Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PLURALISME DAN TOLERANSI

KELOMPOK 6

Disusun Oleh :

Nur Fitrah Ramadhani Yusuf (35122103)

Nursyariah Sukri (35122104)

PRODI D3 ADMINISTRASI BISNIS

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pluralisme dan
Toleransi ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen kami yaitu Bapak Drs. Muh. Tang, M.Pd pada mata kuliah
Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Pluralisme dan Toleransi dalam umat beragama Islam bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Muh. Tang, M.Pd selaku dosen mata
kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Juga,
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 30 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang
Rumusan Masalah
Manfaat
BAB II PEMBAHASAAN

Pengertian pluralisme
Upaya-upaya memelihara pluralisme Agama
Pengertian Toleransi
Hubungan antara umat islam
Hubungan antar umat Beragama
Pengertian ekonomi islam
BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pluralisme sebagai sebuah sikap mengakui adanya perbedaan-perbedaan harus


diterapkan agar dapat bersikap inklusif di dalam keberagaman. Sebagaimana
diungkapkan oleh Muhammad Arkoun yang menolak menggunakan referensi teologis
sebagai system cultural untuk bersikap ekslusif. Umat Islam seharusnya menjauhi
sifat hegemoni yang berlebihan yang dapat memarginalisasi kelompok masyarakat
lain. Penting bagi seorang muslim untuk menjaga moralitas dalam kehidupan karena
eklusivisme beragama dan dominasi muslim atau non-muslim yang dapat merusak
iklim pluralisme agama dan persatuan nasional sehingga sulit dibenarkan oleh prinsip
Universalisme Islam itu sendiri.

Konflik beratas nama akan agama dapat dipahami karena kurangnya pemahaman
masyarakat akan pluralisme agama. Paham pluralisme agama berangkat dari realitas
pluralitas yang ada di tengah masyarakat, baik itu dalam hal agama, budaya, suku, dan
ras. Dimensi lain yang dibahas dalam pluralisme agama seperti kerukunan hidup antar
umat beragama, dan toleransi antar umat beragama. Kemudian tema klaim kebenaran
(truth claim) juga merupakan tema yang dibahas dalam pluralisme agama di
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari Fatwa MUI No. 07/MUNAS/VII/MUI/11/2005
tentang pengharaman Pluralisme, Liberalisme, dan Sekularisme Agama.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan upaya-upaya yang dilakukan untuk memelihara pluralism agama?
2. Apa pengertian, Tujuan, dan manfaat toleransi?
3. Bagaimana hubungan antar umat Islam?

C. Manfaat

1. Mengetahui pengertian dan upaya-upaya yang dilakukan untuk memelihara pluralism


agama.
2. Mengetahui pengertian, Tujuan, dan manfaat toleransi.
3. Mengetahui Bagaimana hubungan antar umat Islam.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pluralisme

Pluralisme berasal dari kata plural yang berarti jamak atau lebih dari satu. Pluralis
yaitu bersifat jamak (banyak). Pluralisme merupakan pengakuan atas perbedaan, dan
perbedaan itu sesungguhnya sunatullah dan merupakan sesuatu yang nyata serta tidak
bisa di pungkiri. Penolakan terhadap pluralisme yang sunatullah itu menimbulkan
ketegangan dan bahkan konflik, karena meniadakan sesuatu yang nyata merupakan
pengingkaran terhadap kehendak Allah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pluralisme mempunyai makna suatu kondisi masyarakat yang majemuk dan
bermacam berbedaan. Pluralitas adalah sebuah kenyataan bahwa dinegara atau daerah
tertentu terdapat perbedaan-perbedaan dan saling menghormati. Sedangkan Menurut
Istilah, Plural artinya beragam. Sementara isme berarti paham. Sehingga apabila
dikaitkan kedua katanya, pluralisme berarti paham atas suatu keberagaman.

Pluralisme agama merupakan paham atas keberagaman agama yang ada yang
bertujuan untuk menemukan rasa toleransi dan rasa saling menghormati. Pluralisme
keagamaan merupakan tantangan khusus yang dihadapi oleh agama-agaa dunia
dewasa ini, termasuk di Indonesia. Perlu dipahami bahwa disetiap agama muncul
dalam lingkungan yang plural ditinjau dari sudut agama dan membentuk dirinya
sebagai tanggapan terhadap pluralisme tersebut. Ketegangan kreatif yang ditimbulkan
pluralisme serig menjadi katalisator bagi wawasan baru dan perkebangan agama. Hal
ini merupakan tantangan pluralisme keagamaan yang juga merupakan suatu krisis

6
pada era saat ini, namun juga merupakan peluang untuk mencapai pembaharuan
rohani.

Pluralisme tidak dapat dipahami hanya dengan mengatakan bahwa masyarakat kita
majemuk, beraneka ragam, terdiri dari berbagai suku dan agama yang justru hanya
menggambarkan kesan fragmentasi bukan pluralisme. Pluralisme harus dipahami
sebagai pertalian sejati kebinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban. Pluralisme adalah
keberadaan atau toleransi keragaman etnik atau kelompok-kelompok kultural dalam
suatu masyarakat atau negara, serta keragaman kepercayaan atau sikap dalam satu
badan, kelembagaan dan sebagainya.

Pluralisme adalah bentuk kelembagaan dimana penerimaan terhadap keragaman


melingkupi masyarakat tertentu atau dunia secara keseluruhan. Pluralisme melindungi
kesetaraan dan munumbuhkan rasa persaudaraan di antara manusia baik sebagai
individu maupun kelompok. Pluralisme menuntut upaya untuk memahami pihak lain
dan kerjasama mencapai kebaikan bersama. Pluralisme adalah bahwa semua manusia
dapat menikmati hak dan kewajibannya setara dengan manusia lainnya. Kelompok-
kelompok minoritas dapat berperanserta dalam suatu masyarakat sama seperti peranan
kelompok mayoritas. Pluralisme dilindungi oleh hukum negara dan hukum
internasional.

Pengertian Pluralisme menurut para ahli

 M.Rasjidi
Pluralisme agama sebatas sebagai realitas sosiologi menyatakan bahwa pada
kenyataannya masyarakat memang plural. Pengakuan terhadap realitas
kemajemukan ini tidak berarti memberikan pengakuan terhadap kebenaran
teologis agama-agama lain.
 Mohammad  Shofan
Pluralisme merupakan upaya untuk membangun kesadaran normatif teologis
dan kesadaran sosial.

7
 Syamsul Maa’arif
Pluralisme merupakan suatu sikap saling memahami, dan menghormati
adanya perbedaan demi tercapainya kerukunan antar umat beragama.
 Webster
Pluralisme adalah keadaan sosial yang hadir dalam beragam etnis, agama, ras
dan etnis yang mempertahankan tradisi berpartisipasi dalam masyarakat.
Keadaan seperti ini kemudian menciptakan sebuah pola masyarakat yang
hidup saling berdampingan dalam keberagaman yang ada.
 Anton M. Moeliono
Pluralisme merupakan suatu hal yang memberikan makna jamak dari segi
kebudayaan yang berbeda-beda dalam suatu masyarakat. Rasa hormat akan
nilai kebudayaan lainnya dan sikap saling menghargai merupakan dasar
landasan terciptanya plurarisme.
 Santrock
Pluralisme adalah penerimaan tiap individu yang berpendapat bahwa
perbedaan budaya haruslah dipertahankan dan dihargai keberadaannya.
 Geralrd O” Collins & Edward G. Farrugia
Pluralisme dapat didefinisikan sebagai cara pandang filosofis yang tidak lantas
menggambarkan semua pada prinsip atau keyakinan pribadi, tapi ketersediaan
untuk menerima berbagai macam keragaman yang ada. Elemen-elem yang
dicakup oleh pluralisme meliputi segi agama, budaya dan juga politik.

B. Upaya-upaya memelihara Pluralisme Agama


1. Adanya kesadaran islam yang benar
Pluralisme dalam masyarakat Islam memiliki karakter yang berbeda dari
pluralisme yang terdapat dalam masyarakat lain. Ciri khas dalam Islam
meniscayakan adanya perbedaan baik itu perbedaan ras, suku, etnis, sosial, budaya
dan agama. Dan pluralisme tidak dimaksudkan sebagai penghapusan kepribadian
Islami. Kesadaran Islam yang cerdas merupakan faktor yang menjamin pluralisme
dan menjaganya dari penyimpangan dan kesalahan. Kesadaran Islam yang cerdas
tidak pernah menutup diri dari berbagai kecenderungan yang positif obyektif.
Bahkan kecenderungan itu bisa jadi akan menambah keistimewaan agama Islam
8
itu sendiri. Kesadaran Islam yang sehat akan mampu melihat dengan jernih sisi
kebenaran yang terdapat dalam agama lain karena semua agama punya nilai-nilai
kebenaran yang bersifat univerasl, tidak fanatisme agama secara berlebihan dan
selalu membuka diri dengan orang lain walaupun berbada agama dan keyakinan.
Bila sikap seperti ini dimiliki oleh setiap muslim, maka pluralisme agama dapat
berkembang dengan baik yang pada akhirnya akan tercipta kerukunan dan
toleransi umat beragama yang baik dan harmonis ditengah-tengah kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Dialog antar umat beragama


Salah satu faktor utama penyebab terjadinya konflik keagamaan adalah adanya
paradigma keberagamaan masyarakat yang masih eksklusif (tertutup).
Pemahaman keberagamaan ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena
pemahaman ini dapat membentuk pribadi yang antipati terhadap pemeluk agama
lainnya. Pribadi yang tertutup dan menutup ruang dialog dengan pemeluk agama
lainnya. Pribadi yang selalu merasa hanya agama dan alirannya saja yang paling
benar sedangkan agama dan aliran keagamaan lainnya adalah salah dan bahkan
dianggap sesat.Paradigma keberagamaan seperti ini (eksklusif) akan
membahayakan stabilitas keamanan dan ketentraman pemeluk agama bagi
masyarakat yang multi agama. Membangun persaudraan antarumat beragama
adalah kebutuhan yang mendesak untuk diperjuangkan sepanjang zaman.
Persaudaraan antarsesama umat beragama itu hanya dapat dibangun melalui
dialog yang serius yang didasarkan pada ajaran-ajaran normatif masing-masing
dan komonikasi yang intens, dengan dialog dan komonikasi tersebut akan
terbangun rasa persudaraan yang sejati.

Dengan terwujudnya rasa persaudaran yang sejati antar sesama umat, maka akan
sirnalah segala sakwa sangka di antara mereka Dialog antar umat beragama
mempersiapkan diri untuk melakukan diskusi dengan umat agama lain yang
berbeda pandangan tentang kenyataan hidup. Dialog tersebut dimaksudkan untuk
saling mengenal, saling pengertian, dan saling menimba pengetahuan baru tentang
agama mitra dialog. Dengan dialog akan memperkaya wawasan kedua belah pihak
9
dalam rangka mencari persamaan-persamaan yang dapat dijadikan landasan hidup
rukun dalam suatu masyarakat, yaitu toleransi dan pluralisme. Agama Islam sejak
semula telah menganjurkan dialog dengan umat lain, terutama dengan umat
Kristen dan Yahudi yang di dalam al-qur’an disebut dengan ungkapan ahl al-Kitab
(yang memiliki kitab suci).

3. Menggali semangat
Dalam menggali semangat pluralisme kita harus menjaga sikap-sikap toleransi
kepada umat agama lain. Karena hal ini merupakan landasan agar pluralisme
dalam beragama dapat tercipta dengan baik dan antar umat beragama dapat
bermasyarakat dengan baik tanpa saling mengucilkan atau menjelek-jelekan
agama lain.

4. Saling menjaga tempat-tempat peribadatan


Dalam hal ini kita harus menjaga tempat peribadatan umat beragama, baik dalam
hal kenyamanan maupun keamanan. Karena jika umat agama lain dapat
menjalankan ritual keagamaannya dengan tentram maka hal itu pula yang akan
terjadi pada hubungan antar umat beragama.

5. Saling meniadakan bentuk konflik apapun


Hal ini lebih merujuk kepada kesadaran kelompok agama untuk tidak mencampuri
urusan internal umat beragama lainnya, karena hal ini merupakan sebuah privasi
bagi suatu klompok umat beragama yang sedang memiliki konflik intern.

6. Saling menjaga relasi antar umat beragama


Agama secara normatif-doktriner selalu mengajarkan kebaikan, cinta kasih dan
kerukunan. Dalam hal ini agama mengajarkan untuk menghormati umat agama
lain, dan hal ini sangat ditekankan oleh semua agama terlebih lagi agama Islam.
Dalam ajaran islam penghormatan kepada umat agama lain sangat dianjurkan
karena dengan menghormati agama lain, maka umat agama lain akan memberi
apresiasi yang sama terhadap umat Islam.

10
7. Pengertian Toleransi
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Toleransi yang berasal dari kata
“toleran” berarti bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan,
membolehkan) terhadap pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan,
dan sebagainya) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.
Toleransi juga berarti batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih
diperbolehkan. Secara etimologi toleransi yang berasal dari bahasa Arab
“tasamuh” yang artinya ampun, maaf dan lapang dada. Sedangkan Toleransi yang
berasal dari bahasa Latin “tolerantia”, yang artinya kelonggaran, kelembutan hati,
keringanan dan kesabaran. Dari sini dapat dipahami bahwa toleransi merupakan
sikap untuk memberikan hak sepenuhnya kepada orang lain agar menyampaikan
pendapatnya, sekalipun pendapatnya salah maupun berbeda.

Secara terminologi, Istilah Tolerance (toleransi) adalah istilah modern, baik dari
segi nama maupun kandungannya, dan memiliki banyak makna yang berbeda.
Menurut Umar Hasyim, toleransi yaitu pemberian kebebasan kepada sesama
manusia atau kepada sesama warga masyarakat untuk menjalankan keyakinannya
atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing, selama dalam
menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak melanggar dan tidak
bertentangan dengan syarat-syarat atas terciptanya ketertiban dan perdamaian
dalam masyarakat. Namun menurut W. J. S. Poerwadarminto, toleransi adalah
sikap/sifat menenggang berupa menghargai serta memperbolehkan suatu
pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan maupun yang lainnya yang berbeda
dengan pendirian sendiri. Kesamaan dari pendapat yang berbeda ini adalah pada
hal menenggang dan pemberian hak kebebasan, sehingga makna kontradiksi dari
kata toleran adalah tidak menghargainya dan memperbolehkan suatu pendapat,
pandangan, maupun keyakinan orang lain yang tidak bertentangan dengan norma
dan syarat-syarat ketertiban dalam masyarakat.

Adapun toleransi yang berkaitan dengan agama, toleransi beragama adalah


toleransi yang mencakup masalah-masalah keyakinan pada diri manusia yang
berhubungan dengan akidah atau yang berhubungan dengan ke-Tuhanan yang
11
diyakininya. Seseorang harus diberikan kebebasan untuk menyakini dan memeluk
agama (mempunyai akidah) masing-masing yang dipilih serta memberikan
kebebasan atas pelaksanaan ajaran-ajaran yang dianut atau yang diyakininya.
Toleransi mengandung maksud supaya membolehkan terbentuknya sistem yang
menjamin terjaminnya pribadi, harta benda dan unsur-unsur minoritas yang
terdapat pada masyarakat dengan menghormati agama, moralitas dan lembaga-
lembaga mereka serta menghargai pendapat orang lain, tanpa harus berselisih
dengan sesamanya karena hanya berbeda keyakinan atau agama, selama hal-hal
yang ditolerir itu tidak bertentangan dengan norma-norma hukum perdamaian
dalam masyarakat. Dari hal ini maka toleransi antar agama, sejatinya masing-
masing agama harus saling memahami bagaimana ajaran konsep toleransi pada
agama mereka, agar tecipta kerukunan antar agama tanpa bertentangan dengan
ajaran yang diajarkan oleh agama itu sendiri, dan tanpa menyalahi aqidah agama
masing-masing yang dianut.

C. Tujuan dan Manfaat Toleransi


 Menjaga keharmonisan masyarakat
Sikap toleransi dapat menjaga hubungan masyarakat agar tetap harmonis di tengah
perbedaan. Dengan adanya sikap toleransi, kenyamanan dan ketenteraman
masyarakat akan terjaga tanpa adanya konflik karena perbedaan tertentu.

 Mencegah perpecahan
Sikap toleransi bertujuan untuk mencegah terjadinya perpecahan akibat
banyaknya perbedaan. Terjadinya perpecahan yang dapat merugikan masing-
masing individu dalam melakukan aktivitas sosialnya.

 Menyatukan perbedaan
Toleransi diciptakan untuk saling melengkapi dan menyatukan perbedaan karena
perbedaan berpotensi menyebabkan konflik.

12
 Meningkatkan perdamaian
Setiap warga negara wajib memiliki sikap toleransi untuk mengurangi
permasalahan di berbagai konflik yang bisa muncul di masyarakat. Sikap toleran
memberikan banyak manfaat bagi masyarakat atau individu yang menerapkannya.
Disadari atau tidak disadari memberikan dampak positif atas penerapannya yang
berulang, manfaat tersebut adalah :
 Membangun rasa nasionalisme.
 Menanamkan rasa persaudaraan.
 Menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang.
 Mengurangi sifat egois.
 Mempermudah proses musyawarah.

