Disusun Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemikiran dan Peradaban Islam
DI SUSUN OLEH:
MUSLIMIN
2021
i
DAFTRA ISI
DAFTRA ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama dan Budaya...............................................................................5
B. Hubungan Agama dan budaya..............................................................................15
C. Contoh hubungan Agama dan budaya..................................................................17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................20
B. Saran....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan kata lain Agama dan budaya adalah dua kategori yang
berbeda tetapi saling melekat dan tidak dapat dipisahkan, dengan Agama
seseorang dapat menjalankan regulasi yang menjadi aturan pada suatu
kebudayaan sesuai ajaran Agama Islam, sedangkan budaya adalah
menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun
nonmaterial yang sesuai dengan ajaran agama Islam.2
Budaya merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan
manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada
1
Laode Monto Bauto, Perspektif Agama dan Kebudayaan dalam Kehidupan Masyarakat
Indonesia, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial Vol. 23, No 2. Kendari: Jurusan Sosiologi FISIP
Universitas Haluleo, 2014, h. 24
2
Elly M. Setiadi, dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana, 2006, h. 27
1
2
Budaya terbagi menjadi dua ada yang positif dan ada yang negative.
Dikatakan budaya baik (positif) ialah suatu budaya atau tardisi turun temurun
yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok tertentu dan tidak bertentangan
dengan agama. Sedangkan budaya negatif adalah suatu tradisi yang dilakukan
seseorang atau kelompok yang bertentangan dengan agama serta dapat
menimbulkan keresahan dikehidupan masyarakat. Sebagaimana Allah SWT
berfirman:
Terjemahnya:
“Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang
ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.”
(Q.S Al-A’raf/7:199).5
Makna ‘urf dalam ayat di atas adalah perkara kebaikan yang dikenal
dan berkembang dalam elemen masyarakat tertentu baik berupa tutur kata
ataupun amalan-amalan yang baik dan dipertahankan olek kelompok dalam
satu daerah.
3
Ibid., hlm 30
4
Dr.Saihu,M.Pd.I Hubungan antara Agama dan Budaya Dosen Pascasarjana Institut PTIQ
Jakarta, 2019
5
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV. Jumanatul, 2004,
h. 299
Sedangkan Nabi Muhammad SAW juga memberikan pengertian
tentang budaya sebagai berikut:
ول مَا ِم ْن ْقَو ٍم ي َ ْظ ُهَر ِف ِهي ْم ا ّ ِلراَب اَّل ُأ ِخ ُذوا ُ َر ُس و َل اهَّلل ِ َص ىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َس مَّل َ ي َ ُق
ِإ اِب َّلسنَ ِة َو َما ِم ْن قَ ْو ٍم ي َ ْظه َُر ِف ِهي ْم ا ُّلر َشا اَّل ُأ ِخ ُذوا اِب ُّلرع ِْب
Artinya:
ِإ
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah riba
merajalela pada suatu kaum kecuali akan ditimpa paceklik. Dan
tidaklah budaya suap merajalela pada suatu kaum kecuali akan
ditimpakan kepada mereka ketakutan." (H.R Ahmad/ 17115).6
6
Sahudi, Studi Hadits Multikultural, Yogyakart: Idea Press ,2020, hlm 291
mencampur adukkan antara nilai-nilai Agama dengan nilai-nilai budaya,
padahal kedua hal tersebut tentu saja tidak dapat seratus persen disamakan,
bahkan mungkin berlawanan. Demi terjaganya esistensi dan kesesusian nilai-
nilai agama sekaligus memberi pengertian, disini penulis hendak mengulas
mengenai Apa itu Agama dan Apa itu budaya serta apa hubungan Agama dan
budaya beserta contohnya.
B. Rumusan Masalah
digunakan oleh manusia untuk menghamba kepada Sang Pencipta yaitu Allah
Tujuannya yaitu agar manusia mengetahui Pencipta seluruh alam dan semesta
beserta isinya.
yaitu “a” yang berarti tidak dan “gama” yang berarti kacau. Maka agama
berarti tidak kacau (teratur). Dengan demikian agama itu adalah peraturan,
dirasakan terhadap sesuatu yang diyakininya, bahwa sesuatu lebih tinggi dari
sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan system perilaku yang
7
Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam: Studi Kritis dan Refleksi Historis,
Jogyakarta: Titian Ilahi Press: 1997, h. 28
8
Daradjat dan Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 2005, h. 10
5
yang kuat, yang meresapi dan yang tahan lama dalam diri manusia dengan
6
7
ruang lingkup yang sangat luas dalam kehidupan dan tidak hanya sekedar
keyakinan yang diturunkan oleh Tuhan kepada manusia untuk diyakini dan
kebaikan yang sudah tertata didalamnya. Dalam hal ini, Al Qur’an sebagai
petunjuk yang akan menuntun seluruh umat manusia bukan hanya Islam saja
9
Cliffort Geertz, Kebudayaan dan Agama, Jogyakarta: Kanisius, 1992, h. 5
10
Bustanuddin Agus, Agama dalam Kehidupan Manusia :Pengantar Antropologi Agama,
Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2006), h. 33
8
Terjemahnya:
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan)
yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang
Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala
yang besar”. (Q.S Al-Isra’/17:9)11
Jalan yang lurus dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa jalan yang
benar dan diberi petunjuk oleh Allah SWT tampa ada kesalahan dan
1) Bersifat Edukatif
2) Berfungsi Penyelamat
yang diberikan agama adalah keselamatan yang meliputi dua alam, yakni
alam dunia dan alam akhirat. Dalam mencapai keselamatan itu agama
11
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV Jumanatul,
2004, h.
12
Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2002, h. 247-249
9
batin melalui tuntunan agama. Rasa berdosa dan rasa bersalah akan segera
terikat batin kepada tuntunan ajaran tersebut, baik secara individu maupun
norma, sehingga dalam hal ini agama dapat berfungsi sebagai pengawas
yang kokoh.
6) Berfungsi Transformatif
sebelum itu.
7) Berfungsi Kreatif
produktif bukan saja untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga demi
10
secara rutin, akan tetapi juga dituntut melakukan inovasi dan penemuan
baru.
8) Berfungsi Sublimatif
yang bersifat duniawi namun juga yang bersifat ukhrawi. Segala usaha
secara tulus ikhlas karena dan hanya untuk Allah adalah ibadah.
(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan dapat
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani, kata culture juga
bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal, sehingga
dengan budi dan akal, ada juga yang berpendapat sebagai suatu
perkembangan dari majemuk budi-daya yang artinya daya dari budi atau
13
Muhaimin, Islam dalam Bingkai Buduaya Lokal;Potret dari Cirebon, Jakarta : Logos,
2001, h. 153
14
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1993, h. 9
11
kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya
Terjemahannya:
“Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang
ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.”
(Q.S Al-A’raf/7:199)17
Telah jelas bahwa Allah SWT menganjurkan untuk menjalankan
hal-hal yang baik, yang bermanfaat bagi manusia dengan begitu ummat
15
Ibid., h. 5
16
Jacobus Ranjabar, Sistem Sosial Budaya Indonesia; Suatu Pengantar, Bogor : Ghalia
Indonesia, 2006, h. 21
17
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV. Jumanatul, 2004,
h.
12
dengan kitab suci yang diyakini, sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu
adalah :18
1. Sistem Bahasa
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan
sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan
18
Tasmuji, Dkk, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, (Surabaya:
IAIN Sunan Ampel Press, 2011), hlm 160-165
13
3. Sistem Sosial
6. Sistem Religi
bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang
7. Kesenian Perhatian
awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan
manusia. Agama adalah karya Allah SWT sedangkan budaya karya manusia.
Dengan demikian, Agama bukan dari budaya dan budaya pun bukan dari
bagian Agama. Hal ini bukan berarti bahwa keduanya terpisah sama sekali,
melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Melalui Agama yang
dibawa oleh para nabi dan rasul, sebagaimana Allah SWT menyampaikan
dalam Al-Qur’an:
19
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV. Jumanatul,
2004, h.
16
SWT, dan menjauhi perilaku (budaya) yang tidak sesuai dengan Agama.
Dengan kata lain, Agama akan selalu mengontrol perilaku manusia untuk
bumi ini, namun ada sebagian manusia yang tidak mengindahkan agama yang
suatu hal yang sulit, karena kita memiliki kebebasan yang telah diatur oleh
adalah nilai dan symbol. Agama adalah symbol yang melambangkan nilai
dipadupadankan karena antara agama dan budaya memiliki relasi yang kuat.
dalam masyarakat, yang beberapa memang tidak sesuai dan bertolak belakang
Seperti yang sudah diketahui budaya adalah suatu tradisi atau perilaku
estetika seseorang ataupun kelompok yang sudah dilakukan pada suatu daerah
mempengaruhi budaya sesuai kondisi pada suatu daerah tertentu yang dianut
seseorang.
salah satu tradisi Islam khas Nusantara yang dilakukan pada hari ke-8 bulan
Syawwal. Tradisi ini masih lestari dan dilakukan turun temurun khususnya di
Setelah ritual berdoa bersama selesai, mereka pun makan ketupat bersama
dengan aneka macam lauk-pauknya, seperti gulai, opor, rendang, dan aneka
sudah meninggal, atau saling kunjung dan bersilaturrahim antar sanak famili
saling berbagi dan gotong royong terasa demikian sangat kuat terpancar dalam
20
Tim Direktoral Jendral PAI, Ensiklopedia Islam Inbdonesia, (Jakarta: Pendidikan
Agama Tinggi Keagamaan Islam, 2018), hlm 165
18
حَدَّ ثَنَا َع ْب دُ اهَّلل ِ ْب ُن ُم َح َّم ٍد حَدَّ ثَنَا ِه َش ا ٌم َأ ْخرَب َ اَن َم ْعم ٌَر َع ْن ُّالز ْه ِر ِ ّي َع ْن َأيِب َس لَ َم َة َع ْن َأيِب
ه َُر ْي َر َة َريِض َ اهَّلل ُ َع ْن ُه َع ْن النَّيِب ِ ّ َصىَّل اهَّلل ُ عَلَ ْي ِه َو َسمَّل َ قَا َل َم ْن اَك َن يُْؤ ِم ُن اِب هَّلل ِ َوالْ َي ْو ِم اآْل ِخ ِر
فَلْ ُي ْك ِر ْم ضَ ْي َف ُه َو َم ْن اَك َن يُْؤ ِم ُن اِب هَّلل ِ َوالْ َي ْو ِم اآْل ِخ ِر فَلْ َي ِص ْل َرمِح َ ُه َو َم ْن اَك َن يُ ْؤ ِم ُن اِب هَّلل ِ َوالْ ْيَو ِم
اآْل ِخ ِر فَلْ َي ُق ْل َخرْي ً ا َأ ْو ِل َي ْص ُم ْت
Artinya:
tradisi kupatan sebagai tradisi luhur yang harus dilestarikan karena tidak
bertentangan dengan agama bahkan sesuai dengan hadits Nabi. Tradisi kupatan
21
Sahudi, Studi Hadits Multikultural, (Yogyakart: Idea Press, 2020), hlm 288
19
sebagai wujud praktik nilai luhur dari silaturrahim, agar mendapatkan hidup
memaafkan atas segala kesalahan selama bergaul baik sengaja maupun tidak
disengaja.
kebudayaan daerah Jawa namun kini telah tersebar hingga luar pulau Jawa, dan
ternyata tradisi ini bisa diterima oleh masyarakat luas dan didukung oleh
pemerintah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Agama datangya dari Allah SWT, agama dijadikan sebagai media yang
wajib digunakan semua ummat manusia terlebih khusus pada ummat Islam.
Karena dengan agama manusia bisa hidup tertata, terjaga dan baik, serta
merasakan ketentraman dalam kehidupannya. Sedangkan budaya adalah
hasil karya manusia yang telah lama dibudayakan dalam suatu masyarakat.
Dengan budaya manusia bisa mengekspresikan mempertahankan perilaku,
karya, cipta yang estetika atas dasar agama.
2. Agama dan budaya adalah satu kesatuan yang berbeda tetapi keduanya
saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Dengan agama manusia tertata
dari segi muammalah, ibadah dan lain sebagainya. Sedangkan budaya
sebagai hasil dari perilaku manusia berdasarkan agama. Agama bukan dari
budaya dan budaya pun bukan bagian dari Agama.
3. Salah satu contoh hubungan agama dan budaya yaitu “kupatan”. Kupatan
adalah tradisi Jawa yang dipertahankan sampai saat ini. Tujuan paling utama
diselenggarakannya tradisi kupatan sebagai tradisi luhur yang harus
dilestarikan karena tidak bertentangan dengan agama bahkan sesuai dengan
hadits Nabi. Dengan tradisi kupatan menjadi momen penting bagi ummat
Islam agar dapat mempererat tali silaturrahim.
B. Saran
Besar haranpan penulis, makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca baik
secara akademisi maupun non akademis. Dapat digunakan sebagai bahan bacaan
dan lain sebagainya. Penulis mengucapkan banyak terima kasih.
20
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat dan Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 2005).
Elly M. Setiadi, dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana, 2006).
Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam: Studi Kritis dan Refleksi Historis,
(Jogyakarta: Titian Ilahi Press: 1997).
Tasmuji, Dkk, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar,
(Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2011).
21