Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TOLERANSI DAN PLURALISME

Dosen :
Dr.M.F. PESSIRERON, S.Ag, M.Si

KELOMPOK 4 :

1. Joy Manuputty (1322194033)


2. Ian Fikriandi (1322194028)
3. Muhammad Nadzar Talaohu (1322194027)
4. Audrey Hitijahubessy (1322194034)

KELAS 2B TRSKM
MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA

PROGRAM STUDI TEKNIK REKAYASA SISTEM


KELISTRIKAN MIGAS
TEKNIK ELEKTRO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan
pengetahuan bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ambon, 27 Maret 2023


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………….…
1.1 Latar Belakang…..…………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………….

BAB 2 KAJIAN TEORI………………………………………………………………


2.1 Pengertian Toleransi………………………………………………………………
2.2 Pengertian Pluralisme………………………………………………………….…

BAB 3 PEMBAHASAN……………………………………………………………….
3.1 Peran penting Toleransi dalam keberagaman di
Indonesia……………………….
3.2 Implementasi sikap toleransi dalam pluralisme…………………………. ……….
3.3 Faktor-faktor Pendorong Tumbuh Kembangnya Pluralisme Masyarakat di
Indonesia……………………………………………………………………………………………

BAB 4 PENUTUP………………………………………………………………..……
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….…
4.2 Saran…………………………………………………………………………….…

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang pluralis, artinya bahwa Indonesia
adalah bangsa yang dihuni oleh beragam budaya, suku, bahasa, adat-istiadat,
tata krama dan agama. Selain itu, Indonesia memiliki berbagai macam
budaya di antaranya ada budaya Jawa, Sunda, Madura, Batak dan lainya. Dan
di setiap budaya memiliki perbedaan seperti bahasa dan adat-istiadatnya
masingmasing, di samping itu agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia
mayoritas agama Islam. Adapun di negara Indonesia mempunya berbagai
macam agama selain agama Islam seperti Kristen, Khatolik, Budha, Hindu,
Konghuncu dan berbagai kepercayaan yang ada di bawah naungan pancasila.
dalam hal ini bahwa Indonesia adalah negara yang penduduknya majemuk
dari segi suku, bangsa, budaya dan bahasa.
Kemajemukan ini merupakan suatu ciri khas yang dimiliki bangsa
Indonesia yang patut di banggakan. Namun, di sisi lain merupakan tantangan
yang harus dikelola dengan baik. Jika tidak, maka bukan tidak mungkin akan
menjadi ancaman serius terjadinya disintegrasi bangsa. Terutama apabila
kemajemukan tersebut tidak disikapi dan dikelola secara baik. Didalam
masyarakat yang multikultular seringkali terjadi timbul pertentangan antar
pemeluk agama yang berbeda. Dilihat dari secara umum konflik antar
pemeluk agama tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti pelecehan
terhadap agama, perlakuan aparat yang tidak adil terhadap pemeluk agama
tertentu, dan kecemburuan ekonomi dan kepentingan politik.
Agar tidak terjadinya konflik antar umat beragama, pluralisme atau
sikap toleransi harus menjadi kesadaran kolektif bagi seluruh kelompok
masyarakat dari tingkat anak usia dini, remaja, dewasa hingga orang tua.
Oleh karena itu, demi terciptanya kerukunan antar umat beragama didalam
masyarakat, maka pendidikan dianggap sebagai instrumen penting, karena
pendidikan sampai saat ini mempunyai peran besar dalam membentuk
karakter hidup masyarakat.
Dengan demikian kami membuat makalah ini agar dapat membantu
masyarakat dalam penanaman sikap toleransi ditengah-tengah segala
keberagaman yang ada di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas
dalam makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas
dalam makalah ini antara lain :
1. Apa itu Toleransi ?
2. Apa itu Pluralisme ?
3. Apa peran penting Toleransi dalam keberagaman di Indonesia ?
4. Bagaimana cara mengimplementasikan sikap Toleransi dalam Pluralisme ?
5. Apa saja faktor-faktor Pendorong Tumbuh Kembangnya Pluralisme
Masyarakat di Indonesia ?

1.3 Tujuan
Bersumber dari rumusan masalah diatas, maka diperoleh tujuan sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Toleransi
2. Untuk mengetahui pengertian Pluralisme
3. Untuk mengetahui peran penting Toleransi dalam keberagaman di
Indonesia
4. Untuk mengetahui implementasi sikap Toleransi dalam Pluralisme
5. Untuk mengetahui faktor-faktor Pendorong Tumbuh Kembangnya
Pluralisme Masyarakat di Indonesia
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Toleransi
Toleransi adalah sifat atau sikap toleran yaitu bersifat atau bersikap
menghargai atau, membiarkan, memperbolehkan pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang
berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Sedangkan secara
istilah toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu tolerare yang berarti
kelonggaran, kelembutan hati, keringanan, dan kesabaran. Secara umum,
istilah ini mengacu pada sikap terbuka, lapang dada, sukarela, dan
kelembutan. Secara luas toleransi berarti suatu sikap atau perilaku manusia
yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai atau
menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan dan toleransi juga
dimaknai sebagai sifat atau sikap toleran saling menghargai perbedaan suku,
budaya dan agama.
Toleransi merupakan salah satu bentuk akomodasi tanpa persetujuan
yang formal. Kadang-kadang toleransi timbul secara tidak sadar dan tanpa di
rencanakan, hal ini disebabkan karena adanya watak orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia, untuk sedapat mungkin menghindarkan diri
dari suatu perselisihan. Toleransi disini dapat diartikan juga sebagai
kebebasan beragama yaitu kemerdekaan, keadaan bebas dimana manusia
yang tertindas harus berjuang untuk memperoleh kebebasan hakiki (sebagai
manusia) dalam hal meyakini dan mempercayai suatu digma tertentu. Jadi
dapat dipahami bahwa kebebasan beragama adalah kebebasan yang dimiliki
setiap individu dalam menentukan arah keyakinan dan kepercayaan
beragama. Keyakinan ini menjadi alasan kuat dan substantif untuk memilih
memeluk komunitas keagamaan tertentu. Dalam pengkajian mengenai
konsep toleransi secara teoritik menurut filsuf Amerika, Emerson Ia
menawarkan gagasan tentang “keyakinan subjektif (self- reliance)”.
Menurut Emerson dan Kierkegard keyakinan agama adalah sebuah
paradigma dan komitmen eksistensial karena keyakinan agama pada
dasarnya hanyalah konsepsi seorang yang bersifat esensial (Soerjono : 1992).
Dengan pemahaman seperti itulah orang-orang meyakini bahwa
keyakinan dari masing-masing individu merupakan hak yang paling hakiki
untuk memeluk keyakinan sehingga pemahaman seperti ini dapat
menciptakan sikap toleransi untuk menghormati perjuangan orang lain dalam
mencari keyakinan agamanya. Perpaduan konsep toleransi juga diutarakan
oleh Josiah Royce. Ia menekankan pada pentingnya loyalitas komitmen
personal dan keyakinan tulus. Artinya manusia sebagai makhluk sosial
sepatutnya menghargai loyalitas-loyalitas orang lain selama loyalitas-loyalitas
tersebut tidakbertujuan pada tindakan- tindakan destruktif (merusak). Dalam
pandangan Royce, toleransi juga berperan dalam melahirkan sikap
penghargaan terhadap perbedaan yang ada, dengan tetap menjunjung
loyalitas orang lain, serta mampu mengendalikan loyalitas pribadi agar tidak
menimbulkan individualisme yang menegasikan loyalitas kelompok lain. Hal
sama diutarakan oleh Wazler. Wazler (1997) memandang toleransi sebagai
keniscayaan dalam ruang individu dan ruang publik karena salah satu tujuan
toleransi adalah membangun hidup damai (peaceful coexistence) di antara
pelbagi kelompok masyarakat dari berbagai perbedaan latar belakang sejarah,
kebudayaan dan identitas. Toleransi menurut Wezler, harus mampu
membentuk kemungkinan-kemungkinan sikap, antara lain sikap menerima
adanya perbedaan, mengubah penyeragaman menjadi keragaman, mengakui
hak orang lain, menghargai eksistensi orang lain dan mendukung secara
antusias terhadap perbedaan budaya dan keragaman ciptaan Tuhan. Yang
terakhir kemudian populer dengan istilah multikulturalisme.

2.2 Pengertian Pluralisme


Pluralisme berasal dari bahasa Inggris yang berakar dari kata “ plural”
yang berarti banyak atau majemuk. Atau meminjam definisi Martin H. Manser
dalam Oxford Learner’s Pocket Dictionary: “Plural (form of a word) used
ofreferring to more than one”. (Marsen Martin : 2009). Sedangkan dalam
Kamus Ilmiah Populer, pluralisme berarti: “Teori yang mengatakan bahwa
realitas terdiri dari banyak substansi”.
Menurut Alwi Shihab (2002), pengertian pluralisme dapat disimpulkan
menjadi tiga yaitu: pertama, pluralisme tidak semata menunjuk pada
kenyataan tentang adanya kemajemukan. Namun, yang dimaksud pluralisme
adalah keterlibatan aktif terhadap kenyataan kemajemukan tersebut. Kedua,
pluralisme harus dibedakan dengan kosmopolitanisme. Dalam hal ini
Kosmopolitanisme menunjuk suatu realitas di mana aneka ragam ras dan
bangsa hidup berdampingan di suatu lokasi. Maksudnya walaupun suatu ras
dan bangsa tersebut hidup berdampingan tetapi tidak ada interksi sosial.
Ketiga, konsep pluralisme tidak dapat disamakan dengan relativisme. Paham
relativisme menganggap “semua agama adalah sama”. Keempat , pluralisme
agama bukanlah sinkretisme, yakni menciptakan suatu agama baru dengan
memadukan unsur tertentu atau sebagian komponen ajaran dari beberapa
agama untuk dijadikan bagian integral dari agama tersebut.
Sementara itu, Syamsul Ma’arif (2005) mendefinisikan pluralisme
adalah suatu sikap saling mengerti, memahami, dan menghormati adanya
perbedaan-perbedaan demi tercapainya kerukunan antarumat beragama. Dan
dalam berinteraksi dengan aneka ragam agama tersebut, umat beragama
diharapkan masih memiliki komitmen yang kokoh terhadap agama masing-
masing.
Menurut Nurcholis Majid pluralisme tidak dapat dipahami hanya
dengan mengatakan bahwa masyarakat kita majemuk, beraneka ragam,
terdiri dari berbagai suku dan agama yang justru hanya mengambarkan
kesan fragmentasi bukan pluralisme. Pluralisme juga tidak boleh dipahami
sebagai sekedar kebaikan negatif, hanya ditilik dari kegunaannya untuk
menyingkirkan fanatisme. Pluralisme harus difahami sebagai pertalian sejati
kebhinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban. Di Indonesia Pluralisme
dilambangkan dengan moto Bhineka Tunggal Ika. Negeri ini terdiri dari
berbagai pulau, suku bangsa, tradisi, agama dan lain-lain. Karena, itu
Indonesia memerlukan pengembangan konsep pluralisme untuk
mempertahankan persatuannya.

Persepsi pluralisme juga harus mampu menerjemahkan persepsi


keadilan dalam ranah kebhinnekaan. Adil menurut kacamata kebhinnekaan
merupakan bentuk toleransi yang tidak sebatas nilai keagamaan tetapi juga
melingkupi kepentingan seluruh suku, etnis, golongan dan faktor sosial lain
yang membentuk masyarakat.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Peran penting Toleransi dalam keberagaman di


Indonesia
Pentingnya toleransi dalam keberagaman ialah untuk menciptakan
kerukunan antar umat beragama, mempererat tali persaudaraan, menguatkan
rasa nasionalisme, dan membentuk persatuan bangsa. Dengan begitu
toleransi memiliki peranan penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan
dalam kehidupan bermasyarakat. 
 Toleransi keberagaman sangat penting sekali, khususnya di Indonesia.
Karena negara kita Indonesia adalah negara berketuhanan dan itu juga sudah
terbilang dan tercatat di Pancasila, yaitu sila pertama. Di indonesia sendiri
sudah ada enam agama, resmi dimana kita sudah di beri kebebasan untuk
menganut agama-agama tersebut. Hal itu juga sudah menunjukan bahwa kita
sebagai masyarakat Indonesia yang baik harus bisa hidup berdampingan dan
harus bisa menghormati orang-orang yang berbeda agama dengan kita.
Sedangkan toleransi keberagaman di Indonesia itu bisa di bilang cukup kuat
dan terlihat jelas sangat menghargai satu dengan yang lain.
 Dengan adanya perbedaan keberagaman, kita harus memiliki sikap
toleransi. Dalam sikap toleran, setiap orang tentu meyakini salah satu agama
atau kepercayaan yang ada, namun realitanya toleransi masih menjadi
masalah yang berungkali terjadi di Indonesia.  Kurangnya sikap toleransi
menjadi pengisi utama rusaknya kerukunan antar sesama. Sehingga untuk
mencegah perpecahan akibat perbedaan adalah tugas kita semua sebagai
warga negara Indonesia demi menjaga keutuhan negara kita.

3.2 Implementasi Sikap Toleransi Dalam Pluralisme


Menurut A.A. Ngr Anom Kumbara yang dikutip oleh Vanya Karunia
Mulia Putri dalam jurnal Pluralisme dan Pendidikan Multikutural di Indonesia
(2009), pluralisme adalah keberagaman budaya ataupun agama yang ada di
masyarakat. Pluralisme juga bisa diartikan sebagai sikap toleransi terhadap
keragaman di lingkungan masyarakat. Pluralisme mengakui jika setiap
kelompok masyarakat memiliki kedudukan sama dan tidak ada bentuk
dominasi terhadap kelompok minoritas. Hendaknya setiap masyarakat dapat
menerapkan sikap pluralisme. Keanekaragaman budaya yang ada di
Indonesia merupakan harta yang tak ternilai harganya. Keanekaragaman
budaya yang ada adalah kekayaan dan keindahan bangsa, sedangkan
perbedaan itu adalah sebuah rahmat, kekuatan serta karunia yang
diwujudkam melalui sikap saling menghormati. Dengan kita menumbuhkan
sikap saling menghormati antar keanekaragaman budaya yang ada, maka
akan menumbuhkan sikap toleran. Karena budaya adalah hasil karya manusia
yang tercipta dari sejarah yang pernah ada di masa silam sebagai panduan
potensial dalam perilaku manusia. Dengan cakupan pengetahuan
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lainnya yang ada
pada budaya masing-masing.
Maka dari itu kita sebagai warga negara harus memiliki sikap toleran
untuk dapat mempertahankan dan tetap melestarikan keanekaragaman
budaya yang ada supaya tidak tercerai berai. Sikap toleransi sangat penting
dalam kehidupan masyarakat kita dengan banyaknya keanekaragaman
budaya yang kita miliki. Apabila dalam kehidupan bermasyarakat tidak ada
sikap toleran maka dapat menimbulkan salah paham antar budaya yang
mana itu juga dapat menimbulkan kesalah pahaman dalam masyarakat yang
bisa menimbulkan perselisihan (Nazelvia Febriyani,2021). Ada banyak contoh
sikap positif yang bisa diterapkan untuk menjaga pluralisme di kalangan
masyarakat. Salah satunya adalah toleransi. Adanya sikap toleransi akan
membuat kehidupan sosial semakin nyaman, tentram dan aman.
Berikut ini adalah sikap toleransi dalam pluralisme kebudayaan dan
budaya Seperti yang dikemukakan oleh A.A. Ngr Anom Kumbara yang dikutip
oleh Vanya Karunia (2009), yaitu:

1. Menghormati setiap individu tanpa melihat latar belakangnya


Sikap saling menghormati sangat penting diterapkan. Jika
menumbuhkan dan membiasakan diri untuk bersikap hormat kepada orang
lain tanpa melihat agama, budaya ataupun rasnya, kondisi masyarakat akan
tetap tentram dan hidup rukun.

2. Bersikap terbuka terhadap perbedaan yang ada


Hal ini bisa diartikan jika tiap individu hendaknya bersikap terbuka atau
menerima perbedaan yang ada dan tidak menutup diri. Dengan memiliki sikap
terbuka, individu atau masyarakat akan lebih mudah bertoleransi dan
menghormati orang lain.
3. Tidak memaksakan kehendak
Artinya individu tidak memaksa orang lain untuk menekuni atau
melakukan suatu hal yang mungkin bertentangan dengan orang tersebut.
Contohnya memaksa orang lain untuk memeluk agama yang kita peluk atau
memaksa orang lain untuk menerima pendapat kita.

4. Saling membantu
Sikap saling membantu tanpa memperhatikan perbedaan yang ada,
juga hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya
membantu orang lain yang merasa kesulitan membawa barang atau
membantu orang lain yang tertimpa bencana alam.

5. Tidak mengejek keyakinan, agama, ras ataupun budaya lain


Sebagai masyarakat yang hidup di tengah kemajemukan, sudah
seharusnya kita tidak mengejek orang lain yang memiliki perbedaan
keyakinan, agama, ras dan budaya. Sebaliknya, kita harus bertoleransi dan
saling menghormati.
3.3 Faktor-faktor Pendorong Tumbuh Kembangnya
Pluralisme Masyarakat di Indonesia
Masyarakat multikultural terdiri dari beragam budaya sebagai sumber
nilai terjaganya kestabilan kehidupan. Fungsi keragaman budaya tersebut
adalah untuk melindungi identitas dan integrasi sosial masyarakat. Berikut
adalah faktor – faktor Penyebab Tumbuh Kembangnya Pluralisme menurut
Budhy Munawar (2009), yaitu :

1. Faktor Internal
Faktor internal disini yaitu mengenai masalah teologis. Keyakinan
seseorang yang mutlak dan absolut terhadap apa yang diyakini dan
diimaninya merupakan hal yang wajar. Sikap absolutisme agama tak ada
yang mempertantangkannya hingga muncul teori tentang relativisme agama.
Pemikiran relativisme ini merupakan sebuah sikap pluralisme terhadap
agama.

2. Faktor Eksternal
a. Faktor Sosio-Politik
Faktor ini berhubungan dengan munculnya pemikiran mengenai
masalah liberalisme yang menyuarakan kebebasan, toleransi, kesamaan, dan
pluralisme. Liberalisme inilah yang menjadi cikal bakal pluralisme. Pada
awalnya liberalisme hanya menyangkut mengenai masalah politik belaka,
namun pada akhirnya menyangkut masalah keagamaan juga. Politik liberal
atau proses demokratisasi telah menciptakan perubahan yang sistematis dan
luar biasa dalam sikap dan pandangan manusia terhadap agama secara
umum. Sehingga dari sikap ini timbullah pluralisme agama. Situasi politik
global yang kita alami saat ini menjelaskan kepada kita secara gamblang
tentang betapa dominannya kepentingan politik ekonomi barat terhadap
dunia secara umum. Dari sinilah terlihat jelas hakikat tujuan yang sebenarnya
sikap ngotot barat untuk memonopoli tafsir tunggal mereka tentang
demokrasi. Maka pluralisme agama yang diciptakan hanya merupakan salah
satu instrumen politik global untuk menghalangi munculnya menghalanginya
kekuatan-kekuatan lain yang akan menghalanginya.

