Anda di halaman 1dari 27

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA N 1 Kendal


MataPelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/ Semester : XI /1
Materi Pokok : Perkembangan Kolonialisme dan
Imperialisme di Indonesia
Alokasi waktu : 2 X 45 menit

A. Kompetensi Inti:
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerja sama, responsive, dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI. 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiridan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Menganalisis perubahan, dan 3.1.1 Menganalisis latar belakang
keberlanjutan dalam peristiwa lahirnya kolonialisme
sejarah pada masa penjajahan asing imperialisme di Eropa
hingga proklamasi kemerdekaan (Pertemuan 1)
Indonesia. 3.1.2 Mengaitkan peristiwa peristiwa di
Eropa dengan terjadinya
4.1 Mengolah informasi tentang perjalanan penjelajahan samudera
peristiwa sejarah pada masa ke timur
penjajahan Bangsa Barat (Pertemuan 2)
berdasarkan konsep perubahan dan 3.1.3 Menganalisis kebijakan kebijakan
keberlanjutan, dan menyajikannya bangsa barat di Indonesia
dalam bentuk cerita sejarah. (Pertemuan 3)
4.1.1 Mengolah latar belakang lahirnya
kolonialisme dan imperialisme
Barat dan menpresantasikannya
dalam bentuk cerita sejarah
(Pertemuan 1)
4.1.2 Menceritakan keterkaitan antara
peristiwa di Eropa dengan
terjadinya penjelajahan samudera
ke dunia timur
4.1.3 Mengolah kebijakan kebijakan
bangsa barat di Indonesia dan
mempresentasikannya dalam
bentuk cerita sejarah

C. Tujuan Pembelajaran :
Melalui metode pembelajaran Problem Based Learning dengan model pembelajaran
tanya jawab dan diskusi kelompok, peserta didik diharapkan dapat mengetahui
bagaimana proses latar belakang terjadinya kolonialisme imperialisme di Eropa dan
bagaimana proses penjelajahan bangsa Eropa ke dunia timur, sehingga diharapkan
dapat mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerja sama, responsive, dan proaktif. Peserta didik juga
diharapkan dapat mengembangkan mengembangkan perilaku 4C, kritis, kolaborasi,
kreatif dan komunikatif.

D. Materi Pembelajaran
1. Latar belakang lahirnya kolonialisme imperialisme barat di Eropa
2. Proses perjalanan bangsa barat ke dunia Timur
3. Kebijakan- kebijakan bangsa Barat di dunia Timur

E. Metode Pembelajaran
- Pendekatan pembelajaran : Scientific
- Metode Pembelajaran : Problem based learning
- Model Pembelajaran : Tanya jawab dan diskusi kelompok

F. Meida/ Alat/ Bahan


- Media : Peta pelayaran penjelajahan samudera, gambar gambar
revolusi industri
- Alat : LCD, Slide power point, Lembar Soal dan Lembar observasi,
Lembar intrumen tugas

G. Sumber Belajar
1. Buku Sejarah Indonesia kelas XI, Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI,
Ratna Hapsari, M. Adil. Erlangga, PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta .2013
2. http://coretan-berkelas.blogspot.com/2014/08/latar-belakang-timbulnya-
kolonialisme.html
3. https://mustaqimzone.wordpress.com/2010/03/03/peristiwa-peristiwa-penting-
di-eropa-antara-abad-14-18/
4. https://akmalreza4hkam.wordpress.com/2014/10/28/kebijakan-bangsa-eropa-
di-indonesia/
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Tahapan
Deskripsi AW
Pembelajaran
Pendahuluan
Mengorientasikan 1. Peserta didik merespon salam yang diberikan 10
siswa pada masalah oleh guru sebagai tanda mensyukuri anugerah menit
Tuhan dan saling mendoakan
2. Peserta didik berdoa menurut kepercayaan
masing- masing
3. Peserta didik menanggapi gambar peta
pelayaran yang guru tampilkan melalui power
point
4. Peserta didik mendiskusikan gambar peta
pelayaran bersama dengan teman sebangku
mereka
5. Peserta didik dengan berfikir kritis
mendiskusikan latar belakang bangsa barat
memiliki paham imperialisme dan kolonialisme
6. Peserta didik menerima informasi tentang hal
hal yang akan dipelajari, yaitu menganalisis latar
belakang, proses kedatangan dan penerapan
kebijakan kebijakan bangsa barat di dunia timur
7. Peserta didik bersama- sama mengucapkan yel-
yel “JASMERAH, Jangan sekali kali melupakan
sejarah!”
8. Peserta didik dibagi kedalam beberapa kelompok
dengan jumlah anggota masing masing 4 orang.
Kegiatan Inti
Mengorganisasikan 1. Peserta didik membaca materi pada buku 70
siswa untuk belajar siswa mengenai latar belakang lahirnya menit
kolonialisme imperialisme di Eropa
2. Dilanjutkan dengan membuat catatan singkat
sebagai hasil kegiatan membaca tersebut
dengan penuh tanggung jawab
Penyelidikan 1. Peserta didik dengan penuh tanggung jawab
mandiri/ kelompok berdiskusi mengidentifikasi masalah yang
diberikan oleh guru
a. Menganalisis latar belakang lahirnya
kolonialisme imperialisme di Eropa
b. Menganalisis masing- masing faktor yang
menjadi latar belakang lahirnya
kolonialisme imperialisme di Eropa
2. Peserta didik dengan penuh tanggung jawab
dan disiplinberdiskusi mengumpulkan data/
informasi melalui internet dengan mencari
sumber sebanyak mungkin
3. Peserta didik bekerja sama menganalisis data
yang telah mereka dapat dengan penuh
tanggung jawab
Mengembangkan 1. Peserta didik menyajikan hasil diskusi
dan menyajikan mereka didepan kelas disertai dengan
hasil membuka sesi tanya jawab
2. Peserta didik
Kegiatan Penutup
Analisis 1. Peserta didik menganalisis kembali hasil 10
diskusi mereka didampingi guru menit
2. Peserta didik menyimpulkan topik yang
sudah mereka pelajari
3. Peserta didik melakukan pencatatan apabila
masih ada yang kurang
4. Peserta didik menjawab salam dari guru
dilanjutkan dengan menyampaikan terima
kasih

Pertemuan 2
Tahapan
Deskripsi AW
Pembelajaran
Pendahuluan
Mengorientasikan 1. Peserta didik merespon salam yang diberikan 10
siswa pada masalah oleh guru sebagai tanda mensyukuri menit
anugerah Tuhan dan saling mendoakan
2. Peserta didik berdoa menurut kepercayaan
masing- masing
3. Peserta didik melakukan refleksi materi
sebelumnya
4. Peserta didik menanggapi gambar gambar
revolusi industri Inggris
5. Peserta didik mendiskusikan gambar gambar
revolusi industri Inggris
6. Peserta didik dengan berfikir kritis
mendiskusikan hubungan antara peristiwa-
peristiwa di Eropa dengan terjadinya
penjelajahan samudera
7. Peserta didik menerima informasi tentang
hal hal yang akan dipelajari, yaitu hubungan
antara peristiwa peristiwa di Eropa dengan
terjadinya penjelajahan samudera
8. Peserta didik bersama- sama mengucapkan
yel- yel “JASMERAH, Jangan sekali kali
melupakan sejarah!”
9. Peserta didik berkelompok sesuai dengan
kelompok pertemuan sebelumnya untuk
melakukan diskusi lanjutan terkait dengan
materi baru yang akan mereka terima
Kegiatan Inti
Mengorganisasikan 10. Peserta didik membaca materi pada buku 70
siswa untuk belajar siswa mengenai Revolusi Industri, teori bumi menit
bulat, dan berbagai macam peristiwa penting
di Eropa yang menyebabkan penjelajahan
samudera
11. Dilanjutkan dengan laporansebagai hasil
kegiatan membaca tersebut dengan penuh
tanggung jawab
Penyelidikan 12. Peserta didik dengan penuh tanggung jawab
mandiri/ kelompok berdiskusi mengidentifikasi masalah yang
diberikan oleh guru
a. Menganalisis berbagai macam peristiwa yang
terjadi di Eropa
b. Menganalisis masing- masing faktor yang
menjadi latar belakang penjelajahan samudera
13. Peserta didik dengan penuh tanggung jawab
dan disiplinberdiskusi mengumpulkan data/
informasi melalui internet dengan mencari
sumber sebanyak mungkin
14. Peserta didik bekerja sama menganalisis
data yang telah mereka dapat dengan penuh
tanggung jawab
Mengembangkan 15. Peserta didik menyajikan hasil diskusi
dan menyajikan mereka didepan kelas disertai dengan
hasil membuka sesi tanya jawab
16. Peserta yang tidak sedang presentasi
melakukan pencatatan materi yang
disampaikan oleh kelompok lain dengan
penuh tanggung jawab
Kegiatan Penutup
Analisis 17. Peserta didik menganalisis kembali hasil 10
diskusi mereka didampingi guru menit
18. Peserta didik menyimpulkan topik yang
sudah mereka pelajari
19. Peserta didik melakukan pencatatan apabila
masih ada yang kurang
20. Peserta didik menjawab salam dari guru
dilanjutkan dengan menyampaikan terima
kasih

