Anda di halaman 1dari 6

SOAL LATIHAN UAS MPKT A 2016

Hari, Tanggal : Waktu

:-

Sifat Ujian

:-

Dosen

: Tim Dosen MPKT A (FT)

1. Geopolitik dan geostrategi Indonesia.


2. Wawasan nusantara.
3. Empat faktor pemersatu bangsa.
4. Pluralitas / pluralisme.
5. Jati diri bangsa Indonesia.
6. Hak Asasi Manusia (HAM).
7. Hak dan kewajiban warga negara.

JAWABAN LATIHAN UAS MPKT A 2016

Asisten Dosen

: Shafira Anandita

Jurusan, Angkatan

: Teknik Kimia 2015

1. Geopolitik Indonesia
(Buku Ajar MPKT A III hal. 41-43)
Geopolitik Indonesia merupakan kesatuan pandang bangsa tentang diri dan
lingkunganya. Lingkungan yang dimaksud adalah lokasi Indonesia, yaitu sebuah
negara kepulauan yang berada di antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua
samudera (India dan Pasifik).

Geostrategi Indonesia
(Buku Ajar MPKT A III hal. 43-44)
Untuk melaksanakan konsep Wawasan Nusantara, disusunlah konsep geostrategi yang
disebut ketahanan nasional. Konsep ketahanan nasional merupakan konsep pengaturan
keamanan dan kesejahteraan dalam kehidupan nasional. Konsep ketahanan nasional
disusun dengan sistematika seperti dalam konsep Wawasan Nusantara, yaitu
astagatra, yang terdiri dari:
a. Trigatra

: Aspek kekuatan alamiah (geografi, kekayaan alam, dan

kemampuan penduduk).
b. Pancagatra : Aspek kekuatan sosial (ideology, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan).

2. Wawasan Nusantara
(Buku Ajar MPKT A III hal. 41)
Geopolitik Indonesia disebut Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara didefinisikan
sebagai cara pandang dan sikap bangsa Indonesia tentang dirinya yang bhineka, dan
lingkungan geografinya yang berwujud negara kepulauan berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Tujuan Wawasan Nusantara adalah untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan segenap aspek kehidupan nasional yang dikenal sebagai astagatra.

Wawasan Nusantara dapat diurutkan sebagai berikut:


a. Pancasila sebagai filsafat, ideologi bangsa, dan dasar negara.
b. UUD 1945 seebagai konstitusi negara.
c. Wawasan Nusantara sebagai geopolitk bangsa Indonesia.
d. Ketahanan nasional sebagai geostrategic bangsa Indonesia.
e. Wawasan Nusantara dan ketahanan nasional sebagai doktrin dasar pengaturan
kehidupan nasional.

Wawasan Nusantara dapat dipakai sebagai:


a. Pola dasar perencanaan pembangunan nasional.
b. Pola dasar pemanfaatan lingkungan antara masyarakat dengan ruang hidupnya.
c. Pola dasar implementasi konsep pertahanan keamanan.
d. Pedoman melaksanakan tujuan nasional (ikut serta dalam upaya perdamaian
dunia).

3. Empat Faktor Pemersatu Bangsa


(Buku Ajar MPKT A III hal. 8-22)
a. Latar belakang sejarah bangsa Indonesia.
b. Pancasila dan UUD 1945.
c. Simbol-simbol / lambang-lambang persatuan bangsa.
d. Kebudayaan nasional.
Kebudayaan nasional adalah yang berlandaskan pada unsur-unsur kebudayaan
suku-suku bangsa di daerah yang dapat menimbulkan perasaan bangga terhadap
bangsa sendiri. Kebudayaan nasional mempunyai dua fungsi, yaitu:

Memperkuat rasa identitas nasional.

Memperluas rasa solidaritas nasional.

4. Pluralitas / Pluralisme
(http://www.rmol.co/read/2015/09/02/215669/Memahami-Pluralitas-MasyarakatIndonesia-)
Pluralisme Indonesia dipahami sebagai sebuah konsep kesatuan yang tersusun dari
berbagai unsur keberagaman. Keberagamannya diikat oleh sebuah kesatuan yang

kokoh, melalui persamaan sejarah sebagai penghuni gugusan bangsa yang pernah
dijajah oleh bangsa lain (dalam hal ini Belanda dan Jepang). Di samping persamaan
sejarah, pluralisme Indonesia juga diikat oleh kondisi obyektif bangsa Indonesia
sebagai suatu negara bangsa yang menjunjung tinggi asas kebersamaan, baik kondisi
obyektif maupun kondisi subyektif. Kesatuan kebangsaan ini juga biasa diistilahkan
dengan nasionalisme Indonesia.

Masyarakat pluralisme adalah suatu masyarakat yang terdiri atas berbagai unsur
dengan subkulturnya masing-masing lalu menjalin kesepakatan menampilkan diri
sebagai suatu komunitas yang utuh. Berbeda dengan masyarakat heterogen yang unsurunsurnya tidak memiliki komitmen ideologis yang kuat. Masyarakat pluralisme tidak
hanya sebatas mengakui dan menerima kenyataan kemajemukan masyarakat, tetapi
pluralisme harus dipahami sebagai suatu ikatan dan pertalian sejati sebagaimana
disimbolkan dalam Bhinneka Tunggal Ika (walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu).

5. Jati Diri Bangsa Indonesia


(Buku Ajar MPKT A III hal. 23-25)
Jati diri dapat diartikan sebagai ciri-ciri, gambaran, atau keadaan khusus seseorang atau
suatu benda. Jati diri pun diartikan sebagai identitas. Jadi, jati diri bangsa Indonesia
adalah ciri-ciri atau identitas kita sebagai bangsa Indonesia. Acuan bagi jati diri bangsa
Indonesia adalah Pancasila, UUD 1945, dan kebudayaan nasional. Dalam pembentukan
jati diri bangsa, diperlukan teladan yang baik dari pemimpin-pemimpin bangsa yang
tangguh.

6. Hak Asasi Manusia (HAM)


(Buku Ajar MPKT A III hal. 81-85)
HAM adalah hak yang dimiliki manusia karena keberadaannya. Secara dasar, HAM
dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Hak Individual
Hak individual adalah hak yang dimiliki individu terhadap negara. Negara tidak
dapat menghalangi individu mewujudkan hak ini. Contohnya adalah hak
mengikuti hati nurani, hak beragama, hak berserikat, dan hak mengemukakan
pendapat. Hak ini termasuk hak negatif (melarang orang berbuat sesuatu
untuknya).

b. Hak Sosial
Hak sosial adalah hak yang dimiliki seseorang sebagai anggota masyarakat
seperti ha katas pekerjaan yang layak dan hak atas pendidikan. Hak ini termasuk
hak positif (membolehkan orang berbuat sesuatu untuknya).

Sejarah Penegakan HAM:


a. Generasi Pertama

Generasi yang melahirkan kesadaran akan hak-hak sipil dan politik.

Lahir di negara-negara Barat dan ditandai oleh penandatanganan Magna


Charta di Inggris pada tahun 1215.

b. Generasi Kedua

Generasi dengan kesadaran akan hak ekonomi, sosial, dan budaya.

Diperjuangkan oleh negara sosialis pada masa perang dingin.

Didukung oleh banyak pemikir barat serta negara-negara yang baru


merdeka di Asia-Afrika

c. Generasi Ketiga

Generasi yang memiliki kesadaran untuk memperjuangkan hak atas


perdamaian dan hak atas pembangunan di negara-negara dunia ketiga.

HAM dalam Indonesia:


a. UUD 1945 merupakan sumber / landasan otoritas bagi rakyat untuk menikmati
hak dan memenuhi kewajiban sebagai warga negara.
b. Peraturan di Indonesia yang mengatur tentang HAM adalah UUD 1945 Pasal
28A-J dan UU Nomor 39 Tahun 1999.
c. HAM dalam UUD 1945:

Hak hidup.

Hak mengembangkan diri.

Hak memperoleh keadilan.

Hak perlindungan diri dan bebas dari penyiksaan.

Hak memperoleh suaka politik dari negara lain.

d. Sebelum amandemen, dalam UUD 1945, pasal HAM tidak dicantumkan secara
khusus, namun pasal hak warga negara tetap berpegang pada prinsip kedaulatan
rakyat dan sila-sila Pancasila.

e. Sesudah amandemen, dalam UUD 1945, terdapat pasal mengenai HAM, namun
pasal mengenai hak warga negara tidak dihilangkan dan dicantumkan batasambatasan.

7. Hak Warga Negara


(Buku Ajar MPKT A III hal. 85-88)
a. Keamanan.
b. Kemerdekaan.
Mencakup hak mengeluarkan pendapat dan mendapatkan informasi, hak
berserikat, hak beragama, hak memilih, dan hak untuk berpartisipasi dalam
pemerintahan.
c. Kesetaraan.

Kewajiban Warga Negara


(Buku Ajar MPKT A III hal. 89-90)
a. Mematuhi hukum dan pemerintahan.
b. Membela negara.
c. Membayar pajak.
d. Mengikuti pendidikan dasar (wajib sekolah).
e. Menghormati hak asasi orang lain.

Anda mungkin juga menyukai