Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman Buku Ajar I

Oleh Qonitah Faridah Pranadisti, 1506728056


Judul

: Buku Ajar I Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika, dan


Etika

Pengarang

: 1. Bagus Takwin
2. Fristina Hadinata
3. Saraswati Putri

Data Publikasi : Universitas Indonesia


I.

Kekuatan dan Keutamaan Karakter


Kepribadian seseorang bersifat dinamis. Perwujudannya dapat terlihat

dalam dua bentuk yaitu psikis dan fisik. Wujud dalam psikis meliputi cara orang
tersebut berpikir, merasakan sesuatu, dan lain-lain, sementara dalm fisik meliputi
hal yang terlihat seperti bagaimana cara individu tersebut berjalan, berbicara dan
tindak-tindakan mototik lainnya.
Karakter merupakan kepribadian yang telah dievaluasi dan disesuaikan.
Disesuaikan berarti telah diatur sedemikian rupa agar dapat diterima oleh nilai dan
norma tertentu yang ada di sekeliling individu tersebut. Karakter ini diperoleh dari
pengasuhan dan pendidikan yang mendasari pada proses pementukan karakter.
Kekuatan karakter berikatan erat dengan keutamaan karakter. Hal ini
disebabkan karakter yang kuat berasal dari keutamaan-keutamaan yang menjadi
keunggulan manusia. Cara mengetahui keutamaan adalah melalui penggalian,
pengenalan dan pengukuran keutamaan dengan mempertimbangkan hal-hal seperti
inventori, skala sikap, wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah (focusgroup discussion) dan simulasi oleh ahli.
Keutamaan adalah dasar dari tindakan yang baik. Berbagai perilaku
berdasarkan keutamaan yang pada umumnya terdiri dari: kebijaksanaan, courage
(kesatriaan), kemanusiaan, keadilan, pengendalian atau pengolahan diri, dan
transedensi. Kekuataan karakter merupakan unsur psikologis, yaitu proses yang
mendefinisikan keutamaan. Tema situasional merupakan kebiasaan khusus yang
mengarahkan orang untuk mewujudkan kekuatan karakter dalam situasi tertentu.
Dalam pendidikan karakter, merancang tema situasional dalam lingkungan
merupakan faktor penting untuk pembentuk karakter yang baik.
Kriteria karakter yang kuat.

1. Memberikan sumbangan kehidupan yang baik baik itu untuk pribadi


sekaligus orang lain.
2. Bermoral baik untuk diri sendiri atau orang lain.
3. Penampilannya tidak mengganggu, membatasi atau menghambat orangorang sekitar.
4. Mencakup pikiran, perasaan, dan tindakan, serta dapat dikenali,
dievaluasi dan diperbandingkan derajat kuat-lemahnya.
5. Dapat dibedakan dari ciri-ciri yang berlawanan dengannya.
6. Diwadahi kerangka piker ideal.
7. Dapat dibedakan dari sifat positif yang lain tetapi yang saling terkait
secara erat.
8. Mengagumkan bagi orang lain.
9. Tidak semua karakter kuat muncul, namun yang muncul terhitung
banyak.
10. Psiko-sosial; potensinya ada dalam diri sendiri, dan aktualisasinya
dipengaruhi oleh lingkungan sosial.
Dua puluh empat kekuatan karakter yang terkandung dalam enam kategori
keutamaan.
1. Kebijaksanaan dan Pengetahuan;
a. Kreativitas, orisinilitas dan kecerdasan praktis
b. Rasa ingin tahu
c. Cinta akan pembelajaran
d. Berpikir kritis dan terbuka
e. Perspektif
2. Kemanusiaan dan Cinta;
a. Baik dan murah hati
b. Selalu memiliki waktu dan tenaga untuk membantu yang lain
c. Kecerdasan social dan kecerdasan emosional
3. Kesatriaan (Courage);
a. Mengakui kesalahan
b. Ketabahan atau kegigihan
c. Integritas
d. Vitalitas, bersemangat dan antusias
4. Keadilan;
a. Kewarganegaraan
b. Kesetaraan
c. Kepemimpinan
5. Pengelolaan diri;
a. Pemaaf dan pengampun
b. Pengendalian diri
c. Kerendahan hati
d. Kehati-hatian (prudence)
6. Transendensi;
a. Penghargaan terhadap keindahan dan kesempurnaan
b. Gratitude
c. Penuh harapan, optimis, dan berorientasi ke depan

d. Spritualitas
e. Menikmati hidup
Spiritualitas tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kekuatan yang
terkandung dalam keutamaan transedensi merupakan kekuatan penghubung
manusia dengan semesta alam. Daya-daya spiritual membantu manusia melampaui
dirinya dan terus berkembang.
II.

Dasar-Dasar Filsafat
Filsafat memiliki pengertian, yaitu usaha manusia untuk memahami segala

perwujudan kenyataan secara kritis, radikal dan sistematik.


Cabang filsafat terbagi menjadi 3 bagian besar, yaitu ontologi, epistemologi
dan axiology. Ontologi mengkaji tentang apa yang nyata dan terdapat metafisika
(kenyataan yang bentuknya tak terjangkau oleh indra) di dalamnya. Epistemologi
mengkaji teori-teori tentang sumber-sumber, hakikat, dan batas-batas pengetahuan.
Dalam epistemology terdapat empat cabang kecil, yaitu epistemology dalam arti
sempit, filsafat ilmu, metodologi dan logika. Axiologi mengkaji pengalaman dan
penghayatan dari perilaku-perilaku manusia. Terdapat dua cabang kecil di dalam
axiologi, yaitu etika dan estetika.
Langkah alternatif belajar filsafat menurut Kattsoff.
1. Memastikan ada masalah yang diragukan kelengkapannya.
2. Menguji prinsip-prinsip kesahihannya dan menentukan sesuatu yang
3.
4.
5.
6.
7.
III.

tidak dapat diragukan kebenarannya.


Meragukan dan menguji secara rasional
Mengenali masalah
Menyarankan hipotesis yang memberikan jawaban atas masalah
Verifikasi terhadap penjabaran yang dilakukan
Menarik simpulan yang mengawali penyelidikan

Dasar-Dasar Logika
Logika merupakan kajian tentang prinsip, hukum, metode, dan cara berpikir

yang benar untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Kita harus mengetahui
tujuh hal berikut untuk dapat berlogika.
1. Term, definisi dan divisi
Term adalah tanda untuk menyatakan suatu ide yang dapat diinderai
sesuai dengan mufakat. Definisi dibutuhkan kemudian untuk menyamakan
pengertian dan menghindari salah penafsiran terhadap term. Divisi adalah
term yang diuraikan dengan kriteria tertentu dalam bagian-bagian.
2. Kalimat, pernyataan dan proposisi.
3. Penalaran.

4.
5.
6.
7.
IV.

Argumet deduktif.
Argumen induktif.
Sesat piker.
Kesalahan umum dalam penalaran induktif.

Dasar-Dasar Etika
Etika berbeda dengan moralitas, etika berarti refleksi filosofis atas moral,

sementara moralitas berarti kepercayaan atau perilaku tentang baik dan buruk. Etika
mencakup adat, kebiasaan, dan watak. Moralitas mencakup tata cara, karakter, dan
perilaku yang tepat.
Terdapat empat klasifikasi etika, yaitu etika normatif, etika terapan, etika
deskriptif, dan metaetika. Etika normatif berfokus pada prinsip-prinsip yang
seharusnya dari tindakan yang baik. Etika terapan yaitu penerapan teori-teori etika
secara lebih spesifik baik pada domain privat atau publik. Etika deskriptif adalah
observasi pada yang baik oleh individu atau masyarakat. Metaetika berfokus pada
arti dari pernyataan-pernyataan etika.
Realisme etis berarti manusia menemukan kebenaran etis, sementara
nonrealisme etis muncul dari keberatan terhadap realisme etis. Kegunaan etika yaitu
sebagai yang menyediakan alat-alat analisis untuk berpikir mengenai isu-isu moral.

Anda mungkin juga menyukai