Pertemuan 3
Tahapan
Deskripsi AW
Pembelajaran
Pendahuluan
Mengorientasikan 1. Peserta didik merespon salam yang diberikan 10
siswa pada masalah oleh guru sebagai tanda mensyukuri menit
anugerah Tuhan dan saling mendoakan
2. Peserta didik berdoa menurut kepercayaan
masing- masing
3. Peserta didik menanggapi sebuah video
tentang kebijakan VOC (culture stelsel) di
Indonesia
4. Peserta didik mendiskusikan video tersebut
5. Peserta didik dengan berfikir kritis
mendiskusikan kebijakan kebijakan negara
Eropa yang menjajah di Indonesia
6. Peserta didik menerima informasi tentang
hal hal yang akan dipelajari, yaitu
menganalisis penerapan kebijakan kebijakan
bangsa barat di dunia timur
7. Peserta didik bersama- sama mengucapkan
yel- yel “JASMERAH, Jangan sekali kali
melupakan sejarah!”
8. Peserta didik kembali berkumpul sesuai
dengan kelompok yang telat dibuat pada
pertemuan sebelumnya.
Kegiatan Inti
Mengorganisasikan 9. Peserta didik membaca materi pada buku 70
siswa untuk belajar siswa mengenai kebijakan- kebijakan menit
kolonialisme imperialisme di Eropa
10. Dilanjutkan dengan membuat catatan
singkat sebagai hasil kegiatan membaca
tersebut dengan penuh tanggung jawab
Penyelidikan 11. Peserta didik dengan penuh tanggung jawab
mandiri/ kelompok berdiskusi mengidentifikasi masalah yang
diberikan oleh guru
a. Menganalisis kebijakan- kebijakan yang
diterapkan oleh negara Eropa di Indonesia
b. Menganalisis dampak dari penerapan
kebijakan- kebijakan negara Eropa di
Indonesia
12. Peserta didik dengan penuh tanggung jawab
dan disiplinberdiskusi mengumpulkan data/
informasi melalui internet dengan mencari
sumber sebanyak mungkin
13. Peserta didik bekerja sama menganalisis
data yang telah mereka dapat dengan penuh
tanggung jawab
Mengembangkan 14. Peserta didik menyajikan hasil diskusi
dan menyajikan mereka didepan kelas disertai dengan
hasil membuka sesi tanya jawab
15. Perwakilan kelompok mengambil
kesimpulan terkait dengan kebijakan-
kebijakan yang mereka sudah diskusikan
disertai dengan dampak positif negatifnya
16. Peserta yang lain mencatat materi yang
disampaikan oleh kelompok yang sedang
presentasi secara mandiri dan penuh
tanggung jawab
Kegiatan Penutup
Analisis 17. Peserta didik menganalisis kembali hasil 10
diskusi mereka didampingi guru menit
18. Peserta didik menyimpulkan topik yang
sudah mereka pelajari
19. Peserta didik melakukan pencatatan apabila
masih ada yang kurang
20. Peserta didik menjawab salam dari guru
dilanjutkan dengan menyampaikan terima
kasih
I. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian Teknik Bentuk Instrumen Keterangan
Sikap Observasi Jurnal Terlampir
Ketrampilan Portofolio Lembar Pengamatan Terlampir
Pengetahuan Tulis Kisi- kisi, soal, kunci jawaban Terlampir

J. Remidial dan Pengayaan


1. Remidial
a. Peserta didik mengikuti remidial apabila nilai ulangan harian kurang dari batas
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
b. Peserta didik yang akan mengikuti remidial bisa langsung berkonsultasi dengan
guru pengampu mata pelajaran
2. Pengayaan
a. Peserta didik yang sudah mengikuti ulangan harian dan mendapatkan nilai
minimal KKM makan bisa dilakukan pengayaan dengan memberikan materi
pada bab selanjutnya
b. Peserta didik yang mengikuti pengayaan bisa menghubungi teman sebaya atau
langsung berkonsultasi dengan guru pengampu mata pelajaran

Daftar Lampiran :

1. Materi Pertemuan 1
2. Materi Pertemuan 2
3. Materi Pertemuan 3
4. Gambar Media pertemuan 1, 2
5. Penilaian Sikap
6. Penilaian Ketrampilan
7. Penilaian Pengetahuan
8. Remidial dan Pengayaan

Kendal, 15 Agustus 2018


Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala SMA Negeri 1 Kendal

Sunarto, S.Pd. M. Pd Milla Yuant Nisaa S.Pd


NIP. 19700529 199301 1002 NIP.
Lampiran1
Materi pertemuan 1

Latar Belakang Timbulnya Kolonialisme dan Imperialisme


1. Perdagangan Rempah-rempah
Sejak akhir zaman pertengahan, saudagar-saudagar Genoa dan Venesia (Italia) telah
mengadakan hubungan dagang dengan dunia timur yang makmur. Komoditas perdagangan
kain, emas, perak dipertukarkan dengan rempah-rempah, sutra dari Cina dan hasil-hasil lain
yang sangat menarik telah sampai ke Eropa Barat. Rempah-rempah ini sangat diperlukan oleh
orang-orang Eropa untuk bumbu masakan, mengawetkan makanan, dan bahan obat-obatan.
Daerah timur yang menghasilkan rempah-rempah adalah Indonesia, yakni daerah kepulauan
Maluku seperti Ambon, Seram, Banda, dan Maluku Utara.
Kepulauan Ambon, Seram, dan Maluku Utara menghasilkan cengkeh, sedangkan kepulauan
Banda menghasilkan pala dan bunga pala. Kepulauan Maluku yang kaya dengan rempah-
rempah ini menjadi tujuan para pedagang rempah-rempah Eropa dan pelaut Eropa.
Di samping cengkeh, pala, dan bunga pala, Indonesia juga menghasilkan merica dan lada di
pulau Sumatera. Di zaman dahulu rempah-rempah dari kepulauan nusantara yang dengan
segala susah payah dan melalui petualangan yang penuh bahaya diangkut mengarungi
Samudera Hindia ke pantai barat Afrika dan dengan kalifah perdagangan diangkut ke Asia
Tengah dan dari sana ke kerajaan Romawi. Ada juga yang diangkut lewat jalan daratan benua
Asia ke Asia Tengah dan dari sana ke kerajaan Romawi. Ternyata rempah-rempah telah
berabad-abad membangun hasrat orang Eropa untuk berlayar mencari pulau-pulau rempah-
rempah ini dan menguasai perdagangannya.
2. Hubungan Timur-Barat
Perang Salib telah memberi kesempatan kepada orang Eropa untuk lebih mengenal dunia
timur. Timbullah hasrat mereka akan hasil-hasil dunia timur, terutama rempah-rempah.
Hasrat yang terpendam berabad-abad akhirnya mendapat dukungan dari para raja negara-
negara nasional, seperti Portugis, Spanyol, Perancis, Inggris, dan Belanda. Negara-negara ini
mendukung para pelautnya yang berusaha mencari jalan langsung ke Indonesia.
3. Tumbuhnya Golongan Saudagar
Penguasa-penguasa negara-negara nasional membantu kegiatan per-dagangan. Pemupukan
modal untuk mengembangkan perekonomian seoptimal mungkin. Ajaran Merkantilisme yang
amat berpengaruh di Eropa pada abad ke-16 hingga 17 menyatakan:
a. Ekonomi nasional yang berswasembada menjadi tujuan setiap bangsa (Eropa);
b. Pemupukan penyediaan emas dan perak;
c. Barang-barang harus lebih banyak dijual daripada dibeli; dan
d. Peredaran modal akan dapa dilindungi dengan tetap menjadikan daerah koloni sebagai
penghasil bahan mentah.
4. Semangat Renaisance
Semangat renaisance adalah semangat menyelidiki dan mencoba untuk mendapatkan sesuatu
yang baru. Hal ini menyebabkan mereka lebih memper-hatikan dunia sekitar mereka.
Reformasi yang terjadi pada abad ke-16 di Eropa menimbulkan keberanian pada dunia usaha
dan lahirnya golongan saudagar dan pedagang.
5. Kemajuan Ilmu Pengetahuan Pelayaran
Di Eropa pada abad ke-15 tumbuh anggapan bahwa dunia ini bundar. Kalau para pelaut
berlayar ke arah barat, mereka akan sampai pula di timur. Ditemukannya kompas dan alat-
alat pelayaran lainnya mendorong orang Eropa untuk mengunjungi dunia timur. Lebih-lebih
setelah peta pantai yang sesuai diketahui berdasarkan laporan perjalanan dari penjelajah
samudera Eropa sebelumnya (Marcopolo).
Lampiran 2
Materi pertemuan 2

Peristiwa- peristiwa Penting di Eropa


Peristiwa-peristiwa penting terjadi di Eropa yang berakibat tumbuh dan berkembangnya
kolonialisme dan imperialisme. Bangsa Eropa (Barat) menjelma menjadi pelaku dan bangsa
yang berada, dan disebelah Timur menjadi objek sasarannya. Adapun peristiwa-peristiwa
penting tersebut adalah : Reformasi Gereja (abad ke 16-17), Merkantilisme, Revolusi
Perancis(1789) dan Revolusi Industri(1780).
Reformasi Gereja
Secara umum Reformasi berasal dari bahasa latin. Re (kembali) dan formare (membentuk)
yang dimaksud adalah membentuk struktur ulang pola kehidupan masyarakat. Secara
khusus, reformasi merupakan sejarah bangsa Barat untuk melakukan pembaharuan dan
semangat baru dalam kehidupan keimanan umat katolik. Gerakan reformasi gereja muncul
setelah para pemimpin gereja melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan ajaran kitab injil.
Salah seorang tokoh yang mengancam kebijakan gereja adalah seorang pastor yang
merangkap guru besar di Universitas Wittenberg di Sachesen (Jerman) bernama Martin
Luther pada abad ke 16. Didukung oleh John Calvin, Veter Valdes dari Perancis, Jan Huss
dari Bomemia dan John Wycliffe dari Inggris. Akibat reformasi gereja dalam agama Nasrani
muncul kelompok aliran baru yang disebut prostestan. Selanjutnya muncul gerakkan kontra
reformasi yang kemudian berlanjut terjadi perang antar agama antara negara penganut
protestan dan katolik.
Merkantilisme
Pengertian Merkantilisme adalah suatu kebijakan politik ekonomi negara imperialis yang
bertujuan untuk menumpuk kekayaan berupa logam mulia sebanyak-banyaknya sebagai
ukuran kekayaan, kesejahteraan dan kekuasaan. Berawal dari penjelajahan samudra,
hubungan luar negeri antara negara Eropa (Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis dan Belanda)
menjadi luas melalui jalur perdagangan di Samudra Atlantik. Keuntungan diperoleh negara-
negara tersebut. Dalam perdagangan mereka sudah menggunakan uang. Pada saat
berlakunya politik merkantilisme abad ke-16 – 18 uang sama nilainya dengan emas. Gerakan
merkantilisme mendorong lahirnya imperialisme kuno, yaitu ambisi untuk mencari daerah
jajahan dengan tujuan menguasai perdagangan secara monopoli. Dalam perkembangan
selanjutnya banyak negara Eropa membentuk persekutuan dagang, contohnya VOC oleh
Belanda, EIC oleh Inggris dan Kompeni Dagang Hindia Barat oleh Perancis.

Revolusi Perancis
Revolusi Perancis adalah suatu perubahan yang terjadi dalam system kekuasaan
pemerintahan negara dan masyarakat Perancis dari system pemerintahan yang bersifat
monarkhi absolut menjadi system demokrasi. Meletusnya Revolusi Perancis disebabkan oleh
beberapa factor, yang tergolong kedalam sebab umum dan sebab khusus.
Sebab umum :
1. Adanya kepincangan dalam kehidupan masyarakat Perancis. Sebelum terjadi
Revolusi, masyarakat Perancis terdiri dari tiga golongan, yaitu :
a. Golongan I, terdiri dari pimpinan gereja katolik
b. Golongan II, terdiri dari kaum bangsawan
c. Golongan III, terdiri dari rakyat jelata
2. Pengaruh Rasionalisme.
Rasionalisme adalah paham yang menerima kebenaran hanya berdasarkan oleh akal.
Puncak kekuasaan raja yang absolut terjadi pada saat pemerintahan raja Louis XIV
(1643 – 1715) yang terlihat dari ucapannya L’etat c’est moi, artinya negara adalah
saya. Dengan ucapannya, raja menempatkan dirinya sebagai pusat segala-galanya.
Keadaan seperti ini menyebabkan munculnya gerakan yang menentang kedudukan
raja, diantaranya adalah John Locke, Montesquieu, Jean Jacquest Rousseou.
3. Pengaruh Kemerdekaan Amerika Serikat,
Pasukan Perancis dibawah pimpinan Jenderal Lafayette yang baru kembali dari
membantu perjuangan kemerdekaan rakyat Amerika, setelah sampai di Perancis
berhadapan kembali dengan hal-hal yang bertentangan dengan Declaration of
Independence
Sebab Khusus :
Kebencian rakyat terhadap penghamburan uang negara yang dilakukan Marie Antoinette,
permaisuri Raja Louis XVI beserta putra putri istana lainnya. Revolusi Perancis berlangsung
secara bertahap yang diawali dengan penyerbuan benteng Penjara Bastille, lambang
kekuasaan dan kesewenang-wenangan raja pada 14 Juli 1789. Sejak itu pemerintahan berada
dibawah kekuasaan golongan ketiga.
Semboyan Revolusi Perancis adalah Liberte (kebebasan), Egalite (persamaan), Fraternite
(persaudaraan) yang diabadikan dalam bentuk benderanya merah-putih-biru dalam posisi
vertical. Lagu kebangsaannya Marseillase, sedangkan 14 Juli diperingati sebagai hari
nasional Perancis. Semboyan Revolusi Perancis membawa pengaruh besar bagi bangsa-
bangsa didunia khususnya dalam bidang politik, ekonomi, dan social.
Revolusi Industri
Proses perubahan cara pembuatan barang yang semula dikerjakan oleh tenaga manusia
diganti dengan tenaga mesin. Pertama kali terjadi di Inggris pada abad ke 18.
Faktor pendorong :
a. Inggris kaya akan bahan tambang dan industri seperti batu bara, bijih besi, timah,
kaolin, garam dapur, wol.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan yang mendorong munculnya teknologi yang
membantu mempercepat proses produksi.
c. Revolusi Agraria; perubahan asas pemanfaatan tanah di Inggris terjadi karena
keuntungan yang berlebih dari usaha peternakan domba dibandingkan dari lahan
pertanian.
d. Pemerintah membentuk Royal Society for Improving Natural Knowledge yang
memberi kewenangan untuk memberi hak paten bagi setiap penemuan baru.
e. Jajahan Inggris yang sangat banyak dapat dijadikan sebagai sumber bahan mentah dan
pasar bagi industri
f. Liberalisme ekonomi. Ajaran kebebasan dalam bidang perekonomian yang diajarkan
oleh Adam Smith, David Ricardo, dan John Stuart Mill yaitu kesejahteraan umum
akan tercapai apabila setiap orang diberi kebebasan berusaha tanpa turut campur dari
pihak pemerintah.
Lampiran 3
Materi pertemuan 3

Kebijakan Pemerintah Portugis

Pada periode tahun 1450 –1650 para sejarawan sering menyebut sebagai ‘Abad Penemuan’
(The Age of Discovery) dan ‘Abad Ekspansi’ ( The Age Expansion ). Hasrat untuk
menduduki daerah –daerah lain sebagai koloni dan perluasan wilayah dari imperium atas
wilayah yang lain, mulai diwujudkan. Pada awalnya dipelopori oleh Portugis, kemudian
disusul oleh Spanyol, Belanda dan Inggris. Kehadiran Portugis, Spanyol, Inggris dan
terutama Belanda dengan segala kebijakan di wilayah koloninya, memiliki dampak yang
sangat berarti dalam sejarah kepulauan Indonesia sampai abad ke –20. Namun tingkat
pengaruhnya berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain dan dari suatu masa ke
masa yang lain, tergantung pada jauh dekatnya hubungan dengan kepentingan kolonial dan
kemampuan masing-masing masyarakat merespon eksploitasi kolonial atau kesempatan yang
muncul.
Sejak sukses pengambilalihan kekuasaan oleh Portugis terhadap Malaka pada tahun 1511,
orang-orang Portugis terbuka mengadakan perdagangan langsung dengan Indonesia,
khususnya daerah penghasil rempah-rempah seperti Ternate, Banda, Seram, Ambon dan
Timor. Lebih-lebih setelah Portugis mengembangkan ekspansinya menanamkan
kekuasaannya di Indonesia, terutama di Maluku.
Hal ini berlangsung cukup lama, sekitar tahun 1512 sampai 1641 (Portugis meninggalkan
Maluku dan menyerahkan Malaka pada VOC). Kebijakan –kebijakan yang dipraktekkan
selama itu sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia Indonesia waktu itu.
Kebijakan pemerintah Kolonial Portugis antara lain :
1. Sistem monopoli perdagangan cengkeh dan pala di Ternate.
2. Berusaha menanamkan kekuasaan di daerah Maluku.
3. Menyebarkan agama Katholik di daerah-daerah yang dikuasai .
4. Mengembangkan bahasa dan seni musik keroncong Portugis.
Pengaruh dari kebijakan ini ternyata tertanam pada rakyat Indonesia khususnya rakyat
Maluku , ada yang bersifat negatif dan ada yang positif. Pengaruh yang paling besar dan
paling langgeng adalah :
1. Terganggu dan kacaunya jaringan perdagangan .
2. Banyaknya orang-orang beragama Katholik di daerah pendudukan Portugis
3. Rakyat menjadi miskin dan menderita.
4. Tumbuh benih rasa benci terkadap kekejaman Portugis.
5. Munculnya rasa persatuan dan kesatuan rakyat Maluku untuk menentang Portugis.
6. Bahasa Portugis turut memperkaya perbendaharaan kata/ kosa kata dan nama keluarga
seperti da Costa, Dias, de Fretes, Mendosa, Gonzalves, da Silva dan lain-lain.
7. Seni musik keroncong yang terkenal di Indonesia sebagai peninggalan Portugis adalah
keroncong Morisco.
8. Banyak peninggalan arsitek bangunan yang bercorak Portugis dan sejata api/ meriam di
daerah pendudukan.
Nama Maluku adalah sebuah nama yang berasal dari istilah yang diberikan para pedagang
Arab untuk daerah tersebut, Jazirat al Muluk, ‘negeri para raja’
Kekuasaan Spanyol yang dipimpin oleh kapten Sebastian del Cano pada tahun 1521.yang
sempat menjalin hubungan dengan Tidore tidak memiliki pengaruh yang berarti. Mengingat
Spanyol segera meninggalkan Tidore karena terbentur Perjanjian Tordesillas.

Kebijakan VOC

VOC adalah badan / kongsi perdagangan Belanda yang berdiri sejak tahun 1602. Sebutan
kompeni Belanda yang dialamatkan pada orang-orang VOC merupakan istilah dari
kata Compagnie. Lidah orang-orang Indonesia menyebut nama compagnie menjadi
kompeni. Ingat, VOC kepanjangan dari Oost Vereenigde Indische Compagnie.
Salah satu kunci keberhasilan VOC adalah sifatnya yang mudah beradaptasi dengan kondisi
yang telah ada disekitarnya. Kebijakannya dapat dikatakan kelanjutan atau tiruan dari sistem
yang telah dilakukan oleh para penguasa local. VOC secara cerdik menggunakan lembaga
dan aturan-aturan yang telah ada di dalam masyarakat lokal untuk menjalankan roda
compagnienya. Hak monopoli, penyerahan wajib, penanaman wajib, tenaga kerja wajib dan
pajak sebenarnya telah menjadi bagian dari struktur dan kultur yang telah ada sebelumnya.
Hampir keseluruhan pendapatan VOC diperoleh dari sumber ekonomi yang juga menjadi
andalan para penguasa local sebelumnya. VOC hanya membungkusnya secara resmi/ legal
dan teratur. Staf administrasi dan prajurit yang berjumlah tidak lebih dari 17.000 orang pada
tahun 1700, telah merajalela di sebagian besar pusat-pusat penghasil dan perdagangan
rempah-rempah. Dengan demikian, cukup efektif pihak VOC untuk menerapkan kebijakan-
kebijakan di daerah koloni.
Dalam upaya memperlancar aktivitas organisasi, VOC pada tahun 1610 memutuskan untuk
membentuk jabatan Gubernur Jendral yang pada waktu itu berkedudukan di Maluku. Pieter
Both sebagai orang pertama yang menduduki posisi itu.
Tindakan VOC dengan adanya hak octroi sangat merugikan bangsa Indonesia. Hak octroi
seolah ijin usaha kepanjangan tangan pemerintah Belanda, bahkan bisa dikatakan VOC
sebagai sebuah ‘negara dalam negara’.
Pada Perserikatan Maskapai Hindia Timur , VOC , kepentingan-kepentingan /para pedagang
yang bersaing itu diwakili oleh system majelis (kamer ) untuk masing-masing dari 6 wilayah
di negeri Belanda. Setiap majelis mempunyai sejumlah direktur yang telah disetujui, yang
seluruhnya berjumlah 17 orang dan disebut sebagai Heeren XVII ( Tuan-tuan Tujuh Belas ).
Untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, VOC menerapkan hak monopoli, menguasai
pelabuhan-pelabuhan penting dan membangun benteng-benteng. Benteng-benteng yang
dibangun VOC adalah :
1. Di Banten disebut benteng Kota Intan ( Fort Pellwijk ).
2. Di Ambon disebut benteng Victoria.
3. Di Makasar disebut benteng Retterdam.
4. Di Ternate di sebut benteng Orange.
5. Di Banda disebut benteng Nasao.
Dengan keunggulan senjata, juga memanfaatkan kompetisi dan konflik di antara
penguasa lokal (kerajaan ), VOC berhasil memonopoli perdagangan pala dan cengkeh di
Maluku. Satu persatu kerajaan-kerajaan di Indonesia dikuasai VOC. Kebijakan ekspansif
(menguasai) semakin gencar diwujudkan ketika Jan Pieterszoon Coen diangkat menjadi
Gubernur Jendral menggantikan Pieter Both pada tahun 1817.
Jan Pieterszoon Coen memiliki semboyan “ tidak ada perdagangan tanpa perang, dan
juga tidak ada perang tanpa perdagangan”. Ialah yang memindahkan pos dagang
VOC di Banten dan kantor pusat VOC dari Maluku ke Jayakarta. Mengubah nama
Jayakarta menjadi Batavia.
Daerah-daerah strategis bagi pelayaran dan perdagangan di sepanjang pantai nusantara di
kuasai VOC. Hal ini bisa dikatakan sebagai tindakan imperialisme pantai, yaitu :
1. Pada tahun 1919/1921 merebut pelabuhan Jayakarta.
2. Pada tahun 1625, menduduki daerah pusat rempah-rempah di pulau banda.
3. Pada tahun 1641, merebut benteng Portugis di Malaka.
4. Pada tahun 1662, menduduki pusat perdagangan Pariaman di pantai Barat Sumatra.
5. Pada tahun 1667, menduduki Bandar Makasar .
Dalam upaya mempertahankan monopoli dan melarang keterlibatan bangsa Barat lainnya
maupun para pedagang Asia dalam perdagangan rempah-rempah di kepulauan Maluku, VOC
melakukan intervensi militer ke berbagai daerah dan pelayaran Hongi ( Hongi Tochten).
Pelayaran Hongi yaitu pelayaran keliling menggunakan perahu jenis kora-kora yang
dipersenjatai untuk mengatasi perdagangan gelap atau penyelundupan rempah-rempah di
Maluku. Pelayaran ini juga disertai Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman
rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
Pada tahun 1700 –an, VOC berusaha menguasai daerah-daerah pedalaman yang banyak
menghasilkan barang dagangan. Imperialisme pedalaman ini sasarannya kerajaan Banten dan
Mataram, karena daerah ini banyak menghasilkan barang-barang komoditas seperti beras,
gula merah, jenis-jenis kacang dan lada.
Tindakan VOC yang sewenang-wenang, sangat keras, dan kejam menimbulkan perlawanan
rakyat Indonesia. Perlawanan terhadap monopoli VOC terjadi dimana-mana seperti di
Mataram, Banten, Makasar dan Maluku.
Kebijakan-kebijakan VOC selama berkuasa di Indonesia sejak tahun 1602 – 1799 antara lain
dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli
perdagangan.
2. Melaksanakan politik devide et impera ( memecah dan menguasai ) dalam rangka untuk
menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
3. Untuk memperkuat kedudukannya dirasa perlu mengangkat seorang pegawai yang
disebut Gubernur Jendral.
4. Melaksnakan sepenuhnya Hak Octroi yang ditawarkan pemerintah Belanda.
5. Membangun pangkalan / markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah
dipusatkan di Jayakarta ( Batavia).
6. Melaksanakan pelayaran Hongi ( Hongi tochten ).
7. Adanya Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang
melebihi ketentuan.
8. Adanya verplichte leverantien ( penyerahan wajib ) dan Prianger Stelsel ( system
Priangan )Prianger Stelsel ( system Priangan , penyerahan wajib) dimulai tahun 1723
Masyarakat di Priangan dikenai aturan wajib kerja menanam kopi dan menyerahkan hasilnya
kepada kompeni. Wajib kerja ini sama dengan kerja paksa / rodi, rakyat tanpa diberi upah,
menderita dan miskin
Pengaruh dari kebijakan VOC bagi rakyat Indonesia antara lain :
1. Kekuasaan raja menjadi berkurang atau bahkan didominasi secara keseluruhan oleh
VOC.
2. Wilayah kerajaan terpecah-belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru
dibawah kendali VOC.
3. Hak octroi ( istimewa ) VOC, membuat masyarakat Indonesia menjadi miskin,
menderita,mengenal ekonomi uang, mengenal sistem pertahanan benteng, etika
perjanjian danprajurit bersenjata modern (senjata api, meriam ).
Hak octroi adalah hak istimewa dari pemerintah Belanda, yang meliputi :
1. Hak monopoli
2. Hak untuk membuat uang
3. Hak untuk mendirikan benteng
4. Hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan
di Indonesia
5. Hak untuk membentuk tentara
6. Pelayaran Hongi, bagi penduduk Maluku khususnya, dapat dikatakan sebagai
suatuperampasan, perampokan, pemerkosaan, perbudakan dan pembunuhan.
7. Hak Ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan atau sumber
penghasilan yang bisa berlebih.
Dua abad sejarah VOC bercokol di kepulauan Indonesia, sama sekali tidak mengisaratkan
sebagai kesetaraan suatu mitra baik dalam arti politik maupun ekonomi, melainkan berisi
berbagai peristiwa berdarah dari sebuah upaya menegakkan kekuasaan. VOC menjadi sebuah
kompeni yang bengis, yang mampu membangun sebuah tradisi sebagai symbol kekuasaan
kolonialisme dan imperialisme Barat.

Kebijakan Pemerintah Belanda


Kebijakan pemerintah kerajaan Belanda yang dikendalikan oleh Perancis sangat kentara pada
masa Gubernur Jendral Daendels ( 1808 – 1811 ). Kebijakan yang di ambil Daendels sangat
berkaitan dengan tugas utamanya yaitu untuk mempertahankan pulau Jawa dari serangan
pasukan Inggris.
Dalam upaya tersebut, Daendels melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Membangun ketentaraan, pendirian tangsi-tangsi/ benteng, pabrik mesiu /senjata di
Semarang dan Surabaya dan juga rumah sakit tentara.
2. Pembuatan jalan pos dari Anyer di Jawa Barat sampai Panarukan di Jawa Timur panjang
sekitar 1000 km.
3. Membangun pelabuhan di Anyer dan Ujung Kulon dan pembuatan perahu-perahu kecil
untuk kepentingan perang.
Daendels dikenal sebagai Gubernur Jendral “ bertangan besi” karena ia memerintah dengan
menerapkan disiplin tinggi, keras dan kejam. Untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan
dalam menghadapi Inggris Daendels menerapkan beberapa cara :
1. Sistem kerja paksa ( rodi )
2. Melaksanakan contingenten, yaitu pajak berupa hasil bumi.
3. Menetapkan verplichte leverentie, kewajiban menjual hasil bumi hanya kepada
pemerintah Belanda dengan harga yang telah ditetapkan.
4. Mewajibkan Prianger Stelsel, yaitu kewajiban rakyat Priangan untuk menanam kopi.
5. Melepas tanah kepada pihak asing.
Pada tahun 1810, kerajaan Belanda di bawah pemerintahan Raja Louis Napoleon dihapuskan
oleh Kaisar Napoleon Bonaparte. Negara Belanda dijadikan wilayah kekuasaan Perancis.
Dengan demikian, wilayah jajahan di Indonesia secara otomatis menjadi wilayah jajahan
Perancis.
Kaisar Napoleon menganggap bahwa tindakan Daendels sangat otoriter, maka pada tahun
1811 ia di tarik kembali ke negeri Belanda dan digantikan oleh Gubernur Jendral Janssens.
Ternyata Janssens tidak secakap dan sekuat Daendelsdalam melaksanakan tugasnya. Ketika
Inggris menyerang pulau Jawa, ia menyerah dan harus menanda tangani Perjanjian di
Tuntang yang dikenal dengan nama Kapitulasi Tuntang 1811.
Kebijakan yang diberlakukan Daendels yang berpengaruh terhadap kehidupan rakyat antara
lain dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Sebagai bagian dari perubahan system pemerintahan, Daendels memutuskan agar semua
pegawai pemerintah menerima gaji tetap dan mereka dilarang melakukan kegiatan
perdagangan.
2. Melarang penyewaan desa, kecuali untuk memproduksi gula, garam dan sarang burung.
3. Melaksanakan contingenten yaitu pajak dengan penyerahan hasil bumi.
4. Menetapkan verplichte leverentie, kewajiban menjual hasil bumi hanya kepada
pemerintah Kerajaan Belanda dengan harga yang telah ditetapkan.
5. Menerapkan system kerja paksa (Rodi) Membangun ketentaraan dengan melatih orang-
orang pribumi.
6. Membangun jalan pos dari Anyer sampai Panarukan sebagai dasar pertimbangan
pertahanan.
7. Membangun pelabuhan-pelabuhan dan membuat kapal perang berukuran kecil.
8. Melakukan penjualan tanah rakyat kepada pihak swasta.
9. Adanya contingenten, verplichte leverantien dan Prianger Stelsel
Pengaruh kebijakan pemerintah kerajaan yang diterapkan oleh Daendels sangat berbekas
dibanding penggantinya, Gubernur Jendral Janssens yang lemah. Langkah-langkah kebijakan
Daendels yang memeras dan menindas rakyat menimbulkan :
1. Kebencian yang mendalam baik dari kalangan penguasa maupun rakyat.
2. Munculnya tanah-tanah partikelir yang dikelola oleh pengusaha swasta.
3. Pertentangan / perlawanan penguasa maupun rakyat.
4. Kemiskinan dan penderitaan yang berkepanjangan.
5. Pencopotan Daendels.
Alasan pencopotan Gubernur Jendral Hermann Willem Daendels adalah :
1. Daendels menciptakan hubungan yang tidak harmonis antara penguasa local maupun
rakyat setempat, ini akan membahayakan pertahanan terhadap serangan Inggris , bisa
jadi Indonesia akan memihak Inggris.
2. Melakukan penyimpangan dengan menjual tanah rakyat kepada pihak swasta, seperti
kepada Han Ti Ko, seorang pengusaha China, berarti telah melanggar undang-undang
negara.

Kebijakan Inggris
Peristiwa Belanda menyerah kepada Inggris melalui Perjanjian Tuntang (1811), sebagai awal
pendudukan kolonial Inggris di Indonesia. Thomas Stamford Raffles diangkat menjadi
Letnan Gubernur EIC di Indonesia. Ia memegang pem,erintahan selama lima tahun ( 1811-
1816) dengan membawa perubahan berasas liberal.
Pendudukan Inggris atas wilayah Indonesia tidak berbeda dengan penjajahan bangsa Eropa
lainnya. Raffles banyak mengadakan perubahan-perubahan , baik di bidang ekonomi maupun
pemerintahan. Kebijakan Daendels yang dikenal dengan nama Contingenten diganti dengan
system sewa tanah. Sistem sewa tanah disebut juga system pajak tanah
atau landrent (lanrate). Rakyat atau para petani harus membayar pajak sebagai uang sewa,
karena semua tanah dianggap milik negara.
Landrent di Indonesia gagal, karena :
1. Sulit menentukan besar kecilnya pajak untuk pemilik tanah yang luasnya berbeda.
2. Sulit menentukan luas-sempit dan tingkat kesuburan tanah.
3. Terbatasnya jumlah pegawai.
4. Masyarakat pedesaan belum terbiasa dengan system uang.
Tindakan yang dilakukan oleh Raffles berikut adalah membagi wilayah Jawa menjadi 16
daerah karesidenan. Hal ini dikandung maksud untuk mempermudah pemerintah melakukan
pengawasan terhadap daerah-daerah yang dikuasainya. Setiap karesidenan dikepalai oleh
seorang residen dan dibantu oleh asisten residen.
Hal lain yang dilakukan oleh Thomas Stamford Raffles yang memberi sumbangan positif
bagi Indonesia adalah :
1. Membentuk susunan baru dalam pengadilan yang didasarkan pengadilan Inggris.
2. Menulis buku yang berjudul History of Java.
3. Menemukan bunga Rafflesia-Arnoldi.
4. Merintis adanya kebun raya Bogor.
Perubahan politik yang terjadi di Eropa mengakhiri pemerintahan Raffles di Indonesia. Pada
tahun 1814, Napoleon Bonaparte akhirnya menyerah kepada Inggris. Belanda lepas dari
kendali Perancis. Hubungan antara Belanda dan Inggris sebenarnya akur, mereka
mengadakan pertemuan di London, Inggris. Pertemuan ini menelorkan kesepakatan yang
tertuang dalam Convention of London.
Konvensi London 1814 berisi kesepakatan :
Belanda memperoleh kembali daerah jajahannya yang dulu direbut Inggris. Status Indonesia
dikembalikan sebagaimana dulu sebelum perang, yaitu di bawah kekuasaan Belanda.
Sebenarnya Raffles tidak setuju dengan keputusan Konvensi London. Ia meletakkan
jabatannya digantikan oleh Letnan Gubernur Jendral John Fendall. Baru pada tahun
1816, John Fendall menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda.

Kebijakan Belanda II
Van der Capellen semasa pemerintahnnya dari tahun 1817 –1830, menerapkan kebijakan
politik dan ekonomi liberal. Oleh kalangan konservatif seiring dengan kesulitan ekonomi
yang menimpa Belanda, kebijakkan politik ekonomi liberal dianggap gagal. Dalam
perkembangannya, kaum liberal dan konservatif silih berganti mendominasi parlemen dan
pemerintahan. Keadaan seperti ini berdampak kebijakan politik dan ekonomi di Indonesia
sebagai tanah jajahan juga silih berganti mengikuti kebijakan yang ada di Belanda.
Di Belanda sendiri ada 2 kubu yang berdebat :
Kubu Liberal
Memiliki keyakinan bahwa tanah jajahan akan mendatangkan keuntungan bagi Belanda jika
urusan ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada pihak swasta, tanpa campur tangan
pemerintah. Pemerintah kolonial hanya menarik pajak dan sebagai pengawas.
Kubu Konsevatif
Berkeyakinan bahwa tanah jajahan akan memberi keuntungan bagi Belanda apabila urusan
ekonomi ditangani langsung oleh pemerintah. Indonesia dinilai belum siap untuk diterapkan
kebijakan ekonomi liberal.
Kegagalan van der Capellen menjatuhkan kaum liberal, di parlemen dan pemerintahan
didominasi kaum konservatif. Pada masa Gubernur Jendral van den Bosch, menerapkan
kebijakan politik dan ekonomi konsevatif di Indonesia. Pada tahun 1830 mulai diterapkan
aturan kerja rodi ( kerja paksa ) yang disebur Cultuurstelsel. Cultuurstelsel dalam bahasa
Inggris adalah Cultivation System yang memiliki arti sistem tanam. Namun di
Indonesia Cultuurstelsel lebih dikenal dengan istilah tanam paksa. Ini cukup beralasan
diartikan seperti itu karena dalam prakteknya rakyat dipaksa untuk bekerja dan menanam
tanaman wajib tanpa mendapat imbalan. Tanaman wajib adalah tanaman perdagangan yang
laku di dunia internasional seperti kopi, teh, lada, kina dan tembakau.
Cultuurstelsel diperlakukan dengan tujuan memperoleh pendapatan sebanyak mungkin
dalam waktu relatif singkat. Dengan harapan utang-utang Belanda yang besar akibat perang
dalam menghadapi Napoleon maupun menghadapi perlawanan kerajaan-kerajaan di
Indonesia dapat diatasi.
Pokok-pokok Cultuurstelsel mencakup :
1. Rakyat wajib menyiapkan 1/5 dari lahan garapan untuk ditanami tanaman wajib.
2. Lahan tanaman wajib bebas pajak, karena hasil yang disetor sebagai pajak.
3. Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak akan dikembalikan.
4. Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menggarap tanaman wajib, tidak boleh
melebihi waktu yang diperlukan untuk menanam padi.
5. Rakyat yang tidak memiliki tanah wajib bekerja selama 66 hari dalam setahun
diperkebunan atau pabrik milik pemerintah.
6. Jika terjadi kerusakan atau gagal panen menjadi tanggungjawab pemerintah.
7. Pelaksanaan tanam paksa diserahkan sepenuhnya kepada para penguasa pribumi (kepala
desa).
Kalau melihat pokok-pokok Cultuurstelsel bila dilaksanakan dengan semestinya merupakan
aturan yang baik. Namun praktik di lapangan jauh dari pokok-pokok tersebut atau dengan
kata lain terjadi penyimpangan. Penyimpangan-penyimpangan itu antara lain :
1. Tanah yang harus diserahkan rakyat cenderung melebihi dari ketentuan 1/5,
dimaksudkan sebagai cadangan bila hasil kurang menguntungkan.
2. Tanah yang ditanami tanaman wajib tetap ditarik pajak.
3. Rakyat yang tidak punya tanah garapan ternyata bekerja di pabrik atau perkebunan lebih
dari 66 hari atau 1/5 tahun.
4. Kelebihan hasil tanam dari jumlah pajak ternyata tidak dikembalikan.
5. Jika terjadi gagal panen ternyata ditanggung petani.
Penyimpangan ini terjadi karena penguasa pribumi (kepala desa) tergiur oleh iming-iming
Belanda yang menerapkan system cultuur procenten.
Cultuur Procenten adalah :
Hadiah atau persen dari pemerintah bagi para pelaksana tanam paksa (penguasa pribumi,
kepala desa) yang dapat menyerahkan hasil panen melebihi ketentuan yang diterapkan
dengan tepat waktu.
Hal ini mebuat penguasa pribumi semakin gencar menekan rakyat untuk bekerja ekstra keras,
tidak peduli aturan atau pokok-pokok dalam cultuurstelsel. Hadiah atau persen adalah tujuan
utama disamping pujian-pujian dari pemerintah Hindia Belanda. Kemiskinan dan penderitaan
rakyat yang semakin parah tidak dipedulikan. Daerah-daerah yang banyak mengalami
penderitaan diantaranya :
1. Di daerah lembah Sala yang meliputi daerah Surakarta, Yogyakarta dan Madiun.
2. Di daerah lembah Brantas terutama di daerah Kediri, Surabaya dan Besuki ( Jatiroto ).
3. Di daerah pelabuhan Jepara dan Tuban.
4. Di daerah Priangan.
5. Di daerah Sumatra Barat, terutama sejak tahun 1840-an.
Berkat Tanam Paksa itu, antara tahun 1830 – 1870 ( dalam waktu 40 tahun ), Pemerintah
Belanda mendapat keuntungan 823 juta gulden. Dengan uang itu, kas negara Hindia-Belanda
dapat diisi penuh kembali, kira-kira hanya 33 juta gulden. Selebihnya dipakai untuk
membangun jalan kereta api dan gedung-gedung pemerintah di negeri Belanda.
PERBEDAAN PENGARUH KOLONIAL
Pengaruh kolonial tidak lepas dari masa pendudukan, tingkat kepentingan dan kebijakan yang
diterapkan. Tidak bisa dipungkiri bahwa kepulauan Indonesia sangat dipengaruhi oleh
pendudukan para kolonialis. Pengaruh kolonialis Barat mencakup beberapa aspek atau factor,
yaitu faktor ekonomi, politik, sosial dan kebudayaan . Namun tingkat pengaruhnya sangat
bervariasi antara pulau Jawa dengan pulau-pulau yang lain dan antara satu daerah dengan
daerah yang lain.Perbedaan pengaruh ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
Kompetisi atau persaingan.
Ketika persaingan bangsa Eropa untuk memperoleh daerah-daerah jajahan mencapai
puncaknya pada abad ke –19, pihak Belanda merasa wajib menduduki daerah-daearah di
luar Jawa. Walaupun pendudukan suatu daerah dari sisi nilai ekonomi minim, tapi dari segi
hegemoni, dalam rangka mencegah masuknya kekuatan Barat lain.
Keamanan
Untuk menjaga keamanan daerah-daearah yang sudah berhasil dikuasai, Belanda merasa
terpaksa untuk menaklukkan daerah-daerah lain yang mungkin akan mendukung atau
membangkitkan gerakan perlawanan. Kekuatan gerakan perlawanan juga menentukan
tingkatan besarnya pengaruh.
Letak strategis
Daerah yang memiliki posisi pada jalur pelayaran dan perdagangan internasional memiliki
nilai politis dan ekonomi yang sangat menguntungkan. Di tempat-tempat seperti para kolonis
biasanya bermukim, membangun benteng –benteng dan pelabuhan. Ternate, Ambon, Banten,
Batavia dan Makasar merupakan contoh daerah strategis.
Sumber Daya Alam ( SDA ) dan Sumber Daya Manusia ( SDM )
Daerah yang memiliki potensi hasil bumi komoditi perdagangan dan jumlah penduduk yang
padat tidak luput dari eksploitasi para kolonialis. Hasil bumi di kepulauan Indonesia berbeda-
beda, kepadatan penduduk tidak merata. Tentunya hasil bumi sebagai komoditas
perdagangan, manusiapun diperdagangkan dalam status sebagai budak. Madura walau dari
segi nilai ekonomi sangat kecil waktu itu, tapi dari segi manusia cukup berlimpah, ]leh karena
itu, para kolonialis menduduki Madura.
Kebijakan Pemerintah Kolonial
Suatu kebijakan bisa cocok diterapkan di pulau Jawa, namun jika dipraktikkan di pulau atau
daerah lain belum tentu menguntungkan. Maka di daerah yang tidak menguntungkan akan
dibiarkan oleh para kolonialis, sementara di daerah yang menguntungkan akan tumbuh subur
pengaruh kolonialis
Lampiran 4
Gambar stimulus pertemuan 1 dan 2

Peta Pelayaran Penjelajahan Samudera

Revolusi Industri

Revolusi Perancis
Lampiran 5

JURNAL PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP


Penilaian Observasi

Satuan Pendidikan : SMA N 1 Kendal


Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/ Semester : XI / 1
Tahun Pelajaran : 2018/ 2019
Waktu Pengamatan : Pada saat pelaksanaan pembelajaran.
Indikator : Aktif, Bekerja sama, Toleran

Kejadian/ Tindak
No Tanggal Nama Positif Negatif Karakter
Peristiwa Lanjut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
dst
Lampiran 6
Lembar Observasi untuk Penilaian Ketrampilan

LEMBAR PENGAMATAN/ OBSERVASI DISKUSI KELOMPOK

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia


Kelas / Semester : XI / 1
Kompetensi Dasar : perkembangan kolonialisme dan imperialisme di indonesia
Materi Pokok : VOC
Hari / tanggal pengamatan :

1) Penilaian dilakukan selama kegiatan diskusi


2) Hasil penilaian ini digunakan untuk mengetahui tingkat aktivitas peserta didik
3) Aspek yang dinilai:
- Tanggung jawab
- Kerja sama
- Keberanian mengajukan pertanyaan
- Kemampuan menyampaikan informasi/ menjawab pertanyaa
- Menghargai pendapat orang lain
4) Keterangan Skor dan Katagori skor
Skor 1 = sangat kurang Jumlah skor 1- 5 katagori tidak aktif
Skor 2= kurang Jumlah skor 5-10 katagori kurang aktif
Skor 3= cukup Jumlah Skor11-15 katagori cukup aktif
Skor 4= baik Jumlah skor 16-20 katagori aktif
Skor 5 = baik sekali Jumlah skor 21 -25 katagori sangat aktif

Berilah skor untuk setiap aspek!

NAMA PESERTA ASPEK PENILAIAN JUMLAH KATAGORI


NO DIDIK 1 2 3 4 5 SKOR
1
2
3
4
5
6
7
Dst
JUMLAH SKOR
RERATA SKOR
Lampiran 7
Pengamatan Penilaian Pengetahuan

Tabel Kisi- kisi Soal Ulangan Harian


Nomor
Kisi – Kisi Soal
Soal
Hubungan antara teori bumi bulat dengan penjelajahan samudera 1
Keterkaitan antara Revolusi Perancis dengan lahirnya paham Kolonialisme- 2
Imperialisme di Eropa
Penerapan kebijakan VOC yang memberikan keuntungan bagi Belanda 3
Latar belakang berdirinya VOC 4
Hubungan antara kekalahan Belanda dengan Daendels memerintah di Indonesia 5
Mentalitas Inlander di Indonesia 6
Perbandingan penerapan kebijakan Inggris di Indonesia dengan kebijakan 7
Belanda
Faktor yang mempengaruhi kemunduran VOC 8

Soal Ulangan Harian


Jawablah pertanyaan - pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan hubungan antara teori bumi bulat dengan penjelajahan samudera!
2. Bagaimana hubungan antara Revolusi Perancis dengan lahirnya paham Kolonialisme
Imperialisme di Eropa? Jelaskan!
3. Kebijakan apa yang membuat Belanda meraup keuntungan besar? Jelaskan bagaimana
pelaksanaan kebijakan tersebut di Indonesia!
4. Apa saja yang melatar belakangi lahirnya VOC?
5. Jelaskan keterkaitan antara kekalahan Belanda dengan hadirnya Daendels di Indonesia!
6. Apa itu Mentalitas Inlander?
7. Bandingkanlah antara kebijakan Inggris dengan kebijakan Belanda!
8. Jelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi kemunduran VOC!

Kunci Jawaban
1. Dengan adanya teori heliosentris yg mengatakan bahwa pusat tata surya adalah matahari
& bahwa bumi itu bulat, sehingga kemanapun kita pergi, kita akan sampai ke tempat
semula. maka banyak orang yang ingin membuktikan kebenaran teori itu dan
mengakibatkan terjadilah penjelajahan samurda.
2. Xxx
3. Kebijakan Tanam Paksa (cultuurstelsel). Sistem tanam paksa membuat para penduduk di
Hindia Belanda harus menanam tanaman produksi untuk ekspor seperti kopi, karet, teh
dan tembakau. Tanaman ini memiliki nilai jual tinggi, dan diekspor oleh pemerintah
Belanda untuk menghasilkan pendapatan besar.Sistem ini sangat berhasil membuat
Belanda meraup keuntungan besar, sehingga Hindia Belanda bisa mengirim keuntungan
besar bagi pemerintah Belanda
4. Latar belakang lahirnya VOC:
a) Menghindari persaingan yang tidak sehat antara pedagang belanda sehingga
keuntungan dapat diperoleh secara maksimal.
b) Untuk membantu pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol
yang ingin menguasai wilayah belanda
c) Untuk membantu pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol
yang ingin menguasai wilayah belanda
6. Pada akhir abad ke-18, terjadi suatu perubahan besar di Eropa, yaitu peristiwa
Revolusi Perancis dan diangkatnya Napoleon Bonaparte sebagai kaisar Perancis.
Sebagai kaisar Prancis, Napoleon melakukan agresi ke seluruh penjuru Eropa,
termasuk ke negeri Belanda. Belanda dapat ditaklukan setelah penyerangan oleh
Perancis pada tahun 1794-1795. Pada Januari 1795, secara resmi, Kerajaan Belanda
jatuh ke tangan Perancis dan didirikanlah pemerintahan boneka di sana. Pada tahun
1806, Napoleon mengangkat Louis Napoleon sebagai penguasa di negeri Belanda.
Louis Napoleon sebagai penguasa baru di negeri Belanda mengirimkan Herman
Willem Daendels ke Jawa.
7. Mental Inlander, adalahtidak memiliki rasa percaya diri sebagai sebuah bangsa,
memandang bangsa lain jauh lebih hebat dan maju. Tidak mampu membaca potensi
bangsa yang begitu besar, bahkan berpikiran picik menyerahkan pengelolaan
kekayaan bangsa kepada pihak lain karena menganggap bangsa ini tidak akan mampu
mengatur dirinya sendiri
8. Kolonial Inggris di Indonesia jauh lebih membawa manfaat daripada Belanda,
dapatdilihat buktinya dalam waktu singkat saja sudah banyak perkembangan,
antaranya : Penghapusan kerja paksa, pembangunan kebun raya bogor, dan penemuan
bunga raflesia arnoldi.
Sedang Belanda lebih fokus ke memeras sumber daya di Indonesia, contoh yang
paling jelasnya adalah kebijakan tanam paksa atau cultuurstelsel yang pelaksanaanya
membuat Belanda dapat membeli rempah - rempah dari Indonesia dengan harga yang
kelewat murah
8. a. Banyak korupsi yang dilakukan oleh para pegawai VOC.
b.Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat semakin meluasnya wilayah
kekuasaan VOC.
c. Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat sangat besar.
d. Persaingan dengan kongsi dagang lain, seperti kongsi dagang Portugis (Compagnie
des Indies) dan kongsi dagang Inggris EIC (East India Company).

Pedoman penilaian
1) Setiap soal apabila dijawab benar sempurna diberi nilai 12.5
2) Setiap soal apabila dijawab mendekati benar diberi nilai 10
3) Setiap soal apabila dijawab setengah benar diberi nilai 7
4) Setiap soal apabila dijawab tapi salah diberi nilai 3
5) Setiap soal apabila yang tidak dijawab diberi nilai 0
Lampiran 8
Remidial dan Pengayaan

A. Remidial dan Kunci Jawaban


1. Jelaskan hubungan antara teori bumi bulat dengan penjelajahan samudera!
Dengan adanya teori heliosentris yg mengatakan bahwa pusat tata surya adalah
matahari & bahwa bumi itu bulat, sehingga kemanapun kita pergi, kita akan sampai
ke tempat semula. maka banyak orang yang ingin membuktikan kebenaran teori itu
dan mengakibatkan terjadilah penjelajahan samurda.
2. Bandingkanlah antara kebijakan Inggris dengan kebijakan Belanda!
Kolonial Inggris di Indonesia jauh lebih membawa manfaat daripada Belanda,
dapatdilihat buktinya dalam waktu singkat saja sudah banyak perkembangan,
antaranya : Penghapusan kerja paksa, pembangunan kebun raya bogor, dan
penemuan bunga raflesia arnoldi.
Sedang Belanda lebih fokus ke memeras sumber daya di Indonesia, contoh yang
paling jelasnya adalah kebijakan tanam paksa atau cultuurstelsel yang
pelaksanaanya membuat Belanda dapat membeli rempah - rempah dari Indonesia
dengan harga yang kelewat murah

3. Bagaimana hubungan antara Revolusi Perancis dengan lahirnya paham Kolonialisme


Imperialisme di Eropa? Jelaskan!
xxxx
4. Kebijakan apa yang membuat Belanda meraup keuntungan besar? Jelaskan
bagaimana pelaksanaan kebijakan tersebut di Indonesia!
Kebijakan Tanam Paksa (cultuurstelsel). Sistem tanam paksa membuat para
penduduk di Hindia Belanda harus menanam tanaman produksi untuk ekspor seperti
kopi, karet, teh dan tembakau. Tanaman ini memiliki nilai jual tinggi, dan diekspor
oleh pemerintah Belanda untuk menghasilkan pendapatan besar.Sistem ini sangat
berhasil membuat Belanda meraup keuntungan besar, sehingga Hindia Belanda bisa
mengirim keuntungan besar bagi pemerintah Belanda

5. Jelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi kemunduran VOC!


a) Banyak korupsi yang dilakukan oleh para pegawai VOC.
b) Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat semakin meluasnya wilayah
kekuasaan VOC.
c) Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat sangat besar.
d) Persaingan dengan kongsi dagang lain, seperti kongsi dagang Portugis
(Compagnie des Indies) dan kongsi dagang Inggris EIC (East India
Company).

6. Jelaskan keterkaitan antara kekalahan Belanda dengan hadirnya Daendels di


Indonesia!
Pada akhir abad ke-18, terjadi suatu perubahan besar di Eropa, yaitu peristiwa
Revolusi Perancis dan diangkatnya Napoleon Bonaparte sebagai kaisar Perancis.
Sebagai kaisar Prancis, Napoleon melakukan agresi ke seluruh penjuru Eropa,
termasuk ke negeri Belanda. Belanda dapat ditaklukan setelah penyerangan oleh
Perancis pada tahun 1794-1795. Pada Januari 1795, secara resmi, Kerajaan Belanda
jatuh ke tangan Perancis dan didirikanlah pemerintahan boneka di sana. Pada tahun
1806, Napoleon mengangkat Louis Napoleon sebagai penguasa di negeri Belanda.
Louis Napoleon sebagai penguasa baru di negeri Belanda mengirimkan Herman
Willem Daendels ke Jawa.

7. Apa itu Mentalitas Inlander?


Mental Inlander, adalahtidak memiliki rasa percaya diri sebagai sebuah bangsa,
memandang bangsa lain jauh lebih hebat dan maju. Tidak mampu membaca potensi
bangsa yang begitu besar, bahkan berpikiran picik menyerahkan pengelolaan
kekayaan bangsa kepada pihak lain karena menganggap bangsa ini tidak akan
mampu mengatur dirinya sendiri

8. Apa saja yang melatar belakangi lahirnya VOC?


Latar belakang lahirnya VOC:
a) Menghindari persaingan yang tidak sehat antara pedagang belanda sehingga
keuntungan dapat diperoleh secara maksimal.
b) Untuk membantu pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi
Spanyol yang ingin menguasai wilayah belanda
c) Untuk membantu pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi
Spanyol yang ingin menguasai wilayah belanda

B. Pengayaan
1. Peserta didik mendiskusikan terkait berbagai macam perlawanan daerah terhadap
penjajah!
2. Peserta didik mencari ciri perlawanan pada masa tersebut!

Anda mungkin juga menyukai