KELOMPOK 6
Disusun Oleh :
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pluralisme dan
Toleransi ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen kami yaitu Bapak Drs. Muh. Tang, M.Pd pada mata kuliah
Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Pluralisme dan Toleransi dalam umat beragama Islam bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Muh. Tang, M.Pd selaku dosen mata
kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Juga,
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Rumusan Masalah
Manfaat
BAB II PEMBAHASAAN
Pengertian pluralisme
Upaya-upaya memelihara pluralisme Agama
Pengertian Toleransi
Hubungan antara umat islam
Hubungan antar umat Beragama
Pengertian ekonomi islam
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konflik beratas nama akan agama dapat dipahami karena kurangnya pemahaman
masyarakat akan pluralisme agama. Paham pluralisme agama berangkat dari realitas
pluralitas yang ada di tengah masyarakat, baik itu dalam hal agama, budaya, suku, dan
ras. Dimensi lain yang dibahas dalam pluralisme agama seperti kerukunan hidup antar
umat beragama, dan toleransi antar umat beragama. Kemudian tema klaim kebenaran
(truth claim) juga merupakan tema yang dibahas dalam pluralisme agama di
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari Fatwa MUI No. 07/MUNAS/VII/MUI/11/2005
tentang pengharaman Pluralisme, Liberalisme, dan Sekularisme Agama.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan upaya-upaya yang dilakukan untuk memelihara pluralism agama?
2. Apa pengertian, Tujuan, dan manfaat toleransi?
3. Bagaimana hubungan antar umat Islam?
C. Manfaat
5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pluralisme
Pluralisme berasal dari kata plural yang berarti jamak atau lebih dari satu. Pluralis
yaitu bersifat jamak (banyak). Pluralisme merupakan pengakuan atas perbedaan, dan
perbedaan itu sesungguhnya sunatullah dan merupakan sesuatu yang nyata serta tidak
bisa di pungkiri. Penolakan terhadap pluralisme yang sunatullah itu menimbulkan
ketegangan dan bahkan konflik, karena meniadakan sesuatu yang nyata merupakan
pengingkaran terhadap kehendak Allah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pluralisme mempunyai makna suatu kondisi masyarakat yang majemuk dan
bermacam berbedaan. Pluralitas adalah sebuah kenyataan bahwa dinegara atau daerah
tertentu terdapat perbedaan-perbedaan dan saling menghormati. Sedangkan Menurut
Istilah, Plural artinya beragam. Sementara isme berarti paham. Sehingga apabila
dikaitkan kedua katanya, pluralisme berarti paham atas suatu keberagaman.
Pluralisme agama merupakan paham atas keberagaman agama yang ada yang
bertujuan untuk menemukan rasa toleransi dan rasa saling menghormati. Pluralisme
keagamaan merupakan tantangan khusus yang dihadapi oleh agama-agaa dunia
dewasa ini, termasuk di Indonesia. Perlu dipahami bahwa disetiap agama muncul
dalam lingkungan yang plural ditinjau dari sudut agama dan membentuk dirinya
sebagai tanggapan terhadap pluralisme tersebut. Ketegangan kreatif yang ditimbulkan
pluralisme serig menjadi katalisator bagi wawasan baru dan perkebangan agama. Hal
ini merupakan tantangan pluralisme keagamaan yang juga merupakan suatu krisis
6
pada era saat ini, namun juga merupakan peluang untuk mencapai pembaharuan
rohani.
Pluralisme tidak dapat dipahami hanya dengan mengatakan bahwa masyarakat kita
majemuk, beraneka ragam, terdiri dari berbagai suku dan agama yang justru hanya
menggambarkan kesan fragmentasi bukan pluralisme. Pluralisme harus dipahami
sebagai pertalian sejati kebinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban. Pluralisme adalah
keberadaan atau toleransi keragaman etnik atau kelompok-kelompok kultural dalam
suatu masyarakat atau negara, serta keragaman kepercayaan atau sikap dalam satu
badan, kelembagaan dan sebagainya.
M.Rasjidi
Pluralisme agama sebatas sebagai realitas sosiologi menyatakan bahwa pada
kenyataannya masyarakat memang plural. Pengakuan terhadap realitas
kemajemukan ini tidak berarti memberikan pengakuan terhadap kebenaran
teologis agama-agama lain.
