Anda di halaman 1dari 15

Contoh Makalah Tentang Toleransi Beragama

25 Nov 2015 / Uncategorized No Comments

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang hubungan
pancasila dengan toleransi beragama. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang Toleransi umat beragama di Indonesia
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Demikan makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan yang membacanya,
sehingga,menambah wawasan dan pengetahuan tentang bab ini. Amin.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.. 1
DAFTAR ISI. 2
BAB I. 3
PENDAHULUAN.. 3
1. LATAR BELAKANG.. 3
2. RUMUSAN MASALAH.. 4
3. TUJUAN PENULISAN.. 4
BAB II. 5
PEMBAHASAN.. 5
1. Pengertian Toleransi 5
2. Trilogi Kerukunan umat Beragama. 7

3. Kerukunan Umat Beragama di Indonesia. 10


4. Landasan Hukum.. 10
BAB III. 16
PENUTUP. 16
1. Kesimpulan. 16
2. Saran. 16
DAFTAR PUSTAKA.. 17

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG

Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat
adanya toleransi dalam kehidupan beragama. Toleransi adalah sikap saling pengertian dan
menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun, khususnya dalam masalah
kehidupan beragama. Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk
mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini.

Sila Ketuhanan yang maha Esa mempunyai makna bahwa segala aspek penyelenggaraan
hidup bernegara harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan. Karena sejak awal
pembentukan bangsa ini, bahwa negara Indonesia berdasarkan atas Ketuhanan. Maksudnya
adalah bahwa masyarakat Indonesia merupakan manusia yang mempunyai iman dan
kepercayaan terhadap Tuhan, dan iman kepercayaan inilah yang menjadi dasar dalam hidup
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar umat
beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar umat beragama.
Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk menyembah Tuhan diberikan
oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh mencabutnya.

Demikian juga sebaliknya, toleransi antarumat beragama adalah cara agar kebebasan
beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan.

Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Olehnya itu kita sebagai warga
Negara sudah sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan
saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi keutuhan Negara.

B.

RUMUSAN MASALAH

Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain :

Apa pengertian toleransi?

Apa yang dimaksud dengan trilogi kerukunan umat beragama ?

Bagaimana kerukunan umat beragama di Indonesia ?

Apa saja landasan hukum yang di gunakan ?

Bagaimana upaya mewujudkan kerukunan beragama ?

C.

TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai
berikut

Dapat mengetahui pengertian toleransi.

Dapat mengetahui makna dari trilogi kerukunan umat beragama secara terperinci

Dapat mengetahui kerukanan umat beragama di Indonesia

Dapat mengetahui landasan hukum yang di gunakan

Dapat memahami bagaimana upaya mewujudkan kerukunan beragama

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Pengertian Toleransi

Toleransi berasal dari kata Tolerare yang berasal dari bahasa latin yang berarti dengan
sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu sikap atau
perilakumanusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai atau
menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Toleransi juga dapat dikatakan istilah
dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang
adanya deskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima
oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama dimana
penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya.
Istilah toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi kelompok yang lebih luas ,
misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak
kontroversi dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi baik dari kaum liberal maupun
konservatif. Jadi toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat
yang beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia
yang beragama lain.

Dalam masyarakat berdasarkan pancasila terutama sila pertama, bertaqwa kepada tuhan
menurut agama dan kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua agama menghargai
manusia maka dari itu semua umat beragama juga wajib saling menghargai. Dengan
demikian antar umat beragama yang berlainan akan terbina kerukunan hidup.
Sebagaimana dalam konsep hidup beragama mencakup tiga kerukunan, yakni: Kerukunan
intern umat beragama, Kerukunan antar umat beragama dan, Kerukunan antara umat
beragama dengan Pemerintah. Hal ini harus dihormati, ditaati dan dijalankan dengan
kecerdasan hati, bukan dengan kekuatan otot bahkan dengan cara anarkis.

Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah
kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki keragaman
yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni, tapi juga termasuk
agama.

Walau mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, ada beberapa agama lain yang
juga dianut penduduk ini. Kristen, Khatilik, Hindu, dan Budha adalah contoh agama yang
juga banyak dipeluk oleh warga Indonesia. Setiap agama tentu punya aturan masing-masing
dalam beribadah. Namun perbedaan ini bukanlah alasan untuk berpecah belah. Sebagai satu
saudara dalam tanah air yang sama, kita harus menjaga kerukunan umat beragama di
Indonesia agar negara ini tetap menjadi satu kesatuan yang utuh.

Persamaan Membangun Kerukunan Antar Umat Beragama. Tidak bisa dibantah bahwa pada
akhir-akhir ini, ketidak rukunan antar dan antara umat beragama (yang terpicu karena
bangkitnya fanatisme keagamaan) menghasilkan berbagai ketidak harmonisan di tengah-

tengah hidup dan kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Oleh sebab itu, perlu
orang-orang yang menunjukkan diri sebagai manusia beriman (dan beragama) dengan taat,
namun berwawasan terbuka, toleran, rukun dengan mereka yang berbeda agama.

Disinilah letak salah satu peran umat beragama dalam rangka hubungan antar umat
beragama, yaitu mampu beriman dengan setia dan sungguh-sungguh, sekaligus tidak
menunjukkan fanatik agama dan fanatisme keagamaan. Di balik aspek perkembangan agamaagama, ada hal yang penting pada agama yang tak berubah, yaitu credo atau pengakuan iman.
Credo merupakan sesuatu khas, dan mungkin tidak bisa dijelaskan secara logika, karena
menyangkut iman atau percaya kepada sesuatu di luar jangkauan kemampuan nalar manusia.
Dan seringkali credo tersebut menjadikan umat agama-agama melakukan pembedaan satu
sama lain. Dari pembedaan, karena berbagai sebab, bisa berkembang menjadi pemisahan,
salah pengertian, beda persepsi, dan lain sebagainya, kemudian berujung pada konflik.

Di samping itu, hal-hal lain seperti pembangunan tempat ibadah, ikon-ikon atau lambang
keagamaan, cara dan suasana penyembahan atau ibadah, termasuk di dalamnya perayaan
keagamaan, seringkali menjadi faktor ketidaknyamanan pada hubungan antar umat beragama.
Jika semua bentuk pembedaan serta ketidaknyamanan itu dipelihara dan dibiarkan oleh
masing-masing tokoh dan umat beragama, maka akan merusak hubungan antar manusia,
kemudian merasuk ke berbagai aspek hidup dan kehidupan. Misalnya, masyarakat mudah
terjerumus ke dalam pertikaian berdasarkan agama (di samping perbedaan suku, ras dan
golongan). Untuk mencegah semuanya itu, salah satu langkah yang penting dan harus terjadi
adalah kerukunan umat beragama. Suatu bentuk kegiatan yang harus dilakukan oleh semua
pemimpin dan umat beragama.

Toleransi sendiri terbagi atas tiga yaitu :


1. Negatif
Isi ajaran dan penganutnya tidak dihargai. Isi ajaran dan penganutnya hanya dibiarkan saja
karena menguntungkan dalam keadaan terpaksa.Contoh PKI atau orang-orang yang beraliran
komunis di Indonesia pada zamanIndonesia baru merdeka.

1. Positif
Isi ajaran ditolak, tetapi penganutnya diterima serta dihargai.Contoh Anda beragama Islam
wajib hukumnya menolak ajaran agama lain didasari oleh keyakinan pada ajaran agama
Anda, tetapi penganutnya atau manusianya Anda hargai.

1. Ekumenis

Isi ajaran serta penganutnya dihargai, karena dalam ajaran mereka itu terdapat unsur-unsur
kebenaran yang berguna untuk memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri.Contoh
Anda dengan teman Anda sama-sama beragama Islam atau Kristen tetapi berbeda aliran atau
paham. Dalam kehidupan beragama sikap toleransi ini sangatlah dibutuhkan, karena dengan
sikap toleransi ini kehidupan antar umat beragama dapat tetap berlangsung dengan tetap
saling menghargai dan memelihara hak dan kewajiban masing-masing.

Mengingat pentingnya toleransi, maka ia harus diajarkan kepada anak-anak baik


dilingkungan formal maupun lingkungan informal. Di lingkungan formal contohnya siswa
dapat dibekali tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama melalui
bidang studi Agama, Kewarganegaraan, ataupun melalui aspek pengembangan diri seperti
Pramuka, PMR, OSIS, dll. Hal yang sama dapat juga dilakukan di lingkungan informal oleh
orang tua kepada anak-anaknya melalui pengajaran nilai-nilai yang diajarkan sedini mungkin
di rumah.

Ada beberapa manfaat yang akan kita dapatkan dengan menanamkan sikap toleransi, manfaat
tersebut adalah:
1. Hidup bermasyarakat akan lebih tentram
2. Persatuan, bangsa Indonesia, akan terwujud
3. Pembangunan Negara akan lebih mudah
4.

B.

Trilogi Kerukunan umat Beragama

Hidup di era sekarang ini masyarakat dihadapkan pada kondisi kehidupan yang serba
majemuk dalam segala bidang kehidupan. Semua keberanekaragaman ada dalam bidang
politik, sosial, dan budaya. Dalam berpolitik misalnya adanya perbedaan partai, perbedaan
sudut pandang dalam isu-isu nasional, maupun perbedaan falsafah dan ideologi yang dianut
oleh masing-masing orang meskipun, di Indonesia sendiri sudah ada ideologi pemersatu
yakni pancasila. Sedangkan dalam bidang sosial dan budaya adalah adanya perbedaan suku,
etnik, adat-istiadat, norma, termasuk agama yang masing-masing dianut oleh warga negara
Indonesia.
Kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi dewasa ini semakin mempercepat arus
interaksi antara satu dengan yang lainnya sehingga keberagaman pun tidak hanya dalam
lingkup terbatas disekitar tempat tinggal akan tetapi juga dalam interaksi dengan orang lain
pada media cetak maupun elektronik yang sekarang ini maju seperti jejaring sosial misal
facebook dan twiter juga email account. Meskipun hanya melalui jejaring sosial, terkadang
bisa timbul kekisruhan, percecokan dan saling lempar hujatan menjadi hal yang biasa.

Seolah-olah di dalam dunia maya etika, toleransi dan prinsip hidup toleransi menjadi hal yang
asing dan tidak berlaku.

Hal-hal tersebut diatas diperparah dengan adanya isu SARA yang dimanfaatkan oleh
segelintir orang untuk men-teror dan mengambil keuntungan dalam kekisruhan yang terjadi
di masyarakat. Hal ini sangat berbahaya dan mengancam terbentuknya kebhinekaan yang
telah terjalin bertahun-tahun lamanya bersemayam di tanah air kita tercinta Indonesia. Maka,
hendaknyalah masyarakat mau kembali kepada ideologi pancasila dan kembali mengenal
trilogi kerukunan antar umat beragama. Inilah yang mampu menjadi solusi untuk meredam
konflik yang tengah terjadi dalam kehidupan berbangsa sekarang ini.

Dalam setiap jenjang pendidikan, selalu dikenalkan adanya trilogi kerukunan umat beragama
yang harus dijunjung oleh masing-masing warga negara Indonesia guna terbentuknya
kerukunan, kedamaian, dan terciptanya stabilitas nasional. Trilogi kerukunan umat beragama
itu antara lain adalah:
1. Kerukunan intern umat beragama.
2. Kerukunan antar umat beragama.
3. Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah.

Hal-hal tersebut diataslah yang menjadi nilai-nilai yang bisa diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari sehingga tercipta kehidupan bermasyarakat yang madani, aman dan sejahtera.

