Anda di halaman 1dari 21

2017

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


KEPERAWATAN GERONTIK
Mata Ajar: Praktikum VI
Buku ini berisi prosedur keterampilan yang akan dilakukan selama mengikuti
mata ajar praktikum keperawatan gerontik (Praktikum VI)

Dwi Nurviyandari KW
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA
DEPARTEMEN KEPERAWTAN KOMUNITAS
2017
PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT BANTU JALAN (WALKER-TONGKAT)

1. Nama prosedur : Alat bantu jalan (walker dan kruk) pada lansia
2. Tujuan prosedur : a. Membantu klien lansia untuk dapat
berjalan dan bergerak
b. Mempertahankan tonus otot klien lansia
c. Memeprlancar peredaran darah klien
lansia
d. Memeprtahankan fungsi tubuh klien
lansia

3. Indikasi prosedur : a. Klien lansia yang mengalami hemiparase


parsial
b. Klien lansia dengan fraktur dan terpasang
gibs
b. Klien lansia dengan penurunan kekuatan
dan daya tahan keseimbangan

4. Kontraindikasi prosedur : a. Klien lansia yang mengalami kelmahan


dan atau kontraktur pada pergelangan
tanga (walker)
b. Klien lansia yang mengalami cedera
ekstremitas atas dan gangguan
keseimbangan (kruk)

5. Alat dan bahan : a. Walker


b. Kruk

6. Uraian prosedur : a. Cuci tangan


b. Orientasi kepada klien lansia (mencakup
perkenalan diri, validasi identitas klien,
dan menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan)
c. Menilai BBS klien dan menentukan alat
bantu jalan yang dibutuhkan klien
d. Persiapan alat yang dibutuhkan
(walker/tongkat/kruk)
e. Pada penggunaan walker dan tongkat
harus disesuaikan tingginya, yaitu setinggi
pergelangan tangan, kemudian sudut
minimal yang dibentuk antara lengan
bawah dan perpanjangan garis imaginer
lengan atas adalah 15-30o
f. Untuk penggunan walker:
 Walker dipergunakan untuk klien lansia
yang mengalami kelemahan pada
sebagian ektremitas bawah atau
keduanya, namun tangan masih kuat.
 Penggunaannya dengan walker
dimajukan dengan tangan lalu kaki klien
maju satu per satu.
g. Untuk penggunaan tongkat:
 Tongkat dipergunakan untuk klien
lansia yang mengalami kelemahan di
satu sisi bagian tubuh.
 Penggunaannya jika tongklat
ditempatkan pada sisi yang sehat, maka
klien memajukan tongkat, kemudian
melangkahkan kaki yang sakit baru kaki
yang sehat. Jika tongkat ditempatkan
pada sisi yang sakit, maka klien
memajukan kaki yang sehat, kemudian
tongkat dan baru melangkahkan kaki
yang sakit.
h. Evaluasi perasaan klien dan lakukan
terminasi kepada klien dan cuci tangan.
i. Lakukan dokumentasi tindakan.

7. Diagnosis keperawatan terkait : a. Gangguan mobilitas fisik

8. Daftar pustaka : a. Herdman, T.H. & Komitsuru, S. (Eds).


(2014). NANDA International Nursing
Diagnosis: Definition & Classification,
2015-2017 Oxford: Wilwy Blackwell
b. Smeltzer & Bare. (2008). Textbook of
Medical Surgical Nursing Vol. 2.
Philadelphia: Lippincott William &
Wilkins
PROSEDUR AMBULASI DARI TEMPAT TIDUR – KURSI RODA

1. Nama prosedur : Ambulasi pada lansia


2. Tujuan prosedur : a. Memindahkan klien lansia dari tempat
tidur ke kursi roda
b. Mengurangi tekanan pada kulit/dekubitus
klien lansia

3. Indikasi prosedur : a. Klien lansia yang memiliki masalah


hemiparase

4. Kontraindikasi prosedur : a. Klien dengan dengan trauma baru dengan


kemungkinan ada fraktur yang
tersembunyi atau luka dalam
b. Klien lansia dengan imobilisasi karena
kasus penyakit jantung
c. Klien lansia yang menolak untuk ambulasi