8. Hubungan antara Umat Islam


Dari An-Nu’man bin Basyir R. A. berkata, Rosulullah SAW., bersabda,
“Perumpamaan orang- orang yang beriman dalam hal saling mencintai, saling
menyayangi dan kasih mengasihi adalah seperti satu tubuh, dimana apabila ada
salah satu anggota tubuh yang mangaduh kesakitan maka anggota-anggota tubuh
yang lainnya ikut merasakannya yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa
demam.” (H.R Bukhari Muslim)

Begitu indahnya islam yang mengajarkan untuk saling melindungi, berinteraksi


antara sesama muslim sehingga terwujudnya rasa saling mengenal satu sama lain
walaupun berbeda suku, bangsa dan warna kulit. Allah SWT berfirman:

ُ ‫اس ِإنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِمنْ َذ َك ٍر َوُأ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬


َ ‫ش ُعوبًا َوقَبَاِئ َل لِتَ َعا َرفُوا ِإنَّ َأ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ َأ ْتقَا ُك ْم ِإنَّ هَّللا‬ ُ َّ‫يَا َأيُّ َها الن‬
‫ َخبِي ٌرالحجرات‬ ‫ َعلِي ٌم‬:

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia diantara kamu disisi Allah SWT
adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah lagi maha mengetahui dan
maha mengenal.” (Qs. Al-Hujurat:13)

13
Ayat ini menjelaskan adanya keberagaman suku dan bangsa dan bukan
pembenaran terhadap semua agama (pluralism) karena pluralism agama
bertentangan secara total dengan akidah Islam sebab, pluralisme mengakui bahwa
semua agama adalah benar. Sebaliknya, dalam pandangan Islam agama satu-
satunya yang benar hanyalah Islam dan Al-Quran menegaskan bahwa agama yang
diridhoi disisi Allah SWT hanyalah Islam. Allah azza wa jalla berfirman :

ْ ‫ِإنَّ الدِّينَ ِع ْن َد هَّللا ِ اإل‬


‫سالم‬

Artinya : “Sesungguhnya agama yang diridhoi disisi Allah SWT hanyalah islam.”
(Qs.Al Imran:19)

Adapun penjelasan dari para mufasir Ali ash-Shabuni dalam kitab Shafwat at-


Tafasir menyatakan, “Pada dasarnya umat manusia diciptakan Allah SWT
dengan asal-usul yang sama, yakni keturunan nabi Adam as. Maksudnya agar
manusia tidak membangga-banggakan nenek moyang mereka kemudian Allah
SWT menjadikan mereka bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka
saling mengenal dan bersatu bukan untuk bermusuhan dan berselisih.”

Aturan-aturan Allah SWT Dalam Hubungan Antara Sesama Muslim


 Kembalilah kepada tali agama Allah SWT
Manusia adalah mahluk sosial, dimana di dalam kehidupannya pastilah
membutuhkan  interaksi satu dengan yang lainnya. Manusia pun adalah
makhluk yang lemah oleh karenanya manusia akan saling membutuhkan
dan ketergantungan, emosional, gampang marah dan tidak sabar. Oleh
sebab hal inilah terkadang manusia di dalam berinteraksi akan terjadi
benturan-benturan dan permasalahan-permasalahan. Berapapun besar
masalahnya harus segera diselesaikan. Penyelesaiannya haruslah adil tidak
memihak, tidak berlarut-larut yang mengakibatkan perpecahan di antara
manusia. Siapa lagi kalau bukan hukum Allah SWT, Sang Kholiq, Sang
Maha Pencipta seluruh alam jagat raya ini, yang mampu
menyelesaikannya. Hanya Allah-lah yang berhak mengatur kehidupan
14
manusia melalui syaria’ahnya yaitu Al-Quran dan As-Sunah. Allah SWT
berfirman:

‫اح ُكم بَ ْينَ ُهم ِب َما َأن َز َل هّللا ُ َوالَ تَتَّبِ ْع‬ ْ َ‫ب َو ُم َه ْي ِمنًا َعلَ ْي ِه ف‬ِ ‫ص ِّدقًا لِّ َما بَيْنَ يَ َد ْي ِه ِمنَ ا ْل ِكتَا‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫َوَأن َز ْلنَا ِإلَ ْي َك ا ْل ِكت‬
ِّ ‫َاب ِبا ْل َح‬
‫اجا َولَ ْو شَاء هّللا ُ لَ َج َعلَ ُك ْم ُأ َّمةً َوا ِح َدةً َولَـ ِكن‬ ً ‫ش ْر َعةً َو ِم ْن َه‬ ِ ‫ق لِ ُك ٍّل َج َع ْلنَا ِمن ُك ْم‬ِّ ‫َأ ْه َواء ُه ْم َع َّما َجاء َك ِمنَ ا ْل َح‬
َ‫ت ِإلَى هللا َم ْر ِج ُع ُك ْم َج ِمي ًعا فَيُنَبُِّئ ُكم بِ َما ُكنتُ ْم فِي ِه ت َْختَلِفُون‬ ْ ‫لِّيَ ْبلُ َو ُك ْم فِي َمآ آتَا ُكم فَا‬                                            
َ ‫ستَبِقُوا‬
ِ ‫الخ ْي َرا‬
Artinya : “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya
satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah
kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu.” (QS.Al-Maidah 5:48)

 Menutupi aib dan melindungi kehormatannya


Islam adalah ajaran agama yang paling indah dan sempurna dimana islam
mengajarkan umatnya untuk saling tidak membuka aib saudaranya yang
hanya akan membuat saudaranya terhina. Dan Allah SWT pun
memberikan balasan kepada umatnya yang menutupi aib saudaranya
sesama muslim diantaranya Allah akan menutupi aibnya didunia dan
diakahirat kelak. Adapun hadits yang menjelaskan adalah

‫ست ََرهُ هَّللا ُ يَ ْو َم ا ْلقِيَا َمة‬


َ ‫ستُ ُر َع ْب ٌد َع ْبدًا فِي ال ُّد ْنيَا ِإاَّل‬
ْ َ‫اَل ي‬

“Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan
menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” (HR. Muslim)

Hadits berikutnya: ‫ َواآْل ِخ َر ِة‬ ‫ستَ َرهُ هَّللا ُ فِي ال ُّد ْنيَا‬ ْ ‫ستَ َر ُم‬
َ ‫سلِ ًما‬ َ ْ‫َمن‬

15
“Barang Siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aib
orang tersebut di dunia dan akhirat.” (HR. Ibnu Majah)

Sebaliknya siapa yang mengumbar aib saudaranya maka Allah akan


membuka aib hingga aib rumah tangganya.

ْ ‫ستَ َر هَّللا ُ ع َْو َرتَهُ يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة َو َمنْ َكشَفَ ع َْو َرةَ َأ ِخي ِه ا ْل ُم‬
ُ ‫سلِ ِم َكشَفَ هَّللا‬ ْ ‫ستَ َر ع َْو َرةَ َأ ِخي ِه ا ْل ُم‬
َ ‫سلِ ِم‬ َ ْ‫َمن‬
َ ‫ع َْو َرتَهُ َحتَّىيَ ْف‬            “
‫بَ ْيتِ ِه‬ ‫ض َحهُ بِ َها فِي‬

“Barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim, Allah akan menutupi
aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa mengumbar aib saudaranya
muslim, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya
di dalam rumahnya.” (HR. Ibnu Majah)

 Membantu kebutuhan saudaranya dan meringankan kesusahannya


Dari Abu Hurairah R. A., Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang
Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari
Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam
masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari
kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang
Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh
senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong
saudaranya. Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka
Allâh akan mudahkan baginya jalan menuju Surga.” (Muttafaq ‘alaih)

 Melindungi harta dan darah kaum muslimin


Menjaga harta, jiwa dan darah kaum muslimin merupakan tanggung jawab
kaum muslimin untuk selalu menjaga dan menumbuhkan rasa ukhuwah
Islamiyah diantara sesama. Adapun hukum asal darah seorang muslim
adalah haram ditumpahkan tanpa hak kecuali (orang yang sudah pernah

16
menikah) yang berzina, dengan hukuman qishas, orang yang keluar dari
agamanya(murtad) lagi memisahkan diri dari jamaah. Allah SWT
berfirman :

‫ض َب هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َولَ َعنَهُ َوَأ َع َّد لَهُ َع َذابًا َع ِظيما‬


ِ ‫َو َمنْ َي ْقتُ ْل ُمْؤ ِمنًا ُمتَ َع ِّمدًا فَ َج َزاُؤ هُ َج َهنَّ ُم َخالِدًا فِي َها َو َغ‬

Artinya: “Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan


sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia didalamnya dan
Allah SWT murka kepadanya dan mengutuknya sera menyediakan adzab
yang besar baginya.” ( Qs. An-Nissa: 93)

Firman Allah ta’ala berikutnya :

‫يَ ْعلَ ُمون‬ ‫ت لِقَ ْو ٍم‬


ِ ‫صاُل آليَا‬ َّ ‫فَِإنْ تَابُوا َوَأقَا ُموا ال‬
ِّ َ‫صالةَ َوآتَ ُوا ال َّز َكاةَ فَِإ ْخ َوانُ ُك ْم فِي الدِّي ِن َونُف‬

Artinya: “Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat, menunaikan


zakat, maka mereka itu adalah saudara-saudara kalian dalam
agama ini. Dan kami menjelaskan ayat-ayat itu bagikaum yang
mengetahui.” (Qs. At-Taubah 9:11)

Sedangkan Rosulullah saw. bersabda: “ setiap muslim atas muslim


itu haram atas darahnya, hartanya dan kehormatannya.”

 (HR. Muslim)

 Tidak memanggil saudaranya dengan gelar yang buruk


Dalam ajaran islam dilarang untuk memanggil nama seseorang dengan
gelaran yang buruk. Dalam Surah Al-Hujurat disebutkan tentang tata cara
pergaulan, termasuk dalam berkata-kata. Adapun firman Allah ta’ala
berfirman :

17
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-
olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan)
lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula
perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena)
boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari
perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu
sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang
buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik)
setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim.”  (QS. Al-Hujurat:11)

 Saling nasehat-menasehati
Dalam pergaulan dengan sesama muslim,dibutuhkan sikap saling
menyadarkan dan saling menasehati sebagaimana yang Allah jelaskan
didalam Al-Quran

ِّ ‫ص ْوا بِا ْل َح‬


‫ق‬ َ ‫ت َوتَ َوا‬ َّ ‫) ِإاَّل الَّ ِذينَ َآ َمنُوا َو َع ِملُوا ال‬2( ‫س ٍر‬
ِ ‫صالِ َحا‬ ْ ‫سانَ لَفِي ُخ‬ ْ ‫َوا ْل َع‬
َ ‫) ِإنَّ اِإْل ْن‬1( ‫ص ِر‬
‫ص ْب ِر‬ َ ‫َوتَ َوا‬
َّ ‫بِال‬ ‫ص ْوا‬

Artinya : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam


kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan
nasehat- menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat – menasehati
supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr:1-3)

 Tidak boleh ada rasa hasad (dengki, iri) yang menimbulkan hasud
dan kebencian
Sikap hasad bisa terjadi diantara kalangan kaum muslimin dimana hasad
adalah merasa tidak suka terhadap nikmat orang lain. Hal ini sudah
termasuk katagori hasad menurut Imam Ibnu Taimiyah walau tidak
menginginkan nikamt tersebut hilang. Ibnu Taimiyah berkata:

ُ ‫ا ْل َم ْح‬ ‫ال‬
‫سود‬ ْ ‫ض َوا ْل َك َرا َهةُ لِ َما يَ َراهُ ِمنْ ُح‬
ِ ‫س ِن َح‬ ُ ‫س َد ُه َو ا ْلبُ ْغ‬
َ ‫ا ْل َح‬

18
Hasad adalah membenci dan tidak suka
terhadapa kebaikan yang ada pada orang yang
dihasad.” (Majmu Al fatawa 10:1)

Adapaun hasad terbagi menjadi 2 yaitu hasad yang tercela dan yang
terpuji.
A. Hasad yang tercela yaitu tidak menyukai nikmat terhadap orang lain
maka ia dengan hatinya berharap nikmat tersebut hilang.
B. Hasad yang terpuji yaitu tidak suka keutamaan orang lain sehingga ia
pun ingin menjadi semisal dengan dirinya atau bahkan lebih mulia
darinya (ghibtoh). Sebagaimana yang disebutkan didalam hadits :
“Tidak boleh hasad (ghibtoh) kecuali pada dua orang yang Allah
anugrahkan padanya harta lalu ia infakan pada jalan kebaikan dan
orang yang Allah beri karunia ilmu (Al-Quran dan As-sunnah) ia
menunaikan dan mengajarkannya. (HR.Bukhari )

 Menjaga lisan kepada saudaranya


Berbicara merupakan aktivitas yang sering dilakukan manusia dan
merupakan bagian dari akhlak ajaran islam. Aktivitas berbicara pun
memberikan nilai keunggulan atau keluhuran bagi yang melaksnakannya.
Dimana Syariat islam telah memerintahkan kaum muslimin untuk
menghiasi setiap perilakunya dengan akhlak mulia baik dalam beribadah,
bermuamalah dengan orang lain maupun perilaku yang sifatnya pribadi
sekalipun. Adab berbicara merupakan perintah Allah SWT sebagaimana
firman Allah Azza wa jalla :

َ ‫صلِ ْح لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم ۗ َو َمن يُ ِط ِع هَّللا‬ َ ‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْواًل‬
ْ ُ‫س ِديدًاي‬
‫سولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ ْوزًا َع ِظي ًما‬
ُ ‫َو َر‬

Artinya: “Hai orang-orang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah


dan katakanlah perkataan yang bener, niscaya Allah memperbaiki amalan-
19
amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa menaati Allah dan
Rosul-Nya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan  yang besar.”
(Al-Ahzab 70-71)

Rosulullah saw. pernah ditanya tentang perkara yang paling banyak


menjadi penyebab masuknya manusia ke neraka,lalu beliau
bersabda,”perkara itu adalah mulut dan kemaluan.” (HR.At-Tarmidzi,
Ibnu Hibban, Al-Bukhari, Ibnu Majah, Ahmad dan Al- Hakim)

 Tidak saling menzholimi dan menipu


Abu Hurairah R. A menuturkan bahwa Rosulullah saw. pernah bersabda :

“Janganlah kalian saling dengki, jangan saling menipu, jangan saling


menjauhi dan jangan sebagian kalian membeli diatas pembelian orang
lain. Jadilah kalian sebagai hamba-ahamba Allah yang bersaudara,
seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak boleh
menzholiminya, enggan membelanya, membohonginya dan menghinanya.
Takwa itu disini-Rosul menunjuk dada beliau tiga kali. Keburukan paling
keterlaluan seseorang adalah ia menghina saudaranya yang muslim.
Setiap muslim atas muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya dan
kehormatannya.” (HR. Muslim dan Ahmad)

 Hubungan Antar Umat Beragama


Dari Q.S Al-Baqarah ayat 190 yang dimana artinya : Dan perangilah di
jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu
melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang melampaui batas, Karena sesugguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas.

Dijelaskan bahwa umat islam tidak diperkenankan memusuhi orang-orang


non-Muslim semata-mata karena perbedaan agama. Sebaliknya, Islam

20
memerintahkan untuk melakukan perdamaian dengan mereka selama
mereka tidak menindas Islam. Namun, bila umat Islam diserang,
pembalasan tidak dapat dielakkan, tetapi tidak melanggar atau berperang
melewati batas-batas yang diperlukan. Seperti yang dijelaskan dalam Q. S.
al- Baqarah: 194. Artinya: Bulan Haram dengan bulan haram, dan padas
sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum qishaash. Oleh sebab itu
barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan
serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah,
bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

Kaum muslimin diperintahkan berbuat bauk terhadap penganut agam lain


dan menjalin perdamaian kecuali dalam dua situasi. Pertama, bila mereka
mencabut hak milik tanah yang sah dari kaum muslimin. Kedua, bila
mereka melancarkan permusuhan terhadap kaum muslimin disebabkan
dengan agamanya denga niat yang jelas untuk menghancurkannya. Selain
dua situasi ini, menurut makna tersirat dari ayat ini tidak ada alasan yang
sah untuk melancarkan permusuhan kepada mereka atau menyatakan
jihad. Dengan demikian pusat seluruh konflik adalah human-need yang
didukung faktor nilai, struktur, sejarah, emosi, dan komunikasi. Konflik
terjadi kalau salah satu hal komponen tersebut tidak berjalan sebagaimana
mestinya kebutuhan dasar. Oleh karenanya keragaman yang ada saat ini
apaila tidak dipelihara dengan baik akan menumbuhkan benih-benih yang
dapat menjadikan keragaman tersebut terpecah belah dan menghambat
perkembangan Negara.

9. Pengertian Ekonomi Islam


Ekonomi syariah merupakan cabang ilmu ekonomi dengan landasan nilai-nilai
Islam. Menurut ulama internasional Yusuf Qardhawi, ekonomi syariah adalah
sebuah sistem ekonomi yang berlandaskan Ketuhanan dalam ajaran Islam yang
bertujuan untuk memanfaatkan sarana pemberian Tuhan berdasarkan syariat
21
Islam. Ekonomi syariah yang berlandaskan pada syariat Islam berasal dari Al-
Qur’an, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Maka dari itu ekonomi syariah juga disebut
sebagai ekonomi Islam. Hukum-hukum yang melandasi prosedur transaksi
digunakan semata-mata untuk kemaslahatan masyarakat. Kesejahteraan
masyarakat tidak hanya diukur dari aspek material saja, melainkan juga dampak
sosial, mental, spiritual serta dampak terhadap lingkungan.

Tujuan Ekonomi Islam


Tujuan ekonomi islam tidak bisa dilepaskan dari tujuan penciptaan manusia di
muka bumi. Ini karena, kegiatan berekonomi tidak bisa dipisahkan dari akitivitas
manusia di muka bumi. Inilah mengapa islam juga mengatur segala sesuatunya
yang berkaitan dengan aktivitas manusia dalam berekonomi. Manusia diciptakan
bukan semata untuk menjadi seorang pertapa yang tidak ikut dalam aktivitas
keduniaan, bukan pula sebagai manusia bumi yang tidak mempedulikan aturan
Alah dalam setiap tindak tanduknya. Namun Allah menciptakan manusia agar
manusia menjadi khalifah (wakil Allah) yang mempunyai tugas memakmurkan
bumi, yaitu menciptakan kemakmuran dengan segala kreasi menuju kebaikan.
(QS 2:30). Untuk kepentingan inilah Allah telah memberikan (menyediakan)
segala sesuatunya yang akan manusia butuhkan di muka bumi ini (QS 2:29). Oleh
karenanya, “kebajikan” tdak bisa diartikan sebagai seberapa banyak seseorang
mempunyai dan bisa menikmati kekayaan atauapun kekuasaan. Bukan pula
kebajikan itu berupa penghindaran diri dari hiruk pikuk dunia dan menyendiri
hanya kepada tuhannya. Namun kebajikan itu adalah seberapa banyak kita
membuat kemaslahatan untuk sesama. Islam menghendaki bahwa setiap aktivitas
manusia tidak hanya bernilai duniawi (material) semata, tetapi seharusnya juga
bernilai spiritual. Termasuk juga dalam setiap aktivitas berekonomi, harus juga
membawa muatan spiritual, dalam arti harus terdapat kesesuaian dengan tujuan
dan nilainilai islam.
Tujuan ekonomi islam adalah :
1. Kegiatan ekonomi sebagai upaya mempertahankan hidup dan nafkah keluarga.
2. Memfasilitasi ibadah pribadi dan ibadah sosial.
3. Meningkatkan peradaban manusia.
22
4. Membekali keturunan agar mempunyai keberdayaan / kejayaan yang lebih baik.

Karakteristik Ekonomi Islam


 Mengutamakan Prinsip Keadilan dan Melarang Praktek Riba
Salah satu tujuan dari ekonomi syariah adalah membentuk tatanan
kehidupan masyarakat yang solid. Hal tersebut sejalan dengan prinsip
keadilan dalam ekonomi Islam yang terlihat jelas dalam konsep bagi hasil.
Sistem bagi hasil tersebut menggunakan akad mudharabah yang
merupakan pengganti dari sistem ekonomi berbasis riba, dimana dalam
sistem ekonomi tersebut akan berdampak pada munculnya ketidakadilan.
Seperti yang tertuang pada ayat-ayat riba dalam Al-Qur’an disebutkan
untuk memberikan ketentuan bagi pelaku kegiatan ekonomi untuk tidak
melakukan segala aktivitas ekonomi yang hanya memberi keuntungan
pada salah satu pihak saja. Disebut menguntungkan satu pihak karena
pihak yang memiliki kelebihan harta melakukan upaya untuk
memperbanyak harta dengan menetapkan bunga pinjaman tanpa khawatir
mengalami kerugian, sehingga kerugian hanya ditanggung oleh pihak yang
berhutang. Sistem ekonomi berbasis riba bertolak belakang dengan sistem
ekonomi syariah yang menerapkan sistem bagi hasil. Sistem tersebut
mengutamakan prinsip keadilan, yakni adil dalam situasi menguntungkan
dengan ketentuan nisbah bagi hasil maupun adil dalam situasi yang kurang
menguntungkan karena kerugian ditanggung masing-masing pihak.

 Bertujuan Untuk Kemaslahatan Bersama


Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, ekonomi syariah bertujuan
untuk mengarahkan penggunaan harta untuk kemaslahatan umat, bukan
untuk kepentingan individu. Prinsip ekonomi syariah melarang aktivitas
ekonomi yang merugikan orang lain dan tidak memberi manfaat seperti
praktek riba (pertukaran yang tidak sama), maysir (menghindarkan
terjadinya penipuan) dan gharar (memastikan harta digunakan untuk
kegiatan produktif).

23
 Menghadirkan Kebebasan Ekonomi Sesuai Akidah
Kebebasan ekonomi dalam ekonomi syariah berarti setiap individu apapun
golongan dan statusnya dapat bebas melakukan transaksi ekonomi. Hal ini
terlihat dalam praktek syirkah, yakni kerjasama dua pihak atau lebih dalam
hal permodalan, keuntungan dan kerugian. Contohnya, pengusaha yang
mencari investor untuk modal usaha atau investor yang menerapkan
beberapa jenis syirkah uqud untuk menjalankan usaha bersama-sama.
Kebebasan ekonomi dalam ekonomi syariah juga berarti bebas dari rasa
takut terzalimi atau teraniya oleh pihak lain. Karakteristik kebebasan
ekonomi ini terlihat pada suatu kaidah fiqih muamalah yang berbunyi
sebagai berikut.

“Hukum asal dari suatu muamalah adalah mubah atau boleh, sampai ada
dalil atau ketentuan yang melarangnya.” (Kaidah Fiqih)

Pedoman tersebut memberi peluang bagi setiap individu untuk melakukan


kegiatan ekonomi apa pun dan membuat berbagai inovasi dalam aktivitas
ekonomi selama tidak ada ketentuan larangan syariat. Misalnya, boleh
memberikan pinjaman asal bukan pinjaman riba karena praktek riba
dilarang syariat.

 Menyeimbangkan Motif Material dan Spiritual, Rohani dan Jasmani


Karakteristik ekonomi syariah berikutnya adalah mendorong terciptanya
keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan dalam aktivitas ekonomi.
Keseimbangan yang dimaksud adalah motif material seperti keinginan
untuk memperoleh harta dan keuntungan harus sejalan dengan motif
spiritual untuk menjalankan syariat agama. Tujuan dari keseimbangan
tersebut agar pihak yang memiliki harta atau memperoleh keuntungan
tidak menzalimi atau merugikan pihak lain. Jangan sampai ada eksploitasi
atau dominasi atas golongan yang lemah secara ekonomi. Dengan adanya
keseimbangan tersebut juga akan menciptakan semangat berbagi dan
mendorong pelaku kegiatan ekonomi untuk saling membantu melalui
24
zakat, infak atau sedekah. Jadi keuntungan bukan semata dilihat sebagai
keuntungan fisik, melainkan juga berupa ketenangan batin dalam hidup.

 Mengakui Kepemilikan Multi Jenis


Konsep kepemilikan dalam Islam adalah mengakui kepemilikan multi
jenis yang menjadi perbedaan dasar ekonomi syariah dengan ekonomi
konvensional. Konsep kepemilikan dalam Islam merupakan pengusaan
atas sesuatu yang menyebabkan orang lain akan terhalang dalam
memanfaatkan sesuatu tersebut. Sebagai contoh, kepemilikan harta oleh
seseorang menjadikannya bebas untuk menggunakan harta tersebut dan
orang lain tidak dibenarkan menggunakan harta tersebut tanpa seizin
pemiliknya. Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah
ayat 120, kepemilikan dalam Islam merupakan titipan dari zat Yang Maha
Memiliki. Kepemilikan multi jenis adalah pembagian kepemilikan harta
yang Allah titipkan kepada manusia yang kemudian menjadi kepemilikan
oleh individu baik perorangan maupun swasta, kepemilikan oleh publik
atau milik bersama dan kepemilikan oleh negara.

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional


 Sistem Operasional
Bank syariah menjalankan setiap kegiatannya berdasarkan prinsip syariah.
Prinsip syariah ini tidak lain adalah prinsip hukum islam berdasarkan
fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang, yaitu Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Dalam hal ini,
setiap fatwa yang dikeluarkan harus dipatuhi oleh setiap lembaga
perbankan dan keuangan syariah di Indonesia. Bank konvensional
memiliki sistem operasional yang bebas nilai. Dalam menjalankan setiap
kegiatannya, bank konvensional berdiri sendiri dan bebas dari nilai-nilai
agama seperti yang dianut bank syariah. Bank konvensional dapat
menjalankan peranannya dalam perekonomian Indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

25
 Pembagian Bunga atau Keuntungan
Bank konvensional melakukan berbagai kegiatan dengan berbasis bunga,
sedangkan bank syariah tidak mengenal bunga melainkan lebih
menerapkan prinsip untung dan rugi. Dalam hal ini, keuntungan dan
kerugian yang didapatkan akan ditanggung secara bersama atau kolektif.
Selain itu, dalam menjalankan kegiatan pembiayaan, bank syariah lebih
menerapkan prinsip jual beli aset (murabahah). Berbeda dengan sistem
yang dijalankan bank konvensional. Dalam melakukan kegiatan
pembiayaan, bank konvensional menerapkan sistem kredit. Di sini harga
barang bisa mengalami perubahan berdasarkan tingkat suku bunga.
Bahkan setiap cicilan yang dibayarkan selalu mengalami kenaikan.

 Denda Keterlambatan
Bank syariah tidak mempunyai ketentuan beban uang tambahan yang
harus dibayarkan bagi nasabah yang melakukan keterlambatan
pembayaran. Namun terdapat sanksi yang dikenakan bagi nasabah yang
mampu namun sengaja menunda-nunda pembayaran dan tidak memiliki
iktikad baik. Sanksi ini bisa berupa uang dengan jumlah sesuai dengan
akad yang sudah disetujui dan ditandatangani. Bank konvensional
dibebankan uang tambahan atau bunga apabila terlambat melakukan
pembayaran. Besaran bunga ini akan semakin bertambah, jika nasabah
tidak mampu membayar pada periode berikutnya. Dengan begitu, tagihan
yang dibebankan nasabah bisa semakin membengkak.

 Dasar Hukum
Bank syariah dan bank konvensional terletak pada hukum yang
mendasarinya. Dikatakan, bahwa hukum dari bank syariah diatur dalam
UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Kemudian landasan hukum ini
diamandemen dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Tahun 2008,
UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Undang-Undang ini
menjadi dasar hukum khusus yang mengatur kegiatan perbankan syariah.
Di samping itu, bank syariah juga tunduk pada peraturan yang dikeluarkan
26
oleh BI/OJK serta fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI. Sementara itu,
bank konvensional hanya patuh pada UU Perbankan dan peraturan-
peraturan yang dikeluarkan oleh BI/OJK saja.

27
28
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pluralisme agama merupakan paham atas keberagaman agama yang ada yang
bertujuan untuk menemukan rasa toleransi dan rasa saling menghormati.
Pluralisme keagamaan merupakan tantangan khusus yang dihadapi oleh
agama-agaa dunia dewasa ini, termasuk di Indonesia. Toleransi mengandung
maksud supaya membolehkan terbentuknya sistem yang menjamin
terjaminnya pribadi, harta benda dan unsur-unsur minoritas yang terdapat pada
masyarakat dengan menghormati agama, moralitas dan lembaga-lembaga
mereka serta menghargai pendapat orang lain, tanpa harus berselisih dengan
sesamanya karena hanya berbeda keyakinan atau agama, selama hal-hal yang
ditolerir itu tidak bertentangan dengan norma-norma hukum perdamaian
dalam masyarakat.

B. Saran
Sebagai mahasiswa kita harus bisa memelihara pluralisme beragama dan
mempunyai sifat toleransi untuk semua perbedaan yang ada dimuka bumi ini

29
DAFTAR ISI

http://eprints.walisongo.ac.id/3859/3/104111019_Bab2.pdf

https://brainly.co.id/tugas/24590976

https://nurulhuda.uns.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/SULTAN-WORKSHOP-
TOLERANSI-BERAGAMA-DALAM-ISLAM-KAJIAN-HISTORIS.pdf

https://www.bola.com/ragam/read/4460880/pengertian-toleransi-tujuan-manfaat-ciri-dan-
contoh-sikapnya-dalam-kehidupan

https://muslimahactivity.wordpress.com/2016/05/14/hubungan-antar-sesama-musli

http://digilib.uinsby.ac.id/8786/5/Bab%202.pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132255130/pendidikan/ISLAMIC+FINANCE+01+-
+TUJUAN+EKONOMI+ISLAM.pdf

https://www.merdeka.com/jateng/5-perbedaan-bank-syariah-dan-bank-konvensional-kenali-
prinsip-dan-karakteristiknyaa-kln.html?page=all

30

Anda mungkin juga menyukai