Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 9

TEOLOGI PLURALISME DAN MULTIKULTURALISME


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah: Teologi Islam
Dosen Pengampu: Prof. Dr. K. H. Khairil Anwar, M. Ag.

Disusun Oleh

Nadita Safitri
Nim. 2312130021
Nanda Safitri
Nim. 2312130038

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS SYARIAH JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2023 M/1445H
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah yang maha kuasa, penulis panjatkan puji dan
syukur atas karunia dan rahmat hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tanpa ada kendala dan masalah. Adapun makalah yang
telah selesai penulis susun ini dengan judul “Teologi Pluralisme dan
Multikulturalisme”.

Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyususan makalah
ini, maka saya mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Prof. Dr. K. H.
Khairil Anwar, M. Ag. Selaku dosen pengampu mata kuliah “Teologi Islam”.

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dan penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masaih terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunan kata maupun kalimat. Oleh karena itu, penulis
meminta maaf atas kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini. Selain
itu, penulis harap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran demi
penyempurnaan makalah ini.

Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palangka Raya, 24 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan Pembahasan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Pengertian Pluralisme Dan Multikulturalisme ............................................. 3

B. Perbedaan Agama Dan Suku Adalah Sunnatullah ....................................... 6

C. Penting Nya Bersikap Positif Terhadap Perbedaan Agama Dan Suku ........ 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10

A. Kesimpulan ................................................................................................ 10

B. Saran........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pluralisme merupakan salah satu ciri dari multikulturalisme. Dua
ciri lainnya ialah adanya cita-cita mengembangkan rasa kebangsaan yang
sama dan kebanggaan untuk terus mempertahankan kebhinekaan itu. Secara
konstitusional, Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat
multikultural.
Multikulturalisme adalah istilah yang di gunakan untuk menjelaskan
pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan
kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas
keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam
kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan,
dan politik yang mereka anut.
Pluralisme menunjukkan penerimaan pluralitas dalam masyarakat.
Pluralitas dalam pengertian keragaman berarti bahwa manusia dari latar
belakang yang berbeda hidup bersama dalam keadaan apapun. Ada berbagai
alasan mengapa keragaman terjadi. Mungkin karena cara berpikir dan sikap
terhadap suatu objek yang di sebakan oleh gaya hidup yang berbeda.
Konsep plural dan multicultural dalam Pendidikan Islam setara dengan
konsep “silaturrahim”, yang berarti saling menghormati dan mencintai
sesame makhluk tanpa membedakan suku dan agama. Pendidikan Islam
tidak hanya menyangkut akhirat, tetapi juga kehidupan duniawi melalui
Pendidikan terpadu.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Teologi Pluralisme Dan Multikulturalisme?
2. Kenapa Perbedaan Agama Dan Suku Adalah Sunnatullah?
3. Mengapa Penting Nya Bersikap Positif Terhadap Perbedaan Agama
Dan Suku?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian Teologi Pluralisme Dan Multikulturalisme.
2. Mengetahui Perbedaan Agama Dan Suku Adalah Sunnatullah.
3. Mengetahui Penting Nya Bersikap Positif Terhadap Perbedaan Agama
Dan Suku.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pluralisme Dan Multikulturalisme
1. Pengertian Pluralisme
Secara etimologis pluralisme agama berasal dari dua kata, yaitu
pluralism dan agama. Dalam bahasa Arab diterjemahkan “al
Ta‟adudiyyahal-Diniyyah. Sedangkan dalam bahasa Inggris “Religious
dan Pluralism”. Istilah pluralisme agama gabungan dua kata diatas yang
tak bisa di pisahkan. Dalam kamus Oxford pluralisme diberi makna
dalam bentuk sebagai berikut:1
Suatu kehidupan dalam sebuah masyarakat yang dibentuk oleh
kelompok-kelompok suku bangsa yang berbeda-beda, dimana
kelompok-kelompok ini mempunyai kehidupan politik dan agama yang
berbeda. Definisi ini bentuknya menjelaskan sebuah fenomena dalam
masyarakat yaitu menerima prinsip bahwa kelompok-kelompok suku
bangsa yang berbeda-beda dapat hidup secara rukun dan damai dalam
lingkungan masyarakat. Definisi mengandung suatu ide dan pemikiran.
Pluralisme secara istilah setidaknya memiliki empat macam
penggunaan, yakni sebagai berikut:
a. Pluralisme disamakan dengan toleransi, dengan makna toleran dan
hidup bersama secara rukun, menghormati untuk mencegah adanya
pertikaian maupun perperangan.
b. Pluralisme yang bermakna agama adalah satu. Semua agama datang
dari sisi Tuhan, tetapi mempunyai wajah yang berbeda-beda.
Perbedaan agama-agama tidak pada tataran subtansi agama, akan
tetapi pada arasy pemahaman agama.
c. Pluralisme merupakan makna yang mengandung hakekat yang
banyak dan kita tidak hanya memiliki satu hakekat. Berbagai akidah

1 Rodiah dkk, Studi al-Quran Metode dan Konsep, (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2010), hlm.335

3
4

dan keyakinan yang saling bertentangan terlepas dari perbedaan


pemahaman kita, semuanya adalah hakekat dan benar.
d. Hakekat merupakan totalitas bagian dan unsur-unsur, dimana dari
masing-masing dari setiap unsur dan bagian ditemukan dalam setiap
agama-agama. Oleh karena itu, kita tidak memiliki satu agama yang
komprehensif dan utuh, tetapi kita mempunyai keseluruhan agama-
agama yang setiap dari mereka memiliki saham hakekat. Dalam
agama Islam, hanya sebagian dari hakekat yang dapat ditemukan.
Oleh para ahli sejarah sosial, agama lebih cenderung didefinisikan
sebagai suatu pandangan hidup yang mempunyai sisi sejarah dan
latar belakang dari perbedaan sistem kemasyarakatan yang meliputi
keyakinan, ritual dan etika. Berikut pengertian pluralisme menurut
Diana L. Eck “Pluralisme itu bukanlah sebuah paham bahwa agama
itu semua sama. Menurutnya bahwa agama-agama itu tetap berbeda
pada dataran symbol, namun pada dataran subtansi memang setara”.
Jadi yang membedakan agama-agama hanyalah jalan atau syariat
sedangkan secara subtansial semuanya setara untuk menuju pada
kebenaran yang transdental itu. 2

2. Pengertian Multikulturalisme
Akar kata multikulturalisme adalah kebudayaan. Pengertian
kebudayaan menurut para ahli sangat beragam, namun dalam konteks
ini kebudayaan dilihat dalam perspektif fungsinya sebagai pedoman
bagi kehidupan manusia. Dalam konteks perspektif kebudayaan
tersebut, maka multikulturalisme adalah ideologi yang dapat menjadi
alat atau wahana untuk meningkatkan derajat manusia dan
kemanusiannya. Multikulturalisme mengakui dan mengagungkan
perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara
kebudayaan. Multikulturalisme memandang sebuah masyarakat

2Umi Sumbulah, Islam Radikal dan Pluralisme Agama, (Jakarata: Badan Litbang dan Diklat
Kementrian Agama RI, 2010), hlm. 48-51
5

mempunyai sebuah kebudayaan yang berlaku umum dalam masyarakat


yang coraknya seperti sebuah mosaik. Di dalam mosaik tercakup semua
kebudayaan dari masyarakat-masyarakat lebih kecil yang membentuk
terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai
kebudayaan seperti sebuah mosaik tersebut.
Istilah “multibudaya” (multiculture) jika ditelaah asal-usulnya mulai
dikenal sejak tahun 1960-an, setelah adanya gerakan hak-hak sipil
sebagai koreksi terhadap kebijakan asimilasi kelompok minoritas
terhadap melting pot yang sudah berjalan lama tentang kultur dominan
daerah-daerah perbatasan antar Negara, antar-suku bangsa, antar-etnik,
antar- ras, dan antar-geografis. Di sinilah muncul situasi dan kondisi
masyarakat yang memiliki keragaman budaya. Kita menggunakan
istilah methaphors untuk menggambarkan kebudayaan campuran
(mixed culture). Ada beberapa istilah yang menggunakan methapor
yaitu: Pertama, melting pot adalah masyarakat masih memelihara
keunikan budaya untuk membedakan keturunan mereka dengan orang
lain. Dalam konsep ini masing-masing etnis dengan budayanya
menyadari adanya perbedaan antara sesamanya. Namun, dengan
perbedaan tersebut mereka dapat membina hidup bersama dengan baik
dan sehat. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa melting pot terdapat kekuatan
untuk mensintesiskan kebudayaan dari masing-masing kelompok.
Kedua, tributaries yaitu menggambarkan aliran sungai yang airnya
merupakan campuran dari air dari sungai-sungai kecil lain. Aliran
sungai itu menuju kearah yang sama, ke sebuah muara. Hal ini
menggambarkan bahwa sungai itu merupakan lintasan dari sejumlah
budaya yang terus mengalir. Masyarakat yang dibangun Amerika
khususnya di New York dan California10. Will Kymlicka berpendapat,
multibudaya merupakan suatu pengakuan, penghargaan dan keadilan
terhadap etnik minoritas baik yang menyangkut hak-hak universal yang
melekat pada hak-hak individu maupun komunitasnya yang bersifat
kolektif dalam mengekspresikan kebudayaannya.
6

Berbagai konsep yang relevan dengan multikulturalisme antara lain


adalah demokrasi, keadilan dan hukum, nilai-nilai budaya dan etos,
kebersamaan dalam perbedaan yang sederajat, sukubangsa,
kesukubangsaan, kebudayaan sukubangsa, keyakinan keagamaan,
ungkapan-ungkapan budaya, domain privat dan publik, hak asasi
manusia, hak budaya komunitas, dan konsep- konsep lainnya yang
relevan.
Sebagai sebuah ideologi, multikulturalisme terserap dalam berbagai
interaksi yang ada dalam berbagai struktur kegiatan kehidupan manusia
yang tercakup dalam kehidupan sosial, kehidupan ekonomi dan bisnis,
dan kehidupan politik, dan berbagai kegiatan lainnya di dalam
masyarakat yang bersangkutan. Interaksi tersebut berakibat pada
terjadinya perbedaan pemahaman tentang multikulturalisme. Lebih
jauh, perbedaan ini berimplikasi pada perbedaan sikap dan perilaku
dalam menghadapi kondisi multikultural masyarakat. Sebagai sebuah
ideologi, multikulturalisme harus diperjuangkan, karena dibutuhkan
sebagai landasan bagi tegaknya demokrasi, hak asasi manusia dan
kesejahteraan hidup masyarakatnya. 3
Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang berlandaskan pada
asas dan prinsip konsep multikulturalisme yakni konsep keberagaman
yang mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan
manusia yang dikaitkan dengan gender, ras, dan kelas, agama
berdasarkan nilai dan paham demokratis yang membangun pluralisme
budaya dalam usaha memerangi prasangka dan diskriminasi. 4
B. Perbedaan Agama Dan Suku Adalah Sunnatullah
Perbedaan dan keragaman suku, budaya bahkan agama adalah
sunnatullah. Karenanya, perbedaan tak akan pernah bisa dieleminasi,
apalagi disatukan. Perbedaan dan keragaman suku, budaya bahkan agama

3
Ibrahim Rustam, Pendidikan Multikultural, (Universitas Nahdlatul Ulama Sukarta, Jawa
Tengah,2013), hlm. 4-7
4 Yenny Puspita, Pentingnya Pendidikan Multicultural, (Universitas PGRI Palembang, 2018), Hlm

2
7

adalah sunnatullah. Karenanya, perbedaan tak akan pernah bisa dieleminasi,


apalagi disatukan.
Kita tidak perlu mempertanyakan mengapa Allah menciptakan
hambanya tidak seragam. Semuanya itu sesungguhnya sebagai perwujudan
nama-nama-Nya (al-asma' al-husna') yang bermacam-macam. Setiap nama-
nama tersebut menuntut pengejawantahan di dalam realis alam raya.
Di dalam ayat lain Allah lebih tegas menekankan bahwa perbedaan
setiap umat sudah dirancang sedemikian rupa: Untuk tiap-tiap umat di
antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah
hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. (Q.S. al-Maidah/5:48). Dalam ayat lain Allah
memberikan suatu pernyataan indah: Janganlah kamu (bersama-sama)
masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang
berlain-lain. (Q.S. Yusuf/12:67).
Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa jalan menuju Tuhan
memang tidak tunggal. Mungkin karena itu Allah selalu mengingatkan kita:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). (Q.S. al-
Baqarah/2:256). Di dalam menyampaikan dakwah dan ajakan Allah
menegaskan agar kita menghindari cara-cara kekerasan dan pemaksaan
kehendak. Berdakwah memerlukan kesabaran dan ketekunan seperti yang
ditunjukkan Rasulullah SAW. Allah sendiri menurunkan Al-Quran selama
23 tahun, padahal Ia bisa menurunkannya dalam waktu sekejap. Ini
menunjukkan bahwa memanusiawikan manusia memerlukan waktu, proses,
strategi, dan metode.
Jika perbedaan atau masalah muncul maka di situlah seninya hidup
bermasyarakat. Allah menyarankan menyelesaikan setiap perbedaan dan
pertikaian yang muncul dengan dengan cara mengedepankan musyawarah,
sebagaimana dinyatakan: Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
8

urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka


bertawakallah kepada Allah. (Q.S. Ali 'Imran/3:159). 5

C. Penting Nya Bersikap Positif Terhadap Perbedaan Agama Dan Suku


Toleransi dan kebhinekaan merupakan nilai-nilai yang sangat
penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Sebagai
negara yang memiliki banyak suku bangsa, agama, dan budaya yang
berbeda-beda, toleransi dan kebhinekaan menjadi hal yang sangat penting
untuk menjaga keharmonisan dan persatuan antar masyarakat. 6
Toleransi merupakan sikap saling menghargai dan menghormati
suatu perbedaan dan keanekaragaman yang bertujuan menciptakan hidup
yang damai. Selain itu, toleransi juga dapat membangun sikap solidaritas,
menerima perbedaan, mengubah penyeragaman menjadi keragaman.7
Nilai toleransi merupakan sesuatu yang memiliki arti yang luas.
Nilai merupakan sesuatu yang kompleks, nilai dapat membantu dalam
mengidentifikasikan atau menentukan perilaku yang dilakukan tersebut
sudah baik atau buruk, benar atau salah, boleh atau tidak boleh jika
dilakukan, sehingga nilai dapat menjadi keyakinan dalam menentukan
pilihan dan juga menjadi pedoman bertingkah laku dalam kehidupan sehari-
hari.
Sikap toleransi merupakan suatu perasaan, pikiran, dan tingkah laku
yang sifatnya menenggang, menghormati, menghargai, dan menerima
pendapat, pandangan, kepercayaan, keyakinan, dan sebagainya yang
berbeda atau bertentangan dengan pendiriannya. Toleransi dapat
membangun sikap solidaritas, menerima perbedaan, mengubah
penyeragaman menjadi keragaman. Karena sikap toleransi dapat memberi
pengaruh terhadap cara berpikir, bersikap, dan bertingkah laku.

5 Umar Nasaruddin, Perbedaan Adalah Sunnatullah, (2020)


6 Firda Aulia Izzati, Pentingnya Sikap Toleransi Dan Empati Dalam Mewujudkan Warga Negara
Yang Baik, (IAIN Pekalongan 2021), Hlm. 2
7 Cindy Azzahra Dkk, Penerapan Nilai Toleransi Dan Keberagaman Suku Bangsa , (2023), Hlm.

2
9

Pentingnya bersikap positif perhadap perbedaan agama dan suku,


antara lain:
1. Menghormati hak asasi manusia.
Toleransi dan keberagaman memastikan setiap individu
diperlakukan dengan adil dan dihormati sesuai dengan hak asasi
mereka.
2. Menciptakan harmoni sosial.
Dengan menerima perbedaan dan memperlakukan orang lain
dengan baik, masyarakat dapat menciptakan hubungan yang
harmonis dan menghindari konflik sosial.
3. Kemajuan sosial dan ekonomi.
Toleransi dan keberagaman memungkinkan adanya
kerjasama dan pertukaran ide yang dapat mendorong inovasi dan
kemajuan di berbagai bidang. 8

8 Cindy Azzahra Dkk, Penerapan Nilai Toleransi Dan Keberagaman Suku Bangsa , (2023), Hlm.
3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa
kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormati dan
toleransi satu sama lain mulai dari suku, agama, ras dan golongan dapat
menjadi bangsa yang satu dan utuh.
Multikulturalisme adalah sebuah filisofi yang juga terkadang
ditafsirkan sebagai ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari
berbagai kelompok-kelompok kebudayaan dengan hak status sosial politk
yang sama dalam masyarakat moderen.
Perbedaan adalah sunnatullah yang tidak bisa dihindarkan didalam
kehidupan di dunia ini. Perbedaan umat manusia, baik dari sisi suku, bangsa,
warna kulit, bahasa, adat istiadat, budaya, bahasa serta agama dan
sebagainya merupakan fitrah dan sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan
Allah SWT.

B. Saran
Dari makalah kami ini, kami berharap para pembaca mampu
memanfaatkannya sebagai sumber belajar untuk menambah wawasan dan
pengetahuan. Dan tak lupa kritik, masukan dan saran, dalam bentuk apapun
sangat kami hargai agar kedepannya penulisan makalah kami menjadi lebih
baik

10
DAFTAR PUSTAKA

Azzahra Cindy Dkk. 2023. Penerapan Nilai Toleransi Dan Keberagaman Suku
Bangsa.

Izzati, Firda Aulia. 2021. Pentingnya Sikap Toleransi Dan Empati Dalam
Mewujudkan Warga Negara Yang Baik. IAIN Pekalongan.

Nasaruddin, Umar. 2020. Perbedaan Adalah Sunnatullah.

Puspita, Yeni.2018. Pentingnya Pendidikan Multicultural, Universitas PGRI


Palembang.

Rodiah dkk. 2010. Studi al-Quran Metode dan Konsep. Yogyakarta: eLSAQ Press.

Rustam, Ibrahim. 2013. Pendidikan Multikultural. Universitas Nahdlatul Ulama


Sukarta, Jawa Tengah.

Sumbulah, Umi. 2010. Islam Radikal dan Pluralisme Agama. Jakarta: Badan
Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI.

11

Anda mungkin juga menyukai