BLOK 1.2
FORBIDDEN EGG
KELOMPOK 4
Anggota:
1. REDY BAGASKARA
(14291)
2. ANGGI WIJAYANTI K
(14401)
(14409)
4. RINTA ANGGRAENI
(14418)
5. NOVI ROHMAWATI
(14421)
6. ELSA YUNITA
(14444)
(14452)
(14458)
(14461)
(14467)
(14475)
12. NURKHASANAH
(14482)
(14493)
(14495)
SCENARIO 2:
Nurse a is working in an obstetric ward. She is facing a trans-cultural problem right now.
One of her patient, Mrs. R who had wound is not getting well yet. Nurse A is thinking that,
there must be something wrong with Mrs. R. For further nursing assesment to Mrs. R, nurse
A got information that Mrs. R did not eat her meal. People in her city have a culture. Their
culture is not eat eggs, fish, chicken, or meat when they have wound. They said that if they
eat that kind of food, their wound will not be healed.
STEP 1
STEP 2
Pertanyaan:
1. Jika makanan diganti, adakah pengaruh dalam proses penyembuhan?
2. Bagaimana cara perawat dalam menghadapi perbedaan budaya ?
3. Apa yang mempengaruhi seseorang dalam mempercayai suatu budaya ?
4. Di mana sajakah budaya yang dianut oleh Mrs. R dapat ditemukan ?
5. Bagaimana cara perawat mendalami budaya klien?
6. Adakah teori lain tentang transkultural ?
7. Mengapa perawat harus memperhatikan transcultural?
8. Apa penyebab perbedaan budaya?
9. Apa dampak jika perawat tidak mengetahui transcultural ?
10. Bagaimana cara perawat menumbuhkan sensitivitas terhadap budaya klien?
11. Bagaimana cara perawat menghadapi pasien yang etnosentris?
12. Apakah transcultural mempengaruhi penyembuhan?
13. Bolehkah perawat memberikan alternatif makanan selain telur?
STEP 3
1. a) Ada
b)Tergantung
2. a. Mengganti menu makanan
b. Mempertahankan budaya
c. Negosiasi
d.Rekonstrukturisasi
4. Di Jawa dan Sumatra
5. a.) Mempelajari budaya pasien
b.) Wawancara dan observasi lingkungan pasien
c.) Teori Leininger
6. Ada :
a) Teori Leininger
b) Teori Meltng-Pot
c) Teori Salad Bowl
7. a) Dapat membina hubungan baik
b) Keseimbangan, keserasian terhadap perawat klien
c) Memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien
d) Memberikan rasa nyaman
e) Mampu beradaptasi
f) Menambah pengetahuan
8. a) Bahasa
b)Sistem pengetahuan
c) Organisasi sosial
d) Teknologi
e) Ekonomi
f) Religi
g) Seni
h) Sistem nilai
i) Perbedan keyakinan perilaku
j) Peran
k) Pembelokkan
9. - Konflik
- miss komunikasi
- Pasien menolak asuhan keperawatan
- Gangguan psikologis
- Tidak terjadi keterbukaan
- Adanya hambatan asuhan keparawatan
- Distress spiritual pada perawat
- Culture shock pada pasien
10. - Dimulai sejak dini
- Perawat tidak bersikap etnosentris dan cultural imposition
- Bersikap terbuka
- Memahami konsep dasar transkultural
- Menghormati budaya klien
11. Negosiasi, rekonstrukturisasi
12. Iya
13. Boleh
STEP 4
1. a) Ada : kadar protein dalam makanan berbeda
b)Tergantung : - tergantung jenis makanan pengganti.
- tergantung pasien mau atau tidak
- tergantung apakah menu makanan pengganti tersebut memiliki kadar
2.
kehidupan klien.
- Budaya mempengaruhi perubahan perilaku
- Menambah keyakinan
13. Boleh, perawat dapat memberikan makanan pengganti yang memilki nilai gizi
(terutama protein) yang setara dengan telur atau yang sesuai dengan kebutuhan klien.
Mind Maping
Transcultural
Pengetahuan
Transcultural Nursing
Budaya
Perawat
STEP 5
Pasien
LO:
1.
2.
3.
4.
