Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Realitas Sosial Dalam Ber- Indonesia

Dosen: Seska Langitan, M.Si, M. Th


Disusun Oleh:
Kelompok 1
- RUDI SONBERT NAURI
- MARTHASYA NOVRITA PESIK
- IRENS CH IMELDA VEPLUN
- JANASTASYA RAHELIA DALOPE
-MILITA KOTAMBUNAN
-SARAH JENETTE LIDIA SUMAMPOW
-FRISILIA AHIKI
-ALFONSINA LERMATIN
-GINA LARENGGAM
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang,kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat setempat.Makalah ilmiah ini sudah kami susun secara maksimal
dan mendapatkan bantuan di berbagai pihak sehingga bisa memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada
seluruh pihak yang sudah berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua hal itu, kami menyadari sepenuhnya jika masih ada
kekurangan baik dalam segi susunan kalimat ataupun tata bahasanya. Oleh
karenanya, dengan tangan terbuka kami menerima segala bentuk saran dan
kritik dari pembaca supaya kami bisa memperbaiki makalah ilmiah ini
kedepannya. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap masyarakat ataupun
si pembaca.

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……..........................................……………………………… i

KATA PENGANTAR ………………...........................................………………… ii

DAFTAR ISI ……………………...........................................……………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………….....................................………… 1


a.Latar Belakang.........................................................................1
b.Rumusan Masalah...................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ………………..................................…………….....……2
a. Pengertian Pluralisme……………………........................………….. 2
b. Masalah mayoritas dan minoritas................................ ……. 3
c.Perbedaan Mayoritas dan MInoritas......................................4
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan..........................................................................4
DAFTAR PUSTAKA................................................................................5

iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Realitas sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari kadang
tidak sesuai dengan harapan kebanyakan orang.
Ketidakadilan, kekecewaan, ketidakpuasan sering dirasakan
oleh masyarakat, terlebih terhadap penguasa yang
berdampak pada kehidupan masyarakat luas bahkan juga
terpuruknya kondisi bangsa. Sebagai salah satu wujud dari
rasa tanggung jawab masyarakat terhadap bangsa ini,
masyarakat terdorong untuk menyampaikan kritikan yang
konstruktif untuk membangun bangsa ini. Dalam era
keterbukaan sekarang ini setiap orang bebas untuk
menyampaikan kritikan dan aspirasi kepada pemerintah. Ada
berbagai cara untuk menyampaikan, mengungkapkan,
menuangkan kritik terhadap situasi sosial tersebut, misalnya
dengan berkirim surat, demonstrasi, pidato, wawancara,
sms, facebook, twitter, e-mail, dan media lainnya. Namun,
sesungguhnya ada satu media lagi yang berperan penting
dalam penyampaian kritik sosial, yakni karya sastra. Sastra
dapat digunakan untuk menyampaikan kritik secara cerdas,
elegan dan santun

1.2 Rumusan Masalah


1.Pengertian Pluralisme adalah?
2.perbedaan mayoritas dan minoritas?
BAB II PEMBAHASAN
1.Pengertian Pluralisme
Pluralisme agama di sisi lain adalah kepercayaan bahwa perbedaan-
perbedaan antaragama bukan masalah kebenaran dan
ketidakbenaran. Pluralisme (khususnya dalam bidang agama) adalah
paham yang mengakui atau menerima bahwa semua agama pada
dasarnya memiliki kebenaran yang sama (dapat saling melengkapi)
karena berasal dari sumber yang sama dan tidak ada agama yang
bersifat universal. Hal itu memungkinkan terciptanya pengertian
bahwa masalah keselamatan bukan- lah monopoli agama tertentu,
melainkan suatu yang bersifat universal.

Menurut Para Ahli: Harold Coward (1994: 20) mengata- kan bahwa
pluralisme keagamaan dapat dipahami dalam kaitannya dengan
logika yang melihat satu substansi yang berwujud banyak, yaitu
realitas transenden (adikodrati) yang menggejala dalam bermacam-
macam keagamaan. Pluralisme agama bukanlah tantangan baru yang
dihadapi masa kini, melainkan telah menjadi masalah klasik.

2. Masalah Pluralisme Agama


Istilah "pluralisme" dan "pluralitas" berasal dari kata dasar yang
sama, yakni pluralis (dalam bahasa Latin berarti jamak). Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, istilah "pluralis" berarti jamak atau
lebih dari satu (W.J.S. Poerwadarminta,1968:761).
Dewasa ini makin disadari bahwa sesungguhnya masya rakat
Indonesia merupakan masyarakat majemuk, yaitu ter diri dari
berbagai suku bangsa. Sistem masyarakat Indonesia sejak dulu dan
ketika masih berada di bawah pemerintahan penjajah (sampai
sekarang ini) bersifat majemuk a kebhinekaan (pluralitas) yang
spesifik, yakni multidimen sional. Masyarakat yang
majemuk seperti itu dapat dilukiskan sebagai dua atau lebih elemen
yang hidup sendiri -sendiri tanpa ada integrasi dalam satu kesatuan
atau sistem sosial-politik. Secara konkret sebagai suatu sistem,
masyarakat Indones penuh dengan perbedaan suku, agama, adat,
dan kedaerahan. Kelompok-kelompok yang berkuasa secara politik
dan ekonomi memiliki ras dan agama yang berbeda dengan
kelompok yang dikuasai. Hal itu berarti antara sistem masyarakat dan
polapluralitas atau kemajemukan terjadi ketumpangtindihan secara
horizontal dan vertikal.

Fakta sejarah menunjukkan bahwa dalam bangsa Indo- nesia,


menegara itu berarti sekaligus membangsa (bdk. Broto- semedi,
1986:31). Negara dan bangsa Indonesia terbentuk dari rakyat yang
berlatar belakang berbeda, antara lain suku bangsa dan ras, agama
dan kepercayaan, kebudayaan dan adat kebiasaan, pandangan hidup
dan filsafat. Sifat kepelbagaian atau pluralitas sebagai fakta sejarah
kemudian dapat disatukan menjadi negara kesatuan dan telah
terpatri dalam lambang negara, yakni Pancasila dengan lambang
garuda lengkap dengan motto Bhinneka Tunggal Ika, artinya
berbeda-beda tetapi satu. Justru dalam kepelbagaian itu terletak
kekuatan yang besar. Apabila dapat dikoordinasikan, kekuatan itu
akan menimbulkan sesuatu yang sangat positif.

3. Masalah Mayoritas Dan Minoritas


Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik dengan
dasar ideologi Pancasila. Itu berarti terdapat kepel- bagaian atau
pluralitas hampir di seluruh bidang kehidupan, antara lain agama,
suku, budaya, dan pandangan hidup. Kepelbagaian yang dimaksud
adalah dalam bingkai kesatuan dan persatuan sesuai dengan tulisan
dalam lambang negara, Garuda Pancasila, yakni Bhinneka Tunggal
Ika. Dalam ide negara kesatuan, kelompok mayoritas yang dijiwai
oleh fanatisme agama yang membuat mereka merasa superior akan
menyebabkan terjadi- nya totalisme religius. Sebaliknya, golongan
minoritas cende rung enggan terhadap mayoritas. Dapat juga pada
suatu kesempatan, mayoritas menjadi penentu nasib minoritas.
Kalau itu terjadi, diduga akan timbul masalah yang cukup serius
karena pasti ada pihak yang mengecewakan dan dike- cewakan,
memuaskan dan dipuaskan.

4. Perbedaan Mayoritas Dan Minoritas


Secara terminologi, istilah "mayoritas" berakar dari bahasa Latin
maior yang dibentuk dari kata magnus yang berarti besar, banyak
(K.Prent, 1969:513-514). Sedangkan istilah "minoritas" berasal dari
bahasa Latin minuo yang berarti menge cilkan, berkurang. Istilah ini
erat dengan istilah parvus yang berarti kecil (mengenai luas) dan
sedikit (mengenai jumlah), juga erat dengan istilah "minor" yang
artinya sama dengan parvus (lihat: K.Prent, 1969: 536, 612). Dalam
hal ini, temuan A. van Dijk menjelaskan bahwa kenyataannya, istilah
"mayoritas" timbul dalam hubungannya dengan rasisme baru
berdasarkan ideologi dan cara berpikir yang diterima oleh sebagian
besar kelompok yang dominan. Indonesia adalah negara yang
berbentuk republik dengan asumsi demokrasi, bukan monarkhi. Itu
berarti dalam negara monarkhi tidak dimungkinkan adanya
demokrasi. Masalah nya sekarang adalah demokrasi di Indonesia
dipahami ber dasarkan mayoritas, sehingga mayoritas cenderung
selalu ingin berkuasa. Dengan demikian, demokrasi tersebut sudah
tidak murni lagi. Itulah sebabnya, di Indonesia terdapat juga sebutan
mayoritas dan minoritas. Mayoritas yang ada di Indonesia antara lain
meliputi mayoritas suku, mayoritas agama, mayo- ritas gender, dan
mayoritas ekonomi. Dalam masalah mayoritas dan minoritas seperti
yang di- jelaskan sebelumnya, hal yang penting adalah bagaimana
me- ngelola atau menanganinya dengan baik sehingga masalah itu
berubah menjadi potensi atau kekuatan bersama yang dan
bermanfaat bagi kesatuan dan persatuan dalam Negara hebat
Kesatuan Republik Indonesia. Dalam pengelolaannya, diha- rapkan
adanya usaha untuk mencegah polarisasi atau jurang pemisah antara
mayoritas di satu pihak dan minoritas di pihak lain, termasuk
mencegah tuntutan-tuntutan yang berlebihan dari masing-masing
pihak dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara dan berbangsa

BAB III PENUTUP


1.1 Kesimpulan
Pluralisme merupakan konsep yang mengatur bagaimna konsep
dan cara bagaimana untuk hidup rukun dan damai dalam
kemajemukkan Masyarakat, baik dalam hal sosial, agama, adat
istiadat dan budaya, dimana tujuannya adalah supaya mereka
saling bekerja sama dalam memebangun negara dan dalam
sebuah kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/askypaniki/makalah-pluralisme#30
Buku realitas sosail dan hakikat agama
https://uin-malang.ac.id/r/151001/memahami-realitas-sosial-
keagamaan.html

Anda mungkin juga menyukai