1. Pendahuluan1
Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat di al-Qur’an Surah al-Baqarah
Ayat 31 yang berbunyi,
ٓ
َ ٰ ؤُٓاَل ِء إِن ُكنتُ ْم%%%%%َٓ َمٓا ِء ٰه%%%%%ُٔونِى بِأ َ ْس%ُال أَ ۢنبِٔـ%%%%%
َ ِدقِين%%%%%ص َ َ ِة فَق%%%%%هُ ْم َعلَى ْٱل َم ٰلَئِ َك%%%%%ض
َ ا ثُ َّم َع َر%%%%%َ َمٓا َء ُكلَّه%%%%%َو َعلَّ َم َءا َد َم ٱأْل َ ْس
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang
benar!"
Nama adalah symbol, melekat pada suatu benda yang merepresentasikan substansi
benda tersebut. Proses simbolisasi dan aktualisasi ajaran agama itulah yang kemudian
melahirkan kebudayaan. Pada ayat tersebut, dapat terlihat bahwa terdapat hubungan
antara agama dan kebudayaan bahkan sejak awal penciptaan manusia di muka bumi.
Sehingga antara agama dan kebudayaan terdapat kaitan yang erat utamanya sebagai
sarana untuk menjelaskan dan menyampaikan ajaran-ajaran Allah yang abstrak.
4
Ngatawi Al-Zastrouw, et al., Materi Pembelajaran Mata Kuliah Agama Islam (Jakarta: Universitas
Indonesia, 2020),hlm. 65.
5
Nur Cholis Madjid, Islam, Doktrin dan Peradaban (Jakarta: Paramadina, 1992), hlm. 61.
6
Lihat al-Qur’an Surah Az-Zumar (39): 39.
7
El-Zastrouw, Materi Pembelajaran Mata Kuliah Agama Islam, hlm. 90.
8
Soerojo W, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat (Jakarta: Haji Masagung, 1988), hlm. 29.
berlaku bila tidak bertentangan dengan hukum agama yang dipeluk oleh masyarakat
atau yang biasa dikenal dengan teori receptie a contrario.9
3. Refleksi
Allah SWT telah memberikan akal kepada manusia untuk dapat dimanfaatkan
salah satunya dengan menciptakan kebudayaan. Hubungan antara kebudayaan dan
agama adalah hubungan yang saling melengkapi satu sama lain. Kebudayaan dapat
menjadi sarana untuk mengimplementasikan nilai-nilai religious ke dalam kehidupan
kita sehari-hari. Allah memberikan kelonggaran untuk hal-hal yang menyangkut
mu’amalah sehingga apapun bentuk kebudayaan yang kita miliki tidak perlu untuk
dipertentangkan selama sesuai dengan nilai-nilai kebaikan di dalam Islam dan tidak
melanggar hal-hal yang sudah ditetapkan baku di dalam hukum agama Islam.
9
Sovia Hasanah, “Arti Teori Receptio a Contrario,”
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5add48d9a8a43/arti-teori-ireceptio-a-contrario-i/, diakses
10 September 2021.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an. Diterjemahkan oleh Tim Departemen Agama Republik Indonesia. Jakarta: Tim
Departemen Agama Republik Indonesia, 2009.
Al-Zastrouw, Ngatawi, et al. Materi Pembelajaran Mata Kuliah Agama Islam. Jakarta:
Universitas Indonesia, 2020.
Madjid, Nur Cholis. Islam, Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Paramadina, 1992.
Parwata, Anak Agung Oka, et al. Memahami Hukum dan Kebudayaan. Bali: Pustaka
Ekspresi,
2016.