Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul TASAMUH DALAM
PERBEDAAN MENURUT ISLAM dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Fiqih. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang tasamuh dalam ruang
lingkup agama islam.
Pelaksanaan dan penyusunan makalah ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs Bukhori M.Ag. Selaku dosen Mata kuliah Ilmu Fiqih.
2. Pihak lain yang telah ikut membantu dan berpartisipasi dalam
penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan arahan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri
dan umumnya bagi pembaca, Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Islam merupakan agama kemanusiaan, asas dari kemanusiaan ini dalam Islam
adalah penghormatan terhadap manusia melebihi dari yang lainnya, tanpa melihat
perbedaan warna kulit, ras, agama, suku, gender, dan kasta. Dalam AlQur’an
diterangkan bahwa, Allah Swt menciptakan semua manusia itu unik, dengan
beberapa perbedaan yang menjadikan keunikan tersebut bukanlah untuk dijadikan
sebagai bahan saling menindas dan menghina, apalagi saling menjatuhkan. Tetapi,
perbedaan dari penciptaan manusia ini ditunjukan semata-mata agar semua
manusia bisa saling mengenal antara satu dengan yang lainnya, saling melengkapi
kekurangan dan kelebihan masing-masing. Bukan sekedar perbedaan fisik, tetapi
juga mencakup perbedaan dalam berbagai aspek lainnya. Terkhusus pada
perbedaan aspek religius antar umat.
Namun pada kenyataannya banyak umat beragama yang tidak meneladani sifat
toleransi. Baik itu dalam perbedaan pemahaman ajaran, yang pada hal ini dapat
menghasilkan pengamalan yang berbeda dalam internal keagaamaan, sehingga
menimbulkan perbedaan pendapat dan terbentuknya beberapa aliran ajaran agama
yang berbeda. Ada pula yang menganggap kelompoknya paling benar sedangkan
yang lain nya sesat, selain itu ada juga yang mempermasalahkan adat istiadat baik
itu golongan ras, suku, gender ataupun kasta.
Konsep tasamuh dalam Islam, baik dilihat dari sudut pandang al-Qur’an
maupun hadist yang mengakibatkan suatu kekhawatiran mungkin bisa saja terjadi
apabila konsep ini disalahpahami dan disalahgunakan pada tataran aplikasinya
oleh sebagian orang. Sehingga yang terjadi adalah pemahaman tentang konsep
toleransi yang berbeda. Toleransi dalam konteks sosial budaya dan agama yang
berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok
lain yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu
masyarakat, Contohnya adalah toleransi beragama dimana penganut mayoritas
dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadan agama lain.
Masalah yang sering terjadi mengenai tasamuh antar umat beragama ialah
dalam bidang muamalah, dimana sering terjadi kesalah pahaman atau
bersenggolan dengan masalah akidah dan ibadah.
Tasamuh mempunyai arti sikap lapang dada, seseorang yang bertasamuh
dituntut untuk dapat menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk
melaksanakan ibadah menurut ajaran dan ketentuan agamanya masing-masing
yang mereka yakini, tanpa adanya sikap mengganggu atau memaksakan hak orang
lain. Secara teknis, pelaksanaan sikap tasamuh antar umat beragama yang
dilaksanakan di dalam masyarakat lebih banyak dikaitkan dengan kebebasan dan
kemerdekaan menginterpretasikan ajaran agama masing-masing.
Permasalahan dalam tasamuh bukan lagi menjadi hal yang jarang kita jumpai.
Bahkan sampai saat ini masalah toleransi terutama antara umat beragama semakin
jelas dapat kita lihat. Misalnya beberapa kasus yang pernah terjadi di Indonesia
yaitu mengenai penyerangan terhadap ulama-ulama, penghancuran masjid,
penutupan gereja, dan kasus-kasus lainnya yang dapat kita temui.
Al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup manusia didalamnya terkandung
berbagai macam jawaban atas persoalan. Salah satunya tentang tasamuh.
Penjelasan dalam ayat-ayat al-Qur’an tentu tidak mudah difahami oleh orang yang
awam dan orang yang kurang mendalami ilmu tafsirnya. Maka untuk mengetahui
makna yang terkandung dalam al-Qur’an khususnya dalam ayat-ayat yang
membahas tentang tasamuh dibutuhkanlah bantuan dari kitab-kitab tafsir.
Di sisi lain, sebagai warga negara Indonesia kita harus ikut serta terjun ke
dalam masyarakat yang beragam budaya bahkan agamanya. Sedangkan di sisi lain,
sebagai umat Islam kita harus menjaga jarak dengan agama lain supaya tidak ikut
terjerumus dalam kebiasaan bahkan syariat mereka. Maka muncullah pertanyaan
bagaimana sikap kita sebagai seorang muslim dalam bergaul dengan masyarakat
yang beragam suku, budaya dan agama? Bagaimana dalil-dalil al-Qur’an yang
berkaitan dengan masalah tersebut? Bagaimana karakteristik dan faktor yang
mempengaruhi kita dalam bertasamuh? Serta bagaimana contoh-contoh
bertasamuh yang baik dalam kehidupan sehari-hari?
Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas kami penulis merasa perlu
diadakannya penyusunnan makalah dengan judul “Tasamuh dalam perbedaan
menurut islam”.
Masalah yang akan dirumuskan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari tasamuh?
2. Apa saja dalil dan ayat al-qur’an yang berkaitan dengan tasamuh?
3. Bagaimana faktor & karakteristik dari tasamuh?
1.3 Tujuan
Secara etimologi, kata “Tasamuh” berasal dari bahasa Arab yang berarti
murah hati atau berlapang dada. Dalam KBBI, tasamuh artinya adalah keluasan
pikiran dan toleransi. Maksud dari tasamuh adalah bersikap menerima dan
damai terhadap keadaan yang dihadapi, misalnya toleransi dalam agama ialah
memiliki sikap yang saling menghormati terhadap hak dan kewajiban antar
agama. Tasamuh dalam agama bukanlah mencampurkan keimanan dan ritual
dalam agama, melainkan menghargai eksistensi agama yang dianut oleh orang
lain tanpa memandang perbedaan. Inti dari tasamuh adalah tentang bagaimana
kita bersikap untuk dapat menghormati orang lain agar dapat melaksanakan
hak-haknya, tasamuh ini lebih mengarah kepada sikap toleransi dan mau
mengakui adanya berbagai macam perbedaan tanpa menghakiminya.
تُ ْب َواُ ِمر ٍ ۚ ت بِ َمٓا اَ ْن َز َل هّٰللا ُ ِم ْن ِك ٰت ُ ع َۚوا ْستَقِ ْم َك َمٓا اُ ِمرْ ۚتَ َواَل تَتَّبِ ْع اَ ْه َو ۤا َءهُ ۚ ْم َوقُلْ ٰا َم ْن ُ فَلِ ٰذلِكَ فَا ْد
اِل َ ْع ِد َل بَ ْينَ ُك ْم ۗ هّٰللَا ُ َربُّنَا َو َربُّ ُك ْم ۗ لَنَٓا اَ ْع َمالُنَا َولَ ُك ْم اَ ْع َمالُ ُك ْم ۗ اَل ُح َّجةَ بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ْم ۗ هّٰللَا ُ يَجْ َم ُع بَ ْينَنَا
ۗ ص ْي ُر ِ َۚواِلَ ْي ِه ْال َم
Islam sangat menghargai jalan berfikir seseorang, tentang hal ini Allah
SWT berfirman:
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Menyadari bahwa kami penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
kami penulis akan lebih fokus dan detail lagi dalam menjelaskan tentang
masalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya
dapat dipertanggung-jawabkan.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penyusun menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Untuk kelancaran pelaksanaan dan penyusunan makalah, perlu
ditingkatkannya pembekalan materi yang luas.
2. Dalam pelaksanaan penyusunan makalah seharusnya kita perlu
memerhatikan waktu agar tidak tergesa – gesa dalam pengerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA