Apakah kepuasan seks terpenuhi

Lifestyle and mental health:


-

Frekuensi olahraga
Frekuensi konsumsi alkohol

Gejala stress

a. Pengkajian Fisik dan riwayat


1. Histori dari seksualitas yang lalu
2. Pengalaman masalah atau adanya kesulitan dari masa lalu
3. Adanya penyakit seksual yang menular seperti HIV dll
4. Adanya pengobatan atau kondisi medis yang menghambat fungsi seksual
b. Mengkaji hasrat atau keinginan untuk melakukan
1. Memelihara komunikasi terbuka dengan residen
2. Hati hati dengan gestur yang berlebih diantara residen
Diagnosa : disfungsi seksual b.d perubahan fungsi tubuh
Definisi : kondisi yang ditandai dengan individu mengalami perubahan fungsi seksual selama
fase respons seksual hasrat terangsang dan orgasme yang dipandang tidak memuaskan, tidak
berharga/tidak adekuat
Batasan karakteristk :
-

Perubahan minat terhadap orang lain


Persepsi defisiensi hasrat seksual
Persepsi perubahan pada rangsangan seksual

NOC : sexsual function


Defenisi :integrasi antara aspek fisik, social, emosi, dan intelektual untuk mengekspresikan dan
melakukan hubungan seksual
Indicator :
-

Gairah seksual meningkat


Mengekspresikan ketertarikan
Nyaman dan berhubungan
Mengekspresikan kemampuan berhubungan intim
Respek terhadap pasangan

NIC : sexual counseling


Defenisi : menggunakan proses interaktif yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan sex dengan
meningkatkan coping terhadap gangguan sex
Aktivitas :
-

Bina hubungan saling percaya dan jaga privacy


Mengkaji klien tentang masalah/ keluhan sex
Mengkaji klien secara holistic (stress, penyakit, obat)
Menjawab semua pertanyaan klien

Mendiskusikan solusi alternative bersama

Diagnosa: gangguan proses keluarga b.d transisi perkembangan


Definisi : perubahan dalam hubungan/fungsi keluarga
Batasan karakteristik :
-

Perubahan ketersediaan respon kasih sayang


Perubahan ekspresi konflik dalam keluarga
Perubahan dalam keintiman
Perubahan kepuasaan keluarga

NOC : family function


Definisi : meningkatkan kapasitas semua anggota untuk menghadapi perubahan keluarga
Indicator :
-

Anggota mampu menyelesaikan masalah keluarga


Mampu beradaptasi terhadap perubahan
Anggota berpotensi sesuai fungsi
Perhatian terhadap kebutuhan anggota keluarga

NIC : family process maintance


Definisi : meminimalkan efek gangguan proses keluarga
Aktivitas :
-

Mengidentifikasi perubahan
Mendiskusikan solusi bersama
Menjaga saling peduli antar anggota
Bantu keluarga dalam pelaksanaannya
Menjaga komunikasi dengan baik

Daftar pustaka
Kontolo, Osmo. (2009). impact of aging on human sexual activity and sexual desire. Journal of
sex research 46(1): 46-56

Bitzer, J., Giacomo, P., Sibil,T., Judith,A. (2008). Sexual Counseling in Elderly Couples. J Sex
Med ;5:20272043
Steward, Kimberly, L,. (2005). the new revolution of sex and aging, talking about my generation
BKKBN. 2012. pembinaan kesehatan reproduksi bagi lansia. Direktorat Bina Ketahanan
Keluarga Lansia dan Rentan BKKBN
Hazzards, M.R., john, P.B., Jeffrey, B.H., Joseph, G.O., Mary, E.T eds. 2003. Principles of
Geriatric Medicine and Gerontology 5th edititon. McGraw-Hill Companies
Willert, Amanda and Maureen Semans. (2000). knowledge and attitudes about later life
sexuality: what clinicians need to know about helping the elderly. Contemporary family theraphy
22(4)

Salonia, et all. (2005). review artikel safety and tolerability of oral erectile dysfunction treatment
in the elderly. Drugs aging 22(4): 323-338
Tjipto, Bambang, W,. (2010). Kajian terapi kaupuntur terhadap kadar hormone testosterone
pria usia lanjut. Buletin penelitian system kesehatan-vol.13 No. 1: 92-99

Anda mungkin juga menyukai