STEP 7
1. Teori Transcultural:
A. MODEL KONSEPTUAL LEININGER
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger menjelaskan asuhan keperawatan
dalam konteks budaya yang digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise
Model) .Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnose
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian identifikasi masalah
Penkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien. Pengkajian dirancang
berdasarkan 7 komponen yang ada pada Sunrise Model yaitu :
a. Faktor Teknologi
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat
penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu
mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah klien,
alasan mencari banuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternative
dan persepsi tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini.
b. Faktor Agama dan Falsafah Hidup
Agama adalah suatu symbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis
bagi para pemeluknya. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah :
agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab
penyakit, cara pengobatan dan kebiasan agama yang berdampak positif terhadap
kesehatan.
c. Faktor Sosial dan Keterkaitan Keluarga
Perawat pada tahap ini harus mengkaji factor-faktor : nama lengkap, nama
panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala
keluarga.
d. Nilai- Nilai Budaya dan Gaya Hidup
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut
budaya yang dianggap baik atau buruk. Yang perlu dikaji pada factor ini adalah
posisi dan jabatan yag dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan,
kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.
e. Faktor Kebijakan dan Peraturan yang Berlaku
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya. Yang
perlu dikaji pada tahap ini adalah peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan
jam kunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran
untuk klien yang dirawat.
f. Faktor Ekonomi
Klien yang dirawat dirumah sakit memenaatkan sumber-sumber material yang
dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang
harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan,
tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi,
penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
g. Faktor Pendidikan
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka
keyakinan klien biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan
individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan
kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah tingkat
pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif
mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang
dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. Terdapat tiga
diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan
transkultural, yaitu: gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan
klien
beradaptasi
terhadap
budaya
tertentu
yang
lebih
mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi
dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
(Ringkasan materi Keragaman Budaya dan Perspektif Transkultural dalam
Keperawatan, Hj.Efy Afifah, S.Kep., M.Kes)
B. Melting Pot
Teori melting-pot diupayakan untuk menyatukan seluruh budaya yang ada
dengan meleburkan seluruh budaya asal masing-masing.( Marzani Anwar & Moh.
Adlin Sila https://marzanianwar.wordpress.com/tag/penelitian/).
C. Salad Bowl
Teori salad bowl, masing-masing budaya asal tidak dihilangkan melainkan
diakomodir dan memberikan kontribusi bagi budaya bangsa, namun interaksi kultural
belum berkembang dengan baik.
2. Penyebab Perbedaan Budaya
- Adat istiadat
Faktor adat istiadat adalah nilai tidak bersifat universal artinya tidak untuk setiap
masyarakat/kelompok menerima nilai tersebut, sehingga nilai antara suatu daerah
dengan daerah lainya berbeda-beda (bayusirmawan.blogspot.com)
Contoh: adat istiadat masyarakat SUNDA dengan masyarakat JAWA tengah berbeda.
- Faktor agama
Faktor agama adalah faktor yg paling mempengaruhi norma dan nilai , karena di setiap
agama berbeda pantangan dan ibadahnya.
Contoh : di agama islam alkohol dan daging babi itu HARAM tetapi di agama lain
tidak di haram kan (bayusirmawan.blogspot.com).
- Tradisi / Budaya
Faktor budaya adalah budaya di dlam suatu masyarakat/kelompok berbeda-beda,
begitu pun juga norma dan nilai di dlam suatu masyarakat berbeda-beda, jadi
hubungan antara buda dan nilai yaitu suatu norna di dalam suatu masyarakat memiliki
perbedaan masing-masing. (bayusirmawan.blogspot.com)
- Suku
Setiap suku mempunyai nilai dan norma yang berbeda. Contohnya : kebiasaan di
Jawa Barat, jika ada pasangan yang hendak menikah maka yang melamar adalah pihak
laki-laki. Jika di Sumatra Barat, jika ada pasangan yang hendak menikah maka yang
melamar adalah pihak wanita.
Kebiasaan
Kebiasaan merupakan factor yang dipengaruhi oleh frekuensi atau sering tidaknya
seseorang melakukan pekerjaan tertentu. Contohnya : seorang santri yang terbiasa
tinggal di pondok pasti akan lebih sering membaca Al-Quran daripada siswa sekolah
biasa.
Faktor lingkungan ( tempat tinggal )
Faktor lingkungan berperan dalam pembedaan nilai dan norma. Misalnya seseorang
yang tinggal di pedesaaan akan menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada di derahnya dan
mudah untuk bersosialisasi dengan sekitarnya. Orang yang tinggal di perkotaan akan
sulit untuk bersosialisasi dengan sekitarnya.
Sistem teknologi
Contohnya : setiap daerah sistem teknologinya berbeda.Daerah di pedesaan dan
perkotaan misalnya.Kebudayaanya jelas berbeda karena pada umumnya sistem
teknologi di daerah perkotaan lebih maju dibandingkan dengan di pedesaan.
Variasi biologis
Terdapat beberapa cara di mana seseorang dari satu kelompok cultural berbeda secara
biologis (mis. secara fisik dan genetic) dari anggota kelompok cultural
lainnya.
Contohnya: perbedaan struktur dan bentuk tubuh, warna kulit, variasi nutrisi, variasi
enzimatik dan genetic yang mempengaruhi kemampuan dalam penyembuhan dan
kerentanaan terhadap penyakit dan juga respon terhadap obat (Potter&Perry, 2005).
Organisasi Sosial
Lingkungan social dimana seseorang dibesarkan dan bertempat tinggal memainkan
peran penting dalam perkembangan dan identitas cultural mereka. Anak-anak belajar
tentang respon terhadap peristiwa kehidupan dari keluarga mereka. Organisasi social
mengacu pada unit keluarga dan organisasi kelompok social yang dapat
diidentifikasikan oleh klien atau keluarga (Potter&Perry, 2005).
3. Dampak jika perawat tidak mengetahui transcultural
A. Culture Shock
Dalam teori Leininger dijelaskan bahwa sangatlah penting memperhatikan
keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada
klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat maka akan mengakibatatkan Culture
Shock.
Culture shock dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak
mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat
menyebabkan munculnya rasa ketidak nyamanan, ketidak berdayaan, dan beberapa
Distres Spiritual
Definisi
Keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau berisiko mengalami
gangguan dalam sistyem keyakinan atau nilai yang memberi kekuatan, harapan,
dan arti kehidupan seseorang.
Batasan Karakteristik
Mayor (harus terdapat)
Mengalami suatu gangguan dalam system keyakinan
yaitu
aborsi,
isolasi,
pembedahan.
Amputasi,
transfuse,
Perawat lebih memahami mengenai konsep dasar transcultural nursing (Ringkasan materi
Keragaman Budaya dan Perspektif Transkultural dalam Keperawatan, Hj.Efy Afifah,
S.Kep., M.Kes), yakni:
1) Budaya
Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari dan dibagi serta member petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil
keputusan.
Budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mengandung pengetahuan,
keyakinan, seni, moral, hokum, kebiasaan dan kecakapan lain yang merupakan
kebiasaan manusia sebagai anggota komunitas setempat.
Menurut konsep budaya Leininger (1978, 1984), karakteristik budaya dapat
digambarkan sebagai berikut: (1) Budaya bersifat universal, sehingga tidak ada
budaya yang sama persis, (2) Budaya bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena
hudaya dapat diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan,
(3) Budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri tanpa disadari.
2) Nilai Budaya
Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan
yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.
3) Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal dari
pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan
keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai
nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap
lingkungan dari individu yang datang dan individu yang kembali lagi (Leininger,
1985).
4) Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa
budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.
5) Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang
digolongkan menurut cirri-ciri dan kebiasaan yang lazim. Etnik adalah seperangkat
kondisi spesifik yang dimiliki oleh kelompok tertentu (kelompok etnik). Sekelompok
etnik adalah sekumpulan individu yang mempunyai budaya dan sosialyang unik serta
menurunkannya ke generasi berikutnya (Handerson, 1981).
6) Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal
muasal manusia. Ras merupakan system mengklasifikasikan manusia berdasarkan
karakteristik fisik, pigmentasi, bentuk tubuh, bentuk wajah, bulu pad tubuh, dan
bentuk kepala. Ada tiga jenis ras yang umumnya dikenal, yaitu kaukasoid, negroid,
mongoloid. Budaya adalah keyakinan dan perilaku yang diturunkan atau diajarkan
manusia kepada generasi berikutnya (Taylor, 1989).
7) Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada
penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang
tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk
mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik
diantara keduanya.
8) Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan
perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi
kebutuhan baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas
kehidupan manusia.
9) Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung
dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada kenyataan yang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
10)
Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,
kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk membimbing, mendukung atau
member kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan
kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan
mencapai kematian dengan damai.
Cultural Imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk
11)
memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya
bahwa ide yang dimiliki oelh perawat lebi tinggi daripada kelompok lain.
Mind Maping Step 7:
CS = Cultural Sensitivity
CC = Cultural Competent
TC
CS
Pasien
Perawat
CC
TCN
Keserasian
Konflik