Ada beberapa sektor yang ada dalam lingkup ekonomi maritim di Indonesia,
yaitu sektor pelayaran, sektor perikanan, dan sektor pariwisata bahari. Kita
bahas satu persatu, ya!
Sektor Pelayaran
Meskipun Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar,
industri pelayaran Indonesia masih memiliki banyak tantangan untuk dihadapi.
Kondisi pelayaran di Indonesia belum maksimal dalam meningkatkan
perekonomian megara. Selain karena fasilitas kapal angkut yang belum
memadai, sistem pelabuhan di Indonesia juga harus terus diperbaiki. Tidak
hanya kedua hal tersebut, potensi sumber daya manusia (SDM) di sektor
pelayaran juga harus terus ditingkatkan supaya sektor pelayaran bisa terus
berkembang dengan baik.
Sektor Perikanan
Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang cukup berkembang.
Kementerian Kelautan dan Perikanan juga sudah mengadakan gerakan
makan ikan, dengan harapan adanya peningkatan yang konsisten di sektor
perikanan dan semakin populernya ikan sebagai bahan makanan di
Indonesia.
Wah, ternyata masih banyak yang harus dikembangkan, ya. Lalu, strategi dan
kebijakan apa saja yang bisa digunakan untuk mengembangkan ekonomi
maritim di Indonesia? Lihat pada gambar di bawah, ya!
Ekonomi Agrikultur
Lahan pertanian
Tenaga Kerja
Pasar
Bahan pangan hasil olahan dari sektor agrikultur memiliki potensi untuk
dimanfaatkan lebih dari 230 juta orang. Jumlah konsumen bahan pangan
yang sangat besar ini merupakan potensi pasar yang besar untuk sektor
agrikultur. Oleh karena itu, bahan pangan hasil olahan tersebut harus terus
dikembangkan guna memaksimalkan potensi pasar.
Pendapatan di Indonesia belum dapat terdistribusi secara optimal. Selisih besaran pendapatan
yang diterima masyarakat kelas atas dan kelas bawah masih besar. masalah seperti ini tidak
bisa dibiarkan karena akan menimbulkan dampak negatif, antara lain terjadinya kriminalitas,
kemiskinan ataupun narkoba. Oleh karena itu, diperlukan pendistribusian pendapatan dalam
masyarakat secara adil.
a. Retribusi Vertikal.
Retribusi Vertikal menunjuk pada transfer uang dari orang kaya ke orang miskin. Disini,
jaminan sosial merupakan bentuk dukungan warga masyarakat yang kuat kepada warga
masyarakat yang lemah secara ekonomi.
b. Retribusi Horizontal.
Retribusi Horizontal adalah transfer uang “antar – kelompok”, yaitu dari kelompok satu ke
kelompok lain. contohnya, dari laki – laki ke perempuan, dari orang dewasa kepada anak –
anak, dari remaja ke orang tua. Redistribusi Horizontal dapat pula bersifat “antar – pribadi”,
yakni dari satu siklus kehidupan seseorang ke siklus lainnya. Jaminan sosial pada hakikatnya
merupakan dukungan finansial yang diberikan kepada anak – anak yang kelak membayarnya
manakala sudah dewasa, yang diberikan kepada orang sakit yang membayarnya manakala
sehat atau yang diberikan kepada para pensiunan yang telah mereka bayar pada saat masih
bekerja.
d. Pemerintah Bekerja Sama dengan Swasta Lokal dan Asing untuk Menjalankan
Program Corporate Social Responsibility (CSR).
Dengan adanya program pemerintah yang bekerja sama dengan swasta local dan asing untuk
menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR), diharapkan golongan
masyarakat bawah, buruh dan usaha – usaha bisa mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam
kegiatan ekonomi yang produktif secara keseluruhan, bukan hanya segelintir pengusaha yang
mendapat perlakuan khusus (Corner of Previledge). untuk keperluan tersebut, pemerintah
hendaknya melaksanakan prinsip tanggung jawab sosial yang menjadi tumpuan dan jaminan
bahwa segenap lapisan masyarakat secara keseluruhan bisa menikmati hasil – hasil
pembangunan ekonomi yang tengah dilakukan.
Untuk itu, pemerintah harus mampu bekerja sama dengan swasta local dan asing untuk
menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR). bahkan kalau perlu,
mewajibkan persentase laba bersih tertentu perusahaan untuk kegiatan CSR melalui pola
bapak angkat dalam kegiatan ekonomi. CSR selanjutnya dapat dijadikan sebagai salah satu
indicator tanggung jawab sosial untuk membantu mengembangkan dunia usaha kecil
menengah dan koperasi. Program ini menjadikan CSR sebagai tanggung jawab yang melekat
pada setiap perusahaan untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang dan sesuai
dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat.