Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ubaidillah Zain

Program Studi : Komunikasi Penyiaran Islam ( KPI)


Mata Kuliah : Hadits dan Tafsir Tematik
NIM : 22108404111008

Kerukunan Antar Umat Beragama (Kajian Tafsir Tematik)

Abstraksi

Indonesia adalah negara plural dengan berbagai budaya yang berbeda-beda. Termasuk
perbedaan agama yang dianut oleh warganya. Dengan melihat fakta ini, sangatlah penting
mengetahui bagaimana ulama-ulama menyikapi keberagaman agama di Indonesia. Salah
satunya dengan melihat bagaimana mereka menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an mengenai tema
ini. Hubungan antar umat beragama di Indonesia sendiri menjadi hal yang menarik untuk
diteliti, terbukti dengan adanya penelitian-pelitian yang telah dilakukan di berbagai daerah di
Indonesia. Di sana disebutkan fakta-fakta bagaimana antar umat beragama tersebut saling
berinteraksi. kajian ini ingin mengemukakan bagaimana seharusnya menyikapi perbedaan ini,
khususnya sebagai muslim, bagaimana seharusnya menyikapi perbedaan agama ini dan
bagaimana seharusnya berinteraksi dengan pemeluk agama lain.

A. Pendahuluan

Rukun berarti: baik dan damai, tidak bertentangan: kita hendaknya hidup rukun
dengan tetangga: bersatu hati, bersepakat: penduduk kampng itu rukun sekali. Merukunkan
berarti: mendamaikan; menjadikan bersatu hati. Kerukunan: perihal hidup rukun; rasa rukun;
kesepakatan: kerukunan hidup bersama. Seperti yang sudah dijelaskan di atas kata “rukun”
secara etimologi, berasal dari bahasa Arab yang berarti tiang, dasar, dan sila. Kemudian
perkembangannya dalam bahasa Indonesia, kata “rukun” sebagai kata sifat yang berarti
cocok, selaras, sehati, tidak berselisih. Dengan demikian, kerukunan berarti kondisi sosial
yang ditandai oleh adanya keselarasan, kecocokan, atau ketidak berselisihan. Dalam literature
ilmu sosial, kerukunan diartikan dengan istilah hubungan timbal balik yang ditandai oleh
sikap saling menerima, saling mempercayai, saling menghormati dan menghargai, serta sikap
saling memaknai kebersamaan. Kata umat menurut kamus besar Bahasa Indonesia memiliki
dua pengertian, Pertama, umat dalam pengertian penganut atau pemeluk suatu agama. Kedua,
umat dalam pengertian makhluk manusia, dalam konteks ini maka yang disebut umat itu
adalah yang terdiri atau terbentuk dari sekumpulan manusia.

Sedangkan dalam Qamus al-Wajiz li Ma’ani al-Quran al-Karim karya alMiraz Muhsin
‘Ali Ushfur kata “umat” memiliki tidak kurang dari sembilan makna, yaitu golongan atau
keturunan, agama, bilangan tahun, kaum, pemimpin yang dicontoh, pemimpin-pemimpin dari
ahlu al-bait secara khusus, bangsabangsa yang telah lalu, orang-orang kafir secara khusus,
dan penciptaan.5 Lebih jauh memahami makna bahasa dari “umat”, nampaknya penjelasan
yang diketengahkan oleh M. Quraish Shihab sedikit banyak akan membantu. Menurutnya,
umat itu terambil dari kata ‫أم‬- ‫م‬ amma-yaummu) yang berarti menuju, menumpu dan
meneladani, dari akar kata yang sama kemudian lahir kata um yang berarti “ibu” dan imam
yang artinya “pemimpin”, karena keduanya menjadi teladan, tumpuan, dan harapan.6
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya

Anda mungkin juga menyukai