Kel a s
XII
Sejarah
PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami sistem ekonomi liberal.
2. Memahami sistem ekonomi terpimpin.
2
Tujuan Gunting Syafruddin adalah untuk menanggulangi defisit anggaran sebesar
Rp5,1 miliar dan mengatasi masalah jangka pendek yang dihadapi pemerintah.
3
1.) Bank sirkulasi yang ada di Indonesia dikelola oleh orang Belanda bukan
Pribumi.
2.) Adanya peraturan mengenai pemberian kredit harus dikonsultasikan pada
pemerintah Belanda. Hal ini menghambat pemerintah dalam menjalankan
kebijakan ekonomi.
Tujuan dari program ini adalah agar pengusaha pribumi bekerja sama dengan
pengusaha asing, khususnya Cina dalam memajukan ekonomi Indonesia.
4
1.) Pengusaha pribumi kurang pengalaman sehingga hanya dijadikan alat untuk
mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah.
2.) Indonesia menerapkan sistem liberal sehingga lebih mengutamakan persaingan
bebas, tetapi pengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar bebas.
Sebagai tindak lanjut dari pembubaran Uni Indonesia-Belanda, pada 3 Mei 1956,
Presiden Soekarno menandatangani undang-undang pembatalan KMB. Dampak
dari pembubaran Uni Indonesia-Belanda dan pembatalan KMB adalah banyak
pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya, tetapi pengusaha pribumi belum
mampu mengambil alih perusahaan Belanda tersebut, akibatnya banyak perusahaan
Belanda yang diambil alih nopribumi (Cina).
5
Biro Perancang Negara bertugas merancang pembangunan jangka panjang dan
Ir. Djuanda diangkat sebagai menteri perancang nasional tersebut.
Dalam Munap terjadi perubahan sasaran dan prioritas dalam RPLT sehingga
pembangunan merata. Namun, tetap saja rencana pembangunan tersebut tidak
dapat dilaksanakan dengan baik. Berikut ini alasan kegagalan tersebut.
1.) Adanya kesulitan dalam menentukan skala prioritas.
2.) Terjadi ketegangan politik antarpusat dan daerah yang tak dapat diredakan
sehingga menimbulkan pemberontakan PRRI/Permesta.
3.) Penumpasan pemberontakan PRRI/Permesta membutuhkan biaya besar
sehingga meningkatkan defisit Indonesia.
4.) Ketegangan politik Indonesia-Belanda menyangkut masalah Irian Barat semakin
panas hingga mencapai konfrontasi bersenjata.
6
B. Sistem Ekonomi Terpimpin
1. Kebijakan Ekonomi Demokrasi Terpimpin
Seiring dengan perubahan politik menuju Demokrasi Terpimpin, sistem ekonomi di
Indonesia juga menganut sistem ekonomi terpimpin. Dalam sistem ekonomi terpimpin,
pemerintah memegang peranan utama dalam menjalankan perekonomian nasional.
Tujuan dari ekonomi terpimpin adalah terciptanya pemerataan ekonomi pada semua
kalangan masyarakat sehingga yang kaya tidak semakin kaya, sedangkan yang miskin
tidak semakin miskin.
Beberapa kebijakan ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin yang bertujuan untuk
menangani krisis ekonomi dan moneter antara lain sebagai berikut.
a. Berusaha menekan laju inflasi sejak 1959. Cara yang dilakukan:
1.) memberlakukan devaluasi mata uang pada 25 Agustus 1959;
2.) menetapkan pembekuan sebagian dari seluruh simpanan uang di bank-bank
Indonesia dengan tujuan mengurangi banyaknya mata uang yang beredar;
3.) membentuk Panitia Penampung Operasi Keuangan (PPOK) yang bertugas
untuk menindaklanjuti kebijakan keuangan pemerintah.
b. Melakukan pengetatan anggaran belanja negara, serta melakukan pengawasan
manajemen dan administrasi perusahaan swasta. Hal ini bertujuan agar aliran
dana kredit rupiah dapat mengalir lancar untuk membantu usaha dalam rangka
meningkatkan kemakmuran rakyat Indonesia.
c. Memberlakukan “sistem lisensi”, yaitu kegiatan perekonomian, terutama impor,
hanya dapat dijalankan oleh orang-orang yang mendapatkan izin dari pemerintah.
d. Mengubah Dewan Perancang Nasional yang dibentuk pada 1959 menjadi Badan
Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dibentuk pada 1963 yang
dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno. Tugas Bappenas untuk menyusun
rencana perekonomian dan moneter jangka panjang tahunan baik dalam taraf
nasional maupun daerah, serta mempersiapkan dan menilai mandataris untuk
MPRS.
7
e. Menetapkan pendirian Bank Tunggal Milik Negara berdasarkan Penetapan Presiden
No.7/1965. Tujuan kebijakan ini adalah menyediakan wadah bagi arus perputaran
sirkulasi uang antarbank, baik bank sentral maupun umum.
f. Pengeluaran uang rupiah baru berdasarkan Penetapan Presiden No.27/1965.
Uang rupiah baru memiliki nilai 100 kali dari uang rupiah lama sehingga jumlah
pengeluaran pemerintah pun membengkak dari Rp3 miliar menjadi Rp30 miliar.
8
Selain membuat bangunan, politik Mercusuar juga terlihat dari diselenggarakannya
Games of the New Emerging Forces (Ganefo) di kompleks olahraga Senayan sebagai pesta
olahraga negara-negara berkembang guna menandingi Olimpiade sebagai perhelatan
olahraga dunia yang dianggap produk negara-negara Oldefo. Ganefo pertama diadakan
di Jakarta pada 10 - 22 November 1963.
3. Pendirian Bappenas
Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas) dibentuk pada 1963. Bappenas
merupakan perubahan dari Dewan Perancang Nasional yang dibentuk pada 1958 pada
masa Kabinet Djuanda. Dewan Perancang Nasional diketuai oleh Muhammad Yamin dan
dasar pendiriannya adalah Undang-Undang No. 80 Tahun 1958.
Pada 26 Juli 1960, Dewan Perancang Nasional berhasil menyusun “Rancangan Dasar
Undang-Undang Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Tahun 1961 – 1969”.
Kemudian hal ini disetujui MPRS melalui Tap No. 2/MPRS/1960. Selanjutnya, pada 1963,
Dewan Perancang Nasional berganti nama menjadi Badan Perancang Pembangunan
Nasional (Bappenas). Bappenas dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno. Hal ini
menunjukkan Demokrasi Terpimpin membuat Presiden Soekarno berkuasa penuh sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan.
Tugas Bappenas adalah menyusun rencana jangka panjang dan rencana tahunan,
baik nasional maupun daerah, mengawasi dan menilai pelaksanaan pembangunan,
menyiapkan dan menilai mandataris untuk MPRS.
9
4. Devaluasi Mata Uang Rupiah
Pada awal masa Demokrasi Terpimpin, perekonomian Indonesia sudah dihadapkan pada
masalah inflasi yang tinggi. Untuk mengatasi inflasi, pemerintah Indonesia melakukan
devaluasi mata uang rupiah.
Akan tetapi, usaha pemerintah tersebut tetap tidak mampu mengatasi kemerosotan
ekonomi, terutama perbaikan dalam bidang moneter. Hal ini disebabkan oleh hal-hal
berikut.
1. Pengeluaran biaya untuk penyelenggaraan Asian Games IV pada 1962, Ganefo pada
1963, pembangunan dalam rangka mewujudkan proyek Mercusuar, serta usaha
pembebasan Irian Barat.
2. Penurunan ekspor dan impor.
3. Pembelanjaan cadangan devisa negara sebesar 3 juta dolar Amerika Serikat akibat
konfrontasi dengan Malaysia dan negara Barat.
10
5. Deklarasi Ekonomi
Deklarasi Ekonomi (Dekon) dicetuskan pada 28 Maret 1963 oleh Presiden Soekarno.
Dekon dirumuskan sebagai landasan bagi perbaikan ekonomi secara menyeluruh. Latar
belakang dikeluarkan Deklarasi Ekonomi adalah sebagai berikut.
a. Berbagai peraturan dikeluarkan pemerintah untuk merangsang ekspor mengalami
kegagalan.
b. Sulitnya memperoleh bantuan modal dan tenaga dari luar negeri sehingga
pembangunan yang direncanakan guna meningkatkan taraf hidup rakyat tidak
dapat terlaksana dengan baik.
Dekon berlandaskan pada sistem ekonomi Indonesia, yaitu berdiri di atas kaki
sendiri (berdikari) dengan mengutamakan pertanian, perkebunan, dan pertambangan
yang dikerjakan secara gotong royong antara rakyat dan pemerintah sebagai syarat untuk
menyalurkan daya kerja dan daya kreatif secara maksimal.
Tujuan utama Deklarasi Ekonomi adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat
nasional, demokratis, dan bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk mencapai tahap
ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
11
6. Pelaksanaan Pembangunan Nasional
Pelaksanaan pembangunan nasional pada masa Demokrasi Terpimpin dirumuskan dalam
Sidang Umum MPRS I Tahun 1960 yang menghasilkan Tap MPRS No. II/MPRS/1960 tentang
Garis-Garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama (1961
- 1969). Peresmiannya dilakukan pada 1 Januari 1961 di halaman Gedung Proklamasi.
Namun, pelaksanaan pembangunan nasional mempunyai hambatan:
a. kurangnya tenaga ahli dan modal;
b. bantuan luar negeri sulit didapatkan karena sikap politik Indonesia yang memusuhi
negara Barat;
c. penghentian ekspor ke Singapura tidak diimbangi dengan penambahan pendapatan
negara.
12
b. Masalah ekonomi tidak diatasi berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi, tetapi diatasi
dengan cara-cara politis.
c. Kemenangan politik diutamakan, sedangkan kehidupan ekonomi diabaikan (politik
diutamakan tanpa memerhatikan ekonomi).
d. Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah sering bertentangan antara satu
peraturan dengan peraturan yang lainnya.
e. Tidak ada ukuran yang objektif untuk menilai suatu usaha atau hasil dari suatu
usaha.
f. Terjadinya berbagai bentuk penyelewengan.
g. Kebangkrutan tidak dapat dikendalikan, masyarakat mengalami kesulitan hidup,
kemiskinan, dan angka kriminalitas meningkat.
7. Peningkatan Perdagangan
Pemerintah membangkitkan ekonomi agraris atau pertanian sumber perdagangan
Indonesia sebab kurang lebih 80% penduduk Indonesia hidup dari bidang pertanian.
Hasil pertanian tersebut diekspor untuk memperoleh devisa yang selanjutnya digunakan
untuk mengimpor berbagai bahan baku atau barang konsumsi yang belum dihasilkan di
Indonesia.
13