Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ISLAM DAN GAGASAN TENTANG PLURALISME AGAMA

Makalah ini Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan


Pemikiran Modern Dalam Islam (PPMDI)

Dosen pengempuh :

Chandra Maulana S,Ag,.M,Hum

Disusun Oleh :

Nikmatus Soleha

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH DARUL ULUM

KUBU RAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Alloh Swt. Atas rahmat dan karunia-
Nya, Sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik,serta sesuai
dengan target waktu yang di tentukan.Salam serta sholawat tidak lupa di haturkan
kepada junjungan Nabi tercinta Muhammad Saw. Seorang manusia mulia yang
telah banyak mengajarkan akan kerja keras,pantang menyerah,melalui sunnah-nya
Sehingga memberikan motivasi tersendiri bagi penulis dalam menghadapi setiap
tantangan kehidupan.

Makalah ini berjudul“Islam Dan Gagasan Tentang Pluralisme Agama.” Ini


merupakan tugas yang terstruktur dari mata kuliah “PERKEMBANGAN
PEMIKIRAN MODERN DALAM ISLAM (PPMDI)”. Bagi penulis sendiri merasa
sangat berterimakasih kepada bapak Chandra Maulana S,Ag.M,Hum selaku dosen
pengampu karena melalui penugasan ini,penulis terpacu untuk meningkatkan
wawasan maupun kemampun.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.Kami berharap semoga makalah yang kami susun
ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.Terimakasih.

Kubu Raya,22 oktober 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..

A. Latar Belakang ………………………………………………


B. Rumusan Masalah …………………………………………...
C. Tujuan Masalah ……………………………………………...
D. Manfaat ………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………….......

A. Pengertian Pluralisme Agama ………………………………..


B. Pluralisme Agama Di Indonesia ……………………………...

BAB III PENUTUP ……………………………………………………

A. Kesimpulan ………………………………………………….
B. Saran …………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pluralisme merupakan satu paham yang berorientasi kepada
keberagaman yang memiliki berbagai penerapan di dalam
banyaknya perbedaan, contohnya di dalam berbagai kerangka
filosofi agama, moral, hukum dan politik dimana batas kolektifnya
ialah pengakuan atas kemajemukan di depan ketunggalannya.
“pluralisme agama” adalah suatu paham yang menyatakan
kemajemukan dan keragaman agama”.
Pluralisme adalah suatu gagasan atau pandangan yang
mengakui adanya hal-hal yang sifatnya banyak dan berbeda-beda
(heterogen) di dalam suatu komunitas masyarakat. Semangat
pluralisme sebagai penghargaan atas perbedaan dan heterogenitas
merupakan moralitas yang harus dimiliki oleh manusia. Mengingat
Indonesia negara yang memiliki banyak pulau, banyak pula
memiliki perbedaan baik dari adat istiadat, agama dan kebudayaan,
yang membuat semangat pluralisme sangat penting di tanamkan di
Indonesia.
Pluralisme sebagai sebuah sikap mengakui adanya
perbedaan-perbedaan harus diterapkan agar dapat bersikap inklusif
di dalam keberagaman. Sebagaimana diungkapkan Muhammad
Arkoun yang menolak menggunakan referensi teologis sebagai
system cultural untuk bersikap ekslusif. Umat Islam seharusnya
menjauhi sifat hegemoni yang berlebihan yang dapat
memarginalisasi kelompok masyarakat lain. Penting bagi seorang
Muslim untuk menjaga moralitas dalam kehidupan karena
eklusivisme beragama dan dominasi Muslim atau non Muslim dapat
merusak iklim pluralisme agama dan persatuan nasional sehingga
sulit dibenarkan oleh prinsip Universalisme Islam itu sendiri.
Jadi, pluralisme dapat dipahami bahwa masyarakat
Indonesia beraneka ragam atau majemuk, Indonesia yang terdiri dari
beragam suku, ras, dan agama. Yang menggambarkan kesan saling
menghargai satu sama lain, bahkan pluralisme antara lain suatu
keharusan bagi keselamatan untuk manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pluralisme agama ?
2. Bagaimana pluralisme agama di Indonesia?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian pluralisme agama.
2. Mengetahui bagaima pluralisme agama di Indonesia.
D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaitu untuk mengetahui
pengertian pluralism agama dan bagaimana pluralisme agama di
Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pluralisme agama


Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna
yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang
berbeda,dan dipergunakan dalam cara yang berlain-lain pula:
1. Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang
bukanlah sumber satu-satunya yang eksklusif bagi kebenaran,dan
dengan demikian didalam agama-agama lain pun dapat di temukan
setidak tidaknya,suatu kebenaran dan nilai nilai yang benar.
2. Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama yang
sama-sama memiliki klaim-klaim kebenaran yang eksklusif sama-sama
sahih. Pendapat ini sering kali menekankan aspek-aspek bersama yang
terdapat dalam agama-agama.
3. Kadang-Kadang juga di gunakan sebagai sinonim untuk
ekumenisme,yakni upaya untuk mempromosikan suatu tingkat
kesatuan, kerja sama, dan pemahaman yang lebih baik antar agama-
agama atau berbagai denominasi dalam satu agama.
4. Dan sebagai sinonim untuk toleransi agama, yang merupakan prasyarat
untuk ko-esistensi harmonis antara berbagai pemeluk agama ataupun
denominasi yang berbeda-beda.
Dalam pandangan Islam, sikap menghargai dan toleran kepada
pemeluk agama lain adalah mutlak untuk dijalankan, sebagai bagian
dari keberagaman (pluralitas). Namun anggapan bahwa semua agama
adalah sama (pluralisme) tidak diperkenankan, dengan kata lain tidak
menganggap bahwa Tuhan yang 'kami' (Islam) sembah adalah Tuhan
yang 'kalian' (non-Islam) sembah. Pada 28 Juli 2005, Majelis Ulama
Indonesia (MUI) menerbitkan fatwanmelarang paham pluralisme
dalam agama Islam. Dalam fatwa tersebut, pluralisme didefinisikan
sebagai ""Suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah
sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif; oleh sebab
itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya
agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme
juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup
berdampingan di surga".
Namun demikian, paham pluralisme ini banyak dijalankan dan kian
disebarkan oleh kalangan Muslim itu sendiri. Solusi Islam terhadap
adanya pluralisme agama adalah dengan mengakui perbedaan dan
identitas agama masing-masing itu sendiri (lakum diinukum wa liya
diin). Tapi solusi paham pluralisme agama diorientasikan untuk
menghilangkan konflik dan sekaligus menghilangkan perbedaan dan
identitas agama-agama yang ada.

B. Pluralisme Agama Di Indonesia


Bangsa Indonesia tak pernah tabu dari adanya keberagaman atau
pluralitas. Tetapi berbeda ketika berbicara tentang pluralitas agama yang
seringkali menjadi latar belakang terjadinya banyak konflik dalam suatu
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Faham pluralisme terutama dalam pembahasan ini adalah
konsentrasi pada masalah agama memiliki definisi sebuah konsep yang
mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap
agama-agama yang berbeda, dan dipergunakan dalam cara yang berbeda-
beda. Tapi secara keseluruhan, bangunan agama itu Nampak sama atau
serupa, atau dapat diabsraksikan menjadi sesuatu yang sama.
Dua orang tokoh penulis agama, Dr. M. Syafi Anwar (MSA),
Direktur The International Centre for Islam and Pluralisme (ICIP) dan Budi
Munawar-Rachman (BMR), mantan Direktur Eksekutif Yayasan
Paramadina, punya persepsi berbeda mengenai pluralisme. MSA,lebih
menekankan mengenai perbedaan agama-agama atau pluralitas agama-
agama sebagai premis paham pluralisme agama. Sementara BMR
sebaliknya; ia menganut paham pluralisme berdasarkan pandangan bahwa
semua agama itu sama-sama baik dan benar.
Persepsi yang pertama itu diterima sebagai kenyataan oleh fatwa
Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tapi pluralisme menurut BMR ditolak,
karena pluralisme dinilai sebagai suatu paham. Yang pertama bersifat
obyektif, sedangkan yang kedua subyektif.
Fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada
tanggal 28 Juli 2005 untuk memahamkan istilah Pluralisme Agama tersebut
adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama
dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif, oleh sebab itu setiap
pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa agamanya saja yang benar
sedangkan agama yang lain salah, pluralisme juga mengajarkan bahwa
semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di Surga.
Dalam buku Pluralisme Agama: Fatwa MUI yang Tegas dan Tidak
Kontroversial dijelaskan tentang sejarah munculnya wacana pluralisme
agama yang ada pada abad ke-20 yang dilakukan oleh seorang teolog kristen
Jerman bernama Ernest Troeltsch. Dalam buku ini juga dijelaskan tentang
kelemahan mendasar yang terdapat dalam paham pluralisme agama. Yaitu,
pertama, kaum pluralis mengklaim bahwa pluralisme menjunjung tinggi
dan mengajarkan toleransi, tapi justru mereka sendiri yang tidak toleran
karena menafikan “kebenaran ekslusif” sebuah agama. Kedua, adanya
“pemaksaan” nilai-nilai budaya Barat (westernisasi), terhadap negara -
negara belahan di dunia bagian timur dengan berbagai bentuk dan cara.
Menurut Adian Husaini, pluralisme agama adalah suatu paham
yang melegitimasi dan mendukung kekufuran dan kemusyrikan, sedangkan
islam adalah agama yang benar-benar memurnikan Allah dari perbuatan
syirik atau agama yang benar-benar mentauhidkan Allah, “Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa
selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
menyekutukan Allah, maka sungguh ia telah melakukan dosa yang sangat
besar ” (QS: An-Nisa:48)
Dengan ayat ini, sudah jelas bahwa Allah sangat murka dengan
kemusyrikan, sendangkan pluralisme agama melegitimasi segala jenis
kemungkaran. Pluralisme agama jelas membongkar islam dari konsep
dasarnya. Tidak ada lagi konsep mukmin, kafir, syirik, surga, neraka, dan
sebagainya. Karena itu mustahil paham pluralisme dapat
hidup berdampingan secara damai dengan tauhid islam.
Lalu bagaimana dengan pendapat Gus Dur yang disebut sebagai
Bapak pluralisme? Menurut beberapa referansi, yang dikembangkan oleh
Gus Dur adalah pluralisme social bukan teologis, sebab dalam banyak
kesempatan Gus Dur juga menyatakan bahwa kebenaran ajaran Islam
adalah mutlak dari sisi dogma teologisnya. Sebagai penganut Islam taat,
maka Gus Dur tidak mengingkari terhadap ayat-ayat yang memang sudah
sangat jelas tentang kebenaran ketuhanan dan ritual di dalam Islam. Terkait
kasus Ahmadiyah, misalnya, Gus Dur menyatakan bahwa Ahmadiyah
adalah keliru. Akan tetapi mereka adalah warganegara sah yang harus
dilindungi oleh undang-undang. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
pembelaan dia terhadap kelompok Ahmadiyah lebih pada upaya
melindungi kelompok-kelompok dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, bukan membenarkan ajarannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pluralitas dan pluralisme memang sudah selayaknya ditanamkan
pada diri setiap manusia. Hal ini mengingat bahwa kedua hal tersebut
merupakan hal pokok yang mendasari sikap kerukunan dalam masyarakat.
Terlebih jika ditambah kata "agama" dibelakangnya, yang sebagian orang
tidak memahami hal tersebut. Sehingga yang ada hanyalah mengakui bahwa
agama mereka yang paling benar dan cenderung merendahkan (bahkan
kekerasan kekerasan fisik) agama lain. Memang, meyakini bahwa agama
kita yang paling benar itu tidaklah salah, karena itu merupakan kayakinan
yang tidak dapat diganggu gugat. Akan tetapi, menganggap remeh agama
orang lain, sampai-sampai merendahkan pemeluknya, adalah sesuatu yang
fatal.
Dalam sejarah islam, Rasulullah SAW sangat menghargai pemeluk
agama lain (selama mereka tidak memerangi ataupun merendahkan islam).
Terbukti bahwa antara umat muslim dan nonmuslim kala itu hidup rukun
tanpa ada konflik yang berarti. Dengan tetap meyakini agama masing-
masing. Perjanjian hudaibiyah menjadi salah satu buktinya. Walaupun
pluralitas agama diakui dalam islam, tapi kita juga tetap wajib
mendakwahkan islam, terlebih kepada pemeluk agama lain dengan tetap
menghargai agama mereka, walaupun dalam keyakinan islam, hanya
islamlah yang selamat.

B. Saran
Demikian yang dapat penyusun paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini. Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun pada penyusun demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.radenfatah.ac.id/10169/1/BAB%20I%20RAFIKA
%20NOVIANI.pdf
Imarah, Muhammad. 1999. ISLAM DAN PLURALITAS
Perbedaan dan Kemajemukan dalam Bingkai Persatuan. Gema Insani
Press.
Husaini, Adian. 2005. Pluralisme Agama: Fatwa MUI yang Tegas
dan Tidak Kontroversial. Pustaka al-Kautsar.
M, Zainudin. 2010. Pluralisme Agama. Malang : UIN Maliki.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pluralisme_agama
Keputusan Fatwa MUI Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/II/2005
Tentang Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme.

Anda mungkin juga menyukai