5. Alat dan bahan : a. Kursi roda

6. Uraian prosedur : Terdapat beberapa hal yang Harus


diperhatikan sebelum Melakukan
ambulasi pada klien:
a. Perawat perlu mengetahui
kemampuan bergerak lansia karena
klien lansia harus mengoptimalkan
kemampuan yang ia miliki
b. Perawat perlu mengetahui postur
tubuh, ergonomic dan sumbu tubuh
klien lansia . tatacara ambulasi klien
lansia yaitu:
a. Persiapan alat yang dibutuhkan yaitu
kursi roda
b. Cuci tangan
c. Orientasi kepada klien lansia (mencakup
perkenalan dri, validasi identitas klien,
dan mejelaskan prosedur yang akan
dilakukan)
d. Jika klien dapat duduk, maka membantu
klien untuk berdiri dari duduk, yaitu
dengan kaki klien diletakkan di sela kaki
perawat, kemudian kedua tangan klien
diletakkan di pundak perawat, kemudian
letakkan tangan perawat pada pinggang
klien, kemudian tarik klien kedepan
terlebih dahulu, baru tarik klien ke atas
dan tempatkan klien pada kursi roda dan
dorong klien ke belakang sandaran kursi
dengan menariknya dari belakang
e. Jika klien sedang berbaring, maka
membantu klien untuk berdiri dari
berbaring, yaitu dengan memiringkan
posisi tubuh dan membantu klien duduk,
kemudian memindahkan klien ke kekursi
roda dengan cara sama seperti poin
sebelumnya
f. Bawa klien ke tempat tujuan

7. Diagnosis keperawatan terkait : a. Intoleransi aktivitas


b. Gangguan mobilitas di tempat tidur

8. Daftar pustaka : a. Herdman, T.H. & Komitsuru, S. (Eds).


(2014). NANDA International Nursing
Diagnosis: Definition & Classification,
2015-2017 Oxford: Wilwy Blackwell
b. Smeltzer & Bare. (2008). Textbook of
Medical Surgical Nursing Vol. 2.
Philadelphia: Lippincott William &
Wilkins
1. Nama prosedur : Creede manuver pada lansia
2. Tujuan prosedur : a. Membantu mengosongkan kandung kemih
lansia, sehingga masalah retensi urin
dapat diselesaikan

3. Indikasi prosedur : a. Klien lansia yang memiliki masalah retensi


urin.

4. Kontraindikasi prosedur : a. Klien lansia yang mengalami bedrest.


b. Klien lansia yang menolak dilakukan
prosedur

5. Alat dan bahan : a. Handscoon

6. Uraian prosedur : a. Persiapan alat dan bahan yang diperlukan.


b. Cuci tangan.
c. Orientasi kepada klien, mengkaji masalah
perkemihan klien, mejelaskan prosedur
yang akan dilakukan beserta tujuannya,
kontrak waktu dan tempat.
d. Instruksikan klien untuk berdiri,
kemudian tekan bagian punggung bawah
klien, kemudian tekan juga bagian bawah
umbilitkus tepatnya pada bagian pubis
klien. Kemudian instrukskan klien untuk
berdehem.
e. Evaluasi perasaan klien.
f. Lakukan terminasi kepada klien dan cucu
tangan.
g. Lakukan pencaatan atau dokumentasi
mengenai prosedur yang telah dilakukan

7. Diagnosis keperawatan terkait : a. Retensi urin

8. Daftar pustaka : a. Herdman, T.H. & Komitsuru, S. (Eds).


(2014). NANDA International Nursing
Diagnosis: Definition & Classification,
2015-2017 Oxford: Wilwy Blackwell
PROSEDUR CREEDE MANOUVER
PROSEDUR EKSTRAKSI SERUMEN DAN IRIGASI TELINGA

1. Nama prosedur : Ekstraksi dan irigasi serumen pada lansia


2. Tujuan prosedur : a. Mengeluarkan serumen yang ada pada
saluran telinga lansia
b. Menjadikan lansia memiliki kemampuan
mendengarkan sesuatu lebih baik
daripada sebelumnya

3. Indikasi prosedur : a. klien lansia yang pada bagian saluran


telinganya ditemukan endapan serumen,
baik serumen yang kering maupun yang
basah.

4. Kontraindikasi prosedur : a. Klien lansia yang tidak kooperatif, yaitu


yang memiliki daya kosentrasi dan reflex
tangan yang kurang baik.
b. Klien lansia yang menolak dilakukan
prosedur ekstraksi ataupun irigasi
serumen telinga

5. Alat dan bahan : a. Cattonbud


b. Tissue
c. Bengkok
d. Spuit 60cc
e. Air hangat/biasa
f. Kom
g. Handuk
h. Earpick
i. Ear oil (jika diperlukan)
j. H2O2 (jika diperlukan)
k. Sarung tangan bersih
l. Baby oil

6. Uraian prosedur : a. Persiapan alat dan bahan yang diperlukan


b. Cuci tangan
c. Orientasi kepada klien lansia (mencakup
perkenalan diri, verifikasi identitas klien,
menanyakan kondisi klien, menjelaskan
prosedur yang akan dilakukan beserta
tujuannya, menjelaskan alat dan bahan
yang akan digunakan dan kontrak waktu
beserta tempat).
d. Menjaga privasi klien dengan menutup
tirai dan instruksikan klien lansia untuk
membuka penutup kepalanya, seperti
hijab.
e. Memposisikan klien lansia dengan posisi
duduk.
f. Pasang handuk pada daerah leher klien.
g. Memakai sarung tangan bersih.
h. Menarik arikel (daun telinga) kea rah atas
dan belakang, kemudian gunakan earpick
sebagai sumber cahaya untuk menerangi
saluran telinga klien. Lihat kondisi saluran
telinga klien, apakah terdapat sumbatan
serumen atau tidak. Jika ditemukan
adanya sumbatan seruman tentukan jenis
serumen, apakah bersifat basah atau
kering padat.
i. Jika serumen bersifat basah dan lunak,
serumen dapat dikeluarkan dengan
cottonbud. Dekatkan tissue pada telinga
klien, kemudian sinari saluran telinga
klien dengan menggunakan earpick dan
lakukan pembersihan serumen dengan
menggunakan cottonbud hingga saluran
telinga klien bersih, kemudian bersihkan
telinga bagian luar dengan menggunakan
cottonbud yang sudah dilumuri babyoil
hingga bersih.
j. Jika seruman bersifat kering, sebelum
seruman tersebut dikeluarkan pada
saluran telinga, diteteskan 1-2 tetes eraoil,
kemudian tunggu hingga 5 menit. Namun
jika terdapat indikasi infeksi klien akan
mendapatan resep H2O2 diteteskan
sebanyak 1-2 tets. Setelah seruman mulai
melunak, kemudian dilakukan
pengambilan serumen dengan
menggunakan erapick, metode ini disebut
dengan ekstraksi serumen. Namun jika
serumen masih tetap mongering, metode
irigasi serumen dapat dilakukan yaitu
dengan mendekatkan Bangkok dekat
telinga klien, kemudian menekan spuit
60c yang berisi air hangat/biasa untuk
mengalirkan air ke dalam saluran telinga
klien. Metode irigasi serumen ini
memanfaatkan terulensi air untuk
mendorong serumen agar bergerak ke
luar, kemudian air dans erumen yang
berhasil dikeluarkan, dialirkan ke dalam
bengkok, kemudian bersihkan telinga
bagian luar dengan gunakan cottonbud
yang sudah dilumuri babyoil hinga bersih.
k. Rapihkan per;atan yang telah digunakan
dan lepas sarung tangan.
l. Evaluasi hal yang dirasakan klien dan kaji
rasa nyaman klien.
m Lakukan terminasi klien dan cuci tangan.
.
n. Lakukan pencatatan atau dokumentasi
mengenai prosedur yang telah dilakukan,
mencakup nama dan nomor RM klien,
tanggal dan waktu dilakukannya prosedur,
tipe dan jumlah serumen klien, metode
yang digunakan, respon, sebelum, sesaat,
dan sesudah prosedur, nama perawat dan
tandatangan perawat.

7. Diagnosis keperawatan terkait : a. Defisit perawatan diri

8. Daftar pustaka : a. Herdman, T.H. & Komitsuru, S. (Eds).


(2014). NANDA International Nursing
Diagnosis: Definition & Classification,
2015-2017 Oxford: Wilwy Blackwell
PROSEDUR KOMPRES HANGAT di TENGKUK

1. Nama prosedur : Kompres hangat di tengkuk pada lansia


2. Tujuan prosedur : a. Mengurangi rasa nyeri dan kaku pada
tengkuk pada klien lansia yang mengalami
hipertensi
b. Meredakan gejala sakit kepala yang
dirasakan lansia yang mengalami
hipertensi

