Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS PENTINGNYA TOLERANSI MASYARAKAT BERAGAMA DI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DISUSUN OLEH :

Kelompok 5

Maya Nopita Sari (225020407111084)


Sidra Amalisi (225020407111087)
Amira Nugrahaini (225020407111083)
Azarine Putri Aurellia (225020407111082)
Avrillia Parantika (225020407111085)
Dzaky Nouval Gumilar (225020407111081)
Agillita Tiwi Purnomo (225020407111072)

DOSEN PENGAMPU

Siti Rohmah,M.HI
Mata Kuliah : Agama Islam (B1F)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
DAFTAR ISI

ABSTRAK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

2.2 Landasan Teori.........................................................................................8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

3.2 Tempat atau Lokasi Penelitian

3.4 Teknik Analisis Data

3.5 Prosedur Penelitian

Hasil dan Pembahasan......................................................................................

Kesimpulan........................................................................................................

Penutupan..........................................................................................................

Daftar Pustaka...................................................................................................
ABSTRAK

Indonesia merupakan Negara yang besar dan didalamnya terdapat beberapa agama,
diantaranya agama Islam, Kristen, Hindhu, Budha, dan berbagai macam keyakinan lokal
lainnya. Dengan demikian, toleransi dalam beragama merupakan sebuah keniscayaan untuk
menjamin stabilitas sosial dari paksaan ideologis maupun berupa bentrokan fisik dalam
masyarakat. Perbedaan agama seharusnya untuk saling mengakui, saling menghormati, dan
bekerja sama dalam kebajikan. Bukan sebaliknya perbedaan keyakinan agama menjadi faktor
pendorong untuk saling menjatuhkan, saling merendahkan, atau mencampuradukkan antar
agama yang satu dengan yang lain.Toleransi antar umat beragama tercermin pada tindakan-
tindakan atau perbuatan yang menunjukkan umat saling menghargai, menghormati,
menolong, mengasihi, dan lain-lain. Termasuk di dalamnya menghormati agama dan iman
orang lain,menghormati ibadah yang dijalankan oleh orang lain,tidak merusak tempat
ibadah,tidak menghina ajaran agama orang lain,serta memberi kesempatan kepada pemeluk
agama menjalankan ibadahnya.Kebebasan beragama, menjadikan seseorang mampu
meniadakan diskriminasi berdasarkan agama,pelanggaran terhadap hak untuk
beragama,paksaan yang akan mengganggu kebebasan seseorang untuk mempunyai agama
atau kepercayaan. Termasuk dalam pergaulan sosial setiap hari, yang menunjukkan saling
pengertian, toleransi, persahabatan dengan semua orang, perdamaian dan persaudaraan
universal, menghargai kebebasan, kepercayaan dan kepercayaan dari yang lain dan kesadaran
penuh bahwa agama diberikan untuk melayani para pengikut-pengikutnya.
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata “toleran” (Inggris:
tolerance, Arab: tasamuh) yang berarti batas ukur untuk penambahan atau
pengurangan yang masih diperbolehkan. Secara etimologi, toleransi adalah kesabaran,
ketahanan emosional, dan kelapangan dada. Sedangkan menurut istilah (terminologi),
toleransi yaitu bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan,
membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan
sebagainya) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.

Kerukunan antar umat beragama di Indonesia masih banyak menyisakan masalah.