Kerukunan intern umat beragama berarti adanya kesepahaman dan kesatuan untuk melakukan
amalan dan ajaran agama yang dipeluk dengan menghormati adanya perbedaan yang masih
bisa ditolerir. Misal dalam islam ada NU, Muhammadiyah, dsb. Dalam protestan ada GBI,
Pantekosta dsb. Dalam katolik ada Roma dan ortodoks. Hendaknya dalam intern masingmasing agama tercipta suatu kerukunan dan kebersatuan dalam masing-masing agama.

Kemudian, kerukunan antar umat beragama adalah menciptakan persatuan antar agama agar
tidak terjadi saling merendahkan dan menganggap agama yang dianutnya paling baik. Ini
perlu dilakukan untuk menghindari terbentuknya fanatisme ekstrim yang membahayakan
keamanan, dan ketertiban umum. Bentuk nyata yang bisa dilakukan adalah dengan adanya
dialog antar umat beragama yang didalamnya bukan membahas perbedaan, akan tetapi
memperbincangkan kerukunan, dan perdamaian hidup dalam bermasyarakat. Intinya adalah
bahwa masing-masing agama mengajarkan untuk hidup dalam kedamaian dan ketentraman.

Terakhir adalah kerukunan umat beragama dengan pemerintah, maksudnya adalah dalam
hidup beragama, masyarakat tidak lepas dari adanya aturan pemerintah setempat yang
mengatur tentang kehidupan bermasyarakat. Masyarakat tidak boleh hanya mentaati aturan
dalam agamanya masing-masing, akan tetapi juga harus mentaati hukum yang berlaku di
negara Indonesia. Bahwasanya Indonesia itu bukan negara agama tetapi adalah negara bagi
orang yang beragama.

Tentunya, hal-hal diatas juga bisa diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
yang di dalamnya terdapat beraneka macam suku, agama, ras dan budaya yang berbeda satu
sama lainnya.

Dalam rangka menciptakan keberhasilan pembangunan di bidang agama khususnya dalam


hal pembinaan kerukunan hidup beragama yang dinamis, maka semua pihak baik pemerintah
maupun umat beragama berkewajiban dan sangat berkepentingan untuk senantiasa berusaha
membina dan memelihara bagi terciptanya suasana dan kehidupan beragama yang penuh
kerukunan.

Pembinaan dan pemeliharaan kerukunan tersebut antara lain; dengan cara menghindarkan
serta menghilangkan permasalahan yang muncul dilingkungan umat beragama dan
masyarakat pada umumnya. Sehingga umat beragamapun dapat terhindar dari permasalahan
yang akan merugikan bagi terciptanya stabilitas serta kelancaran jalannya pembangunan.
Oleh karena itu, semua pihak baik umat beragama, pemerintah atau instansi terkait maupun
pihak lainnya sangat berperan aktif dan sangat mempengaruhi demi terwujudnya nilai-nilai
yang berujung pada kehidupan yang rukun dan damai antar umat beragama. Dengan tidak
menimbulkan konflik atau permasalahan yang ada, menghindari konflik yang muncul serta
mencari solusi terhadap permasalahan yang ada. Dengan demikian umat beragama dapat
benar-benar merasakan ketentraman dan kerukunan dalam kehidupan diantara umat
beragama.

Jadi, kerukunan hidup umat beragama yang diharapkan adalah kerukunan antar para pemeluk
agama dalam semangat saling mengerti, memahami antara satu dengan yang lainnya. Dengan
kata lain secara bahasa mengerti artinya memahami, tahu tentang sesuatu hal, dapat diartikan
mengerti keadaan orang lain, tahu serta paham mengenai masalah-masalah sosial
kemasyarakatan, sehingga dapat merasakan apa yang orang lain rasakan.

Dengan semangat saling mengerti, memahami, dan tenggang rasa- maka akan menumbuhkan
sikap dan rasa berempati kepada siapa pun yang sedang mengalami kesulitan dan dapat
memahami bila berada di posisi orang lain. Sehingga akan terwujud dan terpelihara
kerukunan antar umat beragama.