Mohammad Shofan
Pluralisme merupakan upaya untuk membangun kesadaran normatif teologis
dan kesadaran sosial.
7
Syamsul Maa’arif
Pluralisme merupakan suatu sikap saling memahami, dan menghormati
adanya perbedaan demi tercapainya kerukunan antar umat beragama.
Webster
Pluralisme adalah keadaan sosial yang hadir dalam beragam etnis, agama, ras
dan etnis yang mempertahankan tradisi berpartisipasi dalam masyarakat.
Keadaan seperti ini kemudian menciptakan sebuah pola masyarakat yang
hidup saling berdampingan dalam keberagaman yang ada.
Anton M. Moeliono
Pluralisme merupakan suatu hal yang memberikan makna jamak dari segi
kebudayaan yang berbeda-beda dalam suatu masyarakat. Rasa hormat akan
nilai kebudayaan lainnya dan sikap saling menghargai merupakan dasar
landasan terciptanya plurarisme.
Santrock
Pluralisme adalah penerimaan tiap individu yang berpendapat bahwa
perbedaan budaya haruslah dipertahankan dan dihargai keberadaannya.
Geralrd O” Collins & Edward G. Farrugia
Pluralisme dapat didefinisikan sebagai cara pandang filosofis yang tidak lantas
menggambarkan semua pada prinsip atau keyakinan pribadi, tapi ketersediaan
untuk menerima berbagai macam keragaman yang ada. Elemen-elem yang
dicakup oleh pluralisme meliputi segi agama, budaya dan juga politik.
Dengan terwujudnya rasa persaudaran yang sejati antar sesama umat, maka akan
sirnalah segala sakwa sangka di antara mereka Dialog antar umat beragama
mempersiapkan diri untuk melakukan diskusi dengan umat agama lain yang
berbeda pandangan tentang kenyataan hidup. Dialog tersebut dimaksudkan untuk
saling mengenal, saling pengertian, dan saling menimba pengetahuan baru tentang
agama mitra dialog. Dengan dialog akan memperkaya wawasan kedua belah pihak
9
dalam rangka mencari persamaan-persamaan yang dapat dijadikan landasan hidup
rukun dalam suatu masyarakat, yaitu toleransi dan pluralisme. Agama Islam sejak
semula telah menganjurkan dialog dengan umat lain, terutama dengan umat
Kristen dan Yahudi yang di dalam al-qur’an disebut dengan ungkapan ahl al-Kitab
(yang memiliki kitab suci).
3. Menggali semangat
Dalam menggali semangat pluralisme kita harus menjaga sikap-sikap toleransi
kepada umat agama lain. Karena hal ini merupakan landasan agar pluralisme
dalam beragama dapat tercipta dengan baik dan antar umat beragama dapat
bermasyarakat dengan baik tanpa saling mengucilkan atau menjelek-jelekan
agama lain.
10
7. Pengertian Toleransi
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Toleransi yang berasal dari kata
“toleran” berarti bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan,
membolehkan) terhadap pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan,
dan sebagainya) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.
Toleransi juga berarti batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih
diperbolehkan. Secara etimologi toleransi yang berasal dari bahasa Arab
“tasamuh” yang artinya ampun, maaf dan lapang dada. Sedangkan Toleransi yang
berasal dari bahasa Latin “tolerantia”, yang artinya kelonggaran, kelembutan hati,
keringanan dan kesabaran. Dari sini dapat dipahami bahwa toleransi merupakan
sikap untuk memberikan hak sepenuhnya kepada orang lain agar menyampaikan
pendapatnya, sekalipun pendapatnya salah maupun berbeda.
Secara terminologi, Istilah Tolerance (toleransi) adalah istilah modern, baik dari
segi nama maupun kandungannya, dan memiliki banyak makna yang berbeda.
Menurut Umar Hasyim, toleransi yaitu pemberian kebebasan kepada sesama
manusia atau kepada sesama warga masyarakat untuk menjalankan keyakinannya
atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing, selama dalam
menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak melanggar dan tidak
bertentangan dengan syarat-syarat atas terciptanya ketertiban dan perdamaian
dalam masyarakat. Namun menurut W. J. S. Poerwadarminto, toleransi adalah
sikap/sifat menenggang berupa menghargai serta memperbolehkan suatu
pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan maupun yang lainnya yang berbeda
dengan pendirian sendiri. Kesamaan dari pendapat yang berbeda ini adalah pada
hal menenggang dan pemberian hak kebebasan, sehingga makna kontradiksi dari
kata toleran adalah tidak menghargainya dan memperbolehkan suatu pendapat,
pandangan, maupun keyakinan orang lain yang tidak bertentangan dengan norma
dan syarat-syarat ketertiban dalam masyarakat.
