Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MEMAHAMI PLURALITAS MASYARAKAT SEBAGAI SUMBER


MATERI IPS
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Konsep Dasar IPS
Dosen Pengampu: Dr. H. Abdul Karim, M. Pd

Oleh:
1. Muhammad Imam Taqiyyuddin (2210910015)
2. CahyaniDwi Arsanti (2210910025)
3. Fitrotul Maymona (2210910031)
4. Fa’izah Ainun Nufa (2210910035)

PROGRAM STUDI TADRIS IPS


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2022
DAFTAR ISIS

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB ll PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Pengertian Pluralitas..................................................................................................................2
B. Pengertian Sikap Pluralitas........................................................................................................3
C. Pluralitas Masyarakat Sebagai Sumber Materi Ips.....................................................................3
D. Masyarakat Prural atau Majemuk..............................................................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................8
A. Simpulan....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman bahasa, budaya,


suku, agama, ras, mata pencaharian, adat, bangsa, maka menerima adanya perbedaan
adalah sebuah kemestian yang harus dilakukan. Indonesia adalah Negara yang
majemuk, kemajemukan tersebut ditandai dengan beberapa perbedaan di atas. Apabila
dilihat dari realitas yang ada, masyarakat Indonesia yang majemuk terdiri berbagai
perbedaan yaitu secara horizontal dan vertikal. Perbedaan horizontal yaitu perbedaan
dalam hal agama, suku, ras dan lain sebagainya. Sedangkan perbedaan secara vertikal
yaitu perbedaan dalam hal strata sosial. Diharapkan dengan adanya perbedaan
tersebut masyarakat Indonesia dapat hidup secara bersama di dalam satu wadah yaitu
di bawah naungan sistem dan kebudayaan nasional Indonesia yang berlandaskan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Tetapi tidak jarang bahwa dengan adanya keanekaragaman budaya di
masyarakat terkadang menyebabkan timbulnya permasalahan pada masyarakat
sekitar. Keanekaragaman yang tidak diikuti oleh adanya kesepahaman, toleransi dan
saling pengertian dapat menimbulkan konflik yang berdampak pada ketidakadilan.
Oleh karena itu, untuk menumbuhkan kesepahaman dan toleransi serta rasa saling
mengerti agar dapat hidup berdampingan dalam keberagaman salah satu upaya yang
strategis yaitu melalui Pendidikan

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pluralitas?
2. Apa Pengertian Sikap Pluralitas?
3. Bagaimana Pluralitas Masyarakat Sebagai Sumber Materi Ips?
4. Bagaimana Masyarakat Plural atau Majemuk?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pluralitas
2. Untuk Mengetahui Pengertian Sikap Pluralitas
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Pluralitas Masyarakat Sebagai Sumber Materi Ips
4. Untuk Mengetahui Bagaimna Masyarakat Plural atau Majemuk

1
BAB ll
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pluralitas

Kemajemukan atau yang juga dikenal dengan sebutan pluralitas merupakan


gejala sosial yang ada pada setiap kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara,
baik itu diakui atau tidak, dan disadari atau tidak. Kata “plural” merupakan istilah
bahasa Inggris yang artinya “jamak”, yang berarti adanya keragaman masyarakat, ada
banyak hal yang berbeda yang harus kita akui dan diterima keberadaannya. Ketika
kata “plural” ditambah akhirannya menjadi “pluralitas” ini berarti kemajemukan.
Sedangkan pluralisme adalah sebuah “ism” atau aliran tentang pluralitas. 1

Pluralitas merupakan suatu penghargaan kepada adanya kemajemukan atau


keragaman kebudayaan seperti bahasa, etnik dan agama. Pluralitas juga suatu
penghormatan terhadap hal berbeda lainnya (the others), yaitu dengan membuka diri
perbedaan keyakinan, kerelaan untuk berbagi (sharing), dan membuka diri untuk
saling belajar (inklusivisme), serta membuka diri untuk terlibat secara aktif dalam
dialog untuk mencari persamaan-persamaan (common belief) untuk dapat
menyelesaikan konflik-konflik terkait keberagaman. Musayari juga berpendapat
bahwa pluralitas kebudayaan merupakan kekuatan perekat untuk dapat bekerjasama
dan saling pengertian untuk memperkokoh kebersamaan dalam keberagaman. Istilah
pluralisme dalam lingkup ilmu sosial merupakan sebuah kerangka yang tersusun dari
adanya interaksi serta komunikasi yang baik antar individu dan antar kelompok yang
saling menunjukkan toleransi dan rasa saling menghormati. Pluralitas merupakan
konsep dimana terdapat hal-hal yang berbeda-beda sesuatu yang lebih dari satu,
heterogen, bahkan tidak bisa disamakan. Kemajemukan adalah sebuah fitrah yang
tidak dapat ditiadakan keberadaanya. Adanya perbedaan gender laki-laki dan
perempuan, perbedaan usia tua dan muda, perbedaan rasa ada yang berkulit hitam dan
putih, serta perbedaan keyakinan dan kepercayaan. Mengenai pluralitas ini juga ada
dikatakan dalam Al-quran, berdasarkan pada firman Allah SWT surah Al-Hujurat
(49) ayat 13:

‫َٰٓيَأُّيَها ٱلَّناُس ِإَّنا َخ َلْقَٰن ُك م ِّم ن َذ َك ٍر َو ُأنَثٰى َو َجَع ْلَٰن ُك ْم ُش ُعوًبا َو َقَبٓاِئَل ِلَتَع اَر ُفٓو ۟ا ۚ ِإَّن َأْك َر َم ُك ْم ِع نَد ٱِهَّلل َأْتَقٰى ُك ْم ۚ ِإَّن ٱَهَّلل َع ِليٌم َخ ِبيٌر‬

Artinya:“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki


dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.2

1
Syamsul Ma’arif, pendidikan pluralisme di indonesia, ( jogjakarta: Logung Putaka, 2005,) hlm 11
2
Muhammad Imarah, islam dan pluralitas: perbedaan dan kemajemukan dalam bingkai persatuan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm 9.

2
B. Pengertian Sikap Pluralitas
Oxford Advanced Learner’s Dictionary menyatakan (Syamsul Ma’arif 2005)
bahwa pluralisme adalah keberadaan (pengakuan), atau toleransi terhadap keragaman
etnik atau kelompok-kelompok kebudayaan dalam suatu masyarakat atau negara, serta
keragaman kepercayaan atau sikap dalam suatu badan, kelembagaan dan sebagainya.
Toleransi diperlukan untuk merealisasikan danmendukung konsep tersebut. Toleransi
tanpa adanya sikap pluralistik tidak akan bisa menjamin tercapainya kerukunan antar
umat beragama begitu pula sebaliknya. Toleransi merupakan sikap atau tindakan
dimana masyarakat dapat saling menghargai adanya perbedaan dalam hal keyakinan
dan kebudayan serta pendapat atau opini.3
Sikap merupakan sebuah reaksi yang terjadi apabila menghadapi suatu keadaan
tertentu,dan sikap tersebut bisa baik atau tidak baik bisa menerima atau menolak
tergantung bagaimana keadaan dan kondisi yang sedang terjadi. Maka sikap pluralis
adalah suatu sikap yang baik yang diperlukan untuk dapat hidup ditengah-tengah
keberagaman. Sikap pluralis merupakan sikap yang dapat menerima perbedaan di
tengah-tengah keragaman bangsa Indonesia serta dapat menghargai perbedaan baik
perbedaan kecil maupun besar. Bukti bahwa suatu masyarakat atau individu dapat
menerima dan menghargai perbedaan ialah dengan menunjukkan sikap saling
bertoleransi, memiliki sikap tenggang rasa, dan cinta damai serta sikap-sikap yang
menjunjung tinggi karakter bangsa Indonesia. Sikap pluralis ialah sikap yang
menunjukkan bahwa seorang individu atau masyarakat dapat menerima dan
menghargai perbedaan atau keberagaman.Sebagian individu atau masyarakat banyak
yang berpura pura (tidak mereka sadari) dapat menerima perbedaan.
Satu hal yang perlu untuk disadari oleh masyarakat Indonesia adalah bahwa
Indonesia adalah sebuah Negara yang di penuhi oleh perbedaan dan keberagaman dari
berbagai sisi kebudayaan. Dan seharusnya perbedaan tersebut menjadi suatu
kebanggaan dan pembuktian oleh Indonesia untuk Negara lain bahwa banyaknya
perbedaan bukanlah menjadi masalah yang menyebabkan perpecahan dalam sebuah
Negara. Melainkan suatu anugerah yang harus disyukuri dan dijalani dengan penuh
kelapangan dan keterbukaan yang baik untuk menerima perbedaan tersebut.
Prinsip prinsip yang seharusnya berlaku pada masyarakat plural yaitu prinsip
kesamaan, kesetaraan, kebersamaan, kesetikawanan sosial, demokrasi serta keadilan.
Dengan adanya prinsip-prinsip tersebut diharapkan dapat mewujudkan adanya
perdamaian dan terhindar dari pertikaian atau konflik yang menyalahkan pluralitas.
Sumbangan positif yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam kemajemukan dan
keragaman ialah berusaha untuk saling mengenal, mengerti dan menghargai orang
lain dalam hal apapun, baik itu ajaran, pandangan, pendapat dan lain sebagainya.
C. Pluralitas Masyarakat Sebagai Sumber Materi Ips
Pluralitas masyarakat Indonesia memiliki arti yang sama dengan
kemajemukan masyarakat Indonesia. Selain istilah pluralitas, kalian juga menemukan
istilah lain yang berhubungan dengan keragaman, yakni multikultural. Multikultural
berasal dari kata multi yang berarti banyak (lebih dari dua) dan culture artinya

3
Syamsul Ma’arif, pendidikan pluralisme di indonesia, ( jogjakarta: Logung Putaka, 2005,) hlm 13

3
kebudayaan. Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki lebih dari
dua kebudayaan. Masyarakat multikultural tersusun atas berbagai budaya yang
menjadi sumber nilai bagi terpeliharanya kestabilan kehidupan masyarakat
pendukungnya. Keragaman budaya tersebut berfungsi untuk mempertahankan
identitas dan integrasi social masyarakatnya. Dalam materi puralitas masyarakat
Indonesia kita akan membahas tentang:
1. Perbedaan agama
Setiap agama memiliki arahan berbeda dalam menjalankan ibadah atau
upacara keagamaan. Dengan memahami kegiatan agama lain selain yang kita anut
maka dalam diri kita maka akan menumbuhkan sikap toleransi. Toleransi dalam
beragama bukan berarti kita mencampuradukkan ajaran agama, tetapi saling
menghormati dan membantu menciptakan keamanan dan kenyamanan umat beragama
lain dalam beribadah.
a. Agama Islam
Pada saat ini, agama Islam merupakan agama yang dipeluk sebagian besar
masyarakat Indonesia. Umat Islam memiliki beberapa hari besar yang dirayakan
setiap tahun seperti hari raya Idulfitri dan hari raya Iduladha. Hari Jumat juga
merupakan hari penting bagi umat Islam. Pada hari Jumat semua laki-laki wajib
melaksanakan ibadah salat Jumat secara berjamaah di masjid. Selain itu umat
Islam juga memiliki beberapa hari penting yang selalu diperingati, seperti hari
raya tahun baru hijrah, hari kelahiran maulid Nabi Muhammad SAW, dan hari
turunnya wahyu Al-Qur’an.
b. Agama Kristen Protestan
Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonial Belanda
(VOC) sekitar abad XVI. Pada abad XX, Kristen Protestan berkembang dengan
sangat pesat, yang ditandai dengan kedatangan para misionaris dari Eropa ke
beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat Papua, Sumatra Utara,
Sulawesi Utara, dan Jawa.
c. Agama Kristen Katolik
Hari raya umat Kristen Katolik adalah hari Natal, yang diperingati setiap
tanggal 25 Desember. Selain itu, umat Katolik memiliki beberapa hari penting
yang juga selalu diperingati, misalnya hari raya Paskah dan hari raya Kenaikan Isa
Almasih.
d. Agama Hindu
Agama Hindu diprediksi masuk ke Indonesia pada awal abad Masehi.
Terdapat beberapa upacara keagamaaan agama Hindu diantaranya hari raya
Galungan, Nyepi dan Saraswati. Agama Hindu kaya akan berbagai upacara atau
tradisi keagamaan. Tradisi-tradisi warisan agama dan kebudayaan agama Hindu
juga memengaruhi kebudayaan Indonesia yang masih berkembang hingga kini.
e. Agama Buddha
Beberapa upacara keagamaan yang dapat kalian kenal misalnya Hari Raya
Waisak dan Ulambana. Waisak dirayakan pada bulan Mei pada waktu terang
bulan (purnamasidhi) untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu
lahirnya Pangeran Siddharta, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung
dan menjadi Buddha, dan wafatnya Buddha Gautama.
f. Agama Konghucu

4
Agama ini memiliki banyak hari penting, namun hari raya Imlek
menjadi hari raya yang dikenal secara umum karena ditetapkan sebagai
hari libur nasional di Indonesia. Jauh sebelum agama Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu berkembang, di Indonesia telah
berkembang berbagai aliran kepercayaan. Sampai saat ini, kalian dapat
menemukan berbagai aliran kepercayaan yang dianut sebagian masyarakat
Indonesia. Berbagai aliran kepercayaan sebagian telah berkembang sejak
masa praaksara.

2. Perbedaan Budaya
Ada 3 bentuk budaya menurut J.J. Hoenigman, antara lain:
Gagasan, aktivitas dan artefak.
a. Gagasan (Wujud Ideal)
Wujud ideal dari suatu kebudayaan yakni dalam bentuk gagasan, ide,
norma, nilai, peraturan dan lainnya yang bersifat abstrak dan tak bisa
disentuh. Letak ide dan gagasan berasal dari dalam pikiran manusia.
Kebudayaan hasil pemikiran manusia bisa dilihat dalam bentuk karya tulis
seperti karangan, buku, aturan atau tata tertib sekolah dan lain sebagainya.

b. Aktivitas (Tindakan)
Sistem sosial dalam masyarakat merupakan wujud kebudayaan dalam
bentuk aktivitas atau tindakan. Sistem sosial merupakan aktivitas
berinteraksi, kontak juga bergaul antar manusia berdasarkan norma yang
berlaku. Karena bersifat konkret, maka semua yang terjadi bisa diamati
dan diarsipkan.

c. Artefak (Karya)
Artefak merupakan wujud kebudayaan fisik yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan sebagai hasil dari kegiatan, perbuatan dan karya
manusia dalam masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat, ada 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai
budaya yang menyeluruh/universal antara lain:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia seperti tempat tinggal, pakaian,
alat rumah tangga, senjata, alat produksi, transportasi, dan lainnya.
2. Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi seperti pertanian, produksi,
distribusi dan lainnya.
3. Sistem kemasyarakatan, mulai dari kekerabatan, organisasi politik, hukum
dan juga perkawinan.
4. Bahasa baik lisan maupun tulisan.
5. Kesenian mulai dari seni rupa, seni suara, seni gerak dan seni lainnya.
6. Sistem Religi atau sistem kepercayaan.
7. Perbedaan lokasi.

5
Hal yang memengaruhi perbedaan budaya masyarakat Indonesia:
a. Perbedaan Lokasi
Kalian bandingkan bentuk rumah asli masyarakat Jawa dan
Kalimantan. Perbedaan kondisi alam di Jawa dan Kalimantan
menyebabkan perbedaan hasil kebudayaan berupa rumah.
Kalian juga dapat mengamati berbagai kerajinan yang dibuat masyarakat
pegunungan dengan kerajinan yang dibuat masyarakat pesisir.
b. Perbedaan Agama/Keyakinan
Agama Hindu dan Buddha banyak meninggalkan hasil kebudayan
berupa patung dan relief pada dinding-dinding candi. Hal ini tidak dapat
dipisahkan dari sistem kepercayaan Hindu-Buddha yang menjadikan
candi sebagai salah satu tempat suci. Pada masa perkembangan kerajaan
Islam, hasil seni bangunan dan ukir relief patung bergeser menjadi seni
ukir kaligrafi dan bangunan masjid.
Selain kedua hal tersebut, perbedaan budaya juga disebabkan faktor-faktor
lain, seperti adat-istiadat, kebiasaan, dan tradrisi.
3. Perbedaan Suku Bangsa
Terdapat sekitar 300 suku bangsa di Indonesia dengan populasi suku Jawa
paling banyak yakni sekitar 41% dari keseluruhan. Secara berurutan, suku Sunda,
suku Melayu, dan suku Madura menempati suku terbesar di Indonesia. Walaupun
ada berbagai suku bangsa di Indonesia, semua bebas tinggal di berbagai tempat di
Indonesia. Setiap suku bangsa memiliki derajat yang sama.
4.Perbedaan Pekerjaan
Pekerjaan formal merupakan jenis pekerjaan yang dilakukan pelaku usaha
resmi baik pemerintah maupun swasta, contohnya pegawai bank, pegawai
pemerintah, guru dan lain sebagainya. Pekerjaan formal menyebabkan individu
terikat secara langsung dengan system dan aturan yang berlaku. Berbeda dengan
pekerjaan nonformal yang dilakukan petani, pemilik bengkel dan pelaku usaha
mandiri lainnya. Dimana mereka bekerja dengan mandiri, tanpa bergantung
dengan orang lain. Pekerjaan yang ada semuanya mulia dan memiliki derajat yang
sama selama pekerjaan tersebut bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, serta
semua profesi saling membutuhkan dimana jika tidak ada guru, maka tak ada
polisi dan dokter. Jika tak ada petani, maka guru, dokter dan polisi bisa kelaparan
dan seterusnya Rantai kehidupan manusia tersusun sedemikian rupa sehingga
saling membutuhkan.

6
D. Masyarakat Prural atau Majemuk
Masyarakat plural merupakan masyarakat didalamnya terdapat berbagai kelompok-
kelompok kebudayaan. Pada masyarakat yang bersifat plural, setiap individu bisa bergabung
dalam kelompok yang ada, tanpa perlu adanya rintangan atau halangan yang bersifat sistemik
yang mengakibatkan seorang individu tidak dapat masuk kedalam kelompok tersebut. Adanya
keterbukaan, kesediaan dan keringan sehingga adanya kemudahan untuk dapat bergabung
dalam suatu kelompok tertentu. Hal tersebut juga menjadi faktor suatu kelompok dapat
bersaing secara jujur.4 Furnivall menyatakan bahwa masyarakat plural adalah
masyarakat dari berbagai tatanan sosial dan hidup secara berdampingan tetapi tidak
menyatu dalam satu unit politik tunggal.5
Beberapa bentuk dari dampak kemajemukan sosial sebagai berikut: Pertama,
konflik sosial, yaitu keadaan dimana antara dua pihak atau lebih berusaha untuk
saling menjatuhkan, karena terdapat perbedaan pendapat, nilai- nilai serta tuntutan
masing-masing pihak, adapun konflik tersebut yaitu, konflik politik dan konflik
ideologi. Kedua, integrasi sosial, yang sering diartikan sebagai proses penyatuan
diantara dua unsur atau lebih yang mengakibatkan tercapainya keinginan. integrasi
sosial merupakan proses dan hasil, proses yaitu dimana individu atau kelompok sosial
yang asalnya bercerai-berai, berbeda-beda, terkotak-kotak hingga saling bersaing dan
bertentangan kemudian bersatu dalam suatu kepentingan terkait kehidupan sosial ,
politik dan budaya masyarakat yang bertujuan untukmempertahankan hidup.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk atau pluralitas “plural
society”, masyarakat yang memiliki banyak ragam kebudayaan. Hal tersebut
tercantum dalam semboyan bangsa Indonesia yaitu bhineka Tunggal Ika. Bhineka
yang berarti aneka, beragam, berbeda-beda, yang menunjukkan bahwa bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dan heterogen yang terdiri dari berbagai
bahasa, suku, ras, agama, dan budaya. Sedangkan Tunggal Ika menunjukkan
semangat kesatuan dan persatuan dari keanekaragaman tersebut. Ketiga adalah faktor
komunikasi dan interaksi antar suku bangsa, berkat pembangunan sarana transportasi
(darat, laut dan udara), media informasi (surat kabar dan elektronik), dan
perdagangan, maka daerah-daerah yang tadinya terisoler menjadi terbuka kepada
daerah lain, sehingga intensitas interaksi antar kelompok etnis meningkat. Faktor
keempat ialah ekonomi, kebergantungan satu daerah kepada yang lain dalam bidang
ekonomi adalah faktor penting dalam membangun integrasi nasional

4
Giddens Anthony, Ilmu Sosial: Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1993), hlm, 760.
5
Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, hlm, 84.

7
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kemajemukan atau yang juga dikenal dengan sebutan pluralitas merupakan
gejala sosial yang ada pada setiap kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara, baik itu diakui atau tidak, dan disadari atau tidak. Kata “plural”
merupakan istilah bahasa Inggris yang artinya “jamak”, yang berarti adanya
keragaman masyarakat, ada banyak hal yang berbeda yang harus kita akui dan
diterima keberadaannya. Ketika kata “plural” ditambah akhirannya menjadi
“pluralitas” ini berarti kemajemukan. Sedangkan pluralisme adalah sebuah “ism”
atau aliran tentang pluralitas. sikap pluralis adalah suatu sikap yang baik yang
diperlukan untuk dapat hidup ditengah-tengah keberagaman. Sikap pluralis
merupakan sikap yang dapat menerima perbedaan di tengah-tengah keragaman
bangsa Indonesia serta dapat menghargai perbedaan baik perbedaan kecil maupun
besar.
Dalam materi puralitas masyarakat Indonesia kita akan membahas tentang
perbedaan agama, perbedaan suku bansa, perbedaan budaya, dan perbedaan
pekerjaan. Masyarakat plural merupakan masyarakat didalamnya terdapat berbagai
kelompok-kelompok kebudayaan. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat
majemuk atau pluralitas “plural society”, masyarakat yang memiliki banyak
ragam kebudayaan

8
DAFTAR PUSTAKA
Syamsul Ma’arif, pendidikan pluralisme di indonesia, ( jogjakarta: Logung Putaka, 2005,)
hlm 11
Muhammad Imarah, islam dan pluralitas: perbedaan dan kemajemukan dalam bingkai
persatuan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm 9.
Syamsul Ma’arif, pendidikan pluralisme di indonesia, ( jogjakarta: Logung Putaka, 2005,)
hlm 13
Giddens Anthony, Ilmu Sosial: Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm, 760.
Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, hlm, 84.

Anda mungkin juga menyukai