EKONOMI PARIWISATA
ANALISA SOTO AYAM LAMONGAN
DOSEN PENGAMPU:
Disusun oleh
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan ini
kami panjatkan puji syukur atas Kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Soto Ayam Lamongan.
Adapun makalah Soto Ayam Lamongan ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan
makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya terbuka untuk
menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami
bisa melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhirnya penyusun mengharapkan manfaat dari makalah Ekonomi Pariwisata tentang Soto
Ayam Lamongan, sehingga dapat memberikan manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
Soto Lamongan adalah sajian makanan soto ayam yang khas dari Lamongan, Jawa
Timur. Soto yang satu ini sangat khas dan berbeda dengan soto lainnya, baik dari segi penyajian
maupun rasanya. Soto Lamongan merupakan salah satu makanan tradisional dari Lamongan
yang sangat terkenal kelezatannya. Tidak hanya di daerahnya sendiri, namun juga merupakan
masakan yang sangat terkenal di indonesia.
Soto Lamongan ini sedikit berbeda dengan soto lainnya. Salah satu ciri khas dari Soto
Lamongan ini terletak pada serbuk krupuk udangnya yang sering disebut Poya. Apabila serbuk
Poya tersebut di campurkan dengan kuahnya maka akan menghasilkan rasa gurih yang khas
pada Soto Lamongan ini. selain rasanya nikmat, aroma Soto Lamongan ini juga sangat
menggugah selera.
Proses pembuatan Soto Lamongan ini hampir sama dengan soto pada umumnya.
Namun daging ayam yang digunakan adalah daging ayam kampung pilihan, sehingga
menghasilkan rasa ayam yang gurih dan empuk. Untuk kuah dari Soto Lamongan ini dibuat
dari bumbu khusus dengan aneka rempah yang membuat rasa kuahnya sangat kuat. Selain itu
kuahnya juga menggunakan kaldu ayam asli sebagai penyedap rasa.
Dalam penyajiannya, Soto Lamongan ini disajikan dengan nasi dan bahan tambahan
lainnya seperti suwiran daging ayam, irisan kol, tomat, daun bawang, mie bihun dan irisan telur
ayam dalam satu mangkuk. Kemudian di siram dengan kuah soto dan ditamburkan Poya dan
bawang goreng. Selain itu ada juga yang menambahkan seperti ceker ayam, kulit ayam, sayap
1
ayam dan kentang goreng sebagai pelengkap. Untuk penambah rasa Soto Lamongan ini bisa di
tambahkan seperti sambal, jeruk nipis dan kecap.
Soto Lamongan memiliki cita rasa yang gurih dan kuah yang bening dengan rasa ayam
yang sangat terasa sehingga menjadi keistimewaan tersendiri pada Soto Lamongan ini. Tidak
lupa juga campuran serbuk Poya yang menjadikan Soto Lamongan ini semakin terasa
kelezatannya. Selain itu didukung dengan isi soto seperti suwiran daging ayam, daun bawang,
telur dan bahan lainnya membuat Soto Lamongan ini sangat kaya akan rasa.
1.2 Sejarah dan budaya produk
Lamongan merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Timur yang memiliki
banyak wisata kuliner, salah satunya adalah Soto Lamongan. Soto Lamongan ini merupakan
makanan tradisonal khas Lamongan yang memiliki keunikan dibandingkan dengan soto
lainnya yaitu terletak pada serbuk krupuk udang yang sering disebut poya. Dengan campuran
poya tersebut, semakin menambah kenikmatan rasa yang mengunggah selera para pecinta
kuliner. Sehingga Soto Lamongan ini sangat terkenal dan menjadi icon kota Lamongan. Soto
Lamongan ini sudah menyebar di berbagai tempat di Indonesia.
Menurut Dennys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya mengungkapkan
bahwa, Soto adalah makanan cina bernama caudo yang pertama kali dipopulerkan di
Semarang. Lambat laun istilah caudo berubah menjadi Soto. Sedangkan, dalam logat Makassar
berubah menjadi Coto dan orang Pengkalongan menyebutnya Tauto bahkan di berbagai daerah
menyebutnya Sauto. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Ary Budiyanto dan Intan
Kusuma Wardhani dengan judul Menyantap Soto Melacak Jao To menemukan bahwa soto
berasal dari makanan China dalam dialek Hokkian yang bernama cau do. Arti dari cau do
sendiri adalah rerumputan jeroan atau jeroan berempah. Menurut Antropolog dari Universitas
Gadjah Mada, Dr. Lono Simatupang mengemukakan bahwa Soto merupakan campuran dari
berbagai macam tradisi. Di dalamnya terdapat pengaruh lokal dan budaya lain. mi atau soun
misalnya berasal dari tradisi Cina karena hanya Cina yang memiliki teknologi membuat mi
atau soun. Ada pula yang mengungkapkan bahwa kemungkinan soto juga mendapat pengaruh
oleh bangsa India misalnya penggunaan kunyit dalam pembuatan soto seperti pembuatan kari
dari India.
Konon orang Cina memiliki aturan dalam makan, seperti larangan memakan daging
kerbau, dan menyisahkan makan terutama nasi. Selain itu, di wilayah Kudus dan sekitarnya
memiliki larangan untuk memakan daging sapi karena pengaruh budaya Hindu. Dalam budaya
tersebut menganggap bahwa sapi adalah hewan suci. Warisan Hindu di Indonesia disimbolkan
dengan pilihan daging ayam dan kerbau. Oleh karena itu, soto terkenal dengan campuran
daging ayam. Selain itu juga penyajian nasi yang dicampur atau dipisah sesuai selera.
Masyarakat Jawa sendiri selalu menyajikan nasi sebagai makanan pokok dan mencampurnya
dengan soto dengan menambahkan serbuk koya. Serbuk koya tersebut merupakan budaya
kuliner Tionghoa peranakan yang banyak mendiami berbagai daerah di Indonesia, termasuk
juga daerah Lamongan.
2
Soto Lamongan adalah makanan khas dari kota Lamongan, Jawa Timur. Soto
Lamongan sangat istimewa dibanding dengan soto daerah lain, dikenal dengan kuah kuning
yang gurih. Citarasa tersebut diperoleh dari bubuk koya yang terbuat dari kerupuk udang dan
bawang putih goreng yang ditumbuk halus hingga menjadi bubuk. Bisa juga dengan
menambahkan taburan selendri cincang. Ciri utama dari Soto Lamongan juga tidak jauh
berbeda dengan soto dari daerah lain yaitu menggunakan kunyit sehingga soto disebut dengan
makanan kuah kuning namun Soto Lamongan memiliki kuah dengan menambahkan kaldu
gurih dari daging ayam, baik ayam negeri maupun ayam kampung. Selain daging ayam yang
disuir-suir, isi dalam mangkuk Soto Lamongan meliputi irisan kol, irisan tomat, irisan telor
rebus, dan soun yang sudah direbus. Soun lebih dikenal dengan bihun. Soto Lamongan juga
tidak hanya menggunakan bagian daging saja, namun juga bagian kulit, cakar ayam, dan sayap
ayam. Selain itu juga bisa memesan bagian punggung dan rongkong.
Bahan – bahan :
• 1 ekor ayam kampung segar ukuran sedang
• 3 batang serai yang dimemarkan
• 5 lembar daun salam
• 3 batang daun bawang segar. Cuci bersih kemudian potong sepanjang kurang lebih 1
sampai 1,5 cm
• 1 ruas jari orang dewasa lengkuas yang dimemarkan
• 5 lembar daun jeruk
• 1 sdm gula pasir
• 2 1/2 sdm garam
• 3,5 liter air bersih secukupnya
• Minyak secukupnya untuk menumis bumbu halus
3
Bahan
• 8 buah kerupuk udang yang sudah digoreng
• 6 siung bawang putih ukuran sedang
Langkah – langkah
1. Pertama goreng kerupuk udang dan bawang putihnya.
2. Tumbuk atau haluskan semua bahan tadi sampai berbentuk bubuk.
Langkah – langkah
1. Rebus buah cabainya.
2. Uleg cabai dengan bawang putih dan beri sedikit garam dapur lalu sajikan.
4
Lamongan Cak Mad yang beralamat di Jl. Moh. Toha No.219, Wates, Kec. Bandung Kidul,
Kota Bandung.
Harga (P) Permintaan (Qd) Penawaran (Qs)
Rp20.000,00 140 120
Rp22.000,00 100 140
Tabel 1 Data Permintaan dan Penawaran Soto Ayam Lamongan Cak Mad
Berdasarkan data pada tabel 1, diperoleh data bahwa harga satu buah porsi Soto Ayam
Lamongan yang dijual yaitu Rp20.000,00 dengan permintaan setiap harinya mencapai 140
unit, dan kuantitas produk yang ditawarkan kepada pembeli 120 unit. Karena harga bahan
baku yang digunakan untuk usaha bisnis kuliner sangat dinamis, terkadang akan terjadi suatu
hal seperti kenaikan harga bahan baku, maka harga satu porsi dinaikkan menjadi
Rp22.000,00 dan permintaan per harinya pun menurun menjadi 100 unit, sedangkan sebagai
produsen menawarkan produk kepada konsumen meningkat dan mencapai 140 unit.
Berdasarkan data pada tabel 1, diperoleh model atau fungsi permintaan (demand)
penjualan Soto Ayam Lamongan.
P1 = Rp20.000,00 Q1 = 140
P2 = Rp22.000,00 Q2 = 100
𝑃 − 𝑃1 Q − Q1
=
P2 − P1 Q2 − Q1
𝑃 − 20.000 Q − 140
=
22.000 − 20.000 100 − 140
𝑝 − 20.000 Q − 140
=
2.000 −40
(P - 20.000)(-40) = (Q - 140)(2.000)
-40P + 800.000 = 2.000Q – 280.000
2.000Q = -40P + 800.000 + 280.000
−40P + 1.080.000
𝑄=
2.000
Q = -0,02 + 540
Model atau Fungsi Permintaannya Qd = -0,02P + 540 atau Qd = 540 – 0,02P
5
Kurva 1 Permintaan Soto Ayam Lamongan Cak Mad
Kurva bisa mengalami perubahan dan pergerakan. Perubahan terjadi karena dua sebab utama,
yaitu perubahan harga yang bersangkutan dan faktor selain harga barang, contohnya seperti
pendapatan yang menimbulkan pergeseran kurva permintaan. Jika pendapatan meningkat,
maka kurva permintaan bergeser sejajar ke kanan. Jika pendapatan menurun, kurva
permintaan bergeser sejajar ke kiri.
2.2 Model dan kurva penawaran
Berdasarkan data pada tabel 1, diperoleh model atau fungsi penawaran (supply)
penjualan Soto Ayam Lamongan.
P1 = Rp20.000 Q1= 120
P2 = Rp22.000 Q2= 140
𝑃 − 20.000 Q − 120
=
22.000 − 20.000 140 − 120
𝑃 − 20.000 Q − 120
=
2.000 20
(P-20.000)(20) = (Q-120)(2.000)
20P – 400.000 = 2.000Q – 240.000
2.000Q = 20P – 400.000 + 240.000
2.000Q = 20P – 160.000
20P − 160.000
Q =
2.000
Q = 0,01P – 80
6
P
Rp.22.000
Rp.23.000
8 10 Q
0 Soto0Ayam Lamongan Cak Mad
Gambar 2. Kurva Penawaran Penjualan
Kurva bisa mengalami perubahan dan pergerakan. Perubahan terjadi karena dua sebab
utama, yaitu perubahan harga yang bersangkutan dan faktor selain harga barang, contohnya
seperti biaya produksi dan teknologi.
2.3 Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi ketika kuantitas yang diminta sama
dengan jumlah yang dipasok. Dalam kurva, diwakili oleh titik perpotongan antara kurva
permintaan dan kurva penawaran. Pada titik ini, harga keseimbangan ditentukan dan tidak
ada kecenderungan untuk berubah.
Harga dan Kuantitas barang saat keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi.
Qd = -0,02P + 540
Qs = 0,01P - 80
Qd = Qs
-0,02P + 540 = 0,01P – 80
540 + 80 = 0,01P + 0,02P
620 = 0,03P
620
𝑃 =
0,03
P = 20.666,67
Q = -0,02P + 540
= -0,02(20.666,67) + 540
-413,3 + 540
126,7
Atau
Q = 0,01P – 80
= 0,01(20.666,67) – 80
206,67 – 80
126,67
7
Maka, untuk mencapai keseimbangan pasar pada penjualan lontong kari, Harga yang diperoleh
yaitu Rp20.666,67 dan kuantitas barangnya 126,7 atau menjadi 127 unit.
Elastisitas permintaan adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah
barang yang diminta atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta terhadap
perubahan harga barang.
Pada saat harga bahan baku mengalami kenaikan, maka harga Soto Ayam Lamongan
menjadi Rp22.000,00 dan jumlah permintaan menjadi 100 porsi. Jika harga bahan baku
mengalami penurunan maka harga Soto Ayam Lamongan menjadi Rp20.000,00 dan jumlah
permintaan menjadi 140.
Hasil perhitungan elastisitas permintaan.
Δ𝑄 𝑃
𝐸𝑑 = ×
Δ𝑃 𝑄
Elastisitas penawaran adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah
barang yang ditawarkan atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan
terhadap perubahan harga barang.
Harga Soto Ayam Lamongan awalnya dijual dengan harga Rp20.000,00 dan jumlah
penawarannya mencapai 120. Saat terjadi kenaikan harga bahan baku maka harga satu porsi
soto ayam lamongan menjadi Rp22.000,00 dengan jumlah penawaran mencapai 140.
Δ𝑄 𝑃
𝐸𝑑 = ×
Δ𝑃 𝑄
8
22.000 − 20.000 20.000
𝐸𝑠 = ×
140 − 120 120
2.000 20.000
𝐸𝑠 = ×
20 120
𝐸𝑠 = 100 × 166,6
Δ𝑄𝑥 Py
𝐸𝑥𝑦 = ×
Δ𝑃𝑦 Qx
25 − 33 20.000
𝐸𝑥𝑦 = ×
22.000 − 20.000 33
−8 20.000
𝐸𝑥𝑦 = ×
2.000 33
−160.000
𝐸𝑥𝑦 =
66.000
Exy = -2,4 (Exy < 0)
Hasil elastisitas silang dari soto ayam lamongan dan ayam merupakan barang komplementer.
2.5 Konsep produksi meliputi biaya produksi (fix cost dan variabel cost)
9
Biaya tetap (fix cost) adalah jenis biaya yang nilainya tidak dipengaruhi oleh perubahan
jumlah output (volume penjualan).
10
Total biaya tetap dalam satu bulan adalah Rp4.712.600,00
2.5.2 Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel adalah jenis biaya yang bervariasi secara langsung dengan jumlah unit
yang diproduksi.
Perhitungan jumlah biaya variabel pada penjualan soto ayam lamongan.
2.5.4 Pengeluaran
11
2.6 Analisis pasar
Meninjau dari banyaknya jenis pasar persaingan, dalam penjualan soto ayam ini
termasuk kedalam pasar persaingan sempurna. Karena Pengertian dari pasar persaingan
sempurna itu adalah suatu pasar atau industry dimana terdapat banyak sekali penjual dan
pembeli, masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga produk di pasar.
(Sadono Sukirno,2005).
Ciri dari pasar persaingan sempurna salah satunya adalah bersifat homogen serta
sebagai price taker (pengikut harga). Dalam pasar persaingan sempurna, para produsen
biasanya mengikuti harga barang yang sejenis dan umum di pasaran, agar harga yang dibuat
tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah dari yang biasanya diperjualbelikan di pasaran.
12
BAB III
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Susilaningsih, Andriani, M., & Yudhistira, B. (2018). Kuliner Soto Nusantara. Badan
Ekonomi Kreatif, 1–60.
Oleh, D., & Ayuning, D. (2019). PELAKU USAHA SOTO LAMONGAN DALAM
MEMPERKENALKAN ICON KULINER KHAS LAMONGAN DI LAMONGAN.
Procedure, S. O., Pengadaan, S., Ir, R., & Soekarno, H. (n.d.). Soto lamongan cak har.
14