3. Indikasi prosedur : a. klien lansia yang merasa nyeri dan kaku


pada bagian tengkuk sebagai akibat dari
penyakit hipertensi
b. Klien lansia yang merasa sakit kepala
sebagai akibat dari penyakit hipertensi

4. Kontraindikasi prosedur : a. Klien lansia yang memiliki masalah


integritas kulit pada bagian tengkuk,
seperti adanya luka bakar, lesi, dsb.
b. Klien lansia yang menolak dilakukan
prosedur

5. Alat dan bahan : a. Sphingnomamometer


b. Handuk besar
c. Handuk kecil
d. Baskom kecil
e. Stetoskop
f. Termos kecil
g. Gelas

6. Uraian prosedur : a. Persiapan alat dan bahan yang diperlukan


b. Cuci tangan
c. Orientasi kepada klien lansia (mencakup
perkenalan diri, verifikasi identitas, dan
menanyakan kondisi klien)
d. Melakukan pengukuran tekanan darah
klien
e. Tanyakan kepada klien apakah obat
hipertensinya sudah diminum atau belum
f. Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan beserta tujuannya dan kontrak
waktu ke pasien bahwa prosedur yang
akan dilakukan memakan waktu selama 5-
10 menit
g. Menuangkan air panas dan air biasa ke
dalam baskom. Perban dengan volumeair
panas air biasa 1:3 gelas. Perkirakan suhu
air yang digunakan untuk mengompres
tengkuk adalah sekitar 40oc dan
isntruksikan klien untuk mencelupkan jari
tangan atau merasakan panas airnya. Jika
klien merasa sudah pas maka air dapat
digunakan untuk mengompres tengkuk
klien.
h. Meletakkan handuk besar pada bahu klien
untuk menutupi pakaian klien agar tidak
basah.
i. Masukkan handuk kecil ke dalam baskom
yang telah berisi air kompresan dan
kemudian peras handuk dan laukan
pengompresan pada tengkuk klien sambil
dilakukan massage pada tengkuk.
j. Masukkan kembali handuk kecil ke dalam
baskom jika dirasa sudah tidak hangat
lagi. Lalu kompres kembali tengkuk klien,
lakukan selana 5-10 menit.
k. Setelah selesai keringkan tengkk klien
dengan handuk besar yang ada pada bahu
klien.
l. Rapihkan peralatan yang telah digunakan.
m Evaluasi hal yang dirasakan klien dan
. bandingkan dengan kondisi sebelumnya,
kemudian lakukan pengukuran tekanan
darah klien kembali, apakah sudah
terdapat penurunan tekanan darah atau
belum.
n. Lakukan terminasi kepada klien dan cuci
tangan.
o. Lakukan pencatatan atau dokumentasi
mengenai prosedur yang telah dikaukan,
mencakup nama, klien, nomor RM klien,
respon klien sebelum dan sesudah
tindakan, waktu, durasi, dan tempat
dilakukannya prosedur, dan tekanan darah
sebelum dan sesudah prosedur.

7. Diagnosis keperawatan terkait : a. Nyeri akut


b. Penurunan curah jantung
c. Insomnia
8. Daftar pustaka : a. Herdman, T.H. & Komitsuru, S. (Eds).
(2014). NANDA International Nursing
Diagnosis: Definition & Classification,
2015-2017 Oxford: Wilwy Blackwell
b. Smeltzer & Bare. (2008). Textbook of
Medical Surgical Nursing Vol. 2.
Philadelphia: Lippincott William &
Wilkins
PROSEDUR LATIHAN FISIK (OTOT, SENDI, KESEIMBANGAN) LANSIA

1. Nama prosedur : Balance Exercise (LAFISKA)


2. Tujuan prosedur : a. Meningkatkan kekuatan otot,
memperbaiki keseimbangan tubuh, gaya
berjalan, dan secara umum dapat
meningkatkan status kesehatan klien
lansia.
b. Membuat sosialisasi antar klien lansia
menurunkan ketegangan dan
meningkatkan rasa penghargaan sehingga
tercapai perasaan sehat dan sejahtera
pada lansia

3. Indikasi prosedur : a. Klien lansia yang mepunyai masalah


penurunan kekuatan otot dan
keseimbangan tubuh.
b. Klien lansia dengan isolasi diri.

4. Kontraindikasi prosedur : a. Klien lansia dengan hemiparase


total/sebagian
b. Klien lansia dengan isolasi diri
c. Klien lansia yang menolak mengikuti
latihan keseimbangan

5. Alat dan bahan : a. Ruang tertutup


b. Kursi bersandar
c. Balok ukuran 20 x 20 x 8 cm
d. Barbell 1kg/botol air 600 ml/orang
e. Tongkat 1m
f. Lakban besar
g. Bola karet
h. Stopwatch
i. Kerajag dan gawang mini
j. Tensimeter

6. Uraian prosedur : a. Menyiapkan alat dan bahan yang


diperlukan.
b. Orientasi kepada smua klien lansia.
c. Menentukan lansia yang dapat mengikuti
latihan.
d. Mengatur posisi latihan dengan peserta
melingkar dan fasilitator berada di tengah
lingkaran.
e. Melakukan latihan pergerakan sendi:
 Menggerakkan kepala dengan tengah
kanan-kiri selama 3-5 hitungan untuk
dua set.
 Menggerakkan bahu dan lengan
menaikkan salah satu lengan ke atas
dan rasakan kontraksi otot lengan,
kemudian tekuk siku ke belakang dan
tahan selama 3-5 hitungan dan lakukan
untuk lengan lainnya. Kemudian
menggerakkan tangan ke atas dan ke
bawah dengan siku dan bahu sebagai
porosnya, lakukan sebanyak delapan
hitungan.
 Duduk pada kursi dengan bokong
sedikit maju dan buka lutut, kemudian
tundukkan kepala, tangan berpegangan
pada betis dan tahan selama 8 hitungan
dan dilakukan sebanyak dua set.
 Duduk, kemudian putar bahu sampai
pinggang tahan selama 3-5 hitungan
dan dilakukan sebanyak 2 set. Lakukan
pada sisi berlawanan.
 Jalan kaki ditempat, sejajarkan femur
ketika menaikkan kaki ke atas, lakukan
sebanyak 2x8 hitungan dengan
pandangan mata ke depan.
f. Melakukan latihan keseimbangan:
 Mengangkat satu kaki dan
merentangkan tangan ke samping,
pandangan lurus ke depan, tahan 8
hitungan da dilakukan sebanyak dua set
bergantian
 Duduk rileks pada kursi, meletakkan
tongkat pada telapak tangan, tahan
sampai 3-5 hitungan dan dilakukan
sebanyak 2 set dengan sisi lainnya.
 Membuat garis lurus dengan latihan
sepanjang 3m, instruksikan klien lansia
untuk berjalan bolak-balik dengan
menempelkan tumit ke jari.
 Instruksikan klien lansia untuk ke
depan dan ke samping bolak-balik
melewati susunan balok sebanyak 10
buah dengan jarak antar balok + 50cm
g. Melakukan latihan kekuatan otot:
 Instruksikan klien lansia untuk
mengangkat barbell ke atas dengan
menekuk siku sampai tegak lurus.
 Memastikan barbell pada lengan bawah
dan kemudian tekuk siku ke atas tanpa
menggerakkan lengan atas.
 Instruksikan klien lansia duduk relaks
pada kursi dan mengangkat satu kaki
lurus ke depan, tahan 3-5 hitungan dan
dilakukan sebanyak 2 set dengan sisi
lain.
 Instruksikan klien lansia untuk duduk
relaks pada kursi dan mengangkat satu
kaki lurus ke depan dan buat angka 1-9
dengan ujung kaki, bergantian kanan
dan kiri.
h. Melakukan permainan:
 Instruksikan klien lansia untuk
melempar-tangkap bola selama 5 menit
 Instruksikan klien untuk menendang
bola ke arah gawang yang jaraknya + 3m
 Instruksikan klien untuk menendang
bola kea rah deretan 5 botol air mineral
600ml.
 Instruksikan klien lansia untuk
memasukkan bola ke ring dengan jarak
3m.
i. Instruksikan klien lansia untuk melakukan
tarik napas dalam.
j. Mengukur tekanan darah klien dan
mengevaluasi respon klien.
k. Terminasi kepada klien.
l. Rapihkan peralatan yang sudah terpakai.
m Lakukan dokumentasi keperawatan.
.

7. Diagnosis keperawatan terkait : a. Gangguan mobilitas fisik

8. Daftar pustaka : a. Wati, Dwi N.K.dkk ___) LATIHAN FISIK


LANJUT USIA (LAFISKA). Depok: FIK UI.
b. Erdman, T.H. & Komitsuru, S. (Eds).(2014).
NANDA International Nursing Diagnosis:
Definition & Classification, 2015-2017
Oxford: Wilwy Blackwell
PROSEDUR LATIHAN OTOT DASAR PANGGUL (KEGEL)

1. Nama prosedur : Kegel exercise pada lansia


2. Tujuan prosedur : a. Mengatasi masalah inkontinensia urin
pada lansia, yaitu dengan menguatkan
otot rangka pada dasar panggul sehingga
dapat memperkuat fungsi sfingter
eksternal pada kandung kemih.

3. Indikasi prosedur : a. klien lansia yang memiliki masalah


inkontinensia stress dan overflow

4. Kontraindikasi prosedur : a. Klien lansia yang memiliki masalah


penurunan fungsi kognitif sehingga
kesulitan untuk mengkontraksikan dan
merileksasikan otot
b. Klien lansia yang menolak prosedur

5. Alat dan bahan : a. Temapt tidur dan bantal

6. Uraian prosedur : a. Persiapan alat dan bahan yang


dibutuhkan.
b. Cuci tangan
c. Orientasi kepada klien lansia (mencakup
perkenalan diri, verifikasi identitas klien,
menanyakan.mengkaji masalah
perkemihan klien, mejelaskan prosedur
yang akan dilakukan beserta tujuannya,
kontrak waktu dan tempat).
d. Instruksikan klien untuk berbaring
dengan posisi litotomi, kemudian
memasukkan 2 jari klien ke vagina dan
jepit. Klien juga dapat melatih kekuatan
otot panggul dengan menghentikan aliran
pipisnya latihan kegel dilakukan sebanyak
3x dalam sehari dengan durasi 3 hitungan
setiap latihannya.
e. Evaluasi perasaan klien.
f. Lakukan terminasi kepada klien dan cuci
tangan.
g. Lakukan pencatatan atau dokumentasi
mengenai prosedur yang telah dilakukan

7. Diagnosis keperawatan terkait : a. Inkontinensia urin


8. Daftar pustaka : a. Fiori J. (2005). Pregnancy Fitness Panduan
Kebugaran Selama Kehamilan. Pustaka:
Jakarta.
b. Herdman, T.H. & Komitsuru, S. (Eds).
(2014). NANDA International Nursing
Diagnosis: Definition & Classification,
2015-2017 Oxford: Wilwy Blackwell
PROSEDUR MASASE ABDOMEN

1. Nama prosedur : Massage abdomen pada lansia


2. Tujuan prosedur : a. Membantu merangsang gerakan
peristaltic atau motilitas pada usus lansia

3. Indikasi prosedur : a. Klien lansia yang memiliki masalah


konstipasi

4. Kontraindikasi prosedur : a. Klien lansia yang memiliki masalah


integritas kulit pada daerah abdomen,
seperti adanya luka bajkar, lesi, dsb.
b. Klien lansia yang memiliki masalah
keganasan atau peradangan pada bagian
dalam abdomen nya
c. Klien lansia yang memiliki luka post
operasi < 1 tahun
d. Klien lansia yang menolak dilakukan
prosedur massage abdomen

5. Alat dan bahan : a. Stetoskop dan sphignomometer


b. Minyak zaitun/minyak kelapa/PCO
c. Handscoon dan tissue

6. Uraian prosedur : a. Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan


b. Cuci tangan
c. orientasi kepada klien lansia (mencakup
perkenalan diri, verifikasi identitas klien,
menanyakan masalah pencernaan yang
klien alami, mejelaskan prosedur yang
akan dilakukan beserta tujuannya,
menjelaskan alat dan bahan yang
digunakan dan kontrak waktu beserta
tempat.
d. Menjaga privasi klien dengan menutup
tirai.
e. Posisikan klien untuk berbaring dan
instruksikan klien untuk membuka
pakaian untuk bagian abdomen.
Pertahankan privasi klien dari bagian
dada dan bawah simtisis.
f. Dengarkan bising usus klien dari kuadran
kanan bawah-kanan atas-kiri atas dan kiri
bawah. Jika bising usus yang terdengar < 5
kali/menit, maka prosedur message
abdomen dapat dilakukan.
g. memakai sarung tangan bersih.
h. Tuang minyak zaitun/minyak kelapa/PCO
pada ujung tangan dan ratakan.
i. Kumpulkan abdomen klien, kemudian
tekan abdomen klien sedalam + 1-2 cm
dimulai dari kuadran kanan bawah dan
kemudian tekan seperti gerakan mengulek
dan bergerak sesuai searah jarum jam.
j. Auskultasi kembali usus klien di kuadran
kanan bawah-kanan atas-kiri atas dan iri
bawah, perhatikan apakah terdapat
peningkatan frekuensi bising usus
kemudian bersihkan abdomen dengan
tissue.
k. rapihkan peralatan yang telah digunakan
dan lepas sarung tangan,
l. evaluasi perasaan klien.
m Lakukan terminasi kepada klien dan
. lakukan cuci tangan
n. Lakukan pencatatan atau dokumentasi
mengenai prosedur yang telah dilakukan

7. Diagnosis keperawatan terkait : a. Konstipasi

8. Daftar pustaka : a. Herdman, T.H. & Komitsuru, S. (Eds).


(2014). NANDA International Nursing
Diagnosis: Definition & Classification,
2015-2017 Oxford: Wilwy Blackwell
PROSEDUR RILEKSASI NAPAS DALAM
1. Nama prosedur : Relaksasi Napas Dalam pada lansia
2. Tujuan prosedur : a. Membuat lansia menjadi lebih tenang
b. Menurunkan intensitas nyeri yang
dirasakan lansia
c. Meningkatkan vertilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah pada klien
lansia
d. Menurunkan kecemasan dan stress baik
secara fisik maupun mental pada klien
lansia
e. Memudahkan lansia untuk tidur lelap

3. Indikasi prosedur : a. Klien lansia yang merasa cemas dan stress


b. Klien lansia yang merasa nyeri
c. Klien lansia yang mengalami kesulitan
untuk tidur
d. Klien lansia yang tekanan darah tinggi

4. Kontraindikasi prosedur : a. Klien lansia yang mempunyai masalah


pada perfusi, ventilasi, dan
pengembangan paru, seperti pada
penyakit asma, hemothoraks, dsb.
b. Klien lansia yang mengalami hemoptisis
atau epistaksis
c. Klien lansia yang memiliki masalah
deformitas dinding thoraks dan tulang
belakang
d. Klien lansia yang menolak di lakukan
prosedur

5. Alat dan bahan : a. Musik instrumental seperti suara air


mengalir, suara burung, dan suara
hembusan angin

6. Uraian prosedur : a. Persapan alat dan ahan yang diperlukan


b. Cuci tangan
c. Orientasi kepada klien (mencakup
perkenalan diri, verifikasi identitas klien,
menanyakan kabar dan hal yang dirasa
klien, prosedur yang akan dilakkan
berserta tujuannya, kontrak tempat (yang
embuat klien merasa nyaman) dan waktu
(6-10 menit)
d. Menginstruksikan klien untuk rileks
e. Menginstruksikan klien untuk inspirasi
melalui hidung dengan mulut terturup
selama dua detik kemudian menahannya
dan ekspirasi melalui mulut selama empat
detik, dilakukan selama 5-10 menit sampai
klien merasa rileks
f. Evaluasi perasaan klien
g. Lakukan terminasi kepada klien dan cuci
tangan
h. Lakukan pencatatan atau dokumentasi
mengenai prosedur yang telah dilakukan
mencakup nama klien, nomor RM, respon
klien sebelum dan sesudah tindakan,
waktu dan tempat dilakukannya prosedur,
dan jika tujuan dilakukannya relaksasi
napas dalam adalah untuk menurunkan
tekanan darah klien maka catat hasil
pengukuran tekanan darah sebelum dan
sesudah dilakukannya relaksasi napas
dalam

7. Diagnosis keperawatan terkait : a. Ansietas


b. Nyeri akut
c. Penurunan curah jantung
d. Takut
e. Insomnia
f. Kelelahan

8. Daftar pustaka : a. Herdman, T.H. & Komitsuru, S. (Eds).


(2014). NANDA International Nursing
Diagnosis: Definition & Classification,
2015-2017 Oxford: Wilwy Blackwell
b. Smeltzer & Bare. (2008). Textbook of
Medical Surgical Nursing Vol. 2.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins

Anda mungkin juga menyukai