Mencegah perpecahan
Sikap toleransi bertujuan untuk mencegah terjadinya perpecahan akibat
banyaknya perbedaan. Terjadinya perpecahan yang dapat merugikan masing-
masing individu dalam melakukan aktivitas sosialnya.
Menyatukan perbedaan
Toleransi diciptakan untuk saling melengkapi dan menyatukan perbedaan karena
perbedaan berpotensi menyebabkan konflik.
12
Meningkatkan perdamaian
Setiap warga negara wajib memiliki sikap toleransi untuk mengurangi
permasalahan di berbagai konflik yang bisa muncul di masyarakat. Sikap toleran
memberikan banyak manfaat bagi masyarakat atau individu yang menerapkannya.
Disadari atau tidak disadari memberikan dampak positif atas penerapannya yang
berulang, manfaat tersebut adalah :
Membangun rasa nasionalisme.
Menanamkan rasa persaudaraan.
Menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang.
Mengurangi sifat egois.
Mempermudah proses musyawarah.
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia diantara kamu disisi Allah SWT
adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah lagi maha mengetahui dan
maha mengenal.” (Qs. Al-Hujurat:13)
13
Ayat ini menjelaskan adanya keberagaman suku dan bangsa dan bukan
pembenaran terhadap semua agama (pluralism) karena pluralism agama
bertentangan secara total dengan akidah Islam sebab, pluralisme mengakui bahwa
semua agama adalah benar. Sebaliknya, dalam pandangan Islam agama satu-
satunya yang benar hanyalah Islam dan Al-Quran menegaskan bahwa agama yang
diridhoi disisi Allah SWT hanyalah Islam. Allah azza wa jalla berfirman :
Artinya : “Sesungguhnya agama yang diridhoi disisi Allah SWT hanyalah islam.”
(Qs.Al Imran:19)
اح ُكم بَ ْينَ ُهم ِب َما َأن َز َل هّللا ُ َوالَ تَتَّبِ ْع ْ َب َو ُم َه ْي ِمنًا َعلَ ْي ِه فِ ص ِّدقًا لِّ َما بَيْنَ يَ َد ْي ِه ِمنَ ا ْل ِكتَا
َ ق ُم َ َوَأن َز ْلنَا ِإلَ ْي َك ا ْل ِكت
ِّ َاب ِبا ْل َح
اجا َولَ ْو شَاء هّللا ُ لَ َج َعلَ ُك ْم ُأ َّمةً َوا ِح َدةً َولَـ ِكن ً ش ْر َعةً َو ِم ْن َه ِ ق لِ ُك ٍّل َج َع ْلنَا ِمن ُك ْمِّ َأ ْه َواء ُه ْم َع َّما َجاء َك ِمنَ ا ْل َح
َت ِإلَى هللا َم ْر ِج ُع ُك ْم َج ِمي ًعا فَيُنَبُِّئ ُكم بِ َما ُكنتُ ْم فِي ِه ت َْختَلِفُون ْ لِّيَ ْبلُ َو ُك ْم فِي َمآ آتَا ُكم فَا
َ ستَبِقُوا
ِ الخ ْي َرا
Artinya : “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya
satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah
kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu.” (QS.Al-Maidah 5:48)
“Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan
menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” (HR. Muslim)
Hadits berikutnya: َواآْل ِخ َر ِة ستَ َرهُ هَّللا ُ فِي ال ُّد ْنيَا ْ ستَ َر ُم
َ سلِ ًما َ َْمن
15
“Barang Siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aib
orang tersebut di dunia dan akhirat.” (HR. Ibnu Majah)
ْ ستَ َر هَّللا ُ ع َْو َرتَهُ يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة َو َمنْ َكشَفَ ع َْو َرةَ َأ ِخي ِه ا ْل ُم
ُ سلِ ِم َكشَفَ هَّللا ْ ستَ َر ع َْو َرةَ َأ ِخي ِه ا ْل ُم
َ سلِ ِم َ َْمن
َ ع َْو َرتَهُ َحتَّىيَ ْف “
بَ ْيتِ ِه ض َحهُ بِ َها فِي
“Barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim, Allah akan menutupi
aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa mengumbar aib saudaranya
muslim, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya
di dalam rumahnya.” (HR. Ibnu Majah)
16
menikah) yang berzina, dengan hukuman qishas, orang yang keluar dari
agamanya(murtad) lagi memisahkan diri dari jamaah. Allah SWT
berfirman :
(HR. Muslim)
17
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-
olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan)
lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula
perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena)
boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari
perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu
sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang
buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik)
setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat:11)
Saling nasehat-menasehati
Dalam pergaulan dengan sesama muslim,dibutuhkan sikap saling
menyadarkan dan saling menasehati sebagaimana yang Allah jelaskan
didalam Al-Quran
Tidak boleh ada rasa hasad (dengki, iri) yang menimbulkan hasud
dan kebencian
Sikap hasad bisa terjadi diantara kalangan kaum muslimin dimana hasad
adalah merasa tidak suka terhadap nikmat orang lain. Hal ini sudah
termasuk katagori hasad menurut Imam Ibnu Taimiyah walau tidak
menginginkan nikamt tersebut hilang. Ibnu Taimiyah berkata:
ُ ا ْل َم ْح ال
سود ْ ض َوا ْل َك َرا َهةُ لِ َما يَ َراهُ ِمنْ ُح
ِ س ِن َح ُ س َد ُه َو ا ْلبُ ْغ
َ ا ْل َح
18
Hasad adalah membenci dan tidak suka
terhadapa kebaikan yang ada pada orang yang
dihasad.” (Majmu Al fatawa 10:1)
Adapaun hasad terbagi menjadi 2 yaitu hasad yang tercela dan yang
terpuji.
A. Hasad yang tercela yaitu tidak menyukai nikmat terhadap orang lain
maka ia dengan hatinya berharap nikmat tersebut hilang.
B. Hasad yang terpuji yaitu tidak suka keutamaan orang lain sehingga ia
pun ingin menjadi semisal dengan dirinya atau bahkan lebih mulia
darinya (ghibtoh). Sebagaimana yang disebutkan didalam hadits :
“Tidak boleh hasad (ghibtoh) kecuali pada dua orang yang Allah
anugrahkan padanya harta lalu ia infakan pada jalan kebaikan dan
orang yang Allah beri karunia ilmu (Al-Quran dan As-sunnah) ia
menunaikan dan mengajarkannya. (HR.Bukhari )
َ صلِ ْح لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم ۗ َو َمن يُ ِط ِع هَّللا َ يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْواًل
ْ ُس ِديدًاي
سولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ ْوزًا َع ِظي ًما
ُ َو َر
20
memerintahkan untuk melakukan perdamaian dengan mereka selama
mereka tidak menindas Islam. Namun, bila umat Islam diserang,
pembalasan tidak dapat dielakkan, tetapi tidak melanggar atau berperang
melewati batas-batas yang diperlukan. Seperti yang dijelaskan dalam Q. S.
al- Baqarah: 194. Artinya: Bulan Haram dengan bulan haram, dan padas
sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum qishaash. Oleh sebab itu
barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan
serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah,
bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
23
Menghadirkan Kebebasan Ekonomi Sesuai Akidah
Kebebasan ekonomi dalam ekonomi syariah berarti setiap individu apapun
golongan dan statusnya dapat bebas melakukan transaksi ekonomi. Hal ini
terlihat dalam praktek syirkah, yakni kerjasama dua pihak atau lebih dalam
hal permodalan, keuntungan dan kerugian. Contohnya, pengusaha yang
mencari investor untuk modal usaha atau investor yang menerapkan
beberapa jenis syirkah uqud untuk menjalankan usaha bersama-sama.
Kebebasan ekonomi dalam ekonomi syariah juga berarti bebas dari rasa
takut terzalimi atau teraniya oleh pihak lain. Karakteristik kebebasan
ekonomi ini terlihat pada suatu kaidah fiqih muamalah yang berbunyi
sebagai berikut.
“Hukum asal dari suatu muamalah adalah mubah atau boleh, sampai ada
dalil atau ketentuan yang melarangnya.” (Kaidah Fiqih)
25
Pembagian Bunga atau Keuntungan
Bank konvensional melakukan berbagai kegiatan dengan berbasis bunga,
sedangkan bank syariah tidak mengenal bunga melainkan lebih
menerapkan prinsip untung dan rugi. Dalam hal ini, keuntungan dan
kerugian yang didapatkan akan ditanggung secara bersama atau kolektif.
Selain itu, dalam menjalankan kegiatan pembiayaan, bank syariah lebih
menerapkan prinsip jual beli aset (murabahah). Berbeda dengan sistem
yang dijalankan bank konvensional. Dalam melakukan kegiatan
pembiayaan, bank konvensional menerapkan sistem kredit. Di sini harga
barang bisa mengalami perubahan berdasarkan tingkat suku bunga.
Bahkan setiap cicilan yang dibayarkan selalu mengalami kenaikan.
Denda Keterlambatan
Bank syariah tidak mempunyai ketentuan beban uang tambahan yang
harus dibayarkan bagi nasabah yang melakukan keterlambatan
pembayaran. Namun terdapat sanksi yang dikenakan bagi nasabah yang
mampu namun sengaja menunda-nunda pembayaran dan tidak memiliki
iktikad baik. Sanksi ini bisa berupa uang dengan jumlah sesuai dengan
akad yang sudah disetujui dan ditandatangani. Bank konvensional
dibebankan uang tambahan atau bunga apabila terlambat melakukan
pembayaran. Besaran bunga ini akan semakin bertambah, jika nasabah
tidak mampu membayar pada periode berikutnya. Dengan begitu, tagihan
yang dibebankan nasabah bisa semakin membengkak.
Dasar Hukum
Bank syariah dan bank konvensional terletak pada hukum yang
mendasarinya. Dikatakan, bahwa hukum dari bank syariah diatur dalam
UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Kemudian landasan hukum ini
diamandemen dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Tahun 2008,
UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Undang-Undang ini
menjadi dasar hukum khusus yang mengatur kegiatan perbankan syariah.
Di samping itu, bank syariah juga tunduk pada peraturan yang dikeluarkan
26
oleh BI/OJK serta fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI. Sementara itu,
bank konvensional hanya patuh pada UU Perbankan dan peraturan-
peraturan yang dikeluarkan oleh BI/OJK saja.
27
28
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pluralisme agama merupakan paham atas keberagaman agama yang ada yang
bertujuan untuk menemukan rasa toleransi dan rasa saling menghormati.
Pluralisme keagamaan merupakan tantangan khusus yang dihadapi oleh
agama-agaa dunia dewasa ini, termasuk di Indonesia. Toleransi mengandung
maksud supaya membolehkan terbentuknya sistem yang menjamin
terjaminnya pribadi, harta benda dan unsur-unsur minoritas yang terdapat pada
masyarakat dengan menghormati agama, moralitas dan lembaga-lembaga
mereka serta menghargai pendapat orang lain, tanpa harus berselisih dengan
sesamanya karena hanya berbeda keyakinan atau agama, selama hal-hal yang
ditolerir itu tidak bertentangan dengan norma-norma hukum perdamaian
dalam masyarakat.
B. Saran
Sebagai mahasiswa kita harus bisa memelihara pluralisme beragama dan
mempunyai sifat toleransi untuk semua perbedaan yang ada dimuka bumi ini
29
DAFTAR ISI
http://eprints.walisongo.ac.id/3859/3/104111019_Bab2.pdf
https://brainly.co.id/tugas/24590976
https://nurulhuda.uns.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/SULTAN-WORKSHOP-
TOLERANSI-BERAGAMA-DALAM-ISLAM-KAJIAN-HISTORIS.pdf
https://www.bola.com/ragam/read/4460880/pengertian-toleransi-tujuan-manfaat-ciri-dan-
contoh-sikapnya-dalam-kehidupan
https://muslimahactivity.wordpress.com/2016/05/14/hubungan-antar-sesama-musli
http://digilib.uinsby.ac.id/8786/5/Bab%202.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132255130/pendidikan/ISLAMIC+FINANCE+01+-
+TUJUAN+EKONOMI+ISLAM.pdf
https://www.merdeka.com/jateng/5-perbedaan-bank-syariah-dan-bank-konvensional-kenali-
prinsip-dan-karakteristiknyaa-kln.html?page=all
30