Masalah yang berlatar belakang agama antara lain dipicu oleh konflik atau kekerasan
antar internal umat beragama karena perbedaan keyakinan atau akidah, pendirian
tempat ibadah dan penggunaan simbol-simbol untuk kepentingan tertentu sehingga
menimbulkan reaksi atau penolakan serta perlawanan dari kelompok lain2. Termasuk
di dalamnya adalah penggunaan agama untuk tujuan politik sangat rawan terhadap
kekerasan sosial. Kasus-kasus intoleransi yang berupa konflik antar dan internal umat
beragama yang muncul terkait dengan hal ini belum bisa terhapus secara tuntas.
Kerukunan keagamaan di Indonesia yang baik dapat bermakna sebagai cerminan dari
budaya bangsa Indonesia yang sesungguhnya memang mencintai kerukunan dan
kedamaian. Masyarakat Indonesia pada umumnya masih tetap menghargai sesama
manusia, menyukai hidup rukun, damai, toleran, gotong royong, persatuan, dan
santun. Karena itu setiap umat beragama harus tetap waspada meningkatkan kualitas
kerukunan keagamaan yang lebih baik di masa yang akan datang dan agar kondisi
persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga secara baik. 

Seperti yang kita ketahui ada 6 (enam) agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia
hingga saat ini, yaitu agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan
Kong Hu Cu.
II. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat di rumuskan permasalahan
yang akan diteliti sebagai berikut : 
1. Mencari tahu bagaimana bentuk toleransi mahasiswa Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 
2. Bagaimana pandangan mahasiswa mengenai keberagaman yang ada?
3. Bagaimana pandangan mahasiswa mengenai interaksi umat beragama?
4. Bagaimana cara mahasiswa mengimplementasikan sikap toleransi?
5. Bagaimana solusi yang dilakukan oleh mahasiswa dalam mengatasi hambatan
- hambatan yang terjadi? 

III. Tujuan 
1. Mengetahui bagaimana bentuk toleransi mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2. Mendeskripsikan pandangan mahasiswa mengenai keberagaman yang ada?
3. Mengetahui pandangan mahasiswa mengenai interaksi umat beragama?
4. Memahami cara mahasiswa mengimplementasikan sikap toleransi?
5. Mengetahui solusi yang dilakukan oleh mahasiswa dalam mengatasi hambatan -
hambatan yang terjadi

III. Manfaat Penelitian 


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Mengimplementasikan sikap toleransi kepada mahasiswa/i yang berbeda-
beda. 
2. Untuk menumbuhkan rasa kesadaran diri pada mahasiswa/i bahwa sikap
toleransi itu penting.
3. Menambah wawasan dan pengetahuan terkait penanaman nilai toleransi di
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Toleransi adalah sikap atau cara menempatkan diri terhadap sesuatu hal baik obyek,
aktifitas, peristiwa maupun orang lain. Sikap erat kaitannya dengan rasa yang mencerminkan
suka atau tidak suka seseorang kepada sesuatu hal tersebut. Biasanya ungkapan rasa
dimaksudkan pada hal-hal yang positif, negatif atau netral. Sikap terhadap seseorang itu bisa
berubah dan tidak tetap dapat berubah karena sesuatu hal misalnya karena bertambahnya
pengetahuan, wawasan dan pengalaman. Sikap positif yang terus-menerus yang harus
dipelihara dalam diri seseorang akan memperkuat kepribadian orang tersebut.

Toleransi memiliki makna secara bahasa berarti menahan diri, bersikap sabar, menerima
perbedaan pendapat dengan sesama. Sedangkan menurut istilah toleransi adalah bersikap
menghargai dan menghormati pendapat yang berbeda untuk melakukan yang tidak
sependapat dengan kita tanpa mengucilkan orang lain.
Menurut Wikipedia toleransi adalah menghargai pendapat orang lain melakukan hal yang
tidak sependapat dengan kita, tanpa gangguan dan intimidasi dengan toleransi kita
menghargai untuk tidak bersikap diskriminasi terhadap suatu kelompok tertentu yang berbeda
dari mayoritas masyarakatnya.

Sikap toleransi mengajarkan kita untuk saling menghargai dengan perbedaan yang ada dan
hidup dalam bingkai kebersamaan tanpa menghina dan tidak menghormati sesame meskipun
beda agama, suku, bahasa.
Toleransi sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat, Menciptakan rasa kekeluargaan,
Menimbulkan rasa kasih sayang satu sama lain, Tercipta kedamaian, rasa tenang dan aman
didalam lingkungan sosial dengan menanamkan sikap toleransi terhadap sesama. Pancasila
merupakan pedoman hidup masyarakat sila yang terkandung dalam nilai- nilai Pancasila,
masing - masing punya arti tersendiri dan harus diterapkan dalam kehidupan kita sehari- hari
sesuai yang terkandung dalam makna tersebut.
2.2 Landasan Toleransi Beragama
Pada masyarakat yang pluralisme, Harold Howard (Saefullah dalam Suryana, 2011:
133) mengatakan bahwa ada tiga prinsip umum dalam merespon keanekaragaman agama:
pertama, logika bersama, Yang Satu yang berwujud banyak. Kedua, agama sebagai alat,
karenanya wahyu dan doktrin dari agama- agama adalah jalan atau dalam tradisi Islam
disebut syariat untuk menuju Yang Satu. Ketiga, pengenaan kriteria yang mengabsahkan,
maksudnya mengenakan kriteria sendiri pada agama-agama lain.
Toleransi kehidupan beragama di masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan mengingat
ada lima agama yang diakui resmi oleh pemerintah, yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen
Katolik, Hindu, dan Budha. Suryana (2011: 133) menyatakan bahawa kerukunan beragama
tidak berarti merelatifkan agama-agama yang ada dengan melebur kepada satu totalitas
(sinkretisme agama) dengan menjadikan agama-agama yang ada itu sebagai unsur dari agama
totalitas tersebut. Urgensi dari kerukunan adalah mewujudkan kesatuan pandangan dan sikap
guna melahirkan kesatuan perbuatan dan tindakan serta tanggung jawab bersama sehingga
tidak ada pihak yang melepaskan diri dari tanggung jawab atau menyalahkan pihak lain.
Kerukunan beragama berkaitan dengan toleransi, yakni istilah dalam konteks sosial, budaya,
dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap
kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu
masyarakat. Contohnya toleransi beragama, yakni penganut mayoritas dalam suatu
masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Untuk memudahkan jalannya penelitian, beberapa hal penting perlu dikemukakan.
Sebagai Negara yang mempunyai penduduk nomor empat terbesar di dunia, Indonesia dihuni
oleh warga yang menganut berbagai macam agama. Di samping agama Islam yang
merupakan agama mayoritas, di Indonesia juga terdapat agama lain sebagai minoritas, seperti
Kristen Protestan, Kristen katolik, Hindu, Buddha, dan Khong Hu Chu. Untuk menjaga
stabilitas nasional diperlukan adanya toleransai antarumat beragama yang bertempat tinggal
di Kota Malang.

I. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Metode kualitatif ini, penulis yang menjadi instrumen dalam penelitian dan analisis
dilakukan secara terus menerus dari awal penelitian hingga analisis data.
Pengamatan langsung pada objek studi sesuai lingkup penelitian dan teori sebagai
pendukung penelitian berdasarkan lingkup pembahasan. Mengidentifikasi objek-objek yang
ada pada lokasi penelitian meliputi ruang terbangun (sollid), ruang tidak terbangun atau ruang
terbuka (void) serta hubungan antar ruang-ruang (linkage), dengan melihat dan mengamati
perilaku hubungan umat antar beragama yang toleransi sehingga menciptakan kerukunan
untuk bisa hidup saling berdampingan.

II. Tempat atau Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Masjid Jami’ dan Gereja Immanuel di Kota Malang. Dimana
kedua tempat ibadah tersebut saling berdekatan.

III. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data dilapangan, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan
data antara lain:

1. Wawancara
Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara tersetruktur (structured
interview). Wawancara tersetruktur adalah salah satu teknik bagi peneliti untuk mencari
informasi dari responden atau informan, peneliti juga mengetahui dengan pasti apa yang akan
diperoleh dari wawancara tersebut. Oleh karena itu, biasanya peneliti yang menggunakan
teknik wawancara tersetruktur ini telah membuat pertanyaan-pertanyaan apa yang akan
ditanyakan kepada responden atau informan tidak hanya itu terkadang peneliti telah
menyiapkan alternative jawaban yang sekiranya akan dikeluarkan responden. Setiap
responden dalam reknik wawancara ini akan mendapat pertanyaan yang sama dari peneliti.
Agar pelaksanaan wawancara berjalan dengan lancar peneliti tidak hanya membawa pedoman
wawancara saja sebagai alat pengumpul data, melainkan peneliti bisa menggunakan alat
bantu seperti tape recorder atau alat perekam untuk mempermudah peneliti dalam mencatat
informasi dari responden atau informan.

2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara memperoleh informasi dari berbagai sumber tulisan atau dokumen,
gambar-gambar penting, atau apapun yang ada keterkaitannya untuk mendukung penelitian
tersebut.

IV. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan data dari sampel
penelitian, lalu mengkategorikan berdasarkan topik penelitian, serta menyajikannya dalam
bentuk video dokumenter dan laporan penelitian.

Prosedur Penelitian
Untuk memudahkan penelitian, maka peneliti harus melakukan penelitian melalui
beberapa tahapan penelitian. Adapun prosedur penelitian ini antara lain sebagai berikut :
A. Tahapan Persiapan Penelitian
Tahapan persiapan ini merupakan tahapan awal yang penulis lakukan sebagai
penunjang untuk pelaksanaan penelitian. Adapun persiapan yang penulis lakukan diantaranya
penulis menentukan fokus permasalahan serta subjek dan objek penelitian. Selanjutnya
penulis mengajukan judul dan fokus terhadap pembuatan proposal penelitian yang kemudian
di buat dalam makalah peoyek kelas kolaborasi. Setelah rancangan penelitian di setujui oleh
dosen mata kuliah, maka peneliti melakukan prapenelitian sebagai upaya menggali gambaran
awal daru subjek, objek, serta lokasi penelitian ke berbagai pihak yang bersangkutan.
B. Tahapan Perizinan Penelitian
Dalam tahap ini, peneliti melakukan permohonan perizinan agar dapat dengan mudah
melakukan penelitian yang sesuai dengan objek dan subjek penelitian. Adapun perizinan
tersebut ditempuh dan dikeluarkan oleh:
1. Meminta surat pengantar penelitian dari dosen mata kuliah terkait dengan menyertakan
proposal penelitian.
2. Setelah mendapatkan surat pengantar penelitian, peneliti mengajukan surat pengantar
penelitian ke tempat ibadah Gereja GPIB Immanuel, Gereja Paroki Kayutangan, Masjid
Agung Malang, Klenteng Tri Dharma Konghucu, Klenteng Tri Dharma Buddha, dan Pura
Dwijawarsa Hindu.
Setelah mendapatkan izin dari setiap tempat ibadah, barulah peneliti melaksanakan penelitian
di tempat yang telah ditentukan, yaitu Gereja GPIB Immanuel, Gereja Paroki Kayutangan,
Masjid Agung Malang, Klenteng Tri Dharma Konghucu, Klenteng Tri Dharma Buddha, dan
Pura Dwijawarsa Hindu
Skenario Pembelajaran
Pertemuan ke-9 (Tahap 1)
Logbook pertemuan ke-9
Tanggal Deskripsi Kegiatan Dokumentasi
31-10-2022 Survei awal ke Fakultas Sains
dan Teknologi

07-11-2022 Survei awal ke Fakultas Sosial


Humaniora

14-11-2022 Mewawancarai mahasiswa


Fakultas MIPA mengenai
toleransi keberagaman.
21-11-2022 Mewawancarai mahasiswa
Fakultas FISIP mengenai
toleransi keberagaman.

28-11-2022 Diskusi kelompok mengenai


hasil wawancara dan
mengerjakan PBL bersama.

05-12-2022 Mengedit Vidio


Catatan Lapangan
No Tanggal Uraian Kegiatan
1.  31-10-2022 Survei Identifikasi Masalah Identifikasi Potensi
Awal
 Minimnya upaya  Aktifitas sosial dan
mahasiswa dalam akademik di kampus
membangun berlangsung secara aman
toleransi kehidupan dan tertib 
beragama
 Minimnya interaksi
mahasiswa antar
umat beragama
 Memudarnya
pengamalan nilai-
nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-
hari
2. 07-11-2022 Survei Identifikasi Masalah - Aktifitas sosial dan
Awal akademik di kampus
- Mahasiswa masih berlangsung secara aman
banyak yang belum dan tertib 
memahami definisi
inklusi sosial.   

-Ada mahasiswa yang


berpendapat upaya
mahasiswa dalam
menjaga kerukunan
dalam beragama ada
namun, belum terlihat
dengan jelas dan nyata. 
3.  14-10-2022 Observasi - Kurangnya pemahaman - Mahasiswa mampu
mahasiswa terkait menjelaskan dan juga paham
pentingnya inklusi sosial tentang toleransi serta
dalam kehidupan pengapikasiannya dalam
beragama keseharian 

4. 21-11-2022 Observasi - Fakultas didominasi - Keberagaman tersebar


oleh golongan tertentu secara merata dari tingkat
Fakultas hingga Program
Studi maupun lingkungan
pertemanan terjalin dengan
baik.
5. 28-11-2022 Observasi - Terjadi perundungan, - Kerukunan yang telah
pear group sehingga tidak terbangun dengan kuat
terjalin kerukunan antar membuat para mahasiswa
mahasiswa memiliki pemikiran yang
terbuka terkait toleransi
beragama. 
6. 05-12-2022 Observasi -Walaupun mayoritas
mahasiswa beragama islam.
Namun, setiap mahasiswa
selalu berupaya menjaga
kedamaian. 
- Menerima dengan sangat
ramah walaupun berbeda
agama. 

Panduan Wawancara
Narasumber 1 : Mahasiswa FMIPA : Byanka 
No Pertanyaan Jawaban

1. Siapa nama Anda?

2. Bagaimana kondisi keberagaman di fakultas Anda?

3. Apakah yang Anda ketahui tentang toleransi antar keberagaman?

4. Bagaimana cara Anda mengimplementasikan sikap toleransi?

5. Menurut Anda, apakah toleransi masih sangat diperlukan saat ini?


Mengapa?

6. Menurut Anda, bagaimana dampak apabila mahasiswa tidak memiliki


sikap toleransi?

Narasumber 2 : Mahasiswa FISIP : Eka 

No Pertanyaan Jawaban

1. Siapa nama Anda? Namanya Eka, dari FISIP Jurusan Psikologi

2. Bagaimana kondisi Di FISIP ini tentunya beragam banget ya, apalagi kan
keberagaman di fakultas mahasiswanya juga lumayan banyak. Jadi, ya itu
Anda? beragam banget.

3. Apakah yang Anda ketahui Oke. Setau saya, toleransi itu ketika dimana kita
tentang toleransi antar menerima bahwa terdapat keberagaman itu dan kita
keberagaman? seperti melakukan empati.

4. Bagaimana cara Anda Kalau aku sih biasanya dengan cara tidak mengusik
mengimplementasikan sikap apa hal-hal yang memang sifatnya value-nya itu
toleransi? religion ya, buat setiap orang gitu. Kalau misalnya
memang itu urusannya mereka, ya udah gitu. Aku
ngga mengganggu atau menggubris hal-hal yang
memang sekiranya ngga perlu diurusin, kayak gitu.
Jadi, jatohnya ya aku coba memahami juga,
pandangan mereka ataupun juga perspektif mereka. 

5. Menurut Anda, apakah Sangat perlu sih, karena kalau mau bagaimanapun
toleransi masih sangat kita hidup di Indonesia dan ya Indoneisa juga
diperlukan saat ini? Mengapa? terkenal dengan banyak keragamannya ya. Terus
semisal kita tidak toleransi pasti akan ada
kesenjangan atau tidak terpenuhinya hak lah.

6. Menurut Anda, bagaimana Dampaknya kurang lebih sama seperti apa yang aku
dampak apabila mahasiswa jelasin tadi sih. Jadi dari mahasiswa sendiri, ya tadi
tidak memiliki sikap ketika individu ngga bisa melakukan sikap toleransi
toleransi? dia ngga akan bisa maju, dia ngga akan bisa
menerima perspektif orang

Narasumber 3 : Mahasiswa FISIP : Stefiola Reynaldo

1. Siapa nama anda? Stefiola Reynaldo (stefi), FISIP ,Ilmu


Komunikasi 

2. Bagaimana kondisi keberagaman Menurut aku keberagaman beragama di FISIP ini


di fakultas anda? beragam soalnya berbagai agama ada di
fisip,mulai dari Islam, Kristen, Budha, Hindu.

3. Apakah yang anda ketahui tentang Saling menghargai aja,kaya saling menghargai
toleransi keberagaman? ngga merendahkan ,ngga mengejek 

4. Bagaimana cara anda Dengan cara toleransi pastinya ,kaya menghargai


mengimplementasikan sikap perbedaan dan ngga rasis
toleransi?

5. Menurut anda apakah toleransi Sangat penting soalnya,seperti yang kita tau yah
masih sangat diperlukan saat ini? cotoh kecilnya kaya di fisip pasti beragam dan
mengapa? ada perbedaan jadi memang harus ada toleransi

6. Menurut anda,bagaimana dampak Kalo ngga ada toleransi itu kaya mungkin bisa
apabila mahasiswa tidak memiliki jadi adanya perpecahan,perselisihan soalnya kaya
sikap toleransi? bisa menyinggung pihak lain kalo tidak ada
toleransi.

Kesimpulan:
Sejauh ini permasalahan ataupun kendala antar mahasiswa tidak ada karena baik dari pihak
manapun saling memupuk sikap toleransi. Seperti, menyesuaikan jadwal untuk kerja
kelompok maupun bertemu yang tidak saling mengganggu waktu ibadah masing-masing
mahasiswa. Selain itu, mengajak teman untuk merayakan natal bersama meski tidak
beragama nasrani. Menyemangati teman yang muslim yang berpuasa dengan cara ikut
berpuasa, ataupun menghormati dengan tidak makan ataupun minum di depan hari Natal
warga sekitar yang mayoritas muslim memberikan bingkisan sembako, juga saat Idul Fitri
ataupun bulan puasa, pihak gereja mengadakan pembagian takjil terhitung 3 kali dalam kurun
waktu sebulan. Selain itu, dari pihak gereja sendiri juga sudah mempunyai gerakan pemuda
dimana gerakan ini telah diberikan pemahaman khusus mengenai kesadaran toleransi.
Hasil dan Pembahasan

Penutup 
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada hakikatnya toleransi antar
umat beragama mengharuskan kita untuk menghargai setiap perbedaan yang ada dalam
kehidupan. Keberagaman agama yang beragam mengharuskan masyarakat untuk saling
memperbolehkan serta menjaga suasana yang kondusif, aman, dan tentram bagi umat agama lain
untuk melaksanakan ibadah dalam ajaran agamanya tanpa dihalang-halangi dan dipandang
rendah oleh siapapun. Toleransi antar umat beragama dapat dilakukan ketika berkaitan dengan
hubungan sosial yang berupa kegiatan gotong royong dan kerja bakti di lingkungan masyarakat
dan kegiatan keagamaan dari masing-masing masyarakat atau umat beragama.

Anda mungkin juga menyukai