Anda di halaman 1dari 20

JUDUL MAKALAH

Pluralisme dan toleransi (kerukunan)

KELOMPOK 10:

1. Rahmad laode

2. Sapri

3. Ferdiansyah

4. darul ehsan

Universitas Islam makasar Program studi teknik mesin tahun ajaran 2020 -2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas berkat Rahmat,

taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, Dan

tidak lupa pula sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW. beserta keluarga, sahabat dan para pengikut sampai hari kiamat nanti.

Atas izin ALLAH SWT sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Pluralisme dan Toleransi” makalah ini disusun dengan

tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Akramun Nisa, S.S.,M.Pd.I

2. google scholar yang sangat membantu menyelesaikan pembuatan makalah

ini

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, masih

sangat banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini,

mulai dari pemilian kata, susunan kalimat hingga pada pembahasan yang

mungkin sangat rancu/tidak teratur, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan

saran yang kontruktif dari Ibu dosen demi kemudahan dikemudian hari.

Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif

bagi kita semua. Aamiin.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………iii

BAB I……………………………………………………………………………………1

PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1

A. LATARBELAKANG………………………………………………………………….1

B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………2

C. TUJUAN………………………………………………………………………………2

BAB II……………………………………………………………………………………3

PEMBAHASAN…………………………………………………………………………3

A. Pengertian pluralism dantoleransi……………………………………………………3

B. Pluralisme dalam sejarah islam……………………..………………………………..4

C. Konsep toleransi dalam islam……………………..……………………………….. 4

D. Makna ukhuwah islamiah dan ukhuwah insaniyah ………………………………....5

E. Kebersamaan dalam pluralitas beragama....................................................................6

BAB III……………………………………………………………………………………7

A.KESIMPULAN…………………………………………………………………………8

B. SARAN………………………………………………………………………………..9

iii
1

BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna

yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang

berbeda, dan dipergunakan dalam cara yang berlain-lainan pula:

Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang

bukanlah sumber satu-satunya yang eksklusif bagi kebenaran, dan dengan

demikian di dalam agama-agama lain pun dapat ditemukan, setidak-tidaknya,

suatu kebenaran dan nilai-nilai yang benar.

Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama yang

sama-sama memiliki klaim-klaim kebenaran yang eksklusif sama-sama sahih.

Pendapat ini seringkali menekankan aspek-aspek bersama yang terdapat

dalam agama-agama.

Kadang-kadang juga digunakan sebagai sinonim untuk ekumenisme,

yakni upaya untuk mempromosikan suatu tingkat kesatuan, kerja sama, dan

pemahaman yang lebih baik antar agama-agama atau berbagai denominasi

dalam satu agama.

1
2

Dan sebagai sinonim untuk toleransi agama, yang merupakan

prasyarat untuk ko-eksistensi harmonis antara berbagai pemeluk agama

ataupun denominasi yang berbeda-beda.

B. Rumusan masalah

Apa itu pluralisme dan toleransi ?

C. Tujuan

Memahami apa itu pluralisme dan toleransi


3

BAB II

Pembahasan

A. Pluralisme dan toleransi

a. Pengertian pluralism

Pluralisme berasal dari kata plural dan isme, plural yang berarti

banyak (jamak), sedangkan isme berarti paham. Jadi pluralism adalah suatu

paham atau teori yang menganggap bahwa realitas itu terdiri dari banyak

substansi.1

Dalam perspektif ilmu sosial, pluralism yang meniscayakan adanya

diversitas dalam masyarakat memiliki dua ‚wajah‛, konsesus dan konflik.

Consensus mengandaikan bahwa masyarakat yang memiliki latar belakang

yang berbeda-beda itu akan survive (bertahan hidup) karena para anggotanya

menyepakati hal-hal tertentu sebagai aturan bersama yang harus ditaati,

sedangkan teori konflik justru memandang sebaliknya bahwa masyarakat

yang berbeda-beda itu akan bertahan hidu karena adanya konflik. Teori ini

tidak menafikkan adanya keharmonisan dalam masyarakat. Keharmonisan

terjadi bukan karena adanya kesepakatan bersama, tetapi karena adanya

pemaksaan kelompok kuat terhadap yang lemah.

Pluralitas merupakan realitas sosiologi yang mana dalam

kenyataannya masyarakat memang plural. Plural pada intinya menunjukkan

lebih dari satu dan isme adalah sesuatu yang berhubungan dengan paham atau
4

aliran. Dengan demikian pluralisme adalah paham atau sikap terhadap

keadaan majemuk atau banyak dalam segala hal diantaranya sosial, budaya,

politik dan agama.

Pluralisme agama bisa dipahami dalam tiga sudut pandang. Pertama,

sosial yaitu‛ semua agama berhak untuk ada dan hidup‛ artinya semua umat

beragama sama-sama belajar untuk toleran, dan menghormati iman atau

kepercayaan dari setiap penganut agama. Kedua, etika atau moral yaitu ‚

semua umat beragama memandang bahwa moral atau etika dari masing-

masing agama bersifat relative dan sah‛ apabila umat beragama menganut

pluralisme agama dalam nuansa atis, maka didorong untuk tidak menghakimi

penganut agama lain. Ketiga teologi filisofis yaitu ‚ agama-agama pada

hakekatnya setara, sama-sama benar dan sama menyelamatkan‛ artinya semua

agama menuju pada ketuhanan yang maha esa. Dengan demikian, yang

dimaksud 'Pluralism Agama‛ adalah suatu pemahaman bahwa semua agama

mempunyai eksistensi hidup saling berdampingan, saling bekerjasama dan

saling berinteraksi antara satu agama dengan agama yang lain. Atau disebut

juga suatu sikap mengakui, menghargai, menghormati, memelihara keadaan

yang bersifat plurar baik itu suku, etnis maupun agama.

dalam ilmu politik melahirkan ilmu tentang kedaulatan, pertama

paham teokrasi yakni kedaulatan ditangan Tuhan, kedua paham demokrasi

yakni bahwa kedaulatan ditangan masyarakat atau rakyat,ketiga paham teo-

demokrasi teori ini dikemukakan oleh Abdul A’la, teori ini ingin

menggabungkan eorii di atas. Artinya meskipun pengelolaan di negara adalah


5

ditangan rakyat, namun rakyat tidak boleh lepas dari nilai-nilai ketuhanan

Dan konsekuensi lebih lanjut dari cara pandang adalah bahwa sumber

legitimasi, referensi dan rujukan keagmaaan yang memuat pesan-pesan moral

kemanusiaan universal harus menjadi dasar prinsip bagi seluruh cara pandang

pikiran, konsep, interpretasi, tafsir , perjuangan, kerja dan semua aktifitas

manusia didunia.

Dalam masyarakat plural yag ditengarai dengan kehadiran bersama

perbedaan dan keragaman, kebebasan beragama atau berkepercayaan dapat

didefinisikan meliputi dua kategori sebagai berikut:

a) Kebebasan beragama : perbedaan dan keragaman agamaagama yang hidup

bersama dan berdampingan tercakup dalam

definisi kebebasan beragama. Agama-agama tersebut diperkenankan untuk

dipeluk dan diyakini secara bebas oleh setiap individu yang memilihnya

menjadi pegangan hidup.

b) Kebebasan berkepercayaan : merupakan istilah yang merujuk kepada

pandangan hidup-pandangan hidup atau posisi non keagamaan atau sekuler

yang tercakup dalam kebebasan berkepercayaan.

Sebagai bangsa yang plural dan multi kultural, keberislaman

seseorang tidak cukup hanya melihat segala persoalan kehidupan dari

perspektif individu dan teologis. Kehidupan masyarakat yang beragam suku,

agama maupun etnis akan mengalami keharmonisan dan damai jika setiap

individu menghargai entitas apapun yang dimiliki orang lain.


6

2.Pengertian toleransi

Kata toleransi secara etimologi berasal dari bahasa latin yakni 'tolerare'.

Pengertian toleransi adalah sabar serta manahan diri. Sementara, pengertian

toleransi secara terminologi yakni sikap saling menghormati, menghargai,

menyampaikan pendapat, kepercayaan, pandangan kepada antar sesama

manusia yang bertentangan dengan diri sendiri.

Menurut bahasa, toleransi dimaknai sebagai kemampuan setiap orang

untuk menahan diri dan bersabar dari hal-hal yang tidak sejalan dengannya.

Hakikatnya, toleransi yaitu sikap yang menghadirkan kebaikan untuk dapat

hidup saling berdampingan tanpa memang perbedaan. Walaupun berasal dari

latar belakang agama, suku dan budaya yang berbeda.

B. Pluralisme dalam sejarah islam

Bagaimana pandangan islam dalam pluralisme , sebagai agama samawi,

islam memiliki pandangan tersendiri dalam menyikapi pluralism dan

pluralitis. Berkaitan dengan tema pluralisme atau lebih tepatnya

memperkenalkan prinsip prinsip pluralisme, atau lebih tepatnya pengakuan

pluralisris dalam kehidupan manusia pengakuan islam terhadap adanya


7

pluralistis itu dapat dielaborasi kedalam dua perspektif , pertama teologis dan

kedua sosioligis

Pluralistis agama dalam pandangan islam ,asuk ke dalam perspektif teologi

islam tentang agama agama. Dalam dikursus kontemporer. Pembahasan

tentang agama agama dan relasinya ini mengambil bentuk dalam ilmu

perbandinagn agama sebuah didiplin ilmu yang berkkembang luas stelah di

perkenalkan oleh almarhum mukti ali, mantan guru besar ilmu perbandingan

IAIN ( sekarang UIN )Yogyakarta concern mukti ali adalah pencipta suatu

dialog positif antara agama – agama yang ada, terutama tiga agama besar

yaitu yahudi, nasrani, dan islam

Islam telah mengajarkan umatnya untuk menghormati agama lain dan

melarang mencelanya, bshksn dalam suatu ayat, allah swt melarang kita

untuk mencela sesembahan – sesembahan parah penyembah berhala allah swt

beriman ;
8

Pada ayat di atas secara tegas melarang umat islam untuk mencerna dan

mencelna sesembahan non muslim ayat ini jelas mengajarkan prinssip lasamu

(toleransi) kepala setiap muslim dalam hubungannya dengan agama lain, di

khawatir mereka ( non- muslim ) akan berbalik menghina islam. Memang

umtuk menjauhi larangan allah ini. Pada kenyataannya, fenomena konflik

antar peluk agama begitu akrab dengan kesaharian kita, beberapa konflik dan

krusuhan yang berlangsung dalam decade 90 – an. Teryata masih mengikuti

sertakan sentiment agaam. Padahal agama sebenarnya tsk boleh di jadikan

legitimidasi bagi sebuah tindakan anarkis dan radiakal

Dalaam Islam sejarah pluralisme agama muncul setalah perang dunia kedua.

Diantara pencetus pemikiran pluralisme agama dalam Islam yaitu Rene

Guenon (Abdul Wahid Yahya) dan Frithjof Schuon (Isa Nuruddin Ahmad).

Karya-karya mereka ini sarat dengan pemikiran dan gagasan yang menjadi

inspirasi dasar bagi tumbuh kembangnya wacana pluralisme agama. selain

kedua orang tersebut juga ada Seyyed Hossein Nasr, seorang tokoh muslim

Syi’ah moderat, merupakan tokoh yang bisa dianggap paling bertanggung

jawab dalam mempopulerkan pluralisme agama di kalangan Islam tradisional.

Pemikiran-pemikiran Nasr tentang plurlaisme agama tertuang pada tesisnya

yang membahas tentang sophia perennis atauperennial wisdom (al-hikmat al-

kholidah atau kebenaran abadi) yaitu sebuah wacana menghidupkan kembali


9

kesatuan metefisika yang tersembunyi dalam tiap ajaran-ajaran agama

semenjak Nabi Adam as. hingga sekarang.

C. Konsep toleransi dalam islam

Toleransi dalam kamus Bahasa Arab disebut dengan tasamuh.

Tasamuh sendiri secara bahasa memiliki beberapa arti, antara lain

mempermudah (at-tasahul), murah hati (al-hilm), memaafkan (al-’afwu).

Tasamuh dalam beragama (at-tasamuh ad-dini) artinya adalah menghormati

keyakinan (agama) orang lain (ihtiramu ‘aqa`idil akharin).

Keharusan menghormati agama orang lain karena di samping setiap

agama mengajarkan kebaikan juga semuanya datang dari Tuhan. Dalam al-

Quran ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang kebenaran agama-agama

lain di luar Islam. Agama apapun jika diamalkan dengan baik maka

penganutnya akan diberi pahala oleh Allah Swt. QS. Al-Baqarah 62

menyatakan :

Innal ladziina aamanuu wal ladziina haaduu wan nashoro was

shobi`iina man aamana billahi wal yaumil aakhir wa ‘amila sholihan fa lahum

ajruhum ‘inda robbihim wa laa khoufun ‘alaihim wa laa hum yahzanuun.

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi,

orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin (Penyembah Bintang -menurut

penafsir lain- Penyemban malaikat), siapa saja diantara mereka yang benar-

benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan berbuat baik, maka mereka
10

akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran bagi

mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Dengan demikian dapat dipahami bahwa toleransi dalam Islam

didasarkan pada keyakinan atas kebenaran semua agama, yakni semua agama

datang dari Tuhan dan mengajarkan kebaikan.

D. Makna ukhuwah islamiah dan makna ukhuwah insaniya

1. Ukhuwah Islamiyah

Merasa dan mengakui bahwa sesama muslim diseluruh belahan

dunia adalah saudara yang patut kita lindungi, kita perjuangkan hak

mereka atas islam jika berada pada negara yang sedang berperang serta

mendoakan mereka untuk kebaikan.

Inilah tahapan tahapan berharga dalam Ukhuwah islamiyah :

a) Ta’awun ; yaitu rasa saling tolong menolong antar umat beragama

karena Allah.(Baca : Tawadhu)

b) Ta’fahum ; Yaitu rasa saling memahami bahwa tidak ada satu

manusiapun yang bisa lolos dari kekurangan dan kesalahan.

c) Ta’aruf Menurut Islam yaitu rasa ingin mengenal orang lain dengan

maksud memperbanyak persaudaraan.

d) Takaful ; yaitu saling bersatu dalam suka maupun duka serta bersama-

sama menyelesaikan segala permasalahan dengan rasa kasih sayang

dan rasa saling menghargai pendapat yang berbeda.


11

Ukhuwah pada mulanya berasal dari bahasa arabُ‫ خو َََ ي‬yang‫– أَ َخا‬berarti

saudara, dan ُ ‫ َّخوة ُأ‬sebagai bentuk masdarnya yang berarti

“persaudaraan”.16 Ukhuwah berasal dari kata dasar akhun, yang berarti

saudara.17 Kata akhun ini dapat berarti saudara kandung/seketurunan atau dapat

juga berarti kawan.18 Jadi Ukhuwah bisa diartikan “persaudaraan”.

Secara etimologi juga disebutkan, bahwa kata Ukhuwah berasal dari kata “akhun”

berarti dua orang yang kelahiranya sama dari dua sisi; ayah ataupun ibu, atau

salah satu diantara keduanya, atau karena penyusuan. Kadang kata ini juga di

pergunakan bagi dua orang yang sama ras, agama, karakter, pergaulan atau dalam

kecintaan dan lain sebagainya.19 Sedangkan Islamiyah yang di rangkai dengan

Ukhuwah di pahami sebagai ajektif sehingga Ukhuwah Islamiyah berarti

“persaudaraan bersifat Islam,” atau “persaudaraan secara Islam”20

Ukhuwah Islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang melahirkan perasaan

yang dalam terhadap kasih sayang, mahabah


12

(kecintaan), kemuliaan, dan saling percaya sesama orang yang terikat dengan

aqidah Islam, iman dan takwa.21 Ukhuwah pada mulanya berarti “persamaan dan

keserasian dalam banyak hal”. Karenanya persamaan dalam keturunan

mengakibatkan persaudaraan, persamaan dalam sifat-sifat juga mengakibatkan

persaudaraan.22 Ukhuwah Islamiyah yang secara jelas dinyatakan dalam Al-

Qur’an adalah persaudaraan antar agama Islam, dan persaudaraan yang terjalin

bukan ka

2. Ukhuwah Insaniyah

Merasa dan mengakui bahwa seluruh umat manusia didunia

adalah saudara kita. Tidak ada perbedaan yang menjadi dasarnya untuk

saling bermusuhan, karena tidak ada satu manusiapun yang hidup dalam

keabadian.

E. Kebersamaan dalam pluralitas beragama

Pluralitas agama menuntut sikap pemeluk agama untuk

tidak hanya mengakui keberadaan dan hak agama lain,tetapi juga

harus terlibat memahami perbedaan dan persamaan dan mencapai

kerukunan dan kebersamaan.

Bila dikaji eksistensi manusia dalam kerukunan dan

kebersamaan ini diperoleh pengertian hanya arti sesungguhnya dari

manusia bukan terletak pada akunnya,tetapi pada kebersamaannya.


13

Pluralitas agama didalam QS An-Naml:125 menganjurkan

dialog. Dialog tersebut dengan sendirinya akan memperkaya wawasan

kedua belah pihak dalam rangka mencari persamaan yang dapat di

jadikan landasan untuk menjalin kerukunan.

Pluralitas bukan hanya toleransi atau kebersamaan yang pasif,

melain kan kesediaan untuk melindungi dan mengakui kesetaraan di

antara sesama manusia. Terlepas dari perbedaan asal usul etis,

keyakinan, kepercayaan dan agama yang di anut.

Indonesia terdiri dari beragam suku, ras, budaya dan agama. Karna moto "

boneka tungal ika " yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu.

Agama yang di akui oleh pemerintah itu ada 6 sesuai panca sila, sila

pertama yang berbunyi " ketuhanan yang maha esa " setiap warga negara

memiliki hak bebas dalam memilih agama yang mereka mau

Banyak pro dan kontra dengan konsep pluralitas agama di indonesia

1. Pro

Keberagaman agama ini di anggap positif. Di sebabkan karna

kebergaman agama di indonesia ini dapat menjadikan Indonesia sebagai

contoh yang baik bagaimana kehidupan kerukunan antar agama. Hal ini

juga mencerminkan salah satu toleransi.


14

2. Kontra

Pluralitas di sebut mengancam kemurnian dalam suatu agama, di

sebabkan karna pada dasarnya setiap agama mempunyai ajaran masing"

yang berbeda dengan agama lainya.


15

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Dari materi di atas kita dapt simpulkan

1. Pluralisme dan toleransi adalah paham atas keberagamaan untuk hidup

secara toleran pada tatanan masyarakat yang berbeda suku, gologan,

agama,adat, hingga pandangan hidup.

2. Pluralisme dalam sejarah Islam telah ada dari jaman jahiliiah yg tertera di

surat suci Al-Qur'an.

3. Konsep toleransi dalam Islam yaitu menghorti keyakinan orang lain karna

di setiap agama pastilah memgajarkan hal - hal yang baik pula.

4. Makna ukhuwah islamiah dan makna ukhuwah insaniya yaitu merasa dan

mengakui bahwa seluruh umat muslim adalah keluarga dan merasa seluruh

umat di dunia ini adalah keluarga.

5. Kebersamaan dalam pluralitas beragama yaitu bineka Tungga Ika (berbeda

- beda tetapi tetap satu).


16

B. Saran

Kita umat muslim lah yang seharusnyah lebih paham tentang ini

karna Islam mengajarkan kita untuk saling menghargai satu sama lain.

Maka dari itu mari kita semua mengamalkan jamnya denga membagi

ilmu kita kepada teman - teman kita, adek - adek kita, dan seluruh umat

manusia

Anda mungkin juga menyukai