C.

Kerukunan Umat Beragama di Indonesia

Kerukunan umat beragama adalah program pemerintah meliputi semua agama, semua warga
negara RI.

Pada tahun 1967 diadakan musyawarah antar umat beragama, Presiden Soeharto dalam
musyawarah tersebut menyatakan antara lain: Pemerintah tidak akan menghalangi
penyebaran suatu agama, dengan syarat penyebaran tersebut ditujukan bagi mereka yang
belum beragama di Indonesia. Kepada semua pemuka agama dan masyarakat agar melakukan
jiwa toleransi terhadap sesama umat beragama.

Pada tahun 1972 dilaksanakan dialog antar umat beragama. Dialog tersebut adalah suatu
forum percakapan antar tokoh-tokoh agama, pemuka masyarakat dan pemerintah. Tujuannya
adalah untuk mewujudkan kesadaran bersama dan menjalin hubungan pribadi yang akrab
dalam menghadapi masalah masyarakat.
Kerukunan umat beragama bertujuan untuk memotivasi dan mendinamisasikan semua umat
beragama agar dapat ikut serta dalam pembangunan bangsa.

D.

Landasan Hukum

1. Landasan Idiil, yaitu Pancasila (sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa).
2. Landasan Konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 29 ayat 1:
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan Pasal 29 ayat 2: Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
3. Landasan Strategis, yaitu Ketatapan MPR No.IV tahun 1999 tentang Garis-Garis
Besar Haluan Negara. Dalam GBHN dan Program Pembangunan Nasional
(PROPENAS) tahun 2000, dinyatakan bahwa sasaran pembangunan bidang agama
adalah terciptanya suasana kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan ketaqwaan, penuh kerukunan yang
dinamis antar umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
secara bersama-sama makin memperkuat landasan spiritual., moral dan etika bagi
pembangunan nasional, yang tercermin dalam suasana kehidupan yang harmonis,
serta dalam kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa selaras dengan penghayatan dan
pengamalan Pancasila.
4. Landasan Operasional

1. UU No. 1/PNPS/l 965 tentang larangan dan pencegahan penodaan dan


penghinaan agama
2. Keputusan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama RI.
No.01/Ber/Mdn/1969 tentang pelaksanaan aparat pemerintah yang menjamin
ketertiban dan kelancaran pelaksanaan dan pengembangan ibadah pemeluk
agama oleh pemeluknya.
3. SK. Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri RI. No.01/1979 tentang tata
cara pelaksanaan pensyiaran agama dan bantuan luar negeri kepada lembagalembaga keagamaan swasta di Indonesia.
4. Surat edaran Menteri Agama RI. No.MA/432.1981 tentang penyelenggaraan
peringatan hari besar keagamaan .

Upaya Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama

Menciptakan kerukunan umat beragama baik di tingkat daerah, provinsi, maupun pemerintah
merupakan kewajiban seluruh warga negara beserta instansi pemerintah lainnya. Mulai dari
tanggung jawab mengenai ketentraman, keamanan, dan ketertiban termasuk memfasilitasi
terwujudnya kerukunan umat beragama, menumbuh kembangkan keharmonisan saling
pengertian, saling menghormati, dan saling percaya di antara umat beragama bahkan
menertibkan rumah ibadah.

Dalam hal ini untuk menciptakan kerukunan umat beragama dapat dilakukan dengan caracara sebagai berikut:
1. Saling tenggang rasa, menghargai, dan toleransi antar umat beragama
2. Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu.
3. Melaksanakan ibadah sesuai agamanya
4. Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam agamanya maupun peraturan
Negara atau Pemerintah.

Sikap tenggang rasa, menghargai, dan toleransi antar umat beragama merupakan indikasi dari
konsep trilogi kerukunan. Seperti dalam pembahasan sebelumnya upaya mewujudkan dan
memelihara kerukunan hidup umat beragama, tidak boleh memaksakan seseorang untuk
memeluk agama tertentu. Karena hal ini menyangkut hak asasi manusia (HAM) yang telah

diberikan kebebasan untuk memilih baik yang berkaitan dengan kepercayaan, maupun diluar
konteks yang berkaitan dengan hal itu.
Kerukunan antar umat beragama dapat terwujud dan senantiasa terpelihara, apabila masingmasing umat beragama dapat mematuhi aturan-aturan yang diajarkan oleh agamanya masingmasing serta mematuhi peraturan yang telah disahkan Negara atau sebuah instansi
pemerintahan. Umat beragama tidak diperkenankan untuk membuat aturan-aturan pribadi
atau kelompok, yang berakibat pada timbulnya konflik atau perpecahan diantara umat
beragama yang diakibatkan karena adanya kepentingan ataupun misi secara pribadi dan
golongan.

Selain itu, agar kerukunan hidup umat beragama dapat terwujud dan senantiasa terpelihara,
perlu memperhatikan upaya-upaya yang mendorong terjadinya kerukunan secara mantap
dalam bentuk. :
1. Memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat beragama, serta antar
umat beragama dengan pemerintah.
2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional, dalam bentuk upaya mendorong
dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam bingkai teologi
dan implementasi dalam menciptakan kebersamaan dan sikap toleransi.
3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif, dalam rangka
memantapkan pendalaman dan penghayatan agama serta pengamalan agama, yang
mendukung bagi pembinaan kerukunan hidup intern umat beragama dan antar umat
beragama.
4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari
seluruh keyakinan plural umat manusia, yang fungsinya dijadikan sebagai pedoman
bersama dalam melaksanakan prinsip-prinsip berpolitik dan berinteraksi sosial satu
sama lainnya dengan memperlihatkan adanya sikap keteladanan.
5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi kemanusiaan
yang mengarahkan kepada nilai-nilai ketuhanan, agar tidak terjadi penyimpanganpenyimpangan nila-nilai sosial kemasyarakatan maupun sosial keagamaan.
6. Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama dengan cara
menghilangkan rasa saling curiga terhadap pemeluk agama lain, sehingga akan
tercipta suasana kerukunan yang manusiawi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor
tertentu.
7. Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat,
oleh sebab itu hendaknya hal ini dijadikan mozaik yang dapat memperindah
fenomena kehidupan beragama.
Dalam upaya memantapkan kerukunan itu, hal serius yang harus diperhatikan adalah fungsi
pemuka agama, tokoh masyarakat dan pemerintah. Dalam hal ini pemuka agama, tokoh
masyarakat adalah figur yang dapat diteladani dan dapat membimbing, sehingga apa yang

diperbuat mereka akan dipercayai dan diikuti secara taat. Selain itu mereka sangat berperan
dalam membina umat beragama dengan pengetahuan dan wawasannya dalam pengetahuan
agama.
Kemudian pemerintah juga berperan dan bertanggung jawab demi terwujud dan terbinanya
kerukunan hidup umat beragama. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas umat beragama di
Indonesia belum berfungsi seperti seharusnya, yang diajarkan oleh agama masing-masing.
Sehingga ada kemungkinan timbul konflik di antara umat beragama. Oleh karena itu dalam
hal ini, pemerintah sebagai pelayan, mediator atau fasilitator merupakan salah satu elemen
yang dapat menentukan kualitas atau persoalan umat beragama tersebut. Pada prinsipnya,
umat beragama perlu dibina melalui pelayanan aparat pemerintah yang memiliki peran dan
fungsi strategis dalam menentukan kualitas kehidupan umat beragama, melalui kebijakannya.

Untuk menjaga dan meningkatkan kerukunan hidup umat beragama dan keutuhan bangsa,
perlu dilakukan upaya-upaya:
1. Meningkatkan efektifitas fungsi lembaga-lembaga kearifan lokal dan keagamaan
masyarakat;
2. Meningkatkan wawasan keagamaan masyarakat;
3. Menggalakkan kerjasama sosial kemanusiaan lintas agama, budaya, etnis dan profesi
4. Memperkaya wawasan dan pengalaman tentang kerukunan melalui program kurikuler
di lingkungan lembaga pendidikan.

Menghormati Dan Memelihara Hak Dan Kewajiban Antar Umat Beragama

1. Pengertian Hak
Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada
kita sendiri.Contoh dari hak adalah:
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum;
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak;
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan;
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai;
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran;

6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau
nkri dari serangan musuh;dan
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.

1. Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah sesuatu yg dilakukan dengan tanggung jawab.Contoh dari kewajiban
adalah:
1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh;
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda);
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya;
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara Indonesia;dan
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksanankan. Jika tidak
dilaksanankan dapat mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya. Sedangkan hak adalah
kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Namun, kekuasaan tersebut dibatasi oleh undangundang. Pembatasan ini harus dilakukan agar pelaksanaan hak seseorang tidak sampai
melanggar hak orang lain. Jadi pelaksanaan hak dan kewajiban haruslah seimbang, artinya,
kita tidak boleh terus menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban.

Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari beragam suku dan agama, dengan adanya sikap
toleransi dan sikap menjaga hak dan kewajiban antar umat beragama, diharapkan masalahmasalah yang berkaitan dengan sara tidak muncuk kepermukaan. Dalam kehidupan
masyarakat sikap toleransi ini harus tetap dibina, jangan sampai bangsa Indonesia terpecah
antara satu sama lain

Toleransi Hak dan kewajiban dalam umat beragama telah tertanam dalam nilai-nilai yang ada
pada pancasila. Indonesia adalah Negara majemuk yang terdiri dari berbagai macam etnis dan

agama, tanpa adanya sikap saling menghormati antara hak dan kewajiban maka akan dapat
muncul berbagai macam gesekan-gesekan antar umat beragama.

Pemeluk agama mayoritas wajib menghargai ajaran dan keyakinan pemeluk agama lain,
karena dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 dikatakan bahwa setiap warga diberi kemerdekaan
atau kebebasan untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan
kepercayaannya. Hal ini berarti kita tidak boleh memaksakan kehendak, terutama dalam hal
kepercayaan, kepada penganut agama lain, termasuk mengejek ajaran dan cara peribadatan
mereka.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Kerukunan hidup umat beragama yang diharapkan adalah kerukunan antar para pemeluk
agama dalam semangat saling mengerti, memahami antara satu dengan yang lainnya.
Dengan kata lain secara bahasa mengerti artinya memahami, tahu tentang sesuatu hal, dapat
diartikan mengerti keadaan orang lain, tahu serta paham mengenai masalah-masalah sosial
kemasyarakatan, sehingga dapat merasakan apa yang orang lain rasakan.
Dengan semangat saling mengerti, memahami, dan tenggang rasa- maka akan menumbuhkan
sikap dan rasa berempati kepada siapa pun yang sedang mengalami kesulitan dan dapat
memahami bila berada di posisi orang lain. Sehingga akan terwujud dan terpelihara
kerukunan antar umat beragama.

B.

Saran

Agar kerukunan hidup umat beragama dapat terwujud dan senantiasa terpelihara, perlu
memperhatikan upaya-upaya yang mendorong terjadinya kerukunan secara mantap dalam
bentuk memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat beragama, serta antar
umat beragama dengan pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA
Mhiqbah, 2015 Pancasila dalam kerukunan beragama,
http://mhiqbah.blogspot.co.id/2015/04/pengalaman-nilai-nilai-pancasila-dalam.html. Diakses
pada tanggal 21/11/2015 jam 19.22 WIB
Dety Nurbaity, 2015 Contoh makalah toleransi,
http://dhepurplelove.blogspot.co.id/2015/07/contoh-makalah-toleransi.html. Diakses pada
tanggal 22/11/2015 jam 21.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai