Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EKONOMI PARIWISATA
ANALISA SOTO AYAM LAMONGAN

DOSEN PENGAMPU:

Caria Ningsih, S.E., M.Si., Ph.D

Disusun oleh

Haris Muktafin 1907801

PROGRAM STUDI DI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
PRA KATA

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan ini
kami panjatkan puji syukur atas Kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Soto Ayam Lamongan.
Adapun makalah Soto Ayam Lamongan ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan
makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya terbuka untuk
menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami
bisa melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhirnya penyusun mengharapkan manfaat dari makalah Ekonomi Pariwisata tentang Soto
Ayam Lamongan, sehingga dapat memberikan manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.

Bandung, 14 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

PRA KATA .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1


1.1 PROFIL PRODUK .................................................................................................... 1
1.2 SEJARAH DAN BUDAYA PRODUK ..................................................................... 2
1.3 STANDAR RESEP PEMBUATAN PRODUK ......................................................... 3

BAB 2. ANALISIS SOTO AYAM LAMONGAN ........................................................ 4


2.1 MODEL DAN KURVA PERMINTAAN .................................................................. 4
2.2 MODEL DAN KURVA PENAWARAN................................................................... 6
2.3 KESEIMBANGAN PASAR...................................................................................... 7
2.4 NILAI ELASTISITAS .............................................................................................. 8
2.4.1 ELASTISITAS PERMINTAAN .......................................................................... 8
2.4.2 ELASTISITAS PENAWARAN ........................................................................... 8
2.4.3 ELASTISITAS SILANG...................................................................................... 9
2.5 KONSEP PRODUKSINYA ...................................................................................... 9
2.5.1 BIAYA TETAP ................................................................................................... 9
2.5.2 BIAYA VARIABEL ............................................................................................ 11
2.5.3 PROFIT ............................................................................................................... 11
2.5.4 PENGELUARAN ................................................................................................ 11
2.6 ANALISIS PASAR ................................................................................................... 12

BAB 3. KESIMPULAN ................................................................................................. 13


KESIMPULAN ............................................................................................................. 14

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Profil produk

Gambar 1 Soto Ayam Lamongan Cak Mad

Soto Lamongan adalah sajian makanan soto ayam yang khas dari Lamongan, Jawa
Timur. Soto yang satu ini sangat khas dan berbeda dengan soto lainnya, baik dari segi penyajian
maupun rasanya. Soto Lamongan merupakan salah satu makanan tradisional dari Lamongan
yang sangat terkenal kelezatannya. Tidak hanya di daerahnya sendiri, namun juga merupakan
masakan yang sangat terkenal di indonesia.

Soto Lamongan ini sedikit berbeda dengan soto lainnya. Salah satu ciri khas dari Soto
Lamongan ini terletak pada serbuk krupuk udangnya yang sering disebut Poya. Apabila serbuk
Poya tersebut di campurkan dengan kuahnya maka akan menghasilkan rasa gurih yang khas
pada Soto Lamongan ini. selain rasanya nikmat, aroma Soto Lamongan ini juga sangat
menggugah selera.

Proses pembuatan Soto Lamongan ini hampir sama dengan soto pada umumnya.
Namun daging ayam yang digunakan adalah daging ayam kampung pilihan, sehingga
menghasilkan rasa ayam yang gurih dan empuk. Untuk kuah dari Soto Lamongan ini dibuat
dari bumbu khusus dengan aneka rempah yang membuat rasa kuahnya sangat kuat. Selain itu
kuahnya juga menggunakan kaldu ayam asli sebagai penyedap rasa.

Dalam penyajiannya, Soto Lamongan ini disajikan dengan nasi dan bahan tambahan
lainnya seperti suwiran daging ayam, irisan kol, tomat, daun bawang, mie bihun dan irisan telur
ayam dalam satu mangkuk. Kemudian di siram dengan kuah soto dan ditamburkan Poya dan
bawang goreng. Selain itu ada juga yang menambahkan seperti ceker ayam, kulit ayam, sayap

1
ayam dan kentang goreng sebagai pelengkap. Untuk penambah rasa Soto Lamongan ini bisa di
tambahkan seperti sambal, jeruk nipis dan kecap.

Soto Lamongan memiliki cita rasa yang gurih dan kuah yang bening dengan rasa ayam
yang sangat terasa sehingga menjadi keistimewaan tersendiri pada Soto Lamongan ini. Tidak
lupa juga campuran serbuk Poya yang menjadikan Soto Lamongan ini semakin terasa
kelezatannya. Selain itu didukung dengan isi soto seperti suwiran daging ayam, daun bawang,
telur dan bahan lainnya membuat Soto Lamongan ini sangat kaya akan rasa.
1.2 Sejarah dan budaya produk
Lamongan merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Timur yang memiliki
banyak wisata kuliner, salah satunya adalah Soto Lamongan. Soto Lamongan ini merupakan
makanan tradisonal khas Lamongan yang memiliki keunikan dibandingkan dengan soto
lainnya yaitu terletak pada serbuk krupuk udang yang sering disebut poya. Dengan campuran
poya tersebut, semakin menambah kenikmatan rasa yang mengunggah selera para pecinta
kuliner. Sehingga Soto Lamongan ini sangat terkenal dan menjadi icon kota Lamongan. Soto
Lamongan ini sudah menyebar di berbagai tempat di Indonesia.

Menurut Dennys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya mengungkapkan
bahwa, Soto adalah makanan cina bernama caudo yang pertama kali dipopulerkan di
Semarang. Lambat laun istilah caudo berubah menjadi Soto. Sedangkan, dalam logat Makassar
berubah menjadi Coto dan orang Pengkalongan menyebutnya Tauto bahkan di berbagai daerah
menyebutnya Sauto. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Ary Budiyanto dan Intan
Kusuma Wardhani dengan judul Menyantap Soto Melacak Jao To menemukan bahwa soto
berasal dari makanan China dalam dialek Hokkian yang bernama cau do. Arti dari cau do
sendiri adalah rerumputan jeroan atau jeroan berempah. Menurut Antropolog dari Universitas
Gadjah Mada, Dr. Lono Simatupang mengemukakan bahwa Soto merupakan campuran dari
berbagai macam tradisi. Di dalamnya terdapat pengaruh lokal dan budaya lain. mi atau soun
misalnya berasal dari tradisi Cina karena hanya Cina yang memiliki teknologi membuat mi
atau soun. Ada pula yang mengungkapkan bahwa kemungkinan soto juga mendapat pengaruh
oleh bangsa India misalnya penggunaan kunyit dalam pembuatan soto seperti pembuatan kari
dari India.

Konon orang Cina memiliki aturan dalam makan, seperti larangan memakan daging
kerbau, dan menyisahkan makan terutama nasi. Selain itu, di wilayah Kudus dan sekitarnya
memiliki larangan untuk memakan daging sapi karena pengaruh budaya Hindu. Dalam budaya
tersebut menganggap bahwa sapi adalah hewan suci. Warisan Hindu di Indonesia disimbolkan
dengan pilihan daging ayam dan kerbau. Oleh karena itu, soto terkenal dengan campuran
daging ayam. Selain itu juga penyajian nasi yang dicampur atau dipisah sesuai selera.
Masyarakat Jawa sendiri selalu menyajikan nasi sebagai makanan pokok dan mencampurnya
dengan soto dengan menambahkan serbuk koya. Serbuk koya tersebut merupakan budaya
kuliner Tionghoa peranakan yang banyak mendiami berbagai daerah di Indonesia, termasuk
juga daerah Lamongan.

Dalam proses penyebaran soto di berbagai daerah dipengaruhi oleh penyebaran


manusia dan melalui proses industri yang diikuti oleh upaya lokalitas.

2
Soto Lamongan adalah makanan khas dari kota Lamongan, Jawa Timur. Soto
Lamongan sangat istimewa dibanding dengan soto daerah lain, dikenal dengan kuah kuning
yang gurih. Citarasa tersebut diperoleh dari bubuk koya yang terbuat dari kerupuk udang dan
bawang putih goreng yang ditumbuk halus hingga menjadi bubuk. Bisa juga dengan
menambahkan taburan selendri cincang. Ciri utama dari Soto Lamongan juga tidak jauh
berbeda dengan soto dari daerah lain yaitu menggunakan kunyit sehingga soto disebut dengan
makanan kuah kuning namun Soto Lamongan memiliki kuah dengan menambahkan kaldu
gurih dari daging ayam, baik ayam negeri maupun ayam kampung. Selain daging ayam yang
disuir-suir, isi dalam mangkuk Soto Lamongan meliputi irisan kol, irisan tomat, irisan telor
rebus, dan soun yang sudah direbus. Soun lebih dikenal dengan bihun. Soto Lamongan juga
tidak hanya menggunakan bagian daging saja, namun juga bagian kulit, cakar ayam, dan sayap
ayam. Selain itu juga bisa memesan bagian punggung dan rongkong.

1.3 Standar resep pembuatan produk

Resep Soto Lamongan

Bahan – bahan :
• 1 ekor ayam kampung segar ukuran sedang
• 3 batang serai yang dimemarkan
• 5 lembar daun salam
• 3 batang daun bawang segar. Cuci bersih kemudian potong sepanjang kurang lebih 1
sampai 1,5 cm
• 1 ruas jari orang dewasa lengkuas yang dimemarkan
• 5 lembar daun jeruk
• 1 sdm gula pasir
• 2 1/2 sdm garam
• 3,5 liter air bersih secukupnya
• Minyak secukupnya untuk menumis bumbu halus

Bumbu yang dihaluskan :


• 10 siung bawang putih ukuran biasa
• 5-8 siung bawang merah
• 4 butir kemiri
• 3 ruas jari orang dewasa kunyit yang sudah dibakar
• 1 sdt ketumbar
• 2 ruas jari orang dewasa jahe
• 1 sdt merica
Bahan pelengkap Soto :
• 6 pcs telur ayam rebus yang sudah dibelah
• 150-200 gram soun yang sudah direndam dengan air panas
• Daun seledri segar yang sudah dirajang secukupnya sesuai selera.
• 250 gram kecambah yang sudah direbus
• Kol yang sudah dirajang secukupnya sesuai selera.
• Jeruk segar untuk diperas airnya nanti secukupnya sesuai selera.
• Bawang merah goreng secukupnya.

Proses Pembuatan Koya

3
Bahan
• 8 buah kerupuk udang yang sudah digoreng
• 6 siung bawang putih ukuran sedang

Langkah – langkah
1. Pertama goreng kerupuk udang dan bawang putihnya.
2. Tumbuk atau haluskan semua bahan tadi sampai berbentuk bubuk.

Proses Pembuatan Sambal Soto


Bahan
• 100 gram cabai rawit
• Garam secukupnya sesuai selera
• 1 siung bawang putih ukuran sedang

Langkah – langkah
1. Rebus buah cabainya.
2. Uleg cabai dengan bawang putih dan beri sedikit garam dapur lalu sajikan.

Langkah – Langkah Pembuatan Soto Lamongan


1. Ambil panci kemudian tuangkan air dan rebus daging ayam sampai mendidih.
2. Setelah mendidih buang busa yang mengambang kemudian rebus lagi sampai daging
ayam kampungnya matang.
3. Sambil menunggu matang, haluskan semua bumbu halus.
4. Siapkan wajan penggorengan dan beri minyak secukupnya.
5. Masukkan bumbu yang sudah dihaluskan kemudian tumis sampai tercium harum.
6. Masukkan daun salam, batang serai, lengkuas dan daun jeruknya kemudian aduk-aduk
kembali sampai harum dan semua bahan tadi matang.
7. Cek daging ayam, kalau sudah matang masukkan bumbu halus yang sudah ditumis ke
dalam pancinya dan aduk sampai mendidih.
8. Tambahkan garam dapur dan gula pasir sesuai selera kemudian aduk kembali sampai
mendidih.
9. Biarkan mendidih beberapa saat dan tes rasa. Tambahkan gula dan garam dapur jika
dirasa kurang kemudian aduk kembali.
10. Setelah pas rasanya, tuang daun bawang dan taburkan di atasnya kemudian aduk
kembali.
11. Ambil daging ayamnya kemudian potong dan suwir suwir sesuai selera.
12. Tulang dan sisa daging ayam bisa dimasukkan kembali dan dihangatkan bersama kuah
soto nya.
13. Hidangkan soto bersama koya serta sambal.

BAB 2. ANALISIS PRODUK

2.1 Model dan kurva permintaan


Berikut adalah tabel dan kurva hasil observasi data penjualan terkait permintaan dan
penawaran dari penjualan Soto Ayam Lamongan di sebuah restoran bernama Soto Ayam

4
Lamongan Cak Mad yang beralamat di Jl. Moh. Toha No.219, Wates, Kec. Bandung Kidul,
Kota Bandung.
Harga (P) Permintaan (Qd) Penawaran (Qs)
Rp20.000,00 140 120
Rp22.000,00 100 140
Tabel 1 Data Permintaan dan Penawaran Soto Ayam Lamongan Cak Mad

Berdasarkan data pada tabel 1, diperoleh data bahwa harga satu buah porsi Soto Ayam
Lamongan yang dijual yaitu Rp20.000,00 dengan permintaan setiap harinya mencapai 140
unit, dan kuantitas produk yang ditawarkan kepada pembeli 120 unit. Karena harga bahan
baku yang digunakan untuk usaha bisnis kuliner sangat dinamis, terkadang akan terjadi suatu
hal seperti kenaikan harga bahan baku, maka harga satu porsi dinaikkan menjadi
Rp22.000,00 dan permintaan per harinya pun menurun menjadi 100 unit, sedangkan sebagai
produsen menawarkan produk kepada konsumen meningkat dan mencapai 140 unit.
Berdasarkan data pada tabel 1, diperoleh model atau fungsi permintaan (demand)
penjualan Soto Ayam Lamongan.
P1 = Rp20.000,00 Q1 = 140
P2 = Rp22.000,00 Q2 = 100

Model atau Fungsi Permintaan Soto Ayam Lamongan

𝑃 − 𝑃1 Q − Q1
=
P2 − P1 Q2 − Q1
𝑃 − 20.000 Q − 140
=
22.000 − 20.000 100 − 140
𝑝 − 20.000 Q − 140
=
2.000 −40
(P - 20.000)(-40) = (Q - 140)(2.000)
-40P + 800.000 = 2.000Q – 280.000
2.000Q = -40P + 800.000 + 280.000
−40P + 1.080.000
𝑄=
2.000
Q = -0,02 + 540
Model atau Fungsi Permintaannya Qd = -0,02P + 540 atau Qd = 540 – 0,02P

Kurva Permintaan Soto Ayam Lamongan

5
Kurva 1 Permintaan Soto Ayam Lamongan Cak Mad

Kurva bisa mengalami perubahan dan pergerakan. Perubahan terjadi karena dua sebab utama,
yaitu perubahan harga yang bersangkutan dan faktor selain harga barang, contohnya seperti
pendapatan yang menimbulkan pergeseran kurva permintaan. Jika pendapatan meningkat,
maka kurva permintaan bergeser sejajar ke kanan. Jika pendapatan menurun, kurva
permintaan bergeser sejajar ke kiri.
2.2 Model dan kurva penawaran
Berdasarkan data pada tabel 1, diperoleh model atau fungsi penawaran (supply)
penjualan Soto Ayam Lamongan.
P1 = Rp20.000 Q1= 120
P2 = Rp22.000 Q2= 140

Model atau Fungsi Penawaran Soto Ayam Lamongan

𝑃 − 20.000 Q − 120
=
22.000 − 20.000 140 − 120
𝑃 − 20.000 Q − 120
=
2.000 20
(P-20.000)(20) = (Q-120)(2.000)
20P – 400.000 = 2.000Q – 240.000
2.000Q = 20P – 400.000 + 240.000
2.000Q = 20P – 160.000
20P − 160.000
Q =
2.000
Q = 0,01P – 80

Model atau Fungsi Penawarannya, Qs = 0,01P-80 atau Qs = -80 + 0,01P

Kurva Penawaran Soto Ayam Lamongan

6
P
Rp.22.000
Rp.23.000

8 10 Q
0 Soto0Ayam Lamongan Cak Mad
Gambar 2. Kurva Penawaran Penjualan

Kurva bisa mengalami perubahan dan pergerakan. Perubahan terjadi karena dua sebab
utama, yaitu perubahan harga yang bersangkutan dan faktor selain harga barang, contohnya
seperti biaya produksi dan teknologi.
2.3 Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi ketika kuantitas yang diminta sama
dengan jumlah yang dipasok. Dalam kurva, diwakili oleh titik perpotongan antara kurva
permintaan dan kurva penawaran. Pada titik ini, harga keseimbangan ditentukan dan tidak
ada kecenderungan untuk berubah.
Harga dan Kuantitas barang saat keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi.

Qd = -0,02P + 540
Qs = 0,01P - 80

Qd = Qs
-0,02P + 540 = 0,01P – 80
540 + 80 = 0,01P + 0,02P
620 = 0,03P
620
𝑃 =
0,03

P = 20.666,67
Q = -0,02P + 540
= -0,02(20.666,67) + 540
-413,3 + 540
126,7
Atau
Q = 0,01P – 80
= 0,01(20.666,67) – 80
206,67 – 80
126,67

7
Maka, untuk mencapai keseimbangan pasar pada penjualan lontong kari, Harga yang diperoleh
yaitu Rp20.666,67 dan kuantitas barangnya 126,7 atau menjadi 127 unit.

2.4 Nilai elastisitas

2.4.1 Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah
barang yang diminta atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta terhadap
perubahan harga barang.
Pada saat harga bahan baku mengalami kenaikan, maka harga Soto Ayam Lamongan
menjadi Rp22.000,00 dan jumlah permintaan menjadi 100 porsi. Jika harga bahan baku
mengalami penurunan maka harga Soto Ayam Lamongan menjadi Rp20.000,00 dan jumlah
permintaan menjadi 140.
Hasil perhitungan elastisitas permintaan.

Δ𝑄 𝑃
𝐸𝑑 = ×
Δ𝑃 𝑄

140 − 100 22.000


𝐸𝑑 = ×
20.000 − 22.000 100
40 22.000
𝐸𝑑 = ×
−2.000 100
40
𝐸𝑑 = × 220
−2.000

Ed = 4,4 (Ed > 1)


Maka hasil elastisitas penawaran dari soto ayam lamongan adalah Permintaan Elastis

2.4.2 Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah
barang yang ditawarkan atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan
terhadap perubahan harga barang.

Harga Soto Ayam Lamongan awalnya dijual dengan harga Rp20.000,00 dan jumlah
penawarannya mencapai 120. Saat terjadi kenaikan harga bahan baku maka harga satu porsi
soto ayam lamongan menjadi Rp22.000,00 dengan jumlah penawaran mencapai 140.

Hasil perhitungan elastisitas penawaran.

Δ𝑄 𝑃
𝐸𝑑 = ×
Δ𝑃 𝑄

8
22.000 − 20.000 20.000
𝐸𝑠 = ×
140 − 120 120

2.000 20.000
𝐸𝑠 = ×
20 120

𝐸𝑠 = 100 × 166,6

Es = 16.660 (Es > 1)


Maka hasil elastisitas penawaran dari soto ayam lamongan adalah Penawaran Elastis

2.4.3 Elastisitas silang

Elastisitas Silang merupakan jenis elastisitas yang menunjukan hubungan antara


jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang lain yang terkait dengan
barang tersebut. Sama halnya dengan apa yang terjadi di Soto Ayam Lamongan Cak Mad
Soto Ayam Lamongan Cak Mad membutuhkan 13 ekor ayam selama satu hari
sehingga dalam satu bulan membutuhkan 33 ekor ayam. Dengan harga satu porsi soto
ayam lamongan Rp20.000,00. Saat harga bahan baku ayam mula-mula melonjak naik.
Maka permintaan terhadap ayam turun menjadi 25 ekor dalam satu bulan. Dengan harga
satu porsi soto ayam lamongan Rp.22.000,00.

Δ𝑄𝑥 Py
𝐸𝑥𝑦 = ×
Δ𝑃𝑦 Qx

25 − 33 20.000
𝐸𝑥𝑦 = ×
22.000 − 20.000 33

−8 20.000
𝐸𝑥𝑦 = ×
2.000 33
−160.000
𝐸𝑥𝑦 =
66.000
Exy = -2,4 (Exy < 0)

Hasil elastisitas silang dari soto ayam lamongan dan ayam merupakan barang komplementer.

2.5 Konsep produksi meliputi biaya produksi (fix cost dan variabel cost)

Konsep produksi (production concept) adalah filosofi pemasaran yang menganut


pendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia secara luas dan murah.
Berdasarkan hasil survey yang ditemukan, berikut adalah hasil Analisa usaha Soto Ayam
Lamongan tersebut.

2.5.1 Biaya Tetap (Fix Cost)

9
Biaya tetap (fix cost) adalah jenis biaya yang nilainya tidak dipengaruhi oleh perubahan
jumlah output (volume penjualan).

Perhitungan jumlah biaya tetap pada penjualan soto ayam lamongan.


Biaya Operasional
Biaya Tetap Isi Nilai Perkiraan masa penggunaan
Etalase 1 buah Rp4.000.000,00 5 tahun
Pisau 4 buah Rp175.000,00 3 tahun
Panci 3 buah Rp210.000,00 4 tahun
Wadah 4 buah Rp200.000,00 3 tahun
Cobek dan ulek 3 buah Rp135.000,00 4 tahun
Centong Soto 2 buah Rp60.000,00 4 tahun
Wajan 3 buah Rp300.000,00 3 tahun
Alat penggoreng 3 buah Rp175.000,00 3 tahun
Gentong Soto 2 buah Rp340.000,00 4 tahun
Kompor dan tabung gas 2 buah Rp550.000,00 5 tahun
Mangkok 12 lusin Rp720.000,00 1 tahun
Loyang 2 buah Rp90.000,00 2 tahun
Meja dan kursi 35 buah Rp28.000.000,00 5 tahun
Serbet 10 buah Rp160.000,00 2 tahun
Spatula 2 buah Rp60.000,00 2 tahun
Sendok dan Garpu 12 lusin Rp360.000,00 1 tahun
Sewa Gedung 1 buah Rp17.000.000,00 1 tahun
Gaji Karyawan 10 orang Rp2.500.000,00 1 bulan
Mesin giling bumbu 1 buah Rp750.000,00 3 tahun
Peralatan tambahan lainnya Unknown Rp1.000.000,00 1 tahun
Jumlah Rp56.785.000,00
Tabel 2 Perhitungan Jumlah Biaya Tetap
Perhitungan Biaya Tetap selama 1 bulan
Biaya Tetap Nilai Perkiraan masa penggunaan Jumlah 1 bulan
Etalase Rp4.000.000,00 : 5 tahun = Rp66.600,00
Pisau Rp175.000,00 : 3 tahun = Rp4.900,00
Panci Rp210.000,00 : 4 tahun = Rp4.400,00
Wadah Rp200.000,00 : 3 tahun = Rp5.500,00
Cobek dan ulek Rp135.000,00 : 4 tahun = Rp2.800,00
Centong Soto Rp60.000,00 : 4 tahun = Rp15.000,00
Wajan Rp300.000,00 : 3 tahun = Rp8.300,00
Alat penggoreng Rp175.000,00 : 3 tahun = Rp4.800,00
Gentong Soto Rp340.000,00 : 4 tahun = Rp7.000,00
Kompor dan tabung gas Rp550.000,00 : 5 tahun = Rp9.100,00
Mangkok Rp720.000,00 : 1 tahun = Rp60.000,00
Loyang Rp90.000,00 : 2 tahun = Rp3.700,00
Meja dan kursi Rp28.000.000,00 : 5 tahun = Rp466.500,00
Serbet Rp160.000,00 : 2 tahun = Rp6.500,00
Spatula Rp60.000,00 : 2 tahun = Rp2.500,00
Sendok dan Garpu Rp360.000,00 : 1 tahun = Rp30.000,00
Sewa Gedung Rp17.000.000,00 : 1 tahun = Rp1.416.500,00
Gaji karyawan Rp2.500.000,00 : 1 bulan = Rp2.500.000,00
Mesin giling bumbu Rp750.000,00 : 4 tahun = Rp15.500,00
Peralatan tambahan lainnya Rp1.000.000,00 : 1 tahun = Rp83.000,00
Jumlah Rp56.785.000,00 Jumlah Rp4.712.600,00

10
Total biaya tetap dalam satu bulan adalah Rp4.712.600,00
2.5.2 Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel adalah jenis biaya yang bervariasi secara langsung dengan jumlah unit
yang diproduksi.
Perhitungan jumlah biaya variabel pada penjualan soto ayam lamongan.

Perhitungan Biaya Variabel selama 1 bulan


Daging Ayam Rp390.000,00 x 30 Rp11.700.000,00
Daun Jeruk Rp12.000,00 x 30 Rp360.000,00
Serai Rp16.000,00 x 30 Rp480.000,00
Garam Rp4.000,00 x 30 Rp120.000,00
Gula pasir Rp16.000,00 x 30 Rp480.000,00
Merica bubuk Rp20.000,00 x 30 Rp600.000,00
Bawang merah Rp35.000,00 x 30 Rp1.050.000,00
Jahe Rp8.000,00 x 30 Rp240.000,00
Bawang putih Rp33.000,00 x 30 Rp990.000,00
Kemiri Rp15.000,00 x 30 Rp450.000,00
Kunyit Rp19.000,00 x 30 Rp570.000,00
Soun Rp40.000,00 x 30 Rp1.200.000,00
Tomat Rp28.000,00 x 30 Rp840.000,00
Seledri Rp26.000,00 x 30 Rp780.000,00
Telur Rp120.000,00 x 30 Rp3.600.000,00
Kol Rp40.000,00 x 30 Rp1.200.000,00
Tauge Rp34.000,00 x 30 Rp1.020.000,00
Listrik Rp80.000,00 x 30 Rp2.400.000,00
Air Rp90.000,00 x 30 Rp2.700.000,00
Promosi Rp40.000,00 x 30 Rp1.200.000,00
Jumlah Rp1.660.000,00 x 30 Rp31.980.000,00
Tabel 3 Perhitungan Jumlah Biaya Variabel
2.5.3 Profit

Omset selama satu bulan :


140 porsi x 20000 = Rp. 2.800.000
2.800.000 x 30 = Rp84.000.000

Profit/Keuntungan per bulan :


Total Pendapatan – Biaya Operasional (Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel)
Rp84.000.000 – (Rp31.980.000 + Rp4.712.600) = Rp47.970.000

2.5.4 Pengeluaran

Total Biaya Operasional = Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel


Total Biaya Operasional : Rp31.980.000 + Rp4.712.600 = Rp36.692.000

11
2.6 Analisis pasar

Meninjau dari banyaknya jenis pasar persaingan, dalam penjualan soto ayam ini
termasuk kedalam pasar persaingan sempurna. Karena Pengertian dari pasar persaingan
sempurna itu adalah suatu pasar atau industry dimana terdapat banyak sekali penjual dan
pembeli, masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga produk di pasar.
(Sadono Sukirno,2005).

Ciri dari pasar persaingan sempurna salah satunya adalah bersifat homogen serta
sebagai price taker (pengikut harga). Dalam pasar persaingan sempurna, para produsen
biasanya mengikuti harga barang yang sejenis dan umum di pasaran, agar harga yang dibuat
tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah dari yang biasanya diperjualbelikan di pasaran.

12
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembuatan makalah dan pengamatan observasi di lapangan. Bisnis


kuliner sangat menjanjikan karena setiap manusia membutuhkan makanan.
Bisnis soto ayam lamongan ini dipilih karena awalnya tidak membutuhkan dana yang
besar untuk merintis bisnis ini. Kunci dari dari bisnis Soto Ayam Lamongan Cak Mad adalah
konsisten dalam kualitas makanan tidak boleh dikurangi ataupun dilebih-lebihkan dalam
takarannya. Lalu tempat untuk makan setiap orang harus tetap bersih, agar tercipta lingkungan
yang kondusif
Dan tentunya harus berusaha semaksimal mungkin dan jangan lupa untuk berdoa.

13
DAFTAR PUSTAKA

Gumelar, (2020, April). https://guruakuntansi.co.id/pasar-persaingan-sempurna/

Susilaningsih, Andriani, M., & Yudhistira, B. (2018). Kuliner Soto Nusantara. Badan
Ekonomi Kreatif, 1–60.

Oleh, D., & Ayuning, D. (2019). PELAKU USAHA SOTO LAMONGAN DALAM
MEMPERKENALKAN ICON KULINER KHAS LAMONGAN DI LAMONGAN.

Procedure, S. O., Pengadaan, S., Ir, R., & Soekarno, H. (n.d.). Soto lamongan cak har.

14

Anda mungkin juga menyukai