Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERSAUDARAAN (AL UKHUWAH)

Disusun untuk memenuhui tugas Mata Kuliah Study Hadist Multikultur


(Kajian Study Hadist Multikultur)
Dosen Pengampu : Dr. SAHUDI, M.H.I, M.Pd.I

OLEH :

SAMSUL BAHARUDDIN (161920211120012)


RAHMAT (161920211120011)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MULTIKULTUR


PROGRAM STUDI PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
FATTAHUL MULUK PAPUA
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan antara
satu dengan yang lainnya. Dalam kehidupan bermasyarakat, interaksi manusia
pasti terjadi dan dengan adanya interaksi tersebut maka pengetahuan manusia
tentang keberadaan sesorang dapat menjadi modal terjalinya keakraban bagi
sesama manusia.
Dengan adanya manusia sebagai makhluk sosial maka manusia harus
selalu menjalin hubungan baik dengan manusia lainnya, salah satunya dengan
cara bersilaturrahim. Bersilaturrahim sangat penting dilakukan oleh umat
manusia. Karena, dengan bersilaturrahim akan mempererat hubungan
persaudaraan antar umat manusia.
Dengan terjalinnya keakraban antar umat manusia maka akan lahir rasa
kasih sayang sertra cinta kasih kepada yang lainnya, baik itu kepada sesama
pemeluk agama, antar umat beragama, suku, dan ras yang ada.
Indonesia merupakan bangsa yang mayoritas penduduknya beragama
islam dan menjadi negara muslim terbesar dunia. Hal ini tidak serta merta
menjadikan bangsa Indonesia menjadi negara muslim sehingga wajib
menerapkan hukum islam kepada setiap warga negaranya.
Rasa kecintaan terhadap bangsa dan tanah air yang tertanam dalam hati
setiap warga negara Indonesia , serta persaudaraan sebagai penduduk dari
bangsa yang terjajah dan niat yang tulus ingin merdeka menjadi modal yang
kuat dalam perjuangan merebut kemerdekaan.
Semua hal tersebut tidaklah mudah dalam mencapai itu semua keegoisan
dalam setiap individu harus dikesampingkan demi kemaslahatan umat.
Dalam ajaran agama islam persaudaraan adalah sesuatu hal yang
diwajibkan dan Sebagai seorang muslim wajib untuk menjalin tali
persaudaraan dengan muslim lainnya. Dimana persaudaraan itu merupakan
pertalian persahabatan yang serupa dengan hubungan kekeluargaan.
Persaudaraan (ukhuwwah) dalam Islam dimaksudkan bukan sebatas
hubungan kekerabatan karena faktor keturunan, tetapi yang dimaksud dengan
persaudaraan dalam Islam adalah persaudaraan yang diikat oleh tali akidah
(sesama Muslim) dan persaudaraan karena fungsi kemanusiaan (sesama
manusia makhluk Allah SWT).
Persaudaraan tersebut sangat jelas dicontohkan oleh Rasulullah SAW.,
yaitu mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar, serta
menjalin hubungan persaudaraan dengan suku-suku lain yang tidak seiman
dan melakukan kerja sama dengan mereka.1
Dalam Al-Qur’an dijelaskan setiap mukmin adalah saudara yang
diperintahkan Allah SWT, untuk saling mengikrarkan perdamaian dan berbuat
kebajikan di antara satu dengan yang lainnya dalam rangka taat kepada-Nya
Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S Al Hujurat/49:10

      


    

Terjemahannya:
Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.2
Pada ayat di atas Allah S.W.T. menegaskan dua hal pokok. Pertama,
bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Kedua, jika
terdapat perselisihan antar saudara, diperintahkan oleh Allah Swt. untuk
melakukan islah (upaya perbaikan atau perdamaian).

1
Endi Suhendi Zen dkk, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA Kelas X,
(Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2014), Hal. 8
2
RZ, Al Qur’an Cordoba Terjemahan Dan Tajwid Berwarna, (Bandung : Cordoba
Internasional Indonesia, 2015), H. 516
Interaksi sosial merupakan suatu pondasi dari hubungan yang berupa
tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan
di dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, interaksi
sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan-aturan dan nilai-
nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas
pribadi masing-masing, maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan
sesuai dengan yang kita harapkan.
Di dalam kehidupan sehari-hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari
hubungan antara satu dengan yang lainnya, ia akan selalu perlu untuk mencari
individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar
pikiran.
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan diatas maka penulis
akan membahasnya dalam makalah ilmiah yang berjudul “Persaudaraan (Al
Ukhuwah)“.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat
menentukan rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengertian Al Ukhuwah?
2. Seperti Apakah Al Ukhuwah Dalam Perspektif Al Quran?
3. Bagaimanakah Al Ukhuwah Dalam Perspektif Hadist?

C. BATASAN MASALAH
Karena banyaknya masalah yang dikaji dalam masalah Persaudaraan
(Ukhuwah), maka penulis ingin membatasi masalah tentang Ukhuwah ini,
sehingga menjadi keterangan yang lebih jelas. Sedangkan masalah yang
akan penulis bahas adalah tentang Ukhuwah dalam perspektif Al-Qur’an
dan Al Ukhuwah Dalam Perspektif Hadist.

D. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pengertian Persaudaraan (Al Ukhuwah)
2. Untuk mengetahui seperti apa Persaudaraan (Al Ukhuwah) Dalam
Perspektif Al Quran
3. Untuk mengetahui bagaimana Persaudaraan (Al Ukhuwah) Dalam
Perspektif Hadist
E. MANFAAT
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Sebagai tambahan perbendaharaan khasanah pengembangan
ilmu khususnya tentang tema Persaudaraan (Al Ukhuwah) yang dikaji
melalui telaah pustaka yang berhubungan dengan studi hadist multikultur
2. Secara Praktis
Memberikan tambahan khazanah pemikiran baru berkaitan
dengan tema Persaudaraan (Al Ukhuwah)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Persaudaraan (Al Ukhuwah)


Kata ukhuwah secara etimologi berasal dari kata dasar akhun ( ‫) خ))ا‬
akhun (‫ ) أخ‬yang jamaknnya ikhwatun (‫) إخوة‬, artinya saudara.Kalau saudara
perempuan disebut ukhtun (‫) أخج‬, jamaknya akhwat (‫واث‬LL‫) أخ‬. Dari kata ini
kemudian terbentuk al-akhu, bentuk mutsanna-nya akhwan, dan jamak-nya
ikhwan (‫ ) إخوان‬artinya banyak saudara, dan dalam Kamus Bahasa Indonesia
kata ini dinisbatkan pada arti orang yang seibu dan sebapak, atau hanya seibu
atau sebapak saja. Arti lainnya adalah orang yang bertalian sanak keluarga,
orang yang segolongan, sepaham, seagama, sederajat.3
Ukhuwah Islamiyah merupakan suatu ikatan akidah yang dapat
menyatukan hati semua umat Islam walaupun tanah tumpah darah mereka
berjauhan, bahasa dan bangsa mereka berbeda, sehingga setiap individu umat
Islam senantiasa terikat antara satu sama lainya, membentuk suatu bangunan
umat yang kokoh.4
Berdasarkan arti-arti kebahasaan tadi, maka ukhuwah dalam konteks
bahasa Indonesia memiliki arti sempit seperti saudara sekandung, dan arti
yang lebih luas yakni hubungan pertalian antara sesama manusia, serta
hubungan kekerabatan yang akrab di antara mereka.
Berkenaan dengan itulah, M. Quraish Shihab menjelaskan definisi
ukhuwah secara terminologis sebagai berikut :
1. Ukhuwah pada mulanya berarti “persamaan dan keserasian dalam banyak
hal”. Karenanya, persamaan dalam keturunan mengakibatkan
persaudaraan, persamaan dalam sifat-sifat juga mengakibatkan
persaudaraan. Dalam kamus-kamus bahasa, ditemukan bahwa kata akh
juga digunakan dalam arti teman akrab atau sahabat.5
3
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), Hal. 1003.
4
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1990), Hal. 5
5
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an (Bandung: Mizan, 1998), Hal. 357.
2. Ukhuwah diartikan sebagai setiap persamaan dan keserasian dengan pihak
lain, baik persamaan keturunan dari segi ibu, bapak, atau keduanya,
maupun dari persusuan, juga mencakup persamaan salah satu dari unsur
seperti suku, agama, profesi, dan perasaan.6
3. Selanjutnya dalam konteks masyarakat muslim, berkembanglah istilah
ukhuwwah Islamiyyah yang artinya persaudaraan antarsesama muslim,
atau persaudaraan yang dijalin oleh sesama umat Islam. Namun M.
Quraish Shihab lebih lanjut menyatakan bahwa istilah dan pemahaman
seperti ini kurang tepat. Menurutnya, kata Islamiah yang dirangkaikan
dengan kata ukhuwah lebih tepat dipahami sebagai adjektiva, sehingga
ukhuwah Islamiah berarti "persaudaraan yang bersifat Islami atau
persaudaraan yang diajarkan oleh Islam"7

B. Persaudaraan (Al Ukhuwah) Dalam Perspektif Al Quran


Merujuk kepada Al-Qur’an, maka paling tidak kita dapat menemukan
ukhuwah tersebut tercermin dalam empat hal berikut:8
1. Ukhuwah Ubudiyah atau saudara kesemakhlukan dan kesetundukan
kepada Allah.
Bahwa seluruh makhluk adalah bersaudara dalam arti memiliki
kesamaan. Seperti dalam Q.S Al An'aam/6:38

          
           
 

Terjemahannya:
Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu.

6
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur'an dan Tafsir Maudhu'i atas Berbagai Persoalan Umat,
(Bandung: Mizan, 1996), Cet. III, Hal. 486.
7
Ibid., Hal. 487.
8
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an (Bandung: Mizan, 1998), Hal. 358
Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada
Tuhanlah mereka dihimpunkan.9
Dan dalam Q.S. Al Baqarah/2:28
        
     
Terjemahannya:
Mengapa kamu kafir kepada Allah, Padahal kamu tadinya mati, lalu
Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya
kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.10
Dari penjelasan ayat Al Qur’an diatas dapat penulis simpulkan
bahwa yang dimaksud dengan Ukhuwah Ubudiyah adalah persaudaraan
semakhluk dalam arti memiliki kesamaan.
2. Ukhuwah Insaniyyah atau (basyariyyah)
Ukhuwah insaniyah, yaitu persaudaraan sesama umat manusia.
Manusia mempunyai motivasi dalam menciptakan iklim persaudaraan
hakiki yang berkembang atas dasar rasa kemanusiaan yang bersifat
universal. Seluruh manusia di dunia adalah bersaudara. Ayat yang menjadi
dasar dari ukhuwah seperti ini antara lain lanjutan dari QS. Al Hujurat/49:
10, dalam hal ini ayat 11 yang masih memiliki munasabah dengan ayat 10
tadi. Bahkan sebelum ayat 10 ini, Al Qur’an memerintahkan agar setiap
manusia saling mengenal dan mempekuat hubungan persaudaraan di
antara mereka.

Yang tertuang dalam firman Allah QS. Al Hujurat/49:11


          
           
        
         


9
Ibid., Hal 358
10
RZ, Op.Cit, Hal. 5
Terjemahannya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih
baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan
kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan
janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat,
Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.11
Dari penjelasan ayat diatas adalah Jangan mencela dirimu sendiri
Maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana orang-orang
mukmin seperti satu tubuh.
Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang
digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan
panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa ukhuwah insaniah
menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan martabat kemanusiaan untuk
mencapai kehidupan yang sejahtera, adil, damai, dan pada intinya konsep
tersebut dalam al-Qur’an bertujuan untuk memantapkan solidaritas
kemanusiaan tanpa melihat agama, bangsa, dan suku-suku yang ada.

11
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur'anTerjemah(Jakarta: al-Huda, 2002), Hal. 517
Kemudian QS Al-Hujurat/49:13
       
         
    
Terjemahannya:
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.12
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Islam
memandang semua manusia mengisyaratkan adanya Ukhuwah Insaniyah
sebab dalam persaudaraan ini juga tidak memandang perbedaan agama,
bahkan persaudaraan ini merupakan persaudaraan dalam arti yang umum
sehingga tidak dibenarkan adanya saling menyakiti, mencela atau perbuatan
buruk lainnya.
3. Ukhuwah Wathaniyah wa Nasab
Ukhuwah Wathaniyah wa Nasab yaitu persaudaraan dalam
kebangsaan dan keturunan. Ayat-ayat macam ini banyak dan hampir
mendominasi semua ukhuwah. Sebagaimana dalam QS Al Furqon/25:54
          
  
Terjemahannya :
Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu Dia jadikan
manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha
Kuasa.13
Dari penjelasan diatas yang dimaksud al ukhwah Wathaniyah wa
Nasab adalah Saudara kandung atau saudara seketurunan, seperti ayat yang
berbicara tentang warisan atau keharaman menikahi orang-orang tertentu,
Saudara yang dijalin oleh ikatan keluarga, Saudara dalam arti sebangsa
12
Ibid., Hal. 517
13
RZ, Op.Cit, Hal. 364
walaupun tidak seagama, Saudara semasyarakat walaupun berselisih paham,
Saudara seagama dan jika dilihat lebih jauh saudara seketurunan dan
saudara sebangsa ini merupakan pengkhususan dari persaudaraan
kemanusiaan. Lingkup persaudaraan ini dibatasi oleh suatu wilayah tertentu.
Baik itu berupa keturunan, masyarakat ataupun oleh suatu bangsa atau
negara.
4. Ukhuwah fi Din al Islam
Ukhuwah fi Din al Islam adalah persaudaraan antar sesama muslim.
Dengan arti lain, menurut ajaran Islam bahwa antar sesama muslim itu
adalah saudara. Sebagaimana dalam QS Al-Hujurat/49:10, yaitu:
      
    
Terjemahannya:
Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.14
Ukhuwah fi Din al Islam mempunyai kedudukan yang luhur dan
derajat yang tinggi dan tidak dapat diungguli dan disamai oleh ikatan
apapun. Ukhuwah ini lebih kokoh dibandingkan dengan ukhuwah yang
berdasar keturunan, karena ukhuwah yang berdasarkan keturunan akan
terputus dengan perbedaan agama, sedangkan ukhuwah berdasarkan akidah
tidak akan putus dengan bedanya nasab.
Konsep ukhuwah fi Din al Islam merupakan suatu realitas dan bukti
nyata adanya persaudaraan yang hakiki, karena semakin banyak persamaan
maka semakin kokoh pula persaudaraan, persamaan rasa dan cita. Hal ini
merupakan faktor dominan yang mengawali persaudaraan yang hakiki yaitu
persaudaraan antar sesama muslim, Dan iman sebagai ikatannya. Implikasi
lebih lanjut adalah dalam solidaritas sosialnya bukan hanya konsep saling
memberi dan menerima saja yang bicara tetapi sampai pada taraf merasakan
derita saudaranya.
14
RZ, Op.Cit, Hal. 516
Kaum muslimin tidak dapat mencapai tujuan-tujuannya, yaitu
mengaplikasikan syariat Allah ditengah-tengah manusia kecuali jika mereka
bekerja sama dalam amalnya. Persaudaran di sini bukan hanya berarti kerja
sama, saling mengenal atau saling dekat, karena persaudaraan dalam Islam
lebih kuat dari segala pengertian saling mengenal, saling mengerti, saling
membantu dan solidaritas. Makna-makna ini hanya dapat diperkuat dan
ditingkatkan dengan persaudaraan dalam Islam mendorong tercapainya
keharmonisan dan menghilangkan persaingan dan permusuhan pada diri
manusia dalam kehidupan bermasyarakat mereka. Sebab, persaudaraan ini
mengharuskan adanya rasa cinta dan kebencian karena Allah, yaitu cinta
kepada orang yang memegang kebenaran, kesabaran dan ketakwaan serta
membenci orang yang memegang kebatilan, mengikuti hawa nafsu serta
berani melanggar keharaman yang telah digariskan Allah.15
Dengan mengacu pada empat pedoman ukhuwah Islamiyah di atas,
maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa makna dari ukhuwah Islamiyah
adalah persaudaraan dalam arti yang luas, tidak saja sebatas pada sesama
muslim melainkan pada sesama ciptaan Allah SWT.
C. Persaudaraan (Al Ukhuwah) Dalam Perspektif Hadist
Ukhuwah Islamiah merupakan suatu ikatan akidah yang dapat
menyatukan hati semua umat Islam walaupun tanah tumpah darah mereka
berjauhan, bahasa dan bangsa mereka berbeda, sehingga setiap individu di
umat Islam senantiasa terikat antara satu sama lainnya membentuk suatu
bangunan umat yang kokoh, Berikut hadits yang menjelaskan tentang
persaudaraan sesama muslim:

15
Ali Abdul Halim Mahmud, Fiqh Responsibilitas: Tanggung Jawab Muslim dalam Islam,
(Jakarta: Gema Insani, 1998), Hal. 140.
Terjemahannya:
(Dari Abu Hurairah Rodhiallohu’anhu berkata, Rasulullah sholallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah kalian saling dengki, jangan saling
menipu, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi, dan jangan
kalian membeli suatu barang yang (akan) dibeli orang. Jadilah kamu
sekalian hamba-hamba Alloh yang bersaudara. Seorang muslim adalah
saudara bagi muslim yang lainnya, tidak layak untuk saling menzhalimi,
berbohong kepadanya dan acuh kepadanya. Taqwa itu ada disini (beliau
sambil menunjuk dadanya 3 kali). Cukuplah seseorang dikatakan jahat jika
ia menghina saudaranya sesama muslim. Haram bagi seorang muslim dari
muslim yang lainnya, darahnya, hartanya, dan harga dirinya” (HR.
Muslim)16
Penjelasan Hadits:
1. Islam menganjurkan secara sungguh-sungguh agar kaum muslimin dan
muslimat memelihara persaudaraan yang kokoh dan kuat diantara
mereka.
2. Jangan sampai dalam kalangan umat islam sendiri terdapat peperangan,
bentrokan bercerai berai dan bermusuh-musuhan satu sama lain.
3. Harus tidak ada rasa membeda-bedakan antara yang kaya dengan yang
miskin, yang tua dengan yang muda, yang berpangkat dengan yang
tidak memiliki pangkat, melainkan semua sama, sama-sama hamba
Alloh, sama-sama bernaung di bawah bendera tauhid.

BAB III
PENUTUP

16
Dja’far Amin, HADITS ARBA’IN, (Solo: CV RAMADHANI, 1985), Hal.101-102
A. SIMPULAN
1. Ukhuwah Islamiyah merupakan suatu ikatan akidah yang dapat
menyatukan hati semua umat Islam walaupun tanah tumpah darah
mereka berjauhan, bahasa dan bangsa mereka berbeda, sehingga setiap
individu umat Islam senantiasa terikat antara satu sama lainya,
membentuk suatu bangunan umat yang kokoh.
2. Ukhuwah Islamiyah dapat diartikan sebagai persaudaraan yang bersifat
islami menurut AL Quran terdapat 4 bentuk-bentuk ukhuwah
Islamiyah:
a. Ukhuwah ubudiyah atau saudara antar sesama manusia dan
ketundukan kepada Allah SWT.
b. Ukhuwah Insaniyah atau persaudaraan antar sesama manusia
c. Ukhuwah Wathaniyah atau persaudaraan dalam keturunan
d. Ukhuwah Fiddin Al-Islam atau persaudaraan antar sesama umat
muslim.
3. Islam menganjurkan secara sungguh-sungguh agar kaum muslimin dan
muslimat memelihara persaudaraan yang kokoh dan kuat diantara
mereka. Jangan sampai dalam kalangan umat Islam sendiri terdapat
peperangan, bentrokan bercerai berai dan bermusuh-musuhan satu sama
lain. Harus tidak ada rasa membeda-bedakan antara yang kaya dengan
yang miskin, yang tua dengan yang muda, yang berpangkat dengan
yang tidak memiliki pangkat, melainkan semua sama, sama-sama
hamba Alloh, sama-sama bernaung di bawah bendera tauhid.

B. SARAN

Penulis sadah bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna

untuk karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah

penulis butuhkan dalam pengembangan makalah selanjutnya


DAFTAR PUSTAKA

Endi Suhendi Zen dkk, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA Kelas X,
Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2014

RZ, Al Qur’an Cordoba Terjemahan Dan Tajwid Berwarna, Bandung : Cordoba Internasional
Indonesia, 2015

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2002

Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1990

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an Bandung: Mizan, 1998

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur'an dan Tafsir Maudhu'i atas Berbagai Persoalan Umat,
Bandung: Mizan, Cet. III, 1996

Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur'anTerjemah Jakarta: al-Huda, 2002

Ali Abdul Halim Mahmud, Fiqh Responsibilitas: Tanggung Jawab Muslim dalam Islam,
Jakarta: Gema Insani, 1998

Dja’far Amin, HADITS ARBA’IN, Solo: CV RAMADHANI, 1985

Anda mungkin juga menyukai