b. Faktor Keilmuan
Pada hakikatnya, terdapat banyak faktor keilmuan yang berkaitan
dengan munculnya pluralisme. Namun yang berkaitan langsung dengan
pembahasan ini adalah maraknya studi-studi ilmiah modern terhadap agama-
agama dunia, atau yang sering dikenal dengan perbandingan agama.
Diantara temuan dan kesimpulan penting yang telah dicapai adalah bahwa
agama-agama di dunia hanyalah merupakan ekspresi atau manifestasi yang
beragam dari suatu hakikat metafisik yang absolut dan tunggal, dengan kata
lain semua agama adalah sama.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah memahami berbagai rumusan masalah dan pembahasan
mengenai Toleransi dan Pluralisme di Indonesia maka dapat kami simpulkan
bahwa, Pada dasarnya pluralisme adalah suatu pokok pikiran yang
menyatakan kebenaran adalah bersifat jamak. Kebenaran bersifat jamak tidak
diartikan sebagai relativitas tetapi segala sesuatu yang dianggap benar
umumnya mampu diterima oleh semua kalangan dengan ragam latar
belakang. Pluralisme ingin menciptakan hubungan harmonis manusia dengan
memandang juga sebagai manusia dan bukan manusia dengan aksidensi
yang melekat padanya. Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia
merupakan harta yang tak ternilai harganya. Keanekaragaman budaya yang
ada adalah kekayaan dan keindahan bangsa, sedangkan perbedaan itu adalah
sebuah rahmat, kekuatan serta karunia yang diwujudkam melalui sikap saling
menghormati. Dengan kita menumbuhkan sikap saling menghormati antar
keanekaragaman budaya yang ada, maka akan menumbuhkan sikap toleran.
Karena budaya adalah hasil karya manusia yang tercipta dari sejarah yang
pernah ada di masa silam sebagai panduan potensial dalam perilaku manusia.
Dengan cakupan pengetahuan kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat dan lainnya yang ada pada budaya masing-masing. Faktor-faktor juga
mempengaruhi bertumbuh kembangnya pluralisme masyarakat di Indonesia,
seperti faktor internal, faktor eksternal (faktor sosio-politik) dan faktor
keilmuan.

4.2 Saran
Dari kesimpulan di atas maka kami akan memberikan saran, seperti
masyarakat harus mempunyai kesadaran dalam menghargaai perbedaan yang
berada di lingkungan sekitar, hiduplah dengan harmonis bukan memahami
makna toleransi tapi menerima sepenuhnya, karena jika menerima
sepenuhnya maka kita sesama makhluk hidup yang mempunyai banyak
perbedaan baik kebudayaan dan budaya bisa saling membantu dan
melengkapi dalam keharmonisan multikultural tersebut. Perbuatanperbuatan
baik dalam suatu keanekaragaman menciptakan kerukunan di tengah-tengah
perbedaan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi Shihab, Islam Inklusif Menuju Sikap Terbuka, 2005

Soekanto, Soerjono .1982. “Sosiologi Suatu Pengantar”, (Jakarta : CV


Rajawali)

Martin H, Oxford Leaner’s Pokcet Dictionary , (Oxford University, 1999), Third


Edition,

3 Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer,

Febriyani, Nazelvia. 2021. Artikel Toleransi Budaya Dalam Kehidupan


Bermasyarakat. www.kumparan.com

Putri, Vanya Karunia Mulia. 2009. Jurnal Pluralisme dan Pendidikan


Multikutural di
Indonesia. www.kompas.com

Rachman, Budhy Munawar. 2009. Argument Islam Untuk Pluralisme . Jakarta :


Grasindo

https://www.kompasiana.com/jessicastefannyrindengan/
61893c7406310e2e1a04bdb3/pentingnya-toleransi-dalam-kehidupan-
beragama-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai